[Hands-on] OPPO F11 Pro Edisi Terbatas Marvel’s Avengers: Endgame

Sudah pada nonton film Avengers: Endgame dong? Bagi penggemar berat superhero Marvel dan menyukai koleksi official merchandise Marvel, Anda mungkin tidak boleh melewatkan penawaran spesial dari OPPO.

OPPO telah bekerja sama dengan Marvel Studios untuk meluncurkan F11 Pro Marvel’s Avengers Limited Edition. Smartphone edisi terbatas ini dibanderol Rp5.299.000 dan bisa didapatkan dengan pre-order sejak tanggal 24 April sampai 4 Mei 2019.

OPPO-F11-Pro-Marvel-Avengers-Limited-Edition
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia menekankan F11 Pro Edisi Avengers ini dijual dengan jumlah yang sangat terbatas (mungkin ratusan unit). Untuk penjualan perdananya akan dilakukan pada 5 Mei, jadi jangan sampai ketinggalan. Lalu, apa bedanya dengan F11 pro edisi standar yang dijual seharga Rp4.999.000?

OPPO-F11-Pro-Marvel-Avengers-Limited-Edition
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Saya akan mulai dari kemasannya, yang tampil berbeda – lebih besar berwarna hitam dengan logo Avengers yang sangat mencolok, serta tulisan OPPO di pojok kiri atas. Di sisinya ada tulisan Marvel Avengers: Endgame yang menegaskan bahwa perangkat ini edisi khusus yang dijual terbatas dari film terbaru Marvel tersebut.

Sebagai penggemar sejati superhero Marvel, Anda mungkin tidak bisa mengabaikan yang satu ini. Setelah membuka kemasan tersebut, Anda akan mendapatkan collection certificate official dari Marvel yakni collector badge – item yang bentuknya seperti koin emas dengan logo Avengers di atasnya dan dibaliknya bertuliskan Marvel Avengers: Endgameonly in theathers.

Sekarang beralih ke desain belakang dari F11 Pro edisi khusus ini, yang tampil heroik dengan warna Space Blue yang terinspirasi dari kostum Captain America. Menariknya, bila diperhatikan lebih dekat F11 Pro Avengers punya pola hexagonal atau segi enam yang cukup kompleks.

Bagian belakangnya punya finishing glossy, dengan gradasi ke samping dari tengah Metallic Blue yang terang ke sebelah kanan dan kiri menjadi Midnight Blue – biru yang lebih gelap. Ada dua logo Avengers di sana, satu berukuran penuh yang terletak di atas kamera. Satu lagi logo Avengers yang agak terpotong di bagian bawah, ukurannya cukup besar dengan warna merah yang sangat mencolok dan logo OPPO berada persis di tengahnya.

Tak cuma eksteriornya, yang bikin spesial bagian dalam juga dibekali dengan wallpaper dan tema superhero dari film Avengers: Endgame. Soal spesifikasi dan fitur-fiturnya masih identik dengan F11 Pro biasa, seperti panoramic screen 6,53 inci FullHD+, menjalankan Android 9.0 Pie dengan ColorOS 6, dan ditenagai chipset Mediatek Helio P70.

OPPO-F11-Pro-Marvel-Avengers-Limited-Edition
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Tak hanya desain belakangnya saja yang terinspirasi dari Captain America, perangkat ini juga dilengkapi dengan case yang bertemakan Captain America. Uniknya, case berwarna biru ini memiliki ring atau cincin jari yang terletak di tengah dengan bentuk seperti perisai ikonik Captain America. Tampil cukup keren dan juga fungsional, bisa dijadikan stand saat menonton video dan juga mencegah perangkat terselip atau jatuh saat dipegang.

Fitur-fitur pada F11 Pro Avengers juga melambangkan kemampuan yang dimiliki seperhero dalam film Avengers: Endgame. Mulai dari Captain America yang menjadi inspirasi utama dari desain F11 Pro edisi khusus ini. Kemudian, Iron Man dengan teknologi Rising Camera.

Lalu, Thor yang melambangkan teknologi pengisian cepat VOOC Flash Charge 3.0. Hulk yang besar dan kuat merefleksikan besarnya RAM 6 GB dan internal 128 GB. Black Widow yang cekatan dan terampil merepresentasikan performa F11 Pro berkat teknologi Hyper Boost. Terakhir Hawkeye yang melambangkan kemampuan kamera 48 MP.

[Hands-on] Lumix S Series, Kamera Mirrorless Full Frame Pertama Panasonic

Mengusung tagline ‘Full Frame without compromise’, Panasonic memang tidak terlihat setengah-setengah dalam mengembangkan Lumix S series. Mereka ingin melampui pencapaiannya sendiri pada sistem Micro Four Thirds, salah satunya membawa kemampuan video recording 4K 60/50p yang ada pada Lumix GH5 dan GH5S.

Sebelumnya tidak ada kamera mirrorless dengan sensor berukuran full frame yang mampu melakukannya. Baik Sony dengan A7 III, A7R III, dan A7S II, Canon dengan EOS R dan EOS RP, serta Nikon dengan Z 6 dan Z 7 – mereka masih menawarkan video recording 4K sebatas 30/25p.

Menyasar Segmen Berbeda

Panasonic-Umumkan-Lumix-S1-dan-S1R
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Apa yang kalian suka dari jajaran mirrorless Micro Four Thirds Lumix? Satu diantaranya pastinya pilihan body kamera dan ukuran lensa-lensanya yang super ringkas. Esensi tersebut tidak berlaku pada Lumix S series, karena seri ini menyasar segmen atas dan ditujukan untuk para fotografer/videografer profesional.

