DScussion #61: Alfacart dan Penerapan Skema O2O di Indonesia

Pasca bertransformasi menjadi Alfacart, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan layanan online besutan Grup Alfamart. Hal yang menjadi perhatian khusus adalah bagaimana menambah jumlah konsumen aktif untuk berbelanja online. Faktanya meskipun saat ini startup e-commerce sudah banyak bermunculan di Indonesia, hanya sekitar 0,7% konsumen Indonesia yang secara aktif berbelanja online.

Layanan online to offline (O2O), dan teknologi yang dikembangkan Alfacart diharapkan bisa menarik perhatian lebih banyak konsumen untuk berbelanja online.

Simak wawancara lengkap DScussion dengan CEO Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo berikut ini.

Alfacart Gandeng Grab Luncurkan Program Grab Sahur Bareng Alfacart

Hari ini (21/6) Alfacart mengumumkan telah menjalin kerja sama dengan Grab untuk meluncurkan program Grab Sahur Bareng Alfacart. Melalui program ini, konsumen yang memesan di Alfacart dapat melakukan pembayaran di tempat ketika barang pesanan yang dikirim lewat GrabExpress diterima. Program ini berjalan sejak 16 Juni hingga 5 Juli 2016 untuk wilayah Jakarta, Tanggerang, dan Depok saja. Alfacart juga berkolaborasi dengan jaringan Alfamidi dalam program ini.

CEO Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo menyampaikan, “Bagi pelanggan yang […] tidak sempat pergi berbelanja keperluan sahur, sementara asisten rumah tangga sudah berada di kampung halaman, kini kami sediakan solusinya melalui layanan Grab Sahur Bareng Alfacart. Pelanggan cukup mengakses [halaman] grabsahur alfacart dan mengikuti panduan untuk mengikuti layanannya.”

“Pemesanan kami layani hingga jam 02.00 WIB dan layanan pengiriman terakhir kami lakukan di jam 03.00 WIB. Program ini kami hadirkan hingga tanggal 5 Juli 2016,” lanjut Catherine.

Catherine menjelaskan lebih jauh bahwa digandengnya Alfamidi dalam program ini karena jaringan toko Alfamidi dinilai menyediakan produk-produk bahan makanan yang sesuai dengan kebutuhan saat sahur. Sementara itu jasa GrabExpress dipilih sebagai layanan pengiriman untuk memberikan kecepatan dan keamanan dalam pengantaran pesanan pelanggan.

“Inovasi layanan demi terpenuhinya kebutuhan, gaya hidup serta kepuasan pelanggan telah menjadi komitmen kami, Alfacart. [Program] Grab Sahur Bareng Alfacart adalah salah satu wujud dari kesungguhan kami tersebut,” ujar Catherine.

Alfacart berjanji akan membebaskan biaya pengiriman untuk pembelanjaan yang nilainya di atas Rp 50 ribu. Sedangkan pelanggan yang berbelanja dengan nilai Rp 100 ke atas dijanjikan untuk mendapat tambahan diskon sebesar 10 persen dalam program ini lewat kode voucher yang diberikan.

Alfacart sendiri adalah pemain baru dalam industri e-commerce Indonesia yang merupakan bentuk transfromasi dari Alfaonline. Di tahun pertamanya ini Alfacart memiliki niat untuk lebih agreasif dalam meningkatkan brand awareness dan memiliki target untuk bisa terintegrasi secara online dengan setidaknya 90 persen gerai Alfamart.

Application Information Will Show Up Here

Alfacart Ingin 90 Persen Gerai Alfamart Sudah Terintegrasi Secara Online di Kuartal Ketiga 2016

Marketplace besutan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Alfacart, di kuartal ketiga 2016 ini akan bergerak lebih agresif. Target yang ingin dicapai adalah 90 persen gerai atau toko-toko Alfamart yang tersebar di seluruh Indonesia sudah terintegrasi dengan Alfacart. Di sisi lain, dalam rangka menyambut bulan Ramadhan dan lebaran, Alfacart juga menggelar kampanye “Beli di Kota, Ambil di Kampung Halaman” yang memberdayakan skema pembayaran online-to-offline dan jaringan pick up point mereka.

