[Review] Galaxy Buds Live, TWS Terbaru Samsung dengan Desain Unik dan Nyaman Digunakan

Ada banyak tren yang berkembang di ranah digital. Sebagai ranah yang dekat dengan perkembangan teknologi, sudah semestinya berbagai tren produk muncul sebagai pembaharu atau sebagai pemecahan masalah akan kebutuhan pengguna. Demikian juga dengan tren TWS atau true wireless stereo. 

Saat ini ada banyak TWS dari berbagai brand, ada yang hadir dari brand smartphone, brand audio bahkan brand yang sebelumnya tidak bermain di segmen audio. Jika dahulu para penikmat audio memanfaatkan wired earphone/headphone, seiring dengan perkembangan mobilitas dan kebutuhan, wireless audio semakin dinikmati. Meski tidak menggantikan pasar penikmat wired audio sepenuhnya tetapi untuk urusan kepraktisan, TWS memang menjadi salah satu pilihan. 

Pada perkembangannya, keraguan penikmat audio atas perangkat pendengar musik nirkabel adalah soal kualitas, namun dengan perkembangan teknologi yang semakin baru termasuk juga teknologi untuk bluetooth yang kini sampai ke versi 5 membuat hasil dari pemutar audio semakin baik.   

Galaxy Buds Live

Berbicara tentang TWS ada satu perangkat yang cukup membuat penasaran saya saat pertama kali dirilis. Sebagai informasi, saya adalah pengguna earbuds, tidak terlalu nyaman dengan model in ear, jadi ketika ada TWS yang tidak berbentuk in ear, maka kepala saya otomatis menoleh. Dan Galaxy Buds Live adalah bentuk yang lebih unik dari earbuds. 

Bisa jadi earphone ini malah memberikan genre baru, karena bagi saya pada dasarnya dia adalah earbuds tetapi dengan sedikit twitch karena dia memiliki semacam kaitan atau wing tip di bagian atas untuk menyangkutkannya di bagian kuping tertentu. 

Okay tanpa panjang lebar pembukanya, mari kita langsung bahas saja Galxy Buds Live, genre baru dari seri TWS yang dirilis Samsung setelah Galaxy Buds dan Buds+. 

Desain

Kotak pembungkus perangkat ini dari luar biasa saja, mirip dengan kotak TWS Samsung lainnya. Tapi ketika Anda membuka dan melihat bentuk perangkatnya, makan akan ada nuansa yang berbeda. 

Unit yang saya coba berwarna Mystic Bronze yang senada dengan Galaxy Note20 dan jadi ciri khas warna Samsung untuk kelas premium alias flagship. Warna lain yang tersedia adalah Mystic White dan Mystic Black. Sebenarnya warna ini mungkin biasa saja, jika Anda hanya memiliki Buds Live saja, tapi akan berbeda jika Anda memiliki Note20 dengan warna sama dikombinasikan dengan Buds Live Mystic Bronze. Sesuai. 

Galaxy Buds Live

Selain perangkat utama, Anda akan mendapatkan kabel untuk mengisi daya serta tambahan wing tip. Untuk perangkat earbuds-nya sendiri terdiri dari kotak, yang berfungsi sebagai penyimpanan sekaligus charger. Bentuk kotak ini mendekati segi empat dengan sisi rounded, yang menjadikan agak berbeda dengan TWS seri Galaxy Buds lainnya yang lebih berbentuk lonjong. 

Ada dua indikator lampu di kotak perangkat ini, satu di depan yang berfungsi untuk memberikan tanda saat men-charge dan satu lagi di dalam untuk memberikan tanda earpiece sedang mengisi daya. Anda juga mendapatkan keterangan mana earpiece yang kiri dan kanan dan di bagian belakang ada colokan kabel usb type C untuk mengisi daya. 

Secara keseluruhan, tampilan dari luar earbuds ini tampil cukup sederhana, dengan finishing doff dan warna yang membuat orang melirik, ada tulisan Samsung di bagian atas beserta logo AKG yang menjadi brand audio untuk tuning earbuds ini. Saya sendiri sebenarnya lebih menyukai desain kotak Galaxy Buds+, termasuk pengalaman membuka kotaknya tetapi untuk desain earpiece-nya sendiri, Buds Live adalah perangkat yang sangat menari. Kenapa, mari kita bahas. 

Desain adalah salah satu bagian yang tidak bisa tidak dibahas cukup lama untuk perangkat ini, terutama untuk bagian earpiece atau bagian utama perangkat TWS ini. Bentuknya yang benar-benar seperti kacang dan menurut saya cukup menjadi pembeda dari TWS yang sudah ada sebelumnya. 

Itu tampak dari luar, sedangkan dari dalam, seperti yang dijelaskan di atas, ada sebagian unsur in ear tetapi pada dasarnya ini adalah earbud dengan desain open type. Speaker terletak diujung bagian bawah, lalu ada sensor dan di bagian ujung atas ada wing tip dan bagian kontak yang berguna untuk mengisi daya. Jadi bagian ‘kacang’ bagian bawah masuk ke telinga tetapi tidak masuk ke dalam seperti in ear, seperti hanya menempel saja, dan kuncian agar earphone tidak jatuh atau lepas dari telinga ada di bagian wing tip yang diselipkan dilekukan bagian telinga tengah atau di atas lubang telinga. 

Desain ini menurut saya jadi pilihan tepat, karena menjaga kenyamanan, terutama bagi pengguna seperti saya yang tidak bisa menggunakan in ear, tetapi tetap bisa digunakan untuk aktivitas yang membutuhkan gerak, karena kuncian dari wing tip tersebut. Bagian luar earphone hadir hadir dengan finishing glossy dan mendukung perintah sentuh. Anda bisa mengatur untuk mengecilkan volume, mem-pause musik dan beberapa perintah lain. 

Kalau berbicara dari sisi Samsung sendiri, dalam rilis mereka menjelaskan bahwa riset yang dilakukan untuk memilih bentuk unik seperti ini dilakukan cukup panjang dengan pengujian yang juga cukup mendalam untuk akhirnya bisa memberikan kenyamanan bagi penggunanya. 

Untuk bahan sendiri, Samsung menyebutkan bahwa bahan dari perangkat ini 20 persen merupakan hasil daur ulang. Pendekatan yang tentunya semakin menambah keunikan perangkat, tidak hanya desain tetapi juga bahan yang digunakan ternyata memiliki unsur daur ulang. 

Spesifikasi 

Sebelum ke cerita pengalaman penggunaan perangkat termasuk impresi suara, mari kita bahas spesifikasi Buds Live secara singkat. 

Buds Live telah mendukung konektivitas bluetooth 5.0 serta codec SBC, AAC dan Scalable yang merupakan milik Samsung. Sudah memiliki fitur wireless charging termasuk D2D atau device to device dengan beberapa perangkat Samsung seperti smartphone yang mendukung seperti Note20 series, Z Fold2, S20 series, Z Flip, Note10 series, S10 series, and Fold. Dengan catatan, perangkat harus terisi di atas 30% baterai.

Lalu Buds Live juga telah dilengkapi ANC atau Active Noise Cancelling, bisa Anda aktifkan dengan sentuhan (ketika sudah mengaturnya) atau Anda bisa aktifkan di aplikasi pendukung yaitu Galaxy Wear. 

Galaxy Buds Live

Untuk hasil audio yang diproduksi earphone ini, ada 12mm speaker dengan tuning AKG untuk clearness dan suara tinggi serta rendah, lalu ada bass duct untuk enhance suara dengan frekuensi rendah dan terakhir ada air vents, yang mengurangi halangan untuk audio yang lebih luas. 

Untuk mic, dihadirkan 3 buah built in mic dan Voice Pickup Unit. Sedangkan dari sisi baterai, di atas kertas, 6 jam mendengarkan tanpa berhenti dan jika dikombinasikan dengan charging case jadi 21 jam. Mengisi daya 5 menit Anda bisa mendapatkan 1 jam pengalaman penggunaan. Tetapi tentunya ini akan bergantung dengan cara pakai pengguna termasuk pengaturan. 

Buds Live juga mendukung pengaturan lewat aplikasi seperti mengaktifkan atau menonaktifkan NAC, mengatur equalizer sederhana, dan berbagai menu lain seperti pengaturan kontrol sentuh, gaming mode, find my earbuds tips dan user manual, dan tentu saja untuk meng-update software. Serta menurut situs SoundGuys.com, Buds Live juga telah dilengkapi dengan IPX2 untuk fitur tahan cipratan air. 

Pengalaman penggunaan

Kini saatnya kita bahas tentang pengalaman penggunaan perangkat ini serta impresi suara atau audio yang saya rasakan selama menggunakan perangkat. 

Untuk pengalaman atas desain, sepertinya sudah cukup panjang lebar saya tuliskan di awal artikel. Satu yang pasti bentuk yang tidak biasa untuk sebuah TWS ini menjadikan perangkat menarik untuk digunakan sehari-hari. Mirip seperti yang diiklankan Samsung bahwa ketika membuka kotak, Anda akan menemukan perhiasan dalam rupa TWS untuk Anda gunakan sehari-hari. 

Pengalaman pairing untuk TWS dari Samsung seperti bisa berjalan mulus dan tanpa kendala. Yang pasti Anda harus sudah mengunduh aplikasi Galaxy Gear di perangkat Anda. Ketika sudah pernah terkoneksi dengan perangkat smartphone, dalam keadaan bluetooth menyala, ketika Anda membuka Buds Live maka smartphone akan otomatis mendeteksi TWS, Anda bisa melihat kondisi isi baterai serta casing langsung. 

