Izin Prinsip Penggabungan Usaha Bakrie Telecom dan Smartfren Diperkirakan Keluar Minggu Ini

Rencana penggabungan usaha Bakrie Telecom dan Smartfren kian santer. Setelah keluarnya Peraturan Menkominfo tentang Penataan Pita Frekuensi Radio 800 MHz, praktis dua operator CDMA yang masih bertahan ini harus mati-matian menjaga bisnisnya supaya tidak benar-benar mati. Dikabarkan bahwa izin prinsip penggabungan usaha dua entitas ini bakal keluar minggu ini.

Continue reading Izin Prinsip Penggabungan Usaha Bakrie Telecom dan Smartfren Diperkirakan Keluar Minggu Ini

Apakah Atme Itu?

Beberapa hari terakhir ini beberapa dari kita melihat iklan televisi @me (dibaca Atme) yang mulai berseliweran. Meskipun minim informasi, @me menjanjikan berbagai macam “gratisan” yang berkaitan dengan menelepon, SMS, chat, dan stiker dengan sesama penggunanya. Berdasarkan penelusuran kami, ada kemungkinan kaitan antara @me dan sebuah operator seluler.

Continue reading Apakah Atme Itu?

Bakrie Telecom Jajaki Kemungkinan Carrier Billing untuk Path

Beberapa waktu yang lalu tim Bakrie Telecom mengadakan kunjungan ke kantor pusat layanan media sosial Path di San Fransisco. Kunjungan ini dilakukan segera setelah pemilik Bakrie Telecom melalui kendaraan investasinya Bakrie Global Group berpartisipasi dalam putaran investasi Seri C untuk Path senilai $25 juta (sekitar Rp 300 miliar). Di antara sinergi antara kedua belah pihak, Bakrie Telecom sedang menjajaki kemungkinan penggunaan carrier billing (atau potong pulsa untuk pengguna prabayar) untuk pembelian di dalam aplikasi (in-app purchase) Path.

Continue reading Bakrie Telecom Jajaki Kemungkinan Carrier Billing untuk Path

BlackBerry Indonesia’s Marketing Head, Eka Anwar, Joins Bakrie Telecom As Chief Marketing

After over a year, BlackBerry Indonesia’s Marketing Director, Eka Anwar, is said to leave the Canada-based company to join local telco company, Bakrie Telekom (BTEL), according to Indotelko. Anwar will officially join BTEL since Monday, April 15th 2013 yesterday. This move is also confirmed by BTEL’s spokesperson Aurellius Noorman Iljas.  Continue reading BlackBerry Indonesia’s Marketing Head, Eka Anwar, Joins Bakrie Telecom As Chief Marketing

Bakrie Telecom Mulai Bergerak di Level Korporasi

Kalau diperhatikan, di sepanjang tahun 2012 kemarin nyaris tak ada terobosan atau gebrakan yang dilakukan oleh Bakrie Telecom (BTEL). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, operator CDMA dengan merek Esia ini seperti tenggelam di tengah kompetisi selular yang ketat. Disinyalir, salah satu musababnya adalah hengkangnya Erik Meijer yang kini bergabung di Indosat. Di tahun 2013 ini, perusahaan milik grup Bakrie tersebut berusaha untuk bangkit dengan strategi baru.

Continue reading Bakrie Telecom Mulai Bergerak di Level Korporasi

CDMA Operator Keeps Losing Money, Now What?

There is a topic raised by IndoTelko and becomes the main question for me for the last few days. Of the four still operating CDMA operators, two of them has been suffering heavy losses (Bakrie Telecom and Smartfren), one operator is basically can be considered dead (StarOne) and another one (Telkom Flexi), even though protected by the largest telecommunication company, is in fact experience a major customer decrease and no longer active. Why is that? Is there any way for them to remain and compete with their competitor, especially the “Big 3” GSM operators that dominate the market?