COO dan CMO Alfacart Haryo Suryo Putro mengungkapkan, “Bicara soal rencana, kami punya rencana yang cukup ambisius. Jadi, kami menargetkan di kuartal ketiga ini [tahun 2016] sudah mengintegrasikan 90 persen keseluruhan toko-toko Alfamart dengan Alfacart. Harapannya, semakin banyak lagi titik-titik yang bisa digunakan konsumen untuk mengambil barang belanjaannya dan mempermudah konsumen untuk berbelanja ke depannya.”

Sebagai informasi, Alfacart adalah bentuk transformasi baru dari toko online Alfamart yang sebelumnya bernama Alfaonline. Layanan ini resmi melenggang meramaikan pasar e-commerce Indonesia pada akhir Mei 2016 silam dalam versi beta.

Chief Commercial Officer Alfacart Ernest Tjahjana mengungkapkan bahwa salah satu keputusan pihak Alfa mengubah Alfaonline menjadi Alfacart adalah untuk merubah persepsi konsumen. Dalam riset internal yang dilakukan, rata-rata konsumen cenderung mengkaitkan produk-produk di Alfaonline dengan produk Alfamart. Padahal yang diinginkan oleh pihak grup adalah membangun sebuah layanan e-commerce murni yang mencakup kategori luas.

CEO Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo juga menyampaikan bahwa salah satu misi besar Alfacart sebagai pemain baru adalah secara agresif menambah jumlah SKU (Stock Keeping Unit) dan meningkatkan brand awareness.

Ernest mengatakan, “Kami harus lebih agresif [mulai di kuartal tiga] karena mengincar momen Harbolnas. Jadi di kuartal ketiga kami harus sudah siap. […] Persiapannya, itu mulai dari terintegrasi dengan Alfamart, program-program yang mendukung UKM, dan masih banyak lagi.”

Di tahap awal ini, Alfacart sendiri sudah terintegrasi dengan 7000 toko Alfamart yang merupakan toko reguler. Sedangkan toko-toko Alfamart sendiri yang tersebar di Indonesia saat ini jumlahnya mencapai 11.750 toko. Di kuartal ketiga, pihak Alfcart berharap sudah dapat terintegrasi dengan 90 persen toko-toko Alfamart tersebut, baik itu reguler maupun yang franchise.

Haryo mengatakan, “Secara prioritas, kami memang lebih mudah ekspansi [untuk integrasi] ke toko-toko reguler kami dahulu. Setelah itu baru ke toko-toko franchise kami. “

Kampanye “Beli di Kota, Ambil di Kampung Halaman”

Di sisi lain, dalam menyambut bulan Ramadhan dan lebaran ini, Alfacart juga menggelar kampanye “Beli di Kota, Ambil di Kampung Halaman”. Kampanye ini memberdayakan skema online-to-offline dan pick up point di gerai Alfamart. Mekanismenya sederhana, konsumen memesan barang di situs Alfacart, kemudian ia bisa mengambilnya di toko Alfamart kampung halamannya.

“Kami berharap bisa membantu pengguna dalam mobilisasi saat mudik agar tetap aman dan praktis melalui kampanye ini. […] Konsumen yang telah memesan barang-barang dari manapun dapat mengambilnya di toko-toko Alfamart terdekat dengan rumah keluaga di kampung halaman. Pembayaran juga bisa bisa dilakukan melalui toko-toko tersebut pada saat pengambilan barang,” jelas Haryo.

Pun begitu, ada beberapa syarat dan ketentuan yang berlaku dalam kampanye ini. Salah satunya adalah berat dimensi barang tidak boleh lebih dari lima kilogram.

“Selain sebagai tempat pick up point atau pembayaran, toko offline Alfamart juga akan digunakan sebagai sarana marketing bagi Alfacart,” tandas Haryo.

Application Information Will Show Up Herea

Alfaonline Bertransformasi Menjadi Alfacart, Toko Online dengan Jaringan Terluas di Indonesia

Kemarin (31/5) secara resmi Alfaonline bertransformasi menjadi Alfacart, toko belanja online dengan produk pilihan seperti kebutuhan sehari-hari (groceries), fashion, perangkat elektronik, peralatan rumah tangga, handphone, hingga komputer dan laptop. Dengan perubahan nama dan produk tambahan yang bisa dibeli secara onlineAlfacart mengklaim menjadi marketplace terlengkap dengan jaringan luas di seluruh Indonesia.

“Kami sadar selama ini Alfa sudah dikenal dengan produk groceries oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Namun dengan transformasi menjadi Alfacart, kami juga ingin memberikan produk lain yang bisa dibeli dengan proses mudah untuk seluruh konsumen di Indonesia,” kata CEO Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo saat acara temu media di Jakarta.

Terintegrasi dengan lebih dari tujuh ribu toko Alfamart yang tersebar di seluruh Indonesia adalah salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Alfacart. Dalam hal ini sebagai situs marketplace yang berkomitmen hanya menjual produk buatan lokal untuk kategori tambahan.

“Meskipun serupa dengan konsep marketplace yang ada, namun Alfacart memiliki komitmen untuk hanya menjual produk lokal. Proses kurasi juga dilakukan secara ketat untuk penjual yang ingin bergabung dengan Alfacart,” kata CMO Alfacart Ernest Tjahjana.

Pembayaran Cash on Delivery serta Pick Up Point

(Kiri) CEO Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo dalam acara peluncuran Alfacart / DailySocial
(Kiri) CEO Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo dalam acara peluncuran Alfacart / DailySocial

Dukungan jaringan yang luas dari Alfamart sebagai induk perusahaan menjadikan Alfacart mampu memfasilitasi masyarakat Indonesia yang saat ini masih kesulitan dalam hal logistik. Selain menerapkan pembayaran yang umumnya telah banyak dilakukan seperti transfer bank dan internet banking, Alfacart juga memberikan penawaran Cash on Delivery (COD) dan membayar langsung di gerai Alfamart terdekat.

“Fasilitas belanja online-to-offline (O2O) yang tersedia di Alfacart menjadi alternatif terbaik yang ditawarkan kepada masyarakat yang saat ini masih belum memiliki akun perbankan, tabungan, maupun kartu kredit,” kata COO dan CMO Alfacart Haryo Suryo Putro.

Kemudahan lain yang ditawarkan adalah pengambilan barang langsung di gerai-gerai terdekat Alfamart (Pick Up Point). Usai proses pembelian di Alfacart, nantinya konsumen akan diarahkan kepada gerai Alfamart terdekat untuk mengambil dan membayar langsung barang yang dibeli.

Saat ini Alfamart sendiri mengklaim telah memiliki 32 pusat distribusi dan 11.750 toko di seluruh Indonesia. Sedangkan yang terintegrasi dengan Alfacart baru ada sekitar tujuh ribu toko.

Alfacart juga telah memiliki tenaga logistik yang berfungsi untuk mengantarkan semua pesanan yang dibeli konsumen langsung ke rumah. Namun, pengantaran barang saat ini hanya berlaku untuk kebutuhan sehari-hari dan belum tersedia untuk kategori lainnya.

Mengedepankan inovasi terkini

Selain di desktop, Alfacart juga tersedia dalam aplikasi mobile untuk Android dan  segera tersedia untuk platform iOS. Aplikasi tersebut diklaim telah mengadopsi teknologi terkini, memiliki user-experience yang baik, dan pilihan yang beragam.

“Kami akan terus memberikan inovasi terkini kepada pengguna yang diharapkan bisa memudahkan proses belanja. Saat ini kami telah menyediakan sistem bar scan yang bisa langsung digunakan untuk membeli barang secara otomatis,” kata Catherine.

Sekilas, inovasi tersebut nampak serupa dengan fitur dash button yang dihadirkan oleh Amazon. Ke depannya Alfacart juga mengklaim akan terus memperbarui teknologi, menambah produk, dan juga kemitraan.

Saat ini ada layanan yang masih dalam proses finalisasi yaitu layanan Return atau pengembalian barang oleh pelanggan. Nantinya bila sudah selesai fitur ini diklaim Alfacart bisa digunakan dengan mudah dan cepat oleh konsumen.

“Sebagai perusahaan yang menyediakan kebutuhan sehari-hari Alfacart juga akan menambah lebih banyak produk kebutuhan sehari-hari untuk konsumen. Selain itu Alfacart juga akan senantiasa memberikan pilihan produk tambahan lainnya,” tuntas Catherine.

Application Information Will Show Up Here