Meninjau Kembali tentang Tren BA Esports Cantik di Indonesia: Sebuah Opini

Bagi Anda pemerhati industri ataupun fans esports Indonesia, Anda mungkin akan menemukan sejumlah foto ataupun video gadis-gadis cantik yang mendapat predikat Brand Ambassador (BA) di media sosial tim-tim esports dalam negeri.

Jika Anda cukup kritis, Anda mungkin akan menyadari bahwa tren ini anomali karena tidak ada gadis-gadis berparas rupawan yang diberi label BA esports tadi di media sosial tim-tim besar luar negeri (seperti Fnatic, Team Liquid, SKT T1, Astralis, dkk.). Di tim sepakbola Indonesia, seperti Persija dan Persib, tren ini juga tidak ditemukan. Di tim olahraga luar negeri pun (macam Juventus, Barcelona, ataupun LA Lakers) saya tidak menemukan penampakan gadis-gadis muda yang jadi bintang iklan tim tersebut di media sosialnya masing-masing.

Sebelum lebih jauh, saya ingin katakan terlebih dahulu bahwa tulisan ini ditujukan untuk mempertanyakan signifikansi tren gadis-gadis yang jadi BA esports ke ekosistem kita di Indonesia.

Namun demikian, berhubung saya juga tidak ingin meremehkan ataupun mencederai intelektualitas Anda, saya telah menghubungi berbagai pihak terkait untuk menjawab kenapa tren ini ada di Indonesia sebelum mencoba mengurai signifikansinya.

Kali ini, saya telah menghubungi Justin W (Managing Director untuk ONIC Esports), Yohannes Siagian (Vice President EVOS Esports), Gary Ongko (Owner/CEO dari BOOM ID), dan Agustian Hwang (Country Manager untuk MET Events) untuk mencoba memahami tren ini dari perspektif yang berbeda-beda.

Definisi BA Esports

Jujur saja, dari awal saya katakan, saya sebenarnya kurang setuju dengan istilah brand ambassador untuk kebanyakan gadis-gadis yang saya maksud di atas. Pasalnya, brand ambassador harusnya lebih dari sekadar jadi bintang iklan.

Icha “Mochalatte” Annisa, salah satu talent untuk MET Events dan dikenal sebagai shoutcaster untuk PUBGM dan Free Fire, juga sempat saya tanyai pendapatnya saat bertandang ke kantor Hybrid. Icha juga mempertanyakan kualifikasi apa yang membuat seseorang bisa disebut jadi BA tadi? “Apakah cukup dengan cantik dan hobi bermain game? Mungkin sebenarnya lebih tepat disebut sebagai talent saja, seperti saya di MET Events.” Ujar gadis cantik yang lebih memilih berperan sebagai shoutcaster ini.

Saya sepenuhnya setuju dengan pendapat Icha tadi. Pasalnya, memang ada tokoh-tokoh di ekosistem kita yang memang sudah layak disebut BA untuk timnya masing-masing. Icha sendiri menyebutkan nama Audrey dari FFGaming sebagai contoh. Sedangkan saya menambahkan nama Richard Permana dari TEAMnxl.

Menurut Justin, ONIC Esports juga sebenarnya tidak mengenal posisi BA esports. Ia berpendapat bahwa BA esports itu deskjob nya tidak jelas. “Kalau dari kita, ga bisa nemuin (deskjob-nya) itu. Mungkin tim lain ada ya. Mungkin dari tim lain ada ya. Kalau kita ga ada. Kita bisa aja punya talent cewek dan dianggap BA sama khalayak luas. Namun, internally, kita sendiri enggak pakai istilah BA.” Ujar sang Managing Director yang timnya baru saja memenangkan MSC 2019.

Dengan demikian, gadis-gadis yang tadi saya sebut sebagai BA tadi, selanjutnya akan saya sebut sebagai talent di artikel ini. Lalu pertanyaannya, kenapa ada tren talent gadis-gadis cantik di Indonesia? Inilah 3 jawaban yang saya dapatkan.

1. Jalan pintas menuju popularitas

Sumber: Red Arrow Studios
Sumber: Red Arrow Studios

Buat Anda yang cukup kritis memperhatikan postingan di media sosial, Anda akan melihat bahwa akun gadis-gadis cantik memang lebih mudah mendapatkan angka engagement tinggi. Mereka-mereka yang berparas pas-pasan mungkin harus punya prestasi tersendiri untuk menyamai tingkat engagement yang sama dengan postingan selfie mereka yang rupawan.

Padahal, punya prestasi di bidang apapun itu faktanya tidak mudah dan tidak murah. Demikian juga dengan tim-tim esports. Jadi juara tingkat Minor ataupun kompetisi tingkat internasional itu jelas lebih sulit ketimbang membayar gadis-gadis ABG sebagai model iklan.

Membangun tim yang mampu menjuarai kompetisi tingkat internasional jelas tidak murah karena butuh pemain-pemain berbakat, manajemen yang baik, ataupun pelatih juga yang jelas tidak murahan. Ditambah lagi, butuh waktu juga untuk mengasah kemampuan para pemainnya. Sedangkan membayar gadis-gadis untuk jadi talent itu sebenarnya bisa dibilang jauh lebih murah.

Menurut cerita-cerita yang saya dengar langsung dari orang-orang belakang layar, para gadis yang jadi bintang iklan tim esports tadi range gajinya mulai dari bayaran setingkat UMR sampai belasan juta Rupiah. Sedangkan membangun tim juara ongkosnya bisa mencapai puluhan atau bahkan ratusan juta Rupiah.

Ditambah lagi, uang itu juga mudah dicari. Sedangkan pengalaman itu tak hanya butuh uang tapi juga butuh waktu yang tidak sebentar.

2. Kondisi pasar esports Indonesia

Faktanya, segala sesuatu yang berhubungan dengan eksploitasi asmara atau bahkan seksualitas itu punya peluang besar untuk laris manis di pasaran, di berbagai penjuru dunia. Namun bedanya, para pejuang feminisme di komunitas barat itu jauh lebih agresif dari pada di Indonesia.

Hal itu juga yang dipercayai oleh Yohannes Siagian. Menurutnya, jika tren ini dilakukan di tim-tim luar, hal tersebut justru malah bisa mendatangkan kritikan.

“Kalau melihat situasi entertainment dan celebrity dunia dengan adanya gerakan #metoo dan aksi-aksi lain yang mengedepankan kesetaraan hak wanita dan menuntut tidak adanya diskriminasi terhadap wanita, bisa saja sebuah tim esports atau franchise olahraga lain di USA atau Eropa justru mendapat backlash yang negatif apabila mereka mempromosikan seorang BA berdasarkan kecantikan atau penampilannya.” Jelas Yohannes yang juga merupakan Kepala Pengembangan Program Esports Sekolah PSKD.

Di sisi lain, selain soal budaya massa pasar esports Indonesia, jumlah pasar esports Indonesia sendiri juga sebenarnya tidak sebesar yang dibayangkan. Padahal, jumlah fans-fans atau follower inilah yang biasanya dilihat dan dihitung oleh sponsor. Tim-tim mancanegara (macam Fnatic, Liquid, Astralis, dkk.) mungkin memang kelihatannya besar jumlahnya namun, faktanya, fans mereka tidak hanya berasal dari satu negara.

Dokumentasi: Riot Games
Dokumentasi: Riot Games

Hal inilah mungkin yang tidak disadari banyak orang melihat jumlah fans tim-tim esports internasional. Jumlah fans dari berbagai negara itulah yang membuat jumlahnya besar. Sedangkan fans-fans tim esports dalam negeri biasanya berasal dari Indonesia, mengingat kebanyakan konten media sosial tim-tim esports dalam negeri memang masih berbahasa Indonesia.

Gary Ongko, bos besar dari BOOM ID juga sudah menyadari hal ini. “Masalahnya sekarang kan tim-tim Indonesia belum rutin masuk kompetisi internasional (Minor, Major, ESL Pro League, dkk.). Mungkin nanti gayanya (pakai talent-talent gadis cantik) bisa berubah kalau udah rutin ikut turnamen-turnamen besar (tingkat dunia).”

3. Paradigma industri di usia remaja

Industri digital di Indonesia sendiri memang mungkin masih remaja. Karena itulah, para pelakunya juga mungkin masih sangat terpaku pada tolak ukur kuantitas user semata dalam waktu secepat-cepatnya.

Khusus untuk poin ketiga, pendapat ini merupakan hasil dari pengamatan saya pribadi sebagai orang berkecimpung di industri game dan media dari tahun 2008. Tolak ukur kesuksesan yang terpaku pada sebatas kuantitas dan serba instan ini bisa ditemukan di semua sisi pelaku industrinya, mulai dari media, content creator, tim esportsevent organizer, dan juga sponsor.

Memang, saya juga tidak menafikkan bahwa sudah ada juga yang mulai menyadari pentingnya mengejar tolak ukur lain seperti kualitas user (karena faktanya memang ada yang namanya good quality user) ataupun kualitas content. Ada juga yang menyadari bahwa kesuksesan itu butuh waktu dan proses yang tidak sebentar.

Saya pribadi pun sebenarnya tidak bisa menyalahkan paradigma tadi karena saya kira proses pendewasaan industri memang harus melalui fase itu. Ibaratnya, kebanyakan kaum muda itu ya memang maunya jadi selebriti yang tenar dan dikagumi semua orang dalam waktu sesingkat-singkatnya. Namun seiring waktu kita jadi dewasa, kita tahu bahwa ada banyak hal lain yang seharusnya dikejar selain soal ketenaran. Semakin dewasa, saya kira kita juga semakin sabar menjalani proses.

Sebelum ada yang protes, saya pakai kata ‘dewasa’ ya; bukan tua…

Sumber: Team Liquid
Sumber: Team Liquid

Idealnya, bagi saya pribadi, kualitas dan kuantitas (baik itu user ataupun content) itu berbanding lurus. Namun demikian kesulitannya adalah standar kualitas itu juga yang mungkin berbeda-beda, sesuai dengan pengalaman masing-masing individunya.

Saya juga sebenarnya percaya bahwa industri (baik pelaku ataupun pasar) apapun itu juga lambat laun akan semakin dewasa, yang membedakan hanyalah soal waktu; siapa sajakah yang lebih dulu dewasa. Namun demikian, kita sebagai bagian dari pelaku ataupun pasar esports Indonesia, kita juga bisa memilih untuk mengambil peran dalam mendewasakan industri.

4. Skill komersial pemain masih yang perlu diasah

Seperti yang pernah saya tuliskan juga saat saya mencoba mengurai permasalahan ekosistem Dota 2 di Indonesia, tren gadis-gadis yang jadi pemandu sorak di ekosistem esports Indonesia ini juga terkait dengan minimnya skill komersial para pro player esports di Indonesia.

Dokumentasi: DreamHack
Dokumentasi: DreamHack

Pasalnya, di luar negeri, peran-peran brand ambassador itu justru tidak jarang juga dipanggul oleh para pemain timnya. Gary mencontohkan jika Fnatic punya pindaPanda dan iceiceice yang bisa mempromosikan brand tim tersebutMereka bisa jadi icon tim tersebut meski jabatannya bukan BA. Sedangkan Yohannes juga menambahkan para icon dari tim olahraga yang juga bisa memainkan peran sebagai BA, seperti Ronaldinho untuk Barcelona ataupun Magic Johnson untuk LA Lakers.

Di Indonesia sendiri, memang sayangnya belum banyak para pemain yang punya kemampuan dari sisi komersial tadi. Jika saya harus memberi contoh, 2 nama pemain Indonesia yang langsung muncul di kepala saya adalah Richard Permana dari TEAMnxl> dan JessNoLimit dari EVOS Esports. Keduanya berperan aktif berinteraksi dengan komunitas ataupun media membawa bendera timnya masing-masing, sebagaimana peran BA yang semestinya – bukan hanya sebatas jadi bintang iklan.

Agustian Hwang, yang merintis perjuangan MET di Indonesia sampai sebesar sekarang ini, mengatakan, “Kesulitannya dari para player yang existing mayoritas belum fokus pada pengembangan diri dari sisi komersialnya.”

