Kolaborasi ARM dan Samsung Buahkan Prosesor 3 GHz

Sampai saat ini, hampir setiap smartphone dan tablet dengan sistem operasi Android dan iOS menggunakan teknologi buatan ARM. Lisensi ARM terbagi dua untuk prosesornya, yaitu lisensi di mana sebuah vendor dapat menggunakan prosesor mereka tanpa adanya modifikasi dan lisensi yang membolehkan vendor untuk melakukan modifikasi. iPhone adalah contoh dari lisensi yang kedua.

Dalam mengembangkan prosesornya, kinerja ARM juga didukung dengan teknologi pengecilan transistor. Semakin kecil dimensi transistor yang ditanamkan, tentu saja semakin kecil daya yang dibutuhkan serta dapat mengurangi temperatur yang dihasilkan.

Saat ini ARM menjalin kolaborasi dengan Samsung untuk memproduksi prosesor Cortex A76. Tidak tanggung-tanggung, kedua perusahaan akan memproduksi prosesor tersebut dengan teknologi 7LPP (7nm Low Power Plus) dan 5LPE (5nm Low Power Early).

PCB Pixabay

Kedua perusahaan itu berharap, dengan menerapkan teknologi tersebut, Cortex A76 mampu berjalan pada clock 3 GHz atau lebih. ARM sendiri mengumumkan bahwa prosesor mereka yang berikutnya bakal mampu berjalan pada clock 3 GHz.

Selain prosesor Cortex A76, dengan proses pabrikasi yang sama, ARM juga berencana untuk mengimplementasikan inti prosesor terbaru mereka yang memiliki teknologi ARM DynamIQ. DynamIQ sendiri merupakan sebuah teknologi penerus big.LITTLE yang mampu menyediakan topologi baru.

Hasil produksi dari pabrik Samsung ini memang belum akan ditemukan dalam waktu dekat. Pengembangannya sendiri baru akan rampun sekitar pertengahan tahun 2019. Untuk produknya sendiri, mungkin akan dirasakan oleh konsumen pada akhir tahun 2020 nanti.

Sumber: Samsung NewsRoom.

Akhirnya Seagate Punya Consumer SSD

Selama ini, kita mengenal Seagate sebagai salah satu penyedia media penyimpanan berbasis piringan, atau sering disebut dengan hard disk. Seagate sendiri merupakan salah satu vendor hard disk yang masih bertahan hingga saat ini.

Sampai saat ini, hard disk masih menjadi pilihan dalam penyimpanan data karena memiliki kapasitas yang jauh lebih besar. Namun, jika menginginkan media penyimpanan data dengan kecepatan yang tinggi, pilihan jatuh kepada SSD atau Solid State Drive.

Seagate sendiri sampai saat ini masih menjadi pemain besar dalam pasar hard disk. Dan untuk media penyimpanan SSD, Seagate selama ini hanya menyediakan untuk pasar enterprise. Namun hal tersebut berubah pada bulan Juli 2018 ini.

Seagate saat ini sudah memiliki SSD untuk pasar consumer dengan nama BarraCuda SATA SSD. BarraCuda SATA SSD memiliki empat buah ukuran kapasitas, yaitu 256 GB, 512 Gb, 1 TB, dan 2 TB. Harga yang ditawarkan mulai dari US$ 69.99.

Seagate Barracuda SSD

Seagate mengklaim bahwa BarraCuda SSD dapat membaca data hingga 540 MB/s dan menulis data hingga 520 MB/s. Hal ini tentu berkaitan dengan kecepatan maksimum dari interface SATA 3 itu sendiri.

Untuk garansinya, Seagate memberikan rentang waktu hingga 5 tahun. Uniknya, spesifikasi yang kami dapatkan ditunjukkan dalam bahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa SSD yang satu ini bakal hadir meramaikan pasar storage di Indonesia.

Di Indonesia sendiri sang pesaing Seagate, Western Digital, sudah lebih dahulu menghadirkan SSD untuk konsumen. Untuk urusan harga, sepertinya Seagate dijual sedikit lebih mahal dari para pesaingnya.

Sumber artikel dan gambar: Seagate.

 

OPPO Patenkan Desain Smartphone Tekuk

OPPO sepertinya bukan perusahaan smartphone asal Tiongkok yang biasa. Perusahaan yang dikenal sebagai smartphone khusus untuk swafoto ini ternyata memiliki banyak sekali terobosan desain.

Dulu, OPPO Find 7 dikenal dengan kamera berotasinya. Selain itu, OPPO juga yang pertama kali menempatkan touchpad pada bagian belakang, sehingga sampai saat ini banyak smartphone menempatkan sensor sidik jari di bagian belakangnya.

Tidak berhenti sampai disitu, OPPO juga telah mengeluarkan desain baru kamera dengan motor mekanis. Kamera pada Oppo Find X akan muncul pada saat dibutuhkan oleh sang pengguna.

OPPO tidak berhenti sampai di situ saja. Saat ini, OPPO telah mendaftarkan paten untuk “foldable smartphone” pada WIPO (World Intellectual Property Organisation) pada tanggal 22 Maret 2018 dengan nama “Rotation Mechanism and Foldable Mobile Terminal” dan “Hinge assembly, rotation mechanism and foldable mobile terminal”.

oppo-opvouwbare-smartphone-770x514

Sebulan kemudian, paten ini diterbitkan pada tanggal 6 April 2018. Hal tersebut dikarenakan OPPO meminta kepada WIPO untuk dapat dipublikasikan dengan cepat.

Hal yang unik ada pada desain tekuk yang dimiliki oleh OPPO. Beberapa vendor smartphone membuat desain tekuk tersebut dengan layar menghadap ke dalam. Akan tetapi, OPPO membuat tekukannya keluar, sehingga nantinya akan terbentuk seperti smartphone dengan layar di depan dan belakang.

oppo-vouwbare-smartphone-770x389

Selanjutnya, OPPO juga memiliki desain dimana sebuah perangkat memiliki tiga layar yang dapat dilipat menjadi satu. Layar utamanya memiliki semua modul sensor yang ada, seperti kamera dan speaker.

opvouwbare-oppo-smartphone-770x474

OPPO juga memiliki sebuah desain yang unik dimana terdapat sebuah perangkat akan diberikan airbag. Hal ini akan membuat layar pada perangkat menjadi lebih tahan lama saat dilipat. OPPO juga memberikan pilihan lain dengan memberikan sebuah lapisan yang elastis pada sisi smartphone sehingga layar tidak akan cepat rusak.

Selanjutnya adalah sebuah perangkat dengan layar yang memiliki dimensi lebih lebar dari smartphone-nya. Layar tersebut nantinya dapat dilipat agar menjadi lebih ringkas.

opvouwbare-smartphones-1-770x383

Semua ini mungkin baru sebagian saja dari desain yang dikeluarkan oleh OPPO. Kita lihat saja, terobosan apa lagi yang akan diberikan oleh perusahaan asal Tiongkok ini untuk para konsumennya di masa depan.

Sumber dan Gambar: Let’s Go Digital. Header: Ilustrasi kamera OPPO.

Cara Menggunakan Whatsapp Call dan Video Call Conference

Tidak seperti zaman dahulu, komunikasi yang ada pada jaman sekarang memang sepertinya tidak lagi terbatas. Dulu, untuk melakukan komunikasi jarak jauh, kita masih harus memakai telepon dengan kabel yang biasa ditaruh di sebuah ruangan pada rumah kita.

Lalu muncul perangkat telepon nirkabel dengan teknologi GSM, AMPS, dan CDMA. Dengan menggunakan teknologi telepon genggam, panggilan telepon bisa dilakukan di mana saja asalkan terpapar sinyal dari menara BTS.

Setelah itu, muncul lah internet yang menjanjikan koneksi dengan lebih baik. Panggilan suara pun bisa dilakukan melalui beberapa aplikasi seperti Microsoft Netmeeting yang kemudian muncul banyak aplikasi yang mampu melakukan panggilan seperti Skype, Yahoo Messenger, Google Talk, dan lain sebagainya.

Belakangan, Google mengeluarkan Hangout yang merupakan platform chatting yang mampu melakukan panggilan video dan suara. Uniknya, Google Hangout mampu melakukan panggilan lebih dari satu orang. Hal ini pun kembali diikuti oleh LINE dan terakhir, Whatsapp.

Berbicara mengenai Whatsapp, aplikasi tukar pesan yang satu ini memang sudah lama memiliki fungsi panggilan suara dan video. Saat ini, ternyata Whatsapp sudah memiliki kemampuan untuk melakukan panggilan suara dan video yang melibatkan tidak hanya dua orang saja, tetapi juga empat orang.

Feature Whatsapp conference ini memang masih tergolong beta, namun sudah dapat digunakan dengan sangat baik. Sayangnya, tidak semua orang bisa menggunakan fungsi yang satu ini, karena memang masih ada dalam tahap beta.

Mendapatkan akses

Sama seperti feature Whatsapp lainnya yang ada dalam tahap pengujian beta, pengguna yang ingin mendapatkan call conference harus mendapatkan aksesnya saat diundang oleh pengguna lainnya yang sudah memiliki akses. Artinya, saat ingin mendapatkan fungsi call conference, Anda harus ditelepon via Whatsapp dari teman yang sudah mendapatkan akses tersebut.

Tidak selesai sampai disitu, pengguna juga diharuskan untuk memakai Whatsapp versi beta. Untuk hal ini, apk dapat diunduh pada website http://www.whatsapp.com/android. Fitur ini sudah bisa dinikmati semenjak versi 2.18.162. Sayangnya, ada beberapa versi beta setelah 2.18.162 yang tidak bisa digunakan untuk melakukan trigger fungsi conference.

Melakukan conference

Untuk melakukan panggilan suara maupun video secara bersamaan, yang pertama kali dilakukan adalah menelepon salah satu rekan Anda. Sebelumnya, ada baiknya untuk melakukan janjian terlebih dahulu. Yang perlu diingat adalah Whatsapp hanya mampu melakukan video dan voice conference dengan maksimal empat peserta.

Whatsapp-Conference

Setelah tersambung, pada sisi kanan atas akan terdapat sebuah ikon untuk menambah orang dalam grup pembicaraan. Saat sebuah grup berisikan tiga sampai empat orang terbentuk, seharusnya dengan menggunakan aplikasi beta, semua peserta akan mendapatkan kemampuan untuk memulai melakukan panggilan bersama.

Untuk panggilan suara, prosedurnya tentu sama saja.

Sayangnya, sampai saat ini feature conference belum tersedia pada platform iOS. Akan tetapi, pengguna iPhone masih bisa dipanggil oleh para pengguna Whatsapp yang menggunakan Android. Semoga saja, Whatsapp bisa dengan cepat membuat fitur ini menjadi fasilitas resmi di Whatsapp versi stabil.

Nyaman?

Saat sudah mendapatkan fasilitas panggilan secara grup ini, pengguna bisa semaunya menambah seorang atau dua orang teman. Hanya dengan dua kali klik saja, hal tersebut bisa terwujud. Whatsapp mendesain feature ini dengan sangat minimalis sehingga mempermudah orang, yang awam sekali pun, untuk melakukan panggilan grup.

Saat melakukan panggilan video dengan tiga orang lainnya, layar akan terbagi menjadi empat bagian dengan dimensi yang sama. Hal ini tentu saja membuat lebih nyaman untuk dilihat. Suara juga terdengar cukup baik saat ketiga orang lainnya sedang berbicara (dengan catatan koneksi internet cukup baik).

Dengan begitu, Whatsapp voice dan video conference dapat digunakan dengan nyaman.

Baca juga 50 tips menggunakan WhatsApp yang kami rangkum untuk Anda.

Akankah Apple Menggunakan Kamera Mekanis?

Dengan kemunculan Vivo NEX dan OPPO Find X, membuat dunia terbelalak dengan keunggulannya dalam memakai layar yang memenuhi badan depan sebuah smartphone. Dengan penggunaan layar penuh tanpa “poni”, tentu saja membuat kedua smartphone tersebut tidak dapat menaruh kamera pada sisi depannya.

iPhone X

Solusi yang dimiliki oleh kedua vendor smartphone ini adalah dengan menggunakan kamera mekanis yang bakal keluar saat dibutuhkan. Pada Vivo, penggunaan bagian mekanis yang akan secara otomatis muncul saat digunakan adalah untuk kamera depannya.

Sedangkan pada OPPO, bagian atasnya akan memunculkan tidak hanya kamera depan, tetapi juga kamera utama dan beberapa sensor lainnya. Hal ini akan membuat bagian atas dari Find X akan lebih banyak bergerak saat pengguna membutuhkan kamera seperti saat mengambil gambar atau membuka perangkat dengan menggunakan face unlock.

Lalu apakah Apple akan menggunakan teknologi tersebut pada perangkat mereka di masa depan?

Horace Dediu: Mungkin Tidak

Horace Dediu, seorang analis industri terkemuka yang berfokus pada produk Apple, mengatakan bahwa perusahaan Cupertino tersebut harus menjauhi pikiran-pikiran untuk menggunakan bagian-bagian yang dapat bergerak ke perangkatnya.

OPPO Find X featured

Horace mengatakan bahwa bagian mekanis tersebut lama kelamaan akan lebih cepat aus dan rusak dibandingkan dengan saat menggunakan material yang biasa digunakan. Daripada menggunakan bagian yang dapat bergerak, Apple lebih baik memfokuskan pada penggantian port lightning dan tempat SIM pada perangkat berikutnya.

Horace juga mengatakan bahwa perangkat iPhone berikutnya bakal memiliki bezel yang lebih kecil dari yang ada sekarang.

Akan tetapi, apakah bagian mekanis tersebut akan cepat rusak?

OPPO dan Vivo memang mengeluarkan perangkat mereka masing-masing dengan bagian mekanis. OPPO mengklaim bahwa bagian mekanis yang ada pada Find X mampu bergerak naik dan turun sebanyak 300.000 kali. Sedangkan Vivo sendiri mengklaim smartphone-nya mampu bergerak sekitar 60.000 kali.

Penggunaan kamera pada OPPO tentu bakal lebih banyak dibandingkan dengan Vivo karena akan memunculkan lebih banyak sensor. Jadi, seharusnya dengan pengujian yang dilakukan oleh kedua vendor tersebut, motor pada bagian mekanis bakal bisa bertahan untuk beberapa tahun dalam pemakaian biasa.

Walaupun begitu, yang perlu diperhatikan adalah motor pada bagian mekanis tersebut mungkin bisa lebih cepat rusak pada saat terjadi benturan, atau lebih parahnya, jatuh dari tangan saat membuka atau menutup kamera.

Vivo-NEX-5

Sebagian orang akan berkata bahwa “Saat jatuh, tidak hanya bagian mekanis yang rusak, kaca layar juga akan pecah”. Betul, tetapi apakah penggantian mekanis karena benturan akan masuk ke dalam garansi? Jika tidak, apakah biaya penggantiannya akan mahal?

Kita tunggu perkembangan selanjutnya.

Sumber: Express.co.uk. Gambar: Apple, OPPO, Vivo.