Antisipasi Keadaan Darurat Menggunakan Aplikasi DARURAT!

Mempersiapkan diri sebelum pergi beraktivitas ke luar rumah merupakan kesiagaan yang harus dipersiapkan bagi tiap individu. Guna mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, masyarakat dapat memanfaatkan sebuah aplikasi berguna di smartphone. Dikembangkan oleh tim Meridian, aplikasi berbasis Android DARURAT! dapat membantu Anda mengatasi kepanikan saat keadaan darurat datang. Saat ini DARURAT baru bisa digunakan untuk masyarakat yang tinggal di daerah Bandung dan sekitarnya.

Sederhananya, aplikasi ini merupakan direktori yang mampu menghubungkan pengguna dengan instansi-instansi darurat seperti BPOM, SAR, BPBD, rumah sakit, polisi, PMI, pemadam kebakaran, SPBU, dan keluarga terdekat secara langsung dari genggaman mereka.

Aplikasi DARURAT memiliki sembilan navigasi utama tersebut yang memudahkan akses cepat untuk menghubunginya di halaman utama aplikasi. Namun sebelum menggunakannya, pengguna harus melakukan pendaftaran singkat dengan mengisi data dan nomor telepon darurat. Nomor telepon darurat sebaiknya berupa kontak seseorang yang bisa dengan cepat merespon jika terjadi sesuatu pada diri mereka.

Di tiap navigasi tersebut, pengguna dapat langsung melakukan panggilan suara berdasarkan posisi terdekat yang tersedia. Shortcut tersebut sangat membantu jika pengguna dalam keadaan panik. Selain pilihan untuk melakukan panggilan suara, tiap kategori juga menyediakan daftar map dan list, yaitu daftar tempat lain yang tersedia beserta sebuah peta yang menampilkan posisi terkini pengguna dan instansi yang ada di sekitarnya. Sayangnya, fitur geotagging hanya menampilkan posisi pengguna tanpa memperlihatkan pin dari instansi terkait.

photo 2

Di luar navigasi di halaman yang juga berfungsi sebagai fitur utama, pengguna dapat mengakses fitur lain melalui slide di sebelah kiri aplikasi. Pengguna dapat melihat halaman Beranda, Profil, Bantuan, Info Aplikasi, dan Sebarkan. Halaman Profil bisa diasumsikan dapat mengatur data dari informasi pengguna, namun saat ini fitur belum dapat dimanfaatkan. Sementara halaman Bantuan, berisi persis dengan halaman utama yang terdiri dari sembilan navigasi di fitur utama, hanya saja tidak dapat diakses.

Dua halaman lainnya yaitu Info dan Sebarkan memaparkan deskripsi singkat tentang aplikasi DARURAT dan kontak yang mungkin diperlukan untuk disebarkan.

Secara tampilan, aplikasi DARURAT! memiliki perpaduan warna yang sudah cukup menarik. Meskipun demikian tim Meridian harus membenahi secara seksama kelengkapan aplikasi, seperti fitur Bantuan dan Profil yang masih belum tersedia. Lebih bagus lagi jika aplikasi ini menambah basisdata informasinya ke kota-kota lain. Aplikasi DARURAT! tersedia untuk platform Android dan dapat diunduh di tautan berikut ini.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

Bantu Anak Mengenali Hewan Hutan dengan Draw For Kids Versi Jungle Animal

Salah satu pengembang aplikasi lokal asal Yogya, Hicca Studio, resmi merilis aplikasi Draw for Kids versi Jungle Animal pada 17 November lalu untuk anak-anak agar dapat menggambar dan mengenali hewan hutan melalui perangkat bergerak. Hal ini didasari oleh pesatnya pertumbuhan teknologi saat ini yang membuat teknologi semakin dekat dengan siapa saja termasuk anak-anak  yang sudah dapat memegang perangkat mobile sesuka hati. Dunia anak-anak memang patut menjadi perhatian, karena tentu anak-anak masih belum paham mengenai konten mana yang patut untuk dikonsumsi dan yang tidak.

Anak-anak akan diajarkan bagaimana cara menggambar hewan dalam aplikasi ini, terutama binatang hutan. Saat ini terdapat sembilan hewan rimba yang dapat digambar. Pada saat menggambar, anak-anak akan dipandu dengan enam langkah yang mudah diikuti hingga selesai dibantu dengan tombol next dan back di bawah layar. Karakter hewan yang tersedia pun merupakan karakter yang orisinil ciptaan dari Hicca Studio.

Hal menarik lainnya adalah ketika menggambar karakter, anak-anak dapat mendengar suara dari hewan yang sedang digambar sehingga dapat membantu proses belajar mereka dalam mengenali hewan. Untuk menggambar karakter hewan ini, Hicca Studio meyediakan enam pilihan warna spidol cerah yang tentu disukai oleh anak-anak. Sayangnya warna hitam yang biasanya digunakan untuk membuat sketsa dasar tidak terdapat di sini.

Fitur lain yang terdapat dalam aplikasi ini untuk mendukung proses menggambar adalah Hapus, Reset, dan Simpan Gambar. Fitur Hapus dapat diakses melalui icon penghapus yang terdapat di sudut kiri bawah layar saat menggambar. Untuk fitur Reset terdapat di atas kanan tepat di bawah gambar tombol ikon Home. Fungsi fitur Reset ini sendiri yaitu untuk menghapus keseluruhan gambar dan memulainya kembali dari awal, sedangkan fitur Simpan Gambar diwakili dengan ikon gambar kamera yang terdapat di sudut kanan bawah layar. Dengan menggunakan fitur tersebut, gambar yang sudah selesai akan disimpan di galeri perangkat sehingga anak-anak dapat melihat hasil gambar mereka kembali.

Aplikasi yang ditujukan untuk anak-anak ini masih terus dikembangkan oleh Hicca Studio. Saat ini baru terdapat tiga aplikasi dengan seri Draw for Kids yang tersedia di Google Play untuk diunduh, yaitu Draw for Kids versi Jungle Animal, Draw for Kids versi Transportation, dan Draw for Kids versi Farm Animal. Jika melihat dari dalam aplikasi Draw for Kids sendiri, Hicca Studio sepertinya sudah berencana untuk mengeluarkan versi lainnya karena masih banyak slot kosong yang bertuliskan coming soon untuk aplikasi serupa. Sedangkan untuk ketiga aplikasi yang sudah tersedia dapat berjalan pada perangkat Android dengan sistem operasi 2.3 ke atas.

SC20141125-164353

Sebelumnya Pelangi Interaktif Studio yang kini sudah bergabung dengan Hicca Studio pernah merilis aplikasi yang memang diperuntukan untuk anak-anak dengan judul Lagu Anak Indonesia. Melalui aplikasi ini anda bisa melihat animasi-animasi yang dikembangkan dengan sangat detil menyanyikan lagu-lagu anak khas lokal yang bisa anda tunjukkan ke anak-anak. Karakter animasi yang digunakan-pun orisinil buatan lokal dan sebelumnya juga sudah terbit dalam bentuk buku dan film animasi tiga dimensi.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada.

Evercoss dan Baidu Ajak Pengembang Lokal Pasarkan Karyanya di Toko Aplikasi Terbaru Everstore

Ponsel lokal Evercoss dan perusahaan Internet Tiongkok Baidu hari ini (28/10) resmi meluncurkan toko aplikasi Android bernama Everstore. Toko aplikasi Android Everstore saat ini diklaim telah dilengkapi dengan 500 ribu aplikasi. Selain menawarkan kemudahaan bagi pengguna Evercoss dalam mengunduh aplikasi Android sesuai dengan kebutuhan mereka, Everstore juga mengajak pengembang lokal untuk memasarkan karyanya di tokonya.

Ponsel pintar dengan sistem operasi Android telah menjadi primadona di Indonesia. Pertumbuhan pengguna yang melesat meninggalkan pesaing lainnya, berdampak tak hanya mendongkrak penjualan smartphone, namun kebutuhan akan penyediaan konten aplikasi di dalamnya. Muncullah toko aplikasi sebagai media penyebaran berbagai aplikasi ini.

Kerja sama Baidu dan Evercoss menyediakan teknologi toko aplikasi yang memudahkan pengguna Android untuk menemukan aplikasi yang dibutuhkan dan diinginkan. Selain itu, Baidu juga telah memiliki jaringan distribusi aplikasi dengan jumlah distribusi aplikasi lebih dari 300 juta setiap harinya.

