[Simply Business] Uang Dulu, Hasrat Akan Mengikuti

Saya masih ingat raut muka ayah saya ketika saya mengatakan padanya bahwa saya ingin berhenti dari pekerjaan tetap saya. Ini terjadi beberapa tahun yang lalu tetapi masih terasa seperti kemarin. Kekecewaaan, kebingungan yang menggambarkan sebuah pertanyaan “Kenapa? Kenapa kamu mau meninggalkan pekerjaan baik seperti itu?” Saya yang masih muda dan naif menjawab dengan penuh keyakinan bahwa saya akan mengikuti hasrat kreatif saya dan mendirikan agensi desain.

Saya berhasil mendirikan agensi desain dan mimpi saya menjadi kenyataan, Dua tahun kemudian perusahaan saya bangkrut, saya gagal. Saya tidak memiliki model bisnis yang tepat, tidak pernah membuat rencana bisnis dan tidak pernah berurusan dengan perputaran uang di perusahaan selama hidup saya. Saya sendiri heran perusahaan tersebut bisa bertahan sampai 2 tahun. Itu masa-masa menyenangkan.

Continue reading [Simply Business] Uang Dulu, Hasrat Akan Mengikuti

[Simply Business] Money First, Passion Will Follow

I still remember the look on my father’s face when I told him I wanted to quit my day job. It was years ago but it still feels like yesterday. The disappointing, confused look that says “Why? why would you leave a good job like that?” The young me naively said to him in a voice full of confidence that I wanted to pursue my creative passion and make a design agency.

I did create a design agency and my dream came true. Two years after that, the company went bankrupt, I failed. I didn’t have the right business model, never made a business plan and hadn’t dealt with company cash flow all my life. It is a surprise that the company even made it to 2 years. Fun times.

Continue reading [Simply Business] Money First, Passion Will Follow

[Simply Business] Mengapa Anda Mau Berbelanja Online?

Sebagai pemilik usaha di bidang e-commerce, saya merasa malu untuk mengakui bahwa saya tidak terlalu sering berbelanja online. Proses membeli barang secara online dalam kehidupan saya bisa dihitung dengan jari. Saya adalah tipe orang yang agak kuno untuk kegiatan berbelanja. Saya suka menyentuh barang yang ingin saya beli dan saya suka momen jalan-jalan ketiga berbelanja. Saya pikir sebagian besar orang Indonesia memiliki perilaku yang sama, terutama mereka yang lebih tua.

Sebelum membeli barang, saya biasanya mencari informasi tentang harga dan lokasi terdekat yang menjual barang yang ingin saya beli terlebih dahulu. Saya membenci membayar biaya pengiriman, meskipun itu hanya sebesar Rp 5000 dan saya juga tidak suka menunggu barang dikirimkan, meski itu cuma satu hari. Saya lebih memilih pergi ke toko offline/fisik untuk melihat dan mendapatkan langsung barang yang saya inginkan pada hari yang sama daripada membeli secara online, dan menunggu barangnya sampai hari berikutnya atau bahkan lebih lama, apalagi ada kemungkinan saya kecewa karena tidak memenuhi ekspektasi saya.

Continue reading [Simply Business] Mengapa Anda Mau Berbelanja Online?

[Simply Business] Why Would You Buy Online?

tokobagusAs an owner of an e-commerce business, It’s embarrassing for me to confess that I don’t really shop online much. I’ve only done it about a dozen times in all my years of living. I’m a bit old-fashioned when it comes to shopping, I love to touch the item I want to buy and I love the ‘going-out’ part of shopping. I think most Indonesians share the same behavior, especially older people.

Before buying anything, I would usually research for the price and nearest availability of the items that I want to buy. I hate paying for delivery cost even if it’s only Rp. 5000 and I hate waiting even for a day. I’d rather go to a physical store to get it so I can see it for myself and get it on the same day rather than buy it online, wait for it to arrive the next day or later, and maybe feel disappointed if it doesn’t match my expectations.

Continue reading [Simply Business] Why Would You Buy Online?

[Simply Business] Jauhkan Diri Anda dari “Idea Guy”

Saya pikir kita telah melihat orang yang penuh dengan ide atau yang kita sebut “the idea guy”, mereka yang memiliki sejuta ide bagus dan tanpa keahlian, nilai atau keinginan yang mendukungnya. Saya mau memberikan julukan “the idea guy” atas apa sebenarnya mereka: orang yang penuh omong kosong. Anda bisa lihat, orang yang penuh ide akan memulai hal seperti ini:

“Hey, saya punya ide yang hebat, mari kita buat Facebook untuk sejumlah orang dan kita akan menjadi kaya! Kamu bikin programnya dan saya akan mendapatkan 80% saham karena itu ide saya”.

Jika orang ini tidak bisa menyediakan nilai lain hanya sebatas ide saja, JAUHKAN DIRI ANDA SEJAUH MUNGKIN dari orang seperti ini. Ide itu murah, ide tidak memiiki nilai apapun tanpa eksekusi lanjutan. Tentu saja akan menjadi kasus berbeda jika orang tersebut bisa menyediakan Anda dengan nilai tambahan, seperti modal, koneksi atau kemampuan teknis. Mari kita lihat berbagai nilai ini secara detail.

Continue reading [Simply Business] Jauhkan Diri Anda dari “Idea Guy”

[Simply Business] Stay Away From the Idea Guy

I think we have all seen the likes of ‘the idea guy’, the one with a million great idea and no skill, value or intention to back it up. I like to call ‘the idea guy’ for what he/she truly is: the bullshiter. You see, the idea guy always starts with something like this:

“Hey I got a brilliant idea, let’s make facebook for little people and we’ll be rich! You code and I will get 80% of the share because it’s my idea”

If the guy cannot provide any other value aside from the idea, STAY AWAY AS FAR AS YOU CAN. Idea is cheap, it provides no value without the execution to follow. Of course it is not the case if the person can actually provide you with added value like capital, connections or technical skills. Let’s look at these values in details.

Continue reading [Simply Business] Stay Away From the Idea Guy

[Simply Business] Suramnya Distribusi Koran Digital

Pembaca DailySocial sebagian besar adalah para early-adopter, menggunakan teknologi terbaru dan mengikuti tren yang sedang berkembang. Kita jarang menonton TV, tidak berlangganan koran dalam jangka waktu lama dan membaca buku di perangkat Kindle Fire (atau iPad-Ed).

Jadi akan sangat umum bagi kita untuk berpikir secara berbeda, karena cara mengkonsumsi media kita pun berbeda dengan orang kebanyakan. Kita sering lupa bahwa target market kita, setidaknya di Indonesia, bukanlah mereka yang memiliki kesamaan perilaku dengan kita.

Jawa Pos, salah satu koran terbesar di Indonesia masih berkembang dengan jumlah sirkulasi sekitar 400.000 cetakan per hari. Ada data yang dipublikasikan di situs mereka yang mengatakan bahwa berdasarkan penelitian dari preferensi media berdasarkan umur di tahun 2009, sekitar 47,7% orang di Jakarta dan 75,6% di Surabaya masih membaca koran cetak. TV masih ada di posisi pertama karena 88,7% di Jakarta dan 86,5% di Surabaya masih mengakses TV.

Continue reading [Simply Business] Suramnya Distribusi Koran Digital

[Simply Business] Digital Newspaper Distribution is Looking Grim

DailySocial readers are mostly early-adopters, using the latest technology and keeping up with the current trends. We don’t really watch TV, haven’t subscribed any newspaper in ages and read books in our Kindle Fire [or iPad -Ed].

So it’s pretty common for us to think differently because the way we consume media is different from most people. We often forget that our target market may not share the same behavior, at least in Indonesia.

Jawa Pos, one of the biggest newspapers in Indonesia is still going strong by circulating about 400,000 copies daily. It posted a study of media preferences by age groups in 2009 on its website claiming that about 47.7% of people in Jakarta and 75.6% in Surabaya still read newspapers. TV is still number one of course with 88.7% in Jakarta and 86.5% in Surabaya. Continue reading [Simply Business] Digital Newspaper Distribution is Looking Grim

[Simply Business] Prinsip Sama-sama Untung

Saya mempercayai sesuatu yg sangat berbeda dalam hal prinsip bisnis, bahwa bisnis bukanlah sebuah zero-sum game. Keuntungan bisa didapat tanpa harus merugikan orang lain. Jika Anda tidak pernah mengalaminya, bukan berarti tidak bisa. Mungkin Anda belum menemukannya saja.

Ketika saya memulai GantiBaju.com, saya mendapatkan banyak bantuan dari komunitas bisnis kaos. Mereka membagikan informasi yang sangat banyak termasuk rahasia metode cetak, saluran distribusi lokal dan kontak yang mereka miliki. Awalnya saya merasa kaget, mengapa mereka mau membantu saya, tetapi komentar yang saya dapatkan hampir sama: untuk membantu menumbuhkan industri, melancarkan proses regenerasi dan menjaga industri yang sehat yang saling berbagi. Mereka percaya bahwa mereka tidak bisa melakukannya sendirian. Membangun industri haruslah bersama-sama.

Hal yang sama terjadi di komunitas startup di Indonesia. Ini adalah komunitas dinamis yang saling berbagi pengetahuan. Baik secara model bisnis, teknologi dan kotak yang dimiliki. Menyenangkan sekali.

Continue reading [Simply Business] Prinsip Sama-sama Untung

[Simply Business] Working Towards a Common Goal

I believe that business, contrary to popular believe is not a zero-sum game. There’s always a way for everybody to win. If you can’t find it, it doesn’t mean that it’s not there. It only means that you just can’t find a viable win-win solution.

When I started gantibaju.com, I got a lot of help from the t-shirt business community. They share abundance amount of information including their ‘secret’ methods of printing, their local distribution channels and their contacts. It was beyond me at first on why they would help me, but all of them commented in pretty much the same way: to help grow the industry, to ensure regeneration and enrich the healthy community of sharing. They believe that they couldn’t have done it themselves so building the industry in a collective measure is the way to go.

Continue reading [Simply Business] Working Towards a Common Goal