Tiphone Berencana Akuisisi Penuh Saham Simpatindo Senilai Rp 500 Miliar

Tak butuh waktu begitu lama setelah berhasil mengantongi dana segar, PT Tiphone Mobile Indonesia (Tiphone) langsung menggenjot pertumbuhan bisnisnya. Dikabarkan, Tiphone saat ini tengah melirik kepemilikan penuh PT Simpatindo Multimedia (Simpatindo) yang berujung pada akuisisi 100% saham Simpatindo senilai Rp 500 miliar. Kabarnya rencana ini bakal diwujudkan di akhir tahun ini.

Menanggapi kabar ini, Presiden Komisaris Tiphone, Hengky Setiawan mengatakan, pengakuisisian penuh saham Simpatindo merupakan langkah terpadunya dalam memacu kemampuan perusahaan perihal distribusi bisnis pulsa.

“Kami berupaya untuk memperkuat jaringan distribusi kami, dari sekitar 200.000 reseller di tahun ini menjadi 300.000 reseller di tahun depan,” ujarnya seperti yang dikutip dari pemberitaan The Jakarta Globe (3/10).

Dengan nilai akuisisi yang cukup fantastis, bisa dipastikan sumber dana yang diambil berasal dari hasil pelepasan saham Tiphone kepada PT Pins Indonesia (anak usaha PT Telkom Indonesia, Tbk) sebesar 25% atau senilai mencapai lebih dari Rp 1,1 triliun. Terakhir bahkan dikabarkan pembelian saham minoritas Tiphone ini bakal berkembang hingga sebesar 30%.

Seberapa menarik sebenarnya Simpatindo bagi Tiphone? Simpatindo sendiri adalah perusahaan yang berdiri sebagai perusahaan distribusi telekomunikasi dan produk multimedia. Sebagian besar, produk yang dijualnya antara lain voucher pulsa elektronik dari beberapa operator seluler di Indonesia. Menariknya, Simpatindo ternyata juga merupakan salah satu dealer pulsa resmi dari produk seluler Telkom (Telkomsel dan Telkom Flexi).

Melihat posisi Simpatindo yang sedemikian rupa, tak ayal bisa dianalogikan jika pengakuisisian yang dilakukan Tiphone ini merupakan “jalur pembuka” bagi grup Telkom untuk semakin menggenjot kinerja bisnisnya perihal jalur distribusi pulsa, selain itu dari sini juga bisa dikombinasikan dengan peran Tiphone dalam pengadaan produk smartphone ke beberapa vendor ternama. Pembelian saham minoritas Tiphone terhadap PINS Indonesia pun sempat akan diawasi oleh KPPU terkait kemungkinan persaingan distribusi yang tidak sehat.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sidikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Ingin Uji Kehebatan Tim Futsal? Cari Tim Lawan di CariLawan

Olahraga Futsal saat ini mungkin menjadi salah satu satu olahraga yang sangat lekat di masyarakat. Mulai dari kalangan bawah hingga atas, permainan olahraga ini tak pernah sepi peminat, lihat saja lapangan persewaan Futsal yang setiap waktunya selalu ramai diisi oleh pertandingan dari macam-macam tim dari pagi hingga malam hari. Melihat antusias yang begitu tinggi, insan startup teknologi pun tak ketinggalan mencoba peruntungannya dengan menyediakan platform pencarian lawan tanding secara online. Seperti yang dilakukan oleh startup baru ini bernama, CariLawan.

Jika masih ingat, platform yang diusung CariLawan sebenarnya tak begitu baru. Pada Maret lalu, Maen.co hadir menawarkan platform pencarian lawan tanding dari olahraga Futsal dan Basket. Kini, Maen.co pun akhirnya juga punya “lawan tanding”. Tak ada perbedaan yang mencolok, CariLawan juga hadir menjadi alternatif pengguna untuk mencari lawan tanding Futsal di wilayah sekitarnya.

Masih dalam status beta, CariLawan masih tersedia khusus bagi pengguna yang berdomisili di wilayah Jabodetabek. Seperti yang bisa disimak di halaman depannya, dalam mencari lawan tanding pengguna cukup melakukan pencarian berdasarkan wilayah dan kemudian temukan tim lawan yang siap untuk bertanding. Sebelumnya pastikan dahulu untuk mendaftarkan akun agar semua fitur bisa digunakan dengan maksimal.

Jika merasa sudah siap mencari lawan tanding, pengguna cukup memasukkan informasi lengkap yang dibutuhkan agar bisa ditemukan oleh lawan. Informasi yang dimasukkan berupa nama tim, lokasi pertandingan, level permainan, dan juga detail jadwal pertandingan. Jika tawaran bertanding ada yang berminat, pengguna akan mendapat notifikasi yang dikirimkan lewat sms atau pun panggilan telepon. Fungsi ini semestinya bisa dikembangkan lagi misalnya menjadi dalam bentuk notifikasi langsung di platform CariLawan atau pun di platform media sosial.

Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai model bisnis dan strategi pemasaran yang akan diusungnya, namun kami perkirakan, CariLawan mungkin akan menjalin kemitraan bisnis dengan banyak venue lapangan Futsal yang banyak tersebar di wilayah sekitar untuk menarik traksi, sekaligus juga menawarkan wadah promosi dari mitra venue Futsal yang bisa memungkinkan untuk menjadi aliran monetisasinya. Kami tentu akan mencari tahu lebih lanjut tentang hal ini.

Sejauh peninjauan kami, platform yang dikembangkan oleh CariLawan sudah cukup matang dan bisa bersaing dengan kompetitornya yang juga masih sama-sama berkembang. Cukup banyak sebenarnya peluang bisnis yang bisa dikembangkan oleh CariLawan, asalkan tepat sasaran dan mengerti akan keinginan pasarnya yang segmented, CariLawan bisa memiliki peluang yang cerah ke depannya, apalagi jika platformnya bisa tersedia di ranah mobile. Kita nantikan saja kiprahnya di masa mendatang.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Telkom dan Jasa Marga Sepakat Kembangkan Bisnis Fiber Optik

PT Jasa Marga Tbk (JSMR) ternyata tak hanya fokus dalam membangun bisnis tol, perusahaan “berplat merah” tersebut dikabarkan berniat memaksimalkan aset-aset mereka di sekitar jalan tol sebagai sumber pendapatan dengan menyiapkan  perusahaan patungan (Joint Venture/JV) bersama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Perusahaan gabungan ini nantinya akan menggeluti bisnis membangun jaringan kabel serat optik.

Sebelumnya, telah terjalin kerja sama antara kedua belah pihak dalam bentuk solusi pembayaran tol secara elektronik yang memiliki target kontribusi hingga 30% dari total pendapatan tol. Kini guna memperkuat kemitraan di masa depan dan kelangsungan bisnis, Telkom dan Jasa Marga kembali berkolaborasi membentuk JV yang menggarap bisnis serat optik,

“Benar sedang ada persiapan JV dengan Jasa Marga. Saat ini masih sedang proses penyelesaian aspek bisnis dan legal agreement untuk pembentukan JV. Semoga semuanya berjalan lancar,” ungkap Chief Innovation & Strategy Officer Telkom Group Indra Utoyo seperti yang dikutip dari pemberitaan Indotelko tanggal 1/10.

Jasa Marga sendiri kini mulai menggeluti industri baru di bidang properti, fiber optic, dan juga perawatan jalan. Kemitraannya dengan Telkom kali ini dalam bisnis serat optik ditengarai bermodalkan dana investasi awal sebesar Rp 50 miliar.

Bisnis baru ini diharapkan mampu mendongkrak total pendapatan perseroan di masa mendatang sekitar 15% hingga 20%. Optimisme ini berangkat dari laporan keuangan semester I tahun 2014 Jasa Marga yang mendapatkan kontribusi pendapatan di luar tol sebesar 5,77% atau sekitar Rp 259,19 miliar terhadap total pendapatan konsolidasian yang sebesar Rp 4,48 triliun.

Khusus untuk perihal serat optik, proyek yang akan digarap oleh Jasa Marga kali ini memiliki kekuatan dalam infrastruktur perluasan lahan. Sementara itu Telkom mendukung dari sisi pemanfaatan teknologi. Kombinasi ini tentu memberikan satu lagi semangat baru akan harapan jaringan internet yang merata dan menyeluruh.

Melansir dari Tribunnews, tahap awal perusahaan patungan Telkom dan Jasa Marga ini nantinya akan membangun sekitar 400 kilometer kabel serat optik. Lokasi pembangunan jaringan itu adalah sekitar tol milik Jasa Marga. Namun lantaran masih dalam tahap pembahasan, pihak Telkom hanya bisa menyebutkan jika porsi kepemilikan saham Telkom dan Jasa Marga pada perusahaan patungan itu nanti relatif berimbang. “Kalau untuk investasinya, masih dihitung. Namun secara kasar jika membangun 400 km dibutuhkan dana sekitar Rp 100 miliar,” ungkap Direktur Utama Telekomunikasi Indonesia Arief Yahya (1/10).

[foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

Smartfren Coba Bangkitkan Kembali Layanan e-Money Uangku

Demi menunjang pendapatan dan menggali lebih banyak potensi , PT Smartfren Telecom (Smartfren) mencoba menghidupkan kembali layanan uang elektronik (emoney) Uangku. Smartfren mempercayakan Digital Money Indonesia sebagai mitra bisnis untuk merevitalisasi produk ini. Selain Uangku, Smartfren juga memiliki Smart Dompet yang menggandeng Bank Sinarmas.

Diberitakan oleh Indotelko (29/9), sistem pembayaran uang milik Smartfren ini mampu menjadikan nomor ponsel seperti rekening bank. Untuk hal ini, konsepnya mirip dengan Rekening Ponsel yang diusung oleh CIMB Niaga. Pelanggan dapat melakukan pembelian barang, pulsa, atau transfer uang. Produk ini juga memanfaatkan fasilitas QR Code untuk setiap transaksinya.

“Sekarang masih uji coba dan sudah ada sekitar seribu pengguna yang mengunduh aplikasi Uangku dengan rata-rata transaksi Rp 50 ribu. Kita mau genjot dulu jumlah merchant sebelum peluncuran. Sudah ada 20 merchantyang telah bergabung di antaranya Century, dan Sogo,” ujar CEO dan President Director Digital Money Indonesia Iwan Notowidjojo yang dikutip dari sumber yang sama.

Iwan melanjutkan bahwa layanan Uangku saat ini memiliki keunggulan yang tak hanya bisa berjalan di nomor pengguna Smartfren, tetapi juga oleh pengguna nomor seluler lainnya. “Sekarang lebih telko organic dan bisa digunakan oleh semua pengguna smartphone yang berbasis Android, BlackBerry, atau iOS. Jadi, Uangku tak hanya membidik pengguna Smartfren, tetapi seluruh seluler,” ungkap Iwan.

Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim turut mengomentari perihal rencana Smartfren ini, “Uangku yang kita punya sejak beberapa tahun lalu akan lebih inovatif nanti. Tunggu saja peluncuran ulang produk ini di kuartal IV 2014. Sekarang aplikasinya sudah pre install di Andromax C3.”

Menarik untuk ditilik bagaimana Smartfren mencoba memperbaiki rapor merah keuangan mereka di beberapa tahun belakangan ini, termasuk rencana mereka meningkatkan teknologi jaringan mereka ke LTE. Tak ayal proyek lama yang meredup pun berusaha kembali dicoba peruntungannya demi menguatkan arus kas positif mereka. Bukan tidak mungkin jika nantinya Uangku bisa dimanfaatkan atas kerja sama yang telah dibangun Smartfren dengan Migme, MoboMarket, dan layanan yang telah mereka miliki lainnya.

[foto: Smartfren]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

KPK Coba Cegah Tindakan Gratifikasi Dengan Merilis Aplikasi Mobile ”Gratis”

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ternyata punya cara digital untuk mensosialisasikan peranannya sebagai penegak hukum tindakan korupsi, sekaligus meningkatkan kesadaran publik akan tindakan yang berpotensi terjerat hukum undang-undang korupsi. Melalui aplikasi mobile bernama Gratis, KPK mencoba untuk mengenalkan lebih dalam soal tindakan gratifikasi (suap) yang disajikan melalui animasi menarik dan ramah penggunaan.

Mengenai aplikasi Gratis, nama yang disingkat dari kata “Gratifikasi Informasi dan Sosialisasi” ini adalah aplikasi yang menjadi pusat informasi lengkap terkait seputar tindakan gratifikasi, mulai dari definisi, kamus undang-undang, permainan interaktif, hingga kanal khusus yang mengajak peranan masyarakat umum untuk melaporkan langsung tindakan gratifikasi yang terjadi di sekitar.

Entah apa alasannya, tampilan aplikasi ini dibuat layaknya aplikasi anak-anak dengan tampilan penuh animasi, serta adanya “Taman Gratifikasi” sebagai pusat kanal penggunaan aplikasi Gratis. Tampilannya yang sedemikian rupa mungkin saja disiapkan untuk mengenalkan tindakan pelanggaran hukum ini untuk generasi dini dengan harapan melalui Gratis, rakyat Indonesia bisa mengetahui resiko hukum yang bakal menjerat.

Sebagian besar, aplikasi ini mengandalkan fungsi interaktif dalam mencari beragam informasi di dalamnya. Bagi yang memiliki rasa penasaran tinggi terhadap tindakan gratifikasi, Gratis bisa menjadi kamus pintar digital yang pas dan kami layak untuk merekomendasikannya kepada banyak pegawai instansi negara yang kerap tercebur ke dalam kasus ini. Di sisi lain, kami memandang kanal khusus pelaporan masyarakat soal gratifikasi juga menjadi poin penting mengapa aplikasi ini layak untuk diunduh (bagi yang membutuhkan).

Kanal khusus yang dimaksud adalah Link KPK. Di dalamnya pengguna bakal menemui sejumlah tautan yang mengarahkan pengguna untuk bisa menjangkau KPK secara cepat. Pilihannya beragam, ada tautan pengaduan masyarakat, e-modul gratifikasi, radio streaming KPK, hingga shortcut akun Twitter KPK juga tersedia di dalamnya.

Sebelum aplikasi Gratis ini diluncurkan, rupanya KPK juga pernah meluncurkan aplikasi serupa yang bernama Siap Beraksi. Guna aplikasi tersebut kurang lebih sama dengan Gratis, hanya saja fokus informasi yang disampaikan cenderung kepada tindakan korupsi secara keseluruhan. Menariknya, sajiannya pun sama mengandalkan animasi serupa dengan penggunaan yang juga interaktif di dalamnya.

Upaya KPK memasuki jalur digital sebagai langkah sosialisasi peranannya tentu sangat baik dalam upaya persebaran informasi bagi masyarakat Indonesia. Masyarakat sendiri sebagian besar saat ini telah mengandalkan perangkat mobile sebagai perangkat andalannya meraih informasi.

Terlepas dari hal itu, kami memiliki sedikit masukan agar ke depannya, KPK mungkin bisa mengembangkan suatu platform khusus pelaporan tindakan korupsi dan suap yang disajikan secara online dan lebih serius seperti halnya yang disediakan oleh BribeSpot. Harapannya tentu saja bisa membuat kesadaran publik akan tindakan tersebut semakin tinggi dan kasus serupa di kemudian hari semakin berkurang.

Gratis bisa diunduh di Google Play Store dan Apple App Store.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

XL Gandeng Platinum Healthcare Kembangkan Solusi e-Health di Indonesia

Pemanfaatan teknologi cloud computing kini sudah begitu berkembang, tidak hanya untuk menangani kebutuhan bisnis saja, namun sudah merambah ke sektor lain, seperti kesehatan (e-health). Pasar e-health di Indonesia kini mulai diramaikan oleh inovasi dari berbagai perusahaan, salah satunya oleh operator telekomunikasi, seperti yang dilakukan oleh PT XL Axiata Tbk (XL). Dengan menggandeng PT Platinum Healthcare, sebuah perusahaan yang mengembangkan solusi medis, XL akan merilis sebuah sistem berbasis cloud computing untuk menangani berbagai transaksi yang berkaitan dengan sistem administrasi kesehatan.

Kerja sama XL dengan Platinum dirintis untuk menyediakan solusi proses administrasi medis kepada pengguna layanan asuransi kesehatan, layanan administrasi rumah sakit, dan pemegang kartu kesehatan. Sebelumnya XL juga telah bekerja sama dengan PT Asuransi Umum Mega dan mengeluarkan produk Mega XL Proteksi Diri untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan layanan asuransi.

“Kami sudah bermain di e-health secara bertahap, mulai dari aplikasi, komunitas, sekarang menggandeng private sector. Posisi Platinum selain teknologi partner, mereka membawa kita ke pasar e-health,” ungkap General Manager Cloud and Marketing Machine Technology XL, Arkav Juliandri sesuai yang dikutip oleh IndoTelko. “Solusi ini menjadi jembatan antara asuransi kesehatan dan rumah sakit. XL porsinya untuk konektivitas, professional services, dan infrastruktur. Kita juga ikut investasi di sisi terminal tap kartunya.”

Pada tahap awal implementasi, XL dan Platinum akan mengembangkan sistem untuk percepatan proses administrasi dan pembayaran. Platform 1-TAP milih Platinum akan didistribusikan ke 50 rumah sakit di tahun ini, dan ditargetkan akan melenggang di 400 rumah sakit di tahun 2015. Sistem ini dinilai akan mampu mempercepat proses administratif seperti proses pendaftaran, penagihan dan proses klaim asuransi yang lebih cepat dibanding dengan sistem konvensional.

Platinum Healthcare sebagai perusahaan yang bergerak dibidang solusi medis sudah memiliki beberapa klien diantaranya Astralife, Manulife, dan Tugu Pratama. Sedangkan pelanggan korporasinya seperti Takeda Pharmaceuticals, Dexa Medika, dan beberapa afiliasi perusahaan Pertamina. Platinum juga mengelola Assitance Services di Indonesia untuk Cega, IMG Travel Guard, dan Healix International.

Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 10 juta pemegang polis asuransi kesehatan, dan ini akan menjadi peluang emas untuk mensukseskan layananclearing administrasi untuk e-health. Dan peluang ini kan terus meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan perencanaan asuransi kesehatan.

 

[Ilustrasi Gambar: Shutterstock]

Arikel sindikati ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Randi Eka. 

Telkomsel Kerja Sama dengan Kampus Unisba Sediakan Silabus Mobile

Telkomsel dan Universitas Islam Bandung (Unisba), hari Selasa (30/90) lalu, menandatangani nota kesepahaman untuk menyediakan layanan silabus mobile. Aplikasi ini disediakan untuk memudahkan penyebaran informasi terkait perkuliahan, dapat dimanfaatkan untuk kenyamanan komunikasi kampus, dan lebih memasyarakatkan kemudahan akses Internet. Silabus mobile untuk kampus ini rencananya akan diujicobakan tingkat keefektifannya selama tiga bulan di Unisba, sambil disosialisasikan ke kampus-kampus lainnya.

Kegiatan perkuliahan sangat lekat dengan silabus sebagai acuan rencana pembelajarannya. Isinya mencakup judul-judul perkuliahan, dan penjadwalan pembelajaran. Silabus juga berisi informasi pengajaran, seperti nama pengajar lengkap dengan kontaknya, jadwal kelas, tanggal tes, buku teks yang dibutuhkan, dan standar kompetensi untuk penilaian dan kehadiran.

Semua acuan tersebut akan disebar kepada mahasiswa melalui aplikasi mobile berbasis Android, sehingga semua informasi yang dibutuhkan tersedia setiap saat dalam genggaman tangan mereka. Hal ini diharapkan dapat memudahkan civitas akademika menjalankan proses perkuliahan.

General Manajer Sales Region Telkomsel, Jawa Barat, Hasan Kurdi, seperti dikutip situs Sindonews mengatakan bahwa aplikasi silabus mobile ini merupakan prototype yang akan diujicobakan selama tiga bulan sebelum akhirnya disebarluaskan ke kampus lainnya.

“Sudah ada beberapa kampus lain yang kami kunjungi untuk sosialisasi aplikasi ini. Sambil kami melihat sejauh mana efektivitas dan efisiensi aplikasi ini di Unisba, kami lakukan sosialisasi ke kampus yang lainnya,” katanya.

Lebih lanjut, Chief Executive Officer & General Manager PT Innovez One Indonesia Adhy Santoso menjelaskan aplikasi ini bisa diakses menggunakan smartphone Android. Baru Desember nanti tersedia dalam platform iOS.

“Semua civitas akademika kampus bisa saling mengetahui jadwal kuliah, lokasi kelas. Aktivitas perkuliahan bisa menjadi lebih efisien dan efektif,” begitu penjelasan Adhy.

Tak hanya sebagai media informasi, aplikasi silabus mobile dapat dimanfaatkan sebagai media interaktif antara dosen, staf administrasi, dan mahasiswa di lingkungan kampus.

Ketersediaan silabus mobile akan berbeda dengan silabus yang dibagikan dalam bentuk fisik, karena jadwal kuliah dan ruang kelas sewaktu-waktu dapat berubah. Dengan ketersediaan aplikasi interaktif untuk proses perkuliahan, informasi perubahan tersebut akan lebih mudah dikomunikasikan kepada mahasiswa.

Sementara itu, Rektor Unisba Thaufiq S. Boesoirie berharap kemudahan ini bisa dimanfaatkan untuk hal positif. Ia tetap menginginkan harus adanya sistem pengawasan jejaring Internet, agar aplikasi ini tidak dimanfaatkan di luar kegunaannya atau untuk hal-hal yang tidak semestinya.

“Harus ada sistem pengawasan jejaring internet yang benar-benar bisa memproteksi dari penggunaan hal-hal yang tidak semestinya. Bagaimana bisa mengawasinya, pasti ada sistem yang bisa dibuat,” tegasnya.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi. 

Resmi Meluncur, Kurio Tanam Pre-Installed Apps di Smartphone Polytron

Aplikasi Kurio tanggal 30/9 resmi diluncurkan. Dengan bermodalkan pendanaan seri A yang baru saja diraihnya dari Cyber Agent Ventures (CAV), Kurio langsung melaju dengan mencanangkan pre-installed apps di seluruh perangkatsmartphone Polytron, sekaligus menggenjot pertumbuhannya dengan menggelar “Kurio for Publisher” yang mengajak seluruh publisher untuk bisa semakin memperkaya konten di dalam Kurio.

Mengenai kerja samanya dengan Polytron, David Wayne Ika, founder Kurio mengatakan bahwa, kerja sama yang didaulatnya tidak bersifat eksklusif. Ia mengaku, Kurio tetap akan terbuka untuk berkolaborasi dengan brand smartphone lain. Intinya Kurio dapat dijadikan channel distribusi tambahan untuk beritanya.

Kurio sendiri merupakan produk yang unik, dibangun sendiri secara inhouse dari Merah Putih Inc. Tiga pilar utama Kurio adalah pengguna, media atau publisher, dan terakhir pengiklan.

Untuk menjalankan pilar tadi, program “Kurio for Publisher” menjadi salah satu andalannya. “Kurio akan terus menambahkan daftar publisher, kami menargetkan lebih dari 500 kerja sama publisher di Indonesia, sebelum Kurio berkembang ke Asia Tenggara,” ucap David yang dimuat dalam siaran pers.

David sendiri mengatakan mereka belum mau terburu-buru untuk melakukan monetisasi. “Dalam waktu dekat kami belum berencana untuk monetisasi, hal tersebut untuk rencana ke depan, saat ini fokus kami lebih ke produk.”

Padahal, perkembangan Kurio saat ini sudah cukup menggembirakan. Tingkat download per hari aplikasi ini mencapai 50.000 per hari. Dan lebih dari 40 persen pengguna aktif bulanan. Rata-rata pengguna  membuka Kurio menghabiskan waktu 10 menit setiap harinya.

Sedangkan untuk persentase pengguna berdasarkan platform-nya masih dikuasai Android. Sekitar seperempatnya menginstal melalui iPhone dan sisanya pengguna Kurio berasal dari platform Android. “Tetapi, berdasar data kami, pengguna iOS lebih loyal dan menghabiskan waktu lebih banyak membaca,” imbuh David.

Sebagai smart news apps, Kurio tentu membutuhkan konten-konten terpercaya dari media dan publisher. Karenanya, pada saat yang bersamaan, Kurio juga mengumumkan kerja samanya dengan MRA salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia untuk majalah dan gaya hidup.

“Sebenarnya tidak hanya MRA, kami juga sudah kerja sama dengan media-media besar lainnya. Kami ingin pragmatis karena belum berencana untuk monetize. Mereka (media) juga sudah supportive mendukung Kurio untuk menarik konten mereka. Kami juga terbuka kepada media atau publisher yang ingin kerja sama dengan kami untuk mengisi konten, silahkan menghubungi kami,” lanjut David.

Selanjutnya, David menjelaskan bahwa Kurio juga menjalin kerja sama dengan para komunitas. Salah satu cara untuk menarik pengguna, Kurio tak hanya menghadirkan berita-berita terpilih dan terpopuler, namun juga melengkapi pembaca dengan konten-konten untuk profesional. Mengenai pendekatan ini, David melihat bahwa banyak sekali orang Indonesia bergabung ke komunitas sesuai bidang pekerjaan untuk saling berbagi informasi.

Kurio memang dilengkapi dengan topik berita sesuai dengan kategori profesional. Latar belakang didirikan Kurio adalah ingin mengubah cara orang Indonesia berinternet. Rata-rata orang Indonesia bisa menghabiskan waktu sembilan jam mengakses internet, namun digunakan untuk sosial media, chat atau game. Padahal kalau mereka mau meluangkan waktu sedikit saja untuk terus meng-update pengetahuan sesuai dengan profesinya, tentu saja akan menambah nilai mereka terhadap perusahaan serta kariernya.

“Kita sudah siapkan ratusan, web design, UI/UX. marketing, ekonomi dan lain-lain. Ini yang membedakan Kurio dari news app lainnya. Untuk news mungkin akan lebih banyak kontennya dan lebih sering, sedangkan untuk konten-konten profesional lebih jarang, karena kita akan kurasi konten pilihan,” jelas David.

Kurio saat ini telah siap diunduh di platform Android dan iOS. Menyesuaikan perkembangan yang terjadi di kemudian hari, tak menutup kemungkinan bahwa Kurio juga akan hadir di sistem operasi smartphone lain.

[foto: Dok. DailySocial]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi. 

Bolt Capai 750 Ribu Pengguna dalam Waktu Sepuluh Bulan

Dalam ajang LTE Asia yang diadakan di Singapura, CTO Bolt Devid Gubiani mengungkapkan setelah sepuluh bulan peluncurannya layanan Internet 4G pertama di Indonesia ini telah memiliki 750 ribu pengguna, dengan 90% di antaranya menggunakan perangkat Mi-Fi atau personal hotspot. Ke depannya Devid mengakui pihaknya sudah menyiapkan fasilitas Voice over LTE (VoLTE) dan video broadcast jika penjualan berbasis mobile broadband sudah mencapai limit.

Dikutip dari Mobile World Live, Devid mengatakan bahwa kunci sukses Bolt untuk melayani konsumen sebanyak itu, meskipun hanya memiliki spektrum 2 x 10 MHz, adalah arsitektur jaringan yang terdiri atas lapisan host tradisional sebagai base station dan lapisan pendorong (boost layer) yang terdiri dari small cell setinggi 10-15 meter dengan 98% di antaranya terkoneksi melalui jaringan fiber. Saat ini diklaim kecepatan rata-rata yang dihantarkan oleh Bolt sebesar sekitar 12,5 Mbps.

Tentu saja pencapaian itu tidak tanpa masalah. Saat konsumen dengan cepat merangsek di angka 400 ribu pengguna, Bolt mengalami “kemacetan” jaringan. Akhirnya Bolt mengimplementasikan teknologi dual-carrier dan melakukan penambahan spektrum 2 x 5 MHz. Mereka juga menambah 300 base station lagi untuk melengkapi 1800 base station yang sudah ada. Karena mereka tak lagi bisa menambah spektrum, pengembangan teknologi berikutnya bergantung pada implementasi small cell yang lebih banyak.

Dengan perluasan jaringan yang cukup agresif, Bolt mengklaim telah menjadikan bandara internasional Soekarno-Hatta sebagai bandara pertama di dunia yang memiliki jaringan LTE.

Untuk mendorong pertumbuhan konsumen, Bolt mengajukan penawaran smartphone yang sudah secara langsung mengakomodasi teknologi 4G TD-LTE. Bolt memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menikmati teknologi 4G langsung di genggaman dengan menggandeng ZTE dan partner lokal IVO. Karena Bolt tidak memiliki lisensi seluler, kegiatan menelepon dan berkirim pesan melalui SMS tetap dilakukan melalui operator GSM yang sudah ada.

Meskipun terbilang sukses, Bolt yang beroperasi di kawasan Jabodetabek dan Banten bisa dibilang tak luput dari sasaran konsolidasi. Bolt dikabarkan sudah menjajaki rencana penggabungan usaha dengan segmen BWA yang bakal diusung “saudaranya” First Media. First Media sendiri direncanakan memasuki segmen BWA 2,3 GHz dengan teknologi serupa untuk menggantikan Sitra WiMAX yang tidak sukses.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Migme Umumkan Bentuk Kerja Sama dengan Universal Music Indonesia dan Smartfren

Platform hiburan sosial Migme mengumumkan bentuk konkret kerja samanya dengan Universal Music Indonesia (UMI) dan Smartfren. Melalui kolaborasi ini, Migme akan membantu aktivasi setidaknya dua artis setiap bulannya melalui pemanfaatan platform yang saat ini memiliki 5 juta pengguna aktif. Selain itu Migme juga tersedia secara preloaded untuk seri Andromax C3.

Seperti diinformasikan di keterbukaan Migme yang terdaftar di Bursa Efek Australia,  artis UMI akan memanfaatkan Migme untuk keperluan promosi musik, video, berbagi foto, dan berbagai aktivitas media sosial lainnya. Setiap aktivasi akan melibatkan pembagian pendapatan (revenue sharing) yang diperoleh dari penjualan benda virtual (virtual goods). Artis yang mendapatkan kesempatan perdana memanfaatkan peluang ini adalah pemenang Indonesian Idol Season 8 Nowela Elizabeth Auparay dan boyband populer 5 Romeo.

CEO Migme Steven Goh dalam rilis persnya mengatakan, “Bekerja bersama artis baru UMI membantu kami mengembangkan konten dan menyampaikan lebih banyak hiburan di dalam platform. Hal ini mendorong engagement dengan konsumen dan peluang pembagian pendapatan untuk semua partner kami. Kami menanti untuk menghadirkan lebih banyak kerja sama seperti ini di seluruh dunia.”

Head of Marketing and Promotion Universal Music Indonesia Perry Parikesit menambahkan, “Kami sangat senang bekerja sama dengan Migme melalui skema ini dan kami menantikan kesempatan memperluas jangkauan artis kami ke suluruh Indonesia dan ke kawasan regional.”

Selain itu, di kesempatan yang sama, Migme juga mengumumkan kerja sama ketersediaan aplikasinya secara preloaded di 700.000 perangkat Smartfren Andromax C3. Nantinya Migme juga akan berbagi untuk pendapatan yang diperoleh melalui platform ini. Selain dengan Smartfren, Migme juga telahmenjalin kesepahaman dengan Nexian/Spice Global dan Trikomsel untuk distribusi platform-nya di lebih banyak piranti, termasuk akses ke 1200 toko yang tergabung dalam jaringan Trikomsel di seluruh Indonesia.

Indonesia merupakan pasar terpenting bagi Migme, yang dahulu bernama mig33 dan sekarang fokus di platform Android. Migme juga akan memperkenalkan tampilan khusus berbahasa Indonesia untuk memanjakan penggunanya di sini.  Selain di Indonesia, Migme juga berusaha memperluas pasarnya di Taiwan dan membangun tim di Taipei.