Galaxy Buds Live

Lalu bagaimana dengan pengalaman fitting yang menjadi salah satu yang paling penting untuk perangkat seperti TWS? Meski agak ragu karena memang bentuknya yang cukup baru. Buds Live memberikan pengalaman fitting yang cukup nyaman. Bisa jadi Anda akan butuh penjelasan gambar dari Samsung yang bisa dilihat di aplikasi atau mencoba sedikit menggeser-geser untuk menemukan spot yang pas. Dan jika sudah mendapatkannya, Buds Live bisa benar-benar fit di telinga saya. Keraguan bahwa TWS ini akan bisa jatuh ketika bergoyang sama sekali tidak terjadi. 

Tentu saja bentuk telinga setiap orang berbeda jadi memang ada baiknya, jika memungkinkan, Anda mencoba dahulu untuk menentukan pas atau tidaknya, jangan lupa cek kebersihan perangkat sebelum mencoba. Namun jika merujuk penjelasan Samsung, riset dan uji coba yang dilakukan untuk fitting perangkat ini sudah cukup mendalam, artinya sudah banyak bentuk telinga yang dicoba, jadi kemungkinan akan pas untuk bentuk telinga kebanyakan orang. Tersedia pula 2 pilihan wing tip untuk memberikan kuncian agar TWS tidak lepas. 

Nah sekarang kita masuk ke bagian penting dari pengalaman penggunaan perangkat TWS, yaitu impresi suara. Sebagai catatan, karena ini adalah TWS maka tentunya saya menggunakan alat uji pemutar musik yang memang akan digunakan bersamaan dengan TWS-nya yaitu smartphone. Saya menggunakan dua perangkat flagship, salah satunya adalah Galaxy S20+, lalu untuk pemutar musiknya saya menggunakan Spotify premium yang seharusnya kualitasnya agak naik dibandingkan yang free. 

Pada awal mendengarkan musik dengan Buds Live, saya menggunakan pengaturan Bass Boost yang saya atur lewat aplikasi Galaxy Gear, lalu kemudian mengubahnya ke setting Dynamic untuk mengecek perbedaanya. Setting yang lain sempat saya coba, tetapi kuping kaleng saya ini lebih cocok ke dua pengaturan tersebut. Bass Boost untuk lagu yang sesuai, dan Dynamic jika ingin merasakan suasana yang lebih intens dari lagu yang saya dengarkan. 

Galaxy Buds Live

Secara overall, pengalaman yang saya dapatkan dengan Buds Live adalah kenyamanan. TWS ini terasa nyaman untuk digunakan (dari sisi fitting) dan nyaman pula dari sisi suara. Cocok untuk teman bekerja WFH dengan jangka waktu cukup lama. Suara comfort yang dihadirkan memberikan nuansa seperti sedang tidak menggunakan alat yang sedang menempel di telinga. Mengalir dan memberikan alunan yang menyenangkan. Termasuk juga saat volume kecil, suara masih bisa dirasakan dengan baik, lalu ke arah medium dengan bass yang terasa namun tidak terlalu punchy, vokal yang bisa tertangkap detailnya, separasi yang tidak terlalu wah namun detail instrumen tetap terasa dan soundstage yang memang masih kurang tetapi saya rasa cukup untuk penggunaan sehari-hari. 

Untuk pengalaman yang lebih spesifik, saat pengaturan Bass Boost, pengalaman yang saya dapatkan adalah terasa cukup clear namun bagian vokal yang agak tertahan, sedangkan untuk suara vokal yang terasa lebih clear bisa menggunakan pengaturan Dynamics. 

Untuk pengalaman keseluruhan lainnya, suara vokal terasa di depan untuk banyak lagu tetapi ada juga lagu yang vokalnya terasa di depan. Untuk soundstage memang agak terasa kurang mantap jika dibandingkan dengan earphone audiophile, namun sudah cukup menyenangkan dan cocok untuk sehari-hari. Bass cukup terasa setidaknya untuk penggunaan sehari-hari yang memang cocok penggunaan untuk TWS. 

Beberapa impresi atas lagi tertentu dengan Buds Live:

Blackbird – The Beatles: bisa mendengar suara ketukan yang terdapat di beberapa parts lagi yang posisinya berpindah agak di atas, kiri dan balik lagi ke atas.

Bohemian Rhapsody – Queen: Bisa mendengar jelas beragam suara yang hadir di lagu ini karena memang kaya akan detail. 

Yang tlah berlalu – Gigi: Kita bisa mendengar sentuhan cymbal yang kas di lagu ini secara jelas dan clear. Sebagai catatan singkat, lagu ini menjadi salah satu favorit saya untuk mengetes perangkat audio, karena suara cymbal di awal lagu menjadi penentu standar bagi saya, apakah TWS ini layak untuk diuji atau tidak. Dan Buds Live bisa memberikan pengalaman menikmati lagi ini secara detail.

Pengalaman menggunakan untuk meeting dengan Buds Live, tidak ada masalah untuk mendengar suara lawan bicara atau rekan meeting saya, dan saya pun tidak mendapat komentar negatif tentang suara saya yang tidak jelas, jadi penggunaan untuk voice call bisa dibilang cukup aman. 

Untuk penggunaan audio dari game dan film juga cukup menyenangkan karena detail game bisa terasa baik, misalnya langkah saat main FPS atau serunya bermain MOBA. Untuk film, suara aksi dan vokal juga baik dan memberikan pengalaman nonton yang seru.

Secara menyeluruh, suara yang dirasakan dengan Buds Live adalah nyaman, dan kenyamanan ini penting untuk TWS karena karakternya yang sebenarnya untuk penggunaan sehari-hari, termasuk komuter (meski sekarang sat pandemi tidak disarankan kecuali perlu). Satu hal yang agak kurang adalah fitur noise cancelling, tapi bisa dipahami karena memang ini adalah earbuds type open, jadi bisa dipastikan noise cancelling tidak akan sebaik in ear. Di sisi lain ini malah menjadi bonus yang menyenangkan, yaitu ketika Buds Live sudah menyertakan fitur ini, dan bisa diakses dengan mudah lewat aplikasi.

Untuk harga sendiri, Galaxy Buds Live dijual lewat situs Samsung dengan harga 2.599.000 rupiah, tetapi ada juga yang menjual denga nharga di bawah 2 juta di toko online.

Galaxy Buds Live

Sparks

  • Suara baik dan menyenangkan
  • Desain unik
  • Fitting baik 
  • Daya baterai cukup lama
  • Cocok untuk penggunaan lama
  • Untuk concall juga cocok

Slacks

  • Harga cukup premium
  • ANC kurang terasa

Mengurai Kesan Mengamati Presentasi Rilis Samsung Galaxy Z Fold2

Samsung baru saja memperkenalkan generasi penerus smartphone lipat mereka yaitu Galaxy Z Fold2. Perangkat ini membawa beberapa ciri dari perangkat flagship Samsung di segmen Note tetapi juga membawa peningkatan dari seri Fold pertama mereka.

Sebelum resmi diumumkan, saya bersama beberapa teman media lain sempat diperlihatkan presentasi dan akses awal untuk experience zone via web yang kini menjadi ciri khas Samsung ketika merilis produk di masa pandemi. Kesan yang saya dapatkan kemarin mungkin sama seperti Anda. Ada komentar wow tetapi ada pula rasa yang skeptis apakah perangkat ini akan diterima di pasaran.

Sebagai awalan, sepertinya akan tepat jika kita menempatkan dulu di mana posisi perangkat ini berada. Dengan spesifikasi yang dibawahnya dibawanya, sebenarnya ini perangkat flagship tetapi jika dilebarkan lagi segmennya, Galaxy Z Fold2 memiliki segmen yang agak naik lagi ke atas, semakin niche dari flagship. Perangkat ini ditujukan untuk mereka yang ingin mencoba teknologi terbaru, menikmati kemewahan dan keunikan dari sebuah perangkat, dan yang paling pasti punya cukup dana untuk membeli perangkat mewah dalam bentuk smartphone.

Meski harga resmi di Indonesia untuk Z Fold2 belum hadir, dalam sesi tertutup kemarin perwakilan dari Samsung mengatakan bahwa kemungkinan besar harga di sini tidak akan jauh berbeda dari harga seri pertama alias Galaxy Fold. Dengan harga ini tentu saja ada berbagai kemewahan yang hadir tidak hanya dari desain, bahan, dan tampilan tetapi juga fitur. Ada banyak yang bisa dibahas, tetapi saya hanya akan merangkum beberapa saja sambil mencoba melengkapi tautan resmi, bagi Anda yang ingin mempelajari lebih detail perangkat ini. Siapa tahu, Anda adalah seorang wealthy tech, pangsa pasar perangkat ini yang sedang bersiap untuk membeli perangkat saat tersedia nanti.

Galaxy-Z-Fold2-Design-Story_main_4

Desain dan overall specs termasuk layar

Dari tampilan sebenarnya kalau berbicara masalah selera saya kurang begitu suka, karena pada dasarnya saya bukan fans desain Note20 yang baru-baru ini dirilis Samsung. Saya lebih suka desain Note10 Plus yang lebih minimalis. Namun jika melihat kesesuaian desain, sepertinya Samsung ingin merampingkan beberapa elemen agar perangkat kelas atas mereka punya kemiripan. Misalnya bagian kamera Note20 dan Z Fold2 yang secara rasa punya kemiripan, begitupun untuk pihan warna yang menjadi warna utama dalam materi promosi pun sama.

Salah satu bagian terpenting dari desain Z Fold2 adalah tampilan layar depan yang kini jauh lebih bagus dari Fold pertama. Lebih luas dan terasa lebih menyatu dengan desain keseluruhan. Di bagian dalam, juga Anda juga akan menemukan layar yang lebih luas dengan single hole punch yang benar-benar minimalis. Menjadikan dual layar dengan mode flip jadi lebih maksimal, ketika menonton, membaca, browsing atau multitasking.

Untuk specs sendiri, akhirnya nanti konsumen Indonesia akan bisa menikmati perangkat kelas atas Samsung yang menggunakan Snapdragon 865+. Karena Z Fold2 adalah produk impor maka spesifikasinya akan sama dengan yang dirilis global, setidaknya yang region market-nya sama dengan Indonesia.

Untuk RAM dan ROM pilihannya adalah 128GB dengan varian internal storage 512 dan 256GB. Namun ini adalah spesifikasi untuk pasar tertentu, sedangkan yang dirilis di Indonesia blm diputuskan oleh Samsung, jadi masih harus menunggu informasi lanjutan.

Sedangkan spesifikasi lainnya seperti kamera Z Fold2 memiliki kamera belakang tersedia 3 buah antara lain, ultra wide 12MP/f2.2, lalu wide angle 12MP juga dilengkapi OIS dan super speed dual pixel dan f/1.8, lalu satu lagi kamera telephoto 12MP dilengkapi OIS dan 2x optical zoom serta f/2.4. Sedangkan untuk kamera depan ada 2 yaitu yang di cover dan bagian layar utama smartphone tetapi spesifikasinya sama 10MP, f/2.2.

Bagian lain yang cukup menarik tentu saja display karena ini merupakan salah satu jualan utamanya. Layar utama adalah 7.6 inci dengan QXGA + Dynamic AMOLED 2X Infinity flex fisplay (2208 x1768) 373ppi. Tampilan notch yang ada di versi penerus Fold ini cukup kecil dan menjadikan layar tampilan terasa lebih luas. Sedangkan untuk layar cover-nya 6.2 inci HD+ Super Amoled Display 2260 x816 286 ppi. Untuk layar proteksi layar depan atau cover menggunakan Gorilla Glass Victus (kasta tertinggi saat ini untuk Gorilla Glass), sedangkan bagian belakang ponsel menggunakan Gorilla Glass 6.

Samsung juga menonjolkan teknologi baru yang dihadirkan di layar atau display lipat mereka. Samsung Ultra Thin Glass menjadi layar utama untuk segala akses lebih lengkap untuk pengguna. Kaca tipis ini didesain dengan beberapa layar dari beberapa material yang menjadikannya bisa meredam getaran luar.

Untuk sisi baterai sebenarnya tidak terlalu spesial karena hanya membawa 4500 mAh untuk menyokong sebuah perangkat yang powerfull, namun yang perlu digaris bawahi adalah kemampuan isi cepat untuk wired dan wireless termasuk juga mendukung power share. Layar tipis ini dipromosikan Samsung bersama tipe engsel terbaru yang dilengkapi beberapa fitur seperti sweeper teknologi yang disematkan pada desain yang lebih baik sehingga ukurannya lebih kecil dari Z Flip. Hinge (engsel atau benda di tengah yang bisa membuat layar jadi melipat) yang ada juga memungkinkan kemampuan free standing. Ini adalah fitur yang menurut saya seharusnya ada di semua perangkat flip atau double screen. Dengan fitur ini perangkat bisa menyesuaikan sudut sehingga tidak hanya buka dan tutup saja.

Saya memang belum menyentuh secara langsung perangkat ini, tapi secara konsep sudut yang lebih fleksibel menjadi penting bagi saya karena ini menjadikan perangkat tersebut lebih menyatu dengan segmen multitasking device yang ingin disasar. Samsung juga mencontohkan berbagai skenario untuk kemampuan Z Fold2 ini, misalnya menonton video, saat melihat galeri foto atau video call. Dengan kemampuan berbagai sudut ini, perangkat fold seperti diberi nyawa tambahan jadi skenario penggunaan juga bertambah. Saya malah jadi berfikir bahwa Galaxy Fold dengan kemampuan seperti Z Fold2 bisa jadi menggantikan tablet. Apalagi kalau ternyata di masa depan, Samsung menambahkan stylus alias S Pen di seri Fold mereka. I’m gonna wait till that happens. Stylus, multiple angle and super multitasking. Super gadget.

Galaxy-Z-Fold2-Design-Story_main_6

Multitasking at its best?

Sebenarnya saya ingin bilang bahwa perangkat ini adalah perangkat multitasking at its best, tetapi pendapat saya ini tidak sahih karena saya belum mencoba perangkat secara langsung dan mengujinya dengan berbagai skenario multitasking. Saya hanya berkesempatan melihat demo dan diberi penjelasan dan bertanya ke narasumber Samsung secara langsung. Tetapi jika demo video resmi dan video reviewer yang sudah memegangnya, konsep yang ada di kepala saya sepertinya bisa menjadi kenyataan. Berharap saya saya berkesempatan untuk me-review perangkat ini jadi saya bisa menguji premis awal saya pada Z Fold2.

Anda bisa membuka 3 aplikasi secara bersamaan dan bekerja silih berganti atau bersamaan sekaligus. Memindahkan file-file tertentu secara smooth atau hanya melihat tampilan layaknya desktop sehingga Anda merasa lengkap di depan medan perang yang sedang Anda jalani. Flip sebelumnya hanya bisa 2 aplikasi, saya juga bertanya kenapa tidak 4 sekaligus jadi setiap sudut Z Flip2 bisa membuka aplikasi, mirip yang bisa dilakukan di Windows versi PC. Samsung menjawab pertanyaan ini bahwa mereka melihat behaviour pengguna mereka, ketika perangkat flip versi pertama dirilis, mereka melihat bahwa pengguna menjalankan multitasking di perangkat mereka dan kini Samsung mencoba untuk menambah pengalaman itu dengan memungkinkan pengguna multitasking 3 window sekaligus. Tidak menutup kemungkinan sepertinya untuk versi selanjutnya bisa 4 window secara bersamaan. Namun tentunya permasalahan akan bertambah di UI, otak komputasi dan tentu saja baterai. Semua harus powerfull.

Tentunya akan ada syarat ketentuan berlaku karena tidak semua aplikasi yang tersedia di app store bisa mendukung fitur ini. Dari catatan kaki rilis pers saya kutip beberapa skenario untuk multitasking yaitu:

  • Pengguna juga dapat menggunakan Multi-Active Window pada layar penutup dengan dua jendela terpisah secara horizontal. Multi Active Window bekerja dengan aplikasi tertentu; aplikasi kompatibel yang berkembang melalui pengembang pihak ketiga.
  • Membuka aplikasi sama secara bersamaan dan melihat secara berdampingan hanya tersedia di tiga aplikasi asli termasuk Samsung Notes, Internet, Myfiles dan aplikasi Office di Microsoft 365. Dam sejauh ini hanya tersedia di antara fungsi yang berbeda.
  • Fungsionalitas drag and drop berfungsi dengan aplikasi tertentu, termasuk aplikasi asli Samsung termasuk Galeri, Internet, Pesan, Myfiles, Samsung Notes, dan lainnya termasuk aplikasi Office di Microsoft 365, Microsoft OneDrive, Microsoft Outlook, Gmail, Chrome, Google Maps.

Tentu saja sebagai perangkat super flagship, Z Fold2 juga mengemas keunggulan yang ada di kameranya. Untuk spesifikasi megapiksel dan fitur zoom bisa dibilang kalah dengan keluarga flagship Samsung lainnya, tetapi fitur yang disematkan di dalamnya. Beberapa skenario yang dipamerkan Samsung membawa pengalaman baru akan penggunaan kamera di perangkat flip. Misalnya objek yang difoto bisa melihat hasil foto mereka di bagian layar cover perangkat atau fitur auto framing yang memungkinkan perangkat mendeteksi apakah objek yang akan difoto satu orang atau ada orang tambahan sehingga frame-nya harus diperluas.

Saya adalah pekerja yang tidak bisa tidak multitasking. I have a few things to do in same time secara routine. Paling sederhana adalah membuat email sambil mengecek tulisan tim editor saya. Meski demikian, jujur, saya termasuk yang skeptis dengan smartphone Galaxy Fold. Fold pertama dirilis hampir saya tidak menoleh, Z flip dirilis, so so aja, tetapi ketika melihat upgrade yang dilakukan Samsung pada Galaxy Z Flip2, ada beberapa kesan yang membuat saya agak menoleh, melirik lebih detail sampai dengan memperhatikan.

Galaxy-Z-Fold2-Design-Story_main_7

Tampilan layar cover yang semakin baik alias full tidak aneh seperti Galaxy Fold pertama, notch di bagian layar utama yang minimalis, sudut buka atau flip yang semakin luwes dan tentu saja, multitasking 3 windows di perangkat smartphone itu menggoda sekali. Saya malah jadi inget masa-masa zaman dulu saat disekitar saya bertebaran ponsel merek Kyocera atau Sagem dan pada akhirnya muncul Nokia Communicator yang legendaris itu. Sepertinya multitasking dan powerfull productivity usage di smartphone menjadi pilihan kembali, namun kini bukan mengetik di keypad tetapi di layar sentuh.

Semoga saja saya diberikan kesempatan untuk mencoba perangkat ini, dan menguji apakah benar bisa diandalkan untuk multitasking secara penuh dan layak disematkan gelar, smartphone lipat paling sempurna untuk multitasking.

