Puali Janjikan Marketplace Jual Beli Yang Lebih Interaktif

Tumbuh suburnya pemain marketplace di Indonesia, nampaknya dijadikan motivasi bagi pihak lain untuk mengembangkan situs marketplace serupa guna mengakomodir kebutuhan para pelanggan yang berbeda-beda. Salah satu pemain baru ini ialah Puali.

Bermain di segmen C2C (consumer to consumer), Puali memulai langkahnya dengan langsung menyajikan 14 kategori penjualan yang bisa dimanfaatkan para pengguna mereka. Bergerak cepat untuk menyusul para kompetitor, Puali menyediakan aplikasi mobile bagi para pengguna untuk mengakses layanan mereka yang tersedia di dua platform, yaitu iOS dan Android.

Navigasi yang bersahabat di halaman utama Puali memudahkan para calon pembeli dan penjual baru yang ingin menggunakan layanan mereka. Dengan perpaduan warna biru dan jingga, situs Puali mungkin sedikit mengingatkan kita akan layanan Kaskus FJB yang menggunakan warnaserupa. Pada halaman utamanya, pengguna disuguhkan seluruh iklan terbaru dari seluruh kategori yang nantinya dapat disortir berdasarkan, kategori, harga, judul, dan lain sebagainya. Mungkin ada baiknya jika pengguna juga diberi informasi dari kategori penjualan yang paling banyak menarik minat para pembeli.

Salah satu hal yang baru ialah penambahan sedikit konsep sosial di situs Puali. Para member dapat saling mengikuti atau diikuti. Layaknya media sosial Twitter, jumlah follower suatu member dapat menjadi parameter kepercayaan dari para member lain, selain tag verified member. Member dapat melihat segala aktivitas dari member lain yang mereka ikuti, contohnya pembuatan iklan baru atau penambahan foto terkini.

Seperti marketplace pada umumnya, menobatkan member sebagai verified useradalah hal yang esensial guna mencegah terjadinya tindak penipuan yang mana akan merugikan tidak hanya pembeli, tetapi nama baik penyedia marketplace itu sendiri. Puali harus memiliki standar yang baik untuk memberikan verifikasi terhadap para penjualnya.

Sejauh pemantauan kami, hampir tidak terlihat perbedaan Puali ketimbang  marketplace C2C lainnya. Janji pelayanan gratis merupakan hal umum di layanan seperti ini. Klaim komitem untuk kecepatan dan kemudahan pencarian barang juga tidak lebih baik ketimbang kompetitornya.

Belum ada informasi mendetil bagaimana Puali menjalankan model bisnis mereka. Tidak terlihat satu pun banner iklan yang terlihat di situs Puali. Sejauh ini situs mereka terlihat rapi dan bersih. Hal ini adalah aspek yang baik untuk strategi user acquisition di awal perintisannya.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

TouchTen Galang Dana Melalui Kickstarter untuk Realisasikan “Target Acquired”

Berkolaborasi dengan sejumlah tokoh kenamaan di industri video games,TouchTen telah mengumumkan kampanye penggalangan dana mereka melalui Kickstarter untuk proyek mobile games terbaru mereka, Target Acquired. Touchten menargetkan perolehan dana senilai $10.000 dalam 30 hari untuk mewujudkan proyek ini.

TouchTen sebagai studio game asal Jakarta yang terus berkembang menggandeng mantan CEO Square Enix Indonesia Ryo Teruya sebagai design consultant dan Manami Matsumae sebagai komposer musiknya. Sebagai informasi tambahan, Manami Matsumae merupakan komposer musik yang sama untuk game Mega Man. Dengan nama-nama besar tersebut, tidak hanya sekedar mengincar perhatian semata, TouchTen juga mengharapkan game ini mampu menembus pasar yang lebih luas.

Target Acquired sendiri merupakan sebuah game bergenre side-scrolling dengan karakter utamanya yang terus berlari memberantas para penjahat sekaligus menghindari halangan yang dapat mencelakakan dirinya. Singkat kata, game ini merupakan perpaduan Mega Man dan Temple Run. Menjanjikan tampilan grafis dan aksi petualangan yang sangat seru, TouchTen berharap penggalangan dana yang terkumpul mencapai setidaknya $10.000 atau sekitar Rp 120 juta.

Menurut laporan e27 (28/10), TouchTen merupakan salah satu tim pengembang aplikasi permainan mobile yang cukup diperhitungkan dalam lingkup Asia Tenggara. Proyek mereka sebelumnya yaitu Infinite Sky, Train Legend, Cute Kill, dan Ramen Chain sempat di-feature pada halaman utama Google Play. Secara keseluruhan, sekitar 20-an judul permainan besutan TouchTen telah diunduh secara total sebanyak lebih dari 10 juta kali.

Baru kali ini mereka mengikuti penggalangan dana melalui Kickstarter.

Dengan percaya diri, TouchTen tidak hanya menjadikan Target Acquired hanya sebatas game melainkan sebuah semesta baru untuk para penikmat game. CEO TouchTen Anton Soeharyo menyediakan rewards berupa replika alat tembak seperti yang dimiliki tokoh utama karakter mereka, Yura Anders, bagi para investor spesial mereka.

TouchTen mematok minimum penggalangan dana dimulai $5 hingga $5000, dengan masing-masing rewards yang berbeda seperti digital wallpaper, action figure, atau replika senapan. Mereka bahkan menawarkan tur ke kantor TouchTen dengan bebas biaya akomodasi untuk 2 backer yang berani memberikan investasi $5000.

Kampanye TouchTen di Kickstarter secara resmi telah dimulai per tanggal 28 Oktober kemarin pada jam lima sore WIB. Dengan target mengumpulkan $10.000 dalam waktu 30 hari, mereka telah menghimpun sekitar $2.500 dari 36 investor hanya dalam waktu dua hari. TouchTen masih memiliki 28 hari lagi untuk menghimpun $7500. Setelahnya, mereka akan memulai fase pengembangan tahap awal pada Desember 2014 jika penggalangan ini berhasil.

[Foto: TouchTen Games]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

Yogrt Tawarkan Platform Cari Teman Sambil Bermain

Saat ini, aplikasi mobile hadir dengan berbagai rupa, mulai dari jenis aplikasi media sosial, messenger, hingga mobile game, aplikasi-aplikasi jenis ini kerap mendominasi minat pengguna smartphone maupun tablet di mana saja, termasuk pengguna di Indonesia. Lalu apa jadinya jika tiga jenis aplikasi tadi dikemas jadi satu dan bisa diandalkan untuk mencari teman dengan cara yang unik. Aplikasi Yogrt bisa jadi jawabannya.

Inti dari aplikasi ini adalah mencari teman baru di dunia maya, namun dengan cara yang cukup unik dan dipadukan dengan permainan atraktif. Dikembangkan oleh Kongko Digital, Yogrt tidak seperti media sosial lainnya, ataupun aplikasi “cari jodoh” seperti Tinder. Bedanya di sini, jika platform perjodohan hanya sekedar mencocokan satu sama lain berdasarkan foto maupun profil, Yogrt punya cara lain dengan menyajikan serangkaian permainan interaktif untuk mencocokan minat di antara kedua belah pihak.

Jika pengguna tidak ingin repot menyiapkan laman profil, silakan daftarkan diri dengan mengintegrasikan profil Facebook di langkah awal menggunakan aplikasi ini. Setelah melalui proses pendaftaran, pengguna akan disajikan foto profil dari pengguna lain untuk memulai interaksi. Menariknya, secara default Yogrt menyortir semua jenis kelamin, sehingga tidak hanya profil gendertertentu saja yang akan muncul, tetapi baik pria maupun wanita juga akan ditampilkan. Fungsi ini mungkin sengaja diimplementasikan agar pengertian Yogrt tidak disalahpahami menjadi aplikasi perjodohan (padahal fungsinya bisa untuk hal tersebut). Tampilan ini bisa diatur lebih lanjut dalam fungsi filter pilihan teman.

Untuk meningkatkan pengalaman pengguna, Yogrt memanfaatkan teknologi GPS untuk melihat pengguna lain yang terdekat dari lokasi. Menggunakannya pun cukup mudah, hanya tinggal melakukan opsi pengaturan di kanan atas atau cukup swipe layar ke arah kiri, pengguna bisa mengganti dari yang terdekat (nearest), profil yang paling banyak dilihat (most viewed), profil yang paling banyak disukai (most liked), hingga profil yang paling aktif (most active).

Seperti yang telah disampaikan di awal, Yogrt juga memiliki fungsi permainan menarik. Untuk mengaksesnya, pengguna cukup masuk ke  ikon game controller untuk menantang permainan di antara banyak profil pengguna lain yang disajikan oleh Yogrt. Atau, cukup tap fotonya maka pengguna akan dialihkan laman profil yang menghadirkan informasi lebih mendetil tentang pengguna tersebut. Untuk menguji kecocokan, silakan pilih Like atau tantang mereka dalam sebuah permainan.

Permainan yang ditawarkan oleh Yogrt sendiri terdiri dari empat kategori yakni Match 7 Yes/No, Match 7 Pick One, Teka Teki, dan Tebak Kata. Pada Match 7, pengguna akan disuguhkan tujuh set pilihan yang terdiri dari dua jawaban kondisi atau pilihan ya dan tidak. Jika kedua pengguna memiliki kecocokan jawaban, maka mereka dapat berteman dan membuka akses fitur chatting antara keduanya. Untuk kategori Teka Teki dan Tebak Kata, pengguna dipersilakan membuat sendiri pertanyaan, jawaban, dan petunjuk untuk lawan main mereka. Sementara kedua kategori Match 7 menggenerasi secara acak pertanyaan menggunakan database dari Yogrt.

Untuk menarik minat lebih banyak, Yogrt memiliki daftar Achievements yang bisa dikejar oleh pengguna. Contohnya jika pengguna telah mengunggah sepuluh foto profil, maka mereka akan mendapatkan badge Photogenic.

Konsep yang ditawarkan Yogrt sebenarnya tidak lagi baru, namun bagaimana Yogrt mengemas permainan dengan ketertarikan minat sesama penggunanya tetap patut disimak bahwa Yogrt mungkin saja bisa memiliki peluang cerah di waktu mendatang. Apalagi dengan didukung oleh pengembangan teknis yang telah berjalan dengan baik, Yogrt sepertinya hanya tinggal melakukan sedikit inovasi kembali dalam layanannya agar semakin menambahkan pengalaman penggunanya.

Jika tertarik, silakan unduh aplikasi Yogrt untuk Android pada tautan berikut ini.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

Oppo Bangun Pabrik di Indonesia Berkapasitas Produksi 500 Ribu Perangkat Per Bulan

Menyusul pemberitaan telah dibangunnya pabrik smartphone ZTE pada bulan lalu, Oppo dikabarkan tengah membangun pabrik smartphone mereka yang akan mulai beroperasi sekitar bulan Maret tahun depan. Targetnya pabrik ini bakal menghasilkan 500 ribu perangkat smartphone per bulan, yang hanya ditujukan untuk pasar Indonesia.

Keputusan Oppo membangun pabrik ponsel di sini menambah panjang daftar vendor smartphone yang melakukan ekspansinya dengan membangun pabrik guna mendongkrak penjualan di ranah lokal. Sebelumnya, Samsung, Haier, dan Evercoss telah lebih dulu melakukan hal serupa.

Berdasarkan laporan Kompas hari ini (30/10), CEO PT Indonesia Oppo Electronic Jet Lee menyebutkan pembangunan pabrik mereka telah berjalan di Tangerang dan akan siap mengoperasikan perancangan 500 ribu perangkat setiap bulannya mulai Maret 2015.

“Kapasitas pabrik itu akan mencapai 500.000 perangkat per bulan. Pabrik ini dibuat untuk memenuhi pasar Indonesia saja,” ujar Jet Lee mengutip pemberitaan dari Kompas.

Keputusan ini bukanlah semata-mata demi mengikuti tren membangun pabrik di Indonesia. Faktanya penetrasi Oppo di Indonesia sejak tahun 2012 menuai respon positif di tengah masyarakat. Berdasarkan informasi internal, Oppo berhasil meraup 6% pasar Indonesia dengan total 200 ribu unit per bulan, meskipun tidak menjabarkan lebih detil tipe perangkat Oppo mana yang mendominasi penjualan.

Ini merupakan salah satu dampak positif pemerintahan baru setelah bulan April lalu pihak Oppo mengabarkan niat untuk membangun pabrik di tanah air dan menunggu kepastian dari regulator di Indonesia.

Untuk merealisasikan proyek ini Oppo rela merogoh kocek yang cukup dalam. Tidak tanggung-tanggung, sebesar $30 Juta atau senilai Rp 364 Miliar siap dikucurkan sebagai bentuk komitmen mereka terhadap pasar Indonesia yang menjanjikan.

Saat ini mereka telah mempekerjakan sekurangnya 5000 karyawan lokal dan jumlah tersebut akan melonjak ketika pabrik mereka selesai dibangun. Menyediakan lapangan kerja yang besar merupakan salah satu tujuan Oppo membangun pabriknya di Indonesia.

Setelah Oppo, kemungkinan besar skema pendirian pabrik akan diikuti oleh vendor-vendor smartphone lain. Berdasarkan survey GfK, pertumbuhan dari penjualan smartphone dan phablet di wilayah Asia Tenggara, terutama di Indonesia menunjukkan statistik yang sangat baik. Untuk menjangkau pasar di kawasan ini, pembuatan pabrik akan mengurangi biaya produksi secara jangka panjang.

[Ilustrasi: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

Kemenkominfo Targetkan Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2015 Capai 150 Juta Orang

Angka yang cukup mengejutkan dipatok oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terkait jumlah pengguna Internet di Indonesia. Menurut Direktur Jenderal Aplikasi dan Teknologi Informatika Kemenkominfo Bambang Heru Tjahjono, seperti dikutip dari Antara, Kemenkominfo berharap di akhir tahun 2015 jumlah pengguna Internet di Indonesia telah mencapai angka 150 juta orang, atau sekitar 61% dari total penduduk.

Seperti disebutkan dari sumber yang sama, Kemenkominfo mengklaim bahwa saat ini jumlah pengguna Internet di Indonesia sudah mencapai 57% penduduk, atau kasarnya mencapai hampir 137 juta pengguna. Angka yang cukup fantastis mengingat awal tahun ini APJII mencatat jumlah pengguna Internet di tanah air baru berkisar di angka 71 juta dan perkiraan banyak pihak akhir tahun ini jumlahnya baru mencapai kisaran 80-an juta pengguna.

Memang Indonesia sedang berlomba mengejar target yang ditetapkan olehMillennium Development Goals yang mensyaratkan akses Internet di negara berkembang mencapai angka 50% dari total penduduk. Menurut standar tersebut, pengguna Internet di Indonesia seharusnya mencapai angka 107 juta di akhir tahun 2014 dan 139 juta pengguna di akhir tahun 2015.

Pergantian pemerintahan tentu saja membawa optimisme baru. Salah satunya adalah isyarat Menkominfo Rudiantara yang menantang operator seluler untuk uji coba 4G/FDD-LTE. Izin pengelolaan LTE memang belum turun dari pemerintah karena lambatnya perampungan regulasi. Sebagai negara mobile-first, sangat wajar jika pembangunan infrastruktur seluler menjadi ujung tombak dalam perluasan akses Internet ke seluruh pelosok Indonesia. Saat ini baru Bolt yang sudah secara resmi menggelar teknologi TD-LTE di kawasan Jabodetabek.

[Ilustrasi: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Effective Measure: Portal Liputan6 Jadi Yang Paling Populer di Ranah Mobile

Dalam industri online di Indonesia, portal berita online tentu juga memiliki porsi yang besar di masyakarat. Seperti yang tertuang dalam sebuah laporan terbaru dari Effective Measure (EM), pada bulan September 2014 kemarin, EM mengambil satu fokus laporan terhadap pergerakan situs portal berita Indonesia yang hasilnya menempatkan beberapa portal populer menjadi yang teratas di Indonesia saat ini berdasarkan jumlah unique browser.

Tak dipungkiri, saat ini situs portal berita memang memiliki tempat tersendiri dalam konsumsi konten berita di masyarakat – dan mungkin saja bakal bisa melampaui jauh konten berita konvensional dalam waktu mendatang. Beberapa waktu lalu bahkan kami sempat menyinggung soal portal berita online yang “malah” menjadi pemenang sesungguhnya dalam perhelatan pemilu presiden kemarin. Dengan memiliki efek yang sampai sejauh itu, laporan terbaru EM mengenai situs portal berita menyimpulkan beberapa kesimpulan menarik seperti situs portal berita mana saja yang paling sering dikunjungi oleh pengguna Indonesia, dan seperti apa demografis pengunjungnya?

Menurut laporan yang bertajuk “Effective Measure Monthly Snapshot Report Indonesia” itu, portal Liputan6 ternyata berhasil menjadi situs berita lokal yang paling sering dikunjungi oleh pengguna melalui perangkat mobile. Berdasarkan hitungan yang dirangkum, pada September 2014 kemarin, Liputan6 berhasil mengantongi 11,9 juta unique browser, diikuti oleh Kompas.com yang mengantongi jumlah unique browser sebanyak 11,4 juta, dan situs TribunNews sebanyak 8,8 juta.

Menyusul tiga peringkat teratas tadi, portal lainnya seperti Okezone, Viva, Tempo, dan Republika juga masuk menjadi situs portal berita yang paling populer di masyarakat selama bulan September kemarin. Republika sendiri menjadi peringkat juru kunci dengan meraih jumlah unique browser sebanyak 2,7 juta. Menariknya, seperti chart yang dapat dilihat di bawah ini, beberapa situs di luar portal berita seperti Kompasiana dan bahkan Lazada juga masuk sebagai situs yang paling sering dikunjungi pengguna melalui perangkat mobile, di samping itu hal menarik lainnya menurut laporan EM, portal Detik justru tidak masuk sama sekali dalam kajian ini.

Bagaimana dengan kajian demografis pengunjung situs portal berita yang juga menjadi inti dari laporan ini? Tak banyak hal menarik yang bisa disimpulkan. Menurut laporan yang dirangkum, situs portal berita dipercaya menjadi sarana andalan konsumsi konten berita sebesar 35,46% oleh pengunjung yang berada dalam rentang usia produktif yakni 25-34 tahun. Berdasarkan gender, tentu dalam kajian ini, pengunjung berjenis kelamin laki-laki mendominasi dengan 63% data pengunjung, di samping itu sebanyak 34,5% pengunjung yang berpenghasilan di bawah $500 per bulan juga menjadi fakta penunjang lain dalam kajian EM.

Ungkapan data EM di atas tadi, jelas menyimpulkan bahwa adopsi pengunjung situs portal berita di Indonesia sudah mulai menunjukkan tren yang positif ke ranah mobile, dan hal ini otomatis bakal menjadi fokus yang mungkin tak akan diabaikan oleh para pelakunya. Dalam paparan ini, Liputan6 menjadi portal yang paling sukses, diikuti oleh beberapa portal besar lain yang juga mengantongi jutaan pengunjung dari ranah mobile. Maka, tak akan aneh jika di masa mendatang, portal berita online lokal akan semakin gencar meningkatkan porsi layanannya dalam ranah mobile demi memenangkan persaingan yang kian ketat.

[grafik: Effective Measure]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Smartfren Targetkan Rencana Konsolidasi Jaringan Dengan Bakrie Telecom Rampung Akhir Tahun

Smartfren Telecom (Smartfren) dan Bakrie Telecom (BTEL) terus maksimalkan target rencana konsolidasi jaringan dalam rangka memaksimalkan frekuensi alokasi frekuensi 850 MHz yang dimiliki keduanya. Target yang rencananya akan terealisasi pada akhir tahun ini dikabarkan tidak akan terganggu soal isu terkait utang BTEL yang mencapai angka puluhan triliun. Pihak Smartfren sendiri meyakini kongsi bisnisnya dengan BTEL akan bisa beres tanpa perlu menunggu mediasi dari pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Kabar penggabungan usaha antara Smartfren dan BTEL sendiri sudah tercium sejak September lalu, tak ayal, langkah ini tentu menimbulkan beberapa anggapan yang menyebutkan penggabungan usaha ini akan berbentuk merger. Namun hal itu tampaknya tak akan terjadi, seperti yang dikabarkan oleh situs TribunNews (28/10), Djoko Tata Ibrahim selaku Deputy Chief Executive Officer Smartfren Telecom mengatakan, persoalan hutang piutang tak akan menjadi beban bagi Smartfren, dikarenakan bentuk penggabungan usahanya ini bukan merger seperti yang mungkin dikira oleh banyak pihak belakangan.

“Utang itu urusan masing-masing perusahaan. Di sini pembahasan hanya dibatasi persoalan berbagi jaringan atau network sharing untuk mengoptimalkan frekuensi,” tampik Djoko dikutip dari sumber yang sama.

Pernyataan Djoko sontak memastikan konsolidasi antar keduanya bukan bersifat merger. Utang BTEL sendiri pada semester I-2014 mencapai Rp 10,2 triliun. Sebagai gambaran, Smartfren pun memiliki catatan utang serupa di periode yang sama yakni sebesar Rp 13,55 triliun. Hal yang sama juga diutarakan oleh Gandhi Sulistyanto, Managing Director Sinar Mas Grup yang menyatakan, pihaknya tidak memiliki niatan untuk melakukan merger dengan perusahaan pemilik merek dagang Esia tersebut.

“Kami tidak pernah mengarah ke aksi merger dengan Bakrie Telecom. Kajiannya adalah rencana kerja sama spectrum dan menunggu regulasi dari pemerintah,” kata Gandhi yang dikutip dari situs IndoTelko.

Perlu diketahui, kelanjutan kisah utang BTEL sempat berlabuh hingga tuntutan pengadilan di negara bagian New York Amerika Serikat pada 22 September lalu. Tuntutan tersebut dilayangkan oleh sejumlah investor yang menuntut pihak BTEL telah melanggar kontrak obligasi. Tuntutan ini terakhir dibawa ke Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) oleh PT Netwave Multi Media, pada tanggal 23 Oktober kemarin. Netwave Multi Media adalah vendor yang menyediakan infrastruktur telekomunikasi bagi pemilik merek Esia itu sejak tahun 2009. Saat ini tunggakan kewajiban Bakrie Telecom kepada Netwave Multi Media bernilai Rp 4,737 miliar yang sudah tertunggak selama hampir dua tahun

Untuk memuluskan langkah konsolidasi, pihak Smartfren saat ini dikabarkan tengah membentuk tim khusus yang menangani proses negosiasi, dikarenakan nantinya kemungkinan akan ada banyak hal terkait kongsi dua perusahaan tersebut terkait persoalan teknis, seperti penanganan pelanggan, dan implementasi jaringan.

Tujuan utama dari konsolidasi ini sendiri sebenarnya adalah untuk menyelamatkan pelanggan dengan memperkenalkan teknologi terbaru di 850 MHz yakni FDD LTE. Smartfren saat ini telah memiliki 12 juta pelanggan, dengan total pelanggan data sebanyak enam juta. Rencananya, Smartfren akan menggunakan teknologi Frequency Division Duplex Long Term Evolution (FDD LTE), pun operator CDMA itu juga akan mengembangkan teknologi Time Division Duplex Long Term Evolution (TDD LTE) pada frekuensi 2,3 GHz.

Penataan frekuensi ini sendiri telah “dianjurkan” oleh pemerintah yang telah mengeluarkan aturan agar Smartfren memindahkan frekuensinya saat ini di 1,9 GHz ke frekuensi  2,3GHz. Untuk aturan itu, Smartfren diberi tenggat waktu oleh pemerintah selama dua tahun terhitung mulai tahun ini.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi. 

Twitter Resmi Umumkan Rick Mulia Sebagai Business Head untuk Indonesia

Twitter secara resmi melalui rilis yang dikirimkan ke redaksi mengangkat Rick Mulia sebagai Business Head untuk Indonesia. Sebelumnya kami sudah memberitakan bahwa Rick Mulia ditunjuk menjadi pegawai pertama yang direkrut Twitter untuk kantornya di Indonesia. Rick bertugas mendorong pendapatan dengan latar belakang penjualannya yang kuat.

Penunjukan Rick Mulia disertai dengan beberapa tanggung jawab, termasuk menyiapkan pembukaan kantor di Indonesia, meningkatkan peluang komersial bagi Twitter di Indonesia, dan bekerja dengan brand dan agensi untuk memaksimalkan nilai pemasaran langsung yang ditargetkan untuk salah satu pasar Twitter terbesar di dunia ini.

Rick juga akan terlibat dalam menggerakkan pertumbuhan Twitter di Indonesia, mulai dari pengguna sampai kepada influencer, dan dari mitra sampai kepada pengiklan. Untuk sementara dia berkantor di Twitter Singapura dan akan pindah ke Jakarta bila kantor Twitter Indonesia telah siap. Kantor Twitter di Jakarta sendiri rencananya bakal dibuka dalam beberapa bulan ke depan.

Sosok Rick Mulia sudah memiliki lebih dari 18 tahun pengalaman di dunia digital. Sebelum bergabung dengan Twitter, ia adalah Chief Advertising & Sales Officer Wego. Di sana ia bertanggung jawab untuk segala sesuatu berkaitan dengan iklan. Sebelum Wego, Rick bekerja di Microsoft membantu membangun kembali bisnis MSN di seluruh Asia Tenggara, membentuk kemitraan antara Microsoft dan MediaCorp yang melahirkan xinmsn, dan kolaborasi Microsoft dan Telkom Indonesia yang disebut PlasaMSN. Ia juga pernah bekerja di Yahoo! selama delapan tahun di berbagai peran produksi, pencarian, konten dan strategi di Asia Tenggara dan Australia.

”Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari Twitter dan untuk menjadi ujung tombak ekspansi perusahaan ke Indonesia, salah satu pasar  Internet, mobile, dan media sosial terbesar di seluruh dunia. Kami sudah memiliki bisnis yang sukses di Indonesia dengan salah satu pasar pengguna terbesar dan termutakhir secara global dan ada peluang langsung yang signifikan untuk berhubungan dengan pengguna, mitra dan pengiklan di jaringan informasi terkini kami. Saya tidak sabar untuk segera mulai bekerja,” kata Rick dalam rilisnya.

Managing Director Twitter untuk Asia Tenggara, India, Timur Tengah, dan Afrika Utara Parminder Singh juga optimis bahwa sederet pengalaman Rick yang telah malang melintang di dunia Internet akan membawa nilai tambah bagi Twitter Indonesia.

“Rick membawa banyak pengalaman untuk mengembangkan pasar internet di seluruh kawasan, dari saat dia sebagai bagian dari kumpulan pelopor Yahoo! Asia Tenggara, hingga memegang regional advertising dan peran sebagai Country Head di Microsoft dan Wego. Pengalamannya yang luas di Indonesia memungkinkan kami untuk membangun kehadiran Twitter, mempekerjakan orang-orang hebat, dan membawa bisnis kami di salah satu pasar terbesar kami sekarang di dunia ke tingkat selanjutnya,” ujar Parminder.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi. 

Onno W. Purbo Sampaikan “Pekerjaan Rumah” yang Perlu Diurus Menkominfo Baru

Dalam rangkuman yang dipublikasi di media sosial lokal Kita.id, pemerhati Teknologi Informasi Onno W. Purbo menyampaikan uneg-uneg soal perkara-perkara yang harus diselesaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika di Kabinet Kerja Rudiantara. Poin-poin yang disampaikannya cukup banyak. Onno membaginya menjadi tiga segmen, berdasarkan faktor kepentingannya, sangat penting/urgent, cukup penting, dan opsional untuk jangka panjang.

Tentang hal-hal yang ingin cepat diselesaikan, Onno berharap Kominfo memprioritaskan penyelesaian kasus hukum IM2 yang menyeret mantan CEO-nya Indar Atmanto ke bui. Onno berharap Kominfo membantu melakukan bedah perkara dan membuka masukan untuk opini publik ke Mahkamah Agung. Kominfo sendiri telah melakukan inisiatif terkait dengan hal ini.

Selain itu Onno juga berharap Kominfo melakukan langkah untuk meng-opensource-kan Indonesia, menyelesaikan pembagian frekuensi 4G (terutama di segmen 2,3 GHz), meminta KPK/BPKP mengaudit USO/PLIK/MPLIK/IX, menyelesaikan konflik PNBP ISP, membebaskan warnet dan RT/RW-net dari sweeping karena izin ISP, memastikan frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz bebas digunakan, menyelesaikan masalah clusterisasi pulsa, dan menyelesaikan masalah iklan intrusif yang dilakukan oleh beberapa operator seluler.

Untuk urusan-urusan cukup penting berjangka waktu menengah, Onno berharap Kominfo berperan aktif memasukkan kembali subyek ICT ke dalam kurikulum sekolah, mendukung agar sekolah dan kampus tersambung ke Internet, dan mendukung e-blusukan agar menghemat biaya yang dikeluarkan pemerintah. Lebih lanjut Kominfo bisa bermitra untuk mendukung DEMIT (Desa Melek IT), meng-online-kan pengurusan dan ujian ORARI dan RAPI, mengembangkan Club Station ORARI di setiap sekolah/institusi, memberdayakan telkom rakyat berbasis IP (OpenBTS, VoIP, ENUM), bermitra dengan TNI agar ALUTSISTA berbasis TIK buatan RI, bermitra dengan TNI dan operator untuk menggelar infrastruktur telekomunikasi perbatasan, mengalokasikan frekuensi LTE 700 MHz untuk pertahanan, daerah perbatasan dan pedalaman, dan mendukung teknologi streaming rakyat.

Hal opsional yang ditawarkan oleh Onno untuk juga diurusi oleh Kominfo adalah berkoordinasi agar industri IT lokal bisa tumbuh (seperti industri ponsel lokal), mendukung sekolah/kampus yang kurikulumnya berbasis industri IT, membantu kampus dan sekolah dalam menyelenggarakan e-learning/pendidikan jarak jauh, membantu para pengembang distro Linux dan repo lokal, membantu para penulis buku-buku IT lokal, dan mengimplementasikan teknologi IPv6 di jaringan Internet Indonesia.

Ada begitu banyak hal yang perlu dibenahi oleh Menkominfo. Mungkin tidak semuanya harus dilaksanakan atau diurusi oleh Kominfo sendiri, tapi setidaknya kita tahu bahwa fokus Menkominfo mendatang buat cuma soal memblok situs-situs yang dianggap tidak sesuai dengan budaya bangsa.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Evercoss dan Baidu Ajak Pengembang Lokal Pasarkan Karyanya di Toko Aplikasi Terbaru Everstore

Ponsel lokal Evercoss dan perusahaan Internet Tiongkok Baidu hari ini (28/10) resmi meluncurkan toko aplikasi Android bernama Everstore. Toko aplikasi Android Everstore saat ini diklaim telah dilengkapi dengan 500 ribu aplikasi. Selain menawarkan kemudahaan bagi pengguna Evercoss dalam mengunduh aplikasi Android sesuai dengan kebutuhan mereka, Everstore juga mengajak pengembang lokal untuk memasarkan karyanya di tokonya.

Ponsel pintar dengan sistem operasi Android telah menjadi primadona di Indonesia. Pertumbuhan pengguna yang melesat meninggalkan pesaing lainnya, berdampak tak hanya mendongkrak penjualan smartphone, namun kebutuhan akan penyediaan konten aplikasi di dalamnya. Muncullah toko aplikasi sebagai media penyebaran berbagai aplikasi ini.

Kerja sama Baidu dan Evercoss menyediakan teknologi toko aplikasi yang memudahkan pengguna Android untuk menemukan aplikasi yang dibutuhkan dan diinginkan. Selain itu, Baidu juga telah memiliki jaringan distribusi aplikasi dengan jumlah distribusi aplikasi lebih dari 300 juta setiap harinya.

Tak hanya menawarkan kemudahan bagi pengguna Evercoss, tersedianya Everstore ditujukan juga terhadap pengembang lokal. Baidu dan Evercoss mengharapkan pengembang lokal untuk dapat memanfaatkan  toko aplikasinya sebagai wadah bagi para pengembang untuk memasarkan karyanya.

Chief Marketing Officer Evercoss Mobile Janto Djojo dalam rilis persnya mengatakan, “Kami memiliki keyakinan bahwa karya anak bangsa tidak kalah hebatnya dengan karya bangsa lain. Ini hanya soal kesempatan yang belum diberikan secara optimal kepada mereka. Kami berharap kehadiran Everstore dapat mendorong potensi mereka hingga dapat terekspos secara global.”

Everstore hadir dengan mengusung slogan “Glocal Apps”, yang merupakan gabungan dari dua kata “Global” dan “Lokal”. Toko aplikasi Everstore dapat diartikan sebagai toko aplikasi berbasis lokal yang berkualitas global.

Janto juga berharap kehadiran Everstore dapat mendorong industri kreatif, khususnya industri aplikasi mobile, untuk dapat tumbuh subur. Ia pun optimis dukungan toko aplikasi Everstore bakal memaksimalkan pengalaman penggunaan device Evercoss yang diklaim menjadi market leader di pasar Indonesia.

Managing Director Baidu of Indonesia Bao Jianlei mengamini optimisme yang dinilainya merupakan sebuah sinergi positif antara dua belah pihak. “Melalui Everstore, kami ingin ikut berkontribusi dalam mengembangkan ekosistem Internet mobile di Indonesia serta membantu pengembang aplikasi Android lokal untuk memasarkan aplikasi mereka,” pungkasnya.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi.