Aksi Lei Wulong dan Anna Williams Hadir di Trailer Tekken 7 Season 2

Season pass adalah praktik bisnis yang sudah sangat lumrah di dunia fighting game. Di era modern ini rasanya hampir tak ada fighting game yang hanya dirilis sekali tanpa ada penjualan season pass setelahnya. Maklum, selain mendatangkan penghasilan tambahan, season pass juga dapat membuat permainan terasa kembali segar di mata penggemar. Faktor kedua ini penting untuk game kompetitif apa pun, termasuk juga fighting game.

Tekken 7 sebagai salah satu fighting game terpopuler di dunia juga tak luput dari praktik season pass. Sayangnya, Season Pass 1 yang dirilis tahun 2017 kemarin ternyata kurang memuaskan. Dengan isi hanya dua karakter (Geese Howard dan Noctis Lucis Caelum), satu mode tambahan (Tekken Bowling), dua stage baru (Howard Estate dan Hammerhead Station), serta beberapa kostum, banyak orang merasa paket ini terlalu mahal.

Tekken 7 | Anna Williams

Bandai Namco tampaknya telah belajar dari kekurangan mereka dan kini berusaha memberi konten baru yang jauh lebih menarik. Mengikuti keinginan banyak penggemar, season pass kedua kali ini akan menambahkan karakter Lei Wulong dan Anna Williams, serta satu karakter tamu yaitu Negan dari serial TV The Walking Dead.

Lei Wulong si ahli jurus mabuk ini sekarang tampil lebih kasual. Ia tak lagi mengenakan seragam bela diri Cina (qipao) warna biru yang khas, namun justru memakai jaket dengan beberapa atribut kepolisian. Wajahnya pun tampak lebih tua, menunjukkan bahwa jarak kejadian di Tekken 6 dan Tekken 7 cukup berjauhan. Untuk nostalgia, qipao biru milik Lei masih tersedia sebagai kostum DLC.

Sementara itu desain Anna Williams tak berubah drastis, hanya kini ia mengenakan gaun lebih glamor dengan banyak bulu-bulu menghiasi. Ia juga masih terlihat membenci saudarinya, Nina Williams. Satu yang unik, ketika Anna melancarkan Rage Art, ia akan mengeluarkan bazoka untuk meledakkan musuhnya.

Tekken 7 | Lei Wulong

Tapi itu belum semua. Masih ada tiga karakter playable tambahan yang belum terungkap, sehingga total ada enam karakter dalam paket Season Pass 2. Selain itu paket ini juga berisi berbagai kostum eksklusif, beberapa di antaranya merupakan cameo dari game VR milik Bandai Namco, Summer Lesson.

Kekurangannya, season pass kedua Tekken 7 dibanderol sedikit lebih mahal daripada season pass pertama, yaitu US$29,99 (Rp250.000 untuk versi Steam). Juga tidak ada tambahan stage ataupun mode baru. Tapi jika diminta memilih, kira-kira menurut Anda mana yang lebih worth it? Stage dan mode baru atau karakter baru? Bagi saya, jelas yang kedua.

Season Pass 2 Tekken 7 dirilis ke pasaran mulai tanggal 6 September 2018. Anda bisa membeli dan memainkannya di PS4 atau PC, namun baru dua karakter tambahan yang saat ini sudah muncul. Empat sisanya akan dirilis secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan.

Intip isi Season Pass 2 Tekken 7 lewat video di bawah ini.

Sumber: EventHubs, GameZone

Malaysia Jadi Tuan Rumah Turnamen Dota 2 Major Pertama Musim 2018 – 2019

Valve baru saja mengumumkan penyelenggaraan turnamen Major pertama untuk musim kompetisi Dota 2 Pro Circuit 2018 – 2019. Ternyata, kota yang mendapat kehormatan menjadi tuan rumah adalah Kuala Lumpur, Malaysia. Ini merupakan kali pertama Malaysia dipilih sebagai lokasi untuk turnamen Dota 2 Major.

Produksi kompetisi Kuala Lumpur Major ini ditangani oleh PGL Esports, event organizer (EO) ternama yang berbasis di Romania. PGL termasuk salah satu EO senior yang sudah berpengalaman sejak tahun 2002. Mereka jugalah yang memotori berbagai turnamen Dota 2 bergengsi seperti Kiev Major 2017, Boston Major 2016, serta The International 2016 dan 2017.

Pilihan lokasi pertandingan Kuala Lumpur Major jatuh pada stadion Axiata Arena yang terletak di daerah Bukit Jalil. Stadion ini dulunya dikenal dengan nama Stadium Putra, sebuah gedung olahraga indoor yang memang sering digunakan untuk event kelas dunia. Thomas Cup dan Uber Cup 2000, ASEAN Para Games 2009, serta Hatsune Miku Expo 2017 in Malaysia adalah beberapa contoh acara yang pernah digelar di sini.

Axiata Arena

Kuala Lumpur Major sendiri terbagi menjadi lima babak, yaitu:

  • Open Qualifiers: 10 – 15 September 2018
  • Closed Qualifiers: 16 – 21 September 2018
  • Group Stage: 9 – 10 November 2018
  • Playoffs: 11 – 18 November 2018
  • Main Event: 16 – 18 November 2018

Sesuai peraturan baru yang diterapkan Valve mulai musim ini, turnamen Dota 2 Major maupun Minor tak lagi memiliki tim undangan. Semua tim harus melalui babak kualifikasi, dan hanya 16 tim terkuat yang akan masuk ke babak grup di turnamen utama. Tapi ada slot khusus untuk tim yang menjadi juara turnamen Minor.

Bila Anda perhatikan, ada jeda sebulan lebih antara babak Closed Qualifiers dan Group Stage dalam jadwal di atas. Ini karena segera setelah Closed Qualifier Kuala Lumpur Major selesai, Valve akan mengadakan turnamen Minor yang berlangsung pada 23 September hingga 4 November 2018.

Tim yang sudah lolos kualifikasi Kuala Lumpur Major dilarang untuk mengikuti turnamen Minor. Sebaliknya, tim yang menjadi juara Minor akan mendapat slot khusus untuk maju ke Group Stage Kuala Lumpur Major.

Kuala Lumpur Major | Tickets
Harga tiket dan denah venue Kuala Lumpur Major

Total hadiah yang diperebutkan kali ini adalah 1 juta dolar, dengan pembagian sebagai berikut:

  • Peringkat 1: US$350.000
  • Peringkat 2: US$170.000
  • Peringkat 3: US$100.000
  • Peringkat 4: US$80.000
  • Peringkat 5 – 6: US$60.000
  • Peringkat 7 – 8: US$40.000
  • Peringkat 9 – 12: US$15.000
  • Peringkat 13 – 16: US$10.000

Selain sistem kualifikasi, Dota 2 Pro Circuit musim ini juga menerapkan aturan baru terkait perubahan roster tim. Valve kini memperbolehkan setiap tim untuk mengganti anggota di tengah musim, namun setiap pergantian anggota akan mengurangi nilai DPC Point tim tersebut sebanyak 20%. Bila seluruh anggota tim yang bertanding beda dengan susunan saat pendaftaran, maka DPC Point yang mereka dapat di turnamen juga akan dipotong 40%.

DPC Point akan menentukan peringkat setiap tim dalam catatan Valve. Pada kompetisi The International 2019 nanti, 12 tim dengan DPC point tertinggi berhak langsung bertanding di babak utama sebagai tim undangan.

Sistem baru yang lebih fleksibel ini tentunya membuat persaingan dunia esports Dota 2 semakin seru. Kira-kira tim manakah yang menjadi juara Kuala Lumpur Major? Apakah dominasi Team OG setelah The International 2018 masih akan terus berlanjut? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Sumber: GosuGamers, The Flying Courier, PGL Esports.

Ketua Komite Olimpiade Internasional Tolak ESports Berunsur Kekerasan

Kesuksesan Asian Games 2018 yang baru saja berakhir beberapa waktu lalu adalah kebanggaan bagi seluruh bangsa Indonesia. Di dunia esports, perhelatan tersebut juga merupakan langkah besar untuk membawa bidang ini ke panggung yang lebih tinggi. Beberapa game seperti Clash Royale dan Arena of Valor telah turut dilombakan, meski status kompetisinya masih uji coba.

Target berikutnya, menurut Presiden Asian Electronic Sports Federation (AESF) Kenneth Fok, adalah mempertandingkan esports di ajang Olimpiade Tokyo 2020. Sebagaimana dilaporkan oleh Tempo, Fok cukup optimis usulan ini bisa diterima mesti tantangannya berat. AESF juga sedang mengusahakan agar esports bisa masuk ke dalam rangkaian kompetisi SEA Games 2019 di Manila, Filipina.