Sumber gambar: Samsung

Kombinasi Fitur yang Jadikan Galaxy Note20 Series Sebagai Smartphone Powerfull

Salah satu perkembangan teknologi yang diimpikan oleh konsumen adalah peluang perangkat teknologi bisa mendukung produktivitas dan kegiatan sehari-hari dengan seamless. Perkembangan smartphone dewasa ini telah mengarah ke sana, Anda tidak hanya bisa menggunakan smartphone untuk kegiatan sehari-hari tetapi juga bisa menggunakannya untuk kegiatan produktivitas yang lebih berat.

Salah satu perangkat yang mampu untuk menjalankan banyak fungsi dalam satu smartphone tanpa kendala adalah seri Galaxy Note20 terbaru dari Samsung. Galaxy Note20 dan Note20 Ultra adalah dua perangkat flagship dengan kemampuan paling tinggi dikelasnya, yang tidak hanya bisa digunakan untuk kegiatan smartphone sehari-hari tetapi tetap mumpuni untuk mendukung kegiatan kerja dan produktivitas yang lebih berat. 

Dari sisi dukungan prosesor, fitur dan spesifikasi kamera untuk kegiatan fotografi dan videografi sampai dengan kegiatan editing dengan bantuan layar yang menakjubkan serta S Pen yang bisa diandalkan, Galaxy Note20 dan Note20 Ultra memiliki fitur-fitur lain yang menjadikan perangkat ini sebagai smartphone terlengkap di kelasnya. 

Samsung DeX

Adalah fitur Wireless DeX dan Link to Windows yang ada di Galaxy Note20 dan Note20 Ultra yang memungkinkan perangkat ini sangat powerfull untuk kegiatan produktivitas.

Fitur Samsung DeX sebenarnya bukan hal baru di perangkat Samsung karena telah diperkenalkan sejak Galaxy S8 kini telah berkembang menjadi salah satu fitur yang sangat unik dan menarik. Jika dulu dibutuhkan alat bantu tambahan, setidaknya kabel USB type C seperti di perangkat Note10 dan Note10 Plus, di Note20 Series, pengguna tidak lagi perlu alat atau kabel tambahan, cukup perangkat saja dan Smart TV yang telah mendukung atau direkomendasikan untuk Samsung Smart TV yang diproduksi setelah 2019.

Keuntungan apa saja yang bisa dinikmati oleh pengguna dengan Wireless DeX di Note20 Series ini? Selain kemudahan, karena Anda hanya memerlukan setidaknya 2 perangkat (Note20 Series dan Smart TV), keuntungan lainnya terletak dari berbagai kegiatan pendukung produktivitas yang bisa dilakukan dengan skenario Wireless DeX ini. 

Yang pertama Anda bisa menjalankan skenario multi tasking antara perangkat mobile Anda dengan TV. Jadi Anda bisa menggunakan dua aplikasi yang berbeda secara bersama. Skenario ini tidak bisa dilakukan dengan mirroring standar. Skenario ini memungkinkan Anda misalnya membuka presentasi di TV sambil melihat aplikasi chat kalau ada pertanyaan seputar presentasi Anda.

Atau skenario yang mendukung WFH adalah Anda menonton webinar di TV sambil mencatat dengan S Pen di aplikasi S Notes pada Galaxy Note20. Untuk hiburan sudah tidak perlu diragukan lagi, Anda bisa menonton Netflix di TV sambil browsing social media siapa tahu atau serial yang sedang Anda tonton lagi trending di teman-teman online Anda. 

Note20 Series juga telah dilengkapi dengan S Pen yang telah dikembangkan lebih baik dengan latency S Pen para Note20 Ultra 9 milidetik sedangkan Note20, latency-nya tercatat cuma 26 milidetik, jauh lebih instan daripada milik generasi sebelumnya. Dengan latency yang rendah ini akan semakin memberikan kenyamanan saat mencatat, mengedit foto, maupun meng-edit video menggunakan S Pen.

S Pen juga bukan stylus tok, perangkat ini juga bisa digunakan sebagai remote control dengan dengan banyak fungsi. Pada Note20, Samsung telah menambahkan beberapa gerakan baru (Air Gesture) untuk S Pen. Selain hardware, pembaruan juga diterapkan pada software, spesifiknya aplikasi Samsung Notes.

Sedangkan Link to Windows tidak kalah penting untuk kegiatan produktivitas. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengakses beragam konten milik Note20 di laptop-nya masing-masing. Bisa akses notifikasi atau koleksi foto, dan aplikasi-aplikasi yang terdapat di ponsel. 

Kegiatan komputasi sebagai ujung tombak dari smartphone juga tentunya tidak bisa dilupakan. Dukungan performa yang paling tinggi dikelasnya seperti chipset Exynos 990 dengan peningkatan performa CPU 19% lebih cepat dan GPU 13% lebih kencang daripada versi sebelumnya. Lalu ada pula RAM dengan varian paling kecil 8 GB. Untuk layar AMOLED 6,9 inci milik Note20 Ultra serta Note20 dengan layar 6,7 inci.

Galaxy Note20 series

Dukungan kamera untuk perekaman video 8K 30 fps. Untuk fotografi, Note20 Ultra mengandalkan kamera utama 108 megapixel, kamera Ultra Wide 12 megapixel, dan kamera Periscope Telephoto  12 megapixel dengan 50x optical zoom. Baterai juga jadi bagian penting karena terkadang produktivitas jadi terganggu karena perangkat habis baterai di saat genting. Namun dengan Galaxy Note20 Series Anda tidak perlu khawatir, Note20 didukung baterai 4.300 mAh dan Note20 Ultra 4.500 mAh, serta fitur fast charging yang hanya butuh 30 menit untuk mengisi 50% daya. 

Kombinasi Fitur yang telah dijelaskan di atas menjadikan Galaxy Note20 Series Sebagai smartphone powerfull, baik untuk mendukung kegiatan kerja, fotografi dan video, editing atau untuk hiburan. Satu perangkat yang mampu diandalkan untuk menghadapi berbagai skenario penggunaan. 

Informasi tentang pre-order Galaxy Note20 dan Note20 Ultra:

Samsung membuka pre-order Galaxy Note20 Series dari 6 Agustus hingga 19 Agustus 2020. Ada penawaran menarik selama masa pre-order seperti:

Galaxy Note20 dibanderol dengan harga Rp14.499.000. Setiap pemesanan akan disertai dengan e-voucher untuk pembelian Galaxy Buds+ senilai Rp2.399.000.

Galaxy Note20 Ultra varian 256GB memiliki harga Rp17.999.000, sementara varian 512GB dibanderol senilai Rp19.999.000. Setiap pemesanan Galaxy Note 20 Ultra akan disertai dengan e-voucher untuk pembelian Galaxy Buds Live senilai Rp2.599.000.

Peserta pre-order juga bisa mendapatkan Bank Cashback hingga Rp1.000.000 dengan bunga cicilan 0% dan periode hingga 24 bulan bila menggunakan mitra-mitra Bank Samsung di Indonesia. Sedangkan bagi yang sudah melakukan Handraiser dan melanjutkan dengan pembelian akan mendapatkan smart case cover senilai Rp699.000.

Pre-order dan informasi lebih lengkap bisa cek di tautan ini www.galaxylaunchpack.com dan layanan e-commerce yang telah bekerja sama dengan Samsung untuk pre-order, seperti Lazada, JD.ID, Blibli, Shopee, Tokopedia, Eraspace, Bukalapak, Akulaku, Bhinneka.com, Dinomarket, dan Globalteleshop.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Samsung.

[Bahas Smartphone] Yang menarik dari OPPO Reno4

OPPO akan bersiap menjual secara resmi perangkat OPPO Reno4, generasi penerus seri Reno terbaru yang hadir menggantikan Reno3. Pre-order sudah dibuka sejak perkenalan resmi sejak awal Agustus lalu sedangkan penjualan perdana akan dilakukan hari sabtu ini, 15 Agustus di Mall Central Park, Jakarta. 

Reno4 rilis

Di artikel ini akan dibahas beberapa hal menarik yang hadir di Reno4, sebagai bahan informasi tambahan selain berbagai artikel tentang Reno4 yang telah DS/Gadget hadirkan untuk para pembaca. Artikel ini menjadi pelengkap atas video bahas Reno4 yang sudah kami tayangkan di YouTube DailySocialTV (Anda bisa menontonnya di akhirnya artikel). 

Desain

Salah satu yang bisa jadi pertama kali menarik perhatian Reno4 adalah tentang desain. OPPO juga cukup mempromosikan tampilan Reno4 sebagai bagian dari promosi atas produk ini. OPPO Reno4 hadir dengan tampilan yang agak berbeda dari seri sebelumnya, setidaknya dari desain perangkat yang saya coba yaitu Space Black. 

Tampilan dengan desain warna ini menghadirkan beberapa efek tampilan. Pengalaman unik hadi seperti bagian atas akan mengkilap jika terkena cahaya sedangkan menuju bagian bawah ada gradasi lalu monogram logo OPPO. Dalam beberapa kesempatan, dijelaskan bahwa OPPO ingin menegaskan kesan elegan dan bergaya dengan model tampilan belakang ini.

OPPO reno4

Dari segi berat perangkat, OPPO juga cukup mengejutkan, Perangkat ini bisa dibilang sangat ringan untuk sebuah mid range, Anda tidak akan merasa bahwa kemampuan perangkat ini cukup tinggi di kelasnya namun hadir dengan rasa genggang dari sisi berat yang ringan. Grip juga terasa nyaman karena ada efek lengkungan di bagian belakang pinggir perangkat. 

Tampilan layout kamera juga cukup kekinian, sedangkan di bagian depan, double notch kecil bisa membantuk Anda menikmati konten dengan bagian layar yang cukup luas. Spesifikasi layar sendiri adalah 6.4 inci AMOLED FHD+: 2400 x 1080; PPI: 409.  