Sumber: OhBaby via Instagram
Sumber: OhBaby via Instagram

Saya tahu memang sebenarnya tidak mudah menemukan individu-individu yang punya kapasitas di dua hal yang berbeda, misalnya punya paras yang rupawan tapi juga cukup lincah bermain game seperti ohbaby dari IOG ataupun cukup pintar berbicara seperti Mochalatte di atas. Ataupun, jago bermain game tetapi juga pandai bersikap terhadap media ataupun fans.

Namun demikian, saya sungguh percaya bahwa skill itu bisa dilatih asalkan ada yang mau mengajarkan dan individunya sendiri mau belajar.

Tilikan signifikansi tren gadis-gadis yang jadi BA esports

Setelah tadi saya mencoba menjabarkan kenapa tren ini ada di Indonesia, izinkan saya memberikan opini saya terhadap dampak yang mungkin terjadi.

Pertama, jika boleh saya memberikan masukan, titel BA seharusnya tak lagi diberikan dengan mudah buat yang hanya sekadar jadi bintang iklan. Kenapa? Karena sebutan BA bisa jadi titel dengan kasta tertinggi buat individu-individu yang memang pintar membawa nama baik brand-nya masing-masing.

Sumber: The Verge via Twitter
Sumber: The Verge via Twitter

Dengan jenjang yang jelas untuk orang-orang yang memang serius di sisi branding dan komersialisasi, menurut saya, mereka akan lebih terpacu untuk meningkatkan skill-nya dan lebih aktif berinteraksi (tidak hanya sekadar duduk di pojok ruangan seorang diri atau sekadar foto bersama fans).

Faktanya, justru karena saya percaya ranah ini juga tidak mudah untuk dipelajari, mengumbar titel dengan terlalu mudah justru malah mengurangi keseriusan untuk belajar ataupun malah melecehkan mereka-mereka yang benar-benar punya kapasitas soal ini. Misalnya saja seperti titel wartawan atau jurnalis yang seolah diobral murah meriah buat mereka-mereka bahkan tak tahu kaidah-kaidah jurnalistik yang benar.

Kedua, seperti yang saya ungkapkan di bagian pertama, penggunaan para gadis sebagai talent itu memang berguna sebagai jalan pintas menuju popularitas. Nah, ketakutan saya, jalan pintas ini bisa dianggap jadi solusi permanen.

Misalnya saja, sebuah tim jadi tak lagi fokus mengejar prestasi karena sudah merasa mendapatkan cukup popularitas dan pendapatan dari memanfaatkan kecantikan talent mereka. Sponsor pun juga bisa merasa tak perlu lagi mencari tim berprestasi selama mereka punya gadis cantik yang dilabeli BA tadi.

Memang, faktanya, mengejar prestasi dan popularitas bisa dikerjakan secara bersamaan dan paralel; selama punya sekumpulan sumber daya manusia yang memang punya kapasitas di dua hal tadi. Selain itu, sampai hari ini, menurut saya sendiri kebanyakan tim-tim besar esports Indonesia memang masih mencoba menjalankan keduanya beriringan bersama.

IEM Chicago 2018. Source: ESL
IEM Chicago 2018. Source: ESL

Namun sekali lagi, jalan menuju juara di tingkat internasional itu penuh liku dan jurang terjal. Sebaliknya, ada banyak sekali gadis-gadis muda yang selalu siap diorbitkan jadi selebriti media sosial. Buat saya pribadi, aneh dan ironis saja dilihat jika ada tim esports yang akhirnya hanya sekadar jadi sekumpulan selebriti sosmed namun nihil prestasi.

Ditambah lagi, saya kira perkembangan esports Indonesia juga tidak akan beranjak ke mana-mana jika sudah tidak ada lagi tim-tim yang peduli dengan prestasi di tingkat internasional.

Semoga saja, saya yang terlalu paranoid…

Penggila PUBG, Ayo Ramaikan Grand Final PINC 2019 Tanggal 13 – 14 Juli

Akhir pekan ini, tanggal 13 – 14 Juli 2019, merupakan akhir pekan yang sangat spesial bagi penggemar game dan esports. Banyak sekali event menarik yang digelar bersamaan pada dua hari tersebut. Misalnya seleksi nasional Tokopedia IENC Road to SEA Games – Tekken 7 dan BEKRAF Game Prime 2019. Untuk para penggemar PUBG Mobile, ada hiburan khusus yang jelas tidak boleh dilewatkan, yaitu pertandingan Grand Final untuk turnamen PUBG Mobile Indonesia National Championship (PINC) 2019.

Digelar untuk pertama kalinya di tahun 2018, babak final PINC kali ini akan dilangsungkan di lokasi Stadion Tennis Indoor, Senayan, Jakarta. Anda dapat menyaksikan 16 tim PUBG Mobile terbaik Indonesia yang sebelumnya telah melalui babak kualifikasi regional di 48 kota berbeda. Tim yang menjadi juara nanti berhak membawa pulang uang hadiah senilai total Rp1.000.000.000.

PINC 2019 Grand Final - Prize
Sumber: PUBG Mobile

Ke-16 tim partisipan PINC 2019 Grand Final itu terdiri dari:

  • Mikail Esports X LCF (Semarang)
  • Aerowolf.Limax (Surabaya)
  • Bigetron Esports (Jakarta)
  • SFI 4S (Jakarta)
  • RRQ Capcorn (Bali)
  • CMPB Fams (Makassar)
  • Professional Bad (Medan)
  • Dranix MTRJEA Avengers (Manado)
  • Ghost Alliance Grillpan (Yogyakarta)
  • BOOM.Ace (Pontianak)
  • ONIC LULPYB (Padang)
  • Frontier Esports Team (Bandung)
  • RRQ Ryu (Bandung)
  • NFT Esports (Balikpapan)
  • EVOS Esports (Palembang)
  • ELITE8 Nyosep (Jakarta)

Didukung oleh Vivo, Torabika Capuccino, dan GO-PAY sebagai sponsor resmi, pihak PUBG Mobile optimis acara ini akan menjadi Grand Final turnamen terbesar di tahun ini. Mereka juga berharap dapat PINC 2019 dapat menjadi inspirasi, mengajak para pemain untuk mengembangkan bakat dan pikiran positif, serta memberi wadah yang bisa berkontribusi terhadap perkembangan dunia esports Indonesia.