Sayangnya, optimisme Fok tidak sejalan dengan pandangan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach. Bukan berarti esports sama sekali tak mungkin muncul di Olimpiade. Hanya saja, kata Bach, ada beberapa kondisi penting yang harus diperhatikan. Terutama tentang jenis game yang ditandingkan nantinya.

Starcraft II
Starcraft II | Sumber: NVIDIA

“Kita tidak bisa menerima game yang mempromosikan kekerasan atau diskriminasi ke dalam program Olimpiade,” demikian ujar Bach dalam wawancara dengan The Associated Press. Game bertema bunuh-membunuh, menurut Bach, bertentangan dengan nilai-nilai Olimpiade dan tidak bisa diterima.

“Tentu saja setiap olahraga beladiri memiliki akar dari pertarungan sungguhan. Tapi olahraga adalah bentuk beradab dari pertarungan itu. Bila Anda memiliki permainan yang isinya tentang membunuh orang lain, itu tidak selaras dengan nilai-nilai Olimpiade.” Thomas Bach sendiri dulunya merupakan peraih medali emas Olimpiade di cabang olahraga anggar.

Isu tentang kekerasan memang sudah lama bersinggungan dengan dunia video game. Sementara kita tenggelam dalam ingar-bingar Asian Games, warga kota Jacksonville di Amerika Serikat sedang berduka akibat kasus penembakan masal. Penembakan tersebut terjadi di tengah turnamen Madden NFL 19, tepatnya pada 26 Agustus 2018.

World Health Organization (WHO) baru-baru ini juga telah mengkategorikan gaming disorder sebagai salah satu kondisi kelainan mental. Kondisi ini memiliki tiga unsur, yaitu bila seseorang:

  • Tidak bisa mengontrol perilaku bermain game
  • Memprioritaskan game daripada aktivitas atau minat hidup lainnya
  • Terus bermain meskipun dampak negatifnya terlihat jelas

Bila tiga perilaku di atas berlangsung terus selama setahun lebih, maka ia dapat didiagnosa sebagai pengidap gaming disorder.

League of Legends
League of Legends

Keberadaan esports di Olimpiade sendiri sebetulnya bukan suatu hal yang benar-benar baru. Meski belum di Olimpiade utama, video game sudah muncul dalam Special Olympics USA Games 2018 pada bulan Juli lalu. Game yang dipertandingkan saat itu adalah Forza Motorsports 7 besutan Microsoft.

Presiden Special Olympics USA Games 2018, Beth Knox, berkata, “Banyak dari atlet kita adalah penggemar berat game, dan berbagai riset menunjukkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan kemampian kognitif serta motorik orang-orang dengan disabilitas intelektual.”

Hubungan antara video game dan hal-hal negatif seperti kekerasan tentu saja masih dapat diperdebatkan. Banyak faktor dan kondisi di luar game sendiri yang mempengarui suatu kejadian. Peristiwa di Jacksonville pun disinyalir terjadi lebih dikarenakan kondisi hukum pemilikan senjata bukan game. Namun perhelatan Olimpiade sendiri memang memiliki prinsip atas penyelenggaraan acara.  Dari enam game yang dipertandingkan dalam Asian Games 2018, tiga di antaranya memang mengandung unsur kekerasan (Starcraft II, Arena of Valor, dan League of Legends).

Forza Motorsport 7
Forza Motorsport 7 | Sumber: Gocdkeys

Bila AESF ingin mengusung esports ke Olimpiade, pemilihan game ini harus mendapat perhatian khusus. Game kompetitif tanpa kekerasan seperti Forza Motorsports 7 bisa menjadi solusi penengah yang baik, meski itu mungkin berarti audiens yang dijangkau akan lebih kecil dibanding game bertipe MOBA. Di Asian Games 2018 sendiri, ada satu cabang esports bertema sepakbola yang dipertandingkan dalam format eksebisi.

Kita tidak bisa memungkiri bahwa video game telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup banyak orang. Begitu juga dengan besarnya potensi positif yang ada di dalam dunia esports, baik dari segi industri maupun kehidupan masyarakat. Adalah tugas bagi para pegiat esports untuk menonjolkan sisi positif video game dan membangun ekosistem yang positif bila ingin olahraga elektronik ini bekembang pesat dan sejajar dengan olahraga konvensional.

Sumber: The Associated Press dan Variety.

Inilah 7 Tim yang akan Bertarung dalam AOV Star League Season 2

Sebagai salah satu MOBA terpopuler di Indonesia, sudah sepatutnya Arena of Valor memiliki ajang kompetisi berskala nasional. Kompetisi tertinggi Arena of Valor di Indonesia adalah AOV Star League (ASL), liga paling bergengsi yang hanya diikuti oleh tim-tim profesional paling tangguh. Mereka jugalah yang nantinya akan unjuk gigi mewakili Indonesia dalam kompetisi level internasional.

AOV Star League pertama kali diadakan pada bulan Januari 2018. Enam tim saling beradu, dengan tim EVOS keluar sebagai juara. Mereka pulang membawa uang hadiah senilai Rp500 juta, serta berhak maju mengikuti Arena of Valor World Cup 2018 di Los Angeles. Sayangnya di tingkat dunia ini EVOS belum bisa mengukir prestasi yang memuaskan.

EVOS ASL Season 1
EVOS saat menjuarai ASL Season 1 | Sumber: Kincir.com

Kini Garena tengah bersiap untuk menyelenggarakan AOV Star League Season 2. Berbeda dengan musim sebelumnya, ASL Season 2 akan diikuti oleh tujuh tim. Menariknya satu tim tambahan yang tergabung adalah tim yang masih relatif baru di dunia esport Arena of Valor. Ketujuh tim itu adalah:

  • EVOS.AOV
  • Bigetron eSports
  • RRQ Nova
  • GGWP.ID
  • DG Esports
  • Saudara e-Sports
  • The Headhunters (pendatang baru)

Pendatang baru di ASL Season 2 adalah The Headhunters, namun mereka bukan “anak kemarin sore”. Tim ini punya segudang prestasi di dunia League of Legends, termasuk menjuarai kompetisi League of Legends Garuda Series (LGS) Summer 2017 serta runner-up LGS Spring 2018. Para anggota The Headhunters juga masuk ke dalam timnas Indonesia dalam kompetisi League of Legends saat Asian Games 2018.

ASL Season 2 | 7 Teams
Tujuh tim yang akan bertanding dalam ASL Season 2

The Headhunters melebarkan sayap dengan membentuk tim Arena of Valor pada bulan Juli lalu. Tim ini diisi oleh tiga pemain profesional baru yaitu Hitler, Efai, dan Secret, serta satu pemain lama yaitu Hachiman yang merupakan pindahan dari RRQ Nova. ASL Season 2 ini memang penuh dengan wajah baru. Setidaknya ada delapan pemain baru yang diumumkan oleh Garena dalam liga tersebut.

ASL Season 2 akan berlangsung mulai tanggal 16 September 2018. Total hadiah yang diperebutkan kali ini mencapai Rp2,6 miliar. Tim manakah yang akan menyandang gelar terkuat berikutnya?

Soal BenQ dan Monitor Gaming Zowie di Industri Esports

Kualifikasi lokal dari turnamen CS:GO eXTREMESLAND telah usai, XcN Gaming keluar sebagai pemenang. Mereka pun mendapatkan satu slot untuk bertanding di Zowie eXTREMESLAND CS:GO Asia Open 2018.

Turnamen CS:GO terbesar di Asia ini akan diselenggarakan di Shanghai, Tiongkok – pada tanggal 18 hingga 21 Oktober 2018. Diikuti 16 tim dari 10 Negara, dengan total hadiah US$100.000.

Untuk memastikan semua pemain mampu mengerahkan performa terbaiknya, Zowie sebagai sponsor utama menyediakan satu set esports monitor gaming XL2546 kepada seluruh tim yang bertanding di babak final Zowie eXTREMESLAND CS:GO Asia Open 2018.

Monitor Gaming untuk Pemain Esports Profesional

soal-benq-dan-monitor-gaming-zowie-di-industri-esports-2

Zowie sendiri merupakan produsen gaming gear yang telah diakuisisi oleh BenQ Corp pada tahun 2015. Khusus untuk produk monitor, monitor gaming Zowie ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan para player esports profesional.

Untuk memperkuat penetrasi brand Zowie di kalangan hardcore gamer dan mengembangkan lini bisnis produk-produk esports bermerek Zowie di Tanah Air, PT. BenQ Teknologi Indonesia (BTI) menggandeng PT. Andal Global Solusindo (AGS) yang kuat di komunitas esports.

PT. BenQ Teknologi Indonesia sendiri secara resmi baru berdiri di Indonesia pada tahun 2018 dan menjadi salah satu anak perusahaan dari BenQ Asia Pacific Corporation yang berkantor pusat di Taipei, Taiwan. Karena BenQ sangat serius berbinis di Tanah Air dan Indonesia adalah market yang sangat berpotensi – baik dari sisi penduduknya maupun penyerapan IT-nya.

Menempatkan Zowie di Indutstri Esports 

soal-benq-dan-monitor-gaming-zowie-di-industri-esports-1

Menurut BenQ, esports di Indonesia masih berada di level introduction dengan hanya 2,5 persen penggunanya. Namun BenQ meyakini, dalam waktu dua atau empat tahun mendatang – market esports akan growth ke 34 persen.

Bagaimana BenQ menempatkan Zowie di industri esports? Penjelasannya sederhananya, esports di dalamnya terdapat unsur kompetitif. Artinya, para pemainnya dituntut untuk meng-upgrade dirinya – terutama skill dan juga gear-nya untuk menunjang performance dan memenangkan pertandingan.

Bagaimana pun, para pemain esports tidak bisa disebut gamer biasa lagi tetapi juga disebut atlet esports. Mereka membutuhkan gear yang memadai untuk berlatih.

Turnamen Mobile Legends Game.ly Buka Pendaftaran Kualifikasi Tahap Empat

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pemain Mobile Legends: Bang Bang terbanyak di dunia. Menurut Country Manager Moonton Indonesia, Cayayan, Mobile Legends di negara kita dimainkan oleh tak kurang dari dua puluh juta pengguna. Dengan pangsa pasar sebesar ini sudah semestinya skena esport Mobile Legends juga turut berkembang pesat.

Salah satu kompetisi esport, yang sekarang tengah berlangsung, adalah Game.ly Online Tournament. Turnamen yang diselenggarakan oleh Game.ly dan Masterminds Esports ini menjanjikan total uang hadiah sebesar Rp103 juta, serta merupakan turnamen panjang yang berjalan dari bulan Juli sampai Oktober 2018.

Rincian jadwal dan tahapan Game.ly Online Tournament adalah sebagai berikut:

  • Online Qualifier 1 (256 tim): 30 Juli – 2 Agustus 2018
  • Online Qualifier 2 (256 tim): 5 – 9 Agustus 2018
  • Online Qualifier 3 (512 tim): 13 – 17 Agustus 2018
  • Online Qualifier 4 (512 tim): 10 – 14 September 2018
  • Online Qualifier 5 (512 tim): 17 – 21 September 2018
  • Online Playoffs: 1 – 7 Oktober 2018
  • The Finals: 20 Oktober 2018

Game.ly Online Tournament

Saat ini Game.ly masih membuka pendaftaran untuk tahap Online Qualifier 4. Syaratnya mudah, Anda cukup memiliki akun Game.ly terlebih dahulu dengan cara mengunduh aplikasi Game.ly di Play Store atau App Store. Pendaftaran tidak dipungut biaya, dan karena sifatnya online maka Anda tidak perlu khawatir soal transportasi.

Anda bisa melakukan pendaftaran Game.ly Online Tournament lewat tautan ini. Pendaftaran Online Qualifier 4 akan ditutup pada tanggal 9 September 2018, sehari sebelum kualifikasi dimulai. Peraih posisi empat besar, selain berhak maju ke babak playoff, juga akan mendapat hadiah uang jutaan rupiah.

Game.ly sendiri adalah aplikasi streaming khusus esport yang diciptakan oleh perusahaan Skyfield (Hong Kong) Holding Limited. Aplikasi ini memang tergolong baru di Indonesia, namun Game.ly sudah menjadi sponsor untuk acara Mobile Legends Southeast Asia Cup 2018 yang berlangsung di bulan Juli lalu. Game.ly memiliki “bekingan” investasi dari Google, jadi cukup wajar bila mereka mampu menyelenggarakan turnamen dengan nilai hadiah yang besar.

Sumber: Game.ly

Garena dan AXIS Gelar Turnamen Mini Arena of Valor di Bandung

Apakah Anda penggemar Arena of Valor yang berdomisili di sekitar Bandung dan suka berkompetisi? Kalau iya, ada event menarik yang bisa Anda datangi. Garena bekerja sama dengan AXIS akan menggelar turnamen mini Arena of Valor pada tanggal 8 September 2018, yang berlokasi di Bandung Creative Hub.

Turnamen mini Arena of Valor ini merupakan bagian dari acara AXIS Pop-Up Station, wadah bagi anak-anak muda kreatif untuk berkumpul, berkarya, dan melakukan kegiatan positif. Selain itu, turnamen AOV x AXIS ini juga menjadi ajang persiapan untuk menyambut turnamen yang lebih besar nanti, yaitu AOV National Championship (ANC).

AOV x AXIS Mini Tournament

Pendaftaran untuk turnamen AOV x AXIS bisa kamu lakukan secara online lewat tautan berikut. Tidak ada pungutan biaya pendaftaran, tapi slot peserta dibatasi hanya 32 tim saja. Ada beberapa aturan umum yang harus Anda perhatikan, antara lain:

  • Satu tim beranggotakan 5 orang
  • Setiap peserta hanya dapat mengikuti 1 tim
  • Nama pemain, in-game name dan OpenID harus sama dengan yang didaftarkan
  • Pemain tidak boleh mengganti pemain dan juga in-game name begitu turnamen dimulai sampai turnamen selesai
  • Kompetisi akan diadakan di server Indonesia (Baratayuda)
  • Pemimpin tim akan diundang ke dalam grup WhatsApp sehari sebelum hari pertandingan, yang akan digunakan untuk berkoordinasi
  • Pemimpin tim wajib memastikan nomor WhatsApp yang didaftarkan aktif

Total hadiah yang bisa kamu raih bernilai total Rp3.000.000 dan 2.000.000 in-game cash, dengan rincian sebagai berikut:

    • Juara 1: Rp1.500.000 + 1.000.000 in-game cash
    • Juara 2: Rp1.000.000 + 500.000 in-game cash
    • Juara 3: Rp500.000 + 500.000 in-game cash

Saat hari-H nanti, turnamen akan dimulai pada pukul 12.00 WIB, jadi Anda harus bersiap-siap untuk datang sebelum waktu yang ditentukan. Bagi yang tidak memiliki tim, tidak perlu berkecil hati dan tetap bisa hadir di acara. Akan ada sesi tanya jawab yang pastinya dapat menambah wawasan seputar dunia Arena of Valor.

Tak hanya turnamen AOV, AXIS Pop-Up Station juga menyediakan berbagai workshop, pameran, serta kelas-kelas inspirasi dari insan-insan kreatif Indonesia.

Acara AXIS Pop-Up Station terbuka gratis untuk semua kalangan selama tiga minggu, yaitu tanggal 3-23 September 2018.

Sumber: Garena AOV Indonesia

Logitech Umumkan G PRO, Mouse Gaming Wireless untuk Kebutuhan Esports

Logitech telah merilis mouse gaming wireless untuk kebutuhan esports yakni seri terbaru Logitech G Pro.

Mouse ini dirancang bersama lebih dari 50 atlet esports professional dari seluruh dunia. Guna menemukan bentuk, bobot, dan feel yang pas untuk digunakan saat sesi latihan maupun saat turnamen.

logitech-umumkan-g-pro-mouse-gaming-wireless-untuk-kebutuhan-esports-1

Biasanya mouse gaming identik dengan tampilan yang garang dan berlebihan, terlalu banyak lampu dan tombol. Namun, G Pro justru hadir desain yang tidak neko-neko.

logitech-umumkan-g-pro-mouse-gaming-wireless-untuk-kebutuhan-esports-1

Meski begitu, jangan tertipu dengan penampilannya. Karena di dalam Logitech G Pro telah mengusung teknologi High Efficiency Rated Optical (HERO) 16K yaitu sensor dengan sensitivitas 100-16.000 DPI yang mengkonsumsi daya sangat irit.

Saking iritnya, Logitech bisa menggunakan baterai LiPo yang lebih ringan tapi tetap awet. Imbasnya, bobot mouse ini juga lebih ringan – hanya 80 gram dan membuatnya lebih mudah ketika harus membawanya.

Bagi gamer, fitur ini juga tak kalah penting. Mouse ini memiliki teknologi wireless Lightspeed dengan latency hanya 1 milidetik (polling rate 1.000Hz) yang memberikan pengalaman bermain bebas lag.

Konfigurasi tombol dan sistem pencahayaan juga bisa diatur. Berkat fitur memory, Anda bisa menyimpan pengaturan DPI dan  konfigurasi lainnya langsung di dalam perangkat. Jadi, pengaturannya tidak berubah meski tersambung ke laptop atau PC yang berbeda.

Namun tentu saja, spesifikasi dan performa tinggi sebanding dengan harganya. Mouse gaming wireless Logitech G Pro ini dibanderol cukup mahal, US$150 atau sekitar Rp2,1 jutaan.

Sumber: Ubergizmo