Kamera – slow motion 960fps

Sekarang kita bahas salah satu fitur utama dari perangkat ini yaitu sisi kamera. Reno4 hadir dengan spesifikasi kamera kamera utama 48 megapixel f/1.7, kamera ultra-wide 8 megapixel f/2.2, kamera macro 2 megapixel, dan kamera monokrom 2 megapixel – yang letak lensanya kecil sendiri di ujung kanan. Sedangkan bagian depan ada kamera selfie 32 megapixel serta satu lagi adalah sensor untuk mendukung fitur-fitur smart sensor seperti Smart Spying Prevention, Smart Air Control, Smart Always on Display.

Kamera belakang di perangkat ini bisa menghadirkan hasil kamera yang menarik, beberapa diantaranya adalah, untuk foto, kamera belakang AI Color Portrait Mode yang memungkinkan pengguna mendapatkan hasil foto dengan latar belakang jadi hitam dan putih, namun objek manusia yang ada di foto tetap dengan warna sebenarnya. Tidak hanya untuk foto, fitur ini juga bisa digunakan untuk video. Akan menjadi salah satu fitur yang menambah lebih menarik hasil video yang dibuat. 

OPPO Reno4

Lalu ada pula fitur Night Flare Portrait yang memungkinkan pengguna mendapatkan hasil foto dengan efek neon yang artistik di bagian latar belakang foto, sedangkan objek orang akan tetap seperti aslinya. Skenario foto ini akan tepat dilakukan dengan latar belakang kampu perkotaan atau yang terdapat warna-warni cahaya, misalnya panggung konser musik. 

Selain kamera sebenernya fitur yang utama dari kamera belakang di Reno4 adalah untuk rekam video.  Yang pertama adalah fitur monochrome yang memberikan efek jenis filter beberapa warna. Pengguna bisa mempertahanan warna-warna tertentu misalnya merah, hijau atau biru dari objek yang diambil videonya. Sedangkan lingkungan yang lain yang ada di video akan tampak dalam warna hitam dan putih. Fitur ini dilenkapi dengan preview secara real-time jadi pengguna bisa melihat dulu tampilan rekaman sebelum menekan tombol record. 

Yang selanjutnya, yang adalah salah satu fitur favorit saya adalah kemampuan Reno4 untuk merekam slow motion sampai dengan 960fps. Fitur ini memungkinkan pengguna merekan gerakan dengan efek sangat lambat tapi kualitas rekamannya tetap baik. Cocok untuk berbagai skenario agar hasil video tampak menarik. Lebih lengkap hasil kualitas video dengan fitur slow motion di Reno4: 960fps@720P, 480fps@1080P, 240fps@720P, and 120fps@1080P. Jika Anda masih ragu apa asiknya fitur ini? Anda bisa membaca artikel DailySocial/Gadget ini

Selain fitur Ultra Slow-mo, kamera Reno4 juga bisa digunakan untuk perekaman 4K di 30fps, untuk di 60fps resolusinya jadi 1080p. Tidak hanya itu Reno4 juga dilengkapi dengan fitur ultra steady dan ultra steady pro untuk hasil rekaman yang lebih baik. Meski tentunya ada kompromi hasil resolusi yang dihasilkan. Ultra steady bisa di 1080p/60fps sedangkan ultra steady pro di 1080p/30fps.

Fitur ColorOS 7.2

Desain sudah, kamera sudah, nah kita masuk ke salah satu keunggulan dari Reno4 yaitu dari sisi perangkat lunak. Reno4 hadir dengan ColorOS paling baru yaitu 7.2. Di antarmuka khas OPPO ini pengguna bisa mendapatkan berbagai fitur berguna yang beluma ada di ColorOS sebelumnya. Untuk lebih lengkap bisa cek artikel ini sebagai list fitur-fitur apa saja yang bisa dinikmati. 

Sebagai rangkuman, beberapa fitur tersebut antara lain: 

  • AI APP Preloading

Melalui algoritma AI, ColorOS secara cerdas memprediksi aplikasi apa yang akan digunakan pengguna kemudian memuatnya, sehingga dapat terbuka lebih cepat. Dengan AI APP Preloading, semakin lama pengguna menggunakan perangkat, semakin cepat kecerdasan buatan dalam mempelajari kebiasaan pengguna.

Dengan AI APP Preloading, aplikasi terbuka lebih cepat dari sebelumnya yang sangat meningkatkan efisiensi. Selain itu, AI APP Preloading memiliki konsumsi baterai Nol, pengguna akan mendapatkan ponsel yang lebih cepat tanpa konsumsi baterai tambahan.

  • Anti-Fragmentation Engine

Dikembangkan secara independen oleh OPPO, Anti-Fragmentation Engine menggunakan kombinasi langkah-langkah untuk mengoptimalkan fragmentasi memori fisik dan virtual. Memastikan pengalaman system operasi yang mulus tanpa jeda, bahkan setelah menggunakannya dalam waktu yang lama.

  • Super Power Saving Mode

Fitur ini memanfaatkan pendekatan seluruh sistem (seperti penyesuaian frekuensi CPU dan penyesuaian cahaya latar) dan menyesuaikan penghematan daya untuk masing-masing aplikasi. Ada 6 (enam) aplikasi yang dapat ditampilkan pada layar Beranda dalam Super Power Saving Mode. Aplikasi Telepon, Pesan, dan Jam akan disertakan secara default, tetapi Anda dapat menggantinya dengan aplikasi lain. Ketika baterai ponsel Anda turun menjadi 10% dan 5%, sebuah pesan pop-up akan muncul yang meminta pengguna untuk mengaktifkan mode Super Hemat Daya. Dengan fitur ini, pengguna OPPO Reno4 dapat berkirim pesan WhatsApp selama 1,5 jam dan menelepon lebih dari 1 jam dengan baterai hanya 5%

  • Super Night Time Standby

Dirancang untuk mempelajari kebiasaan tidur pengguna, fitur ini mengoptimalkan masa pakai baterai hanya 2% sepanjang malam, selama sekitar 8 jam.

  • Icon Pull Down Gesture

Solusi terbaik di industri untuk membuka aplikasi yang sulit dijangkau di layar Beranda (Home) saat menggunakan ponsel dengan satu tangan. Ketika Anda menggeser ke arah atas atas, di bagian tepi kiri atau kanan layar Beranda, maka ikon aplikasi akan mengecil ke setiap ke sudut. Selanjutnya dengan posisi ibu jari tetap berada di layar, pengguna dapat memindahkan ikon aplikasi dan melepaskannya untuk membuka aplikasi.

  • Quick Return Bubble

Merupakan gelembung ikon mengambang yang menampilkan informasi dari game yang berjalan pada latar belakang. Misalnya, ketika pengguna menunggu untuk respawn (aksi pemain yang hidup kembali setelah terbunuh) dalam game, mereka dapat beralih ke layar lain sambil masih dapat melihat waktu respawn dalam gelembung. Ketika pengguna ingin melakukan respawn, maka mereka dapat mengetuk gelembung untuk kembali ke permainan.

* Game yang didukung saat ini: Mobile Legends, Mobile PUBG, Mobile Lite PUBG di India, Indonesia, Vietnam dan Thailand, AOV di Indonesia, Vietnam, Thailand.

  • Gravity Wallpaper

Wallpaper di layar Beranda dapat berubah secara dinamis tergantung pada cara pengguna memegang perangkat. Wallpaper dapat bergerak seolah-olah ditarik oleh gravitasi.

  • OPPO LAB

OPPO LAB adalah sebuah platform yang mana para engineer perangkat lunak OPPO dan pengguna dapat bekerja sama untuk menciptakan fitur-fitur inovatif bersama. Pengguna dapat mencoba fitur-fitur ini sebelum dirilis secara resmi. Pengguna juga dapat memberikan umpan balik pada fitur tertentu atau membagikannya ke dengan pengguna lain.

  • Decision Spinner

Merupakan aplikasi yang membantu untuk membuat keputusan dengan putaran roda. Spinner ini dilengkapi dengan berbagai pertanyaan seperti “Apa yang kita makan hari ini?” dan “Kemana kita pergi akhir pekan ini?” tentu saja, pengguna selalu dapat membuat sendiri pertanyaan, disertai dengan opsi jawaban.

  • Lab Ringtone

Dibuat dengan menyesuaikan gaya, nada, dan ritme pada panel slide yang mudah digunakan sehingga pengguna dapat membuat nada deringnya sendiri. Nada dering unik yang dibuat dapat digunakan untuk panggilan, disimpan ke telepon, atau dibagikan melalui platform media sosial.

OPPO Reno4

Dukungan baterai dan fast charging

Untuk spesifikasi lainnya, Reno4 hadir dengan Qualcomm Snapdragon 720G SoC, kinerja CPU single-core meningkat sekitar 46% dan kinerja CPU multi-core meningkat sekitar 26% berdasar hasil tes Geekbench. Sementara itu, kinerja GPU meningkat sekitar 40% menurut hasil tes Manhattan.

Sedangkan untuk urusan baterai, Reno4 juga cukup powerfull yaitu didukung VOOC 4.0 dengan pengisian daya hingga 5V/6A 30W, dapat mengisi baterai 4015 mAh hingga 50% dalam 20 menit dan 100% dalam 57 menit.

Mencoba MicroSD dari Kingston, Canva Go! Plus, di Nintendo Switch

Bagi pengguna Nintendo Switch, ada banyak pilihan aksesoris yang bisa dibeli untuk menambah nyaman dalam bermain. Ada aksesoris gamepad, dock, casing, bahkan ada juga tools tambahan seperti Labo atau Ring Fit. Namun ada aksesoris lain yang sebenernya cukup penting yaitu microSD. 