Tak hanya menawarkan kemudahan bagi pengguna Evercoss, tersedianya Everstore ditujukan juga terhadap pengembang lokal. Baidu dan Evercoss mengharapkan pengembang lokal untuk dapat memanfaatkan  toko aplikasinya sebagai wadah bagi para pengembang untuk memasarkan karyanya.

Chief Marketing Officer Evercoss Mobile Janto Djojo dalam rilis persnya mengatakan, “Kami memiliki keyakinan bahwa karya anak bangsa tidak kalah hebatnya dengan karya bangsa lain. Ini hanya soal kesempatan yang belum diberikan secara optimal kepada mereka. Kami berharap kehadiran Everstore dapat mendorong potensi mereka hingga dapat terekspos secara global.”

Everstore hadir dengan mengusung slogan “Glocal Apps”, yang merupakan gabungan dari dua kata “Global” dan “Lokal”. Toko aplikasi Everstore dapat diartikan sebagai toko aplikasi berbasis lokal yang berkualitas global.

Janto juga berharap kehadiran Everstore dapat mendorong industri kreatif, khususnya industri aplikasi mobile, untuk dapat tumbuh subur. Ia pun optimis dukungan toko aplikasi Everstore bakal memaksimalkan pengalaman penggunaan device Evercoss yang diklaim menjadi market leader di pasar Indonesia.

Managing Director Baidu of Indonesia Bao Jianlei mengamini optimisme yang dinilainya merupakan sebuah sinergi positif antara dua belah pihak. “Melalui Everstore, kami ingin ikut berkontribusi dalam mengembangkan ekosistem Internet mobile di Indonesia serta membantu pengembang aplikasi Android lokal untuk memasarkan aplikasi mereka,” pungkasnya.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi. 

Dengan Aplikasi SwaKita Warga Bisa Lapor Kondisi Sekitar Langsung Kepada Kelurahan

Menyusul inisiatif Pemprov DKI Jakarta beberapa waktu lalu dalam mengembangkan aplikasi pemantau lingkungan sekitar, inisiatif serupa ternyata juga diusung oleh salah satu penggiat startup lokal bernama Skydreem. Setelah memulai debutnya pada aplikasi media sosial Sirklet, kali ini Skydreem kembali tampil dengan aplikasi terbarunya, SwaKita. Aplikasi ini dirancang khusus untuk memudahkan warga dalam melaporkan kondisi terkini di lingkungan sekitar yang bisa disampaikan langsung kepada pihak kelurahan setempat.

SwaKita sangat cocok bagi masyarakat urban, masalah yang kerap timbul mulai dari tumpukan sampah, kriminalitas, jalan rusak, pipa pam bocor, wabah demam berdarah, tanah longsor, dan lain sebagainya bisa dilaporkan secara interaktif dalam aplikasi berbasis lokasi ini. Dalam tes singkat yang saya lakukan, kesan pertama yang didapat, SwaKita berfungsi layaknya aplikasi Waze yang melibatkan informasi antar pengguna namun dikemas dalam sebuah aplikasi platform pelapor lingkungan sekitar.

Mengapa saya katakan demikian? Fitur peta digital menjadi kunci utama penggunaan aplikasi ini agar informasi yang disebarkan dapat dengan mudah dikenali oleh pengguna lain. Persis seperti Waze yang banyak dimanfaatkan pengguna untuk memantau kondisi lalu lintas. Dalam SwaKita, semua laporan disajikan dalam peta yang diambil dari Google Maps dan dipadukan dengan pin ilustrasi yang memudahkan pantauan laporan pengguna.

Selain berfungsi untuk melapor kondisi sekitar, aplikasi ini juga bisa digunakan untuk memberi ulasan berbagai lokasi publik seperti restoran, tempat wisata dan sebagainya. Bahkan, menariknya dalam SwaKita pengguna juga bisa menandakan Circle of Interest di mana sebuah wilayah tertentu bisa ditandai dan dilengkapi dengan beragam informasi di dalamnya.

Bagaimana dengan fungsi laporan warga yang sempat disinggung di awal? Seperti informasi yang tertera di halaman Google Play Store, aplikasi SwaKita sendiri tersedia dalam dua versi, yakni SwaKita bagi warga dan satu lagi SwaKita yang khusus disediakan untuk pihak Lurah.

