Mahasiswa UGM Kembangkan Aplikasi Google Glass Untuk Mitigasi Bencana

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali berinovasi dalam industri teknologi lokal. Setelah beberapa waktu lalu sempat merilis aplikasi disaster management CARED, UGM kembali mengumumkan aplikasi yang lagi-lagi fokus dalam layanan informasi bencana yang bernama Quick Disaster. Hebatnya, aplikasi yang tengah dikembangkannya kini dihadirkan pertama kali di Indonesia khusus untuk perangkat pintar Google Glass.

Diumumkan hari ini (5/5) lewat berita pers yang dirilis pihak UGM, aplikasi Quick Disaster memiliki fungsi yang bisa membantu pengguna Google Glass dalam memperoleh info terkini seputar mitigasi bencana secara cepat dan ringkas. Aplikasi ini diklaim bakal memberikan langkah-langkah tahapan antisipasi bencana alam yang sering terjadi di Indonesia seperti; erupsi gunung berapi, tanah lonsor, topan tornado, gempa bumi, hujan abu vulkanik, banjir, kebakaran, dan tsunami. Sebagaimana hadir di perangkat Google Glass, cara kerja aplikasi Quick Disaster berbasis informasi visual dan suara.

Selain melakukan inovasi yang bisa dianggap “selangkah lebih maju” dari pengembang aplikasi lokal pada umumnya, pihak UGM yang diwakilkan oleh salah satu mahasiswa kreatifnya Daniel Oscar Baskoro mengungkapkan, pemilihan perangkat Google Glass sebagai perangkat yang kompatibel dengan Quick Disaster didasari oleh perangkat Google Glass yang diyakini jauh lebih cepat dan lebih ringkas ketimbang menggunakan perangkat mobile.

“Kita berpikir suatu saat perangkat digital ini suatu saat akan melekat pada tubuh manusia seperti halnya nantinya dengan adanya teknologi jam pintar atau gelang pintar,” ungkap Daniel yang dimuat dalam berita pers.

Kelima orang mahasiswa UGM yang mengembangkan aplikasi Quick Disaster yakni Daniel Oscar Baskoro, Zamsyari, Bahrunur, Sabrina Anggraini dan Maulana Rizki mengharapkan, aplikasi yang dikembangkannya tersebut dapat memberikan informasi visual mengenai tahapan solusi untuk mengantisipasi dampak bencana. Menurut mereka, aplikasi Quick Disaster nantinya bisa memberikan informasi tanggap darurat ketika bencana berlangsung secara real-time dengan memanfaatkan teknologi Google Glass.

Saat ini, tim pengembang UGM masih melakukan beberapa riset dan pengembangan lebih lanjut demi menyempurnakan aplikasi Quick Disaster, dijelaskan beberapa fiturnya yang kini telah dihadirkan masih perlu disempurnakan agar aplikasi Quick Disaster siap digunakan. Jika nantinya sudah siap, pihak pengembang UGM juga berencana akan mempresentasikan aplikasi Quick Disaster ke berbagai konferensi teknologi internasional di Eropa dan Amerika.

[foto: UGM]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Program DeveloperMengajar Ajak Pemerataan ICT di Wilayah Otonomi Daerah

Selama ini tak bisa dipungkiri bahwa roda perkembangan ilmu teknologi sering berpusat pada wilayah pulau Jawa dan sekitarnya yang notabene berdekatan dengan pusat pemerintahan dan ibu kota yang mutlak dianggap sebagai pusat perputaran roda ekonomi. Padahal, potensi yang dimiliki oleh sumber daya wilayah luar pulau Jawa tak bisa dipandang sebelah mata. Untuk itu, lewat program DeveloperMengajar, pemerataan pendidikan ICT di Indonesia akan dapat diwujudkan dan tak lama lagi Indonesia tentu akan memiliki tenaga IT yang lebih banyak dan bermutu.

Contohnya dapat dilihat pada wilayah Indonesia timur yang belakangan ini sering menjadi sorotan perihal perkembangan teknologi internet. Seperti misalnya pada perhatian Kemenkominfo akan pembangunan infrastruktur ICT di timur Indonesia, penetrasi pengguna internet yang bertumbuh dengan pesat, hingga sampai menjadi wilayah yang difavoritkan oleh sekian banyak pelaku bisnis e-commerce seperti yang diungkapkan oleh Rakuten dan Zalora.

Melalui fakta itu, tentu tak bukan hal yang aneh jika perhatian perkembangan ICT di Indonesia pantas berada di wilayah tersebut. Untuk itu, melalui keterangan resmi yang dikirimkan kepada kami, program DeveloperMengajar digagas. Seperti yang disampaikan kepada kami, DeveloperMengajar adalah sebuah program dan gerakan untuk berkontribusi dalam memajukan industri sekaligus pemerataan pendidikan ICT di Indonesia.

Program ini akan berkeliling ke berbagai perguruan tinggi yang ada di daerah-daerah yang disebut sebagai daerah otonomi Indonesia. Rencananya, program DeveloperMengajar akan hadir di sembilan kampus seperti di Universitas Sam Ratulangi Manado, Universitas Udayana Bali, Universitas Islam Negeri Makassar, hingga Universitas Cendrawasih Papua.

Tak hanya wilayah timur Indonesia saja yang menjadi perhatian program DeveloperMengajar. Perguruan tinggi yang berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan pun tak luput untuk disambangi seperti; Universitas Palangkaraya KalSel, Universitas Tanjung Pura KalBar, Universitas Negeri Sumatera Utara, Universitas Negeri Padang, dan juga Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Kembali lewat keterangan yang disampaikan kepada kami, program ini rencananya akan mengajak banyak pihak yang bisa mendukung gerakan ini terealisasi. Pihak yang ditargetkan untuk turut mendukung yakni dari praktisideveloper, IT vendor, instansi swasta yang bergerak di bidang IT, pihak akademisi, pemerintah, dan tentu dari pihak media. Lingkup materi yang disampaikan pun cukup lengkap seperti misalnya pengembangan bisnis industri teknologi, workshop teknis, hingga pendampingan pengembangan produk teknologi terkini.

Jika tak ada halangan, program ini akan dimulai pada 19 Mei 2014 mendatang dengan mengambil lokasi pertama di Universitas Sam Ratulangi, Manado. Untuk jadwal selanjutnya dari program DeveloperMengajar, pihak penyelenggara belum merilis jadwal lengkapnya. Dalam waktu dekat pihak penyelenggara juga akan merilis landing page resmi DeveloperMengajar yang direncanakan akan mulai aktif per tanggal 6 April besok.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Buat Proyek Sosial dan Ikut Berkolaborasi Dengan KitaBisa

Semua tentu setuju bahwa ekosistem online kini telah menjadi ruang publik terbaru yang memiliki pengaruh cukup besar di kehidupan masyarakat, tak terkecuali bagi masyarakat Indonesia. Dampaknya sangat beragam, dan tentu pasti banyak yang positif. Salah satu dampak positifnya yaitu ekosistem onlinekini bisa pula menciptakan suatu ruang kolaborasi sosial yang bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat, seperti yang kini dihadirkan oleh KitaBisa. Situs ini menawarkan wadah kolaborasi sosial dalam berbagai bentuk mulai dari donasi hingga aksi sukarelawan.

Mengklaim sebagai wadah bagi siapa saja untuk berkolaborasi sosial, KitaBisa memiliki cukup banyak opsi untuk berpartisipasi dalam aksi sosial. Pengguna bisa memilih antara dua tipe, apakah ingin menjadi pihak pendukung proyek atau pihak yang didukung.

Sebagai pendukung proyek sosial, tentu yang dilakukan dalam platform KitaBisa adalah membuat apa saja yang membutuhkan dukungan dari banyak orang. Dalam membuat proyek, pengguna tentu tak bebas begitu saja. Sebelumnya dibutuhkan proses verifikasi dari pihak KitaBisa sebelum nantinya proyek yang dibuat bisa diumumkan.

Proses pembuatannya cukup mudah, setelah membuat akun, pengguna hanya tinggal mengisi formulir yang telah disediakan, untuk kemudian nantinya proposal kampanye akan melewati proses assesment dari pihak KitaBisa. Jika sesuai kriteria, maka tak lama kemudian kampanye yang dibuat akan ditampilkan dan pihak pendukung proyek sosial bisa menjalankan kampanyenya lebih lanjut.

Bagi pengguna yang memiliki niat mulia untuk membantu banyak proyek sosial yang ada di KitaBisa, pengguna juga tentu bisa menjadi pihak yang memberikan banyak bentuk dukungan. Pengguna bisa memilih berbagai bentuk dukungan yang akan diberikan seperti; dukungan donasi, berbagi ilmu, menjadi sukarelawan, hingga membantu membagikan dukungan lewat sosial media kepada banyak orang. Bantuan yang diberikan seluruhnya bisa dialokasikan ke berbagai macam ketegori proyek yang ada seperti misalnya program pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan lain sebagainya. Untuk lebih lengkapnya bisa mengunjungi penelusuran semua kategori proyek di sini.

Dengan adanya KitaBisa dan banyak pelaku startup lainnya yang bergerak dalam aksi dan wadah kolaborasi sosial, saya memandang melalui kacamata industri startup Indonesia, penggiat digital di Indonesia kini juga semakin yakin akan kekuatan publik Indonesia yang dapat digerakkan melalui sebuah teknologi informasi.

Rekan saya, Hesti Pratiwi, pernah membahas tentang aksi perubahan sosial melalui aktivisme digital. Disampaikan bahwa ranah digital saat ini tak hanya menjadi tempat yang cukup hijau bagi peluang bisnis yang menghasilkan jutaan dollar saja, namun melalui sifatnya yang masif dan kemampuannya untuk menyentuh seluruh kalangan dengan mudah, industri digital saat ini sangat bisa memberikan peluang bagi siapa saja yang memiliki kepedulian tinggi untuk kebaikan semua pihak.

Jika peluang sudah tersedia di depan mata, seharusnya kita dapat mengapresiasinya dengan mudah bukan?

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Dapatkan Pendanaan dari Perusahaan Investasi Foxconn, Mig33 Segera Rebranding Jadi MigMe untuk Sasar Pasar Smartphone

Mig33 melalui induk perusahaannya yang baru Project Goth Inc (PGI) kembali mengumumkan aksi korporasi dengan penerimaan investasi dari FIH Mobile Limited. FIH Mobile Limited yang merupakan investment arm grup Hon Hai (lebih dikenal dengan nama Foxconn) memasukkan investasi yang signifikan hingga mencapai porsi 20% dari total kepemilikan PGI. Mig33 sendiri, seperti dikutip dari VentureBeat, akan segera rebranding menjadi MigMe dan fokus ke pasar smartphone.

Menurut rilis yang kami terima, FIH mula-mula akan menginvestasikan $2.2 juta untuk PGI. Setelah proses reverse takeover PGI/Mig33 dengan Latin Gold yang terdaftar di Bursa Efek Australia berhasil diselesaikan, FIH bakal menyuntikkan tambahan dana $7.4 juta. Secara total nantinya FIH bakal memperoleh 19,9% saham PGI dengan total valuasi PGI/Mig33 mencapai $46 juta. Di bulan Februari lalu, Mig33 telah mengakuisisi situs komunitas dan agensi artis Hong Kong Alivenotdead.

Menurut Co-founder dan CEO PGI Steven Goh dalam rilis persnya menyebutkan perolehan investasi dari grup Foxconn ini sebagai langkah strategis. Dia mengatakan, “Kami sangat bersemangat untuk bekerja sama dengan salah satu pemimpin hebat di bidang mobile, dan mengamankan hubungan ini bakal menjadi hal penting dalam ambisi kami membuat perusahaan ini menjadi lebih baik.”

Berkaitan dengan investasi FIH ini, PGI akan membangun pusat pengembangan di Taiwan, yang fokus untuk pengembangan bisnis dan peningkatan bisnis perusahaan untuk memasuki ekosistem mobile. Mig33 disebutkan akan mengubah branding produknya menjadi MigMe, seiring dengan perubahan penggunaan ponsel di Asia yang bergeser dari feature phone ke smartphone (terutama Android). Rebranding mungkin dirasa penting mengingat nama Mig33 sangat identik dengan layanan messaging (yang pernah populer) di feature phone.

Saat ini domain Mig.me telah mengarah ke situs Mig33 dan seharusnya bakal diadopsi dalam waktu dekat sebagai rumah baru produk PGI yang fokus sebagai produk messaging untuk smartphone. Seperti kita ketahui pasar messaging di kawasan Asia sangat ramai dengan kompetisi antar raksasa, seperti Line, WeChat, dan KakaoTalk, untuk merebut pangsa kue yang sangat besar dan potensial. MigMe/Mig33 tentu tak ingin ketinggalan.

Mig33 didirikan tahun 2007 dan telah memiliki 95 pegawai di Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Hong Kong. Pendapatan Mig33 berjumlah sekitar $3 juta tahun lalu dan memiliki pengguna aktif 4 juta per bulannya. Mayoritas pengguna layanan Mig33 berdomisili di Indonesia.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Semakin Populer di Indonesia, UC Browser Rilis Pembaruan untuk Platform Android

UC Browser mengumumkan pembaruan versi 9.7 untuk mobile browser-nya di platform Android. Merupakan salah satu mobile browser paling populer di dunia, terutama di Cina dan India, dengan dengan jumlah pengguna global mencapai lebih dari 500 juta di 150 negara di bulan Maret 2014, UCWeb mengklaim produknya juga semakin populer di Indonesia berdasarkan hasil pencatatan StatCounter.

Continue reading Semakin Populer di Indonesia, UC Browser Rilis Pembaruan untuk Platform Android

Cari Tahu Informasi Gaji dan Pendapat Para Pegawai Tentang Berbagai Perusahaan di Indonesia di Qerja

Situs ulasan umumnya identik dengan tempat-tempat seperti lokasi hiburan, berbagai macam toko baik offline maupun online, restoran. Selain itu tentunya pada situs-situs e-commerce seperti iTunes Store, Windows Store, Google Play, dan Amazon selalu ada bagian ulasan yang terbuka bagi siapa saja yang telah mengunduh aplikasi, konten hiburan, buku, dan lain sebagainya untuk meninggalkan pendapat mereka tentang apa yang sudah mereka unduh. Mengapa tidak untuk tempat kerja? Untuk mengisi kekosongan ini, hadirlah Qerja, situs ulasan tempat bekerja yang terbuka bagi para pegawai dan mantan pegawai perusahaan-perusahaan yang terdaftar di situs tersebut.

Mencari kerja sudah identik dengan kehidupan manusia produktif di Indonesia. Tidak hanya untuk 7,39 juta orang Indonesia yang sedang menganggur, tetapi juga bagi para profesional yang sudah memiliki pekerjaan yang ingin mencari tempat bekerja yang lebih baik, atau sekadar ingin berganti suasanya kerja.

Situs-situs lowongan kerja memang cukup banyak di Indonesia, bahkan DailySocial sendiri memiliki ruang untuk para perusahaan yang sedang mencari pegawai baru, namun hingga saat ini tampaknya belum ada situs yang menunjukkan pandangan maupun pendapat para pegawai tentang tempat kerjanya. Hadirlah Qerja.

Para pengguna yang bergabung di komunitas Qerja ini bisa mendapat informasi lowongan pekerjaan, bahkan informasi lain termasuk ulasan dari mereka yang sudah pernah atau sedang bekerja di sana. Bisa jadi, skema informasi seperti ini, yang diberikan oleh sesama pekerja, lebih menarik dibanding informasi yang diberikan perusahaan itu sendiri.

Di situs Qerja para pengunjung bisa mendapatkan informasi seputar tempat kerja, gaji, serta ulasan kondisi kerja di berbagai perusahaan. Dalam keterangan yang diambil dari situs ini, Qerja memang merupakan sebuah komunitas berbagi informasi mengenai perusahaan yang berada di Indonesia.

Saat ini, Qerja memiliki database yang terdiri atas ribuan data gaji dan ulasan mengenai tempat kerja dari sumber yang paling akurat, yaitu dari karyawan yang masih atau pernah bekerja di perusahaan-perusahaan tersebut.

Layanan ini gratis bagi pengguna yang ingin menggunakan jasanya, namun untuk mendapatkan akses penuh ke seluruh fitur Qerja, situs ini meminta kontribusi dalam bentuk ulasan atau informasi gaji mengenai perusahaan-perusahaan. Tentu saja, terutama bagi yang masih bekerja di perusahaan itu, tidak semua orang berani untuk memberikan informasi secara terang-terangan, karena itu informasi akan ditampilkan secara anonim.

Untuk menjaga agar seluruh informasi yang tersedia di Qerja dapat bermanfaat untuk para pengguna, dalam menuliskan ulasan ada beberapa pedoman yang diminta oleh pengelola. Pengguna diharapkan menuliskan komentar yang jujur mengenai perusahaan tempat bekerja sekarang atau sebelumnya dan juga, memberikan pandangan yang seimbang mengenai tempat kerja, seperti menuliskan hal-hal yang disukai dan hal-hal yang sekiranya dapat diperbaiki menggunakan bahasa yang santun, baik, dan benar. Hal ini agar ulasan dapat mudah dipahami oleh pengunjung situs Qerja yang kebetulan tertarik bekerja di sana. Tentunya Qerja mengharapkan para pengulas tetap menjaga rahasia perusahaan.

Ulasan yang diberikan sifatnya bermacam-macam, mulai dari  gaji dan tunjangan yang diberikan perusahaan, jenjang karir, keseimbangan hidup dalam dan liar pekerjaan, budaya kantor, dan manajemen seniornya. Selain ulasan, pengunjung Qerja dapat menyortir perusahaan berdasarkan gaji.

Meski situs ini menyebutkan cakupannya adalah seluruh Indonesia, nampaknya, melalui penelusuran Daily Social, untuk saat ini Qerja baru memiliki informasi yang luas dan berarti untuk wilayah Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan Bali. Tentunya semakin banyak pengguna Qerja, semakin banyak pula jumlah perusahaan dan informasi gaji dan kondisi tempat kerja yang dapat dihadirkan.

Jika apa yang ditawarkan Qerja terdengar familiar, memang ini bukan situs pertama yang menyajikan informasi dan ulasan mengenai tempat-tempat kerja. Di Amerika Serikat sudah ada Glassdoor yang hadir sejak tahun 2007 dan sejak tahun 2012 memulai ekspansi internasionalnya. Selain itu masih ada sejumlah situs lain yang menawarkan hal yang sama seperti Vault.com, Salary.com, dan PayScale.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi.

BBM Money Kurang Sukses, Buka Kesempatan Multiplatform

Aplikasi finansial berbasis mobile BlackBerry Messenger Money (BBM Money) akhirnya diakui masih belum berhasil. Layanan hasil kolaborasi BlackBerry, PermataBank, dan perusahaan joint venture AGIT Monitise Indonesia yang beroperasi mulai awal tahun lalu ini disebutkan tidak mencapai target pelanggan dan target pendapatan. Untuk memanfaatkan modal yang sudah digelontorkan, terbuka kemungkinan untuk meningkatkan utilitas BBM Money ke platform smartphone yang lain.

Seperti dikutip dari IndoTelko, pihak Astra Graphia sebagai salah satu pemilik AGIT Monitise (pemilik lainnya adalah salah satu pemimpin dunia di segmenmobile money Monitise) menyebutkan hingga akhir tahun 2013 pendapatan yang diperoleh melalui BBM Money tidak mencapai angka satu miliar Rupiah, sementara target pelanggan aktif pun tidak tercapai.

BBM Money berhasil menarik minat 60 ribu pelanggan untuk mendaftar layanan ini dalam tiga bulan pertama dari target 100-200 ribu pengguna dan sempat memperoleh penghargaan Best Peer to Peer Programme di ajang Emerging Payments and Prepaid Awards bulan Oktober 2013.

Faktor eksklusivitas untuk BlackBerry versi lama (OS 5,6, dan 7) bisa jadi merupakan faktor utama belum melejitnya layanan yang memudahkan pengguna untuk mengirim uang ke teman yang terdaftar di BBM dan membayar berbagai tagihan langsung di smartphone BlackBerry. Kejatuhan BlackBerry yang tak terelakkan sepanjang tahun 2013 dan meroketnya kepemilikan Android di Indonesia di periode tersebut membuat utilisasi BBM Money menjadi tidak optimal.

Jika BBM sendiri sudah bersifat multiplatform, akan salah jika BBM Money sebagai layanan turunannya tetap bertahan eksklusif. Presiden Direktur Astra Graphia Herrijadi Halim dari sumber yang sama tetap optimis dengan menyebutkan, “Kita akan buka nanti untuk multi platform bisa di iOS dan Android. Tantangannya itu dalam alih teknologi dari partner. Ini potensinya besar. Kita tinggal pikirkan opsi terbaik saja untuk ke depannya.”

Pasar mobile money di Indonesia bakal semakin ketat menghadang BBM Money setelah Bank Mandiri di bulan September kemarin memberikan solusi yang serupa untuk platform iOS dan Android bertajuk Mandiri E-Cash. Dukungan bank terbesar di Indonesia tentu saja memberikan kemudahan bagi pengguna layanan E-Cash, terutama soal melakukan top up ke akun yang berada di ponsel. Tak cuma itu, CIMB Niaga juga menawarkan solusinya sendiri bernama Rekening Ponsel.

Kegagalan BBM Money di negara pilot project-nya bisa membuat BlackBerry berpikir dua kali untuk mengadaptasinya ke pasar-pasar negara lain. Modal awal operasional BBM Money disebutkan mencapai $3 juta (hampir mencapai Rp 35 miliar dengan kurs hari ini).

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin.

Laporan Smaato Ungkap Tren Periklanan Mobile Saat Ini

Platform penyedia layanan distribusi mobile advertisingSmaato, hari Kamis (24/4) merilis laporan terbaru mengenai tren global mobile advertising Real Time Bidding (RTB) dalam kurun waktu kuartal pertama 2014. Laporan terbaru yang dirilisnya tersebut menunjukkan pertumbuhan mobile RTB yang meningkat di sejumlah negara termasuk pasar Indonesia. Di mana posisi Indonesia dalam laporan ini?

Sebelum membahasnya lebih lanjut, bagi yang belum familiar, RTB merupakan suatu bentuk metode periklanan di mana pihak pengiklan menawarkan iklan kepada publisher agar materi iklan (banner, dll…) yang telah dirancang dapat tertampil pada suatu media digital entah itu website, aplikasi, dan sebagainya yang langsung tertuju pada target konsumen sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan oleh pengiklan.

Kembali dalam laporan Smaato, laporan yang diberi judul “Global Mobile RTB Insights Report for Q1 2014” ini menjabarkan sejumlah perilaku dan laporan pertumbuhan dari arus pengiklan yang menerapkan metode RTB yang terdapat di sejumlah pasar di dunia. Dalam laporannya Smaato memiliki beberapa poin penting yang dapat menggambarkan tren global mobile advertising saat ini.

Banyak publisher dan pengiklan yang kini memanfaatkan program pembelian di perangkat mobile

Diketahui, pembelanjaan pengiklan yang menerapkan metode RTB bertumbuh cukup signifikan di tahun 2014. Hal tersebut menunjukkan para pengiklan saat ini memberi perhatian yang lebih mendalam perihal program pembelian di perangkatmobile. Smaato mencatat, performa RTB yang diagregasi lewat platform bursa iklan yang dimilikinya menorehkan angka pertumbuhan yang melonjak jauh di Q1 2014 yakni mencapai 459% jauh melampaui pada Q1 2013.

Mobile RTB “mendadak” populer di wilayah Asia Pasifik

Walau nilai pembelanjaan mobile RTB masih didominasi oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Italia. Menurut platform bursa iklan Smaato, pasar Asia Pasifik di tahun 2014 tak bisa dipandang sebelah mata. Pasalnya, beberapa negara di kawasan Asia Pasifik tercatat memiliki persentase pengadopsian mobile RTB yang signifikan, dan menariknya seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini, Indonesia termasuk di dalamnya dengan menduduki peringkat ketiga dari lima teratas, posisi Indonesia dalam pengadopsian mobile RTB terlihat bahkan dapat mengungguli Jepang.

Pangsa pasar platform Windows Phone dalam mobile ad RTB menanjak di tahun 2014

Di tahun ini, Smatoo mencatat pertumbuhan yang signifikan dari platform Windows Phone perihal pengadopsian mobile ad RTB yang merangsek naik hingga 75% dibandingkan dengan Q3 2013. Untuk pasar global, Windows Phone menyumbang sekitar 15% pangsa pasar mobile ad RTB dengan pemimpin pasar tentu masih dipegang oleh platform iOS sebanyak 23% dan Android sebanyak 34%. Wilayah Asia Pasifik kembali menoreh perhatian, Smatoo mencatat pangsa pasar Windows Phone dalam RTB meningkat hingga 506% jika dibandingkan pada Q3 2013.

Industri hiburan dan teknologi menjadi industri terfavorit bagi pengiklan dalam mobile ad RTB

Smaato mengungkapkan, industri hiburan dan media memberi sumbangsih yang terbesar dalam pembelanjaan RTB bagi pengiklan dengan menyerap pangsa pasar hingga 37%, diikuti dengan industri teknologi dan telekomunikasi sebanyak 24%, dan industri keuangan sebesar 11%. Hal ini tentu memberikan kesimpulan singkat bahwa bisnis konten memiliki potensi pasar yang menarik secara global.

Dalam laporan tren mobile ad terbarunya ini, Ragnar Kruse selaku CEO Smaato mengatakan, melalui laporan “Global Mobile RTB Insights Report for Q1 2014”, dapat dimanfaatkan oleh pengiklan maupun publisher untuk melakukan strategi monetisasi yang lebih matang di tahun 2014. “Melalui laporan unik kami tentang mobile ad RTB akan memberikan wawasan analitis yang lebih jauh ke dalam pasar iklan mobile bagi para mobile publisher, pengembang aplikasi, dan juga pengiklan agar dapat mengatur strategi monetisasi mobile mereka di tahun 2014,” kata Ragnar dalam siaran pers yang kami terima.

[ilustrasi foto: Shutterstock | tabel: Smaato]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Traveloka dan Wego Indonesia Umumkan Kerja Sama untuk Informasi Harga Tiket Penerbangan

Layanan penjualan dan perbandingan tiket penerbangan Traveloka mengumumkan kerja sama dengan Wego Indonesia untuk informasi harga tiket penerbangan. Dengan kerja sama ini, pencarian melalui Wego Indonesia akan menampilkan harga tiket pesawat yang bisa dibeli melalui Traveloka. Selain dengan Traveloka, untuk informasi tiket ini Wego Indonesia juga telah bekerja sama dengan layanan lokal seperti Tiket, Tiket2, dan nusatrip.

Managing Director Traveloka Ferry Unardi dalam rilis persnya mengungkapkan, “Kami senang sekali dapat bermitra dengan Wego sebagai langkah strategis kami untuk masuk dalam database pengguna Wego yang ekstensif. Kerjasama ini juga memberikan kesempatan bagi kami untuk masuk ke pasar perjalanan yang lebih luas, dalam hal ini di wilayah Asia-Pasifik. Kami sedang mengintegrasikan sistem kami ke Wego sehingga para pengguna Wego dapat melihat harga aktual tiket penerbangan yang kami tawarkan langsung di situs Wego.”

Grahama Hills selaku Managing Director Wego Indonesia menambahkan, “Teknologi metasearch Wego membantu para pengguna untuk mencari pilihan harga hotel dan penerbangan terbaik pada lebih dari 700 situs perjalanan. Integrasi sistem sebagai bagian dari kerjasama dengan Traveloka.com akan jelas bermanfaat bagi pengguna kami karena mereka dapat menikmati hasil pencarian dengan harga yang kompetitif.”

Pengguna Wego Indonesia yang mencari tiket pesawat murah tentu saja diuntungkan dengan kerja sama ini karena bisa membandingkan harga tiket dari berbagai startup travel. Harga yang ditawarkan oleh sejumlah startup ini cenderung lebih murah ketimbang jika membeli langsung melalui situs maskapai penerbangan.

Seperti yang pernah kami muat sebelumnya dalam wawancara dengan Ferry Unardi,  Traveloka saat ini sudah memimpin pasar penjualan tiket pesawat untuk konsumen ritel (B2C). Menurut data industri yang dikutip oleh Ferry, Traveloka sudah memimpin segmen penjualan tiket penerbangan (untuk ritel) dengan perkiraan market share 2% dari total pasar. Industri tiket penerbangan di Indonesia mencapai angka $6 miliar di tahun 2013 dan diperkirakan meningkat sebesar 15% untuk tahun 2014 ini. Sebagian besar jumlah tersebut disumbang oleh rute penerbangan domestik.

Traveloka memperoleh pendanaan Seri A dari Global Founders Capital (perusahaan investasi milik grup Rocket Internet) dan pendanaan tahap awal dari East Ventures.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Pemrograman Mobile dan Pencetakan 3D Jadi Pekerjaan Freelance Paling Berkembang di Awal Tahun 2014

Freelancer sebagai layanan crowdsourcing pekerjaan terbesar di dunia mengungkapkan hasil analisisnya tentang tren pekerjaan untuk bisnis kecil bertajuk Freelancer Fast 50. Mengambil lebih dari 270.000 pekerjaan sebagai populasinya, pemrograman mobile dan pencetakan 3D menjadi pekerjaan freelance paling berkembang di awal tahun 2014. Selain itu pekerjaan yang berkaitan dengan penulisan dan konten masih menjadi primadona.

Menurut informasi yang kami peroleh pekerjaan 3D Rendering dan Ghostwriting mengalami pertumbuhan lebih dari 40% dibanding periode yang sama tahun 2013. Pekerjaan yang berkaitan dengan “mobile phone”, Android, iPhone, Objective C bertumbuh lebih dari 30%, sedangkan 3D Animation dan 3D Modeling mengikuti pekerjaan 3D Rendering dan berada di jajaran sepuluh besar. Pengembangan di platform Android sekarang lebih dicari ketimbang untuk iPhone, meskipun secara volume jumlah pekerjaan untuk kedua platform ini masih dominan.

Berbicara soal volume, jumlah pekerjaan yang berkaitan dengan bidang-bidang tradisional freelancer masih mendominasi. Pekerjaan dengan headline HTML, Software Architecture, WordPress, Graphic Design, dan Logo Design masih menjadi penyumbang pekerjaan terbesar dengan jumlah pekerjaan dalam satu kuartal rata-rata melebihi 10 ribu pekerjaan.

CEO Freelancer Matt Barrie dalam rilis persnya menyebutkan, “Data Freelancer Fast 50 adalah indikator unggulan untuk tren pekerjaan online yang terkait dengan industri, teknologi, produk, dan perusahaan.”

Jumlah pekerjaan berbau freelance yang semakin meningkat menimbulkan tanda tanya, apakah freelance merupakan tren masa depan untuk pekerjaan. Menurut data terbaru di Amerika Serikat, satu dari tiga orang angkatan kerja (sekitar 42 juta orang) di negara tersebut merupakan freelancer. Hal ini yang mengurangi jumlah pengangguran meskipun pekerjaan penuh waktu sempat sulit dicari di sana. Jumlah freelancer Indonesia yang terdaftar di layanan Freelancer saat ini mencapai 300 ribu dan tidak ada keraguan bahwa jumlah itu bakal terus meningkat.

Membicarakan tentang Freelancer tak lengkap jika tiada berita akuisisi. Freelancer juga mengumumkan bahwa perusahaan tersebut telah mengakuisisi Warrior Forum, marketplace & komunitas pemasaran Internet terbesar di dunia dengan lebih dari 732.000 anggota.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin.