Sepatu Nike Zoom Vaporfly Elite Punya Rahasia yang Membuat Penggunanya Berlari Lebih Cepat

Mengembangkan sepatu berteknologi sci-fi bukanlah hal baru untuk Nike. Tahun lalu, kita sudah menyaksikan realisasi dari ide sepatu dengan sistem ‘power lace (mampu mengikat talinya sendiri) yang bisa dimiliki konsumen. Selain fokus pada kemudahan, Nike juga terus mencoba menciptakan produk yang secara nyata dapat meningkatkan performa fisik penggunanya.

Di bulan Maret ini, Nike memperkenalkan Zoom Vaporfly Elite. Dirancang untuk pelari jarak jauh, sepatu tersebut kabarnya memiliki bobot ultra-ringan dan sangat responsif, membuat penggunanya melesat lebih cepat. Zoom Vaporfly Elite merupakan upaya sang perusahaan asal Oregon memecahkan rekor lari maraton di bawah dua jam. Dan klaim itu bukan sekedar janji manis. Kapabilitasnya sudah dibuktikan, bahkan memicu kontroversi.

Nike Zoom Vaporfly Elite 3

Nike Zoom Vaporfly Elite memiliki penampilan simpel, dipadu sedikit kesan futuristis. Tubuhnya tajam dan aerodinamis dengan bagian sol depan mengarah ke atas layaknya sepatu lari. Nike memastikan agar masing-masing sepatu memiliki berat tidak lebih dari 185-gram. Upaya meminimalisir bobot sudah biasa dilakukan oleh produsen sepatu, namun rahasia dari kemampuan Zoom Vaporfly Elite tersimpan di dalam.

Nike Zoom Vaporfly Elite 2

Sepatu ini memanfaatkan dua komponen unik: midsole Nike ZoomX dan pelat serat karbon unidirectional melengkung, dengan profile yang disuaikan pada bentuk kaki atlet. Tidak seperti sol busa biasa, ZoomX memberikan 13 persen energi lebih banyak, dan menghemat tenaga saat berlari sampai empat persen. Secara keseluruhan, desain Zoom Vaporfly Elite mengurangi jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh ketika berlari cepat.

Nike Zoom Vaporfly Elite 1

Midsole tersebut mempunyai tinggi 21-milimeter, kemudian melandai jadi 9-milimeter – arahan ini dimaksudkan buat mengurangi beban di otot dekat tumit. Lalu pelat serat karbon di sana memunculkan sensasi untuk terus melaju. Dr. Geng Luo selaku Lab Senior Researcher Nike menjelaskan bahwa pelat ‘kaku’ tersebut berfungsi mengurangi hilangnya energi ketika pelari menekuk jari.

Pelat tersebut-lah sumber kontroversi Zoom Vaporfly Elite. SGB Media mempertanyakan legalitas penggunaannya, karena peraturan International Association of Athletics Federation (IAAF) ke 143 menyatakan bahwa ‘sepatu tidak boleh memberikan atlet keunggulan tambahan, termasuk pemanfaatan teknologi apapun yang membuat pertandingan jadi tidak adil’.

Nike Zoom Vaporfly Elite 4

Nike sendiri mengaku tidak menyadari ada proses persetujuan formal yang harus diperoleh, dan juga bilang mereka tidak memakai sistem per ilegal.

Versi retail Nike Zoom Vaporfly Elite akan tersedia di bulan Juni 2017 nanti, dijual seharga US$ 250.

Sumber: Nike.

Di MWC 2017, Oppo Jelaskan Apa itu Teknologi 5X Dual-Camera Zoom

Sebagai kompensasi absennya pengumuman perangkat baru di ajang bergengsi seperti Mobile World Congress 2017, Oppo menjelaskan lebih lengkap mengenai apa itu teknologi 5X yang sempat mereka tease minggu lalu. Jika Anda sebelumnya memprediksi bahwa teknologi ini berkaitan dengan kapabilitas fotografi di smartphone, maka tebakan Anda tepat.

Di MWC 2017, sang produsen asal Dongguan itu secara resmi memperkenalkan 5x Dual-Camera Zoom, sebuah sistem kamera ganda yang terinspirasi dari struktur periskop. Gunanya? Untuk menyajikan kemampuan pembesaran gambar tanpa penurunan pada kualitas. Metode ini memang bukan hal baru di kamera digital, dan Asus bahkan sudah mengimplementasikannya dalam ZenFone Zoom. Namun Oppo melangkah lebih jauh lagi.

Oppo menempatkan lensa telephoto secara horisontal yang bisa bergerak 90 derajat di dalam modul kamera. Saat Anda menjepret foto, cahaya masuk ke modul dan dipantulkan oleh prisma ke lensa. Lewat cara ini, Oppo percaya kamera di smartphone mereka mampu menyajikan hasil foto yang jernih terlepas dari tingkatan zoom. Dan teknologi stabilisator di sana juga tidak kalah canggih karena prisma dan lensa telephoto dapat bergerak buat mengurangi efek getaran tangan.

Oppo 5X Dual-Camera Zoom 1

Berbeda dari produsen handset lain yang menggunakan OIS di lensa wide-angle, Oppo menyematkannya sistem optical image stabilization dua bagian langsung di lensa telephoto. Komponen ini secara dinamis bekerja untuk menyesuaikan sudut prisma hingga seakurat 0,0025-derajat. Alhasil, performa OIS di sana lebih mumpuni 40 persen dibanding solusi generasi sebelumnya, meskipun gambar sedang diperbesar lima kali.

Mengulik lebih jauh lagi, lensa telephoto sendiri menyajikan kemampuan zoom optik sebesar tiga kali, dan Oppo mengombinasi gambar dari lensa telephoto dan wide-angle di sebelahnya untuk menyuguhkan zoom hingga lima kali. Setelah melewati batas itu, sistem digital zoom akan bekerja buat memperbesar objek dari lima hingga sepuluh kali. Meski memanfaatkan sistem digital, Oppo berjanji tidak ada kompromi pada mutu gambarnya.

Hebatnya lagi, dengan kapabilitas andal itu, sistem 5X Dual-Camera Zoom tidak memakan banyak ruang. Ia hanya memerlukan modul kamera setebal 5,7-milimeter saja, bahkan 10 persen lebih tipis dibanding di kamera smartphone dengan optical zoom dua kali.

“Fitur 5x Dual-Camera Zoom telah membuka ranah baru dalam bidang fotografi dan merupakan bukti dari dedikasi Oppo dalam menjawab kebutuhan konsumen kami, yaitu untuk [memperoleh] hasil fotografi yang indah dan tajam,” tutur Vice President Sky Li di rilis pers. “Teknologi ini sekali lagi akan menetapkan sebuah standar baru yang menjadi inspirasi bagi produsen smartphone lainnya.”

Tambahan: Engadget.

Zoom 83x di Kamera Nikon Coolpix P900 Bisa Digunakan Buat Meneropong Bulan

Tak cuma dikenal konsumen karena produk fotografinya, Nikon berjasa pada NASA dalam penyediaan DSLR pertama untuk pesawat ulang alik sejak tahun 1991. Ranah antariksa lagi-lagi disentuh lewat kemunculan D810A buat para ‘penjelajah bintang’. D810A memang merupakan produk niche, menariknya, sedikit kemampuan itu Nikon turunkan ke lini Coolpix. Continue reading Zoom 83x di Kamera Nikon Coolpix P900 Bisa Digunakan Buat Meneropong Bulan