Kedua aplikasi ini beroperasi secara berkesinambungan, artinya misalkan Anda tinggal di wilayah Tebet, Jakarta Selatan dan ingin melaporkan keluhan di sekitar, keluhan Anda bisa tersampaikan apabila Lurah Tebet sudah mengunduh SwaKita yang telah disiapkan khusus untuknya. Di wilayah DKI Jakarta sendiri terdapat 268 kelurahan termasuk wilayah Kepulauan Seribu. Itu berarti, minimal jika aplikasi ini bisa berkontribusi terhadap perbaikan kondisi lingkungan, sebanyak 268 pimpinan Kelurahan wajib mengunduh dan menggunakan SwaKita.

Agak sedikit repot sebenarnya jika melihat implementasi tersebut, paling tidak jika aplikasi ini bisa berfungsi seperti tujuan awalnya, tim Skydreem sendiri mungkin bisa melakukan pendekatan lebih lanjut kepada pihak-pihak terkait agar mereka berminat menggunakan aplikasi ini sebagai media komunikasi kepada warganya.

Di samping itu, SwaKita sendiri ternyata juga baru bisa digunakan setelah pengguna membuat akun Sirklet sebagai basis akunnya, di satu sisi cara ini baik bagi Sirklet dalam menambah jumlah penggunanya, namun di sisi lain cara ini mungkin bisa membuat pengguna enggan untuk memakainya. Ada baiknya jika SwaKita bisa terbuka untuk platform media sosial lain agar persebaran informasinya bisa menjangkau banyak pengguna secara luas.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro.

Lacak Waktu Yang Terbuang Di Jalan Dengan Aplikasi Road Mark

Hidup di kota yang memiliki kondisi lalu lintas yang buruk seperti Jakarta membuat segalanya menjadi kurang efektif dan efisien, apalagi bagi mereka yang perlu sering berpindah tempat untuk urusan produktivitas. Tak hanya waktu yang terbuang, tetapi juga tenaga dan biaya. Road Mark adalah aplikasi yang bisa mengetahui berapa lama waktu yang dihabiskan di jalan. Terlihat sepele, tapi siapa tahu ada yang membutuhkannya.

Road Mark buatan Dian Agus Triadi ini tersedia gratis di App Store. Skema in-app purchase pun juga hadir dalam aplikasi bagi yang ingin mendapatkan data statistik lebih lengkap. Aplikasinya sendiri mudah untuk digunakan dan tak memerlukan pengaturan yang rumit. Road Mark menggunakan gesture baseduntuk navigasi antar menu. Sayangnya, implementasi gesture di Road Mark sedikit membingungkan. Pasalnya ketika kita swipe ke arah kanan, menu di Road Mark malah bergeser ke arah sebaliknya.

Tampilan aplikasinya sendiri cukup menarik dan simpel. Pada tampilan awal aplikasi terdapat informasi waktu terkini dan sebuah timer yang dapat kita jalankan sewaktu akan berpergian. Road Mark akan memberikan sebuah pengingat yang dapat diatur sehingga penggunanya tak lupa untuk mematikan penghitung waktu apabila sudah sampai di tujuan.

Reminder ini dapat diatur hingga 1,5 jam tergantung jarak yang akan ditempuh oleh pengguna. Skip saja jika tak ingin menambahkan pengingat saat memulai penghitung waktu. Road Mark sendiri belum dapat secara otomatis menonaktifkan pengingat dan tetap memberikan notifikasi meski penghitung waktu telah dimatikan.

Road Mark juga menyediakan fitur geo-tagging sehingga antar pengguna dapat saling membandingkan jumlah waktu yang dimilikinya. Data dari setiap waktu yang kita habiskan di jalan dapat diketahui dari menu Statistics. Terdapat informasi berapa jam waktu yang telah kita habiskan di jalan dan juga persentasenya yang dapat kita lihat baik harian atau dalam jangka waktu mingguan.

Tak lupa Road Mark juga menyediakan fitur berbagi ke media sosial Twitter atau Facebook, sehingga setiap pengguna aplikasi ini bisa membandingkan siapa yang waktunya paling terbuang setiap hari di jalan.

Kembali ke premis awal, apa yang dihadirkan oleh Road Mark mungkin sepele. Aplikasi ini hanya menghitung berapa lama waktu yang dihabiskan di jalan dan berapa persen hal tersebut membuang waktu dalam hidup kita. Menurut kami, data yang diperoleh dari aplikasi seperti ini sesungguhnya bisa dikumpulkan dan bisa dikaji lebih lanjut oleh pihak yang berwenang sebagai acuan tentang bagaimana memperbaiki sistem transportasi dan menjadi benchmarkbagaimana sesungguhnya waktu ideal yang dibutuhkan untuk bepergian secara harian, mingguan, bahkan bulanan.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Aditya Daniel. 

Mindtalk dan Bolalob Resmi Hadirkan Platform Media Sosial Sepakbola Soccertalk

Layanan media sosial Mindtalk dan media online yang membahas sepakbola dan futsal Bolalob bergandengan untuk menghadirkan suatu platform media sosial khusus yang membahas soal sepakbola Soccertalk. Peluncuran ini juga didukung oleh LOOP Telkomsel yang menyasar segmen anak muda. Di kesempatan ini Mindtalk juga memperkenalkan Abang Edwin selaku VP Operations Mindtalk yang baru.

Soccertalk sendiri sempat kami bahas panjang lebar fitur-fiturnya saat soft launch-nya bulan lalu. Tersedia untuk platform Android, Soccertalk adalah aplikasi media sosial unik yang yang didesain khusus untuk penggemar sepakbola dan komunitas setiap klubnya. Soccertalk juga menyajikan konten-konten sepakbola, baik dalam maupun luar negeri.

Soccertalk boleh dibilang merupakan produk aplikasi yang meringkas seluruh fungsi media sosial berbasis interest milik Mindtalk dengan dukungan media dan komunitas sepak bola yang dibawa oleh Bolalob. Tidak hanya untuk berdiskusi, nantinya Soccertalk juga bisa digunakan untuk berjualan pernak-pernik yang berkaitan dengan sepakbola.

Seperti diungkapkan oleh Head of Community Soccertalk Audry Sianturi, dalam waktu sebulan ini Soccertalk telah diunduh lebih dari 4000 kali dan telah menggandeng 10 komunitas sepakbola resmi yang terafiliasi dengan klub idolanya. Audry juga menjanjikan kehadiran Soccertalk di platform iOS dalam waktu dekat. Ketersediaannya di platform Android merupakan hasil aspirasi bahwa penggiat komunitas sepakbola memang paling banyak menggunakan platform buatan Google tersebut.

Audry mengatakan, “Saya berharap Soccertalk ini dapat menjadi Google-nya anak bola.”

GM Community Planning & Solution Telkomsel Reyhan dalam rilis persnya mengatakan, “Kami sangat mendukung hadirnya aplikasi buatan lokal, dan melihat animo yang sangat tinggi dari anak-anak muda Indonesia terhadap sepakbola, maka kami harap aplikasi ini dapat menjadi rujukan mereka dalam mendapatkan berbagai informasi menarik seputar sepakbola.”

Terkait dengan model bisnis Mindtalk dan rencana spin off platform media sosial niche seperti Soccertalk, Co-Founder dan CEO Mindtalk Danny Wirianto dalam acara peluncuran Soccertalk menyebutkan bahwa ke depannya PT Ansvia (perusahaan yang menaungi Mindtalk) memiliki rencana untuk menerbitkan sejumlah media sosial niche, seperti Woman Talk atau Bandung Talk. Kehadiran platform khusus seperti ini diharapkan bisa membuat orang Indonesia berkomunikasi dengan lebih mudah dan fun.

Disclosure: Trenologi adalah bagian dari DailySocial yang bersama Mindtalk serta Bolalob diinkubasi oleh Merah Putih Inc.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Berbagi Informasi di Sekitar Lewat Foto dengan Aplikasi Setura

Aplikasi mobile buatan lokal kini semakin menawarkan fungsi yang kian beragam. Tak jauh dari fungsi memberikan informasi secara cepat kepada sesama, aplikasi Setura menghadirkan wadah khusus bagi pengguna untuk berbagi informasi di sekitar melalui tampilan foto yang dilengkapi dengan fitur penanda lokasi dan tag pencarian.