Sensor Full Frame berukuran jauh lebih besar dari Micro Four Thirds dan kemampuan video recording 4K 60p akan membuat prosesor bekerja sangat keras, ruang lebih luas adalah satu-satunya cara agar kamera tidak overheat. Demi mengoptimalkan potensi penuh dari Full Frame, lensa-lensanya pun dibuat dengan diemeter lebih besar.

Panasonic-Umumkan-Lumix-S1-dan-S1R
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Tak seperti Nikon Z dan Canon EOS R, Lumix S series tidak menggunakan dudukan lensa (mount) baru melainkan L-mount besutan Leica yang memiliki diameter mount 51.6mm. Artinya, pengguna dapat menggunakan lensa besutan Leica.

Walau begitu, Panasonic tetap mengembangkan lensa L-mount buatannya sendiri, tiga sudah tersedia dan yang lainnya akan menyusul. Demi semakin memperluas ekosistem lensa yang ditawarkan, Panasonic dan Leica juga telah menggandeng Sigma dalam aliansi Full Frame ini untuk ikut memproduksi lensa L-mount.

Panasonic-Umumkan-Lumix-S1-dan-S1R
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Panasonic tidak meninggalkan sistem Micro Four Thirds dan akan tetap mengembangkan kamera dan lensa baru yang ditujukan untuk para pemula hingga advance di segmen bawah sampai atas. Mereka juga akan segera membawa Lumix G95 ke Indonesia yang bakal langsung bersaing dengan mirrorless sekelasnya yakni Sony A6400 dan Fujifilm X-T30.

Hands-on Lumix S1 Series

Panasonic-Umumkan-Lumix-S1-dan-S1R
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Hadir dengan dimensi 149x110x97 mm dan bobot 899 gram (body only termasuk baterai), ukuran Panasonic Lumix S1 dan S1R memang bongsor dan cukup berat. Kalau dipasang dengan lensa Lumix S 24-105 mm F4 Macro O.I.S., bobotnya pun bertambah 680 gram dan totalnya 1.5 kg lebih 70 gram.

Dua lensa dari Panasonic lainnya adalah lensa fix Lumix S Pro 50 mm F1.4 dengan bobot 955 gram. Satu lagi merupakan lensa zoom telephoto Lumix S Pro 70-200 mm F4 O.I.S. dengan berat 985 gram.

Panasonic-Umumkan-Lumix-S1-dan-S1R
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Dalam genggaman tangan saya, Lumix S1 maupun S1R terasa sangat solid – desain dan layout kelengkapan atributnya sama. Kontrol fisiknya sangat lengkap yang siap memenuhi kebutuhan pengguna secara cekatan, di dekat tombol rana terdapat tombol khusus untuk mengatur white balance, ISO, dan exposure compensation. Ada juga panel yang menampilkan sejumlah parameter kamera.

Kedua kamera dilengkapi layar sentuh yang dapat dimiringkan pada tiga poros (atas, bawah dan samping), tidak lagi menggunakan mekanisme fully-articulated. Slot SD card-nya ada dua, satu untuk SD card biasa dan satu untuk XQD card.

Bobotnya yang lumayan berat, tapi dengan sensor besar ditambah IBIS atau in-body image stabilization 5-axis dan di lensa. Artinya, kita bisa menekan ISO di angka kecil menggunakan shutter speed lebih rendah untuk mendapatkan foto berkualitas di kondisi minim cahaya.

Spesifikasi Lumix S1 dan S1R

Kedua kamera ini sangat mumpuni untuk foto dan video. Namun Lumix S1R dengan resolusi mencapai 47 MP memang lebih still-oriented dan punya mode high resolution yang menawarkan resolusi sampai 187 MP.

Sementara, Lumix S1 dengan resolusi 24 MP justru menawarkan kemampuan video lebih baik. Kamera ini mampu merekam video 4K pada 60/50p dan 4K 30/25p dalam full-pixel readout of signal.

Lumix S1 juga mampu merekam 4K 30/25p 4:2:2 10 bit internal video recording dan 4K 60/50p 4:2:2 10 bit melalui HDMI output. Nantinya juga didukung V-Log dengan software update key berbayar pada tahun 2019 ini.

Harga dan Ketersediaan

Panasonic-Umumkan-Lumix-S1-dan-S1R
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Rencananya Lumix S series ini akan tersedia pada bulan Mei 2019. Saat ini Anda bisa membelinya secara pre-order yang telah berlangsung dari tanggal 23-30 April di situs e-commerce Blibli. Berikut daftar harganya:

  • Panasonic Lumix S1R Kit 24-105mm F4 (DC-S1RMGC-K) Rp69.990.000
  • Panasonic Lumix S1R Body Only (DC-S1RGC-K) Rp55.990.000
  • Panasonic Lumix S1 Kit 24-105mm F4 (DC-S1MGC-K) Rp51.990.000
  • Panasonic Lumix S1 Body Only (DC-S1GC-K) Rp37.990.000
  • Lensa Lumix S 24-105mm F4 Macro O.I.S. Rp19.990.000
  • Lensa Lumix S Pro 70-200 mm F4 O.I.S. Rp25.990.000
  • Lensa Lumix S Pro 50 mm F1.4 Rp39.490.000

Seperti kamera mirrorless generasi sekarang, harga Lumix S series juga mahal karena memang ditujukan untuk profesional dan merupakan alat produksi. Berkat L-Mount Alliance dengan Leica dan Sigma, perkembangan ekosistem lensanya harusnya lebih cepat.

Bagaimana dengan para kompetitornya? Saya melihat Canon dengan sistem EOS R masih terkesan menahan diri untuk melindungi lini DSLR mereka dan Nikon Z sejauh ini masih sangat hati-hati. Sony sebagai pemimpin pasar mirrorless Full Frame sudah cukup matang dengan ekosistem lensa yang kuat. Namun Sony tidak boleh lengah jika tidak ingin pangsa pasarnya dicuri.

Fitbit Luncurkan Versa Lite Edition dan Tracker Inspire Series ke Indonesia

Bicara soal perangkat wearable terutama smartwatch dan fitness tracker atau activity tracker, tentunya brand Fitbit sudah sangat familier. Mereka telah menghadirkan beragam smartwatch dan tracker dengan form factor baru dan makin terjangkau bagi konsumen, baik dari sisi akses maupun dari sisi harga.

Pada Selasa, 23 April kemarin – Fitbit meluncurkan sejumlah produk terbaru, diantaranya smartwatch Fitbit Versa Lite Edition, serta tracker Fitbit Inspirasi, Fitbit Inspire HR, dan yang akan datang Fitbit Ace 2 untuk anak-anak. Sebelum membahas spesifikasi dan fitur-fitur yang ditawarkan tiap-tiap produk, mari bahas dulu kenapa sih kita harus menggunakan smartwatch atau tracker?

Jawabannya simpel, menunjang gaya hidup dan pola hidup sehat. Suatu hal yang mudah sekali dikatakan tapi sulit dijalankan, karena butuh kesadaran diri yang tinggi dan komitmen. Diantaranya olahraga rutin, pola makan, dan juga durasi tidur. Bagi yang belum sempat berolahraga, bisa dimulai dengan langkah kecil yakni memperbanyak jalan kaki.

Fitbit-Umumkan-Versa-Lite-Edition
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Membantu menjadikan habit gaya hidup sehat dengan cara yang mudah dan menyenangkan adalah pendekatan yang dilakukan oleh Fitbit. Mereka tak hanya menawarkan peranti-peranti kesehatan dengan sensor canggih nan lengkap yang bekerja akurat, tapi membuat sebuah platform yang kaya akan fitur.

Pengguna dapat mengakses data holistik untuk memantau dan memahami bagaimana kondisi dan status data mereka. Serta, terhubung dengan seluruh komunitas sosial yang ada di Fitbit, membuat atau mengikuti challenge sehingga pengguna diharapkan makin termotivasi.

Fitbit juga berencana untuk merombak desain aplikasi Fitbit dengan menampilkan dashboard yang makin personal, termasuk fitur Fitbit Focus yang terdapat pada bagian atas dashboard yang akan menyajikan rangkuman, pesan-pesan dan tips yang relevan bagi tiap-tiap pengguna.

Fitbit Versa Lite Edition

Bisa dianggap Fitbit Versa Lite Edition ialah versi ekonomis dari smartwatch Fitbit Versa. Fitur-fitur yang ditawarkan masih cukup lengkap, seperti melacak aktivitas, PurePulse 24/7 heart rate dan sleep stages tracking, 15 lebih mode latihan berbasis gol, GPS, notifikasi pada smartphone, dan banyak lagi.

Fitbit hanya memangkas tiga fitur Versa standar pada Versa Lite: kemampuan menyimpan file lagu di perangkat, menampilkan panduan berlatih dari layanan Fitbit Coach, dan menghitung lap (putaran) dalam berenang maupun jumlah anak tangga yang dilewati oleh penggunanya.

Versa Lite Edition menjalankan Fitbit Smartwatch OS 3.0 dengan daya tahan baterai lebih dari 4 hari sekali full charge. Perangkat ini juga dilengkapi sensor relative SpO2 yang mampu mengestimasi gejala setiap perubahan yang terjadi pada level oksigen dalam darah, serta mampu mendeteksi indikator-indikator kesehatan lainnya seperti gejala gangguan tidur.

Harga Versa Lite Edition dibanderol Rp2.799.000 dan menjadikannya smartwatch Fitbit paling terjangkau. Sebagai pembanding, Versa dibanderol Rp3.799.000 dan Versa Special Edition Rp4.299.000. Kelebihan Versa series adalan desainnya yang stylish dan tidak begitu sporty, sehingga cocok digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

Fitbit Inspire dan Inspire HR

Beralih ke Fitbit Inspire HR, perangkat yang dilengkapi tracker detak jantung 24/7 dari Fitbit dengan harga paling terjangkau; Rp1.739.000. Perangkat ini juga mampu melacak tahap-tahap kondisi tidur atau sleep stages, serta dilengkapi 15 lebih mode latihan berbasis gol.

Fitbit-Umumkan-Versa-Lite-Edition
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bagi pengguna pemula atau yang ingin menggunakan wearable yang lebih murah lagi, Fitbit Inspire adalah jawabannya. Harganya Rp1.269.000 dan sudah dilengkapi fitur-fitur kesehatan dan kebugaran yang esensial, seperti pelacak aktivitas, latihan, kondisi tidur, mode selebrasi bila gol tercapai, notifikasi reminder to move, dan lainnya.

Fitbit Inspire dan Inspire HR memiliki desain sporty, sehingga lebih nyaman dikenakan sepanjang hari dan utamanya saat berolah raga. Daya tahan baterainya juga lebih panjang hingga 5 hari.

Kalau Fitbit Ace 2 ditujukan untuk anak-anak, utamanya usia 6 tahun ke atas agar belajar menaati kebiasaan-kebiasaan dan pola hidup sehat dari usia sedini mungkin. Body-nya tahan air dan dilengkapi dengan bumper sebagai pelindung layar.

Nantinya Ace 2 akan tersedia dalam berbagai warna ceria dan dilengkapi aksesori dengan corak desain berpola. Untuk menarik anak-anak, Fitbit menambah fitur baru yakni animated clock faces dengan tampilan avatar penuh warna dan profil dengan foto pribadi yang dapat diakses melalui aplikasi Fitbit.

Sebelum mengatur Ace 2 untuk anak-anak, orang tua perlu membuat akun Fitbit untuk keluarga terlebih dahulu, sehingga seluruh aktivitas mereka dapat terpantau selalu oleh orang tua.

 

Pengguna Huawei Indonesia Bisa Ikuti Kompetisi NEXT IMAGE Awards, Huawei Pun Adakan Workshop

Trio smartphone terbaru dari Huawei yakni P30 series telah resmi tersedia di Indonesia. Adalah P30 Pro, P30, dan P30 Lite yang masing-masing dibanderol dengan harga Rp12.999.000, Rp9.999.000, dan Rp4.299.000.

Sebelumnya Huawei telah membuka toko premium perdananya, yaitu Huawei High-End Experience Shop di Mall Taman Anggrek Jakarta pada 12 April 2019. Khusus konsumen yang melakukan pre-order di sana pada periode 16 sampai 19 April, mereka mendapatkan bonus wireless charger dan fitness tracker HUAWEI Band 3 Pro untuk pembelian P30 Pro, serta HUAWEI Band 3 Pro saja untuk P30.

Bagian yang paling menariknya adalah kesempatan untuk mendapatkan bonus tambahan berupa smartwatch Huawei WATCH GT senilai Rp2.499.000, tetapi slot-nya terbatas hanya untuk 180 pengantre pertama. Proses reedem dilakukan pada 20 April di Center Atrium, Mall Taman Anggrek Jakarta dalam acara bertajuk “Sales Launch“.

Tak hanya antrean konsumen yang telah melakukan pre-order, calon pembeli P30 series juga turut memadati antrean. Karena Huawei turut memberikan bonus SuperCharge car charger untuk pembelian P30 Pro dan SuperCharge car charger ditambah cashback Rp1 juta untuk pembelian P30.

Satu lagi promo yang masih berjalan hingga 30 April adalah Huawei P30 Lite dengan bonus speaker Bluetooth Huawei SoundStone senilai Rp599.000. Bila tertarik dengan P30 series, Anda bisa mengunjugi Huawei High-End Experience Shop di Mall Taman Anggrek lantai 3 atau melalui Erafone Store. Sementara untuk pemesanan online, tersedia di situs e-commerce Lazada. Nantinya P30 series juga akan tersedia secara offline di toko-toko di Indonesia.

Rewrite the Rules of Photography

Huawei-P30-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Tagline ini memang sedikit berlebihan, mungkin yang dimaksud adalah mobile photography. Tetapi harus diakui, berbekal empat buah kamera berlabel Leica – kemampuan yang ditawarkan kamera P30 Pro memang cukup inovatif.

Kamera utamanya, menawarkan resolusi yang sangat tinggi yakni 40 MP (dilengkapi f/1.6, PDAF, OIS). Kamera kedua 20 MP (f/2.2, PDAF) mengemas lensa ultrawide 16mm yang menyuguhkan pandangan yang luas.

Huawei-P30-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Lalu, yang ketiga adalah kamera Periscope 8 MP (f/3.4, PDAF) dengan lensa telephoto 125mm dan dilengkapi teknologi Optical Image Stabilization (OIS) untuk meredam getaran. Ini bagian terbaiknya, P30 Pro memiliki kemampuan optical zoom sebanyak 5x, hybrid zoom 10x, dan digital zoom hingga 50x.

Satu kamera lagi adalah sensor Time of Flight yang membantu meningkatkan penginderaan mendalam untuk efek bokeh yang lebih baik. Sensor 3D ToF tersebut hanya dimiliki P30 Pro saja, sedangkan P30 mengemas konfigurasi triple camera.

Huawei-P30-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Kamera utama P30 juga 40 MP (f/1.8, PDAF/Laser AF). Lalu, yang kedua 16 MP (f/2.2, PDAF/Laser AF) dengan lensa ultrawide 17mm. Kamera ketiganya 8 MP (f/2.4, PDAF/Laser AF), membawa lensa telephoto 80mm lengkap dengan OIS yang menyuguhkan kemampuan 3x optical zoom.

Kompetisi Huawei NEXT IMAGE Awards

Huawei-P30-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Pada acara Sales Launch tersebut, Huawei dengan sangat percaya diri juga memaparkan keunggulan teknologi yang dihadirkan oleh lini smartphone Huawei P30 series, terutama teknologi kameranya. Melalui pemaparan empat fotografer Indonesia seperti Alexander Thian alias @Amrazing, Sukimin Thio, Diera Bachir, dan Christina Tan yang telah terlebih dahulu merasakan pengalaman menggunakan Huawei P30 Pro.

Huawei-P30-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selain itu, mulai tanggal 20 April sampai 31 Juli 2019 – pengguna smartphone Huawei di Indonesia bisa mengikuti perhelatan tahunan Huawei NEXT IMAGE Awards yang ketiga. Dengan grand prize senilai US$20.000, Huawei P30 Pro, dan peluang untuk menghadiri acara seremoni NEXT IMAGE Awards di Paris Photo 2019.

Tentu saja, kompetisi fotografi ini hanya bisa diikuti oleh pengguna smartphone Huawei. Ada enam kategori yang bisa diikuti, yaitu ‘#Emotion Tag’, ‘Hello, Life!’, ‘Faces’, ‘Going to Distance’, ‘Life Now’, dan ‘Storyboard‘.

Satu lagi, Huawei Indonesia tak hanya mendukung pengguna Huawei di Tanah Air untuk berpartisipasi dan bergabung di kompetisi ini, tapi juga menghadirkan workshop melalui kegiatan Huawei NEXT IMAGE Masterclass bersama para pakar fotografi. Untuk informasi lebih lenjut mengenai workshop tersebut, bisa kunjingi tautan berikut – Huawei NEXT IMAGE Masterclass.

[Review] OPPO A5s, Penyempurna A3s dengan Sensor Sidik Jari

Nggak semua orang butuh smartphone flagship atau premium dengan spesifikasi mewah, OPPO sangat memahami segmentasi pasar tersebut. Sebab itu, OPPO punya A series; versi hemat dari F series yang menyasar segmen mid-low dan digarap dengan cukup baik.

Setelah meluncurkan OPPO A3s pada akhir tahun lalu, kini OPPO telah merilis A5s. Sebagai anggota seri A, perangkat ini tetap mewarisi kapasitas baterai besar dan sejumlah elemen kekinian. Sebut saja, desain notch waterdrop screen dan konfigurasi dual camera.

Unit OPPO A5s yang saya review merupakan varian RAM 2 GB dan memori internal 32 GB yang dibanderol Rp1.999.000. Berikut review OPPO A5s selengkapnya.

Perbedaan OPPO A5s dan A3s

Review-OPPO-A5s
OPPO A5s – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Saat pertama kali A3s dirilis, harganya juga Rp1.999.000. Sekarang harganya sudah turun menjadi Rp1.799.000, dengan selisih Rp200.000 ini apa perbedaan A5s dan A3s?

Keduanya sama-sama memiliki layar 6,2 inci resolusi HD+ dalam rasio 19:9 dan berlapis Corning Gorilla Glass 3. Kemampuan kameranya juga identik dan kapasitas baterainya sama-sama 4.230 mAh.

Review-OPPO-A5s
OPPO A3s – Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Review-OPPO-A5s
OPPO A3s – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bedanya A3s punya desain notch ala iPhone X, sementara A5s mempunyai notch waterdrop screen. Namun perbedaan besar kedua terdapat pada chipset yang digunakan, A3s dengan Snapdragon 450 dan A5s dengan Helio P35.

Selain itu meski semuanya dibekali RAM 2 GB, memori internal A5s lebih lapang yakni 32 GB (A3s hanya 16 GB). Satu lagi yang penting, A5s memiliki fingerprint sensor yang melekat di punggungnya.

Jadi, mending pilih A3s atau A5s? Baca dulu review OPPO A5s sampai habis.

Desain dengan Notch Waterdrop Screen

OPPO A5s memiliki bentang layar 6,2 dengan dimensi 155.9 x 75.4 x 8.2 mm dan bobot 170 gram. Panel IPS mengemas desain notch waterdrop screen, resolusinya HD+ (720×1520 piksel; 271 ppi) dalam rasio layar 19:9, dan diproteksi oleh Corning Gorilla Glass 3.

Body-nya memiliki kerangka dari logam dan bagian belakangnya menggunakan material komposit berjenis tempered glass seperti kebanyakan smartphone OPPO lainnya. Uniknya adalah balutan warnanya, ada hitam dan merah.

Unit yang saya review berwarna merah yang terlihat sangat pekat mendekati merah hati atau Superhero Iron Man. Desainnya cukup stylish untuk ukuran smartphone Rp2 jutaan, warna merah ini tentunya mampu mendukung gaya hidup Anda yang ingin tampil fashionable. Sementara, warna hitamnya tampil ke arah yang lebih klasik dan terlihat netral.

Review-OPPO-A5s
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Untuk kelengkapan atributnya, pada bagian belakang terdapat fingerprint sensor, serta setup kamera ganda dan LED flash dengan sentuhan warna emas pada tepiannya persis seperti yang terdapat pada OPPO F9.

Lanjut ke sisi kanan terdapat tombol power, sedangkan pada sisi kiri ada tombol volume dan SIM Tray yang berisi tiga slot, dua untuk kartu seluler nano SIM dan satu lagi microSD. Sisi atasnya polos, speaker, port microUSB, mikrofon, dan jack audio 3.5mm berkumpul di sisi bawah.

Android 8.1 Oreo dengan ColorOS 5.2

Review-OPPO-A5s
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Tidak seperti F11 series yang sudah menjalankan Android 9 Pie dengan ColorOS 6 versi terbaru, A5s masih tertahan pada sistem operasi lebih lawas; yakni Android 8.1 Oreo dengan ColorOS versi 5.2.

Fitur seperti swipe-up gesture navigation tersedia untuk memaksimalkan pengalaman ber-smartphone layar penuh. Fitur Smart Assistant juga ada yang menyediakan informasi personal dan akses cepat ke sejumlah fungsi dan aplikasi.

Split-screen atau membuka dua aplikasi secara berdampingan juga bisa. Hanya saja, tampilan multitasking-nya sangat sederhana – bukan berbentuk kartu aplikasi melainkan hanya sebatas logo saja.

Selain bisa menggunakan sidik jari untuk membuka gembok smartphone dengan mudah, kita juga bisa membuka kunci dengan wajah (face unlock) yang bekerja cukup baik di kondisi cahaya cukup.

Dual Camera

Review-OPPO-A5s
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Kamera utama yang bercokol di belakang A5s mempunyai resolusi 13 MP (AF) dengan aperture f/2.2, berdampingan dengan kamera 2 MP dengan aperture f/2.4 sebagai depth sensor. Sementara, untuk aktivitas selfie, video call, dan face unlock mengandalkan kamera 8 MP dengan aperture f/2.0.

Ada empat mode utama yang disematkan, yaitu portrait untuk foto dengan efek bokeh, photo dan video yang dilengkapi fungsi optical zoom 2x, dan pano. Jadi, tidak terdapat mode pro atau manual dan mode night untuk memotret di malam hari seperti yang ada pada F11 series.

Bagaimana dengan kemampuan perekam videonya? Baik kamera belakang maupun kamera depan bisa merekam video hingga 1080p. Jadi, setidaknya resolusi tersebut sudah cukup baik bila ingin membuat video atau nge-vlog dengan mengandalkan A5s.

Foto-foto berikut diambil menggunakan OPPO A5s:

Hardware & Performa

A5s ditenagai chipset Mediatek MT6765 Helio P35 yang dibuat pada proses fabrikasi 12nm, artinya cukup efisien dan hemat baterai. SoC ini mengemas konfigurasi octa-core, yang terdiri dari quad-core 2,3 GHz Cortex-A53 dan octa-core 1.8 GHz Cortex-A53, serta GPU PowerVR GE8320.

Pada aplikasi benchmark AnTuTu, A5s memperoleh nilai 84.082 poin. Lalu, pada PCMark mendapatkan 5.335 poin, 3DMark Sling Shot 704 poin, serta Geekbench 4 single-core 922 poin dan multi-core 4.003 poin.

Untuk kebutuhan standar smartphone harian, A5s terbukti mampu melayani keinginan saya dengan cukup baik. Loading saat membuka dan berpindah antar aplikasi tergolong lancar.

Sayangnya, OPPO hanya menanamkan RAM sebesar 2 GB. Anda harus lebih selektif dalam menginstal aplikasi, biar kinerja A5s tidak ngos-ngosan. Lalu, bagaimana untuk gaming?

Ada fitur Game Space yang akan mengoptimalkan kinerja hardware. Saya mencoba game PUBG Mobile, mendukung graphic hingga kualitas ‘balance‘ dengan frame rate ‘medium’. Kinerjanya tersendat-sendat, solusinya pakai kualitas graphic ke ‘smooth‘ dan frame rate ‘low‘. Hasilnya A5s bisa main PUBG Mobile dengan minim lag, setidaknya gerakannya tidak patah-patah.

Bekal memori internal 32GB memang cukup lapang, bila manajemen file Anda baik bahkan tak perlu menyisipkan microSD. Bila masih kurang, slot microSD dedicated bisa ditambah hingga kapasitas 256 GB. Baterainya sendiri punya daya tampung 4230 mAh, tapi tanpa fast charging.

Verdict

Review-OPPO-A5s
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

OPPO A5s hadir untuk menyempurnakan A3s, utamanya kehadiran fitur pembaca sidik jari yang membuat membuka gembok smartphone lebih instan. Berbekal memori internal 32 GB, Anda bisa bertahan tanpa perlu menyisipkan microSD.

Harga di bawah Rp2 juta, tepatnya Rp1.999.000 sejujurnya cukup menarik. Bagi orang tua, A5s bisa dijadikan kado manis untuk anak yang masih sekolah. Sebaliknya, sang anak yang sudah bekerja bisa membelikan A5s untuk orang tua mereka.

Hanya saja, perlu ditekankan bahwa besaran RAM 2 GB hanya sekadar cukup untuk kebutuhan dasar ber-smartphone. OPPO mungkin bakal menyediakan A5s dengan varian RAM 3 GB, namun harganya bakal melonjak dan mungkin menjadi kurang menarik.

Selain itu di rentang harga sekitar Rp2 juta tersebut, OPPO A5s tidak sendirian. Sekedar harus tau, ada Samsung Galaxy A20, Xiaomi Redmi Note 7, Realme 3, Asus Zenfone Max M2, dan lainnya.

Sparks

  • SIM tray dengan slot microSD dedicated
  • Memori internal 32 GB (Cukup lapang)
  • Punya sensor fingerprint

Slack

  • RAM 2 GB (Pas-pasan)
  • Masih terjebak di Android 8.1 Oreo (ColorOS 5.2)

Atomos Umumkan Shinobi SDI dan Shogun 7 untuk Produksi Video yang Lebih Serius

Atomos telah meluncurkan tiga produk terbaru mereka, Shinobi SDI, Shogun 7, dan AtomX SDI module. Atomos Shinobi SDI adalah monitor 4K HDR berukuran 5,2 inci yang menawarkan konektivitas HD-SDI dan 4K HDMI. Dimensinya ringkas 151×91.5×31.5mm dengan bobot 226 gram (tanpa baterai), sangat cocok untuk pengguna kamera mirrorless.

Atomos_1

Body monitor ini terbuat dari material Polycarbonate ABS dan menggunakan panel IPS. Resolusinya 1920×1080 piksel (427 ppi) dalam rasio 16:9 dengan standar HDTV Rec. 709. Layarnya sendiri punya tingkat kecerahan hingga 1000 nit, serta sudah berlapis anti-reflection dan anti-fingerprint sehingga bisa digunakan dalam kondisi pencahayaan apa pun.

Shinobi SDI menjalankan sistem operasi AtomOS yang menyuguhkan sejumlah fitur seperti focus peaking, zoom 4:1 / 2:1 / 1:1, zebra, false color, frame guide, RGB parade, vector scope, audio level meter, dan lainnya. Untuk harganya, monitor ini dibanderol US$499 atau sekitar Rp7 jutaan.

Atomos_6

Beralih ke Shogun 7, HDR monitor berukuran 7 inci, recorder dan juga switcher yang dirancang untuk pembuatan film dan video profesional. Harganya US$1.499 atau sekitar Rp21 jutaan.

Shogun 7 dapat merekam video hingga 5.7K pada 80p, 4K pada 120p, 2K pada 240p di RAW, Log atau HLG/PQ melalui SDI/HDMI. Video bisa disimpan langsung ke AtomX SSDmini atau drive SATA SSD. Pilihan rekaman termasuk Apple ProRes RAW dan ProRes, Avid DNx dan Adobe CinemaDNG RAW codec.

Panel yang digunakan adalah IPS dengan teknologi Dynamic AtomHDR yang memungkinkan menampilkan wide color gamut DCI-P3 105%, dan tingkat kecerahan 1500 nit. Layarnya 7,2 incinya sendiri beresolusi 1920×1280 (325 ppi) dalam aspek rasio 16:9 dengan contrast ratio 1.000.000:1 dan dynamic range 15+ stop.

Atomos_2

Satu lagi produk yang diumumkan adalah AtomX SDI module untuk Ninja V. Seperti namanya, modul tambahan ini menambah kemampuan perekaman video melalui 12G-SDI hingga 4K pada 60p.

Atomos_3

Menurut Atomos, modul ini salah satu produk yang paling banyak diminta dari para profesional video di seluruh dunia. AtomX SDI akan menempel ke bagian belakang Ninja V melalui port ekspansi modular. AtomX SDI module dibanderol US$199 atau sekitar Rp2,8 jutaan.

Sumber: DPreview

Panasonic Umumkan Lumix G95, Siap Hadapi Sony A6400 dan Fujifilm X-T30

Panasonic telah meluncurkan penerus Lumix G85 yang dirilis sejak tahun 2016, yakni Lumix DC-G95/G90. Kamera ini akan berhadapan dengan lawan-lawan tangguh seperti Sony A6400 dan Fujifilm X-T30 yang juga memiliki capability video mumpuni.

Menurut saya ketiga kamera ini memiliki kemampuan yang bisa dibilang sepadan, mereka sama-sama bisa merekam video 4K pada 30p. Tetapi ada satu fitur penting yang tidak dimiliki oleh dua pesaing kuat tersebut yaitu IBIS.

Lumix G95 memiliki fitur 5-axis Dual IS (Image Stabilizer) 2 yang menggabungkan OIS (Optical Image Stabilizer, 2-axis) dan BIS (Body Image Stabilizer, 5-axis). Guna membantu mendapatkan rekaman video yang lebih smooth saat syuting hand-held atau vlogging.

Lalu, apa saja peningkatan utama dibanding Lumix G85? Pertama, sensor Digital Live MOS tanpa low-pass filter dengan resolusi lebih tinggi; 20 MP (Lumix G85 16 MP). Kedua, dukungan picture profile V-LogL untuk fleksibilitas saat color grading. Lalu yang ketiga, Lumix G95 dilengkapi socket headphone untuk memonitor audio.

Soal desain, Lumix G95 terlihat lebih kekar dengan grip sedikit lebih besar dan memiliki kerangka yang terbuat dari material magnesium alloy. Panasonic juga menambah tiga tombol khusus untuk mengatur white balance, ISO, dan exposure compensation seperti yang dimiliki oleh Lumix GH5.

Layar sentuh 3 inci milik Lumix G95 beresolusi 1,24 juta dot dengan mekanisme fully articulated. Di atasnya ada electronic viewfinder (EVF) dengan panel OLED beresolusi 2,36 juta dot.

Lebih jauh, Lumix G95 mengemas prosesor Venus Engine dan teknologi auto focus DFD (Depth From Defocus). Untuk membekukan subjek yang bergerak, kamera ini dapat menjepret beruntun 9 fps (AFS) dan 6 fps (AFC).

Panasonic-Lumix-G95

Panasonic Lumix G95 ini bisa merekam video 4K UHD pada 30 fps atau 24 fps, tapi dengan crop 1,25x. Agak disayangkan mengingat sensor Micro Four Thirds itu sendiri memberikan bidang pandang sudah cukup sempit. Sementara, pada resolusi 1080p mendukung hingga frame rate 120 fps.

Rencananya Lumix G95 akan tersedia mulai bulan Mei di pasar global dengan harga US$1199 atau sekitar Rp16,9 jutaan dengan lensa kit 12-60mm F3.5-5.6 ASPH Power OIS zoom. Sebagai pembanding, saat ini Lumix G85 body only dibanderol Rp9 juta dan Rp11 juta dengan lensa kit 14-42mm F3.5-5.6 OIS di Indonesia.

Semoga saja, Panasonic bisa gerak cepat dan membawa Lumix G95 ke Tanah Air bersama Lumix S1 dan S1R yang kabarnya akan dirilis bulan April ini.

Sumber: DPreview

Ryze Tech Umumkan Drone DJI Tello Iron Man Edition

Bagi yang kepincut ingin memiliki sebuah drone sebagai hiburan atau sekedar untuk mainan anak-anak, DJI Tello adalah jawabannya. Pada DJI Official Store di Tokopedia, Tello masih dijual dengan harga normal Rp1.599.000.

Meski di Indonesia disebut DJI Tello, perangkat ini sebenarnya dibuat oleh perusahaan startup asal Tiongkok bernama Ryze Tech. Namun memang menggunakan sistem flight stabilization DJI di dalam Tello dan diotaki oleh VPU (vision processing unit) Intel Movidius Myriad 2.

dji_tello_iron_man_edition_skin-768x428

Nah bila Tello versi standar hanya tersedia dalam balutan warna putih, Ryze Tech telah mengumumkan Tello edisi spesial yaitu Tello Iron Man Edition yang dibanderol dengan harga US$129. Tello pun tampil futuristik dengan dominasi warna merah dan aksen emas ala Super Hero Marvel tersebut.

Untuk spesifikasi dan kemampuan terbang Tello masih sama seperti versi aslinya. Tello hanya bisa mengudara selama 13 menit dengan jangkauan 100 meter, bisa memotret foto 5 MP, dan merekam video 720p.

Meski begitu lewat aplikasi bernama Tello Hero, pengguna bisa berinteraksi dengan ‘Friday’ – asisten AI Tony Stark dari film Marvel untuk menyelesaikan misi dan mempelajari kemampuan drone ini.

Bukan hanya itu saja, Tello Iron Man Edition ini juga mendukung aplikasi Tello EDU, Switch Playground, Python, dan Scratch. Di mana anak-anak bisa memprogram Tello, mulai dari merancang pola terbang tertentu sampai manuver-manuver akrobatik yang lebih kompleks.

Sumber: Slashgear

Rode Umumkan Wireless GO, Mikrofon Nirkabel Mungil Seharga US$199

Bagi Anda yang bergelut di dunia videografi, videografer maupun seorang content creator seperti vlogger atau YouTuber – tentunya sangat memahami pentingnya kualitas audio pada sebuah video. Sebab itu, selain kamera kita juga membutuhkan mikrofon eksternal untuk memaksimalkan konten yang kita ciptakan.

Rode adalah salah satu merek mikrofon eksternal yang cukup populer di kalangan content creator. Karena harganya relatif tidak terlampau mahal dan ada banyak pilihan. Yang terbaru, Rode baru saja mengumumkan mikrofon wireless yang diklaim oleh Rode punya ukuran terkecil di dunia; Wireless GO.

Wireless-GO-2-740x422

Untuk transmitter-nya (TX), dimensinya hanya 44×45.3×18.5 mm dengan berat 31 gram. Selain memiliki jack input mic 3.5mm, mikrofon ini juga sudah built-in omnidirectional condenser. Jadi bisa langsung berfungsi meski tanpa menggunakan clip-on.

Untuk receiver-nya (RX), dimensinya 44×46.4×18.5 mm dengan bobot yang sama, 31 gram. Terdapat layar mini yang menampilkan sejumlah informasi seperti status baterai baik RX dan TX, level audio, kekuatan sinyal, dan pengaturan pad audio.

Uniknya adalah belt clip atau penjepitnya bisa ditancapkan langsung ke hot shoe kamera. Tapi bila ingin memasang aksesori lain seperti flash ke hot shoe, maka cukup jepitkan saja receiver-nya ke strap kamera.

Dalam paket penjualannya, terdapat kabel output TRS 3.5mm untuk menghubungkan receiver ke kamera mirrorless atau audio recorder. Bila kita punya kabel SC7 TRRS, harusnya kita juga bisa menggunakannya ke smartphone.

Selain dimensinya yang ringkas, yang ditawarkan Rode Wireless GO adalah kemudahan penggunaannya, antarmukanya intuitif, dan tidak butuh waktu lama untuk proses pengaturannya.

Serious-Wireless

Rode Wireless GO menggunakan digital wireless transmission 2.4GHz seri III dengan jangkauan 70 meter, harusnya bisa digunakan di mana pun tanpa masalah. Baterainya sendiri mampu bertahan tujuh jam sekali full charge dan di-charge melalui port USB Type-C.

Harga Rode Wireless GO ini dibanderol US$199 atau sekitar Rp2,8 jutaan. Direntang harga tersebut, kita juga bisa mendapatkan Rode Microphone Videomic Pro Rycote yang sudah terbukti kualitasnya.

Sumber: Newsshooter

Sharp Bergabung Gunakan Micro Four Thirds, Kembangkan Kamera yang Mampu Merekam Video 8K

Olympus dan Panasonic bersama-sama mengumumkan standar Micro Four Thirds (MFT) pada tahun 2008. Uniknya yang saya ketahui adalah kamera mirrorless flagship terbaru dari Olympus yakni OM-D E-M1X memiliki kinerja yang sangat cepat diranah fotografi. Sebaliknya, Panasonic dengan Lumix GH5 dan GH5S berhasil menetapkan standar baru di segmen videografi.

Meski begitu, Panasonic juga akhirnya turut terjun ke segmen mirrorless full frame dengan Lumix S1 dan S1R. Sementara, Olympus sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan menyusul jejak Panasonic dan masih sangat percaya diri dengan platform Micro Four Thirds.

Kabar terbaru menurut press release yang diterbitkan oleh Olympus melalui website global mereka, Sharp turut bergabung mengembangkan produk dengan standar Micro Four Thirds yang sanggup merekam video beresolusi 8K.

Bila video 8K direkam pada aspek rasio 16:9, artinya paling tidak akan membutuhkan resolusi 33,2 MP yang tertanam pada sensor MFT. Sebagai informasi, kamera mirrorless MFT dari Olympus dan Panasonic terbaru masih mengusung resolusi paling tinggi kamera-kamera terbarunya menawarkan resolusi 20 MP.

Pada ajang CES 2019 lalu, Sharp sebenarnya sudah menunjukkan prototipe kamera 8K dengan sensor Micro Four Thirds. Prototipe tersebut masih belum berfungsi, tapi dalam tahap awal pengembangannya diharapkan akan mampu merekam video 8K pada 30 fps dalam codec H.265.

Sumber: DPreview