Komponen Kerangka Proposal Bisnis Plan Beserta Contohnya

Membuat business plan akan sangat bermanfaat bagi bisnis yang sedang kamu rintis atau jalankan saat ini. Pembuatan business plan yang matang akan membantumu menggandeng investor impian. Tak hanya itu, business plan juga mempunyai banyak fungsi penting lainnya.

Kamu bisa cek selengkapnya mengenai pengertian dan manfaat business plan di artikel yang sudah ditulis sebelumnya. Business plan yang ditujukan untuk pihak luar, biasanya bersifat seperti dokumen proposal. Ini karena kamu menawarkan model bisnismu kepada pihak lain agar tertarik mendanai.

Untuk itu, kamu perlu mempelajari cara membuat proposal business plan dengan baik dan benar. Sebelum membuatnya, kamu harus tahu terlebih dahulu memahami contoh kerangka proposal bisnis plan seperti apa. Berikut daftarnya.

Apa Saja Kerangka dalam Proposal Bisnis Plan?

Ringkasan Eksekutif

Untuk memulai proposal, kamu harus memberikan gambaran singkat mengenai apa saja yang akan dibahas dalam proposal bisnis plan yang kamu ajukan. Jelaskan poin penting dari masing-masing kerangka proposal. Kalau dalam konteks akademik, keberadaan ringkasan eksekutif ini mirip seperti abstrak.

Hanya saja, hindari menulis ringkasan eksekutif yang kaku, melainkan buatlah semenarik mungkin. Ini karena ringkasan eksekutif adalah bagian pertama yang dibaca. Maka, keputusan pembaca untuk melanjutkan membaca bagian selanjutnya berada di sini.

Deskripsi Bisnis/Perusahaan

Segmen pertama untuk membuka proposal adalah model bisnis. Di sini, pembaca perlu tahu model bisnis seperti apa yang kamu tawarkan sekaligus tujuan bisnismu. Selain itu, kamu juga harus menawarkan argumen sejauh mana bisnismu bisa bersaing di pasar.

Untuk menganalisisnya, kamu bisa menggunakan analisis SWOT yang terdiri dari strength (kelebihan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), dan threat (ancaman). Keempat unsur tersebut akan membantumu memetakan posisi di pasar, sekaligus menjawab apakah bisnismu menjanjikan atau tidak.

Produk atau Servis

Bukan bisnis namanya kalau tidak ada produk atau servis yang ditawarkan. Di bagian ini, jelaskan ide kreatif apa yang kamu tawarkan melalui bisnismu. Kamu juga harus memaparkan kelebihan produk/servis dari bisnismu dibanding bisnis lain.

Selain itu, jelaskan pula bagaimana produk/servis yang kamu tawarkan bisa menjadi solusi yang menjawab permasalahan pasar. Ini penting untuk memberitahukan nilai produk/layanan bisnismu di pasar.

Analisis Pasar

Selanjutnya, jabarkan target konsumen seperti apa yang kamu sasar. Kamu bisa melakukan metode targeting dan segmenting. Selain itu, agar kamu dapat menyasar konsumen dengan tepat, kamu perlu menganalisisnya dari segi demografi, psikologi, hingga perilaku.

Selain menentukan konsumen, kamu juga harus mempelajari para rival di industri alias kompetitor. Ini penting karena memperhatikan mereka akan membantumu meraih peluang-peluang yang belum tersentuh oleh mereka.

Manajemen Operasional

Bagian ini berisi tentang penjelasan bagaimana kamu menjalankan bisnis di setiap harinya. Bagian ini bisa dibilang fleksibel karena setiap bisnis memiliki operasional yang berbeda-beda, tergantung bentuk produk/servis yang ditawarkan.

Jika bisnismu menawarkan produk berupa barang, maka jelaskan bagaimana kamu memproduksinya. Apabila kamu menawarkan jasa, jelaskan bagaimana jasa tersebut digunakan konsumen sekaligus di bagian apa perusahaanmu andil dalam memberikan jasa.

Strategi Pemasaran

Sesuai namanya, bagian ini berisi tentang rencanamu memasarkan produk/servis. Maka dari itu, bagian ini biasanya menjelaskan tentang cara penjualan, cara promosi produk/servis, rencana iklan, bagaimana kamu mengemas (branding) terhadap bisnismu, dll.

Rancangan Biaya

Perputaran finansial termasuk salah satu aspek penting untuk mengembangkan bisnis. Satu titik kesalahan saja bisa menjadi fatal. Ini mengapa kamu harus merencanakan biaya apa saja yang akan kamu keluarkan untuk memulai bisnis. Namun, membuat daftar pengeluaran saja belum cukup.

Kamu harus bisa memproyeksikan keuntungan bisnismu di masa depan. Ini karena kamu sedang menawarkan proposal kepada investor. Maka dari itu, mereka butuh jaminan, seberapa menguntungkan ketika mereka harus menginvestasikan uangnya ke dalam bisnismu.

Contoh Proposal Bisnis Plan

Di bawah ini adalah contoh makalah bisnis plan untuk pemula. Kamu bisa mengadopsi dan menyesuaikannya dengan bisnis yang sedang kamu jalani sekarang. Selain itu, contoh ini juga bisa kamu gunakan jika sedang mencari contoh format proposal business plan competition.

Ringkasan Eksekutif

Masyarakat telah menghadapi pandemi selama lebih dari dua tahun lamanya dan Covid-19 bermutasi semakin menular. Akibatnya, para ibu rumah tangga yang khawatir tertular Covid-19 saat berbelanja kebutuhan.

Belanja.com hadir untuk memenuhi kebutuhan belanja para ibu rumah untuk meminimalisir tertularnya virus Covid-19. Belanja.com juga akan mempermudah kegiatan belanja para ibu rumah tangga dengan sekali klik.

Belanja.com merupakan sebuah bisnis berbentuk e-commerce pesan antar yang menawarkan kebutuhan pokok rumah tangga. Berkantor di Jakarta Pusat, bisnis ini dijalankan oleh orang-orang berpengalaman di bidang bisnis dan teknologi sehingga kami menjamin layanan yang memuaskan.

Mereka adalah seperti oleh mantan CEO startup ternama, Galih Suprayogo dan mantan CTO startup ternama, Sabrina Amalia. Dengan peluang yang ada, Belanja.com diperkirakan dapat meraup profit sebesar Rp 1 miliar di tahun pertama berdiri.

Deskripsi Bisnis

Belanja.com memiliki visi untuk mempermudah ibu rumah tangga berbelanja dengan cepat dan nyaman. Untuk mewujudkannya, Belanja.com hadir dengan membuat aplikasi praktis untuk mengantarkan belanjaan konsumen sampai di rumah dalam keadaan baru dan segar.

Belanja.com memiliki kelebihan sebagai platform e-commerce yang menyediakan layanan pesan antar secara cepat dalam 10 menit. Kelemahan yang dimiliki adalah merek Belanja.com masih belum dikenal masyarakat.

Belanja.com bisa jadi terhalang dengan eksistensi e-commerce dengan konsep yang sama. Namun, dengan waktu antar yang lebih cepat tersebut, Belanja.com yakin dapat bersaing dengan e-commerce lainnya.

Servis

Belanja.com memiliki berbagai jenis produk kebutuhan pokok rumah tangga seperti bahan makanan mentah, bumbu dapur, sayur dan buah segar, dan bahan memasak (minyak, gula, garam, dll).

Para konsumen dapat membuka aplikasi Belanja.com, memilih produk yang diinginkan, melakukan pembayaran, dan 10 menit kemudian pesanan akan sampai di tujuan. Aplikasi Belanja.com akan memilihkanmu toko paling dekat yang menyediakan produk yang kamu beli.

Dengan Belanja.com, para konsumen akan menghemat waktu, menghemat budget, sekaligus terhindar dari risiko tertular virus Covid-19 saat berbelanja langsung di pasar atau supermarket.

Analisis Pasar

Target konsumen

  • Para ibu rumah tangga usia 23-35 tahun yang aktif berbelanja kebutuhan pokok di pasar atau supermarket.
  • Para perempuan karier yang memiliki sedikit waktu untuk berbelanja
  • Dapat mengoperasikan ponsel dan melakukan transaksi di e-commerce secara online
  • Menyukai hal praktis
  • Malas berbelanja secara offline

Kompetitor

Terdapat beberapa kompetitor seperti HappyFresh yang telah dikenal masyarakat luas. Selain itu, terdapat juga Astro yang memiliki konsep pesan antar cepat.

Untuk HappyFresh, Belanja.com sudah dapat mengungguli waktu pengantaran barang sehingga barang datang masih dalam keadaan segar. Sedangkan, untuk Astro, Belanja.com dapat mengungguli konsep Astro untuk mengantarkan barang lebih cepat yaitu 10 menit.

Manajemen Operasional

Saat ini, Belanja.com sudah memiliki 300 driver yang berlokasi di Jakarta Pusat dan sekitarnya. Para driver bertugas mengantarkan barang belanjaan yang telah dipesan konsumen dalam 10 menit. Pemilihan toko atau supermarket akan dipilah secara otomatis oleh aplikasi.

Tim IT akan terus memantau dan memelihara aplikasi agar proses transaksi berjalan lancer. Tim Customer Service juga akan selalu stand-by apabila konsumen mengalami kendala melakukan transaksi.

Strategi Pemasaran

Belanja.com akan bekerja sama dengan influencer dengan kriteria yang mirip dengan target konsumen, untuk membuat thread di Twitter mengenai servis Belanja.com. Tujuannya agar konten tersebut viral sekaligus untuk meningkatkan brand awareness. Selanjutnya, Belanja.com juga akan melakukan beragam strategi digital marketing.

Rancangan Biaya

Rencana Anggaran

Build dan maintain website: Rp 50.000.000

Build dan maintain website: Rp 50.000.000

Beban operasional: Rp 250.000.000

Biaya lain-lain: Rp 150.000.000

Rencana Modal

Dana investor: Rp 500.000.000

Estimasi Profit

Hasil penjualan layanan: Rp 1.000.000.000

6 Fungsi Penting Pembuatan Business Plan

Apa yang kamu ketahui tentang business plan? Business plan atau dalam Bahasa Indonesia perencanaan bisnis adalah sebuah dokumen berisi perencanaan bersifat strategis terhadap masa depan bisnis.

Selengkapnya, kamu bisa membaca tentang pengertian dan cara membuat business plan di sini. Kamu juga bisa mempelajari komponen-komponen penting yang harus ada dalam business plan di artikel sebelumnya.

Membuat business plan sendiri mempunyai segudang manfaat, salah satunya sebagai bahan penting untuk mendapat modal memulai bisnis. Modal awal tentu sangat krusial bukan agar bisnismu tetap terealisasi?

Selain memiliki manfaat secara eksternal, kelebihan business plan lainnya adalah bermanfaat bagi kinerja internal. Maka dari itu, ketahui 6 fungsi business plan ini bagi pemula yang ingin memulai bisnis baru.

Internal

Sebagai Panduan Arah Bisnis

Keberadaan business plan secara utama adalah sebagai panduan bagaimana bisnis tersebut akan dijalankan ke depannya. Dengan membuat business plan, kamu sudah memiliki pengetahuan tentang apa produk yang akan kamu jual, bagaimana menjualnya, berapa perkiraan keuntungannya, dll.

Dalam internal bisnis, business plan tentu saja memperjelas tujuan bisnismu. Tim-tim di bawah manajemen juga dapat memproyeksikan pekerjaan dengan jelas. Fungsi ini pun juga menguntungkan fungsi lainnya, yaitu untuk meyakinkan investor tentang model bisnismu.

Sebagai Acuan Pembuatan Keputusan

Dalam menjalankan bisnis, tentu kamu memiliki beberapa target, misalnya berapa keuntungan yang didapat bisnismu dalam setahun. Adakalanya, target-target ini belum bisa tercapai sesuai dengan harapan. Di sinilah fungsi business plan.

Ketika kamu tak mencapai target, maka itu dapat dihitung sebagai sebuah masalah. Nah, cara kamu mengatasi masalah tersebut dan memutuskan tindakan apa yang dilakukan harus sesuai dengan business plan yang kamu buat.

Ini karena di dalam business plan tercantum tujuan dan strategi pemasaran utama yang akan kamu lakukan. Tentukan keputusan yang mungkin berbeda dengan strategi awal, namun tetap berada pada koridor tujuan bisnismu.

Sebagai Acuan Penyusunan Strategis dan Evaluasi Bisnis

Business plan sendiri merupakan dokumen strategis. Namun, rencana strategis di business plan masih umum dan perlu dibuat rencana tindakan yang lebih rinci. Pekerjaan membuat rencana tindakan untuk bisnismu sudah masuk ke ranah pekerja.

Maka dari itu, keberadaan business plan akan sangat membantu tim strategis untuk membuat perencanaan proyek lanjutan. Selain itu, business plan juga berfungsi sebagai pedoman evaluasi apakah pelaksanaan proyek sudah sesuai tujuan utama bisnis.

Mengarahkan Tujuan dan Prioritas Bisnis

Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, business plan berfungsi sebagai panduan arah bisnis ke depannya. Ini artinya, business plan membantumu fokus pada hal-hal penting demi keberlangsungan bsinismu.

Selama menjalankan bisnis tersebut, kamu juga akan dihadapkan berbagai masalah dan tantangan. Jika begitu, refleksikan kembali tujuan dan fokus utama kamu membangun bisnis ini. Kemudian, kelompokkan mana masalah yang masuk dalam prioritas untuk mencapai tujuan yang ada.

Eksternal

Sarana Komunikasi Bisnis dengan Pihak Ketiga

Dalam membangun sebuah bisnis, kamu pasti butuh bekerja sama dengan beberapa pihak. Misalnya, bekerja sama dengan investor untuk membiayai operasional awal bisnis.

Selain investor, kamu juga membutuhkan pihak ketiga lainnya seperti pemasok bahan produk atau jasa pengiklan di agensi. Business plan akan menjadi dokumen penting untuk mengkomunikasikan model bisnismu kepada investor.

Dokumen Penunjang Pendanaan

Ini merupakan salah satu fungsi krusial business plan. Tanpa dokumen ini, kamu akan kesulitan menyampaikan konsep bisnismu kepada calon investor. Mereka sudah pasti butuh model bisnis yang matang dan tak menyukai omong kosong.

Bagaimana tidak, para investor akan mempertaruhkan uang mereka untuk sesuatu yang entah menjanjikan atau tidak di masa depan. Konsekuensinya, uang mereka akan kembali atau tidak. Maka dari itu, membuat business plan yang matang akan membuat bisnismu terlihat menjanjikan.

Contoh Proposal Bisnis Plan

Di bawah ini adalah contoh bisnis plan untuk pemula. Kamu bisa mengadopsi dan menyesuaikannya dengan bisnis yang sedang kamu jalani sekarang.

Ringkasan Eksekutif

Masyarakat telah menghadapi pandemi selama lebih dari dua tahun lamanya dan Covid-19 bermutasi semakin menular. Akibatnya, para ibu rumah tangga yang khawatir tertular Covid-19 saat berbelanja kebutuhan.

Belanja.com hadir untuk memenuhi kebutuhan belanja para ibu rumah untuk meminimalisir tertularnya virus Covid-19. Belanja.com juga akan mempermudah kegiatan belanja para ibu rumah tangga dengan sekali klik.

Belanja.com merupakan sebuah bisnis berbentuk e-commerce pesan antar yang menawarkan kebutuhan pokok rumah tangga. Berkantor di Jakarta Pusat, bisnis ini dijalankan oleh orang-orang berpengalaman di bidang bisnis dan teknologi sehingga kami menjamin layanan yang memuaskan.

Mereka adalah seperti oleh mantan CEO startup ternama, Galih Suprayogo dan mantan CTO startup ternama, Sabrina Amalia. Dengan peluang yang ada, Belanja.com diperkirakan dapat meraup profit sebesar Rp 1 miliar di tahun pertama berdiri.

Profil Bisnis

Belanja.com memiliki visi untuk mempermudah ibu rumah tangga berbelanja dengan cepat dan nyaman. Untuk mewujudkannya, Belanja.com hadir dengan membuat aplikasi praktis untuk mengantarkan belanjaan konsumen sampai di rumah dalam keadaan baru dan segar.

Belanja.com memiliki kelebihan sebagai platform e-commerce yang menyediakan layanan pesan antar secara cepat dalam 10 menit. Kelemahan yang dimiliki adalah merek Belanja.com masih belum dikenal masyarakat.

Belanja.com bisa jadi terhalang dengan eksistensi e-commerce dengan konsep yang sama. Namun, dengan waktu antar yang lebih cepat tersebut, Belanja.com yakin dapat bersaing dengan e-commerce lainnya.

Produk atau Layanan

Belanja.com memiliki berbagai jenis produk kebutuhan pokok rumah tangga seperti bahan makanan mentah, bumbu dapur, sayur dan buah segar, dan bahan memasak (minyak, gula, garam, dll).

Para konsumen dapat membuka aplikasi Belanja.com, memilih produk yang diinginkan, melakukan pembayaran, dan 10 menit kemudian pesanan akan sampai di tujuan. Aplikasi Belanja.com akan memilihkanmu toko paling dekat yang menyediakan produk yang kamu beli.

Dengan Belanja.com, para konsumen akan menghemat waktu, menghemat budget, sekaligus terhindar dari risiko tertular virus Covid-19 saat berbelanja langsung di pasar atau supermarket.

Analisis Pasar

Target konsumen

  • Para ibu rumah tangga usia 23-35 tahun yang aktif berbelanja kebutuhan pokok di pasar atau supermarket.
  • Para perempuan karier yang memiliki sedikit waktu untuk berbelanja
  • Dapat mengoperasikan ponsel dan melakukan transaksi di e-commerce secara online
  • Menyukai hal praktis
  • Malas berbelanja secara offline

Kompetitor

Terdapat beberapa kompetitor seperti HappyFresh yang telah dikenal masyarakat luas. Selain itu, terdapat juga Astro yang memiliki konsep pesan antar cepat.

Untuk HappyFresh, Belanja.com sudah dapat mengungguli waktu pengantaran barang sehingga barang datang masih dalam keadaan segar. Sedangkan, untuk Astro, Belanja.com dapat mengungguli konsep Astro untuk mengantarkan barang lebih cepat yaitu 10 menit.

Strategi Pemasaran

Belanja.com akan bekerja sama dengan influencer dengan kriteria yang mirip dengan target konsumen, untuk membuat thread di Twitter mengenai servis Belanja.com. Tujuannya agar konten tersebut viral sekaligus untuk meningkatkan brand awareness. Selanjutnya, Belanja.com juga akan melakukan beragam strategi digital marketing.

Rancangan Biaya

Rencana Anggaran

Build dan maintain website: Rp 50.000.000

Build dan maintain website: Rp 50.000.000

Beban operasional: Rp 250.000.000

Biaya lain-lain: Rp 150.000.000

Rencana Modal

Dana investor: Rp 500.000.000

Estimasi Profit

Hasil penjualan layanan: Rp 1.000.000.000

6 Elemen yang Harus Ada dalam Bisnis Plan

Membangun sebuah bisnis pasti dipenuhi dengan tantangan, mulai dari keunikan produk hingga rencana penjualan agar mendapat profit. Selain kedua hal tersebut, terdapat beberapa hal penting lainnya yaitu soal perencanaan bisnis hingga pendanaan awal.

Asal kamu tahu, kamu bisa membuat business plan untuk mencapai kedua hal tersebut. Business plan sendiri adalah dokumen penting yang berisi tujuan dan perencanaan bisnis secara keseluruhan. Tujuan business plan tak lain dan tak bukan adalah untuk membantu arah bisnis ke depannya.

Selain itu, membuat business plan juga akan berguna untuk meyakinkan investor terkait pendanaan awal bisnismu. Kamu tentu tak ingi menyia-nyiakan pitching dengan investor penting bukan? Nah, kamu bisa memahami lebih dalam tentang pengertian, manfaat, dan tips membuatnya di sini.

Sebelum mengikuti tips membuat business plan yang baik, kamu harus tahu elemen-elemen penting yang harus ada di dalamnya. Yuk, mari simak apa saja hal-hal yang harus ada dalam bisnis plan berikut ini.

Apa Saja yang Harus Ada dalam Bisnis Plan?

Ringkasan Eksekutif

Bagian ini berisi ringkasan soal bisnismu secara keseluruhan. Kamu bisa memasukkan alasan mengapa kamu mendirikan bisnis tersebut. Kemudian, lanjutkan dengan memasukkan gambaran singkat mengenai produk atau layanan, analisis pasar, strategi pemasaran, dll.

Bagian ini harus dibuat semenarik mungkin karena ini adalah segmen yang pertama kali dibaca. Karena ini bagian ini berupa ringkasan, maka jahit unsur-unsur yang penting menggunakan kalimat efektif dan catchy agar pembaca berminat untuk lanjut membaca ke segmen selanjutnya.

Profil Bisnis

Sesuai namanya, bagian ini berisi profil bisnis yang akan kamu jalankan. Di bagian ini, visi dan misi bisnismu menjadi unsur wajib yang harus ada. Ceritakan konsep bisnis secara keseluruhan dan sebutkan bentuk kepemilikan bisnismu, misalnya korporasi, kepemilikan tunggal, dll.

Kamu juga harus menentukan posisi bisnismu di pasar (positioning) dengan menggunakan analisis SWOT. Tunjukkan kelebihan (strength) dan kekurangan (weakness) bisnismu sekaligus ancaman (threat) dan peluang (opportunity) yang bisa kamu manfaatkan untuk mengembangkan bisnismu.

Produk atau Layanan

Jelaskan produk atau layanan utama dari bisnismu di bagian ini, kelebihannya, juga keunikannya. Ceritakan pula bagaimana kamu akan memproduksi atau menjalankannya. Selain itu, penting juga untuk memasukkan argumen, sejauh mana produk atau layanan bisnismu dapat menjawab permasalahan pasar.

Analisis Pasar

Di bagian ini, kamu akan berkutat pada konsumen. Kamu perlu melalukan targeting dan segmenting untuk memilih target konsumen yang seperti apa yang akan kamu bidik oleh bisnismu. Kamu bisa menganalisis konsumen dari segi demografis, psikologis, hingga behavior agar target yang kamu bidik semakin tajam.

Selain itu, kamu juga harus mengidentifikasi kompetitor bisnis yang mempunyai konsep mirip dengan bisnismu di pasar. Ini akan membantumu untuk menentukan positioning lebih tajam di pasar. Selain itu, kamu juga bisa menemukan kelemahan competitor sebagai celah bagi bisnismu untuk meraih peluang.

Strategi Pemasaran

Selanjutnya, kamu juga harus memasukkan bagaimana kamu akan menjual produk atau layanan bisnismu ketika sudah mendapat modal. Dengan kata lain, bagian ini berisi rencana pemasaran yang akan kamu gunakan agar produk/layanan bisa sampai ke tangan konsumen.

Kalau bisnismu masih baru, maka kamu harus memasukkan strategi promosi dan iklan agar konsumen mengenal produk/layananmu terlebih dahulu.

Rancangan Biaya

Terakhir adalah bagian biaya. Keuangan merupakan salah satu aspek esensial yang berkaitan dengan bisnis. Tanpa perencanaan keuangan yang matang, kamu bisa saja tak menuai profit yang diinginkan. Atau bahkan lebih buruknya, bisnismu harus gulung tikar.

Maka dari itu, kamu wajib mencantumkan rencana terkait berapa modal, pendapatan, dan pengeluaran yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnismu. Untuk modal misalnya, berapa nominal yang kamu butuhkan dari investor untuk memulai bisnis.

Kemudian, untuk pendapatan, berapa kira-kira laba kotor dan laba bersih yang bisa dihasilkan oleh bisnismu. Sedangkan untuk pengeluaran, biasanya diisi dengan beban operasional, gaji pegawai, biaya pemeliharaan website, dll.

Contoh Proposal Bisnis Plan

Di bawah ini adalah contoh bisnis plan untuk pemula. Kamu bisa mengadopsi dan menyesuaikannya dengan bisnis yang sedang kamu jalani sekarang.

Ringkasan Eksekutif

Masyarakat telah menghadapi pandemi selama lebih dari dua tahun lamanya dan Covid-19 bermutasi semakin menular. Akibatnya, para ibu rumah tangga yang khawatir tertular Covid-19 saat berbelanja kebutuhan.

Belanja.com hadir untuk memenuhi kebutuhan belanja para ibu rumah untuk meminimalisir tertularnya virus Covid-19. Belanja.com juga akan mempermudah kegiatan belanja para ibu rumah tangga dengan sekali klik.

Belanja.com merupakan sebuah bisnis berbentuk e-commerce pesan antar yang menawarkan kebutuhan pokok rumah tangga. Berkantor di Jakarta Pusat, bisnis ini dijalankan oleh orang-orang berpengalaman di bidang bisnis dan teknologi sehingga kami menjamin layanan yang memuaskan.

Mereka adalah seperti oleh mantan CEO startup ternama, Galih Suprayogo dan mantan CTO startup ternama, Sabrina Amalia. Dengan peluang yang ada, Belanja.com diperkirakan dapat meraup profit sebesar Rp 1 miliar di tahun pertama berdiri.

Profil Bisnis

Belanja.com memiliki visi untuk mempermudah ibu rumah tangga berbelanja dengan cepat dan nyaman. Untuk mewujudkannya, Belanja.com hadir dengan membuat aplikasi praktis untuk mengantarkan belanjaan konsumen sampai di rumah dalam keadaan baru dan segar.

Belanja.com memiliki kelebihan sebagai platform e-commerce yang menyediakan layanan pesan antar secara cepat dalam 10 menit. Kelemahan yang dimiliki adalah merek Belanja.com masih belum dikenal masyarakat.

Belanja.com bisa jadi terhalang dengan eksistensi e-commerce dengan konsep yang sama. Namun, dengan waktu antar yang lebih cepat tersebut, Belanja.com yakin dapat bersaing dengan e-commerce lainnya.

Produk atau Layanan

Belanja.com memiliki berbagai jenis produk kebutuhan pokok rumah tangga seperti bahan makanan mentah, bumbu dapur, sayur dan buah segar, dan bahan memasak (minyak, gula, garam, dll).

Para konsumen dapat membuka aplikasi Belanja.com, memilih produk yang diinginkan, melakukan pembayaran, dan 10 menit kemudian pesanan akan sampai di tujuan. Aplikasi Belanja.com akan memilihkanmu toko paling dekat yang menyediakan produk yang kamu beli.

Dengan Belanja.com, para konsumen akan menghemat waktu, menghemat budget, sekaligus terhindar dari risiko tertular virus Covid-19 saat berbelanja langsung di pasar atau supermarket.

Analisis Pasar

Target konsumen

  • Para ibu rumah tangga usia 23-35 tahun yang aktif berbelanja kebutuhan pokok di pasar atau supermarket.
  • Para perempuan karier yang memiliki sedikit waktu untuk berbelanja
  • Dapat mengoperasikan ponsel dan melakukan transaksi di e-commerce secara online
  • Menyukai hal praktis
  • Malas berbelanja secara offline

Kompetitor

Terdapat beberapa kompetitor seperti HappyFresh yang telah dikenal masyarakat luas. Selain itu, terdapat juga Astro yang memiliki konsep pesan antar cepat.

Untuk HappyFresh, Belanja.com sudah dapat mengungguli waktu pengantaran barang sehingga barang datang masih dalam keadaan segar. Sedangkan, untuk Astro, Belanja.com dapat mengungguli konsep Astro untuk mengantarkan barang lebih cepat yaitu 10 menit.

Strategi Pemasaran

Belanja.com akan bekerja sama dengan influencer dengan kriteria yang mirip dengan target konsumen, untuk membuat thread di Twitter mengenai servis Belanja.com. Tujuannya agar konten tersebut viral sekaligus untuk meningkatkan brand awareness. Selanjutnya, Belanja.com juga akan melakukan beragam strategi digital marketing.

Rancangan Biaya

Rencana Anggaran

Build dan maintain website: Rp 50.000.000

Build dan maintain website: Rp 50.000.000

Beban operasional: Rp 250.000.000

Biaya lain-lain: Rp 150.000.000

Rencana Modal

Dana investor: Rp 500.000.000

Estimasi Profit

Hasil penjualan layanan: Rp 1.000.000.000

 

Panduan Mudah Membuat Business Plan Model Canvas

Membangun bisnis sukses di pasar bukanlah hal mudah. Namun, kamu bisa bisa menentukan beberapa strategi agar bisnismu bisa bersaing, misalnya dengan membuat business plan. Business plan sendiri punya banyak manfaat, seperti menjadi panduan arah bisnis, hingga penunjang pendanaan awal.

Lebih jelasnya mengenai pengertian, manfaat, serta cara membuat business plan ini, kamu bisa cek artikel sebelumnya. Setelah memahaminya, kamu juga harus tahu ‘cabang’ business plan bernama bisnis model canvas (BMC).

Secara istilah sendiri, bisnis model canvas berarti sebuah kerangka manajemen untuk melaksanakan strategi bisnis. Bisnis model canvas memiliki tiga kelebihan. Fokus, dapat menyampaikan poin-poin penting. Fleksibel, dapat diubah-ubah dengan mudah. Dan transparan, modelnya lebih mudah ditangkap dan dipahami.

Intinya, bisnis model canvas ini akan sangat membantu strategi bisnis ke dalam kerangka visual yang lebih padat dan ringkas. Kamu bisa saja membuat bisnis model canvas secara online. Namun, kamu juga perlu tahu tips-tips membuatnya agar tak keliru memasukkan ide ke dalam masing-masing kotak.

Langsung saja, simak tips cara membuat business plan model canvas berikut ini.

Tips Membuat Business Plan Model Canvas dengan Baik

Sebelum belajar membuat bisnis model canvas, perhatikan dulu elemen-elemen yang ada di dalamnya. Pertama-tama, perhatikan template bisnis model canvas di bawah ini.

9 elemen bisnis model canvas

Dari gambar tersebut, terdapat 9 elemen penting yang terdiri atas:

  1. Customer Segments. Berisi bahasan soal siapa saja target konsumen bisnismu, bagaimana karakteristik mereka, dan kelompok manakah yang kira-kira berpotensi membeli ulang produkmu.
  2. Customer Relationships. Menargetkan konsumen untuk tetap membeli produkmu dan berakhir menjadi pelanggan butuh strategi untuk mempertahankan mereka. Kamu bisa masukkan strategi tersebut di bagian ini. Misalnya dengan mempertanyakan kegiatan apa saja yang dbutuhkan untuk menjaga loyalitas, hingga bagaimana memberi kepuasan terhadap target konsumen.
  3. Channels, artinya saluran. Bagian ini berisi tentang caramu menyampaikan produk sampai ke tangan konsumen. Ketika bisnismu masih baru, konsumen tak akan familiar dengan produkmu. Maka dari itu, di channels, kamu harus menentukan strategi marketing, termasuk di bagian promosi produk.
  4. Value Propositions. Ini merupakan salah satu bagian terpenting, di mana kamu harus bisa memposisikan bisnismu di pasar. Value sendiri berarti nilai yang kemudian akan berbicara soal apa kelebihan, keunikan bisnismu, bagaimana kamu menjawab permasalahan konsumen dengan produkmu, dan identitas produk seperti apa yang ingin kamu tunjukkan.
  5. Key Activities. Kegiatan operasional inti yang dilakukan bisnismu untuk menyampaikan value proposition yang sudah dibuat kepada konsumen. Contoh umumnya adalah penjualan produk dan pemasaran.
  6. Key Resources. Berisi sumber daya atau aset vital bisnismu yang berperan penting agar bisnis tetap berjalan.
  7. Key Partners. Kerja sama inti dengan pihak-pihak penting yang akan mendukung key activities. Misalnya, pihak mana yang dapat memasok bahan utama untuk membuat produk. Atau juga pihak agensi tertentu untuk membantu mempromosikan produk.
  8. Revenue Streams. Sesuai terjemahannya, bagian ini berisi tentang dari mana saja kamu akan mendapatkan aliran pendapatan. Biasanya, aspek pendapatan paling penting dalam bisnis adalah sumber modal dan penentuan harga produk.
  9. Cost Structure. Kalau di revenue streams menekankan pendapatan, maka di cost structure membahas soal pengeluaran. Biasanya, bagian ini berisi tentang biaya pemasaran, biaya sewa tempat, biaya website maintenance,

Setelah mengetahui kesembilan elemen tersebut, kamu tinggal mengisi kotak-kotak kosong di masing-masing elemen dengan model bisnismu. Sebelum itu, kamu harus mengikuti tips-tips berikut agar ide-ide di masing-masing elemen lebih akurat.

Analisis pasar dan kompetitor

Sebelum menentukan model bisnismu, ada baiknya kamu memperhatikan kondisi pasar. Jadikan masalah riil yang dihadapi konsumen peluang awal untukmu memulai bisnis. Kemudian pelajarilah karakter konsumen yang memiliki masalah tersebut.

Selain itu, kamu juga harus jeli memperhatikan sesama bisnis yang mirip denganmu. Amati kekurangan mereka agar menjadi peluang untukmu meraup konsumen.

Masukkan ide sesuai urutan

Penting untuk memasukkan ide ke dalam 9 elemen tersebut dengan urut. Yang paling penting, dahulukan consumer segments dan value propositions ketika memulai membuat bisnis model canvas. Kedua hal tersebut menjadi gerbang utama untuk memasukkan ide ke dalam elemen selanjutnya.

Sesuaikan dengan kondisi saat ini

Jadilah realistis. Kamu memang membuat rencana bisnis untuk ke depan, tetapi untuk membuatnya, kamu harus berlandaskan kondisi nyata yang terjadi saat ini. Masukkan data-data akurat dan bukan bualan.

Memasukkan data palsu berarti kamu tidak memahami permasalahan sebenarnya yang dihadapi konsumen. Jika masalahnya saja mengada-ada, maka otomatis solusi yang kamu tawarkan juga fana. Secara tidak langsung, kamu justru membuat produk yang tidak dibutuhkan konsumen.

Review setiap hubungan elemen

Setelah elemen sudah terisi semua, pastikan kamu mengulas kembali apa yang sudah kamu tulis. Pastikan masing-masing elemen saling berhubungan atau justru mendukung satu sama lain. Jika ada satu aspek yang tidak koheren, maka perbaiki kembali dan menyesuaikan akar konsepnya.

Contoh Bisnis Model Canvas Makanan

contoh bisnis model canvas makanan

Mempelajari Empathize dalam Design Thinking untuk Memahami User

Design thinking merupakan pendekatan pemecahan masalah dengan menekankan pendekatan kepada pengguna. Istilah design thinking sendiri ditemukan pertama kali oleh John E. Arnold pada 1965 melalui bukunya “Creative Engineering”.

Konsep tersebut lantas dipopulerkan oleh David Kelley dan Tim Brown, founder IDEO, salah satu perusahaan desain dan inovasi terbesar dunia. Design thinking diyakini sebagai pendekatan efektif untuk meminimalisir ketidakpastian dan risiko inovasi demi memenuhi kebutuhan pengguna. Tak heran, itu memang kelebihan design thinking.

Dalam design thinking sendiri terdapat 5 tahapan melakukannya, yaitu: empathize, define, ideate, prototype, test. Salah satu tahapan paling krusial dalam design thinking adalah empathize. Di tahap ini, kamu akan mengumpulkan permasalahan pengguna untuk kemudian dicari solusinya.

Yuk, scroll terus biar kamu dapat benar-benar memahami permasalahan pengguna.

Apa Itu Empathize dalam Design Thinking?

Secara harfiah, empathize artinya perbuatan memahami, sadar, sensitif, dan mewakili perasaan tertentu, dan merasakan apa yang dirasakan orang lain tanpa mengalaminya. Dalam konteks design thinking, pengertian empathize tak jauh beda dengan arti sebenarnya.

Empathize dalam design thinking adalah upaya designer memahami keinginan dan kebutuhan pengguna. Pernahkah kamu memiliki prasangka tertentu kepada seseorang, tapi ternyata apa yang kamu pikirkan tentangnya selama ini tidak benar?

Inilah mengapa kamu tak boleh menggunakan prasangka untuk berempati kepada pengguna. Makanya, kamu harus menyingkirkan asumsimu mengenai kondisi mereka. Berinteraksilah langsung kepada pengguna agar mendapat pemahaman secara menyeluruh secara emosional serta psikologis.

Empathize merupakan tahapan paling krusial dalam design thinking. Jika kamu tak melakukannya dengan benar, maka keseluruhan idemu juga pasti tak diterima. Misalnya dengan menggunakan prasangka bahwa pengguna membutuhkan smartphone lipat.

Kalau kamu tak punya data cukup atau dasar meyakinkan mengenai kebutuhan tersebut, bisa jadi produk akhirmu tak mendapat perhatian, atau paling buruk tak mendapat angka penjualan yang bagus. Sesederhana karena mereka tak membutuhkannya, atau setidaknya, tak menginginkannya.

Apa yang dilakukan Nadiem Makarim sebelum mendirikan Gojek merupakan contoh empathize dalam design thinking yang baik. Simak penggunaan design thinking dalam perumusan Gojek di sini.

Cara Menerapkan Empathize dalam Design Thinking

Ada banyak cara untuk memahami permasalahan pengguna. Sebelum melakukan tahapan empathize, ada baiknya kamu mengetahui beberapa tips untuk menjadi designer yang lebih berempati.

Bangun karakter empatik dalam kehidupan sehari-hari

Jalan pintas untuk menerapkan empathize dengan maksimal adalah dengan memiliki empati yang baik. Mulailah menjadi pribadi yang lebih peka dan sadar terhadap lingkungan sekitar.

Bermodal karakter empatik akan membuatmu lebih mudah memahami pengguna. Tentunya, ini juga akan memperlancar pekerjaanmu di proyek-proyek selanjutnya.

Tiru ekspresi wajah dan perhatikan gerak tubuh

Sebuah penelitian mengatakan bahwa meniru ekspresi wajah seseorang akan membantu meningkatkan empati pada diri seseorang. Meniru ekspresi seseorang dapat meningkatkan kegiatan di pusat emosi otak kita daripada hanya memperhatikan mimik muka.

Kamu juga bisa memperhatikan gerak tubuh pengguna untuk menambah interpretasi atas kebutuhan mereka. Jangan salah, sekecil apapun bahasa tubuh seseorang, dapat memperlihatkan sesuatu yang nyata. Kamu bisa mempraktikkan ini saat berinteraksi dengan pengguna untuk meningkatkan empatimu.

Dengarkan, jangan menghakimi

Untuk bisa memahami pengguna secara menyeluruh, mendengarkan menjadi salah satu skill yang sangat dibutuhkan. Mendengarkan memang bukan pekerjaan mudah. Namun, mengingat fungsinya, mau tidak mau kamu harus menguasai kemampuan ini.

Mendengarkan bukan berarti hanya diam dan mempersilakan pengguna untuk terus berbicara. Kamu juga harus bisa melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang ‘pengertian’ dan ‘memahami’. Coba ubah mindset kamu menjadi sebuah kertas kosong.

Hilangkan sejenak kepercayaan dan nilai-nilai tertentu. Kemampuan mendengarkan yang baik dapat dilakukan jika kamu sudah membebaskan diri dari penghakiman terhadap pengalaman pengguna.

Metode Empathize dalam Design Thinking

Setelah mengetahui tips-tips di atas, saatnya melakukan empathize. Berikut beberapa cara untuk menerapkan empathize yang baik untuk mengumpulkan data seakurat mungkin mengenai pengguna.

Wawancara mendalam

Salah satu cara memahami pengguna adalah dengan menanyainya melalui wawancara. Jangan menggunakan metode wawancara jurnalis yang seringkali menyudutkan narasumber dengan dugaan tertentu.

Akan tetapi, buatlah suasana yang nyaman dan gunakan pertanyaan-pertanyaan yang membuka percakapan. Cobalah berada di posisi yang tak memiliki basis pengetahuan apapun terhadap narasumber. Selain itu, fokuslah terhadap wawancara dan perhatikan ketika narasumber bercerita.

Observasi mendalam

Selain wawancara, kamu juga bisa mengamati pengguna dengan seksama. Misalnya ketika mereka berinteraksi atau menggunakan produk dari perusahaanmu.

Tujuan dari metode ini adalah mendapatkan perilaku yang se-natural mungkin. Jadi, amati diam-diam dan jangan sampai pengguna tahu kalau dirinya sedang diamati.

Memahami extreme user

Extreme user merupakan pengguna yang punya keluhan berbeda dengan pengguna biasa. Meski berbeda dari pengguna kebanyakan, extreme user diyakini sebagai kelompok yang mengetahui inti permasalahan.

Maka dari itu, memperhatikan dan memahami extreme user dapat memperlihatkan masalah sesungguhnya, bahkan berpotensi memberikan insight baru.

Ini bukan berarti kamu meninggalkan pengguna biasa. Mendengarkan dan memahami baik pengguna biasa maupun extreme user dapat membantumu menemukan solusi yang inovatif.

Tanyakan “What” “How” “Why”

Selama melakukan tahapan empathize, selalu ingat untuk mencari jawaban atas tiga pertanyaan: “What”, “How”, dan “Why”. Berikut contoh penerapan “What”, “How”, dan “Why”.

“What”: Mempertanyakan apa yang terjadi secara detail. Misalnya, pengguna melakukan checkout produk sesuai tahapan yang telah dibuat.

“How”: Cari tahu kondisi-kondisi yang terjadi saat pengguna melakukannya. Apakah pengguna tidak mengalami kebingungan saat melakukan checkout produk? Bagaimana ekspresi wajahnya? Apakah mereka harus mengeluarkan usaha lebih untuk checkout produk?

“Why”: Saatnya kamu menginterpretasikan mengapa misalnya pengguna kebingungan saat checkout produk.

Empathy Map

Kamu juga bisa memetakan kondisi atau pengalaman-pengalaman pengguna dengan empathy map. Secara umum, kamu bisa membaginya dalam 4 bagian. Mari kita gunakan kasus pada “What”, “How”, dan “Why”.

Pertama, petakan kutipan langsung dari pengguna mengenai pengalaman melakukan checkout produk, misalnya saat wawancara mendalam (says). Kedua, tuliskan kira-kira apa yang ada dalam pikiran pengguna saat checkout, apakah tahapannya mudah atau terlalu ribet (thinks).

Ketiga, amati apa yang dilakukan pengguna ketika dirinya kebingungan melakukan checkout, apakah dia melakukan refresh page, atau dia langsung menghubungi customer service (does). Keempat, temukan apa yang dirasakan pengguna saat tidak bisa melakukan checkout produk, misalnya frustasi, bingung (feels).

5 Jenis Business Plan yang Perlu Kamu Ketahui

Business plan merupakan dokumen penting untuk keberlangsungan sebuah bisnis. Business plan sendiri adalah sebuah guide atau panduan bisnis agar kamu tidak kebingungan menjalankan bisnismu di kemudian hari.

Selain itu, terdapat manfaat lain membuat business plan, misalnya sebagai dokumen penguat atas model bisnismu untuk mendapat pendanaan dari investor. Untuk membuat dokumen tersebut, kamu harus memperhatikan beberapa komponen penting dalam business plan.

Salah satu aspek penting yaitu riset pasar. Ada pula komponen-komponen penting lainnya untuk membentuk kerangka business plan yang utuh. Mengenai pengertian business plan, manfaat, serta cara membuatnya, kamu bisa mengakses materi business plan di edisi sebelumnya.

Pada praktiknya, business plan memiliki beragam jenis. Kini, waktunya kamu memahami jenis-jenis business plan agar tidak salah format. Pengkategorian business plan ini didasari alasan kepada siapa dokumen tersebut akan diberikan. Selengkapnya, simak perbedaannya di bawah ini.

Startup Business Plan

Sesuai namanya, business plan jenis ini digunakan untuk bisnis yang ingin mencari sokongan dana untuk memulai bisnis. Biasanya, jenis business plan semacam ini digunakan oleh perusahaan startup atau bisnis UMKM yang masih baru.

Secara susunan komponen, startup business plan tak jauh beda dengan komposisi business plan pada umumnya. Seperti adanya executive summary, produk atau servis yang ditawarkan, evaluasi pasar dan value proposition, strategi marketing, budget dan perencanaan keuangan.

Namun, perlu diingat bahwa dokumen ini akan kamu berikan kepada investor agar mereka mau mendanai bisnismu. Selain komponen wajib di atas, kamu juga harus menyediakan ruang bagi investor terhadap pengelolaan uang yang sudah mereka investasikan dalam bisnismu.

Di bagian tersebut, kamu bisa menyantumkan, akan dipakai untuk apa saja uang para investor. Kamu juga bisa memasukkan exit strategy atau strategi bagi investor jika bisnismu mengalami situasi darurat yang memungkinkan terjadinya kegagalan.

Internal/Strategic Business Plan

Business plan tak selalu dibuat untuk pihak eksternal perusahaan saja. Kamu juga perlu membuat internal/strategic business plan untuk kepentingan bisnismu sendiri. Dokumen semacam ini akan membantumu mengarahkan bisnis dengan jelas.

Internal/strategic business plan juga sangat berguna bagi tim-tim yang memiliki peran-peran krusial dalam bisnis. Misalnya, tim marketing dapat menggunakan internal/strategic business plan sebagai pedoman untuk mengevaluasi strategi pemasaran yang sudah dilakukan.

Tak hanya itu, dokumen ini juga berfungsi sebagai dokumen tertulis mengenai ekspektasi dan implementasi bisnis. Misalnya, berisi tentang visi misi perusahaan, bagaimana strategi untuk mencapai tujuan, bagaimana finansial akan diatur, hingga bagaimana implementasi terhadap rencana yang ada.

Operations Business Plan

Jika internal/strategic business plan berisi ekspektasi dan implementasi, maka operations business plan berisi proyeksi pelaksanaan internal/strategic business plan. Operations business plan juga sering disebut sebagai rencana tahunan perusahaan.

Operations business plan berisi pemetaan kegiatan operasional perusahaan, termasuk pada tanggung jawab manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dokumen ini juga berisi kriteria sumber daya seperti apa yang dibutuhkan, kriteria perekrutan SDM.

Feasibility Business Plan

Sebuah feasibility business plan ditulis saat sebuah perusahaan yang sudah mapan ingin mengembangkan bisnisnya. Misalnya dengan membuat produk baru atau memasarkan produk lama terhadap target pasar yang baru.

Dokumen ini terhitung sederhana karena hanya berisi satu aspek penting, yaitu seberapa besar prospek ide yang kamu usung. Apakah target pasar untuk produk baru memang ada dan menjanjikan? Apakah produk baru bisa menjamin keuntungan bagi perusahaan.

Business plan semacam ini biasanya membutuhkan riset pasar yang kuat. Kamu bisa melakukan product-testing untuk membuktikan seberapa layak produk usulanmu beredar di pasar. Kamu juga bisa memasukkan strategi detail mengenai pemasaran produk baru tersebut.

Growth/Expansion Business Plan

Ketika sebuah perusahaan ingin berekspansi ke dalam skala yang lebih besar, otomatis perusahaan membutuhkan sumber daya yang lebih besar pula. Seperti investasi dana, bahan untuk produk baru, dan tentunya penambahan karyawan.

Sebenarnya, perusahaan cukup memperbarui strategic dan operations plan saja jika ingin melakukan ekspansi. Akan tetapi, growth/expansion business plan akan bermanfaat jika bisnismu memerlukan bantuan dana dari pihak ketiga, misalnya investor.

Komposisi growth/expansion business plan kurang lebih sama dengan komposisi startup plan yang memiliki tujuan sama: pendanaan dari investor. Namun, karena bisnismu sudah mapan, kamu bisa menonjolkan kelebihan-kelebihan bisnismu agar investor semakin tertarik.

Misalnya, kamu bisa memasukkan manajemen yang namanya cukup dikenal dalam industri dan menambahkan achievement yang pernah dicapai. Jangan lupa untuk memasukkan proyeksi dana yang kamu butuhkan dan bagaimana kamu mengelola dana tersebut.

Business Plan: Pengertian, Manfaat, dan Tips Membuatnya

Banyak hal yang harus kamu pertimbangkan sebelum memulai bisnis. Misalnya, kamu harus mengenali pasar agar dapat menentukan target konsumen dan keluaran produk yang tepat. Selain dua hal tersebut, kamu juga harus mempunyai business plan yang matang.

Tanpa business plan yang matang, kamu bisa jadi menghadapi kendala serius seperti kesulitan mencari pendanaan untuk memulai bisnismu. Nyatanya, salah satu tujuan business plan adalah sebagai pertimbangan penting bagi para investor untuk memutuskan apakah mereka mau mendanai bisnismu atau tidak.

Istilahnya, business plan menjadi parameter penting untuk melihat apakah konsep bisnis yang kamu buat menjanjikan dan menguntungkan. Lantas, apa itu business plan dan seberapa penting keberadaannya bagi sebuah bisnis?

Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan kamu seputar business plan. Makanya, stay tuned terus biar kamu paham betul tentang salah satu aspek penting untuk membangun bisnis ini.

Apa yang Dimaksud dengan Business Plan?

Sesuai dengan namanya, pengertian business plan mengacu pada perencanaan atau proyeksi masa depan sebuah bisnis atau perusahaan. Kalau berbicara masa depan, kamu pasti bertanya-tanya soal tujuan hidupmu dan cara seperti apa yang akan kamu lakukan untuk mencapainya.

Tak jauh beda dengan konsep tersebut, business plan diartikan sebagai sebuah dokumen tertulis yang berisi informasi detail tentang tujuan (goals) yang ingin dicapai oleh sebuah bisnis atau perusahaan serta cara mencapai tujuan tersebut.

Sebuah bisnis/perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas agar pelaksanaan bisnis yang dijalankan nantinya memiliki arah yang jelas pula. Setelah memahami tujuan tersebut, barulah ditentukan cara menggapainya.

Seperti bagaimana cara menjual produknya (marketing), cara mengatur pengeluaran dan pemasukan untuk memberikan margin keuntungan pada perusahaan (finansial), hingga cara melaksanakan strategi-strategi yang ada (operasional).

Business plan harus menguraikan secara detail hal-hal tersebut sehingga membentuk fundamental yang kuat untuk menjalankan bisnis. Business plan setidaknya dapat menjelaskan posisi bisnis/perusahaan tersebut dalam sebuah ekosistem industri dan bagaimana ia membedakan diri dari para kompetitor.

Mengapa Business Plan Penting?

Seperti dijelaskan sebelumnya, keberadaan business plan penting untuk keberlangsungan bisnis/perusahaan ke depannya. Berikut manfaat penting dari business plan dilihat dari sisi internal dan eksternal.

Internal: acuan decision-making

Masalah dan tantangan akan sering kamu temui ketika memulai maupun menjalankan bisnis. Mulai dari penjualan yang tak kunjung meningkat hingga persaingan pasar yang ketat. Untuk mengatasi berbagai masalah ini, kamu harus memiliki sebuah acuan untuk penyelesaiannya.

Ibarat Acuan tersebut merupakan tujuan utama bisnis/perusahaan. Tujuan bisnis/perusahaan sendiri tercantum pada business plan. Makanya, keberadaan business plan penting untuk membantumu membuat keputusan di setiap masalah bisnis yang kamu temui.

Selain tujuan, business plan yang berisi berbagai perencanaan dan strategi bisnis/perusahaan juga akan menjadi pemandumu menjalankan bisnis. Ibarat sebuah kapal, business plan berfungsi sebagai nakhoda kapal agar dapat mencapai tujuan dengan selamat.

Internal: mengatur kestabilan keuangan

Dalam sebuah bisnis, masalah finansial merupakan salah satu faktor penting agar bisnis tetap bertahan. Tanpa adanya perputaran keuangan yang baik, sebuah bisnis/perusahaan akan mengalami beberapa kendala seperti terhambatnya produksi, bahkan yang paling buruk mengalami kebangkrutan.

Ini menjadi alasan selanjutnya mengapa business plan penting. Di dalam business plan sendiri terdapat perencanaan keuangan untuk jangka waktu tertentu. Konsep keuangan di dalam business plan kurang lebih sama seperti fungsi awal business plan sebagai panduan arah bisnis/perusahaan.

Dengan merencanakan konsep keuangan di awal, finansial perusahaan akan sehat dan bisnis bisa terus berjalan. Sebaliknya, jika tak ada rencana keuangan, perputaran finansial perusahaan akan rancu. Akhirnya, kamu hanya akan bingung mengatur pengeluaran, pemasukan, bahkan bisa jadi perusahaan tak menuai profit.

Eksternal: sarana komunikasi dengan stakeholders

Ketika membangun sebuah bisnis, kamu akan berhubungan dengan berbagai pihak, atau yang bisa disebut dengan stakeholders. Pihak-pihak yang sering berkaitan dengan sebuah bisnis adalah investor, pemasok bahan untuk produksi atau supplier, dll.

Kalau kamu ingin bekerja sama dengan mereka, kamu perlu business plan untuk mengkomunikasikan kepentinganmu. Jika hubungannya dengan investor, maka kamu harus meyakinkan mereka dengan konsep bisnis yang kamu usung agar mendapat pendanaan.

Jika kamu berhubungan dengan supplier, kamu harus mengkomunikasikan bahan apa saja yang kamu butuhkan dari mereka sesuai panduan business plan. Misalnya, bisnismu memiliki tujuan untuk menyediakan makanan instan yang sehat kepada masyarakat.

Maka, sampaikan kriteria bahan-bahan alami apa saja yang bisa kamu dapatkan dari supplier. Semisal supplier tidak bisa memenuhi kriteria tersebut, berarti kamu harus mencari yang lain. Apabila supplier terkait dapat menyediakan bahan yang dibutuhkan, maka pembahasan akan berlanjut pada berapa banyak bahan yang harus dipasok.

Eksternal: membantu meyakinkan investor untuk pendanaan

Untuk memulai bisnis, sudah pasti kamu butuh pendanaan awal. Kecuali kalau kamu kaya raya dan tak perlu suntikan dana dari siapapun. Biasanya, bisnis yang memerlukan pendanaan awal akan mencari suntikan dana dari investor.

Investor sendiri memiliki misi agar uang yang dimilikinya bisa tumbuh dengan baik. Para investor ini memiliki mata jeli terhadap prospek sebuah bisnis. Kalau melihat dari sudut pandang investor, tentu saja mereka tak mau sembarang berinvestasi kepada bisnis dengan konsep yang tak jelas.

Oleh karenanya, investor cenderung menitipkan uangnya kepada bisnis yang menjanjikan. Secara tak langsung, bisnis yang menjanjikan juga akan menguntungkan bagi investor. Maka dari itu, keberadaan business plan menjadi faktor penting untuk mendapat pendanaan dari investor.

Cara Membuat Business Plan yang Baik dan Benar

Untuk membuat business plan, kamu harus mengetahui komponen-komponen penting yang harus ada di dalamnya terlebih dahulu. Komponen tersebut disusun sehingga membentuk sebuah kerangka business plan yang utuh. Berikut komponen penting yang harus ada dalam kerangka business plan.

Executive summary

Executive summary berisi rangkuman business plan secara keseluruhan. Kamu harus menulis bagian ini semenarik mungkin agar pembaca tertarik untuk melanjutkan membaca ke bagian selanjutnya.

Intinya, kamu harus bisa memasukkan poin-poin penting dari masing-masing komponen dalam business plan. Utarakan dengan kalimat efektif dan menarik agar model bisnismu terlihat jelas dan tentunya, dapat menarik minat investor.

Profil Bisnis

Bagian ini berisi rangkuman informasi seputar profil perusahaan meliputi pemimpin atau tim manajemen perusahaan, visi dan misi, kepegawaian, lokasi kantor.

Bagian ini menggarisbawahi pelaku perusahaan dan tujuan perusahaan yang tercantum di bagian visi dan misi.

Kalau bisnismu masih rintisan, misalnya seperti startup, deskripsikan bisnismu secara singkat beserta inovasi apa yang kamu usung. Kamu juga bisa memasukkan background story atas munculnya bisnismu sebagai respons dari suatu permasalahan.

Jika kamu memiliki bisnis yang terhitung sudah mapan, dalam artian telah memiliki pendanaan atau dikenal masyarakat, kamu bisa memasukkan rangkuman singkat mengenai perusahaanmu.

Produk dan servis

Sesuai judulnya, bagian ini berisi tentang deskripsi produk atau servis yang kamu tawarkan melalui bisnismu, mulai dari nama, harga, hingga keuntungan atau manfaatnya bagi konsumen. Kamu juga bisa memasukkan bagaimana kamu akan memproduksi atau membuatnya.

Jika kamu memasukkan produksi, maka kamu juga bisa memasukkan turunannya seperti bagaimana kamu memastikan kualitas produk dengan riset. Apabila produk yang kamu buat harus menggunakan hak paten/hak milik, maka jelaskan bagaimana cara mendapatkannya, atau tulis jika kamu sudah mendapatkannya.

Analisis pasar

Bagian ini memperlihatkan value proposition bisnis kamu di dalam pasar dengan menggunakan metode segmenting, targeting, dan positioning. Segmenting dan targeting berarti melakukan analisis terhadap target konsumen, baik secara demografi, psikologi, sampai behavioral.

Sementara positioning, kamu harus memetakan posisi bisnismu dalam industri melalui analisis SWOT. Analisis tersebut akan memperlihatkan kelebihan, kelemahan, ancaman, dan kesempatan yang bisa kamu gunakan untuk menjalankan bisnismu.

Selain itu, kamu juga harus mengidentifikasi para kompetitor yang memiliki model bisnis yang mirip. Ini berfungsi agar kamu dapat memanfaatkan kekurangan yang belum sempat mereka kembangkan, kemudian menjadikannya peluang bagi bisnismu.

Semua analisis ini akan memperlihatkan seberapa besar daya tawar yang bisa kamu berikan melalui bisnismu di dalam industri. Selain itu, analisis pasar juga akan memperlihatkan sejauh mana bisnismu bisa meraup konsumen dan bersaing di dalam industri.

Strategi pemasaran

Sesuai namanya, bagian ini akan berisi tentang bagaimana bisnismu menjual produk atau servis yang ditawarkan. Tak sesempit itu, bagian ini juga akan membahas tentang bagaimana cara bisnis/perusahaan membangun basis pelanggan dan bagaimana cara menjangkau mereka.

Pada umumnya, strategi pemasaran yang dilakukan adalah membuat marketing campaign dan mengiklankan produk. Apapun strategi pemasaran yang dipilih, kamu harus menyampaikannya secara jelas dan detail, termasuk melalui media apa strategi dijalankan.

Financial planning/report

Seperti disebutkan sebelumnya, financial planning menjadi salah satu aspek penting dalam business plan. Bagi bisnis yang baru dirintis, financial planning biasanya berisi proyeksi modal serta keuntungan yang didapat yang ditargetkan dalam kurun waktu tertentu.

Selain itu, kamu juga bisa memasukkan rencana investor yang akan kamu bidik untuk pendanaan awal. Sementara itu, bagi perusahaan yang sudah stabil, kamu bisa memasukkan laporan keuangan meliputi expense, revenue stream, hingga profit yang dihasilkan.

Financial planning bermanfaat untuk memperlihatkan nilai bisnis yang akan atau sedang kamu jalankan. Semakin meyakinkan proyeksi nilai yang kamu tawarkan, semakin terbuka lebar peluang bagi kamu mendapat pendanaan dari investor.

Sama halnya dengan itu, semakin bagus profit yang dihasilkan akan menuntun perusahaan kepada keuntungan lainnya. Misalnya, dapat menyabet gelar unicorn, atau bahkan dapat melakukan listing IPO di bursa saham.

Tips Membuat Business Plan yang Baik dan Benar

Setelah mengetahui komponen yang harus ada dalam business plan, kini saatnya kamu mengetahui cara membuat business plan dengan baik dan benar. Sebenarnya, kamu hanya perlu mengikuti kerangka business plan yang sudah disebutkan sebelumnya.

Hanya saja, kamu perlu mengetahui beberapa hal sebelum memasukkan komponen-komponen tersebut. Ikuti beberapa tips di bawah ini.

Lakukan riset pasar secara menyeluruh

Sebelum membangun bisnis, pastikan kamu melakukan riset pasar secara menyeluruh. Secara menyeluruh berarti menentukan target konsumen, identifikasi kompetitor, dan melakukan positioning bisnis dalam pasar.

Penting untuk memetakan ketiga hal tersebut untuk memperlihatkan daya jual yang bisa kamu tawarkan kepada investor. Ingat, positioning bisnis yang jelas akan membantu memaksimalkan peluang yang ada.

Tentukan tujuan bisnis dengan jelas

Setelah mengetahui posisimu di industri pasar, sekarang saatnya merumuskan tujuan bisnismu. Seperti dijelaskan sebelumnya, tujuan bisnis berfungsi sebagai panduan haluan arah bisnis/perusahaan ketika dijalankan.

Cantumkan bukti dan referensi agar klaim kuat

Kamu tidak boleh sembarang mengklaim data, misalnya saat melakukan riset pasar. Kamu tidak bisa mengatakan bahwa kompetitor memiliki kelemahan tertentu tanpa menyebutkan buktinya. Ini agar informasi yang kamu kumpulkan menjadi akurat dan memang nyata terjadi.

Apabila kamu memasukkan data yang tidak valid, itu akan membuat semua model bisnis menjadi rancu. Misalnya, kamu ingin membangun bisnis coffeeshop dengan target konsumen usia 40-50 tahun hanya karena ingin berbeda saja dari bisnis lain.

Padahal, kamu harus tahu betul apakah konsumen di usia tersebut memang tertarik ngopi dengan konsep nongkrong ala anak muda. Kalau data fundamental seperti ini tidak tepat, maka otomatis semua model bisnis yang sudah kamu susun juga akan sia-sia.

Tulis business plan secara rinci, jelas, dan realistis

Jangan bertele-tele. Sampaikan gagasanmu berupa poin-poin. Ini akan membantu business plan yang kamu buat dapat dibaca dengan ringkas tetapi tetap dapat menyampaikan maksudmu secara utuh. Selain itu, hindari membuat rencana yang berlebihan atau muluk-muluk.

Ingat, kamu berencana menjalankan bisnis di sebuah masyarakat yang nyata. Selain harus mengumpulkan data riil di lapangan, kamu juga harus memperkirakan bisnismu secara realistis. Misalnya, apakah produk yang ditawarkan akan bisa memenuhi kebutuhan konsumen.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa realistis juga berarti harus didukung dengan data yang cukup. Berpikir realistis juga berarti bijak menentukan masa depan bisnis agar tetap bertahan dan tak mengalami kegagalan.

Sesuaikan penulisan business plan terhadap pembaca

Jangan membuat business plan satu versi saja. Buatlah satu berkas asli business plan untuk internal perusahaan, lalu selebihnya modifikasi sesuai siapa yang akan membaca proposal tersebut. Misalnya untuk venture capital, investor individual, dan perusahaan yang ingin joint venture.

Contoh Business Plan Sederhana

Di bawah ini adalah contoh bisnis plan untuk pemula. Kamu bisa mengadopsi dan menyesuaikannya dengan bisnis yang sedang kamu jalani sekarang.

Executive Summary

Masyarakat telah menghadapi pandemi selama lebih dari dua tahun lamanya dan Covid-19 bermutasi semakin menular. Akibatnya, para ibu rumah tangga yang khawatir tertular Covid-19 saat berbelanja kebutuhan.

Belanja.com hadir untuk memenuhi kebutuhan belanja para ibu rumah untuk meminimalisir tertularnya virus Covid-19. Belanja.com juga akan mempermudah kegiatan belanja para ibu rumah tangga dengan sekali klik.

Belanja.com merupakan sebuah bisnis berbentuk e-commerce pesan antar yang menawarkan kebutuhan pokok rumah tangga. Berkantor di Jakarta Pusat, bisnis ini dijalankan oleh orang-orang berpengalaman di bidang bisnis dan teknologi sehingga kami menjamin layanan yang memuaskan.

Mereka adalah seperti oleh mantan CEO startup ternama, Galih Suprayogo dan mantan CTO startup ternama, Sabrina Amalia. Dengan peluang yang ada, Belanja.com diperkirakan dapat meraup profit sebesar Rp 1 miliar di tahun pertama berdiri.

Profil Bisnis

Belanja.com memiliki visi untuk mempermudah ibu rumah tangga berbelanja dengan cepat dan nyaman. Untuk mewujudkannya, Belanja.com hadir dengan membuat aplikasi praktis untuk mengantarkan belanjaan konsumen sampai di rumah dalam keadaan baru dan segar.

Belanja.com memiliki kelebihan sebagai platform e-commerce yang menyediakan layanan pesan antar secara cepat dalam 10 menit. Kelemahan yang dimiliki adalah merek Belanja.com masih belum dikenal masyarakat.

Belanja.com bisa jadi terhalang dengan eksistensi e-commerce dengan konsep yang sama. Namun, dengan waktu antar yang lebih cepat tersebut, Belanja.com yakin dapat bersaing dengan e-commerce lainnya.

Layanan

Belanja.com memiliki berbagai jenis produk kebutuhan pokok rumah tangga seperti bahan makanan mentah, bumbu dapur, sayur dan buah segar, dan bahan memasak (minyak, gula, garam, dll).

Para konsumen dapat membuka aplikasi Belanja.com, memilih produk yang diinginkan, melakukan pembayaran, dan 10 menit kemudian pesanan akan sampai di tujuan. Aplikasi Belanja.com akan memilihkanmu toko paling dekat yang menyediakan produk yang kamu beli.

Dengan Belanja.com, para konsumen akan menghemat waktu, menghemat budget, sekaligus terhindar dari risiko tertular virus Covid-19 saat berbelanja langsung di pasar atau supermarket.

Analisis Pasar

Target konsumen

  • Para ibu rumah tangga usia 23-35 tahun yang aktif berbelanja kebutuhan pokok di pasar atau supermarket.
  • Para perempuan karier yang memiliki sedikit waktu untuk berbelanja
  • Dapat mengoperasikan ponsel dan melakukan transaksi di e-commerce secara online
  • Menyukai hal praktis
  • Malas berbelanja secara offline

Kompetitor

Terdapat beberapa kompetitor seperti HappyFresh yang telah dikenal masyarakat luas. Selain itu, terdapat juga Astro yang memiliki konsep pesan antar cepat.

Untuk HappyFresh, Belanja.com sudah dapat mengungguli waktu pengantaran barang sehingga barang datang masih dalam keadaan segar. Sedangkan, untuk Astro, Belanja.com dapat mengungguli konsep Astro untuk mengantarkan barang lebih cepat yaitu 10 menit.

Strategi Pemasaran

Belanja.com akan bekerja sama dengan influencer dengan kriteria yang mirip dengan target konsumen, untuk membuat thread di Twitter mengenai servis Belanja.com. Tujuannya agar konten tersebut viral sekaligus untuk meningkatkan brand awareness. Selanjutnya, Belanja.com juga akan melakukan beragam strategi digital marketing.

Rancangan Biaya

Rencana Anggaran

Build dan maintain website: Rp 50.000.000

Build dan maintain website: Rp 50.000.000

Beban operasional: Rp 250.000.000

Biaya lain-lain: Rp 150.000.000

Rencana Modal

Dana investor: Rp 500.000.000

Estimasi Profit

Hasil penjualan layanan: Rp 1.000.000.000

 

Contoh Aplikasi Design Thinking di Industri Makanan

Sebelumnya, arti, tahapan, dan contoh penerapan design thinking sudah dijelaskan secara mendalam. Hanya saja, pembahasan mengenai contoh penerapan masih minim, meski sudah ada beberapa contoh penerapan design thinking di industri Indonesia.

Nah, sekarang waktunya mempelajari contoh kasus design thinking di industri makanan. Peluang kesuksesan memang terbuka lebar ketika ingin membangun bisnis makanan. Tak heran, makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusia.

Akan tetapi, kamu juga harus menerima fakta bahwa bisnis makanan sudah menjamur di mana-mana. Hal ini kemudian membuat para pengusaha di bidang makanan harus memutar otak untuk membuat konsep makanan yang baru, unik, dan tentunya dapat diterima lidah masyarakat.

Itu semua bisa dilakukan dengan design thinking. Pada dasarnya, proses melakukan design thinking akan membawamu pada pemikiran kreatif, pemikiran yang dibutuhkan untuk membuat bisnis makanan yang inovatif dan berbeda dari yang lain.

Yuk, scroll terus artikel ini untuk mengetahui penerapan design thinking oleh beberapa merek makanan yang sukses mengambil hati para konsumen.

Contoh Kasus Design Thinking 1: Ready, Set, Food!

Suatu hari, Daniel Zakowski, founder Ready, Set, Food! mendapati keponakannya yang berusia tujuh bulan kesulitan bernapas setelah makan pizza. Ternyata, keponakan Zakowski didiagnosis alergi terhadap kacang, telur, dan susu–penyebab 80 persen alergi–di usia dini.

Setelah kejadian itu, keponakan Zakowski harus dijaga dengan ketat setiap kali berinteraksi dengan makanan. Zakowski merasa kasihan terhadap keponakannya, dan berandai-andai kalau alergi keponakannya bisa dicegah (tahap empathize).

Dari situlah, Zakowski merasa perlu melakukan sesuatu. Zakowski juga menemukan fakta dari riset yang mengatakan bahwa 80 persen alergi terhadap makanan dapat dicegah melalui perkenalan dini terhadap makanan saat bayi.

Dari pengalaman dan data riset tersebut, dapat dikatakan bahwa bayi membutuhkan perkenalan dini terhadap makanan untuk menghindari alergi terhadap makanan (tahap define sekaligus menjadi problem statement).

Zakowski merespons kebutuhan ini dengan menghadirkan Ready, Set, Food! yaitu sebuah suplemen alami yang dapat dilarutkan dengan mudah dalam ASI, susu formula, atau makanan (tahap ideate). Zakowski kemudian melakukan uji klinis (tahap prototype) terhadap produknya dan terbukti membuat bayi terpapar kacang, susu, dan telur.

Ready, Set, Food! terbukti memiliki manfaat yang baik. Bahkan, produk tersebut sudah direkomendasikan oleh 300 dokter anak dan ahli alergi di Amerika.

Contoh Kasus Design Thinking 2: Mie Lemonilo

Setelah menengok kasus dari luar negeri, sekarang waktunya membahas bisnis makanan di Indonesia, yaitu Mie Lemonilo.

CEO dan Co-Founder Mie Lemonilo, Shinta Nurfauzia, mempunyai misi untuk mengubah gaya hidup masyarakat yang lebih sehat. Akan tetapi, masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap gaya hidup sehat itu mahal (tahap empathize).

Maka, didapatkan permasalahan konsumen yaitu masyarakat Indonesia membutuhkan produk untuk menunjang gaya hidup sehat dengan harga terjangkau (tahap define sekaligus problem statement). Dari situlah, misi Shinta berubah.

Ia ingin mengeluarkan produk untuk memenuhi gaya hidup sehat masyarakat Indoenesia dengan harga terjangkau. Kemudian, lahirlah Mie Lemonilo, yang terbuat dari bahan alami dan bebas dari 100 lebih bahan sintetis berbahaya bagi manusia (tahap ideate).

Tahun 2015, Lemonilo lahir dari startup kesehatan bernama Konsula (tahap test) dan resmi mengeluarkan produknya pada 2017 dengan kisaran harga Rp 6200 per bungkusnya (tahap test).

Memahami Define dalam Design Thinking untuk Menentukan Problem Statement yang Tepat

Mempelajari design thinking berarti harus memahami proses pelaksanaannya. Sebelum memahami prosesnya, kamu harus paham dulu mengenai apa itu design thinking terlebih dahulu.

Memahami cara kerja design thinking akan memberikanmu beberapa manfaat. Misalnya melatih kemampuan pemecahan masalah. Secara luas, penerapan design thinking juga sangat bermanfaat bagi perusahaan, seperti penghematan biaya untuk pengembangan terobosan baru.

Kedua hal tersebut memang termasuk beberapa kelebihan penggunaan design thinking. Saat ini, terdapat 5 tahap design thinking yang dikenal umum, yaitu: empathize, define, ideate, prototype, dan test. Salah satu bagian penting adalah tahapan define dalam design thinking.

Simak lebih lanjut untuk mengetahui pentingnya define dalam design thinking.

Apa itu Define dalam Design Thinking?

Secara harfiah, define berarti menjelaskan atau mengartikan. Sama halnya dengan arti harfiah, define dalam design thinking adalah menginterpretasikan data-data yang sudah kamu kumpulkan mengenai permasalahan pengguna di tahap sebelumnya, empathize.

Proses dalam tahapan empathize dan define bisa dianalogikan seperti analisis dan sintesis. Di tahap empathize, kamu merinci hal-hal yang menjadi keluh kesah pengguna yang kemudian akan diambil intisarinya di tahap define.

Setelah mengambil sebuah sintesis, kamu harus menyatakannya sebagai problem statement. Problem statement sendiri berfungsi untuk memperjelas sintesismu dalam satu gagasan utuh. Maka dari itu, penting untuk menentukan problem statement yang tepat agar kamu mendapat gambaran utuh soal permasalahan pengguna.

Menentukan Problem Statement yang Tepat

Problem statement adalah kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diharapkan. Jika dilihat dari sudut pandang pengguna, problem statement menggambarkan kondisi saat ini yang belum bisa memenuhi ekspektasi yang diharapkan.

Tak bisa memenuhi ekspektasi itulah diartikan sebagai sebuah masalah. Maka, sudah jadi tugasmu untuk memberikan solusi atas masalah tersebut demi kenyamanan pengguna. Ini mengapa penting untuk menentukan problem statement yang tepat.

Problem statement yang ngawur mengindikasikan kalau kamu tidak memahami permasalahan apa yang sebenarnya dialami pengguna. Oleh karenanya, menentukan problem statement yang tepat dapat membantumu memberi gambaran yang jelas pula terkait ide yang akan kamu gagas di tahap ideate.

 Tanpa problem statement yang jelas dan tepat, kamu akan kesulitan melanjutkan ke tahap design thinking selanjutnya karena inti permasalahan yang dibuat rancu. Perhatikan 3 hal ini agar kamu dapat membuat problem statement yang tepat.

Fokus pada pengguna

Masalah yang akan kamu olah dalam design thinking adalah milik pengguna. Maka dari itu, gunakan sudut pandang pengguna untuk merumuskan problem statement. Jadikan pengguna sebagai subjek dalam kalimat.

Misalnya, kamu mengetahui bahwa masalah pengguna adalah kesulitan mengakses FAQs dalam website. Maka, problem statement yang tepat adalah: “Pengguna merasa kesulitan mengakses FAQs…” dan bukan “Perusahaan harus menyediakan FAQs…”

Berikan konteks yang luas

Sebuah problem statement harus bisa memberikan ruang pada inovasi dan ide-ide kreatif. Maka, jangan masukkan unsur-unsur teknis yang bisa membuat problem statement tercampur dengan solusi.

Harus bisa diatur

Problem statement yang terlalu luas juga tidak bagus. Hindari memasukkan segala keluhan pengguna. Rinci kebutuhan dan tujuan pengguna dalam satu gagasan yang relevan. Ini agar kamu dapat mengerucutkan premis yang tepat dalam problem statement.

Gunakan metode 4W

Metode 4W yaitu “Who”, “What”, “Where”, “Why” dapat membantumu menentukan premis-premis yang tepat. Tanyakan siapa yang menghadapi permasalahan (who). Artinya, kamu menentukan target pengguna yang mengalami permasalahan-permasalahan yang relevan.

Lalu, tanyakan apa masalah (what) yang sedang dihadapi oleh pengguna-pengguna tersebut. Kemudian, lanjutkan dengan menentukan di tempat atau situasi seperti apa (where) pengguna ini menghadapi masalah tersebut.

Terakhir, berikan jawaban mengapa masalah pengguna ini harus diselesaikan (why), dan apa nilai atau keuntungan yang berdampak kepada baik pengguna maupun perusahaan kalau masalah ini diselesaikan.

Contoh Tahap Define dalam Design Thinking

Fakta-fakta:

  1. Anak muda gampang mengalami masalah kesehatan seperti sakit punggung, badan pegal-pegal, asam urat, kesehatan mental, dll. di usia muda.
  2. Tuntutan pekerjaan yang memberatkan, misalnya bekerja 10 jam sehari dan tuntutan pekerjaan di luar jam kerja.

Metode 4W:

Who: pekerja anak muda usia 18-25 tahun

What: mengalami masalah kesehatan di usia muda

Where: lingkungan bekerja atau kantor

Why: meringankan beban kerja untuk meningkatkan kualitas kerja

Potential problem statement

“Pekerja muda usia 18-25 tahun mengalami masalah kesehatan di usia muda saat bekerja di kantor.”

Design Thinking: Arti, Tahapan, dan Contoh Penerapannya

Apa yang pertama kali muncul di pikiranmu ketika mendengar istilah design thinking? Mungkin bagi kamu, design thinking identik dengan inovasi, berpikir out-of-the-box, punya terobosan baru, dsb. Sebenarnya, kamu nggak salah.

Ketiga kata frasa tersebut memang hasil yang diinginkan dari proses melakukan design thinking. Biasanya, kemampuan melakukan design thinking dibutuhkan pada pekerjaan yang berkaitan dengan desain produk, user experience, UX designer, arsitektur, dll.

Design thinking tak hanya berlaku dalam pekerjaan tersebut, tetap juga dibutuhkan dalam bisnis. Design thinking memang mempunyai keuntungan seperti penghematan biaya dan jaminan return of investment (ROI), membuat pengguna semakin loyal, dan menghemat waktu pengembangan.

Konon, design thinking juga sangat penting dimiliki startup. Startup menciptakan, menguji produk atau servis dan tak jarang gagal sebelum mendapat pendanaan untuk meneruskan penemuannya. Startup harus bisa mendefinisikan masalah dan menjawabnya dengan hasil produknya. Di situlah, design thinking berperan.

Lantas, apa yang dimaksud dengan design thinking? Bagaimana karakteristik dan penerapannya? Simak terus informasi di bawah ini agar kamu dapat memahami design thinking.

Apa itu design thinking?

Di internet, kamu akan menemui banyak definisi mengenai design thinking. Menurut “Interaction Design Foundation” misalnya, design thinking disebut sebagai proses yang dilakukan secara berulang untuk memahami pengguna, menantang asumsi, mendefnisikan ulang permasalahan, serta menciptakan solusi.

Sedangkan “Career Foundry” mengatakan, design thinking adalah sebuah ideologi maupun proses untuk memecahkan masalah kompleks yang menitikberatkan kepentingan pengguna. Sederhananya, design thinking merupakan pendekatan atau metode pemecahan masalah baik secara kognitif, kreatif, maupun praktis untuk menjawab kebutuhan manusia sebagai pengguna.

Meski memiliki banyak arti, ada empat karakteristik yang akan selalu kamu temui dalam design thinking.

Berbasis solusi atau people-centered

Kepentingan manusia sebagai pengguna adalah fokus paling utama dalam metode design thinking. Makanya, design thinking berperan mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi manusia dan menjawab masalah tersebut dengan solusi yang berguna dan efektif bagi mereka.

Dengan kata lain, design thinking sangat mengandalkan solusi untuk menjawab kebutuhan tersebut. Pendekatan semacan ini akan menuntut menuntut seseorang untuk memunculkan sesuatu yang konstruktif demi mengatasi sebuah masalah.

Pemikiran berbasis solusi disimpulkan dalam penelitian Bryan Lawson, Profesor Arsitektur di Universitas Sheffield yang membandingkan proses pemecahan masalah oleh kelompok ilmuan VS kelompok desainer.

Lawson mengatakan, kelompok ilmuwan cenderung mengidentifikasi masalah (problem-based), sementara kelompok desainer lebih mengutakaman solusi masalah (solution-based). Jadi, solution-based dilakukan secara eksperimental demi menemukan solusi yang tepat.

Hands-on

Salah satu tahapan yang dilakukan dalam design thinking adalah prototype menuangkan ide menjadi produk nyata. Tahap ini memungkinkan pengujian langsung dari tim desain terhadap produk setengah jadi.

Karakteristik hands-on tak akan ada pada bisnis yang tak menggunakan design thinking. Misalnya dengan maraknya coffeeshop yang semakin menjamur di kota-kota besar. Keberadaan coffeeshop dengan model bisnis dan penawaran yang sama hanya akan membuat persaingan industri coffeeshop semakin ketat.

Maraknya coffeeshop juga tidak berusaha mempertanyakan masalah yang ada pada peminat kopi. Sebagai hasilnya, tidak ada produk solutif yang dihasilkan.

Highly creative

Ada yang mengatakan kalau kreatif berarti dapat menciptakan sesuatu yang baru. Ada pula yang berpendapat bahwa seseorang yang kreatif dapat menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak berhubungan. Kalau dilihat, intinya sama saja, bahwa kreativitas menuntut kebaruan.

Karakteristik ini erat kaitannya dengan design thinking. Memecahkan masalah dan menjawabnya dengan solusi memang tujuan utama dari design thinking. Namun, solusi yang ditawarkan juga harus memperlihatkan konsep yang segar demi menarik pengguna.

Kalau solusinya sudah ada sebelumnya, wajar bukan jika pengguna tidak tertarik dengan tawaranmu?

Dilakukan secara berulang atau iterative

Design thinking selalu dimulai dengan mencari masalah. Kenapa harus repot-repot mencari masalah? Ini karena perilaku dan keinginan pengguna terus berubah. Tak hanya itu, faktanya, pengguna tak benar-benar tahu apa yang diinginkan.

Itu dibuktikan oleh ungkapan Henry Ford, founder salah satu perusahaan mobil terbesar di dunia, Ford. “Jika aku bertanya apa yang diinginkan pengguna, mereka akan menjawab kuda yang lebih cepat,” katanya. Meski pada akhirnya Ford tak menghasilkan kuda, setidaknya ia berhasil menyumbang sesuatu yang lebih cepat bukan?

Pengguna tidak tahu bahwa yang kamu hasilkan akan berakhir menjadi sesuatu yang mereka butuhkan setelah tampak di depan mata. Design thinking ada untuk menjembatani kesenjangan ini.

Ia akan digunakan terus-menerus untuk menyodorkan keinginan tak tampak tersebut, sampai hasil yang ada dapat menjawab apa yang benar-benar dibutuhkan pengguna.

Proses dalam Design Thinking

Design thinking bukanlah istilah baru. Gagasan menggunakan pendekatan desain untuk pemecahan masalah secara kreatif sudah lama diperbincangkan para ahli sejak tahun 1960-an. Para ahli saling menyumbang pemikirannya sehingga terbentuklah konsep design thinking.

Ialah John E. Arnold yang pertama kali mengemukakan istilah design thinking dalam bukunya “Creative Engineering” pada 1959. Kemudian, pada 1965, L. Bruce Archer menimpali gagasan tersebut dengan mengemukakan bahwa proses desain perlu dilakukan secara sistematis.

Herbert Simon, seorang sosiolog sekaligus psikolog Amerika menyumbang pemikirannya melalui artikelnya berjudul The Sciences of The Artificial yang terbit pada 1969. Simon memperkenalkan 7 langkah menggunakan desain sebagai pendekatan kreatif untuk problem-solving.

Intisari konsep Simon itulah yang kemudian mengilhami 5 tahapan design thinking yang dikenal umum saat ini. Konsep tersebut semakin tenar setelah diterapkan David Kelley dan Tim Brown untuk perusahaan desain yang mereka dirikan, IDEO. Mereka melihat perusahaan kurang kreatif menangani kasus-kasus ekstrem yang menimpanya.

Kelima tahapan ini tidak harus berurutan, tetapi juga dapat dilaksanakan secara non-linear. Artinya, dalam tahapan tertentu, kamu mungkin saja menemukan sebuah insight yang membuatmu harus memperbaiki hasil di tahapan lainnya.

Selain itu, kelima tahapan ini juga bisa dipindah/diganti urutannya, atau dilakukan secara bersamaan, dan diulang beberapa kali untuk membuka kesempatan solusi-solusi terbaik.

Lebih jelasnya, lihat bagan di bawah ini.

design thinking as non-linear process

Tahapan Design Thinking

Empathize

Empathize dalam design thinking adalah tahap paling awal yang krusial. Meski kelima tahapan ini dapat dilakukan secara parallel, tetapi kebanyakan project memulai dengan tahapan ini.

Dalam tahap ini, kamu harus menaruh empati untuk mengenal pengguna dan memahami keinginan, kebutuhan, dan tujuan mereka. Tahap ini juga mengharuskan observer untuk meninggalkan sejenak asumsinya terhadap pengguna dan mulai memahami mindset pengguna.

Untuk melepaskan diri dari asumsi, kamu bisa menanyakan apa yang dilakukan pengguna (what), bagaimana dia melakukannya (how), dan mengapa ia melakukannya (why). Ketiga pertanyaan tersebut akan membantumu melakukan observasi yang objektif

Agar dapat memahami pengguna dari sisi psikologis hingga emosional, kamu bisa berinteraksi langsung dengan pengguna. Namun, saat ini, sudah banyak cara yang bisa digunakan untuk memahami pengguna. Misalnya seperti menganalisis feedback produk dan mengidentifikasi perilaku pengguna di media sosial.

Define

Setelah mengumpulkan data yang berkaitan dengan pengguna, tugasmu selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Selanjutnya, identifikasi masalah atau hambatan yang dialami pengguna. Tahapan define dalam design thinking sendiri dilakukan untuk menyebutkan problem statement.

Dalam menamakan masalah, pastikan kamu menggunakan sudut pandang pengguna, bukan menekankan aksi yang harus dilakukan perusahaan. Misalnya, kamu menemukan bahwa terdapat kebutuhan cairan pelindung tangan untuk melindungi diri dari virus Covid-19.

Dari situ, nyatakan masalah dengan “Masyarakat Indonesia membutuhkan…” daripada “Perusahaan kita harus membuat…” Ini akan membantu membedakan dengan jelas problem statement dan tidak membuat bingung perusahaan terkait penyebutan masalah dengan solusi.

Ideate

Bermodal pengetahuan keluhan pengguna dan problem statement yang jelas, sekarang waktunya kamu menyusun ide-ide kreatif sebagai solusi masalah. Di sinilah, proses kreatif dimulai.

Nielsen Norman Group mendefinisikan ideate sebagai proses menghasilkan serangkaian gagasan berdasarkan topik tertentu, tanpa ada upaya untuk menilai atau mengevaluasinya. Makanya, di sini, kamu bebas mengeksplorasi ide apapun.

Namun, merumuskan ide-ide kreatif tidaklah mudah. Beberapa ide akan dianggap menarik dan lainnya bisa jadi hanya akan berakhir di tempat sampah. Oleh karena itu, di tahapan ini kamu dituntut untuk berpikir out-of-the-box.

Kalau kamu kesulitan melahirkan ide-ide cemerlang, kamu bisa mengikuti beberapa metode ideation yang sering digunakan, seperti brainstorming, mindmapping, hingga bodystorming (roleplay).

Prototype

Setelah memilih ide paling jenius, kamu harus membuat visualisasi dari idemu tersebut. Tahapan ini memang membutuhkan eksperimen untuk mengubah ide menjadi sesuatu yang tampak.

Prototype sendiri merupakan produk belum jadi, simulasi, sample yang dapat mengevaluasi ide dan desain yang sudah kamu rancang, misalnya seperti versi beta dalam pembuatan website. Tahapan ini penting untuk menguji coba apakah produk yang digarap sejauh ini sudah sesuai dengan apa yang direncanakan.

Di tahap ini, solusi yang ditawarkan bisa jadi diterima, diperbaiki, dirancang ulang, bahkan ditolak.maka dari itu, fungsi tahapan ini memang untuk mempertanyakan ulang apakah produk yang ada sudah dapat menjawab permasalahan pengguna.

Test

Sesuai namanya, di tahap ini, kamu harus menguji prototype kepada pengguna. Terkadang, testing bersifat opsional. Namun, menguji akan memberikan keuntungan tersendiri yaitu product review. Dari situ, kamu bisa memaksimalkan kembali produk tersebut dari feedback dari pengguna.

Meski tahap ini berada di akhir, bukan berarti proses design thinking telah selesai. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, design thinking adalah metode non-linear. Proses testing bisa jadi memunculkan kekurangan atau celah dari proses design thinking lainnya.

Kalau begitu, kamu harus memperbaiki hasil dari proses yang rumpang. Misalnya, setelah dilakukan testing ternyata pengguna tidak terlalu membutuhkannya.

Bisa jadi, problem statement yang kamu rumuskan kurang tepat. Maka, kamu harus mengulang kembali identifikasi masalah di tahapan define, lalu menentukan kembali ide-ide sebagai solusi masalah.

Contoh Penerapan Design Thinking: Studi Kasus Gojek

Kali ini, kamu akan mengetahui kesuksesan Gojek dalam menemukan masalah dan memberikan solusi menggunakan design thinking. Founder Gojek, Nadiem Makarim resah saat banyak orang tak percaya ojek bisa menjadi pekerjaan profesional.

Keraguan tersebut dijawabnya melalui penemuan inovatif berupa aplikasi penghubung mitra ojek online dan penumpang dengan Gojek. Per 2020, Gojek telah mengumpulkan 38 juta pengguna aktif bulanan, menyabet gelar unicorn pada Mei 2017, dan menjadi decacorn dua tahun setelahnya.

Berikut tahapan penemuan Gojek menggunakan design thinking.

Empathize

Nadiem mengatakan bahwa sektor ojek sangat bernilai. Ini berawal dari pengalaman pribadinya yang lebih memilih naik ojek dibanding membawa mobil sendiri untuk menghindari kemacetan Jakarta. Nadiem mendapati bahwa masyarakat juga merasakan keresahan yang sama dan membutuhkan tranportasi alternatif.

Di sisi lain, karena sering naik ojek, Nadiem dapat memahami seluk beluk perjuangan seorang ojek yang bekerja selama 14 jam sehari dan tidak bertemu anak istri, tetapi hanya dapat 4 penumpang. Nadiem merasa prihatin dengan nasib tukang ojek.

Define

Nadiem berusaha menjawab permasalahan yang ada dengan menekankan bahwa konsumen menghadapi masalah kemacetan setiap hari. Di sisi lain, terdapat ketidakpastian penghasilan dari tukang ojek, bahkan setelah bekerja berjam-jam dalam sehari.

Selain itu, Nadiem juga melihat, pada saat banyak ojek tersedia, tidak banyak penumpang yang membutuhkan jasanya. Namun, saat penumpang butuh, sang ojek tidak berada di tempat. Kata Nadiem, ini menyebabkan inefisiensi pasar.

Maka, Nadiem merasa harus membuat terobosan baru untuk mengakomodasi hal tersebut.

Potential problem statement: “Masyarakat butuh transportasi alternatif untuk menghindari kemacetan Jakarta dan tukang ojek butuh kepastian penghasilan (penumpang)”

Ideate

Bermodal keresahan masyarakat atas kemacetan Jakarta, nasib tukang ojek, dan perumusan problem statement di atas, Nadiem merumuskan beberapa solusi. Salah satunya dan yang akan menjadi dasar pembuatan produknya saat ini, adalah dengan menciptakan sebuah penghubung antara kebutuhan penumpang dan tukang ojek.

Prototype

Pada 2010, Nadiem membuat sebuah call center untuk ojek konvensional yang berjumlah 20 orang pengemudi. Setelah mendapat respons positif dari masyarakat, barulah Gojek mengembangkan aplikasinya.

Test

Pada tahun 2015, Gojek merilis aplikasi Go-Ride untuk melihat respons masyarakat. Tak lama, pengemudi berbondong-bondong mendaftar, dari yang mulanya 20 orang menjadi 800 orang pada 2015.

Gojek telah sukses menjadi penghubung mitra ojek online dengan customer yang membutuhkan transportasi alternatif untuk menghindari kemacetan Jakarta.

Selain layanan utama tersebut, Gojek juga semakin mengembangkan bisnisnya pada layanan antar makanan, barang, pembelian barang, jasa kebersihan, dll.