[Review] Honor 8X: Mid-range Smartphone yang Cukup Menjanjikan

Menurut James Yang, Presiden Honor Indonesia saat peluncuran Honor 8X. Brand awareness Honor telah meningkat signifikan dari 20 persen menjadi 43 persen sejak resmi masuk ke Indonesia pada bulan April.

Honor juga menargetkan masuk dalam tiga besar di pasar smartphone Indonesia dalam 3 tahun dan menjadi nomor satu dalam lima tahun ke depan. Sebagai informasi, saat ini induk perusahaan Honor yakni Huawei merupakan vendor smartphone nomor dua di dunia.

Jadi pendapat saya, bila mereka (Huawei dan Honor) terus berinovasi dan memberikan fitur-fitur yang diinginkan konsumen – ambisi Honor untuk menjadi nomor satu mungkin bisa terwujud.

Cukup pembukaannya, di artikel ini saya akan me-review Honor 8X. Midrange smartphone yang awalnya saya anggap nyaris sempurna. Bagaimana ending-nya? Simak review Honor 8X sampai tuntas.

Paket Penjualan Honor 8X

Honor 8X dibanderol Rp3.999.000 di Indonesia dan unit Honor 8X yang saya review bernama blue – berikut isi dari paket penjualannya:

  • Unit Honor 8X
  • Adapter charging (5V/2A)
  • Kabel data micro USB
  • Earphone
  • Silicon case
  • SIM ejector
  • Buku panduan dan garansi

Desain Honor 8X

review-honor-8x

Sebelum membandingkan Honor 8X dengan para kompetitor di kelasnya, saya akan compare dengan kerabat dekatnya lebih dulu yaitu Huawei Nova 3i. Kedua smartphone ini punya fitur dan spesifikasi yang mirip-mirip, yang berbeda hanyalah eksteriornya saja.

Bagian muka misalnya, sama-sama mengusung desain FullView Display 2.0 dengan notch dan bingkai logam di sekelilingnya. Namun notch Honor 8X lebih minim, sementara punya Nova 3i sedikit lebih besar lantaran memuat dua kamera depan.

Selain itu ukuran layar Honor 8X sedikit lebih besar yaitu 6,5 inci, sedangkan Nova 3i 6,3 inci. Satu lagi, dagu Honor 8X sedikit lebih tipis – hanya 4,25mm.

review-honor-8x

Berbalik ke belakang, beruntung Honor 8X tampil berbeda dengan Nova 3i – karena kalau tampil sama pasti bakal terlihat membosankan. Honor 8X menggunakan material polycarbonate berlapis kaca dengan finishing glossy dan memiliki dual-textured yang menimbulkan efek bercahaya jika terpapar sinar.

Di sana juga terdapat setup dual camera dan LED flash yang berjejer secara vertikal dengan keterangan AI Camera. Serta, area pemindai sidik jari tidak jauh di bawahnya dan logo Honor.

Kemudian, tombol power dan volume terletak di sebelah kanan. Sedangkan, SIM tray berada di sisi sebrang. Mikrofon kedua di sisi atas, sementara jack audio 3.5mm, mikrofon utama, port micro USB, dan speaker tersemat di sisi bawah.

Ya, di harganya yang mencapai Rp4 juta kurang seribu, cukup disayangkan port yang digunakan bukanlah USB Type-C – melainkan versi lawas micro USB.

FullView Display 2.0 

review-honor-8x

Bentang layar 6,5 inci memakai panel IPS dalam aspek rasio 19.5:9. Disokong resolusi Full HD+ (1080×2340 piksel) dengan tingkat kerapatan 396 ppi.

Namun secara default, fitur “smart resolution” aktif untuk menghemat konsumsi daya. Di mana layar akan secara otomatis beralih antara resolusi HD+ dan FHD+ secara dinamis berdasarkan aplikasi dan konten yang dimuat.

Ada pula opsi color mode dan temperature, default-nya berada di mode vivid – di mana kontras dan ketajaman gambar ditingkatkan. Kemudian color temperature bisa disesuaikan agar tampilan lebih hangat, dingin, atau bisa diatur suka-suka.

Guna memaksimalkan layar lapangnya, Honor 8X menyediakan opsi view mode, text size, dan text style untuk memperbesar atau memperkecil tampilan konten yang disajikan dan mengubah font sesuai selera.

Notch di Honor 8X juga bisa disamarkan, tetapi akan terlihat aneh. Kemudian ada fitur eye comfort yang telah disertifikasi TuV Rheinland untuk mengurangi radiasi warna biru dari layar dan bisa diredupkan hingga 2 nits, sedangkan tingkat kecerahan maksimalnya mencapai 470 nits.

Antarmuka EMUI 8.2

review-honor-8x

Honor 8X menjalankan Android 8.1 Oreo dengan skin EMUI 8.2 yang cukup fungsional. Default-nya launcher yang dikenakan menggunakan tampilan satu lapis dan terdapat Google feed yang terletak di sebelah kiri layar utama homescreen Anda.

Bila tidak suka dengan tampilan satu lapis, Anda masih bisa mengubah tampilan dua lapis dengan app drawer di pengaturan. Fitur themes juga tersedia di Honor 8X, tetapi hanya disediakan lima tema saja tanpa ada opsi untuk mengunduh tema lain.

Selain tentunya tumpukan aplikasi dari Google, Huawei juga membenamkan beberapa tool tambahan seperti Game Suite, Health, Phone Manager, dan aplikasi standar lainnya.

Tiga tombol navigasi tradisional di bawah layar juga dapat dihilangkan, bisa diganti dengan navigasi berbasis gesture yaitu single-key navigation atau navigation dock.

Lalu, untuk mengidentifikasi penggunanya – Honor 8X menyediakan opsi yang sudah matang seperti fingerprint sensor yang punya kinerja cepat dan stabil. Fitur face unlock juga tersedia, tetapi Anda tidak seaman pemindai sidik jari.

Kamera Honor 8X

review-honor-8x

Untuk menangkap momen dan mengabadikan kenangan, Honor 8X mengandalkan konfigurasi kamera belakang ganda. Kamera utamanya beresolusi 20-megapixel, aperture f/1.8, dan teknologi PDAF. Sedangkan, kamera sekundernya 2-megapixel sebagai depth sensor.

Sementara, kamera depannya 16-megapixel dengan aperture f/2.0 untuk video call, selfie, vlogging, dan face unlock. Honor 8X juga membanggakan fitur AI Camera, yang mana mampu mengenali hingga 22 skenario berbeda untuk menghasilkan exposure yang tepat dan warna yang lebih kuat tanpa harus repot-repot mengotak-atik pengaturan kamera.

User interface-nya telah disederhanakan, cukup geser ke kanan atau ke kiri untuk berganti mode pengambilan gambar. Beragam mode yang tersedia seperti portrait, aperture, hingga mode pro yang memberikan akses penuh untuk mengatur metering mode, ISO, shutter speed, exposure compensation, focus mode, dan white balance.