Melihat fungsi yang ditawarkan memang terkesan biasa saja dan bahkan seperti tidak menghadirkan teknologi atau pun fungsi yang benar-benar baru. Walau demikian, Setura mungkin masih bisa menawarkan keunggulan dalam fungsinya yang dibutuhkan bagi sebagian orang.

“Setura adalah aplikasi berbagi berbagai macam info yang berkaitan dengan lingkungan sekitar, dengan cara yang cepat dan mudah. Fungsinya untuk berbagi informasi secara real-time tentang berbagai macam kejadian umum yang terjadi di sekitar kita, seperti hujan, kondisi lalu lintas, banjir, longsor, kecelakaan, dan lain-lain,” ujar Jonathan Nasution, pengembang Setura kepada DailySocial.

Secara keseluruhan, inilah fungsi utama yang ditawarkan Setura. Penggunaan aplikasinya sendiri masih sangat sederhana, begitu pula tampilannya yang juga masih butuh banyak pembenahan. Tampilan depan aplikasi didominasitimeline informasi yang dibagikan dari pengguna. Tampilan informasinya hanya berupa foto yang dilengkapi dengan penanda lokasi dan tags yang dimaksudkan untuk kemudahan mengkurasi pencarian.

Untuk berbagi informasi, pengguna bisa mengakses menu berlogo kamera yang dapat ditemui langsung di timeline. Caranya pun cukup singkat, hanya cukup mengambil foto objek yang ingin dibagikan, kemudian tentukan tagsyang cocok, dan secara otomatis Setura akan menandakan lokasi yang sesuai dengan posisi GPS pengguna. Setelah itu proses berbagi telah selesai dilakukan.

Sejauh ini fungsi yang bisa dilakukan hanya sampai pada fungsi tersebut saja, dan belum ada fungsi lain yang dibawa. Namun begitu, Jonathan menyikapi aplikasinya kreasinya tersebut sebagai platform yang berguna untuk persebaran informasi yang cepat.

“Setura bisa menjadi platform yang optimal untuk berbagi secara real-time informasi yang berguna dan menjadi acuan bukan hanya bagi pengguna, tapi juga menjadi pelengkap acuan media berita dan informasi. Kedepannya Setura juga akan membuka API sehingga pihak-pihak ketiga juga bisa merasakan manfaatnya,” papar Jonathan.

Setura sendiri saat ini masih dalam tahap beta, tak ayal kemungkinan besar tampilan dan fungsi Setura mungkin akan mengalami penyempurnaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kemungkinan model bisnis yang akan diusungnya, Jonathan mengungkapkan dirinya masih mencoba untuk melakukan pengujian terlebih dahulu sebelum akhirnya siap untuk me-monetisasi Setura lebih lanjut.

“Sekarang ini masih tahap pengujian. Kemungkinan yang terpikir untuk sekarang ini adalah mengupayakan kerjasama dengan brand yang mungkin mau memakai Setura sebagai kendaraan untuk campaign mereka, fitur tag yang ada saat ini bisa dipilih dan diusulkan,” tutupnya.

Aplikasi Setura saat ini baru tersedia di platform Android. Belum ada informasi lebih lanjut terkait kemungkinan kehadirannya di platform lain.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. Ada perubahan pada judul tanpa mengubah maksud dan isi tulisan. 

mapFlix Berikan Alternatif Solusi Direktori dan Pemetaan Pusat Perbelanjaan

Jakarta Fair 2014 di Kemayoran yang telah dibuka 6 Juni lalu tentu sayang untuk dilewatkan. Banyak promo serta potongan harga yang diberikan oleh para peserta pameran. Bagaimana caranya jika kita ingin menemukan stand sebuah produk dengan cepat? Atau menemukan stand produk mana yang sedang memberikan promo? Aplikasi buatan PT Allega Tunas Karsa bertajuk mapFlix yang telah tersedia untuk iPhone dan Android mungkin menjadi jawabannya.

mapFlix sebagai aplikasi peta indoor resmi Jakarta Fair 2014 memudahkan bagi para pengunjung untuk dapat dengan cepat menuju stand yang dicari. Tak hanya itu, mapFlix juga menyediakan petunjuk letak ATM, toilet, bahkan ruang menyusui bagi yang membutuhkan ketika sedang berbelanja ataupun sekedar jalan-jalan di Jakarta Fair 2014.

Fitur di mapFlix pun tergolong lengkap walau dengan tampilan yang cukup sederhana. Selain denah Jakarta Fair 2014, ada Games dan Malls pada menu utama mapFlix meski sayangnya fitur Malls sendiri belum dapat digunakan. Ke depannya pengembang mapFlix dipastikan ingin bekerja sama dengan beberapa pusat perbelanjaan agar dapat menyajikan peta atau denah bagi para pengunjung. mapFlix juga menyediakan fitur pencarian hingga navigasi meskipun terkadang ketika melakukan pencarian sering terjadi lag bahkan freeze ketika sinyal sedang tak bersahabat (kami mencobanya pada perangkat iOS).

Mendaftar di mapFlix pun tak ada salahnya. Selain akan mendapatkan pemberitahuan ketika ada promo atau peta sebuah mall telah ditambahkan, kita juga bisa mendapat kesempatan mengikuti undian door prize, tak ketinggalan pula info potongan harga dari sponsor dan rekanan mapFlix. Jika ingin menikmati event lain di Jakarta Fair 2014 seperti live music, mapFlix pun menyediakan jadwalnya secara lengkap.

Aplikasi seperti mapFlix belum banyak kita temui di App Store atau Google Play Store. Dulu kami ingat ada beberapa aplikasi yang memberikan direktori pusat perbelanjaan, tapi nampaknya tidak ada yang bertahan lama mapFlix punya peluang untuk jadi panduan belanja, tak hanya ketika ada event seperti Jakarta Fair sekarang ini tetapi juga untuk pusat-pusat perbelanjaan lainnya. Siapa tahu di versi berikutnya mereka bisa membuat pemetaan yang lebih interaktif untuk membantu konsumen menemukan stand atau toko yang diinginkannya.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Aditya Daniel. 

Scoop Hadir dengan Tampilan Baru dan Penyimpanan Cloud

Aplikasi mobile e-reader populer Scoop kini hadir dengan tampilan baru yang lebih flat dan bersih di platform iOS dan Android. Pengembang Scoop Apps Foundry mengklaim dengan desain baru ini Scoop bakal lebih ringan dan lebih cepat dari versi sebelumnya. Untuk mempermudah penyimpanan koleksi majalah, koran, dan buku, terutama bagi konsumen memiliki beberapa devicedengan satu akun, Scoop menghadirkan fitur penyimpanan berkas di cloud.

Desain baru Scoop tak lepas dari pengaruh iOS 7 yang telah diadopsi oleh hampir 90% pengguna platform buatan Apple. Meskipun tampilannya tak sama persis untuk versi Android, tetapi semangat yang dibawa tetap sama untuk menyelaraskan tampilannya dengan toko online Scoop. Selain di dua platform populer tersebut, Scoop juga sudah tersedia untuk platform Windows Phone 8.

Terkait soal penyediaan penyimpanan di cloud, sejauh yang kami lihat tidak ada kuota yang diberikan untuk setiap konsumennya. Semua bacaan yang pernah dibeli dan sudah dihapus dari device bakal tertampil di segmen “Cloud” untuk memudahkan pengunduhan kembali, termasuk jika ingin dibaca di perangkat yang berbeda. Fitur ini bakal menyelesaikan problem yang sering muncul terkait penggunaan satu akun di berbagai device.

CEO Apps Foundry Willson Cuaca dalam rilis persnya mengungkapkan, “Perkembangan SCOOP di semester pertama tahun 2014 ini cukup signifikan, dalam beberapa bulan terakhir jumlah penerbit yg bergabung dengan SCOOP tumbuh dengan pesat secara alami. Saat ini SCOOP sudah memiliki lebih dari 43,000 SKU dan akan tumbuh mencapai 100,000 SKU sebelum akhir tahun. Sementara penjualan melalui web store juga tumbuh pesat dengan pertumbuhan 180% bulan per bulan.”

Scoop merupakan layanan e-reader yang bisa dianggap paling pesat pertumbuhannya di tanah air. Mereka kini semakin meninggalkan para pesaingnya karena selain beroperasi di Indonesia, Scoop  juga tersedia secara global dengan menggandeng berbagai penerbit mancanegara. Selain di sejumlah negara Asia, Scoop juga telah memiliki koleksi majalah di Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.

Pengguna Scoop yang tidak memiliki kartu kredit untuk membeli langsung di toko aplikasi secara mobile tidak perlu khawatir. Scoop telah mendukung Mandiri e-Cash, Mandiri Clickpay, dan Paypal sebagai alat alternatif pembayaran. Meskipun demikian, Scoop belum menawarkan skema carrier billing (atau juga dikenal sebagai “potong pulsa”) yang makin banyak diadopsi oleh layanan digital di negara ini karena kepraktisannya.

Scoop sejauh ini telah memperoleh investasi dari East Ventures, Mitsui Global Investment, Gobi Partners, dan Grup Kompas Gramedia. Investasi yang berasal dari Grup Kompas Gramedia, senilai lebih dari Rp 25 miliar, membuka lahan bisnis baru bagi Scoop dengan menawarkan beraneka koran yang dimiliki oleh grup tersebut secara digital, baik koran nasional maupun koran regional atau lokal.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin. 

Dua Aplikasi Indonesia Menjadi Favorit di London

Bank Dunia bekerja sama dengan Departemen Ilmu, Teknologi, Rekayasa, dan Kebijakan Publik University College, London menggelar sebuah forum dua tahunan dengan nama Understanding Risk Forum. Forum ini ditujukan untuk penanggulangan dan pemulihan bencana alam di seluruh dunia. Tahun ini, forum tersebut kembali menggelar tantangan inovasi online bagi para developer untuk membuat sebuah aplikasi yang mempersiapkan warga lokal dari bencana alam.Dari 10 finalis yang diumumkan, dua di antaranya berasal dari Indonesia.

Salah satu acara Understanding Risk Forum adalah Code for Resilience, sebuah ajang yang mewadahi para penggiat teknologi lokal dari setiap negara untuk dibimbing oleh Disaster Risk Management (DRM) guna mencegah dan menanggulangi bencana alam melalui mobile appssoftware toolsweb platforms, dan hardware solutions.

Menjadi perwakilan dari Indonesia, Jakarta Flood Alert adalah salah satu dari 10 finalis yang berhak terbang ke London untuk mengikuti perhelatan akhir dari rangkaian acara tersebut. Awalnya, Jakarta Flood Alert diciptakan menggunakan Bahasa Indonesia dengan nama “Siaga Banjir”, namun untuk tantangan online ini, mereka menerjemahkannya menggunakan Bahasa Inggris, sedangkan seluruh fungsinya tetap sama.

Aplikasi ini mampu memonitori 14 pintu air yang aktif di kota Jakarta. Ketika musim penghujan datang, debit air akan meningkat dan ini tentu saja membahayakan warga Jakarta. Para pengguna akan mendapatkan informasi terbaru dari pintu air dan tempat-tempat yang akan terkena efek banjir sehingga tindakan evakuasi dapat segera dilaksanakan. Berkat kesederhanaan dan fungsinya yang efektif, Jakarta Flood Alert dinobatkan penghargaan People’s Choice pada acara tersebut.

“Smartphone dan teknologi lainnya dapat membantu para masyarakat dan instansi pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam melalui data-data dan bukti-bukti yang telah dikumpulkan oleh sistem. Para finalis ini merepresentasikan potensi yang paling kreatif dan menjanjikan” ucap Francis Ghesquire, manajer penanggulangan dan pemulihan bencana alam dunia dari Bank Dunia.

Aplikasi lainnya yang berasal dari Indonesia adalah Quick Disaster. Quick Disaster memberikan solusi sebelum, selama, dan setelah bencana alam terjadi. Dengan informasi tersebut, para pengguna dapat mengantisipasi jika akan terjadi bencana susulan, apa yang harus dilakukan, dan mampu mengintegrasikan status pengguna ke sosial media, sehingga bantuan dapat mudah dilaksanakan. Quick Disaster hanya tersedia untuk Google Glass.

Delapan aplikasi lainnya adalah Anytime!, Disaster Resilience, Ehon, Flood AR, iLigtas, Nigechizu, Save The Baby, dan We Are Ready. Di London, tim developer dari 10 finalis lainnya akan pitch ide-ide brilian mereka kepada para praktisi yang terlibat sebelum pada akhirnya menentukan pemenang di puncak acara pada akhir Juni nanti.

 

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga.