Inilah Jadwal dan Lokasi Pertandingan AOV Star League Season 2

Kompetisi Arena of Valor Star League (ASL) Season 2 segera dimulai! Tujuh tim tangguh akan bertarung memperebutkan total hadiah 2,6 miliar rupiah serta kesempatan mewakili Indonesia dalam turnamen tingkat dunia. Selain enam tim dari ASL Season 1, satu tim baru yaitu The Headhunters akan ikut bertanding.

ASL Season 2 akan berlangsung mulai hari Minggu, 16 September 2016. Pertandingan digelar secara offline setiap satu minggu sekali, dengan lokasi di Neo Soho Mall, Jakarta. ASL Season 2 ini juga menjadi ajang kompetitif pertama yang mengikutsertakan hero asal Indonesia, Wiro Sableng. (Baca juga: Garena juga telah membuka pendaftaran untuk kompetisi AOV National Championship (ANC) 2018 Season 2)

Garena mengabarkan bahwa setiap minggu akan ada satu tim yang tidak ikut bertanding. Ini karena jumlah tim partisipan memang ganjil, jadi akan tidak adil bila ada satu tim yang harus bertanding dua kali berturut-turut. Untuk minggu pertama misalnya, tim yang tidak tampil adalah GGWP.ID. Tim ini merupakan juara kedua dalam turnamen ASL season sebelumnya.

Di bawah ini adalah jadwal pertandingan ASL Season 2 minggu pertama.

ASL Season 2 | Week 1
Jadwal pertandingan ASL Season 2 minggu pertama | Sumber: Garena

Selain menyaksikan secara langsung di Neo Soho Mall, Anda juga bisa menonton pertandingan ASL Season 2 ini lewat streaming di channel YouTube Garena AOV Indonesia. Streaming akan dimulai pada hari-H pukul 10:00 pagi. Sementara pertandingannya sendiri baru akan berlangsung jam 11:00 WIB. Anda dapat mengeset reminder di YouTube supaya tak ketinggalan kompetisi bergensi ini.

Apabila Anda kurang berminat pada esports, jangan khawatir. Anda tetap bisa meramaikan komunitas AOV lewat lomba lainnya. Saat ini yang sedang berlangsung misalnya adalah AOV Dance Challenge. Caranya cukup mudah, Anda cukup mengunduh lagu yang disediakan oleh Garena, kemudian mengunggah video cover dance di Instagram.

AOV Dance Challenge
AOV Dance Challenge | Sumber: Garena

Lomba AOV Dance Challenge sudah berjalan sejak 23 Agustus lalu dan akan berakhir pada 15 September, sehari sebelum ASL Season 2. Pemenang video paling kreatif akan mendapat 1 unit smartphone Google Pixel 2 XL. Tersedia pula hadiah hiburan untuk 10 peserta paling menghibur berupa powerbank. Untuk keterangan lebih lanjut tentang lomba ini, silahkan kunjungi halaman Facebook Garena AOV Indonesia.

Kilas Balik 8 Tahun Sepak Terjang Dendi Bersama Na’Vi

Berbicara tentang esports, apalagi seputar Dota 2, kita pasti tak bisa lepas dari topik seputar Dendi. Pria bernama asli Danil Ishutin ini adalah salah satu pemain Dota 2 profesional paling terkenal, sekaligus juga merupakan ikon yang sangat melekat dengan game buatan Valve tersebut. Keahliannya sebagai pemain mid yang kreatif serta kepribadiannya yang ramah telah memenangkan hati jutaan penggemar di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Dendi juga terkenal karena kesetiaannya pada tim yang telah membesarkan namanya, Natus Vincere (Na’Vi). Atlet esports berpindah-pindah tim itu sudah biasa. Tapi Dendi tinggal di satu tim saja selama delapan tahun, dan itu luar biasa. Bahkan saat Na’Vi sedang kering prestasi, di tengah cemoohan dan skeptisisme penggemar Dendi tetap bermain dengan penuh semangat.

Sayangnya, pada tanggal 1 September 2018, Na’Vi resmi mengumumkan bahwa Dendi tak lagi bersama mereka. Keputusan ini diambil setelah tim Na’Vi menunjukkan performa yang buruk di turnamen The International 2018. Mereka yang dulu mantan juara dunia kini tersingkir, tereliminasi di babak kualifikasi setelah kalah melawan tim Espada dan imagine hehe.

Dendi Dota 2 Millionaire
Cuplikan artikel tentang Dendi setelah menjadi juara dunia | Sumber: Steelseries

CEO Na’Vi Yevhen Zolotarov mengakui bahwa keberadaan Dendi adalah era bersejarah untuk tim asal Ukraina tersebut. Era itu telah berakhir, menyisakan kesan mendalam bagi para penggemar. Seperti apa suka duka perjalanan Dendi bersama Na’Vi? Mari kita kenang kembali.

Merintis karier sejak remaja

Dendi adalah pemain berbakat yang sudah memulai kariernya sebagai gamer profesional sejak remaja. Di kampung halamannya di Ukraina, Dendi terkenal sebagai jagoan Warcraft III yang langganan juara. Namun setelah menemukan DotA, Dendi lebih fokus memainkan custom map tersebut. Uniknya, kiprah Dendi di dunia DotA awalnya bukanlah sebagai pemain mid, namun support.

Tim profesional pertama Dendi adalah Wolker Gaming, tim lokal yang cukup sukses pada masa itu. Ketika debut di tahun 2006, Dendi masih berusia 17 tahun. Di tim ini pula ia bertemu dengan Goblak (Artur Kostenko) yang nantinya juga akan menjadi partnernya di Natus Vincere. Bersama Wolker Gaming, Dendi berhasil tampil gemilang dan meraih posisi runner-up di kompetisi bergengsi MYM Prime Defending.

Dendi - Young
Dendi (tengah) mengikuti kompetisi di masa muda | Sumber: Prodota.ru

Selain Wolker Gaming, Dendi juga sempat bergabung dengan beberapa tim lain seperti Kingsurf International (Ks.Int) dan DTS Gaming. Di tim terakhir ini Dendi meraih tiga besar di berbagai kejuaraan, seperti ESWC 2010 dan WDC 2010. Kemudian, di akhir 2010, Dendi akhirnya hijrah ke Natus Vincere.

Juara dunia pertama

Dendi memulai debutnya di bidang Dota 2 bersama Natus Vincere. Saat itu Dota 2 bahkan belum dirilis secara resmi, masih dalam fase closed beta, namun peminatnya sudah sangat banyak. Tahun 2011 adalah tahun bersejarah. Untuk pertama kalinya, ada turnamen Dota tingkat dunia dengan hadiah jutaan dolar, dengan nama The International (TI).

Sebelum The International, hadiah turnamen turnamen Dota 2 biasanya berkisar antara US$1.000 atau US$15.000 saja. Ketika Valve belum merilis pengumuman resmi, rumor menyebar bahwa The International akan menawarkan hadiah kurang lebih US$50.000. Karena itulah ketika akhirnya diungkap total hadiah senilai US$1,6 juta, kancah esports gempar.

The International pertama diadakan di kota Cologne, Jerman. Na’Vi yang berhasil tembus hingga ke babak Grand Final harus berhadapan dengan EHOME, salah satu tim favorit juara asal Cina. Pertarungan antara kedua tim berjalan ketat, namun Na’Vi berhasil menunjukkan kerja sama yang sangat baik

Kombinasi permainan Dendi dan XBOCT (Alexander Dashkevich) yang agresif membuat EHOME kelabakan. Dendi gemar memilih hero dengan mobilitas tinggi, seperti Puck dan Queen of Pain. Gerakan serta positioning Dendi yang mengejutkan berulang kali merusak strategi EHOME. Na’Vi berhasil juara dunia Dota 2 pertama, dan pulang membawa uang hadiah 1 juta dolar.

“Fountain Hook” yang melegenda

Kemenangan di The International membuat popularitas Na’Vi melejit. Begitu pula Dendi yang saat itu disebut-sebut sebagai “The Dota 2 Millionaire” (jutawan Dota 2). Pada periode 2011 – 2013 nama Na’Vi disegani dan dianggap salah satu tim terkuat dunia, sementara Dendi dianggap sebagai salah satu pemain mid terbaik.

NaVi 2013
XBOCT, Funn1k, KuroKy, Dendi, dan Puppey. Tim Na’Vi tahun 2013 ini sangat ditakuti. | Sumber: Valve

Lusinan gelar juara disabet Na’Vi di masa gemilang ini. Mulai dari ajang ESWC (Electronic Sports World Cup), StarLadder Series, DreamLeague, The Defense, semua tak luput dari dominasi mereka. Performa Na’Vi di The International berikutnya pun sangat meyakinkan. Mereka berhasil meraih juara dua selama dua tahun berturut-turut.

Momen paling mengesankan diciptakan oleh Dendi dan Puppey (Clement Ivanov) pada The International 2013, ketika Na’Vi berhadapan dengan tim TongFu di semifinal (Winners’ Finals). TongFu pada awalnya mendominasi permainan. Tapi kemudian terjadi hal tak terduga.

Hero Dendi saat itu, Pudge, memiliki kemampuan untuk menarik lawan dengan rantai (hook). Sementara hero Puppey, Chen, dapat mengembalikan hero teman ke markas (fountain) dengan teleportasi. Karena suatu bug, bila Chen mengirim Pudge ke markas tepat saat Pudge menarik musuh, maka musuh juga akan ikut terseret sampai ke markas.

Interaksi ini dikenal dengan istilah “Fountain Hook”, dan sebenarnya sudah ada dalam Dota 2 sejak lama. Namun Na’Vi adalah tim pertama yang menggunakannya di turnamen internasional. Meski sempat terjadi kontroversi, Valve sendiri menyatakan, “Jika hal itu ada di dalam game, kamu boleh menggunakannya.” Na’Vi mengeliminasi TongFu sebelum akhirnya kalah oleh tim Alliance di babak final.

Fountain Hook menjadi momen paling berkesan dari The International 2013. Sayangnya banyak pernyataan protes dari penggemar akan kejadian tersebut, hingga akhirnya Valve merilis patch untuk menghilangkan “fitur” itu dari Dota 2.

Perpisahan dengan sahabat

Hidup itu bagaikan roda. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Bagi Na’Vi, tahun 2014 adalah awal dari masa kelam. Mereka sempat memenangkan beberapa kompetisi di awal tahun, tapi semakin lama performa mereka semakin menurun. Di The International 2014, Na’Vi harus puas menempati posisi tujuh.

Setelahnya, Na’Vi pun pecah. Puppey dan KuroKy (Kuro Salehi Takhasomi) keluar, membentuk tim baru bernama Team Secret. Na’Vi sempat berganti-ganti anggota beberapa kali selama setahun. Salah satu anggota barunya adalah SoNNeikO (Akbar Butaev) yang nantinya berperan besar dalam perjalanan Na’Vi, namun selain itu susunan pemain Na’Vi tidak begitu stabil.

Puppey vs Dendi
Puppey dan Dendi, dari partner menjadi rival

The International 2015 menempatkan Na’Vi pada posisi yang aneh. Dulunya mantan juara, mereka kini bahkan tak masuk dalam daftar tim undangan. Na’Vi harus berjuang melalui tahap kualifikasi sebelum masuk ke turnamen utama. Itu pun hasilnya jeblok. Na’Vi finis di peringkat terakhir.

Bisa ditebak betapa deras hujatan datang dari para penggemar akibatnya. Dendi, sebagai pemain Natus Vincere paling populer, turut menerima imbasnya. Banyak tawaran datang agar Dendi pindah ke tim Cina, atau setidaknya mencoba posisi lain. Banyak juga yang menyuruhnya pensiun. Tapi Dendi tetap bergeming.

Tahun 2016 kondisi Na’Vi sedikit membaik. Mereka sempat memenangkan beberapa kejuaraan seperti StarLadder i-League dan Dota Pit League. Para penggemar berharap Na’Vi dapat melakukan comeback, tapi ternyata di The International 2016, lagi-lagi mereka menduduki peringkat bontot.

Zero to hero, hero to zero

Di tengah kondisi Na’Vi yang minim prestasi, senyum dan semangat Dendi terus menjadi daya tarik bagi para penggemar setia. Ia bisa saja mengambil jalan pintas dengan pergi ke tim lain, tapi menurutnya sebuah masalah harus diselesaikan, bukan dihindari. Bagaimana Dendi menghadapi kesulitan ini terangkum dalam film dokumenter singkat berjudul Dendi: The Story of Dedication.

Dendi juga terkenal tidak sungkan bertingkah lucu di depan publik. Saat The International 2015 misalnya, ia menjadi salah satu pemain yang ikut dalam pertandingan all-star 10 lawan 10. Tapi ia menyamar menjadi pemain misterius dengan mengenakan kostum hero Pudge. Di pertandingan itu, Dendi dan Puppey akhirnya bermain bersama lagi setelah sekian lama.

Meski anggota tim Na’Vi masih terus berubah, ada dua orang yang mulai menonjol di sini, yaitu SoNNeikO dan GeneRaL (Victor Nigrini). Merekalah yang berperan besar mengantarkan Na’Vi kembali menjadi juara Starladder i-League, gelar juara pertama Na’Vi setelah dua tahun, SoNNeikO didapuk menjadi kapten baru Na’Vi. Sementara itu, XBOCT yang sudah bersama Na’Vi cukup lama, kini berganti peran menjadi coach.

The International 2017 menjadi titik nadir dalam sejarah Natus Vincere. Untuk pertama kalinya, tim berlogo warna kuning dan hitam ini bahkan tidak tampil di turnamen utama karena gagal lolos kualifikasi. Di era ini Valve juga menciptakan kompetisi global berskala lebih kecil yang disebut turnamen Major dan Minor. Tak satu pun di antaranya dimenangkan Na’Vi.

Kegagalan yang sama kembali terulang di The International 2018. Mungkin memang sudah waktunya Na’Vi berbenah. Bila tidak beradaptasi, ada kemungkinan tim Dota 2 Natus Vincere harus bubar. Dendi adalah sosok tak tergantikan di Na’Vi, tapi Na’Vi butuh orang yang bisa memberi hasil nyata. Karena itulah, dengan berat hati. Na’Vi akhirnya melepas Dendi dari tim. Pengumuman lengkapnya dapat Anda lihat pada video di atas (nyalakan subtitle untuk bahasa Inggris).

Apa langkah Dendi selanjutnya setelah tak lagi berada di bawah bendera Na’Vi? Banyak orang mengira ia akan pensiun, tapi pria yang kini berusia 29 tahun itu sudah mengkonfirmasi bahwa ia akan terus bermain dan saat ini tengah mencari tim baru.

Satu hal yang pasti, naik turun kehidupan tidak akan mengubah sifat Dendi yang selalu ceria. Tidak ada yang tahu seperti apa masa depan Dendi, dan kita hanya bisa berharap masa depan itu akan cerah.

Gambar header: Navi Dota 2.

Tim OG Tolak Undangan Kualifikasi Kuala Lumpur Major

Turnamen Dota 2 Kuala Lumpur Major sudah dimulai! Kali ini, Valve selaku penyelenggara menerapkan sistem baru yang membuat persaingan semakin ketat. Yaitu, tidak ada lagi tim undangan yang langsung masuk ke babak utama. Semua tim partisipan harus baku hantam terlebih dahulu di babak kualifikasi.

Namun itu bukan berarti sama sekali tidak ada penghargaan bagi tim berprestasi. Kualifikasi Kuala Lumpur Major terdiri dari dua tahapan, yaitu Open Qualifier dan Closed Qualifier. Dari setiap wilayah regional, empat tim terbaik Open Qualifier akan maju ke Closed Qualifier, kemudian memperebutkan tiket ke babak utama melawan empat tim undangan.

Wilayah regional dalam Dota 2 terbagi menjadi enam, yaitu Eropa, Amerika Utara, Tiongkok, Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (eks-Uni Soviet), Amerika Selatan, dan Asia Tenggara. Daftar tim undangan untuk tiap wilayah bisa Anda lihat melalui tabel berikut.

Kuala Lumpur Major | Closed Qualifier
Daftar tim undangan Kuala Lumpur Major Closed Qualifier | Sumber: Wykrhm Reddy

Setelah melihat tabel di atas mungkin Anda akan sedikit bingung. Di mana tim OG? Mereka baru saja menjadi juara kompetisi The International 2018, tapi mengapa nama mereka tidak masuk daftar undangan? Menurut kabar dari PGL yang menjadi event organizer Kuala Lumpur Major, tim OG sebenarnya sudah diundang. Tapi mereka menolak dan tidak akan berpartisipasi dalam ajang tersebut.

https://twitter.com/iamJERAX/status/1038850532587319297

Kabar tersebut memang patut disayangkan. Apalagi sebagai penonton, tentu menjadi hiburan tersendiri melihat tim-tim unggulan bersaing ketat melawan para underdog. Menurut Jerax (Jesse Vainikka), salah satu pemain tim OG, keputusan itu diambil karena mereka butuh waktu istirahat setelah perjuangan keras menjadi juara dunia.

Keputusan yang patut dimaklumi, mengingat jarak antara The International 2018 dan Kuala Lumpur Major terbilang sangat berdekatan (tak sampai satu bulan). Bila kita menambahkan faktor transfer pemain, persiapan latihan, serta administrasi, tentu semuanya akan terasa begitu cepat. OG baru saja “menang banyak” di kompetisi tertinggi. Mereka layak mendapat liburan.

Team OG | TI8
Tim OG saat menjuarai The International 2018 | Sumber: Esportsranks

Meski OG tidak tampil sebagai penantang, jangan khawatir. Wilayah Eropa masih penuh dengan tim-tim papan atas, seperti Team Liquid, Team Secret, dan Alliance. Satu nama yang sedikit asing mungkin Shangri-La. Ini adalah tim baru yang dibentuk oleh PPD (Peter Dager), mantan kapten Evil Geniuses.

Babak Open Qualifier Kuala Lumpur Major kini sudah dimulai. Beberapa tim Indonesia seperti EVOS, Rex Regum Qeon, dan PG.Orca ikut meramaikan Open Qualifier di wilayah Asia Tenggara. Anda dapat menontonnya langsung lewat client Dota 2, atau secara streaming, misalnya di channel YouTube Ligagame eSports TV. Mana tim jagoan Anda?

Sumber: GosuGamers, Stadium Astro

Pendaftaran AOV National Championship (ANC) 2018 Season 2 Telah Dibuka

AOV Star League yang merupakan kompetisi tertinggi Arena of Valor di Indonesia akan digelar sebentar lagi. Namun Garena selaku penerbit game tersebut juga punya ajang turnamen lain. Salah satunya adalah Arena of Valor National Championship atau ANC yang kini memasuki season kedua di tahun 2018.

Dibanding AOV Star League (ASL), ANC memiliki level yang lebih rendah karena merupakan turnamen semi-profesional. Bila ASL hanya diikuti oleh tim-tim terkuat di Indonesia, ANC justru membuka pendaftaran kualifikasi untuk umum. Kualifikasi ini akan berlangsung secara online maupun offline.

ANC 2018 Season 2 | Poster

Hanya satu tim yang dapat lolos dari babak kualifikasi online. Sementara kualifikasi offline yang diselenggarakan di 27 kota berbeda, akan meloloskan 27 tim berbeda pula.

Berikut jadwal rangkaian acara ANC 2018 Season 2 Online Qualifiers:

  • Registrasi: 9 – 16 September 2018
  • Pengumuman tim dan jadwal: 17 September 2018
  • Turnamen: 18 – 19, 21 – 23 September 2018

Sementara itu kualifikasi offline atau City Qualifiers akan berlangsung pada:

  • Registrasi: 19 September – 19 Oktober 2018
  • City Qualifiers Week 1: 29 – 30 September 2018
  • City Qualifiers Week 2: 6 – 7 Oktober 2018
  • City Qualifiers Week 3: 13 – 14 Oktober 2018
  • City Qualifiers Week 4: 20 – 21 Oktober 2018

Jadwal untuk Regional Playoffs dan Grand Final untuk saat ini masih belum pasti, tapi yang jelas keduanya akan terjadi pada bulan November 2018.

Total hadiah yang diperebutkan di ANC 2018 Season 2 mencapai 300 juta rupiah, ditambah dengan berbagai merchandise serta voucer in-game. Menariknya lagi, empat tim terbaik yang berhasil lolos ke babak Grand Final otomatis akan mendapat jatah kualifikasi untuk kompetisi AOV Star League Season 3 nantinya.

ANC 2018 Season 1 | Champion
SES•Voc?Ikamil1, juara ANC 2018 Season 1 | Sumber: Garena

Sistem di atas sedikit berbeda dengan ANC Season 1 di bulan April lalu. Saat itu, hanya 1 tim juara yang mendapat jatah kualifikasi ASL, yaitu SES•Voc?Ikamil1 (kini dikenal dengan nama Saudara e-Sports). Dengan penambahan slot kualifikasi, sepertinya ASL Season 3 akan semakin sulit diprediksi akibat munculnya penantang-penantang baru. (Baca Juga: Inilah 7 Tim yang Bertanding di AOV Star League Season 2)

Saat ini pendaftaran untuk ANC 2018 Season 2 Online Qualifiers telah dibuka. Bila Anda berminat, silahkan langsung melakukan pengisian formulir lewat tautan berikut.

Tak Mau Kalah dengan AOV, Puyo Puyo Kini Juga Merambah Dunia Esports

Arena of Valor buatan Tencent bukan satu-satunya permainan yang mengusung esports di platform Nintendo Switch. Salah satu studio game asal Jepang, SEGA, rupanya juga tengah bersiap-siap ikut meramaikan. Tapi game buatan SEGA yang masuk ke ranah esports bukan seri Virtua Fighter, Dead or Alive, atau Sonic. Tak disangka-sangka, game itu justru adalah Puyo Puyo.

Pertama kali dirilis pada tahun 1991, Puyo Puyo telah lama dikenal sebagai salah satu pelopor genre match three. Meski punya tata permainan yang simpel, genre ini tak pernah lekang dimakan zaman, dan Puyo Puyo hingga kini masih sangat terkenal. Puyo Puyo juga sering menjalin kolaborasi dengan franchise lain, seperti Sonic the Hedgehog, Mobile Suit Gundam, hingga Lion King.

Puyo Puyo Tetris | Screenshot

Game terbaru Puyo Puyo yang akan muncul di Switch dan juga PS4 memiliki judul Puyo Puyo e Sports. Sebagaimana dikabarkan Nintendo Everything, nama game ini muncul di situs badan rating game Korea Selatan (Game Rating and Administration Committee, atau GRAC). Pengumuman resmi dari SEGA sendiri sebenarnya belum ada, namun selama ini informasi GRAC terkenal terpercaya.

Memasukkan match three ke dalam dunia esports mungkin terdengar agak aneh, karena genre tersebut sering diasosiasikan dengan gamer kasual. Tapi sebenarnya akar kompetitif match three sudah ada sejak lama.

Tetris, misalnya, memiliki kompetisi kelas dunia bernama Classic Tetris World Championship yang diadakan tahunan sejak 2010. Di turnamen AnimEVO 2018 pun, Super Puzzle Fighter II  Turbo dan Puyo Puyo Tetris termasuk dalam daftar game yang dilombakan.

Jonas Neubauer | Tetris World Champion
Jonas Neubauer, juara dunia Tetris | Sumber: RollingStone

Popularitas Puyo Puyo di Jepang bahkan mendorong game ini menjadi salah satu game pertama yang diakui oleh Japan eSports Union (JeSU). Dibandingkan negara-negara lain seperti Korea Selatan atau Tiongkok, esports di Jepang sebetulnya tergolong tertinggal. Demi mempercepat pertumbuhan itulah JeSU dibentuk pada awal 2018.

Sebagai penerbit Puyo Puyo, SEGA ikut turut berkontribusi dalam iklim esports di sekitarnya. Ini dapat dilihat dari inisiatif mereka menggelar turnamen Puyo Puyo Cup di Akihabara, bulan April kemarin. Juara turnamen tersebut berhak membawa pulang hadiah utama senilai 1 juta Yen.

Saat ini belum ada info mengenai tanggal rilis ataupun gameplay dari Puyo Puyo e Sports. Mungkin sebenarnya Nintendo berencana mengumumkan game ini pada acara Nintendo Direct, Jumat lalu. Namun acara tersebut ditunda karena adanya musibah gempa bumi di wilayah Hokkaido, Jepang.

Sumber: Nintendo Everything, Gematsu, Siliconera.

SMA Negeri 8 Bekasi Adakan Turnamen Arena of Valor pada Bulan Oktober 2018

Gairah esports di Indonesia tak hanya terasa di ibukota propinsi saja seperti Jakarta atau Surabaya. Kota-kota besar lain pun turut semarak dengan berbagai kompetisi meskipun skalanya kecil. Contohnya seperti turnamen Arena of Valor dalam acara Eight Cup yang berlangsung pada bulan Oktober 2018 nanti.

Eight Cup adalah kompetisi olahraga rutin yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 8 Bekasi secara tahunan. Sekolah ini memang punya fokus kuat pada bidang olahraga. Bahkan, mereka memiliki program kelas atlet yang memberikan porsi pendidikan olahraga jauh lebih banyak daripada materi akademis.

Program kelas atlet di SMA Negeri 8 Bekasi meliputi pengadaan berbagai pertandingan, seperti turnamen bola basket, futsal, bola voli, dan lain-lain. Kini rupanya tak hanya olahraga konvensional yang jadi perhatian, tapi olahraga elektronik pun mulai dilirik.

Bila Anda berminat, sesi registrasi turnamen AOV Eight Cup 2018 telah dibuka sejak 20 Agustus lalu, dan akan berakhir pada tanggal 22 September. Kompetisinya sendiri akan berlangsung pada tanggal 20 – 27 Oktober 2018, bertempat di GOR Hall Basket SMA Negeri 8 Bekasi.

Pendaftaran seluruh cabang olahraga dipungut biaya yang bervariasi. Untuk turnamen AOV, biayanya adalah Rp50.000 ditambah dengan Rp25.000 biaya WO (walk out). Umumnya tuan rumah tidak ikut berpartisipasi dalam kontes yang mereka selenggarakan sendiri, tapi khusus kompetisi AOV ini SMA Negeri 8 Bekasi juga menurunkan tim. Mungkin ini pertanda bahwa antusiasme siswa-siswi sekolah tersebut terhadap AOV begitu besar.

Eight Cup 2018 - PosterSelain AOV, Eight Cup juga mempertandingkan bidang futsal, bola basket, voli, modern dance, serta tari ratoeh jaroe (tarian yang muncul di pembukaan Asian Games 2018). Hampir semua kompetisi ditujukan untuk siswa SMP dan SMA, tapi khusus Arena of Valor, pendaftaran terbuka untuk siapa saja.

Pendaftaran kompetisi AOV Eight Cup 2018 bisa Anda lakukan dengan mengisi formulir pada tautan ini. Untuk info lebih lanjut, Anda dapat menghubungi contact person Reynaldi Armando di nomor 085882949227. Total hadiah yang diperebutkan kali ini mencapai 50 juta rupiah, dengan tambahan piala bergilir dari walikota Bekasi. Selamat bertanding!

Sumber: Garena.

Cygames Ingin Kembangkan Sekuel Baru Zone of the Enders Walau Tanpa Hideo Kojima

Konami baru saja merilis Zone of the Enders: The 2nd Runner MARS, versi remaster dari Zone of the Enders: The 2nd Runner yang dulu muncul di PS2. Game ini, selain menyajikan grafis lebih indah yang mendukung resolusi 4K, juga menawarkan fitur virtual reality yang tidak ada di versi aslinya.

Konami bekerja sama dengan Cygames dalam pengembangan Zone of the Enders: The 2nd Runner MARS, dan tampaknya mereka tidak puas bila membuat satu game saja. Dalam wawancara antara antara kru Cygames dengan Dengeki Online, mereka menyatakan keinginan untuk menciptakan sekuel baru Zone of the Enders.

Dorongan itu muncul salah satunya karena di dalam Cygames sendiri ternyata banyak penggemar seri Zone of the Enders. Tapi tentu saja keputusan akhir tetap di tangan Konami sebagai pemilik properti intelektual. “Kami membicarakan kemungkinan sekuel dengan Konami bila game ini (Zone of the Enders: The 2nd Runner MARS) laku terjual, jadi saya harap semua orang membelinya,” demikian ujar project manager Cygames, Kenichi Kondo.

Zone of the Enders: The 2nd Runner | Jehuty
Jehuty, robot yang berperan sentral dalam kisah Zone of the Enders

Anda yang tak familier dengan seri ini mungkin bertanya-tanya, apa yang membuat Zone of the Enders begitu spesial? Jawabannya ada banyak. Pertama, Zone of the Enders lahir dari tangan dingin dua dedengkot Konami, yaitu Hideo Kojima (produser) dan Yoji Shinkawa (desainer robot). Mereka adalah sosok yang juga berada di balik seri Metal Gear Solid.

Kedua, seri ini menggembar-gemborkan slogan berbunyi “High Speed Robot Action”, dan slogan itu benar-benar disajikan dengan ciamik. Tidak seperti game bertema robot kebanyakan yang memiliki gerakan lambat dan berat, Zone of the Enders menempatkanmu dalam aksi robot super cepat, baik di darat maupun udara, jarak jauh maupun jarak dekat, di bumi maupun di luar angkasa.

Dalam cerita Zone of the Enders, robot yang kamu kendarai memang dapat bergerak jauh lebih gesit daripada robot-robot konvensional karena menggunakan teknologi material alien yang disebut Metatron. Gameplay asik, dibalut cerita fiksi ilmiah yang epik, serta dibalut soundtrack megah bernuansa etnik, menghasilkan pengalaman unik yang hingga hari ini masih sulit dicari bandingannya.

Game berkualitas biasanya akan mendapat banyak sekuel, tapi tidak dengan Zone of the Enders. Zone of the Enders: The 2nd Runner adalah game terakhir dalam seri ini, dan game tersebut dirilis tahun 2003. Selama 15 tahun lamanya para penggemar menunggu sekuel tapi tak kunjung muncul. Hideo Kojima sempat dikabarkan mengerjakan Zone of the Enders 3, tapi proyek itu akhirnya ditinggalkan karena berbagai masalah.

Zone of the Enders: The 2nd Runner | Characters
Karakter-karakter seri Zone of the Enders

Apabila Cygames jadi menciptakan sekuel baru Zone of the Enders, mungkin perasaan para penggemar akan campur aduk. Di satu sisi ini kabar yang menyenangkan, tapi Hideo Kojima dan Yoji Shinkawa kini sudah keluar dari Konami untuk membentuk perusahaan baru. Tanpa dua orang itu, apakah nuansa yang disuguhkan bisa tetap sama?

Kenichi Kondo sendiri mengaku belum punya gambaran akan seperti apa sekuel yang dimaksud. Ia berkata, “Tentu saya belum tahu apakah sekuel itu adalah Zone of the Enders 3, atau Zone of the Enders: The 2nd Runner 2, atau sesuatu yang sama sekali berbeda. Tapi saya ingin menciptakan entri berikutnya bila memungkinkan.”

Saat ini Zone of the Enders: The 2nd Runner MARS sudah tersedia di pasaran untuk platform PS4 dan PC. Tapi saya tak yakin game tersebut bisa menarik banyak audiens, mengingat di PS3 dan Xbox 360 sudah pernah ada versi remaster juga, yaitu Zone of the Enders HD Collection yang berisi dua game. Daripada membeli remaster ulang dari game berusia 15 tahun, mungkin kebanyakan gamer akan lebih memilih game baru yang tak kalah keren.

Sumber: Gematsu.

Aksi Lei Wulong dan Anna Williams Hadir di Trailer Tekken 7 Season 2

Season pass adalah praktik bisnis yang sudah sangat lumrah di dunia fighting game. Di era modern ini rasanya hampir tak ada fighting game yang hanya dirilis sekali tanpa ada penjualan season pass setelahnya. Maklum, selain mendatangkan penghasilan tambahan, season pass juga dapat membuat permainan terasa kembali segar di mata penggemar. Faktor kedua ini penting untuk game kompetitif apa pun, termasuk juga fighting game.

Tekken 7 sebagai salah satu fighting game terpopuler di dunia juga tak luput dari praktik season pass. Sayangnya, Season Pass 1 yang dirilis tahun 2017 kemarin ternyata kurang memuaskan. Dengan isi hanya dua karakter (Geese Howard dan Noctis Lucis Caelum), satu mode tambahan (Tekken Bowling), dua stage baru (Howard Estate dan Hammerhead Station), serta beberapa kostum, banyak orang merasa paket ini terlalu mahal.

Tekken 7 | Anna Williams

Bandai Namco tampaknya telah belajar dari kekurangan mereka dan kini berusaha memberi konten baru yang jauh lebih menarik. Mengikuti keinginan banyak penggemar, season pass kedua kali ini akan menambahkan karakter Lei Wulong dan Anna Williams, serta satu karakter tamu yaitu Negan dari serial TV The Walking Dead.

Lei Wulong si ahli jurus mabuk ini sekarang tampil lebih kasual. Ia tak lagi mengenakan seragam bela diri Cina (qipao) warna biru yang khas, namun justru memakai jaket dengan beberapa atribut kepolisian. Wajahnya pun tampak lebih tua, menunjukkan bahwa jarak kejadian di Tekken 6 dan Tekken 7 cukup berjauhan. Untuk nostalgia, qipao biru milik Lei masih tersedia sebagai kostum DLC.

Sementara itu desain Anna Williams tak berubah drastis, hanya kini ia mengenakan gaun lebih glamor dengan banyak bulu-bulu menghiasi. Ia juga masih terlihat membenci saudarinya, Nina Williams. Satu yang unik, ketika Anna melancarkan Rage Art, ia akan mengeluarkan bazoka untuk meledakkan musuhnya.

Tekken 7 | Lei Wulong

Tapi itu belum semua. Masih ada tiga karakter playable tambahan yang belum terungkap, sehingga total ada enam karakter dalam paket Season Pass 2. Selain itu paket ini juga berisi berbagai kostum eksklusif, beberapa di antaranya merupakan cameo dari game VR milik Bandai Namco, Summer Lesson.

Kekurangannya, season pass kedua Tekken 7 dibanderol sedikit lebih mahal daripada season pass pertama, yaitu US$29,99 (Rp250.000 untuk versi Steam). Juga tidak ada tambahan stage ataupun mode baru. Tapi jika diminta memilih, kira-kira menurut Anda mana yang lebih worth it? Stage dan mode baru atau karakter baru? Bagi saya, jelas yang kedua.

Season Pass 2 Tekken 7 dirilis ke pasaran mulai tanggal 6 September 2018. Anda bisa membeli dan memainkannya di PS4 atau PC, namun baru dua karakter tambahan yang saat ini sudah muncul. Empat sisanya akan dirilis secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan.

Intip isi Season Pass 2 Tekken 7 lewat video di bawah ini.

Sumber: EventHubs, GameZone

Malaysia Jadi Tuan Rumah Turnamen Dota 2 Major Pertama Musim 2018 – 2019

Valve baru saja mengumumkan penyelenggaraan turnamen Major pertama untuk musim kompetisi Dota 2 Pro Circuit 2018 – 2019. Ternyata, kota yang mendapat kehormatan menjadi tuan rumah adalah Kuala Lumpur, Malaysia. Ini merupakan kali pertama Malaysia dipilih sebagai lokasi untuk turnamen Dota 2 Major.

Produksi kompetisi Kuala Lumpur Major ini ditangani oleh PGL Esports, event organizer (EO) ternama yang berbasis di Romania. PGL termasuk salah satu EO senior yang sudah berpengalaman sejak tahun 2002. Mereka jugalah yang memotori berbagai turnamen Dota 2 bergengsi seperti Kiev Major 2017, Boston Major 2016, serta The International 2016 dan 2017.

Pilihan lokasi pertandingan Kuala Lumpur Major jatuh pada stadion Axiata Arena yang terletak di daerah Bukit Jalil. Stadion ini dulunya dikenal dengan nama Stadium Putra, sebuah gedung olahraga indoor yang memang sering digunakan untuk event kelas dunia. Thomas Cup dan Uber Cup 2000, ASEAN Para Games 2009, serta Hatsune Miku Expo 2017 in Malaysia adalah beberapa contoh acara yang pernah digelar di sini.

Axiata Arena

Kuala Lumpur Major sendiri terbagi menjadi lima babak, yaitu:

  • Open Qualifiers: 10 – 15 September 2018
  • Closed Qualifiers: 16 – 21 September 2018
  • Group Stage: 9 – 10 November 2018
  • Playoffs: 11 – 18 November 2018
  • Main Event: 16 – 18 November 2018

Sesuai peraturan baru yang diterapkan Valve mulai musim ini, turnamen Dota 2 Major maupun Minor tak lagi memiliki tim undangan. Semua tim harus melalui babak kualifikasi, dan hanya 16 tim terkuat yang akan masuk ke babak grup di turnamen utama. Tapi ada slot khusus untuk tim yang menjadi juara turnamen Minor.

Bila Anda perhatikan, ada jeda sebulan lebih antara babak Closed Qualifiers dan Group Stage dalam jadwal di atas. Ini karena segera setelah Closed Qualifier Kuala Lumpur Major selesai, Valve akan mengadakan turnamen Minor yang berlangsung pada 23 September hingga 4 November 2018.

Tim yang sudah lolos kualifikasi Kuala Lumpur Major dilarang untuk mengikuti turnamen Minor. Sebaliknya, tim yang menjadi juara Minor akan mendapat slot khusus untuk maju ke Group Stage Kuala Lumpur Major.

Kuala Lumpur Major | Tickets
Harga tiket dan denah venue Kuala Lumpur Major

Total hadiah yang diperebutkan kali ini adalah 1 juta dolar, dengan pembagian sebagai berikut:

  • Peringkat 1: US$350.000
  • Peringkat 2: US$170.000
  • Peringkat 3: US$100.000
  • Peringkat 4: US$80.000
  • Peringkat 5 – 6: US$60.000
  • Peringkat 7 – 8: US$40.000
  • Peringkat 9 – 12: US$15.000
  • Peringkat 13 – 16: US$10.000

Selain sistem kualifikasi, Dota 2 Pro Circuit musim ini juga menerapkan aturan baru terkait perubahan roster tim. Valve kini memperbolehkan setiap tim untuk mengganti anggota di tengah musim, namun setiap pergantian anggota akan mengurangi nilai DPC Point tim tersebut sebanyak 20%. Bila seluruh anggota tim yang bertanding beda dengan susunan saat pendaftaran, maka DPC Point yang mereka dapat di turnamen juga akan dipotong 40%.

DPC Point akan menentukan peringkat setiap tim dalam catatan Valve. Pada kompetisi The International 2019 nanti, 12 tim dengan DPC point tertinggi berhak langsung bertanding di babak utama sebagai tim undangan.

Sistem baru yang lebih fleksibel ini tentunya membuat persaingan dunia esports Dota 2 semakin seru. Kira-kira tim manakah yang menjadi juara Kuala Lumpur Major? Apakah dominasi Team OG setelah The International 2018 masih akan terus berlanjut? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Sumber: GosuGamers, The Flying Courier, PGL Esports.

Ketua Komite Olimpiade Internasional Tolak ESports Berunsur Kekerasan

Kesuksesan Asian Games 2018 yang baru saja berakhir beberapa waktu lalu adalah kebanggaan bagi seluruh bangsa Indonesia. Di dunia esports, perhelatan tersebut juga merupakan langkah besar untuk membawa bidang ini ke panggung yang lebih tinggi. Beberapa game seperti Clash Royale dan Arena of Valor telah turut dilombakan, meski status kompetisinya masih uji coba.

Target berikutnya, menurut Presiden Asian Electronic Sports Federation (AESF) Kenneth Fok, adalah mempertandingkan esports di ajang Olimpiade Tokyo 2020. Sebagaimana dilaporkan oleh Tempo, Fok cukup optimis usulan ini bisa diterima mesti tantangannya berat. AESF juga sedang mengusahakan agar esports bisa masuk ke dalam rangkaian kompetisi SEA Games 2019 di Manila, Filipina.

Sayangnya, optimisme Fok tidak sejalan dengan pandangan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach. Bukan berarti esports sama sekali tak mungkin muncul di Olimpiade. Hanya saja, kata Bach, ada beberapa kondisi penting yang harus diperhatikan. Terutama tentang jenis game yang ditandingkan nantinya.

Starcraft II
Starcraft II | Sumber: NVIDIA

“Kita tidak bisa menerima game yang mempromosikan kekerasan atau diskriminasi ke dalam program Olimpiade,” demikian ujar Bach dalam wawancara dengan The Associated Press. Game bertema bunuh-membunuh, menurut Bach, bertentangan dengan nilai-nilai Olimpiade dan tidak bisa diterima.

“Tentu saja setiap olahraga beladiri memiliki akar dari pertarungan sungguhan. Tapi olahraga adalah bentuk beradab dari pertarungan itu. Bila Anda memiliki permainan yang isinya tentang membunuh orang lain, itu tidak selaras dengan nilai-nilai Olimpiade.” Thomas Bach sendiri dulunya merupakan peraih medali emas Olimpiade di cabang olahraga anggar.

Isu tentang kekerasan memang sudah lama bersinggungan dengan dunia video game. Sementara kita tenggelam dalam ingar-bingar Asian Games, warga kota Jacksonville di Amerika Serikat sedang berduka akibat kasus penembakan masal. Penembakan tersebut terjadi di tengah turnamen Madden NFL 19, tepatnya pada 26 Agustus 2018.

World Health Organization (WHO) baru-baru ini juga telah mengkategorikan gaming disorder sebagai salah satu kondisi kelainan mental. Kondisi ini memiliki tiga unsur, yaitu bila seseorang:

  • Tidak bisa mengontrol perilaku bermain game
  • Memprioritaskan game daripada aktivitas atau minat hidup lainnya
  • Terus bermain meskipun dampak negatifnya terlihat jelas

Bila tiga perilaku di atas berlangsung terus selama setahun lebih, maka ia dapat didiagnosa sebagai pengidap gaming disorder.

League of Legends
League of Legends

Keberadaan esports di Olimpiade sendiri sebetulnya bukan suatu hal yang benar-benar baru. Meski belum di Olimpiade utama, video game sudah muncul dalam Special Olympics USA Games 2018 pada bulan Juli lalu. Game yang dipertandingkan saat itu adalah Forza Motorsports 7 besutan Microsoft.

Presiden Special Olympics USA Games 2018, Beth Knox, berkata, “Banyak dari atlet kita adalah penggemar berat game, dan berbagai riset menunjukkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan kemampian kognitif serta motorik orang-orang dengan disabilitas intelektual.”

Hubungan antara video game dan hal-hal negatif seperti kekerasan tentu saja masih dapat diperdebatkan. Banyak faktor dan kondisi di luar game sendiri yang mempengarui suatu kejadian. Peristiwa di Jacksonville pun disinyalir terjadi lebih dikarenakan kondisi hukum pemilikan senjata bukan game. Namun perhelatan Olimpiade sendiri memang memiliki prinsip atas penyelenggaraan acara.  Dari enam game yang dipertandingkan dalam Asian Games 2018, tiga di antaranya memang mengandung unsur kekerasan (Starcraft II, Arena of Valor, dan League of Legends).

Forza Motorsport 7
Forza Motorsport 7 | Sumber: Gocdkeys

Bila AESF ingin mengusung esports ke Olimpiade, pemilihan game ini harus mendapat perhatian khusus. Game kompetitif tanpa kekerasan seperti Forza Motorsports 7 bisa menjadi solusi penengah yang baik, meski itu mungkin berarti audiens yang dijangkau akan lebih kecil dibanding game bertipe MOBA. Di Asian Games 2018 sendiri, ada satu cabang esports bertema sepakbola yang dipertandingkan dalam format eksebisi.

Kita tidak bisa memungkiri bahwa video game telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup banyak orang. Begitu juga dengan besarnya potensi positif yang ada di dalam dunia esports, baik dari segi industri maupun kehidupan masyarakat. Adalah tugas bagi para pegiat esports untuk menonjolkan sisi positif video game dan membangun ekosistem yang positif bila ingin olahraga elektronik ini bekembang pesat dan sejajar dengan olahraga konvensional.

Sumber: The Associated Press dan Variety.