Salah satu mode andalan Honor 8X ialah Super Night Shot untuk mengambil bidikan di malam hari dengan teknik long-exposure. Bila objek yang dibidik tidak bergerak dan pengambilan stabil, di shutter speed 6 detik hasilnya cukup mengejutkan – walaupun terkadang hasilnya terlalu berlebihan.

Untuk perekaman videonya, kamera belakang Honor 8X belum mampu merekam resolusi 4K. Namun, bisa menangkap resolusi Full HD hingga 60 fps. Sementara, kamera depannya hanya mampu merekam resolusi HD. Hal ini tentu sangat mengecewakan, tapi semoga saja nanti diberikan update agar kamera depan bisa merekam video Full HD.

Berikut sejumlah bidikan dari kamera Honor 8X:

 

Hasil foto kamera depan Honor 8X:

Hardware dan Kinerja Honor 8X

Jantung Honor 8X ialah SoC mid-range Kirin 710 dengan RAM 4GB dan storage 128GB. Chipset Kirin 710 sendiri terdiri dari CPU octa-core, dalam konfigurasi 4×2.2 GHz Cortex-A73 dan 4×1.7 GHz Cortex-A53 dengan GPU Mali-G51 MP4.

Hasil test benchmark di aplikasi Antutu, Honor 8X menggapai nilai 139.673 poin, sementara di PCMark Work 2.0 meraih 7.121 poin, lalu di 3DMark Sling Shot mendapatkan 1.448 poin, serta di GeekBench 4 single-core 1.616 poin dan multi-core 5.653 poin.

Dari pengalaman pemakaian saya, proses membuka aplikasi terbilang cepat secara konsisten. Kegiatan multitasking juga nyaman, berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya tidak ada masalah. Bagaimana untuk performa gaming?

Sebelum bermain game di Honor 8X, pastikan Anda telah mengaktifkan fitur game acceleration untuk mendapatkan manfaat dari teknologi GPU Turbo yang diusungnya. Caranya buka aplikasi Game Suite dan aktifkan game acceleration.

review-honor-8x

Saya telah membandingkan bermain PUBG Mobile di level grafis HD dan frame rate tinggi. Dalam kondisi game acceleration aktif, permainan berjalan lancar tetapi bila game acceleration tidak aktif pergerakan karakter saya terasa agak berat.

Selain itu, baterai berkapasitas 3.750 mAh membuat Honor 8X mampu menyediakan waktu yang cukup panjang untuk bermain game. Bahkan mampu bertahan seharian dalam penggunaan normal, power saving mode atau extreme ultra power saving mode juga tersedia bila terpaksa harus menghemat konsumsi daya.

Verdict 

Smartphone kelas menengah yang nyaris sempurna, setidaknya itulah impresi awal dari saya. Tampang menawan, penuh fitur kekinian, dan punya spesifikasi yang menjanjikan.

Terlepas dari eksterior yang menarik dan performa smartphone yang mantap betul, setelah melalui serangkaian pengujian – ada beberapa aspek di Honor 8X ternyata belum mampu memenuhi ekspektasi saya.

Pertama hasil foto low light, mode Super Night Shot masih kurang memuaskan – tapi saya masih bisa memakluminya. Kedua, kemampuan perekam video kamera depan yang sebatas resolusi HD – mungkin bisa menjadi deal breaker bagi sebagian orang.

Lalu, ketiga adalah performa gaming. SoC Kirin 710 dan GPU Mali-G51 MP4 dengan GPU Turbo yang digembar-gembor mampu mengoptimalkan hardware dan software untuk meningkatkan kinerja grafis hingga 60 persen – tetapi saya belum merasakan pengalaman gaming yang berbeda.

Meski bukan yang terbaik, tetapi Honor 8X jelas sangat mampu menempel para kompetitor di kelasnya pada rentang harga Rp4 jutaan.

Sparks 

  • Desain kece, dengan warna menarik dan notch
  • Memori internal 128GB
  • SoC Kirin 710 yang cukup kencang

Slacks 

  • Masih menggunakan port lawas micro USB 
  • Kamera belakang belum mampu merekam video 4K
  • Kamera depan hanya bisa merekam video HD

Xiaomi Buka Authorized Mi Store di Pulau Dewata Bali

Pada tanggal 9 – 11 November lalu, saya mewakili Dailysocial dan 9 media lainnya diundang oleh Xiaomi Indonesia ke Pulau Dewata untuk menjadi saksi bersejarah yakni pembukaan Authorized Mi Store pertama di Bali.

Toko fisik Xiaomi yang satu ini merupakan salah satu yang terbesar di Indonesia, lokasi tepatnya berada di jalan Teuku Umar no. 99 Denpasar, Bali. Dengan bangunan dua lantai dan luas 200 meter persegi.

Kenapa Bali? Selain karena keindahannya yang memang tiada duanya dan kepopuleran di mata dunia, Bali juga dipilih karena masyarakat di sana memiliki animo tinggi terhadap produk Xiaomi.

Peresmian Authorized Mi Store ini merupakan bentuk jalinan kerjasama dengan Erajaya Group sebagai distributor resmi Xiaomi di seluruh Indonesia. Momen harbolnas 11.11 juga dimanfaatkan Xiaomi untuk memberikan sejumlah promo menarik saat grand opening.

Lewat toko fisik ini, Xiaomi berharap bisa memberikan pengalaman belanja online-to-offline untuk semua pelanggan – khususnya Mi Fans. Di mana mereka bisa merasakan langsung keunggulan produk Xiaomi sebelum membelinya.

Mi Store menyediakan beragam produk resmi, mulai dari smartphone terbaru Xiaomi seperti Mi 8 Lite, Redmi Note 6 Pro, Mi A2, Mi A2 Lite, Redmi 6, dan Redmi 6A. Serta, beragam produk ekosistem seperti Mi Band, Mi Power Bank, Mi Bluetooth Speaker, Mi Earphone, Mi Backpack, Mi Trolley, Mi TV hingga payung dan handuk.

Pembukaan Mi Store kali ini juga tak lepas dari serbuan Mi Fans. Mereka sengaja datang pagi-pagi dan rela mengantri berjam-jam. Adalah Stefano yang merupakan pembeli pertama di toko fisik Xiaomi di Bali, ia berangkat pagi-pagi dan sudah mulai antri dari jam 7 demi mendapatkan Pocophone F1.

Sementara teman-teman Mi Fans lainnya berburu Mi Band 2, yang dibanderol cuma Rp99 ribu saja – padahal harga normalnya Rp249 ribu. Beragam produk Xiaomi lainnya juga mendapatkan potongan harga yang bervariasi.

Honor 8X Resmi Hadir di Indonesia, Utamakan Fitur Kamera dan Gaming

Salah satu hal menarik yang terjadi di pasar smartphone Indonesia pada tahun 2018 ialah serbuan sub-brand dari sejumlah pabrikan ponsel.

Honor dari Huawei satu diantaranya, mereka telah merilis smartphone kelas tengah yang nyaris sempurna menurut saya untuk generasi muda – yakni Honor 8X.

Bertempat di The Hall, Senayan City dengan slogan ‘Beyond Limits‘ atau ‘melampaui batas’, acara peluncuran Honor 8X dikemas sangat baik.

honor-8x-resmi-hadir-di-indonesia-6

Mereka menunjuk Randy Martin sebagai Chief Experience Officer untuk mempresentasikan fitur-fitur yang diusung Honor 8X.

Disusul performance musik dari Randy Pangalila, Boy William, dan Wendy Walters yang masing-masing membawa Honor 8X dalam warna black, blue, dan red. Pesannya ialah mendorong kita terutama generasi milenial sebagai target market Honor untuk berkarya.

Bukan hanya itu saja, mereka mengumumkan kolaborasinya dengan DJI. Bagaimana memungkinkannya membuat konten video kreatif dan menakjubkan berbekal kamera Honor 8X dan drone dari DJI.

Honor meluncurkan kotak khusus co-branding dengan DJI yang memuat logo Honor 8X dan DJI Spark. Ada juga beberapa kerjasama offline antara Honor 8X dan DJI di toko ritel resmi DJI di Jakarta.

honor-8x-resmi-hadir-di-indonesia-6

Selain itu, Honor juga bermitra dengan Moonton untuk mengoptimalkan pengalaman bermain Mobile Legends: Bang Bang di Honor 8X. SoC Kirin 710 dengan konfigurasi RAM 4GB, storage 128GB, baterai 3.750 mAh, dan teknologi GPU Turbo miliknya, memastikan Honor 8X sebagai mesin gaming yang andal.

Tampilan luarnya juga terlihat elegan, Honor 8X mengusung desain FullView Display 2.0 dengan notch. Layarnya berukuran 6,5 inci dalam rasio 19.5:9 dan resolusi Full HD+ (1080×2340 piksel) dengan bezel di bawah layar yang tertipis yakni 4,25 mm saja.

Buat yang enggan memalingkan pandangan ke smartphone lama-lama, Honor 8X dibekali mode eye comfort generasi baru yang telah disertifikasi TuV Rheinland. Di mana bisa mengurangi radiasi warna biru dari layar agar mata tidak cepat lelah, bisa diredupkan hingga 2 nits.

honor-8x-resmi-hadir-di-indonesia-6

Semua orang ingin memotret, untuk menangkap momen dan mengungkap cerita – Honor 8X memiliki kamera ganda di bagian belakang. Kamera utama beresolusi 20-megapixel, aperture f/1.8, dan dilengkapi teknologi autofocus PDAF. Sementara, kamera sekundernya 2-megapixel sebagai depth sensor.

Proses fotografinya telah didukung teknologi AI, di mana sistem mampu mengenai lebih dari 500 skenario dalam 22 kategori. Untuk fotografi malam, Honor 8X telah menyesiakan mode night – di mana kamera akan memotret dalam shutter speed 6 detik.

honor-8x-resmi-hadir-di-indonesia-6

Smartphone Android 8.1 Oreo dengan skin EMUI 8.2 ini juga dibekali fingerprint sensor yang terletak di bagian belakang dan fitur face unlock yang mengandalkan kamera depan 16-megapixel dengan aperture f/2.0.

honor-8x-resmi-hadir-di-indonesia-6

Untuk harganya, Honor 8X dibanderol Rp3.999.000 dalam pilihan warna black dan blue dan akan tersedia secara eksklusif dalam waktu terbatas di Shopee pada tanggal 8 November 2018. Kemudian akan tersedia secara offline mulai tanggal 10 November. Terkhusus Honor 8X red, akan tersedia secara online pada tanggal 14 November dan 17 November secara offline.

Tips Memilih Kamera Mirrorless Panasonic Lumix dengan Sensor MFT

Sambil menyelam minum air, saat me-review Panasonic Lumix DC-GH5 – saya juga telah menggali informasi lebih dalam mengenai lini kamera mirrorless Panasonic yang tersedia di Indonesia.

Jujur saja saya agak terkejut, kamera berbasis sensor Micro Four Thirds (MFT) ini ternyata amat menarik dan memiliki sejumlah kelebihan dibanding kamera dengan sensor APS-C.

Panasonic sendiri merupakan pioner yang memulai tren kamera mirrorless. Sejauh ini, kamera-kamera Panasonic telah dikenal memiliki kemampuan perekam video yang handal.

Bayangkan saja, di segmen entry-level kita sudah disuguhkan perekam video 4K. Bahkan, di kelas tengah sudah dibenamkan stabilizer 5 axis di body – dua fitur ini masih tergolong mewah.

Untuk pengelompokannya, kamera mirrorless Panasonic terbagi beberapa lini. Mulai dari Lumix GF, Lumix GX, Lumix G, dan Lumix GH – masing-masing lini punya ciri khas dan kelebihan tertentu. Mari bahas satu per satu.

1. Panasonic Lumix GF9 dan GF10 (Rp5,5 Juta
dan Rp7,5 Juta)

Panasonic-Lumix-GF9
Foto: Panasonic Lumix GF9

Di lini saya merekomendasikan Lumix GF9 dan GF10, keduanya mengusung dimensi yang super ringkas dan mengunggulkan fitur-fitur selfie.

Dengan layar sentuh 3-inci yang bisa diputar 180 derajat menghadap ke depan, mode untuk selfie seperti 4K photo, post focus, dan focus stacking. Serta, konektivitas WiFi untuk mengirim hasil foto secara instan ke smartphone.

Bagian inti dari kamera ini ialah sensor Micro Four Thirds 16-megapixel tanpa low-pass filter, dengan sensitivitas ISO maksimum 25.600, prosesor Venus Engine, dan sistem AF Depth from Defocus.

Panasonic-Lumix-GF10
Foto: Panasonic Lumix GF10

Lalu, apa bedanya Lumix GF9 dan GF10? Dari segi fitur dan spesifikasi keduanya masih identik, perbedaannya ada di desain dan peningkatan performa saja.

Cocok untuk Anda yang mendambakan kamera seukuran kamera pocket, namun dengan fleksibilitas dan kualitas khas kamera mirrorless dengan lensa yang dapat ditukar. Keduanya hadir dengan lensa 12-32mm f/3.5-5.6.

2. Panasonic Lumix GX85 dan GX9 (Rp8 Juta dan Rp12 Juta)

Panasonic-Lumix-GX85
Foto: Panasonic Lumix GX85

Lini ini tetap hadir dalam dimensi yang super ringkas, namun dibekali dengan fitur-fitur yang lebih serius. Misalnya keberadaan hot shoe untuk memasang aksesori dan electronic viewfinder beresolusi 2,7 juta dot yang absen di lini GF.

Namun yang paling mengesankan buat saya ialah hadirnya sistem 5-axis image stabilization yang juga bisa diaktifkan secara bersamaan dengan stabilizer bawaan lensa. Jadi, lebih bisa diandalkan untuk menghasilkan footage yang mulus.

Panasonic-Lumix-GX9
Foto: Panasonic Lumix GX9

Karena terdapat viewfinder, layar sentuh 3 inci beresolusi 1,04 juta dot miliknya hanya bisa dimiringkan ke atas hingga 80 derajat atau ke bawah hingga 45 derajat. Keduanya dipaketkan dengan lensa 12-32mm f/3.5-5.6.

Bedanya Lumix GX85 dan GX9 terletak pada bagian intinya, di mana Lumix GX85 menggunakan sensor Micro Four Thirds dengan resolusi 16-megapixel tanpa low-pass filter. Sementara, GX9 mengusung resolusi lebih tinggi yakni 20,3-megapixel yang juga tanpa low-pass filter.

3. Panasonic Lumix G7 dan G85 (Rp7,5 dan Rp11 Juta)

Panasonic-Lumix-G7
Foto: Panasonic Lumix G7

Bila lini Lumix GF dan GX mengandalkan dimensi yang ringkas, seri G hadir dengan body bongsor. Namun dilengkapi dengan fitur-fitur yang membuat para content creator tersenyum.

Apalagi kalau bukan layar sentuh 3 inci resolusi 1,04 juta dot dengan mekanisme fully articalated yang hampir bisa diputar ke segala arah. Lalu, electronic viewfinder beresolusi 2,36 juta dot, hot shoe, dan yang tak kalah penting port mikrofon.

Bicara mengenai spesifikasi, Lumix G7 mengusung sensor Micro Four Thirds beresolusi 16-megapixel. Pun demikian dengan Lumix G85, tetapi tanpa low-pass filter. Keduanya dipaketkan dengan lensa 14-42mm f/3.5-5.6 Lalu, apa bedanya mereka?

Panasonic-Lumix-G85
Foto: Panasonic Lumix G85

Body Lumix G85 lebih bandel berkat pelat depan berbahan magnesium alloy yang tahan cipratan air dan debu. Satu lagi, Lumix G85 telah dilengkapi sistem peredam getar 5-axis image stabilization dan Dual I.S. 2.

4. Panasonic Lumix GH5 dan GH5S (Rp24 Juta dan Rp33 Juta)

Panasonic-Lumix-Gh5
Foto: Panasonic Lumix GH5

Lumix GH ialah lini flagship dari Panasonic, keduanya merupakan kamera mirrorless bersensor Micro Four Thirds yang video sentris. Namun, Lumix GH5S lebih totalitas lagi dalam hal videografi ketimbang versi standarnya.

Bila Lumix GH5 mengusung resolusi 20,3-megapixel, Lumix GH5S hanya dibekali resolusi 10,2-megapixel. Hal ini membuat GH5S jauh lebih sensitif di kondisi minim cahaya.

Panasonic-Lumix-Gh5s
Foto: Panasonic Lumix GH5S

Selain itu, Lumix GH5S memiliki teknologi Dual Native ISO, mampu merekam dalam format 4K DCI  60 fps, mode slow-motion 1080p hingga 240 fps, dan electronic viewfinder dengan refresh rate 120 fps.

Fitur VLog-L yang harus ditebus dengan biaya oleh pengguna GH5, hadir sebagai fitur standar di GH5S. Namun GH5S sama sekali tak memiliki sistem image stabilization.

[Review] Panasonic Lumix DC-GH5, Mirrorless Video Sentris untuk Filmmaking

Saya mengenal Panasonic Lumix sebagai kamera mirrorless yang memiliki fitur-fitur video-sentris dan kerap menjadi andalan para videografer profesional maupun YouTuber. Singkat cerita, setelah melihat video review Lumix GH5 di channel YouTube Mas Goen, saya menjadi sangat penasaran dengan Lumix GH5.

Hal yang paling mencolok pada Lumix GH5 adalah kemampuannya merekam video 4K 4:2:2 10-bit, video 4K hingga 60 fps, dan video Full HD hingga 180 fps secara internal. Serta, sistem peredam getar 5-axis yang ditempatkan di sensor atau in-body image stabilization (IBIS) dan Dual I.S. (Image Stabiliser) 2 untuk mendapatkan footage yang mulus meski dengan handheld saja.

Beruntung saya bisa request unit review Lumix GH5 ke Panasonic Indonesia, namun di sini saya tidak akan mengulas kemampuan video secara mendalam karena sudah dibahas oleh Mas Goen. Sebaliknya saya akan lebih banyak membahas dari sisi fotografinya dan pengalaman saya menggunakannya selama dua minggu. Selengkapnya, mari simak review Panasonic Lumix DC-GH5 berikut.

Desain Panasonic Lumix DC-GH5

Review-Panasonic-Lumix-DC-GH5

Desain Lumix GH5 mengadopsi gaya DSLR, ukurannya sedikit lebih besar daripada kamera mirrorless biasanya tetapi masih jauh lebih ringkas dibandingkan DSLR.

Dengan dimensi 139x98x87 mm dan bobot tanpa lensa 725 gram, body Lumix GH5 sama besarnya dengan Canon EOS R. Bedanya lensa MFT mount ukurannya lebih ringkas, sementara lensa RF Canon lebih besar.

Review-Panasonic-Lumix-DC-GH5

Hand grip yang ergonomis dan kelengkapan tombol kontrol kameranya, membuat Lumix GH5 sangat responsif dan cekatan saat digunakan untuk memotret maupun syuting karena lebih mudah mengganti setting.

Lumix GH5 memiliki layar sentuh 3,2 inci beresolusi 1,62 juta dot, dengan mekanisme fully articulated. Di mana layarnya bisa diputar hampir ke segala arah sehingga memudahkan untuk mengambil gambar di sudut-sudut yang sulit.

Review-Panasonic-Lumix-DC-GH5

Di atas layar dijumpai electronic viewfinder (EVF) dengan panel OLED yang memiliki tingkat magnifikasi 0,76x dan resolusi 3,68 juta dot. Untuk memudahkan memilih area fokus saat menggunakan viewfinder, Anda bisa menggunakan joystick AF untuk memilih 225 titik fokus yang didukung. Semua ini dikemas dalam body magnesium yang tahan terhadap guyuran hujan maupun cuaca ekstrem.

Kontrol Kamera Panasonic Lumix DC-GH5

Review-Panasonic-Lumix-DC-GH5

Lumix GH5 memiliki 6 tombol fisik Fn (Function), fungsinya bisa diperluas hingga 20 slot Fn yang bisa disesuaikan dengan keperluan. Untuk mengaturnya, masuk ke menu, operation, dan Fn button set.

Tombol shutter berada di ujung grip, dekat dengan roda kendali untuk mengatur nilai aperture. Sementara, roda kendali untuk mengatur shutter speed berada di belakang.

Review-Panasonic-Lumix-DC-GH5

Tak jauh dari situ, ada lima tombol yakni white balance, Fn1, ISO, exposure compensation, dan tombol movie. Untungnya tombol perekam videonya ini ukurannya cukup besar sehingga nyaman saat ditekan.

Selanjutnya ada mode dial untuk memilih mode pengambilan gambar, di tengahnya ada tombol untuk mengunci mode, dan disampingnya ada saklar untuk mengaktifkan atau menonaktifkan kamera.

Sebelahnya ada hot shoe, untuk memasang aksesori berupa mikrofon atau flash eksternal. Lalu, paling kiri ada drive mode dial – untuk menggunakan mode burst rate, 6K/4K Photo, post focus, self timer, dan time lapse.

Dual slot SD card UHS-II berada di sisi kanan. Mengingat kemampuan perekam video Lumix GH5 sangat canggih, maka Anda harus berinvestasi lebih untuk membeli dua kartu memori atau lebih dengan kapasitas besar dan kecepatan baca serta tulis yang tinggi.

Lumix GH5 juga menyediakan pengaturan terkait pengguna dual slot SD card, masuk ke menu dan double slot function. Yang pertama, setelah kartu memori di slot satu penuh – kamera akan otomatis berpindah ke slot dua. Kedua, kamera akan menyimpan file backup di kedua memori secara bersamaan. Lalu, ketiga bisa mengatur menyimpan slot pertama untuk video dan slot kedua khusus untuk foto saja.

Selanjutnya soket input mikrofon eksternal 3,5 mm, soket headphone 3,5mm, port HDMI full-size, port USB, dan soket holder mount berada di sisi kiri. Lalu, akses baterai dan soket untuk tripod ada di sisi bawah. Baterai yang digunakan tipe DMW-BLF19 yang menyuguhkan 410 jepretan per charge.

Spesifikasi Panasonic Lumix DC-GH5

Review-Panasonic-Lumix-DC-GH5

Di jantung Lumix GH5 diisi oleh sensor Micro Four Thirds (MFT) beresolusi 20,3 megapixel yang tidak dilengkapi low-pass filter guna semakin mempertajam detail. Mendampingi sensor tersebut adalah prosesor Venus Engine baru yang menawarkan peningkatan kinerja AF dengan total 225 titik fokus.

Dalam posisi continuous AF aktif, GH5 bisa memberondong secepat 9 fps, sedangkan dalam posisi fokus terkunci secepat 12 fps, semuanya dalam resolusi penuh dan menggunakan shutter mekanik. Fitur 4K Photo andalan Panasonic kini telah di-upgrade menjadi 6K Photo, memungkinkan pengguna untuk mengekstrak foto 18-megapixel dalam kecepatan 30 fps.

Review-Panasonic-Lumix-DC-GH5

Lumix GH5 sudah dilengkapi dengan konektivitas WiFi standar terbaru yakni 802.11ac yang berjalan di frekuensi radio 5 GHz dengan datarate yang lebih tinggi dan Bluetooth Low Energy.

Untuk menghubungkan kamera dengan smartphone, Anda harus menginstal aplikasi Panasonic Image App untuk transfer hasil foto dan video ke smartphone atau sebagai remote control. Kita juga bisa mengatur agar hasil foto dan video bisa secara otomatis ditransfer ke smartphone, caranya bisa Anda lihat di tautan ini.

Kemampuan Video Panasonic Lumix DC-GH5

Review-Panasonic-Lumix-DC-GH5

Talenta Lumix GH5 sebenarnya ada pada urusan video, di mana mampu merekam video 4K DCI, 4K UHD, dan Full HD pada 4:2:2 10-bit. Sebenarnya apa sih bedanya apa dengan 8-bit?

Jadi, bila bit-depth 8-bit hanya mampu menangkap variasi warna terang gelap sebanyak 256 tingkat, 10-bit menangkap empat kali lebih banyak yakni mencapai 1024 tingkat.

Artinya, Anda bisa mendapatkan warna yang lebih akurat dan memudahkan dalam proses colour grading untuk mengubah dan meningkatkan warna. Berikut detailnya:

  • 4K DCI (4096×2160) 4:2:2 10-bit pada 24 fps dan bitrate 400 Mbps dengan All-Intra compression
  • 4K UHD (3840 x 2160) 4:2:2 10-bit pada 30/24 fps dan bitrate 400 Mbps dengan All-Intra compression
  • 4K UHD (3840 x 2160) pada 60/50 fps dan bitrate 150 Mbps
  • Full HD (1920×1080) 4:2:2 10-bit pada 24 hingga 60 fps dan bitrate 200 Mbps

Selain itu, Lumix GH5 juga merupakan kamera mirrorless pertama yang mampu merekam video 4K pada 60/50 fps secara internal dan tanpa batas waktu – sampai kartu memori yang terisi penuh. Bayangkan Anda bisa membuat video slowmotion 2,5x di resolusi 4K UHD.

Bila ingin lebih dramatis, di resolusi Full HD (no sensor cropping) Anda bisa merekam hingga 180 fps untuk membuat video slow-motion 7,5x. Lumix GH5 juga didukung fitur canggih seperti Log gamma yakni Panasonic V-Log L (upgraded) dan Hybrid Log Gamma untuk memberikan fleksibilitas dalam proses video editing.

Pengalaman Menggunakan Panasonic Lumix DC-GH5

Saya sempat menggunakan Lumix GH5 dengan lensa 12-60mm f/3.5-5.6 untuk beragam kegiatan, mulai dari memotret pemandangan, membuat video review, dan meliput beberapa event dengan kondisi pencahayaan yang kurang ideal alias low light.

Body yang bongsor, membuat saya harus menyediakan ruang lebih untuk menyimpan dan membawanya. Namun hand grip dan viewfinder yang besar, kontrol kamera yang lengkap, dan layar yang fully articulated – kamera ini sangat nyaman saat digunakan.

Untuk memotret foto landscape dan kondisi pencahayaan yang baik, saya terbelalak melihat ketajaman foto dan warna yang dihasilkan. Tetapi saya bohong kalau saya bilang tidak ada kesulitan saat memotret dalam kondisi low-light mengingat ukuran sensornya yang kecil. Berikut sejumlah hasil bidikan Lumix GH5:

P1022694

Verdict

Berkat penggunaan sensor berukuran Micro Four Thirds, kemampuan perekam video Lumix GH5 jauh mengungguli kamera mirrorless bersensor full frame dari segi fitur dan spesifikasi. Bahkan bila dibandingkan Sony Alpha A7S II yang notabene merupakan kamera mirrorless full frame yang video oriented.

Tetapi, tidak ada kamera yang sempurna. Dari sisi fotografi, meski Panasonic telah telah melakukan berbagai peningkatan, namun untuk kualitas foto – kamera full frame masih lebih mumpuni terutama dalam kondisi low light.

Balik lagi ke kebutuhan dan pilihan kita, bila Anda adalah videografer profesional atau filmmaker – Lumix GH5 memang ditujukan untuk Anda. Tetapi, bila Anda ialah seorang fotografer profesional, maka full frame menurut saya lebih tepat – sudah banyak yang beralih dari DSLR menggunakan mirrorless full frame sebagai kamera utama.

Sparks

  • Mampu merekam video 4K 4:2:2 10-bit color dan 4K/60p
  • 5 Axis Image Stabilization dan Dual I.S. (Image Stabiliser) 2
  • Dual UHS-II card slot, support for faster V60 card
  • AF joystick

Slacks

  • Body bongsor dan cukup berat, tetapi ukuran lensa relatif ringkas
  • Hasil foto di kondisi low light biasa saja 

Wiko Umumkan Tommy3 dan Varian Plus-nya, Pertama dengan Virtual SIM Card

Lama tak terdengar kabarnya, hari ini (1/11/2018) Wiko kembalu muncul dan meresmikan dua smartphone terbaru mereka di Indonesia yakni Wiko Tommy3 dan varian Plus-nya.

Bagian paling unik yang ditawarkan oleh Wiko Tommy3 series ialah ponsel pintar ini mengusung teknologi virtual SIM card yang pertama di Indonesia dengan menggandeng Skyroam SIMO, sebagai perusahaan solusi akses internet.

wiko-umumkan-tommy-3-dan-varian-plus-nya

Dengan teknologi virtual SIM card, memungkinkan Tommy3 series terhubung ke internet meskipun tanpa kartu SIM dan WiFi. Jadi, di smartphone tersebut telah tertanam aplikasi dari Skyroam SIMO.

wiko-umumkan-tommy-3-dan-varian-plus-nya

Bila diaktifkan, Skyroam SIMO akan secara otomatis mencari jaringan 4G paling stabil sesuai lokasi pengguna dan layanan ini bisa dinikmati di 130 negara. Khusus untuk pengguna Tommy3 series, mereka akan mendapatkan kuota data gratis dari Skyroam SIMO 1GB/bulan selama 6 bulan. Setelah habis kuota habis, Anda dapat melakukan top up dan pembayarannya bisa melalui PayPal.

Lalu, bagaimana untuk layanan telpon, sms, dan internet dari operator di Indonesia? Tenang saja, meski Tommy3 series mengusung teknologi virtual SIM card, bukan berarti tidak dibekali slot SIM card.

wiko-umumkan-tommy-3-dan-varian-plus-nya

Dua slot SIM card dan slot microSD bisa diakses di balik back cover yang bisa dilepas. Baterai kedua smartphone Wiko ini juga dapat dilepas.

Wiko Tommy3 Pro

wiko-umumkan-tommy-3-dan-varian-plus-nya

Wiko Tommy3 Plus dibanderol dengan harga Rp1.499.000 dan tersedia dalam lima pilihan warna yaitu anthracite (black), mirror, anthracite matte, gold, cherry red, dan bleen.

Khusus untuk tanggal 1-3 November 2018, Tommy3 Plus bisa didapatkan dengan harga Rp1.299.000 melalui flash sale di Tokopedia.

wiko-umumkan-tommy-3-dan-varian-plus-nya

Soal tampilan, meski belum mengusung desain unibody – Tommy3 Plus tetap tampil modern. Berkat adopsi FullView display dengan aspek rasio 18:9, layar 5,45 inci, resolusi HD+ (1440×720 piksel), dan back cover yang dibuat dengan laser coating technology sehingga tampil glossy dan mewah.

Lebih lanjut, Tommy3 Plus dibekali kamera utama 13-megapixel dengan mode auto scene detection dan mode portrait. Sementara, kamera depannya 5-megapixel untuk selfie, video call, serta face unlock yang didukung dengan teknologi liveness detection.

Spesifikasi lainnya, smartphone Android 8.1 Oreo ini ditenagai chipset MediaTek MT6739 WA yang terdiri dari CPU quad-core 1,3GHz, didukung RAM 2GB, storage 16GB, dan baterai 2.900 mAh.

Wiko Tommy3

wiko-umumkan-tommy-3-dan-varian-plus-nya

Smartphone ini menjalankan program Android Go versi 8.1 Oreo, chipset dan storage yang digunakan sama seperti varian Plus-nya, tetapi besaran RAM-nya hanya 1GB.

Kemudian layar 5,45 inci-nya hanya disokong resolusi FWVGA+ (960×480 piksel), kamera belakang 8-megapixel, kamera depan 5-megapixel, dan baterai 2.500 mAh.

wiko-umumkan-tommy-3-dan-varian-plus-nya

Wiko Tommy3 dibanderol dengan harga Rp999.000 dan tersedia dalam empat pilihan warna yaitu anthracite, gold, bleen, dan cherry red.

Satu lagi, setiap pembelian Wiko Tommy3 dan varian Pro-nya. Anda mendapatkan jaminan kerusakan 120 hari ganti baru sejak tanggal pembelian. Namun garansinya tidak berlaku untuk kerusakan yang terjadi karena kesalahan penggunaan.

[Review] Advan G3, Andalkan Speaker Besutan Harman Kardon

Bisa dibilang Advan merupakan satu-satunya brand smartphone lokal yang mampu bersaing dengan brand global. Menurut IDC, Advan masih menempati posisi kelima sebagai ‘Top 5 Smartphone Companies Q2 2018′ di Indonesia.

Nah salah satu smartphone anyar mereka ialah Advan G3 yang akan saya review. Mari langsung loncat ke bagian yang paling menarik, smartphone ini memiliki dua speaker stereo menghadap ke depan.

Kejutannya bukan cuma itu saja, Advan G3 menyuguhkan kualitas output audio yang cukup menggelegar dengan speaker buatan Harman Kardon. Advan juga memberikan earphone JBL di dalam paket penjualannya.

Bagaimana kualitas speaker Harman Kardon dan earphone JBL-nya? Mari simak review Advan G3 selengkapnya.

Paket Penjualan

review-advan-g3

Dibanderol Rp3 juta, Advan G3 bermain di kelas tengah yang sudah sangat sesak. Unit yang saya review bernama hitam, berikut isi dari paket penjualannya:

  • Unit Advan G3
  • Adapter charging (5V/2A)
  • Kabel data micro USB
  • Earphone JBL
  • Silicon case
  • SIM ejector
  • Buku panduan dan garansi

Desain Advan G3

Pertama kali melihat smartphone Advan G3 setelah open box, saya langsung tersenyum dan senyuman saya semakin lebar diakhiri tawa kecil setelah menyentuhnya. Kemudian dilanjutkan melihat dengan seksama detail bentuknya. Menurut saya, Advan G3 ini desainnya cukup berkelas dan juga terasa premium dalam genggaman tangan.

review-advan-g3

Bagian belakang Advan G3 ini menggunakan pendekatan yang sama seperti material Thermoplastic Polyurethane (TPU) pada Asus Zenfone 5 atau komposit tempered glass seperti smartphone OPPO F9 dengan sentuhan akhir meniru kaca atau glass-like. Jadi tetap bisa buat ngaca dan punya ketahanan yang lebih baik.

Selain itu, bentang layar 5,9 inci dengan aspek rasio layar yang memanjang 18:9, membuat Advan G3 terasa lengket di pegang satu tangan. Namun saya mengeluhkan bagian bezel depannya yang agak tajam, solusinya kita bisa menggunakan silicon case yang disediakan dalam paket penjualan.

Lebih jauh, bagian depan selain layar 5,9 inci tanpa notch – dijumpai pula kamera depan 8-megapixel, dan dua speaker hasil kerjasamanya dengan Harman Kardon. Posisinya berada di bagian atas dan bawah layar, dengan bentuk memanjang.

Bagian punggung, ditemui single kamera utama 16-megapiksel, LED flash di bawahnya, berjejer manis dengan area fingerprint sensor, dan bagian paling bawah ada keterangan ‘sound by Harman Kardon‘.

Tombol power dan volume berada di sisi kanan, posisinya agak ke tengah sehingga mudah dijangkau. SIM tray sebelah kiri, dengan total tiga slot (dua nano SIM dan satu microSD). Jack audio 3,5mm dan mikrofon sekunder di sisi atas, serta port micro USB dan mikrofon di sisi bawah.

Layar

review-advan-g3

Advan G3 mengusung panel IPS seluas 5,9 inci dengan aspek rasio 18:9. Sayangnya, layar sebesar ini hanya disokong resolusi HD+ (1440×720 piksel).

Alhasil dengan kerapatan layar sekitar 272 ppi, tampilan menyuguhkan konten berada di level ‘cukup’ saja. Untuk buka feed Instagram, browsing dan baca berita, serta menonton video di YouTube masih asyik.

review-advan-g3

Tampilan Advan G3 ini juga didukung teknologi MiraVision, ada tiga mode yang tersedia yaitu standar, tajam, dan mode pengguna. Mode terakhir memungkinkan kita mengatur warna dasar seperti kontras, saturasi, dan kecerahan gambar. Serta, ketajaman, suhu warna, dan mode perlindungan mata dari cahaya biru.

Antarmuka IDOS Versi 7.32

Saya agak terkejut, Advan G3 ternyata masih menjalankan sistem operasi lawas yakni Android 7.0 Nougat dengan patch keamanan bulan Februari 2018 dan antarmuka IDOS versi 7.32. Padahal seri sebelumnya Advan G2 Plus sudah menjalankan Android 8.0 Oreo dengan IDOS versi 8.1, semoga saja Advan cepat menggulirkan update ke Oreo.

Advan G3 sendiri memiliki launcher dengan tampilan satu lapis dan memiliki beragam tema yang bisa unduh. Namun hal yang menarik pada IDOS adalah widget jam bundarnya yang interaktif, saat memainkan musik dari Spotify, widget pemutar musik juga akan otomatis keluar.

Untuk sistem keamanannya, Advan G3 telah dilengkapi sensor pemindai sidik jari yang terletak di belakang – kinerjanya cukup cepat. Opsi face unlock juga tersedia, tetapi hanya bisa bekerja dengan baik di kondisi pencahayaan yang baik saja.

Pengalaman Audio

review-advan-g3

Singkat cerita, Advan G3 ini saya bawa pulang kampung ke Pekalongan sebagai teman perjalanan dan pengganti ‘bluetooth speaker’ di rumah.

Di kereta saya mendengarkan musik dari Spotify melalui earphone JBL, kualitas suara dihadirkan tidak mengecewakan. Hasilnya, Advan G3 berhasil melantunkan lagu acoustic I’ll Be There dari Jake Shimabukuro – Travels dengan sangat ‘clear‘.

Lalu, ada kebiasaan setelah ade kecil mandi pagi – mendengarkan musik anak-anak. Biasanya saya menyambungkan smartphone ke bluetooth speaker, tetapi dengan Advan G3 saya merasa tidak perlu – karena suaranya cukup lantang tetapi tidak pecah di volume tinggi.

Kamera

review-advan-g3-20

Kamera utama yang tertanam pada Advan G3 beresolusi 16-megapixel menggunakan sensor ISOCELL besutan Samsung. Sementara, kamera depannya 8-megapixel.

 

Guna meningkatkan memotret, Advan telah melengkapi mode AI – di mana sistem akan mengenali 12 jenis latar dan memaksimalkan pengaturan secara otomatis. Bila mencari mode HDR, tersembunyi di menu pengaturan.

Soal kualitas gambar, untuk foto dengan objek yang dekat atau close up pada kondisi cahaya ideal – kamera Advan G3 mampu menangkap detail dan warna dengan cukup baik. Namun, untuk jenis foto seperti landscape – detailnya jauh dari kata memuaskan.

Untuk kemampuan perekam videonya, kamera belakang Advan G3 bisa merekam sampai resolusi Full HD. Sementara, kamera depannya hanya sebatas 480p saja. Berikut beberapa hasil bidikan dari Advan G3:

Hardware

review-advan-g3

Soal performa, Advan G3 yang ditenagai chipset MediaTek MT6750 – spesifikasinya memang kurang mentereng. SoC ini terdiri dari CPU octa-core Cortex A53 dengan clock 1.51 GHz dan GPU Mali T-860. Kinerjanya didukung oleh RAM sebesar 4 GB dan storage 64 GB.

Menurut hasil test benchmark dari beberapa aplikasi, Advan G3 meraih skor 56.811 poin di AnTutu, sementara di PCMark Work 2.0 meraih 3.521 poin, serta di GeekBench 4 single-core 624 poin dan multi-core 2.665 poin.

Sejauh ini, performa dari Advan G3 ini cukup stabil – membuka dan proses berpindah aplikasi terbilang cepat. Untuk kebutuhan standar ber-smartphone, tidak masalah. Namun bagaimana untuk kegiatan gaming?

Advan G3 jelas bakal kewalahan bermain game berat seperti PUBG Mobile. Namun bila game favorit Anda masih Mobile Legends: Bang Bang, bermain pada tampilan high quality, mode high frame rate on, dan grafik tinggi – bisa dijalankan dengan baik tanpa masalah oleh Advan G3.

Verdict

Bermain di kelas tengah, Advan G3 mengandalkan dual speaker menghadap ke depan besutan Harman Kardon yang terbukti menyuguhkan suara yang asyik. Earphone JBL dalam paket penjualan juga memiliki kualitas yang cukup bagus.

Selain itu, Advan G3 mengusung desain yang cukup cantik dengan FullView display aspek rasio 18:9 dan memiliki build quality-nya yang baik. Spesifikasi memang tidak begitu mentereng, tetapi SoC MediaTek MT6750 berpadu RAM 4 GB – diluar dugaan saya menyuguhkan performa yang cukup mumpuni untuk meladeni kebutuhan standar dan game ringan.

Advan G3 ini dibanderol Rp3 juta, harga yang relatif mahal tetapi pantas. Namun yang menarik ialah bagi pelajar yang ingin memiliki Advan G3, diberikan harga khusus yakni Rp2 juta saja – tentunya dengan syarat dan ketentuan.

Sparks

  • Dual speaker menghadap ke depan besutan Harman Kardon
  • Earphone JBL di paket penjualan
  • Desain yang cukup cantik

Slacks

  • Resolusi layar sebatas HD+
  • Single camera

 

Sistem Pertandingan Dota 2 dan PUBG di Asia Pacific Predator League 2019

Kompetisi esports Predator League level Asia Pacific yang kedua dari Acer segera dimulai. Apa yang berbeda dengan Predator League pertama?

Sebelumnya, Predator League 2018 hanya mempertandingkan satu game saja yakni Dota 2 dengan total hadial US$150.000 atau sekitar Rp2 miliar.

Sementara, di tahun kedua Asia Pasific Predator League 2019 menghadirkan dua game yakni game MOBA Dota 2 dan game battle royale Player Unknowns Battlegrounds (PUBG) dengan total hadial lebih besar yakni US$400.000 atau sekitar Rp6 miliar.

detail-tentang-kompetisi-esports-asia-pacific-predator-league-2019-5

Jumlah negara yang ikut serta juga bertambah banyak, dari sebelumnya 8 menjadi 14 negara – termasuk negara top dengan esports maju seperti Tiongkok dan Korea.

Selain itu, jika Grand Final tahun pertama berlangsung di Jakarta, tahun kedua ini akan diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada tanggal 15 – 17 Februari 2019.

Pendaftaran Asia Pacific Predator League 2019 telah dibuka, Anda bisa mengisi formulir pendaftarannya di tautan ini. Periode registrasi akan ditutup pada tanggal 10 November 2018.

Acer juga menyediakan hadiah sebesar Rp260 juta untuk para pemenang di babak kualifikasi lokal. Lalu, bagaimana format pertandingan di fase kualifikasi dan rules untuk para peserta, baik game Dota 2 dan PUBG?

Dota 2 dan PUBG Rules

detail-tentang-kompetisi-esports-asia-pacific-predator-league-2019-5

Tim-tim Dota 2 di Indonesia dapat melakukan pertandingan kualifikasi di 16 iCafe yang tersebar di 14 kota berbeda. Peserta terdiri dari maksimal 7 pemain (5 pemain inti dan 2 pemain cadangan).

Kemudian, 16 pemenang dari masing-masing iCafe akan bertanding lagi untuk menemukan 4 tim Dota 2 terbaik. Lalu, mereka akan bertemu dengan tim esports profesional divisi Dota 2.

detail-tentang-kompetisi-esports-asia-pacific-predator-league-2019-5

Ya, untuk game Dota 2, Acer juga mengundang 8 tim esports profesional secara langsung untuk bertanding yaitu dari PG.Barracx, The Prime, EVOS, BOOM ID, Capcorn, Alter Ego, Juggernaut, dan Rex Regum Qeon.

Untuk 8 tim yang diundang menggunakan sistem double elimination. Di ronde yang pertama menggunakan sistem best of 1, di mana akan ada dua tim yang tereliminasi. Kemudian di ronde yang kedua menggunakan sistem best of 3.

detail-tentang-kompetisi-esports-asia-pacific-predator-league-2019-6

Sementara untuk game PUBG, Acer menganggap belum banyak tim esports profesional divisi PUBG. Maka dari itu, semua tim memiliki kesempatan yang sama dan memulainya dari nol dengan format 4 kali main.

Squad PUBG sendiri terdiri dari maksimal 5 pemain (4 pemain inti dan 1 pemain cadangan). Per iCafe terdiri dari 16 squad, setelah mereka bertanding dua kali FPP dan TPP – poin tertinggi dari iCafe masing-masing akan diterbangkan ke Jakarta. Setidaknya pastikan chicken dinner 3 kali untuk mengamankan slot.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Asia Pacific Predator League 2019

[Panduan Pemula] Cara Mengirim Foto dan Video dari Kamera Mirrorless Panasonic ke Smartphone

Bicara soal kamera mirrorless besutan Panasonic dengan sensor micro four thirds (MFT), tentunya Anda pasti memuji kemampuan perekam videonya.

Di mana rata-rata kamera mirrorless basic Lumix sudah mampu merekam video 4K, bahkan beberapa diantaranya sudah dibekali fitur 5-axis image stabilization. Fitur-fitur yang diberikan Panasonic juga cenderung lebih lengkap.

Buat Anda para pengguna kamera mirrorless Panasonic, tentunya sudah mengetahui bahwa Panasonic memiliki aplikasi bernama Panasonic Image App. Dengan aplikasi ini kita bisa mengirim hasil foto dan video dengan mudah ke smartphone.

Bagaimana cara menggunakannya? Buat yang belum tahu caranya bisa lanjut membaca, saya akan berikan tutorialnya. Di sini saya menggunakan Panasonic Lumix GH5, mari mulai:

cara-mengirim-foto-dan-video-dari-kamera-panasonic-ke-smartphone

  • Langkah pertama, install dulu aplikasi Panasonic Image App di smartphone Android atau iOS Anda.
  • Sekarang nyalakan kamera Panasonic Anda, pergi ke pengaturan, dan cari menu WiFi.
  • Setelah ketemu, pilih WiFi Function > New Connection > Send Images Stored in The Camera > Smartphone > Via Network > Direct > Manual Connection
  • Ribet banget? Panasonic juga menyediakan cara yang lebih mudah, Anda bisa mengaksesnya di tombol Fn di layar dan klik Fn7 untuk mengaktifkan WiFi langsung ke perintah Manual Connection.
  • Kamera akan membuka jaringan WiFi, sekarang ambil smartphone, buka pengaturan WiFi di smartphone, dan hubungkan ke jaringan yang disediakan oleh kamera.
  • Langkah kamu terhubung ke kamera tinggal satu langkah lagi, yakni buka aplikasi Panasonic Image App. cara-mengirim-foto-dan-video-dari-kamera-panasonic-ke-smartphone
  • Setelah sukses, tinggal pilih foto dan video Anda yang ingin di transfer dari kamera ke smartphone.

cara-mengirim-foto-dan-video-dari-kamera-panasonic-ke-smartphone

Itulah cara mengirim foto dan video dari kamera mirrorless Panasonic Lumix ke smartphone Android atau iOS dengan bantuan aplikasi Panasonic Image App.

cara-mengirim-foto-dan-video-dari-kamera-panasonic-ke-smartphone

Selain untuk transfer image, Anda juga bisa menggunakan smartphone sebagai remote control untuk melakukan zoom, menyetel fokus, memotret dari jarak jauh, dan banyak lagi.

Application Information Will Show Up Here

HP Juga Memperkenalkan Mouse Kabel dengan Fingerprint Sensor

Selain merilis laptop convertible Spectre x360 13 dan 15, HP juga memperkenalkan sebuah mouse. Namun bukan seperti mouse kabel komputer biasa, perangkat ini dilengkapi pemindai sidik jari yang bernama HP USB Fingerprint Mouse.

Dengan mouse ini, pengguna akan dapat menggunakan sistem keamanan berbasis biometrik untuk melindungi komputer Anda. Jadi, hanya benar-benar sang pemilik atau yang telah terdaftar yang dapat mengakses komputer tersebut.

HP USB Fingerprint Mouse-1

Dari segi desain, HP USB Fingerprint Mouse tampil cukup elegan. Mouse kabel ini berwarna hitam, dengan dua tombol, roda gulir, dan area pemindai sidik jari. Kemudian, DPI mouse ini bisa disesuaikan hingga 1600 DPI.

Untuk bekerja, HP USB Fingerprint Mouse akan membutuhkan akses ke Windows Hello. Guna menyimpan data biometrik dengan aman, HP telah melengkapinya dengan enkripsi keamanan AES-256 bit.

Soal harga dan ketersediannya, HP USB Fingerprint Mouse dibanderol US$49 atau sekitar Rp745 ribuan. Serta, akan tersedia di situs web HP di AS mulai bulan Desember 2018.

Sumber: Slashgear