Let’s first review the condition of CDMA operator globally. Countries that own CDMA operator that is still running until now, are few. Only the United States, Japan, Korea and China are considered to be successfully defending their CDMA operator. The rest prefers to maintain the GSM hegemony. The success story of CDMA operator in these countries is relatively similar; has a broad range of coverage and supported by high-speed broadband technology to access data.

Continue reading CDMA Operator Keeps Losing Money, Now What?

Operator Telekomunikasi CDMA Terus Merugi, Lalu Bagaimana?

Ada sebuah topik yang diangkat oleh IndoTelko dan menjadi pokok pertanyaan bagi saya beberapa hari ini. Dari empat operator CDMA yang masih eksis, dua operator mengalami kerugian besar (Bakrie Telecom dan Smartfren), satu operator basically sudah mati suri (StarOne), dan satu operator lagi (Telkom Flexi) meskipun dinaungi oleh perusahaan telekomunikasi terbesar ternyata mengalami penurunan jumlah pelanggan karena banyak yang sudah tidak aktif lagi. Kenapa bisa begitu? Bagaimana caranya biar mereka tetap bisa bersaing dengan kompetitor mereka, terutama operator GSM “Big 3” yang tetap merajai?

Kita telaah dulu kondisi operator CDMA secara global. Tidak banyak negara di dunia ini yang memiliki operator CDMA dan tetap bertahan sampai sekarang. Hanya Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan Cina yang dianggap sukses mempertahankan operator CDMA-nya. Sisanya lebih memilih untuk mempertahankan hegemoni GSM. Success story operator CDMA di negara-negara tersebut relatif sama, memiliki jangkauan coverage yang luas dan didukung oleh teknologi broadband kecepatan tinggi untuk akses data.

Continue reading Operator Telekomunikasi CDMA Terus Merugi, Lalu Bagaimana?

About the Synergy Between Bakrie Telecom and Sampoerna Telekomunikasi

Several days ago, Bakrie Telecom (BTEL) and Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) announced a collaboration in which STI would acquire 10% of BTEL shares (worth $90 million) and in return, BTEL receives 35% of STI shares which is currently owned by Sampoerna Strategic and Polaris with an option to be the largest shareholder of STI in the next 3 years. Business entity will be synergized under BTEL.

Michael Sampoerna as President Director of Sampoerna Strategic, owner of STI, cited by Kompas, stating that the reason for collaborating with BTEL is to increase its competitiveness in order to expand in the data communications infrastructure, which will become a trend in the future. In other words, rather than making a costly investment in this area (and Sampoerna is not sure that they would gain profit), it is better to go with other entity that is “more secure”.

Continue reading About the Synergy Between Bakrie Telecom and Sampoerna Telekomunikasi

Tentang Sinergi Bakrie Telecom dan Sampoerna Telekomunikasi

Kemarin, pihak Bakrie Telecom (BTEL) dan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI) mengumumkan kerjasama, di mana STI memperoleh 10% saham BTEL (senilai $90 juta) dan in return BTEL mendapatkan 35% saham STI yang saat ini dimiliki oleh Sampoerna Strategic dan Polaris dengan opsi menjadi pemegang saham mayoritas STI dalam 3 tahun ke depan. Badan usaha akan disinergikan di bawah entitas BTEL.

Michael Sampoerna selaku Presiden Direktur Sampoerna Strategic, pemilik STI, seperti dikutip oleh Kompas, menyebutkan alasan peleburan entitas STI ke dalam BTEL adalah meningkatkan daya saing yang dimilikinya untuk melakukan ekspansi di infrastruktur komunikasi data, yang bakal menjadi tren di masa mendatang. Dengan kata lain, ketimbang melakukan investasi mahal di area ini (dan Sampoerna belum yakin bakal untung), lebih baik ikut dengan perahu/entitas lain yang “lebih aman”.

Continue reading Tentang Sinergi Bakrie Telecom dan Sampoerna Telekomunikasi