PINC 2019 Grand Final - Banner
Sumber: PUBG Mobile

“PINC 2019 diadakan untuk semakin memperkuat komitmen PUBG Mobile dalam berkontribusi di perkembangan dunia esports Indonesia serta memfasilitasi para pemain dan komunitas yang menjadi inti dari ekosistem esports,” demikian ujar Gaga Li, Head of Esports PUBG Mobile untuk wilayah Asia Tenggara, dalam siaran pers.

Para pengunjung yang datang langsung ke venue tidak hanya dapat menyaksikan turnamen, namun juga akan mendapat suguhan acara serta hiburan lain yang tak kalah menarik. Contohnya Ladies Tournament, door prize, dan sebagainya. Sementara itu Anda yang berkendala hadir tetap bisa menonton pertandingan secara live streaming lewat channel YouTube PUBG Mobile Indonesia atau situs resmi PINC 2019. Bagaimana, apakah Anda berminat datang dan meramaikan acara ini?

Tekken 7 Terpilih Jadi Cabang Kompetisi IESF Esports World Championship 11

International Esports Federation (IESF) belum lama ini mengumumkan bahwa mereka akan memasukkan Tekken 7 sebagai salah satu cabang pertandingan resmi untuk kompetisi individu di Esports World Championship 11 di Seoul, Korea Selatan. Dengan masuknya Tekken 7, artinya kini IESF Esports World Championship 11 telah memiliki dua game yang terkonfirmasi. Game pertamanya, diumumkan pada bulan Mei lalu, adalah Dota 2.

Bila Anda tidak familier dengan IESF, organisasi ini adalah federasi internasional yang bertujuan untuk mempromosikan esports sebagai olahraga sejati, melampaui batas bahasa, ras, atau budaya. IESF memiliki empat misi utama, yaitu:

  • Meningkatkan jumlah negara anggota
  • Menciptakan regulasi dan standar esports internasional
  • Melatih wasit lewat program sumber daya manusia
  • Menyelenggarakan kejuaraan esports internasional

Pertama kali didirikan di Korea Selatan dengan anggota pada tahun 2008 dengan anggota 9 negara, saat ini IESF sudah berkembang mencakup lebih dari 46 negara, termasuk Indonesia. IESF memiliki turnamen internasional sendiri dengan judul Esports World Championship. Menurut IESF, saat ini Esports World Championship adalah satu-satunya turnamen esports di mana para atlet timnas bertanding dan mewakili negara masing-masing secara resmi.

Tekken 7

Turnamen Esports World Championship 10 sebelumnya telah digelar di kota Kaohsiung, Taiwan, dengan 459 tim sebagai partisipan. Sementara Esports World Championship 11 tahun ini akan digelar pada kuartal keempat tahun 2019, namun untuk sementara IESF belum mengumumkan jadwal pastinya. Bila berkaca pada turnamen sebelumnya yang digelar bulan November, ada kemungkinan waktunya pun akan jatuh sekitar bulan yang sama.

Tekken sendiri bukan pertama kalinya menjadi salah satu cabang pertandingan. Justru seri Tekken sudah jadi game langganan sejak tahun 2012 lalu. Nantinya para atlet yang ingin berpartisipasi di turnamen Esports World Championship 11 haruslah merupakan pilihan dari federasi nasional yang tergabung dengan IESF. Untuk Indonesia, organisasi yang dimaksud adalah IeSPA.

IESF belum mengumumkan berapa total jumlah game yang akan dipertandingkan tahun ini. Sebagai perbandingan, tahun lalu Esports World Championship mengusung tiga game yaitu League of Legends, Counter-Strike: Global Offensive, dan Tekken 7. Tahun ini Dota 2 dipilih karena menurut IESF game tersebut “memiliki daya tarik universal”. Sementara Tekken 7 memang sudah jadi langganan.

Bila Indonesia jadi berpartisipasi nanti, kira-kira siapakah pemain yang akan menjadi wakil? Apakah akan sama dengan kontingen Tekken yang bertanding di SEA Games 2019? Kita tunggu saja perkembangan lebih lanjut dari IESF, dan terus pantau Hybrid untuk berita esports fighting game lainnnya.

Sumber: IESF

Buah Prestasi PUBG Mobile, Bigetron Esports Mendapat Sponsor dari GoPay

Walau sudah menjadi fintech terpopuler di tahun 2018, tapi bukan berarti GoPay berhenti melakukan ekspansi. Ranah ekosistem esports kini menjadi salah satu lahan yang sedang cukup dilirik, termasuk oleh GoPay, untuk memberi brand awarness kepada gamers. Maka dari itu, baru-baru ini, Bigetron Esports mengumumkan kerja sama terbarunya dengan layanan pembayaran digital, GoPay.

Ini sebenarnya bukan kali pertama Gojek, lewat layanan GoPay, mensponsori ekosistem esports. Sebelum kerjasama dengan Bigetron Esports, Gopay sudah sempat mensponsori salah satu liga esports terbesar di Indonesia, MLBB Professional League: Season 2 (MPL: Season 2).

Gojek sendiri sebenarnya sudah sempat punya pengalaman bekerja sama dengan organisasi esports. Pada tahun 2016 lalu contohnya, ketika mereka bekerja sama dengan salah satu organisasi esports yang sedang berkembang pesat ketika itu, yaitu tim EVOS Esports.

Sumber: Instagram @Bigetronesports
Sumber: Instagram @Bigetronesports

“Kami sangat senang bisa menjadi salah satu esports brand yang bekerja sama dengan GoPay. Dalam durasi partnership ini, kami akan membuktikan bahwa esports bisa memberikan exposure yang luar biasa kepada para brand. Dengan kerja sama ini, diharapkan bisa memberi kepercayaan para brand ‘unicorns’ lain yang ingin investasi ke ekosistem esports namun masih ragu”. Ucap Edwin Chia, founder dan CEO Bigetron Esports kepada redaksi Hybrid.

Tim Bigetron Esports belakangan memang sedang menjadi buah bibir di kalangan pecinta esports, terutama dalam ranah kompetisi PUBG Mobile. Terakhir kali, tim yang dipunggawai oleh si kembar Made Bagas “Zuxxy” dan Made Bagus “Luxxy” ini, berhasil menjadi runner-up di dalam kompetisi PUBG Mobile Club Open tingkat Asia Tenggara.

Berkat hal tersebut, Bigetron Esports berhasil menjadi nama yang paling dikenal dan disegani dalam kancah PUBG Mobile. Sebelum itu, mereka juga sudah mencapai status tak terkalahkan. Bahkan mereka sempat mencatatkan rekor kemenangan beruntun di kancah lokal, lewat beberapa kompetisi sekaligus.

Sumber: Tencent Official Media
Sumber: Tencent Official Media

Dalam kerja sama ini, Bigetron Esports akan menyebarkan brand awarness GoPay kepada para gamers, pecinta esports, dan tentunya penggemar Bigetron Esports. Nantinya brand GoPay akan muncul lewat kanal media sosial, konten Youtube, event offline, dan berbagai kanal lain milik Bigetron Esports.

Sponsorship ini tentu menjadi satu langkah maju bagi Bigetron Esports. Apalagi dengan prestasi yang sudah berhasil diraih Bigetron Esports, saya merasa sponsorship ini seperti hadiah manis atas rentetan prestasi yang diraih oleh Bigetron Esports belakangan.

 

Animo Peserta Terbukti Tinggi, JD.ID Siap Gelar High School League 2019 Season 2

Pandangan negatif dari masyarakat adalah masalah yang sudah lama melekat dan mengganggu dunia industri game. Begitu pula halnya dengan esports, terlebih setelah esports semakin populer bahkan menjadi mainstream seperti sekarang. Namun usaha untuk menepis anggapan negatif itu pun terus muncul dari para pegiat industrinya. Misalnya seperti yang dilakukan oleh JD.ID lewat program High School League (HSL) mereka.

Pertama digelar tahun 2018, JD.ID High School League sejak awal didirikan dengan tujuan pada masyarakat—utamanya orang tua siswa—bahwa dengan terjun ke dunia esports para pelajar bisa memperoleh prestasi yang membanggakan dan menjadi pahlawan bagi sekolah. Selain itu program ini juga diharapkan bisa menjadi salah satu landasan bagi para pemuda yang ingin meniti karier di dunia esports nantinya.

JD.ID HSL - SMKN 2 Bandung
Sumber: JD High School League

Pada 2019 ini JD.ID High School League terbagi menjadi dua periode (Season), masing-masing digelar di semester pertama dan kedua tahun 2019. Sementara cabang kompetisinya terbagi menjadi tiga: liga Dota 2, turnamen Dota 2, dan turnamen Mobile Legends: Bang Bang. Tak hanya menawarkan uang hadiah senilai Rp1,2 miliar, JD.ID juga memberi berbagai keuntungan lain pada sekolah peserta. Termasuk di antaranya subsidi bagi guru ekstrakurikuler, pemberian bimbingan para siswa-siswi partisipan, hingga beasiswa.

High School League 2019 Season 1 telah berakhir pada bulan April lalu, dengan daftar juara sebagai berikut.

HSL Liga Dota 2 Serie A Season 1:

  • Juara 1: SMA Marsudirini Bekasi
  • Juara 2: SMKAN 1 Bandar Lampung
  • Juara 3: SMAN 6 Cimahi

HSL Turnamen Dota 2 Season 1 (para pemenang akan lolos ke Liga Dota 2 Serie A Season 2):

  • Juara 1: SMKN 2 Bandung
  • Juara 2: SMKN 7 Samarinda
  • Juara 3: SMAN 2 Ungaran

HSL Turnamen MLBB Season 1:

  • Juara 1: SMA Bethel 1 Kosambi
  • Juara 2: SMAN 1 Negara
  • Juara 3: SMAN 1 Purwodadi
JD.ID HSL - Participants
Sumber: JD High School League

Dari 2018 hingga sekarang, JD.ID High School League telah diikuti oleh 646 tim dari 548 sekolah berbeda. Total partisipannya mencapai 3230 orang, angka yang melampaui harapan pihak JD.ID sendiri pada awalnya. Melihat animo yang begitu besar, JD.ID kini kembali mengundang sekolah-sekolah dan pelajar seluruh Indonesia untuk mengasah keahlian di Season 2.


View this post on Instagram

Salah satu faktor berkembangnya esports ditanah air dikarenakan banyaknya game – game yang bermunculan di semua platform baik PC, mobile dan console. Hal ini juga yang sedang kami ingin lakukan, agar JD.ID High School League bisa menjadi tempat berkumpulnya semua para pencinta game dan para pelaku esports. Khususnya untuk kalangan pelajar SMA dan SMK di Indonesia. So kalian para pejuang esports, game apa yang kalian banggakan ? JD.ID HIGH SCHOOL LEAGUE 2019 SEASON 2 yang akan segera hadir adalah tempat yang pas untuk mendapatkan itu semua. Untuk info pantengin terus sosial media JD.ID High School League : Instagram : @jd.hsl @moobatvindo @esidgroup @yamisok @esports_id Facebook : – JD High School League – MoobaTV Indonesia – Yamisok – Esid Group Website HSL : www.ihsl.id Mau jadi Atlit Esports ? Tunjukin skill loe di JD.ID High School League. #SkillGueOri #DijaminOri #JDIDHSL2019 #dota2 #freefire #esports #gamer #mlbb #pubg #dowhatyouneverdo

A post shared by JD HIGH SCHOOL LEAGUE (@jd.hsl) on

JD.ID High School League 2019 Season 2 akan diluncurkan pada bulan Agustus, namun saat ini belum ada pengumuman jadwal detailnya. Pihak JD.ID juga tengah mengusahakan untuk menambah judul game selain Dota 2 dan Mobile Legends, entah itu di platform PC, mobile, ataupun console. Bila Anda atau sekolah Anda hendak berpartisipasi dalam kompetisi ini, maka sekarang sudah waktunya untuk mempersiapkan. Pantau terus juga situs resmi JD.ID High School League dan Hybrid untuk info selanjutnya.

Sumber: JD High School League

Lowongan Kerja Esports Meningkat Hampir Dua Kali Lipat dalam Setahun Terakhir

Meski kerap dikaitkan dengan stigma negatif di masyarakat, tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan industri esports juga telah memberikan banyak manfaat bagi orang banyak. Salah satunya yaitu menciptakan lapangan pekerjaan baru yang begitu beragam. Tak hanya menjadi atlet, di industri ini Anda juga dapat berperan sebagai organizer, shoutcaster, kreator konten, dan berbagai profesi lain sesuai talenta. Tinggal bagaimana kita berpikir kreatif serta mengasah keahlian agar bisa masuk ke bidang-bidang tersebut.

HitmarkerJobs adalah salah satu platform yang memfasilitasi pencarian kerja di industri esports, dan baru-baru ini mereka merilis sejumlah data serta infografis yang menunjukkan tren positif. Mereka membandingkan data dari periode Januari – Juni 2018 dengan Januari – Juni 2019, ternyata permintaan untuk tenaga kerja esports mengalami peningkatan cukup signifikan.

Infografis HitmarkerJobs
Sumber: HitmarkerJobs

Di tengah tahun pertama 2018, jumlah lowongan kerja untuk esports tercatat sebanyak 2.497 lowongan, kemudian meningkat menjadi 4.638 lowongan di tengah tahun pertama 2019. Artinya terjadi pertumbuhan sebesar 185,74%. Data lain yang menarik adalah bahwa rasio lowongan full time mengalami peningkatan juga, dari 63,94% menjadi 75,08%. Sementara jumlah pekerjaan part time, volunteer, dan internship (magang) semua mengalami penurunan. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa industri esports dalam setahun terakhir telah tumbuh menjadi semakin profesional, dan semakin solid sebagai tempat mencari nafkah.

Demografis para job hunters (pencari kerja) di industri esports pada periode 2019 menunjukkan bahwa mayoritas mereka adalah tenaga kerja berusia 25 – 34 tahun (52,45%) dan 18 – 24 tahun (36,77%). Memang rentang usia ini adalah usia yang sangat produktif dan identik dengan industri kreatif. Akan tetapi menariknya, mayoritas tuntutan keahlian berada pada level menengah (41,71%). Jadi industri esports menawarkan banyak oportunitas, tapi syaratnya kita harus memiliki skill yang mumpuni.

“Rasanya sangat menggembirakan melihat begitu banyak lowongan kerja di esports secara global, memberikan lebih banyak orang kesempatan untuk mengubah passion mereka menjadi karier. Kami bersyukur dapat ikut andil dalam memberikan para pencari kerja sebuah daftar lengkap pekerjaan-pekerjaan esports, dan memberikan para penyedia kerja staf-staf yang bertalenta,” demikian kata Rich Huggan, Managing Director HitmarkerJobs, dilansir dari Esports Insider.

“Angka-angka di infografis kami menunjukkan pertumbuhan luar biasa hanya dalam 12 bulan, meskipun masih ada yang perlu ditingkatkan dalam hal menyetarakan porsi gender para pencari kerja dan memastikan jumlah pekerjaan tanpa bayaran terus menurun. HitmarkerJobs.com akan terus berjuang mendorong perubahan ini seiring kami mengejar profesionalisasi dunia tenaga kerja di esports dan gaming,” lanjutnya.

Data dari HitmarkerJobs ini tentunya membuat para pegiat esports semakin positif menyongsong masa depan industri esports yang memang diprediksi masih akan tumbuh selama beberapa tahun ke depan. Ditambah dengan sosialisasi esports ke para orang tua Millennial dan Generasi Z, peningkatan awareness di kalangan pemilik brand, serta usaha-usaha penghapusan stigma negatif lainnya, bukan hal aneh jika pertumbuhan lapangan kerja ini dapat berkembang lebih jauh lagi selama setahun ke depan. Pemerintah Tiongkok bahkan memprediksi bahwa hingga tahun 2024 jumlah talenta esports di sana akan meningkat hingga 800%. Tapi apakah benar demikian, hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Anda dapat melihat infografis HitmarkerJobs versi resolusi tinggi di tautan berikut.

Sumber: Esports Insider, HitmarkerJobs, Team Liquid

Invictus Gaming Jalin Kerja Sama dengan Chevrolet, Iklankan Mobil SUV Baru

Tim-tim raksasa esports tampaknya semakin banyak dilirik oleh brand non-endemic. Salah satunya yang belakangan cukup sering dikabarkan menjalin kerja sama adalah brand di bidang otomotif. Menyusul Audi yang berkolaborasi dengan Astralis, Mercedes-Benz dengan SK Gaming, Honda dengan Team Liquid, serta BMW dengan Cloud9, kali ini giliran Chevrolet yang resmi menjadi partner untuk Invictus Gaming.

Dilansir dari The Esports Observer, posisi Chevrolet terhadap tim raksasa asal Tiongkok itu adalah official car partner. Tujuan utama dari kolaborasi ini adalah untuk mempromosikan produk baru Chevrolet, yaitu Chevrolet Tracker SUV. Tim League of Legends Invictus Gaming telah tampil dalam sebuah video iklan di Weibo berjudul “IG x Tracker”. Selain itu, masing-masing anggota tim ini juga menjadi model untuk video iklan Chevrolet tersendiri. Bila Anda mengunjungi situs resmi Chevrolet Tiongkok, Anda dapat melihat Invictus Gaming tampil di berbagai material iklan di sana.

Invictus Gaming x Chevrolet - Players
Roster LoL IG menjadi model iklan Chevrolet | Sumber: Chevrolet

Invictus Gaming dan Chevrolet tidak mengungkap nilai finansial dari kerja sama ini. Yang jelas, saat ini jaket dan jersey Invictus Gaming di League of Legends Pro League (LPL) telah terpasang logo Chevrolet. Tim yang bulan Maret lalu menjuarai LPL 2019 Spring Playoffs ini juga akan menggunakan Chevrolet Tracker SUV untuk melakukan perjalanan serta menciptakan konten-konten di masa depan.

Ancang-ancang untuk meluncurkan kerja sama ini sudah ditunjukkan oleh Chevrolet sejak bulan Juni kemarin. Di acara yang bernama Chongqing Auto Show, para pemain Invictus Gaming ikut tampil di panggung bersama Chevrolet untuk memamerkan jaket baru mereka. Tampaknya kolaborasi dan iklan yang dihasilkan hanya berlaku lokal di Tiongkok saja, sebab Chevrolet tidak memasang material serupa di situs versi global mereka.

Chevrolet Tracker SUV
Chevrolet Tracker SUV akan jadi kendaraan resmi Invictus Gaming | Sumber: Peter Otto Photography

Kolaborasi tim esports dengan brand otomotif belakangan telah menjadi tren, tidak hanya di Tiongkok namun juga di wilayah-wilayah kompetisi lainnya. Mengingat Invictus Gaming adalah salah satu tim terbesar dan juga terkuat di Tiongkok, wajar bila kemudian mereka banyak dilirik untuk bekerja sama.

Brand lain seperti Mercedes-Benz bahkan tidak hanya menggandeng tim esports (SK Gaming, Royal Never Give Up), tapi juga menjadi sponsor untuk liga LPL itu sendiri sejak tahun 2018. Kira-kira brand otomotif apa lagi yang akan ikut berkecimpung di dunia esports nantinya?

Sumber: The Esports Observer, Chevrolet, Peter Otto Photography

Persiapan SEA Games, Jago-Jago Tekken Indonesia Bertemu di Tokopedia IENC

Akhir pekan mendekat tapi Anda masih bingung hendak menghabiskan waktu ke mana? Suka dengan game kompetitif dan ingin menonton para jagoan esports dari dekat? Yang lebih penting lagi, Anda suka dengan game tarung-tarungan? Kalau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini adalah ya, maka ada suguhan spesial bagi Anda di tanggal 13 Juli nanti. Tanggal tersebut adalah hari puncak kualifikasi nasional Tokopedia IENC Road to SEA Games 2019 untuk Tekken 7!

Tokopedia IENC—singkatan dari Indonesia Esports National Championship—2019 adalah kejuaraan nasional esports pertama di Indonesia yang digelar dengan tujuan untuk mencari kontingen esports untuk ajang SEA Games 2019 nanti. Dari lima cabang game di gelaran akbar tersebut, IENC menjadi salah satu jalur kualifikasi untuk tiga judul yaitu Dota 2, Mobile Legends: Bang Bang, dan Tekken 7. Untuk MLBB dan Dota 2, sebelumnya sudah ada kualifikasi daerah juga untuk menyaring tim-tim dari seluruh penjuru Indonesia. Namun khusus untuk Tekken 7 kita akan langsung menonton para jagoan beraksi di weekend Grand Final.

IENC Tekken 7 - Poster
Sumber: Advance Guard

Puluhan jago Tekken telah terdaftar sebagai partisipan di Tokopedia IENC (bracket lengkapnya dapat Anda lihat melalui tautan ini), termasuk nama-nama veteran seperti Meat, R-TecH, M45T4Z, Lee_yo, Jackbosstin, dan banyak lagi. Maklum, turnamen kali ini memang tergolong sangat prestisius karena selain memperebutkan hadiah senilai Rp60.000.000, dua pemain terpilih juga akan memperoleh slot pelatnas untuk menyongsong SEA Games 2019. Ini adalah kesempatan bagi para pemain Tekken Indonesia untuk membuktikan kemampuan diri sekaligus mengharumkan nama bangsa.

“Untuk Tekken 7 walaupun peminatnya masih cukup terbatas, tapi untuk game fighting ini merupakan game yang peminatnya paling heboh di Indonesia. Dan karena game individual ini mendapatkan 2 slot pelatnas, siapa pun wakilnya, saya berharap mereka bisa memberikan kemampuan terbaiknya,” kata Bram Arman dari Advance Guard kepada Hybrid. “Untuk Indonesia sendiri (di SEA Games Tekken 7), saya merasa kans untuk masuk 3 besar cukup besar. Tapi tidak boleh meremehkan semua lawan yang dihadapi, harus tetap sigap siapa pun lawannya,” lanjutnya.

IENC Tekken 7 - Venue
Sumber: Advance Guard

Kompetisi Tokopedia IENC Road to SEA Games 2019 – Tekken 7 akan digelar di venue Breakroom, Jalan Muara Karang Barat No. 41 1 8 Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Bila Anda berhalangan hadir pun jangan khawatir, karena pertandingan-pertandingannya juga akan ditayangkan secara langsung melalui kanal YouTube Advance Guard (youtube.com/advanceguardtv). Baik secara langsung atau pun online dari rumah, Anda sama-sama bisa menyaksikan adegan baku hantam Tekken nasional yang pastinya akan sangat seru. Don’t miss it!

Disclosure: Hybrid adalah media partner Advance Guard.

BEKRAF Game Prime 2019 Tandingkan 8 Tim Mobile Legends Ternama Indonesia

BEKRAF Game Prime 2019 akan digelar sebentar lagi! Pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 13 – 14 Juli nanti, gedung Balai Kartini Jakarta akan menjadi destinasi pertemuan para pelaku dan penggemar industri game di Indonesia. Berbagai developer game lokal akan memamerkan karya-karya mereka di sini yang bisa dicoba secara langsung oleh pengunjung. Selain itu juga tersedia berbagai macam hiburan, seperti board game dan game virtual reality (VR) serta augmented reality (AR).

Sama seperti tahun 2018 lalu, salah satu menu utama yang disajikan BEKRAF Game Prime kali ini adalah turnamen esports Mobile Legends dengan tajuk Clash of Titans. Mengapa judulnya Clash of Titans? Tak lain adalah karena turnamen ini merupakan ajang undangan yang dihadiri oleh tim-tim terbesar dan terkuat di Indonesia. Mereka akan bertarung menentukan yang terbaik dan memperebutkan hadiah senilai total Rp50 juta.

BEKRAF Game Prime 2019 - Mobile Legends

Ada delapan tim esports yang diundang dalam acara ini. Mereka adalah:

  • Rex Regum Qeon
  • GGWP.ID
  • Island of God
  • Saints Indo
  • Bigetron
  • The Prime Esports
  • Genflix Aerowolf
  • Louvre Esports

Hampir semua tim di atas merupakan nama besar yang baru saja mengalami perombakan selepas berakhirnya MPL ID Season 3. RRQ contohnya, bukan hanya mengalami perubahan roster tapi juga perubahan branding karena kolaborasinya dengan klub sepak bola PSG baru berakhir. Island of God yang merupakan bagian dari klub bola lokal Bali United juga layak jadi perhatian, apalagi beberapa waktu lalu klub tersebut baru saja melakukan IPO.

Sayangnya ONIC Esports tidak muncul dalam gelaran Clash of Titans ini. Padahal ONIC sudah resmi menjadi tim terkuat nasional, bahkan regional Asia Tenggara setelah menjuarai MPL ID Season 3 dan MSC 2019. Jadi bisa dikatakan bahwa dalam Clash of Titans ini, justru “Titan” yang paling kuat tidak muncul. Tapi penonton tak perlu kecewa sebab ada “Titan” lain yang sama-sama telah menunjukkan tajinya di panggung internasional, yaitu Louvre sang runner-up MSC 2019.

“Saat ini gim sudah bukan hanya menjadi sarana hiburan,” ungkap Monica Kansy, Chief Event and Community Officer di GGWP.ID dalam siaran pers, “Dari tahun ke tahun, penggunaan gim sudah melekat hampir diberbagai aspek kehidupan, mulai dari edukasi, bisnis hingga olah raga sekalipun.”

BEKRAF Game Prime 2019 - Poster

“Melalui BEKRAF Game Prime 2019 ini kami ingin menunjukkan seperti apa tren industri gim saat ini dan masa depan. Harapannya, para pelaku industri gim Indonesia bisa mempersiapkan diri dengan baik agar bisa menjadi pemain kunci di pasar dalam negeri. Selain itu, kami juga ingin menunjukkan potensi gim yang sebenarnya dan mengubah persepsi masyarakat awam yang menganggap bahwa bermain gim adalah aktivitas yang dipandang sebelah mata,” lanjutnya.

BEKRAF Game Prime tahun lalu berhasil mencatat sejarah di industri game Indonesia dengan mendatangkan lebih dari 16.000 pengunjung, menjadikan event ini salah satu pameran game terbesar di Asia Tenggara. Mengingat tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap esports, kompetisi Clash of Titans ini tentu bisa jadi daya tarik tersendiri. Tidak mustahil rekor tahun lalu bisa dilampaui dengan kedatangan pengunjung yang jauh lebih banyak.

Akan tetapi kembali ke tujuan awal acara Game Prime itu sendiri, yaitu untuk mengapresiasi, mengakomodasi, dan memberikan informasi kepada para pelaku industri game lokal agar dapat bersaing di kancah dunia. Kita tentu juga berharap supaya para pengunjung yang datang tidak lupa memberikan atensi pada developer lokal yang hadir di acara pameran. Ini waktunya para anak bangsa menunjukkan bahwa karya mereka punya kualitas yang tak kalah dengan buatan luar negeri. Maju terus industri game Indonesia!

Team Scrypt Juarai ESL Indonesia R6S Community Cup Pertama

Team Scrypt resmi jadi juara Community Cup untuk R6S gelaran ESL Indonesia. Melihat catatan perjalanan di turnamen ini, Scrypt begitu dominan beraksi mengalahkan musuh-musuhnya.

Bahkan di babak finalnya, Scrypt menang dengan skor akhir 21-6. Anda bisa melihat bracket perjalanan Scrypt dari babak 16 besar di screenshot di bawah ini.

Sumber: ESL Play
Sumber: ESL Play

Team Scrypt sendiri mungkin memang harusnya tak boleh mengikuti kompetisi kelas komunitas… Wkwkwkw… Pasalnya, mereka bisa dibilang salah satu dari 3 tim terkuat di Asia Tenggara. Sebelum ini, Scrypt menempati peringkat 3 untuk kualifikasi Raleigh Major wilayah Asia Tenggara. Scrypt juga jadi satu-satunya tim yang berisikan para pemain Indonesia di liga profesional resmi R6S, ESL Pro League.

Bobby Rachmadi Putra, Community Leader dari R6IDN, komunitas yang digandeng ESL untuk menjalankan Community Cup kali ini, memberikan komentarnya tentang kompetisi ini, “thank you banget buat semua tim yang udah daftar dan ikut berkompetisi di turnamen ESL R6S Community Cup Indonesia. Ternyata antusiasmenya ramai sekali ya! Kompetisi ini sangat penting bagi kita untuk mengetahui dan mengerti secara jelas bahwa R6 di Indonesia sudah meluas dengan ramainya event ini. Yang pasti, nantinya bakalan ada event-event menarik lagi dari ESL Indonesia yang bekerjasama langsung dengan community R6IDN. Jadi ditunggu ya guys! Dan 1 lagi, SCRYPT need a nerf!”

Stefano Adrian, Project Manager dari ESL Indonesia, juga kami tanyakan komentarnya untuk kompetisi ini. “Dengan adanya Community Cup R6 pertama kali yang dijalankan dari ESL Indonesia, kami sangat kagum dengan komunitas R6 dengan 32 tim yang mendaftar dan antusiasme para player R6 Indonesia. Ke depannya, kami berencana akan menjalankan tournament ini mungkin ke tingkat yang lebih tinggi lagi.”

Bagaimanakah kelanjutan kerja sama ESL dengan esports R6S di Indonesia? Apalagi mengingat ESL adalah EO yang ditunjuk Ubisoft untuk menjalankan scene esports R6S di tingkat global.