Kreator The Big Bang Theory Ciptakan Serial TV Bertema Esports

Adaptasi dunia esports ke layar kaca tampaknya akan menjadi tren baru dalam waktu dekat. Baru saja beberapa hari lalu founder Echo Fox dikabarkan sedang membuat serial komedi berbasis kisah hidupnya, kali ini muncul berita tentang satu serial televisi lain yang juga sama-sama bertema esports. Serial tersebut berjudul The Squad, dan akan tayang di stasiun televisi Amerika Serikat, NBC.

Dilansir dari Variety, The Squad merupakan proyek besutan dua kreator di balik serial beken The Big Bang Theory. Terlibat di dalamnya adalah Johnny Galecki (pemeran Leonard Hofstadter di The Big Bang Theory) serta Anthony Del Broccolo (penulis dan produser The Big Bang Theory).

Serial ini bercerita tentang kisah sekelompok orang, kadang kawan kadang lawan, yang menemukan persahabatan di tengah cinta mereka terhadap dunia kompetitif esports. Ceritanya berkisar pada proses penemuan “kelompok” setelah seseorang bertahun-tahun merasa seperti outsider yang terpinggirkan. Deskripsi cerita ini sejalan dengan perubahan pandangan masyarakat tentang video game, yang dulunya dianggap sebagai hobi hanya untuk kaum geek namun kini sudah jadi hiburan mainstream.

The Big Bang Theory - Cast
Kru The Big Bang Theory di tengah pemutaran season terakhir | Sumber: Frank Cornacchiulo

Menariknya, The Squad punya beberapa kemiripan dengan serial televisi karya Rick Fox yang belum ada judul resminya itu. Pertama, kedua serial ini sama-sama mengangkat genre komedi. Kedua, proyek ini sama-sama diproduksi oleh studio Warner Bros. Television. Cerita dan stasiun siarannya memang berbeda (serial Rick Fox akan tayang di CBS), tapi Warner Bros. Television tampaknya sadar bahwa esports sedang jadi topik hangat terutama di kalangan anak muda.

Relasi antara esports dengan televisi belakangan ini memang tengah menguat. Sebelum proyek-proyek tayangan fiksi di atas, beberapa stasiun TV populer sudah menayangkan pertandingan esports untuk masyarakat umum. FIFA ePremier League misalnya, tayang di stasiun Sky Sports. ESPN juga bekerja sama dengan Blizzard dan Riot Games untuk menayangkan kompetisi Overwatch dan League of Legends, sementara Capcom Media Ventures telah berkolaborasi dengan stasiun NBC Bay Area untuk menayangkan Street Fighter V. Di Indonesia, liga profesional Mobile Legends pun sempat tayang di TVRI.

Sama seperti olahraga konvensional, hak siar pertandingan diprediksi akan jadi sumber revenue besar dalam dunia esports di masa depan. Dengan semakin maraknya penetrasi esports ke kalangan penonton televisi mainstream, nilai jual hak siar ini bisa semakin meningkat dan jadi peluang bisnis baru. Jangan kaget bila dalam waktu dekat akan banyak stasiun televisi yang menyabet oportunitas tersebut.

Sumber: Variety

Fnatic Akuisisi Tim Esports PUBG Mobile India, Juga Akan Dirikan Markas

Organisasi esports ternama Fnatic baru-baru ini dikabarkan telah mengakuisisi salah satu tim PUBG Mobile profesional asal India, Team XSpark. Tak hanya itu, menurut laporan dari Spiel Times, Fnatic juga berencana mendirikan fasilitas esports di negara tersebut. Victor Bengtsson, Division Director di Fnatic, mengatakan bahwa organisasi tersebut punya rencana skala besar di India.

“Untuk bulan-bulan pertama, kami akan fokus pada sisi olahraga dan konten. Seiring berjalannya waktu, kami ingin mendirikan fasilitas gaming dan mengumpulkan staf supaya semua penggemar dan gamer di India bisa mendapatkan pengalaman Fnatic utuh yang layak, dari segi produk, pengalaman, dan tentu saja konten,” ujar Bengtsson dalam wawancara bersama Spiel Times.

Ia melanjutkan, “Akan ada manajer dan pelatih khusus yang bekerja bersama tim ini. Salah satu alasan utama kami datang ke India adalah untuk menciptakan platform di mana para penggemar esports bisa menemukan rumah.” Anda dapat membaca wawancara lengkapnya lewat tautan berikut.

Dengan pembukaan markas di India, Fnatic artinya akan memiliki enam basis operasi di berbagai penjuru bumi. Markas utama Fnatic sendiri terletak di London (Inggris), namun mereka juga beroperasi di San Francisco (Amerika Serikat), Berlin (Jerman), Belgrade (Serbia), dan Kuala Lumpur (Malaysia). Saat ini belum ada info tentang lokasi pasti di mana markas Fnatic India akan didirikan.

Mengapa India? Bengtsson berkata bahwa sebetulnya Fnatic sudah lama tertarik dengan pasar di negara tersebut. Ia melihat para penggemar esports di India punya dedikasi tinggi, namun Fnatic belum menemukan momen atau oportunitas yang tepat untuk terjun ke dalamnya.

Bengtsson berkata, “Investasi ini ada pada masa depan para gamer. PUBGM belum sebesar ekosistem esports CS:GO atau Dota 2, tapi sedang menuju ke arah sana. Namun kami percaya para gamer di masa depan akan bermain di (perangkat) mobile dan PUBGM ada di pusatnya. Jadi kami akan fokus berat pada PUBGM ke depan, untuk memberikan para penggemar di seluruh dunia pengalaman esports serta konten hiburan terbaik.”

Team XSpark mungkin namanya kurang terdengar di kancah global, tapi di India mereka termasuk salah satu tim top yang diisi oleh pemain-pemain terkenal. Pencapaian mereka salah satunya adalah raihan peringkat 3 di ajang PMCO 2019 Fall Split: South Asia Group Stage. Fnatic berharap roster baru mereka ini bisa berkompetisi di panggung internasional, dan mereka terbuka terhadap kemungkinan untuk merekrut pemain baru ataupun masuk ke cabang esports lain selain PUBG Mobile.

“Kami selalu mencari oportunitas baru dan bisa saja itu berarti kami memasuki lebih banyak judul atau mencari lebih banyak pemain. Masa depan yang menentukan. Untuk sekarang, kami sangat bangga dengan para pemain yang memutuskan untuk bergabung. Akan tetapi, ada anak-anak di penjuru India yang melihat pengumuman ini. Kami berharap bisa memberi mereka lebih dari sekadar hiburan, kami ingin memberikan mereka hak untuk bermimpi akan sebuah tempat di dalam dunia esports,” papar Bengtsson.

Sumber: Spiel Times

APAC Finals Usai, Inilah 8 Tim Peserta Rainbow Six Pro League Season 10 Finals

Liga profesional Rainbow Six: Siege yang disebut Pro League Season 10 telah menyelesaikan masa musim regulernya. Seluruh wilayah kompetisi (Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, dan Asia Pasifik) telah melewati hari pertandingan alias Playday yang dijadwalkan. Khusus untuk wilayah Asia Pasifik (APAC), babak LAN APAC Finals juga telah berlangsung pada tanggal 19 – 20 Oktober kemarin di kota Sydney, Australia.

Babak APAC Finals dibuka dengan penampilan yang kuat dari tim asal Jepang, CYCLOPS Athlete Gaming. Mereka merupakan satu-satunya tim yang di hari pertama berhasil meraih kemenangan 2-0, yaitu atas tim Trippy (Korea). Aerowolf, Nora-Rengo, serta Wildcard Gaming juga meraih kemenangan namun dengan skor 2-1.

Sayangnya momentum CYCLOPS Athlete Gaming harus terhenti di hari kedua. Mereka tumbang oleh Wildcard Gaming dengan skor telak 2-0. Sementara itu Nora-Rengo yang sesama tim Jepang harus takluk pada Aerowolf. Babak Grand Final mempertemukan Aerowolf melawan Wildcard Gaming, dan akhirnya Aerowolf keluar sebagai juara.

Pro League S10 APAC Finals - Wildcard Gaming
Meski kalah dari Aerowolf, Wildcard Gaming tetap lolos ke Pro League Finals | Sumber: Rainbow Six Esports

Dengan berakhirnya APAC Finals dan Playday di wilayah lainnya, Ubisoft bersama ESL kini sudah memperoleh 8 tim terbaik yang akan maju ke Pro League Season 10 Finals. Mereka terdiri dari:

  • Aerowolf (Singapura/APAC)
  • Wildcard Gaming (Australia/APAC)
  • Natus Vincere (Inggris/EU)
  • Vodafone Giants (Spanyol/EU)
  • FaZe Clan (Brasil/LATAM)
  • Ninjas in Pyjamas (Brasil/LATAM)
  • Team Reciprocity (Amerika Serikat/NA)
  • DarkZero Esports (Amerika Serikat/NA)
Pro League S10 Finals - Bracket
Sumber: Rainbow Six Esports

Sesuai yang telah diumumkan di pertengahan tahun, Pro League Season 10 Finals akan digelar di Aichi Sky Expo, Tokoname, Jepang, pada tanggal 9 – 10 November 2019. Ubisoft telah merilis bracket untuk pertandingan awal Finals tersebut, yang bisa Anda lihat dalam diagram di atas. Tim manakah yang punya kans terbesar untuk jadi juara?

Menurut Bobby Rachmadi Putra dari komunitas R6 IDN, pertandingan yang patut ditunggu adalah Aerowolf vs Vodafone Giants dan DarkZero Esports vs FaZe Clan. Keempat tim ini punya performa yang baik di Season 10, dan memiliki kekuatan yang kurang lebih setara. Sementara dua pertandingan sisanya, Team Reciprocity dan Natus Vincere diperkirakan akan jauh lebih dominan.

“Finalnya antara Giants vs REC atau Giants vs NAVI,” kata Bobby memprediksi, “Atau bisa jadi dari bracket atasnya DarkZero, soalnya mereka lagi kuat juga di NA.” Pro League Finals kali ini cukup unik dibandingkan musim-musim sebelumnya sebab banyak nama besar yang ternyata tidak lolos. Contohnya G2 Esports, Team Empire, Evil Geniuses, dan Nora-Rengo. Para penggemar tim-tim tersebut boleh jadi kecewa, tapi di sisi lain ini membuat Finals jadi lebih seru dan sulit ditebak.

“Untuk APAC, let’s hope the best performance lah dari Aero dan Wild,” ujar Bobby. Sepanjang sejarah Pro League Finals, tim dari APAC memang belum pernah menjadi juara. Paling banter APAC menduduki peringkat Top 4, seperti yang dicapai Nora-Rengo saat Pro League Season 8. Padahal musim ini adalah pertama kalinya Pro League Finals digelar di Asia, tapi justru tim dari negara tuan rumah yaitu Jepang tidak ada yang lolos. Kita lihat saja apakah para perwakilan APAC kali ini bisa menunjukkan perlawanan lebih baik terhadap tim-tim dari wilayah lainnya.

Sumber: Rainbow Six Esports

Disclosure: Hybrid adalah media partner Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN).

Tampil Hebat di EGX 2019, NASR|Big Bird Raih Dua Gelar CPT Eropa Sekaligus

Akhir tahun 2019 semakin mendekat, dan itu berarti Capcom Pro Tour (CPT) 2019 sebentar lagi akan selesai juga. Seleksi untuk pemain-pemain yang akan tampil di Capcom Cup bulan Desember nanti pun mulai memasuki tahap akhir. Di wilayah Asia, beberapa waktu lalu Fujimura baru saja memenangkan Regional Finals dan lolos kualifikasi. Belum lama ini wilayah Eropa menyusul dengan ajang kualifikasi serupa.

Ajang EGX 2019 yang digelar di London pada tanggal 18 – 20 Oktober kemarin menjadi tempat bagi dua kompetisi CPT Eropa, yaitu turnamen CPT Premier dan Europe Regional Finals. Seperti halnya Asia Regional Finals, Europe Regional Finals mengumpulkan 8 pemain Eropa dengan perolehan peringkat Regional Ranking Point tertinggi. Termasuk di antaranya Problem X (juara EVO 2018) dari Inggris dan Luffy (juara EVO 2014) dari Perancis.

Pemain yang keluar sebagai juara di Europe Regional Finals ini pada akhirnya adalah Big Bird dari tim NASR Esports. Pria asal Uni Emirat Arab yang memiliki nama asli Adel Anouche itu berhadapan dengan Infexious yang merupakan kawan satu tim Daigo Umehara di Cygames Beast. Berbekal Rashid andalannya, Big Bird akhirnya menumbangkan Infexious yang bertarung menggunakan Zeku.

Dengan kemenangan di Europe Regional Finals, Big Bird mendapatkan tiket ekspres untuk bertanding di Capcom Cup 2019. Akan tetapi sebetulnya tanpa tiket ini pun Big Bird sudah lolos kualifikasi. Sekadar pengingat, Capcom Cup 2019 menyediakan slot tanding untuk 32 peserta, terdiri dari:

  • 1 orang juara Capcom Cup 2018 (Gachikun)
  • 26 orang pemain peringkat tertinggi Global Ranking Point Leaderboard
  • 4 orang pemenang Regional Finals (Asia, LATAM, EU, NA)
  • 1 orang pemenang Capcom Cup Last Chance Qualifier

Di Global Ranking Leaderboard, Big Bird menduduki peringkat 6, jadi ia sudah otomatis lolos ke Capcom Cup. Maklum, Big Bird tahun ini memang memiliki prestasi yang baik. Raihan juara 2 EVO 2019, serta Top 4 di sejumlah turnamen lain, sudah memberikannya cukup banyak poin CPT. Karena Big Bird sudah lolos, slot kualifikasi dari Europe Regional Finals ini akan diberikan ke pemain lain sesuai dari kedudukannya di Global Ranking Leaderboard nanti.

Hasil akhir CPT 2019 Europe Regional Finals:

  • Juara 1: NASR|Big Bird
  • Juara 2: CYG BST|Infexious
  • Juara 3: MOUSESPORTS|Problem X
  • Juara 4: NASR|AngryBird
  • Juara 5: NVD|Phenom
  • Juara 5: ASM|Mister Crimson
  • Juara 7: GO RB|Luffy
  • Juara 7: Takamura_B
EGX 2019 - EU Regionals Top 8
Para peserta CPT 2019 EU Regional Finals dan Yoshinori Ono | Sumber: 0drift

Hebatnya, Big Bird tak hanya menjuarai Europe Regional Finals, tapi juga menjadi juara di turnamen terbuka CPT Premier di EGX 2019. Turnamen ini diikuti oleh cukup banyak nama besar, termasuk Xian, Dogura, Oil King, Itabashi Zangief, Nemo, dan lain-lain. Akan tetapi mereka semua tak bisa menghentikan aksi Rashid “The Turbulent Wind” milik Big Bird. Berhadapan dengan Phenom yang mengandalkan Karin, Big Bird menang meyakinkan di Grand Final tanpa memberi Phenom kesempatan melakukan bracket reset.

Peringkat Top 8 EGX 2019 CPT Premier:

  • Juara 1: NASR|Big Bird
  • Juara 2: NVD|Phenom
  • Juara 3: RAZER|Xian
  • Juara 4: UYU|NL
  • Juara 5: NASR|AngryBird
  • Juara 5: CAG|Dogura
  • Juara 7: DETONATION|Itabashi Zangief
  • Juara 7: UYU|Oil King
EGX 2019 - CPT Premier Winners
Para peraih Top 8 di EGX 2019 CPT Premier | Sumber: Yoshinori Ono

Dengan pencapaian ini, Big Bird menjadi pemain pertama yang berhasil meraih double winner di ajang CPT Regional Finals. Selanjutnya, kualifikasi Capcom Cup masih menyisakan LATAM Regional Finals, North American Regional Finals, serta Last Chance Qualifiers. Siapa sajakah yang akan maju ke Capcom Cup di Los Angeles nanti? Mengingat banyaknya pemain yang tahun ini mengalami peningkatan prestasi, bisakah Gachikun mempertahankan gelar juaranya? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Sumber: Capcom Pro Tour

PUBG Global Championship Makin Dekat, Jangan Ketinggalan Event In-Game Ini

Penggemar PUBG di seluruh tanah air, apakah Anda sudah siap menyambut puncak kompetisi PUBG di tahun 2019 ini? Setelah melalui kalender kompetisi sepanjang tahun yang disebut Phase 1, Phase 2, dan Phase 3, PUBG Corporation bersiap-siap meluncurkan event akbar bernama PUBG Global Championship alias PGC. Setelah sedikit teaser di bulan Agustus kemarin, kini akhirnya PUBG Corporation mengungkan informasi lebih detail tentang event ini.

PUBG Global Championship akan berjalan selama tiga minggu, dengan jadwal sebagai berikut:

  • Group Stage: 8 – 10 November 2019
  • Semifinals: 15 – 17 November 2019
  • Grand Finals: 23 – 24 November 2019

Kompetisi ini mengambil lokasi di negara bagian California, Amerika Serikat. Untuk Group Stage dan Semifinals, pertandingannya diadakan di OGN Super Arena, Los Angeles. Sementara Grand Finals diadakan di Oakland Arena, Oakland. Tim-tim terbaik dari seluruh dunia akan berkumpul di sana untuk memperebutkan gelar 2019 PUGB Global Champions, serta membawa pulang hadiah senilai lebih dari US$2.000.000 (sekitar Rp28,3 miliar).

PGC mengumpulkan 32 tim dari 9 wilayah kompetisi PUBG di berbagai negara/wilayah, sesuai dengan jumlah liga resmi PUBG yang ada saat ini. Liga-liga itu antara lain PUBG Korea League (PEL), PUBG SEA Championship (PSC), North American National PUBG League (NPL), PUBG Europe League (PEL), dan sebagainya.

Korea Selatan dan Eropa menjadi wilayah dengan wakil terbanyak, masing-masing sebanyak 6 tim dari PUBG Europe League (PEL) dan PUBG Korea League (PKL). Alasannya karena tim-tim ini menunjukkan performa yang baik di turnamen-turnamen PUBG Classics dan PUBG Nations Cup.

PUBG Global Championship 2019 - Skins

Menyambut kedatangan PUBG Global Championship sebentar lagi, PUBG Corp meluncurkan event dan konten menarik yang bisa dinikmati oleh para pemain PUBG. Mulai tanggal 5 November, Anda bisa membeli berbagai macam item eksklusif, dan 25% dari hasil penjualannya akan ditambahkan ke dalam prize pool PGC. Ini adalah kesempatan untuk memberikan dukungan pada tim esports kesayangan Anda.

Dengan melakukan pembelian item PGC apa pun, pemain juga bisa berpartisipasi dalam event PGC Pick ‘Em Challenge. Di sini Anda bisa memprediksi tim apa yang akan menjadi pemenang, dan bila tebakan itu berhasil, Anda akan memperoleh hadiah eksklusif yang tidak akan didapatkan di tempat lain.

Item ekslusif PGC 2019 terdiri dari Clothing Set, Combat Set, M416 Weapon Skin, serta Dacia Skin, totalnya berjumlah 11 item. Anda dapat membelinya secara terpisah, atau dalam paket PGC 2019 Bundle seharga US$29,99. Tersedia juga PGC 2019 “Victory Dance” Emote tersendiri seharga US$2,99. Anda dapat mengintip penampakan seluruh item itu dalam video di atas. Bagaimana, apakah Anda berniat membeli berbagai item eksklusif ini dan menunjukkan dukungan ke PGC?

Grand Final CS:GO OMEN Challenger Series 2019 Segera Digelar di Jakarta

OMEN Challenger Series 2019 adalah kompetisi esports Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO) yang digelar oleh HP OMEN untuk wilayah Asia Pasifik. Diluncurkan pada bulan Juli kemarin, kompetisi ini menawarkan hadiah sebesar US$50.000 (sekitar Rp706,8 juta) dan merupakan hasil kolaborasi antara HP OMEN, Intel, serta Valve Corporation. Ini juga merupakan kali kedua HP OMEN menggelar OMEN Challenger Series. Kompetisi pertamanya telah digelar pada tahun 2018 lalu dengan PlayerUnknown’s Battlegrounds (PUBG) sebagai game yang dipertandingkan.

OMEN Challenger Series 2019 membuka slot registrasi untuk 128 tim di 12 negara, yaitu Australia, Tiongkok, India, Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Selandia Baru. Kualifikasi turnamen ini dilaksanakan secara online, dan telah berjalan sejak tanggal 31 Agustus kemarin. Dalam waktu dekat, OMEN Challenger Series 2019 akan masuk ke babak final yang dilaksanakan di Jakarta.

Setelah melalui kualifikasi tersebut, 12 tim terpilih berhak maju ke babak final. Indonesia sebagai tuan rumah mendapat keistimewaan untuk mengirim dua tim perwakilan. Mereka terdiri dari BOOM Esports, yang juga merupakan ambassador dari HP OMEN, serta tim Syntax Esports. Berikut ini daftar tim peserta lengkapnya:

  1. FrostFire (Malaysia)
  2. LETS QUIT (Tiongkok)
  3. AHQ Esports Club (Taiwan)
  4. LAZE (Singapura)
  5. NASR Esports (India)
  6. Team Absolute (Jepang)
  7. BOOM Esports (Indonesia)
  8. Syntax Esports (Indonesia)
  9. Ikarus (Korea Selatan)
  10. Bren Esports (Filipina)
  11. ALPHA RED (Thailand)
  12. Tim perwakilan Oceania (menyusul)

Babak final OMEN Challenger Series 2019 dilaksanakan bersamaan dengan pagelaran Indocomtech 2019, di Hall Cendawasih, Jakarta Convention Center, pada tanggal 1 – 3 November 2019. Di samping kompetisi CS:GO sebagai menu utama, pengunjung juga bisa menikmati sejumlah aktivitas lainnya di venue. Misalnya Esports Exhibition untuk berbagai game PC dan mobile, sesi meet and greet bersama tim-tim profesional, kompetisi cosplay, serta konser MTV yang menghadirkan artis yaitu Weird Genius dan RAMENGVRL.

OMEN Challenger Series 2019 - Qualified Teams
Sumber: MTV Asia

Untuk lebih memeriahkan acara ini, HP OMEN juga mengadakan promosi selama bulan Oktober 2019. 100 konsumen pertama yang membeli laptop OMEN 15 dalam periode ini akan mendapatkan hadiah langsung berupa OMEN Mindframe Headset. Laptop OMEN 15 juga akan tersedia di experience zone OMEN Challenger Series saat Indocomtech 2019 nanti, dan para pengunjung acara bisa langsung mencobanya di tempat.

Catat tanggalnya, dan jangan lupa untuk meramaikan OMEN Challenger Series 2019 bersama kawan-kawan Anda sesama pecinta CS:GO!

Hybrid Cup Hadir Kembali Sebagai Wadah Kompetisi Para Pecinta Chess Rush

Hybrid Cup adalah salah satu program kami untuk mewujudkan misi Hybrid.co.id yang tidak hanya ingin menjadi sebuah media, tapi juga berkontribusi membangun ekosistem esports lokal agar lebih maju. Pada bulan September lalu, kami telah menyelenggarakan Hybrid Cup perdana yang mengusung Tekken 7 sebagai game untuk dipertandingkan. Melanjutkan kesuksesan acara tersebut, kali ini kami menghadirkan kembali Hybrid Cup, khusus untuk para pecinta Chess Rush di Indonesia.

Mengapa Chess Rush? Sebagian dari Anda mungkin bertanya seperti itu. Menurut co-founder Hybrid.co.id, Wiku Baskoro, game ini dipilih sebagai mobile game yang dalam kurun waktu belakangan sedang banyak dimainkan. “Terus lebih ke komunitasnya juga untuk di Hybrid Dojo, karena ada yang main jadi kita ingin coba untuk menggaet komunitasnya. Itu kenapa babak finalnya akan diadakan di Hybrid Dojo secara offline,” lanjutnya.

Chess Rush - Art 1

Hybrid Cup Chess Rush membuka slot kompetisi terbatas untuk 32 peserta. Turnamen ini akan digelar dalam dua babak. Babak pertama adalah penyisihan online, yang dilaksanakan pada tanggal 28 – 31 Oktober. Dalam babak penyisihan ini, para peserta akan dibagi ke dalam 4 pool terpisah, dengan tiap pool berisi 8 pemain. Peserta akan bermain dalam mode Classic sebanyak 2 ronde, kemudian 4 pemain teratas dari masing-masing pool berhak maju ke babak Top 16 di tanggal 9 November 2019.

Babak Top 16 ini akan digelar secara langsung di Hybrid Dojo, Jl. Kemang Selatan I D No. 2, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Dari fase Top 16 hingga Grand Final, pertandingan dilangsungkan dalam dua mode, yaitu 2 ronde mode Classic dan 1 ronde mode Turbo. Tersedia hadiah bagi tiga pemain terbaik senilai total Rp10.000.000 dalam bentuk smartphone OPPO terbaru, yaitu:

  • Juara 1 mendapatkan OPPO A9 2020
  • Juara 2 mendapatkan OPPO A5 2020
  • Juara 3 mendapatkan OPPO A5 2020

Hybrid Cup Chess Rush

Bila Anda berminat mengikuti Hybrid Cup Chess Rush, Anda dapat melakukan pendaftaran lewat tautan berikut dan membayar biaya registrasi sebesar Rp30.000. Perlu diingat panitia tidak menyediakan smartphone untuk bermain, baik di babak penyisihan maupun Top 16. Para peserta wajib menggunakan smartphone sendiri yang telah ter-install game Chess Rush versi terbaru. Peserta juga diharapkan memiliki nomor WhatsApp yang aktif untuk keperluan komunikasi di WhatsApp Group nantinya. Peraturan serta tata cara pertandingan selengkapnya dapat Anda baca di formulir registrasi.

Hybrid Cup Chess Rush terselenggara berkat dukungan dari sponsor OPPO dan PEX Chair, serta Lucu Lucu Gaming sebagai event partner. Saat ini pendaftaran sudah dibuka, dan akan ditutup paling lambat pada tanggal 22 Oktober 2019. Ayo ikuti kompetisi ini, dan tunjukkan keahlian Anda sebagai Grandmaster Chess Rush terbaik di Indonesia!

Tips Membangun Karier dari Mantan Host Esports Tencent, Wu “Dido” Jingjing

Bicara tentang karier di industri esports, sekilas yang terbayang di masyarakat umum adalah perjalanan menjadi atlet. Padahal sebenarnya ada banyak sekali pilihan karier lainnya, seperti menjadi organizer, caster, kreator konten, dan lain-lain. Salah satu yang tak kalah penting dalam ekosistem ini adalah pekerjaan sebagai host, alias pembawa acara. Host inilah yang bertugas memandu audiens di sebuah event, sekaligus juga menghibur mereka agar tidak bosan.

Di Tiongkok, nama Wu “Dido” Jingjing sudah sangat terkenal sebagai host esports profesional. Memulai karier di tahun 2006, Jingjing telah melanglang buana di sejumlah event besar. Termasuk di antaranya ChinaJoy, World Cyber Games, King Pro League, hingga Fortnite World Cup China Qualifier. Ia sempat menjadi host eksklusif Blizzard dari tahun 2006 – 2010, dan memegang jabatan Interactive Entertainment Brand Manager di Tencent Games pada periode 2011 – 2017. Beberapa brand yang sempat bekerja sama dengan dirinya mencakup Razer, Intel, ASUS, Pepsi, Philips, dan Samsung.

Jingjing telah meninggalkan Tencent di tahun 2018 untuk mendirikan agensi bernama Dido Esports. Namun banyak hal yang bisa kita pelajari dari perjalanan kariernya sebagai host esports selama lebih dari satu dekade. Belum lama ini, The Esports Observer mewawancarai Wu Jingjing dan menggali beberapa kiat yang patut kita ingat untuk meraih kesuksesan di industri esports. Apa saja kiat itu?

Wu Jingjing - Fortnite World Cup 2019
Wu Jingjing di ajang Fortnite World Cup 2019 China Finals | Sumber: Wu Jingjing via The Esports Observer

Passion, kerja keras, dan riset

Sebagian dari Anda mungkin sudah bosan mendengar kata passion, tapi bagaimana pun juga, itulah dorongan terbesar yang bisa membuat seseorang berani melakukan sesuatu. Wu Jingjing pun demikian. Ia menyebut masa awal kariernya sebagai masa-masa yang pahit namun menyenangkan. “Orang-orang tidak mengerti mengapa kami (host) menghabiskan waktu membantu orang lain mendapatkan pengalaman menonton video game yang baik, tanpa mencari pekerjaan normal. Kadang, kami juga tidak tahu jawabannya, tapi kami hanya sangat passionate soal esports,” ujarnya.

Passion itu berarti mau bekerja keras untuk memastikan bahwa hasil kerja kita maksimal. Jingjing sering berubungan dengan brand internasional, dan ia sadar pentingnya menjaga image brand itu. Di setiap turnamen dan brand yang bekerja sama dengannya, Jingjing selalu melakukan riset terlebih dahulu. Ia harus paham tentang game yang dibawakan, latar belakang cerita di balik brand, hingga feedback dari para pengguna. Jingjing suka mencari unsur kejutan eksklusif dari sebuah brand, kemudian menunjukkan apa value di balik brand tersebut dan menyajikannya ke pengguna.

Selain itu, Jingjing juga sadar akan pentingnya menjaga perilaku. Menurutnya, host yang baik harus selalu bersikap humble (rendah hati). “Setiap gerakan yang Anda lakukan itu bukan hanya menyangkut brand sponsor atau turnamen, tapi juga brand milik host. Inilah profesionalisme saya,” papar Jingjing.

Selalu memberi value

Ketika Jingjing mengumumkan kepindahannya dari posisi host di Gamefy menjadi karyawan Tencent, banyak pihak merasa kecewa. Mereka merasa Jingjing sudah sukses sebagai host, dan lebih baik terus menjadi host saja. Jingjing memang tidak berhenti menjadi host, akan tetapi pekerjaannya di Tencent sebagai Brand Manager lebih banyak dilakukan di belakang meja.

Mengapa Jingjing pindah ke Tencent? Jingjing mengaku ini adalah keputusan yang sulit, tapi pada akhirnya ia ingin memberi value lebih banyak ke ekosistem esports. Ia ingin bisa berkontribusi lebih banyak dari sekadar jadi “gadis panggung”. Tujuan utamanya masuk ke Tencent, sebetulnya, adalah untuk belajar. Pengalaman di balik layar ini pada akhirnya memberi Jingjing ilmu untuk berpikir lebih kreatif serta lebih entrepreneurial, dan menjadi bekal ketika ia akhirnya mendirikan perusahaan sendiri.

Wu Jingjing - Pepsi 2008
Wu Jingjing menjadi host di acara esports Pepsi, tahun 2008 | Sumber: Wu Jingjing via The Esports Observer

Secara singkat, Jingjing memberikan empat poin penting yang ia pelajari selama di Tencent, yaitu:

  1. Keuntungan kompetitif adalah penting, dan keuntungan ini harus didefinisikan berdasarkan banyak suara dan informasi.
  2. Kerja tim lebih baik daripada kerja individual.
  3. Produk yang baik butuh kesabaran.
  4. Temukan jalur utama tujuan Anda, dan percaya dirilah untuk terjun ke dalamnya.

Manfaatkan kelebihan diri

Poin yang sangat menarik, Jingjing berkata bahwa ia sadar memiliki keuntungan berupa paras yang cantik. Melihat penampilannya sekarang mungkin Anda bahkan tidak akan percaya ia sudah berkarier di dunia esports selama 13 tahun. “Di masa-masa sangat awal industri esports Tiongkok, mungkin saya salah satu host esports minoritas yang bisa mencari nafkah. Itu karena saya adalah host esports perempuan Tiongkok pertama yang memiliki hubungan dengan brand internasional,” cerita Jingjing.

Industri esports dan video game secara umum lebih banyak didominasi oleh laki-laki, baik dari segi audiens maupun pelaku industrinya. Menurut Jingjing, perempuan tidak lebih lemah dari laki-laki, tapi kita tidak bisa mengubah kondisi bahwa memang industri ini banyak diisi oleh laki-laki. Jadi ia memanfaatkan kondisi tersebut. Ia tahu bahwa kecantikannya adalah daya tarik bagi masyarakat maupun bagi brand, namun ia juga tak mau hanya jual tampang.

Jingjing berkata, “Sebenarnya, saya selalu paham bahwa salah satu kelebihan saya adalah kecantikan. Itulah yang pertama kali menarik audiens esports laki-laki dan juga brand. Tapi selama saya betul-betul mencintai esports, dan mau melakukan lebih banyak riset tentang esports seperti mereka (audiens laki-laki), lambat laun mereka akan menyukai Anda karena talenta Anda. Jadi saat itu sudah bukan tentang penampilan (fisik) lagi.”

Wu Jingjing - Dido Esports
Perayaan kelulusan program edukasi Dido Esports | Sumber: Dido Esports via The Esports Observer

Meski sudah menjadi CEO di Dido Esports, Jingjing masih kerap kali tampil di panggung untuk menjadi host. Namun ia tidak lagi melakukannya demi uang. Ia melakukannya untuk menjadi teladan bagi murid-muridnya di Dido Esports. Ia ingin menunjukkan, bagaimana host esports yang baik itu seharusnya. Bagaimana, apakah Anda ingin menjadi host esports sukses juga seperti Wu Jingjing?

Sumber: The Esports Observer, Wu Jingjing

Meriahkan Worlds 2019, Invictus Gaming Kolaborasi dengan Brand Minuman Mirinda

Kompetisi puncak League of Legends dunia tahun ini yaitu Worlds 2019 telah dimulai sejak tanggal 2 Oktober lalu, dan akan berjalan hingga tanggal 10 November nanti. 24 tim telah diundang untuk berpartisipasi dalam kompetisi ini, terdiri dari tim-tim LoL terkuat yang telah berlaga di berbagai liga lokal sejumlah negara/wilayah. Termasuk di antaranya Tiongkok (LPL), Eropa (LEC), Amerika Utara (LCS), Jepang (LJL), dan lain-lain.

Menyambut digelarnya Worlds 2019, salah satu tim wakil Tiongkok yaitu Invictus Gaming baru-baru ini mengumumkan kolaborasi dengan brand minuman ringan Mirinda. Wujudnya adalah peluncuran produk gift box edisi terbatas yang bisa digunakan untuk mendukung Invictus Gaming selama mereka bertanding di Worlds.

Worlds 2019 - Teams
24 tim yang bertanding di Worlds 2019 | Sumber: LoL Nexus

Mirinda sebelumnya telah menandatangani kerja sama sponsorship dengan Invictus Gaming pada bulan Agustus lalu. Nilai finansial sponsorship tersebut tidak diumumkan, namun yang jelas logo Mirinda akan muncul di seragam jersey milik Invictus Gaming. Brand minuman itu juga meluncurkan jaket tim co-branded, serta saling melakukan promosi di media-media sosial Tiongkok.

Mirinda bukan satu-satunya brand yang digandeng oleh Invictus Gaming baru-baru ini. Pada bulan Juli kemarin misalnya, tim juara LPL 2019 Regional Finals ini juga meluncurkan kolaborasi dengan Chevrolet. Invictus Gaming membantu Chevrolet untuk mempromosikan mobil terbaru mereka yaitu Tracker SUV. Tim ini juga menerima kerja sama sponsorship dari brand skincare Lab Series pada bulan Februari lalu.

Menariknya, seluruh brand di atas adalah brand non-endemic. Menurut media China Electronic Athletics, meningkatnya partisipasi perusahaan menjelang event besar seperti Worlds atau The International merupakan tanda bahwa sistem yang dibangun oleh Valve dan Riot Games selama bertahun-tahun mulai menunjukkan hasil. Kerja sama yang terjadi memang antara perusahaan dengan tim esports (bukan dengan Valve atau Riot Games sendiri), namun timing peluncurannya menunjukkan bahwa turnamen-turnamen besar seperti ini memiliki dampak terhadap partisipasi brand.

Di samping Invictus Gaming, tim asal Tiongkok lain yang tampil di Worlds 2019 juga mengumumkan kolaborasi baru. Mereka adalah FunPlus Phoenix (FPX), dan brand yang mereka gandeng adalah brand smartphone Oppo. FPX lolos ke Worlds 2019 setelah mereka menjuarai LPL 2019 Summer Playoffs. Meski usia tim ini masih cukup muda (baru 2 tahun didirikan), FPX termasuk salah satu tim yang patut diperhitungkan di Worlds 2019. Oppo juga telah menjalin kerja sama dengan Riot Games untuk mensponsori kompetisi League of Legends hingga tahun 2024.

Sumber: Esports Insider, The Esports Observer

Founder Echo Fox Angkat Kisah Hidupnya Menjadi Serial TV Komedi

Penggemar esports terutama genre fighting tentu sudah tak asing dengan nama organisasi Echo Fox. Didirikan oleh Rick Fox, Amit Raizada, dan Khalid Jones pada tahun 2015, Echo Fox menjadi rumah bagi sejumlah atlet paling tenar dunia. Termasuk di antaranya SonicFox (Mortal Kombat), Tokido (Street Fighter), MKLeo (Super Smash Bros.), dan JDCR (Tekken), meskipun beberapa di antara mereka kini telah pindah ke tim lain.

Kabar yang beredar baru-baru ini, Rick Fox akan menjadi executive producer untuk sebuah serial di stasiun televisi populer Amerika Serikat, CBS. Dilansir dari Variety, serial tersebut bergenre komedi dan mengambil tema esports. Tepatnya, serial itu akan bercerita tentang kisah mantan pemain bola basket profesional yang berusaha memperbaiki hubungan dengan anaknya dengan cara membeli sebuah franchise esports.

Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit bahwa cerita ini terinspirasi dari kisah nyata, garis besar alurnya sangat mirip dengan kisah hidup Rick Fox sendiri. Sebelum menjadi pendiri Echo Fox, ia pernah bermain untuk tim NBA yaitu Boston Celtics dan LA Lakers di posisi small forward. Rick Fox juga memiliki gelar sarjana di bidang perfilman, dan pernah berperan di sejumlah film pada tahun 90-2000an.

Selain Rick Fox, serial esports ini juga melibatkan Dan Kopelman ( penulis Me, Myself and I dan Big Wolf on Campus) sebagai penulis, serta Aaron Kaplan dan Dana Honor dari Kapital Entertainment sebagai executive producer bersama. Sementara studio produksinya dipegang oleh Warner Bros. Television. Saat ini CBS telah setuju untuk menayangkan pilot episode untuk serial tersebut, namun mereka belum mengumumkan judul acaranya.

Satu hal yang menjadi spekulasi tentang serial komedi ini adalah kemungkinan bahwa ceritanya akan mengandung kisah perjalanan Echo Fox, termasuk konflik antara Rick Fox dengan co-founder lainnya. Di pertengahan 2019 lalu, Rick Fox sempat berseteru dengan Raizada dan mengatakan bahwa Raizada memperlakukan dirinya secara rasis. Akibatnya, Riot Games memutuskan untuk mendepak Echo Fox dari keikutsertaan mereka di League of Legends Championship Series (LCS), kemudian menjual slot mereka ke tim lain. Echo Fox pun terpaksa melepaskan roster League of Legends mereka yang berjumlah 14 orang.

Sebagai balasan, Raizada dan partner lain yaitu Stratton Sclavos kemudian melaporkan Rick Fox ke pengadilan atas tuduhan bahwa ia telah mengambil keputusan yang bertentangan dengan keinginan para partnernya terkait penjualan tim Echo Fox dan slotnya di liga League of Legends. Laporan restraining order itu ditolak karena pengadilan menilai bahwa tidak ada bukti bahwa Rick Fox melakukan sesuatu yang bisa merugikan perusahaan dalam 60 hari.

“Ini semua bohong, dan ini adalah kolusi antara Amit dan Stratton untuk menciptakan narasi yang mereka butuhkan untuk mencopot saya dari kendali atas perusahaan yang kami dirikan,” kata Fox kepada The Washington Post terkait laporan tersebut. Rick Fox masih terus menjalani pertarungan legal melawan partner-partnernya di Echo Fox, namun melihat rencananya untuk meluncurkan serial baru ini, tampaknya masalah-masalah itu tidak akan menghentikan aktivitas Rick Fox di dunia esports dan sekitarnya.

Sumber: Variety, Esportz Network