Aksesoris ini cukup penting, apalagi bagi pengguna yang kerap membeli game digital bukan kolektor game fisik. Diantara beberapa pilihan microSD, produk dari Kingston ada yang menarik untuk dibahas, yaitu seri Canvas Plus.

Kingston belum lama ini memperkenalkan produk Canvas Select Plus microSD Card untuk konsumen Indonesia. Ada beberapa lini produk yang disediakan, salah satunya adalah Canvas Go! Plus microSD, microSD yang akan Hybrid bahas di artikel ini. 

MicroSD ini memang varian tengah-tengah alias bukan yang paling tinggi tetapi bukan pula yang terendah jika dilihat dari angka kecepatan teknis yang disematkan. Dari seri ini yang paling tinggi ada Canva React Plus, lalu ada Canvas Go! Plus dan untuk kecepatan terendah adalah Canvas Select Plus. Rekan kami di DailySocial sempat me-review Canvas React Plus, bisa dibaca di sini

Packing

canva go plus

Sebelum membahas ke hal teknis kita bahas dulu packing dan kelengkapan yang disertakan. Packing yang dibawanya cukup standar yaitu satu buah microSD dan disertakan pula adapter untuk penggunaan yang lebih luas. Nintendo Switch menggunakan microSD jadi adapter tidak dibutuhkan, kecuali untuk transfer data ke perangkat yang tidak mendukung microSD. 

Selain dari Canva Go! Plus, Kingston dengan baik hati menyertakan microSD Card reader MobileLite Plus yang berguna untuk alat baca microSD via USB type A. 

Kedua produk ini dibungkus dengan desain khas Kingston dengan beberapa keterangan fitur utama yang ada di perangkat dicantumkan di bagian depan. Bentuk bungkus yang cukup ringkas dan tidak neko-neko, tersedia pula petunjuk untuk memotong bungkus di bagian belakang. 

Di bagian depan Anda juga bisa menemukan beberapa keterangan tentang penggunaan yang bisa atau yang disarankan oleh Kingston. Di bungkus Canvas Go! Plus pada bgian kanan Anda bisa melihat beberapa ikon seperti 4K, lalu penggunaan untuk drone, tablet dan termasuk untuk gaming

Spesifikasi dan pengujian

Mari kita bahas sisi teknis atau kecepatan baca dan tulis untuk microSD ini. Canvas Go! Plus di atas kertas alias menurut Kingston memiliki kecepatan membaca hingga 170 mb/s dengan kecepatan menulis 90MB/s untuk varian 128 dan 512 GB sedangkan untuk varian kecepatannya 64GB 70MB/s untuk menulis sedangkan untuk baca 170MB/s. Jadi ada perbedaan write dan read untuk beberapa varian. Unit yang Hybrid coba berkapasitas 512GB jadi memiliki kecepatan baca hingga 170MB/s dan menulis hingga 90MB/s. 

Dalam keterangan resminya, Kingston juga menyebutkan bahwa MicroSD ini cocok untuk pengguna consumer alias pengguna umum, dengan kegunaan seperti perekaman 4K, untuk action camera, drones dan perangkat Android. Sedangkan di bungkusnya ada keterangan gambar controller, seperti yang dijelaskan di bagian packing di atas, yang menunjukkan bahwa microSD ini juga cocok untuk bermain game

Dalam handson kali ini saya melakukan uji coba pemakaian dengan handheld yang lagi sangat populer saat ini yaitu Nintendo Switch. Saya menggunakan versi pertama dari handheld keluaran Nintendo ini.

Berikut spesifikasi berdasarkan situs resmi: 

Kingston

Untuk pengujian kecepatan, karena tidak bisa mengujinya secara langsung (dengan tools atau aplikasi benchmark) di perangkat Nintendo Switch maka saya menggunakan microSD reader mobile lite plus yang dicolokkan ke USB hub 3.0. Kecepatan yang saya dapatkan mendekati 170MB/s yang berarti bisa dibilang klaim dalam kotak Canvas GO! plus ini sesuai dengan saat test. Untuk angka test lengkap bisa di cek di bawah, saya menggunakan software benchmark Crystal Disk Mark sebagai salah satu alat uji.  

Canva Go! Plus

 

Canva Go! Plus

Dalam penggunaan Nintendo Switch, salah satu aktivitas yang biasanya sering dilakukan adalah memindahkan file game yang ada di Switch ke microSD agar ruang penyimpanan internal cukup lega. Nah salah satu aktivitas yang saya lakukan adalah memindahkan file di internal ke microSD, dan pengalaman yang saya dapatkan juga cukup baik, waktu yang dibutuhkan juga tidak terlalu lama. Memindahkan game Super Smash Bross dengan ukuran 15.7 GB membutuhkan waktu belasan menit saja. 

Meski MicroSD penting untuk penggunaan Switch, namun ada informasi yang coba saya gali terkait, apakah kualitas Micro SD akan berpengaruh pada kecepatan atau kenyamanan bermain. Dan sampai tulisan ini dibuat, dari beberapa informasi yang saya kumpulkan, kecepatan yang disarankan oleh Nintendo adalah microSD yang memiliki transfer speed antara 60 – 95 MB/s. Dengan spesifikasi yang lebih direkomendasikan adalah UHS-I. 

Nintendo juga menyebutkan bahwa semakin tinggi kecepatan transfer maka pengalaman bermain akan lebih baik. Tetapi sebenarnya tidak ada penjelasan tambahan apakah ada perbedaan jika menggunakan microSD dengan kecepatan transfer di atas 95MB/s, apakah akan lebih baik dari yang maksimal 95MB/s.

Nah untuk pengalaman bermain sendiri, meski tidak bisa dideteksi dengan tools tertentu menurut saya cukup menyenangkan. Ada perubahan cukup signifikan dari microSD sebelumnya yang saya coba, minimal dari sisi kecepatan loading game atau menyimpan progress game. 

Beberapa game yang saya rutin mainkan, salah satunya adalah Super Smash Bros. Ultimate memberikan loading time saat start game atau save progress yang terasa lebih cepat dari hanya menggunakan internal memory ditambah microSD non Kingston. 

Tentang microSD Card reader MobileLite Plus

Nah dari tadi saya belum berbicara banyak tentang perangkat tambahan yang disertakan untuk melengkapi Canva GO! Plus yaitu card reader. Bentuk dari perangkat ini cukup kecil dan bisa menjadi pelengkap saat kita membutuhkan mobilitas. Fitur utama produk ini antara lain USB 3.2 Gen 1 speeds dan dukungan performa tinggi untuk kartu memori tipe UHS-II. Card reader ini juga mendukung kartu memori tipe UHS-I cards.

Pengalaman penggunaannya pun cukup baik, card reader ini mampu mendukung kecepatan kartu memori Canva GO! Plus yang saya coba. Satu kekurangannya adalah tidak ada tutup, jadi ketika membawa perangkat ini Anda harus menyiapkan tempat tersendiri agar slot yang ada tidak banyak terkena debu. 

canva go plus

Kesimpulan

Canva Go! Plus bisa jadi pilihan untuk mereka yang membutuhkan memori luas dengan kualitas yang cukup baik dan kecepatan baca dan tulis yang juga cukup baik. Meski memang memory ini tidak dikhususkan untuk gaming atau ada embel-embel logo Switch seperti merek SanDisk, namun dari pengujian kecepatannya bisa diandalkan. Dari pengalaman juga saya tidak menemukan hambatan.

Jika Anda tidak menggunakannya untuk gamingmemory ini masih bisa diandalkan karena kecepatannya, memudahkan saat memindahkan file misalnya. Harga jual microSD ini adalah 500 ribu rupiah (sebelum diskon) di toko online

Meski demikian Anda tentunya bisa membaca detail spesifikasi dan mengukur apakah spesifikasi yang ada sesuai dengan kebutuhan Anda. Karena Kingston menyediakan varian yang lebih tinggi yaitu Canva React Plus yang cocok untuk mereka yang membutuhkan kecepatan baca dan tulis yang lebih cepat. Tapi bagi saya, Canva Go! Plus sudah cukup untuk kegiatan gaming, setidaknya untuk bermain di Nintendo Switch.  

Menanti Kehadiran Seri Reno terbaru dari OPPO di Indonesia, Reno4

Salah satu tanda kehadiran sebuah perangkat di tanah air adalah dengan masuknya seri atau tipe dari perangkat ke laman sertifikasi postel dan laman TKDN kementrian terkait. Munculnya sertifikat atas produk tertentu ini biasanya menjadi salah satu indikasi bahwa tidak lama lagi sebuah perangkat akan hadir. Begitu juga dengan Reno4, perangkat seri Reno terbaru dari OPPO.

Info tentang perangkat ini sudah berterabaran di internet, karena memang perangkat ini telah diperkenalkan di Tiongkok. Ada dua varian yaitu Reno4 dan Reno4 Pro yang dirilis di sana. Apakah dua perangkat ini juga akan hadir di Indonesia? Kita harus tunggu tanggal mainnya, namun yang pasti informasi kemungkinan kehadiran perangkat ini sudah diinformasikan OPPO lewat rilis. Meski detail dari perangkat dan info lainnya masih belum ada.

OPPO sendiri telah menghadirkan setidaknya 9 produk di Indonesia dalam tahun pertama 2020, ada yang dijual online ada yang dijual secara offline. Memang kalau kita liat, produk yang paling banyak dirilis adalah seri A meski demikian ada dua smartphone varian Reno paling anyar yang dirilis ke pasar. Produk Reno itu adalah Reno3 dan Reno3 Pro. Kami telah cukup mengupas beberapa fitur yang ada di dua perangkat ini.

Saya juga sempat memegang dua perangkat ini, dan Reno3 Pro menjadi salah satu perangkat dengan kesan menggenggam yang cukup baik, tampilan layar kekinian serta kemampuan kamera yang boleh diandalkan yaitu mode 108MP. Salah satu keunggulan yang ditawarkan juga adalah ColorOS dan kemampuan zoom. Tentunya menjadi penasaran seperti apakah perangkat penerus seri ini yaitu Reno4. Apa peningkatan yang akan dibawanya, seperti apa desainnya dan tentunya bundling/varian apa saja yang akan dirilis di Indonesia.

Informasi dari OPPO sendiri memang hanya menyebutkan bahwa ada perangkat baru yang telah terdaftar di situs TKDN, dengan kode CPH2113 dan kandungan TKDN 31.85%. OPPO tidak spesifik merujuk pada seri Reno4 namun tidak menyangkal bahwa ada kemungkinan perangkat ini adalah Reno4. Satu hal yang disebut adalah, kode perangkat ini berbeda dengan kode perangkat Reno4 yang beredar di Tiongkok, yang mengundikasikan akan ada perbedaan spesifikasi yang dirilis di Indonesia.

OPPO menyebutkan bahwa Reno series ini dirilis untuk memenuhi kebutuhan kalangan muda yang memiliki ketertarikan akan kekuatan kamera, perekaman video dan desain yang tampil premium.

Perjalanan perangkat ini memang cukup menarik, selain segmen yang disasar di atas seri A, yang biasanya bukan menjadi market yang jadi sasaran utama OPPO, namun seri Reno telah bisa mengangkat pamor OPPO ke segmen perangkat premium, di atas perangkat menengah tapi di bawah flagship.

Salah satu produk seri Reno yang paling monumental adalah Reno 10x Zoom, yang sampai sekarang masih bisa dibilang produk lawas paling worth untuk dimiliki. Dengan harga yang cukup terjangkau tetapi spesifikasi yang sangat bisa diandalkan, terutama untuk urusan kamera. Sejak pertama kali mencoba, saya cukup terpukau dengan kemampuan kamera untuk foto dan video di perangkat Reno 10x Zoom.

 

OPPO Reno4

Untuk Reno4 yang beredar di Tiongkok sendiri spesifikasi utama yang dihadirkan adalah Snapdragon 765G, 3 kamera belakang 48MP, 8MP dan 2MP kamera depan 32MP dan 2MP. Lalu Ram dan ROM 8GB/128GB serta 8GB/256GB. Sedangkan yang Reno4 Pro kamera belakang 48MP, 13MP dan 12MP dan RAM serta ROM-nya 12GB/256 dengan prosesor yang sama. Untuk kamera depan hanya satu yaitu 32MP. Perbedaan juga cukup terlihat dari tampilan layar depan, Reno4 Pro lebih premium.

Setelah informasi tentang ‘bocoran’ ini muncul kepublik, yang sudah rutin terjadi biasanya adalah kita akan melihat beberapa bocoran atau informasi lain yang akan semakin menguak spesifikasi dan tampilan dari Reno4 yang akan hadir di Indonesia.

Saya yakin tidak hanya satu varian yang akan muncul tetapi beberapa varian. Apakah akan ada varian yang bekerja sama dengan klub bola seperti Reno 10x Zoom? Atau ada bundling dengan merek lain? Kita tunggu kelanjutan kisah dari Reno4, perangkat seri Reno terbaru dari OPPO di Indonesia.

OPPO Reno4 OPPO Reno4

Foto: Ilustrasi Reno4 dari OPPO.

OPPO Mungkinkan Pengguna Cicipi Android 11 di Find X2 Pro

Dengan dirilisnya versi beta untuk Android 11, yang merupakan sistem operasi teranyar besutan Google maka sudah menjadi runutan untuk para pabrikan juga ikut serta dalam program beta ini, tidak ketinggalan OPPO yang menghadirkan versi beta di perangkat OPPO Find X2 dan Find X2 Pro.

Dalam rilis resmi, PR Manager OPPO Indonesia menjelaskan bahwa OPPO merupakan salah satu mitra Google. Dengan tersedia Android 11 untuk versi beta, maka OPPO akan membuka untuk menerima tanggapan atau masukan tentang Android 11 dari para pengguna – dalam hal ini para developer – versi beta OS ini di perangkat OPPO seri Find X. Tentunya lewat antar muka milik OPPO yaitu ColorOS.

OPPO juga menjelaskan bahwa fitur-fitur yang ada di perangkat OPPO selaras dengan pengembangan Android 11 yang akan berfokus pada People, Privacy dan Control. Versi beta ini memang bukan untuk semua orang tetapi lebih ditujukan bagi para developer aplikasi karena masih terdapat bugs dan kekurangan lainnya. Tentunya ini diperlukan untuk memoles Android 11 sebelum resmi di rilis versi final ke pengguna umum.

Seperti yang dikutip dari rilis, berikut beberapa fitur pengembangan yang selaras dengan fitur yang ada di perangkat OPPO dengan ColorOS. Tentu saja sebagai pengguna, saya berharap OPPOakan juga merilis versi beta untuk perangkat segmen menengah mereka agar bisa lebih banyak yang bisa memberikan masukan terkait pengembangan Android 11. Meski penting untuk dicatat, bahwa versi beta ini tidak disarankan untuk pengguna umum karena belum stabil dan lebih ditujukan untuk para pengguna developer (pengembang aplikasi atau perangkat lunak).

People

ColorOS membuat tampilan antarmukanya menjadi lebih people-centric dan ekspresif, yang mana para pengguna dapat melakukan chat di kolom notifikasi secara langsung dan membukanya dalam bentuk bubble. Chat Bubble dapat mempermudah pengguna untuk melihat dan mengakses chat sambil menggunakan aplikasi lain secara bersamaan.

Privacy

Untuk menjaga privasi dan meningkatkan keamanan perangkat dari berbagai permission yang sensitif, pembaruan-pembaruan tersebut menyediakan beberapa jenis pengaturan permission dalam menjalankan aplikasi dan fungsi sistem, yakni: One-time permission; Permissions auto-reset; dan Background location.

Control

Dalam waktu dekat, fitur bawaan stock Android 11 lainnya juga akan tersedia pada versi beta ColorOS berikutnya, seperti sistem Device Control yang memberikan akses dan kontrol terhadap berbagai perangkat pintar dalam satu wadah. 

Scheduled Dark Mode

Memungkinkan untuk membuat jadwal yang berhubungan dengan fitur dark mode di ColorO, termasuk juga menyesuaikan dengan siklus matahari terbit dan terbenam.

Enhanced Privacy Protection

Pembatasan yang lebih solid untuk beberapa fitur yang meminta akses ke ponsel.

Device Control

Memungkinkan terkoneksi dengan perangkat lain langsung dari ColorOS.

Reminder untuk Digital Well-being serta Efficiency

Fitur Digital Well-being diperbaharui sehingga bisa terjadwal. Dan satu lagi adalah fitur yang berhubungan dengan me-reply langsung di notifikasi dan area khusus untuk percakapan. Sebuah fitur yang cukup menarik dari Android 10.

OPPO juga menyebutkan bahwa pembaruan ini akan terintegrasi dengan ColosOS dan memperkaya fitur yang sudah ada. Termasuk juga kustomisasi yang bawaan di Find X2 Pro seperti peningkatan visual dengan HDR Video Enhancement, MEMC (Motion Estimation and Motion Compensation), dan AI Nature Tone Display. Untuk fotografi juga disebutkan akan dioptimalkan dengan emampuan OPPO All Pixel Omni-Directional PDAF, Text Scanner, serta pengambilan video dengan Live HDR Video. Plus OPPO Share juga disebutkan akan jadi lebih mudah.

Tautan lengkap untuk informasi bagi para developer, bisa dilihat di tautan ini.

Koreksi: Ada beberapa perbaikan di artikel tanpa mengubah maksud dari artikel asli. 

Beberapa Hasil Foto OPPO A92, Perangkat Terbaru OPPO dengan 4 Kamera Belakang

OPPO akan segera menjual perangkat seri A92 di Indonesia. Meski telah diperkenalkan bersamaan dengan perangkat seri Reno3 namun ketersediaan dan informasi harga belum diumumkan.

Kemarin pembaca DailySocial sudah disuguhkan dengan beberapa foto tampilan dari perangkat A92 yang ternyata membawa beberapa fitur atau fasiltias berbeda dari seri OPPO sebelumnya, diantaranya adalah Neo Display dengan tampilan notch yang minimalis, lalu letak fingerprint yang kini berada di bagian samping ponsel.

Untuk sisi kamera, perangkat ini hanya memiliki satu kamera di bagian depan, di sisi lain ada 4 kamera di bagian belakang dengan layout berbentuk C-shape. Spesifikasi lengkap dari kamera yang ada di perangkat ini akan kami sajikan nanti pada artikel pengumuman ketersediaan dan harga, yang akan diluncurkan besok. Sambil menunggu kita lihat beberapa hasil jepretan kamera OPPO A92 yang sempat saya lakukan beberapa waktu lalu.

OPPO A92 - hasil foto

Foto di atas saya ambil dengan cahaya natural dalam kondisi hari yang tidak terlalu cerah. Hasil kamera dengan pengaturan normal tidak menggunkan mode 48MP.

OPPO A92 - hasil foto

Sedangkan foto ini menggunakan pengaturan mode 48MP. Betul, OPPO A92 memang menyediakan fitur atau mode 48MP untuk pengambilan gambar yang lebih detail ketika di-crop.

OPPO A92 - hasil foto

A92 juga menyediakan fitur macro serta portrait untuk efek bokeh.

OPPO A92 - hasil foto

Untuk selfie, sama, saya mencoba dengan cahaya natural dengan berdiri dekat jendela. Sebagian wajah terkena cahaya dan sebagian lagi kurang terkena cahaya untuk memperlihatkan sedikit kontras. Pengaturan yang digunakan normal tanpa beauty AI.

Dan terakhir adalah hasil foto untuk fitur zoom. Saya ambil dengan hanya menggunakan cahaya secukupnya yang saya dapatkan dari lampu ruangan.

Itu tadi beberapa hasil foto dari kamera OPPO A92. Tunggu info selanjutnya di Dailysocial.id/gadget tentang perangkat ini. Kapan bisa didapatkan dan berapa harganya, termasuk juga spesifikasi lengkap yang dibawa perangkat ini.

Catatan: Foto yang saya upload ke artikel ini sudah mengalami penyesuaian ukuran. 

Menilik Tampilan OPPO A92 yang Menarik dan Beda

OPPO telah memperkenalkan OPPO A92 bersamaan dengan perkenalan Reno3 Pro beberapa waktu lalu secara daring, Namun tidak banyak detail yang diungkap untuk perangkat seri A terbaru ini. Di artikel ini kami ingin coba memperlihatkan sekilas seperti apa perangkat yang akan diperkenalkan secara detail oleh OPPO dalam beberapa hari lagi.

OPPO A92 adalah perangkat seri A setelah A91 yang hadir secara online. Dari sisi tampilan kotak dan desainnya mirip namun ada berbagai perbedaan yang cukup signifikan, setidaknya dari sisi desain dan tampilan depan, termasuk letak kamera.

OPPO A92

Dari bagian belakang, kita akan siguhkan ciri khas OPPO yang sebelumnya hadir di seri F yang kemudian diteruskan oleh seri A, yaitu tampilan glossy dengan efek pantulan cahaya ketika bagian belakang terkena sinar atau cahaya lampu, meski tampilannya polis tidak seperti seri A yang lebih bawah misalnya A12. Anda tentunya akan langsung melihat perbedaan mendasar dari tata letak kamera belakang. OPPO kini menghadirkan desain yang tidak lagi memajang sejajar ke bawah untuk 4 kamera yang terletak di bagian belakang.

Tata letak seperti yang hadir di A92 ini cukup berbeda dari beberapa perangkat baru OPPO yang dirilis, misalnya Reno3 dan Reno3 Pro atau adik kecilnya A91. Cukup menyegarkan untuk melihat beberapa layout kamera belakang yang dipilih OPPO untuk beberapa tipe mereka yang berbeda.

Bagian belakang lainnya tampil bersih hanya ada tulisan OPPO di bagian bawah layaknya seri terbaru OPPO lain. Fingerprint juga tidak ada di bagian belakang, bahkan tidak ada di bagian depan. Nanti saya akan ceritakan perpindahan letak fingerprint di perangkat A92 ini. Sebelumnya mari kita tilik tampilan depan terlebih dahulu.

Untuk bagian depan penyegaran juga terjadi untuk seri A, OPPO kini tidak lagi menempatkan waterdrop notch melainkan hanya bulatan kecil dibagian pinggir kiri atas yang menjadi tempat kamera depan. Tampilan seperti ini tentunya akan memberikan pengalmaan yang lebih baik saat menikmati konten hiburan atau bermain game.

OPPO A92

Tampilan desain depan OPPO A92 dengan notch baru ini juga menjadikan perangkat lebih elegan dan stylish. Cocok dengan segmen yang ingin disasarnya, yaitu pasar menengah yang mementingkan juga tampilan tidak hanya fitur atau fungsi.

Oke, seperti janji saya di bagian atas artikel, kita akan membahas bagian pinggir dari perangkat ini yang juga akan menyingkap letak dari fingerprint. OPPO menghadirkan pembeda yang cukup signifikan dengan memindahkan fingerprint tidak lagi di belakang atau di depan tetapi menjadi di pinggir untuk smartphone OPPO A92. Anda bisa menggapai tombol ini untuk membuka perangkat dengan jempol adan di bagian kanan perangkat. Tombol ini juga berfungsi sebagai power. Jadi sekaligus power button dan fingerprint.

OPPO A92

Untuk tampilan bagian kiri (dari tampak depan) tersedia simcard slot, dan dua tombol untuk volume up dan volume down. Bagian atas peranglat tampil polos dan bagian bawah ada speaker, slot untuk kabel charger dan headphone jack.

Salah satu yang menurut saya cukup menarik dari bagian pinggir A92 adalah pemilihan cat doff yang menutupi semua bagian pinggir perangkat. Cukup kontras dengan bagian belakang yang glossy tetapi menjadi pilihan yang tepat karena selain memberikan efek tampilan yang menyenangkan juga cukup cocok dengan desain fingerprint yang ada di bagian pinggir. Seolah mencoba memberikan efek non licin agar memudahkan penggunaan.

Itu dia penjelasan tampilan dasar bagian belakang, depan dan pinggir, termasuk atas dan bawah dari perangkat OPPO A92. Untuk detail spesifikasi serta impersi awal dan tentunya harga dari perangkat, akan kami tuliskan setelah perangkat ini resmi diungkap informasi lengkap oleh OPPO. Jangan lupa pantau terus Dailysocial.id/gadget untuk informasi selanjutnya.

OPPO menyediakan sarana untuk pembelian personal via WhatsApp dengan nomor kontak 0815-955-0000. Tanpa harus keluar rumah Anda bisa mendapatkan informasi dan membeli produk smartphone terbaru OPPO.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO. 

Berkenalan dengan OPPO Reno3 Pro, Smartphone baru dari OPPO yang Segera Hadir

OPPO akan kembali menggelar acara peluncuran smartphone, yang akan dijalankan secara online pada tanggal 21 April 2020, untuk merilis beberapa perangkat terbaru. Salah satunya adalah OPPO Reno3 Pro.

Dapur gadget DailySocial berkesempatan untuk mencoba awal perangkat ini sebelum nanti akan melakukan review dan ini pengalaman pertama kali bersentuhan dengan OPPO Reno3 Pro.

Reno3 Pro

Salah satu hal yang paling menonjol ketika pertama kali memegang Reno3 Pro adalah kesan berat dan hand feeling-nya. Saya merasa perangkat ini cukup compact dan menyenangkan untuk digenggam. Meski agak terasa sedikit lebih berat dari Reno3 versi biasa namun kesan tipis dan nyamannya mengingatkan pada perangkat flagship.

Dari sisi tampilan belakang, kamera berada sejajar di bagian kiri ponsel dengan layout yang mirip Reno3 tetapi ada beberapa perbedaan. Tulisan Hybrid Zoom dan lampu flash terletak di dalam bingkai kamera sehingga bagian belakang lainnya tampak polos. Memberikan kesan bersih dari sisi desain. Ada tulisan OPPO di bagian bawah belakang ponsel, tidak ada sidik jari karena dipindah ke bagai layar.

Reno3 Pro

Warna yang kami coba adalah warna hitam dengan efek glossy serta akan memberikan pantulan serupa efek sinar meski tidak terlalu kentara. Yang paling berbeda dari perangkat Reno3 Pro ini adalah tampilan depan. Mari kita bahas.

Salah satu kekurangan yang saya rasakan ketika mencoba Reno3 adalah bagian depan. Kayak ada yang kurang gitu denga model notch tipe raindrop yang dibawanya. Nah semua ini ternyata terjawab tuntas di Reno3 Pro. Tampilan di bagian dengan Reno3 Pro menyertakan dua kamera dengan notch tipe stand alone, tidak menempel para bagian atas layar. Jadi mengambang. Dan ini bagi saya adalah jawaban yang tepat untuk model Reno3.

 

Kita akan bisa menikmati dengan menyenangkan tampilan depan layar karena terasa lebih penuh. Notch yang tidak menempel di bagian layar ponsel memberikan kesan lebih gaya serta memberikan kesan flagship lagi pada perangkat Reno3 Pro. Padahal seri Reno bukanlah seri flagship tetapi segmen premium highend.

Untuk bagian pinggir, Reno3 Pro menyediakan dua button di bagian kiri dan satu button di bagian kanan. Di bawah ada speaker, jack audio serta colokan USB type C.

Secara desain dan tampilan, Reno3 Pro ini memberikan kesan yang berbeda tidak hanya dari Reno2 tetapi juga untuk perangkat OPPO secara keseluruhan. Pilihan untuk memberikan dua kamera di depan dengan tipe notch yang dipilihnya, menjadikan OPPO Reno3 Pro tampil cukup menonjol. Apalagi setelah Anda mencoba menggengam dan menggunakan secara rutin perangkat ini.

Reno3 Pro

Untuk spesifikasi dan info detail lainnya. Serta pengalaman menggunakan perangkat ini, tunggu tanggal 21 April, karena OPPO akan menggelar acara peluncuran mulai pukul 2 siang. DailySocial juga akan membahas perangkat ini di artikel atau video selanjutnya. Jadi stay tune. Jangan lupa cek akun media sosial OPPO untuk info peluncuran Reno3 Pro.

Reno3 Pro

Sebagai bonus, berikut adalah foto tampilan depan dan belakang dari OPPO A12. Perangkat seri A terbaru yang akan juga dirilis OPPO pada tanggal yang sama.

*Disclosure: Artikel ini didukung oleh OPPO.