Pengertian dan Contoh Rancangan Anggaran Biaya (RAB) UKM

Sebelum memulai sebuah bisnis, mayoritas pelaku usaha akan membuat rancangan anggaran biaya atau yang sering disebut dengan RAB. Tidak hanya bisnis skala besar, bisnis kategori UKM juga tak jarang menerapkannya. Maka dari itu, pengertian dan contoh rancangan anggaran biaya ini wajib dipahami oleh pelaku bisnis termasuk UKM.

Jika Anda masih bingung mengenai apa itu RAB, fungsinya, serta contoh RAB UKM, Anda bisa simak informasi selengkapnya pada artikel ini. Check this out!

Pengertian Rencana Anggaran Biaya

Seperti namanya, rencana anggaran biaya atau yang sering disebut dengan RAB adalah sebuah perkiraan biaya yang digunakan untuk menjalankan bisnis. Sebuah RAB biasanya memuat nominal hal-hal yang dibutuhkan dalam sebuah bisnis.

Namun, RAB tidak terbatas sampai di situ. Anda sebagai pemilik usaha tidak hanya dituntut untuk menentukan perkiraan nominal, tapi juga perlu mencermati faktor-faktor di sekitarnya sehingga perkiraan alokasi keuangan dalam RAB tersebut dapat lebih terarah dan jelas. Terlebih lagi jika usaha Anda berskala besar.

Meski begitu, bukan berarti Anda yang menjalankan bisnis skala kecil dan menengah dapat membuat RAB dengan sembarangan karena RAB yang dibuat dengan benar akan memberikan banyak manfaat, antara lain:

  • Membantu memperbaiki budgeting,
  • Memudahkan penentuan kebijakan,
  • Lebih efektif dan efisien dari segi waktu,
  • Memudahkan proses evaluasi.

Tips Membuat RAB untuk UKM

Sebelum mulai membuat RAB, Anda sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut ini:

Tetapkan Tujuan dan Waktu Penggunaan Anggaran

Ini adalah hal utama yang perlu Anda ketahui sebelum membuat RAB. Anda sebaiknya menentukan terlebih dahulu ke mana anggaran tersebut akan Anda habiskan. Selain itu, Anda juga bisa menentukan waktu penggunaan anggaran tersebut.

Buat List Kebutuhan

Setelah menentukan tujuan penggunaan anggaran tersebut, selanjutnya jangan lupa buat daftar kebutuhan. Anda dapat membuat daftar kebutuhan sedetail mungkin, seperti mengurutkan kebutuhan utama hingga kebutuhan opsional atau menuliskan bagaimana cara memperoleh barang tersebut, apakah membeli atau sewa.

Riset Harga

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, RAB berisi nominal-nominal perkiraan sebagai acuan penggunaan anggaran. Maka dari itu, Anda sebaiknya rajin melakukan riset harga ketika merancang sebuah RAB.

Lakukan Rekapitulasi dan Evaluasi

Apabila semua data telah terkumpul, maka Anda perlu melakukan rekapitulasi yang setelahnya diikuti dengan evaluasi. Kedua hal ini sangatlah penting dan tidak bisa dilewatkan.

Dalam evaluasi, Anda akan melakukan penyesuaian antara perkiraan nominal yang telah Anda buat dengan batasan anggaran.

Manfaatkan Teknologi Digital

Umumnya, pada bisnis skala kecil dan menengah, Anda tidak memiliki orang atau tim yang bisa ditugaskan membuat RAB. Maka dari itu, kemudahan menjadi kunci utama agar pembuatan RAB bisa lebih efektif dan efisien secara waktu.

Saat ini sudah banyak sekali platform digital yang memberikan fasilitas pembuatan berbagai laporan keuangan, termasuk RAB, seperti Jurnal.id dan aplikasi sejenis lainnya. Pastikan Anda memanfaatkannya, ya!

Contoh Rancangan Anggaran Biaya UKM

Meski masih berskala kecil, RAB tetap dibutuhkan oleh pelaku UKM, termasuk Anda yang baru berencana membuka usaha. Berikut ini adalah contoh RAB rencana pembukaan usaha skala kecil dan menengah yang bisa Anda gunakan sebagai acuan:

Demikian pengertian dan contoh rancangan anggaran biaya (RAB) untuk UKM. Semoga informasi di atas dapat membantu Anda memahami RAB lebih baik dan bisa menjadi langkah awal Anda merencanakan anggaran usaha Anda dengan lebih efektif.

Header by Pexels.

Cara Mencatat Pembayaran Gaji Karyawan di Aplikasi Akuntansi Kledo

Dalam menjalankan usaha, seluruh transaksi yang masuk maupun keluar wajib untuk dicatat, termasuk pembayaran gaji karyawan. Untuk cara mencatat pembayaran gaji karyawan dengan mudah Anda dapat melakukannya di aplikasi Kledo.

Aplikasi Kledo adalah platform pencatatan keuangan usaha digital yang dapat membantu Anda mencatat segala pergerakan keuangan usaha, termasuk pembayaran gaji karyawan, dengan mudah dan cepat. Penasaran bagaimana caranya? Simak artikel ini hingga selesai untuk mendapatkan informasinya.

Cara Mencatat Pembayaran Gaji Karyawan di Kledo

Sebelum mencatat pembayaran gaji karyawan, pastikan sebelumnya Anda telah membuat akun khusus gaji karyawan di menu Akun pada laman dashboard Kledo. Apabila sudah, selanjutnya ikuti langkah-langkah di bawah ini:

  • Masuk ke dashboard Kledo menggunakan akun yang telah terdaftar. Jika Anda belum memiliki akun Kledo, Anda dapat membuatnya dengan mengikuti panduan di sini.
  • Kemudian, pada daftar menu di bagian kiri laman Beranda, pilih menu Biaya.

  • Setelah masuk ke menu Biaya, klik tombol Tambah Biaya untuk mulai mencatat pembayaran gaji karyawan Anda.
  • Selanjutnya, lengkapi informasi pada form tambah biaya.

  • Pertama, pilih kas yang ingin Anda gunakan untuk membayar pembayaran gaji karyawan.
  • Kedua, pilih nama karyawan sebagai penerima gaji tersebut.
  • Ketiga, pilih tanggal pembayaran gaji karyawan.
  • Keempat, masukkan nomor dan tag biaya (tidak wajb).
  • Kelima, pilih akun biaya khusus gaji karyawan pada kolom Akun Biaya. Kemudian, masukkan deskripsi jika diperlukan. Lalu, masukkan nominal gaji yang dibayarkan pada kolom Total.
  • Terakhir, klik tombol Simpan untuk menyimpan catatan pembayaran gaji tersebut.

Demikian cara mudah mencatat pembayaran gaji karyawan di aplikasi akuntansi Kledo. 

Anda dapat mengulangi cara yang sama untuk mencatat pembayaran gaji karyawan lainnya. Setelah itu, biaya yang Anda catat akan tersimpan dan tampil di halaman menu Biaya. Mudah, bukan? Selamat mencoba!

Rumus Sederhana Menghitung Biaya Tetap Usaha Anda

Dalam laporan keuangan, terdapat banyak jenis biaya keluar yang perlu Anda ketahui. Jenis biaya keluar yang paling umum adalah biaya tetap. Memahami cara menghitung biaya tetap akan membantu Anda dalam menyusun laporan keuangan. Tapi, sebelum masuk ke informasi mengenai rumus biaya tetap, sebaiknya Anda pahami pengertian dari biaya tetap berikut ini.

Pengertian Biaya Tetap

Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah usaha meskipun tidak ada kegiatan produksi. Seperti namanya, umumnya biaya tetap ini memiliki nilai yang tidak berubah, tetap, atau statis. Jadi, dengan kata lain, jumlah biaya tetap yang harus dibayarkan akan selalu sama meskipun ada atau tidak ada aktivitas produksi sama sekali.

Biaya tetap seringkali dikaitkan dengan jenis biaya lainnya, yakni biaya variabel. Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan mengikuti naik turunnya kegiatan produksi. Sehingga, nilainya pun dinamis atau berubah-ubah.

Jenis-Jenis Biaya Tetap

Biaya tetap terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni biaya tetap yang telah ditentukan dan biaya tetap sesuai kebijakan. Berikut adalah penjelasan untuk masing-masing jenis fixed cost tersebut.

Biaya Tetap yang Telah Ditentukan

Jenis biaya tetap yang satu ini adalah biaya tetap yang tidak dapat dikurangi secara tiba-tiba serta sifatnya jangka panjang. Contohnya adalah biaya sewa gedung, pajak bangunan, asuransi, dan lain-lain.

Biaya Tetap Sesuai Kebijakan

Seperti namanya, biaya tetap sesuai kebijakan merupakan jenis biaya tetap yang berasal dari kebijakan tahunan usaha untuk membelanjakan biaya tetap tertentu. Berbeda dengan jenis sebelumnya, jenis biaya tetap ini sifatnya jangka pendek, serta dapat diubah pada kondisi tertentu.

Contoh biaya tetap sesuai kebijakan ini antara lain adalah biaya iklan, riset, program pelatihan, dan lain sebagainya. Biaya-biaya tersebut adalah biaya yang rutin harus dikeluarkan dengan jumlah tetap. Namun jika ada kondisi tertentu yang mengharuskan untuk mengurangi nominalnya, maka hal itu bisa dilakukan.

Cara Menghitung Biaya Tetap

Jika memahami pengertian biaya tetap di atas, rumus menghitung biaya tetap sebenarnya sangat sederhana, yakni menambahkan jumlah seluruh biaya yang masuk ke kategori biaya tetap.

Misalnya, jika setiap bulan usaha Anda harus mengeluarkan biaya tetap berupa uang sewa ruko sebesar 2 juta rupiah, gaji karyawan 4 juta rupiah, dan perawatan peralatan sebesar 1,5 juta rupiah. Maka, jumlah total biaya tetap usaha Anda per bulan adalah 7 juta rupiah.

Kemudian, untuk menghitung biaya tetap rata-rata, Anda bisa menggunakan rumus berikut ini:

 

cara menghitung biaya tetap

 

Sebagai contoh, jika usaha Anda adalah usaha makanan dan setiap bulannya memproduksi hingga 3500 porsi, maka biaya tetap rata-ratanya dapat dihitung seperti berikut:

Biaya tetap rata-rata = Rp.7.000.000 : 3500 porsi = Rp.2.000

Jadi, Rp.2.000 dari hasil penjualan tiap porsi makanan digunakan untuk menutupi biaya tetap usaha Anda.

Itu dia cara sederhana menghitung biaya tetap usaha Anda. Setelah memahami pengertian, jenis-jenis, dan cara menghitung biaya tetap sebagai salah satu komponen dalam laporan keuangan, diharapkan Anda dapat menyusun laporan keuangan usaha dengan lebih mudah.

Memahami Pengertian Biaya Peluang dan Bagaimana Metode Menghitungnya

Sebelum memahami cara menghitung biaya peluang untuk bisnis Anda, pastikan Anda telah mengerti apa itu biaya peluang serta jenis-jenis biaya peluang. Peluang sendiri merupakan istilah sehari-hari yang sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Tapi, bagaimana dengan istilah biaya peluang? Untuk membantu Anda memahaminya, artikel ini akan membahasnya secara lengkap.

Definisi Biaya Peluang

Memahami pengertian biaya peluang sangat penting agar Anda tahu tujuan dari menghitung biaya peluang itu sendiri. Menurut beberapa ahli, biaya peluang atau opportunity cost merujuk kepada biaya yang hilang dari sebuah kesempatan untuk bisa memperoleh kesempatan lain.

Misalnya, Anda sedang mencari hiburan, tapi Anda hanya memiliki uang Rp.60.000. Lalu, Anda memiliki dua pilihan, yakni ke taman hiburan atau bioskop. Bioskop lokasinya dekat dengan rumah dengan harga tiket Rp.50.000. Sedangkan taman hiburan memiliki harga tiket Rp.35.000, tapi Anda harus mengeluarkan uang Rp.10.000 untuk pergi ke sana.

Biaya peluang terjadi karena adanya beberapa pilihan hasil dari keinginan tak terbatas manusia, namun terdapat kelangkaan yang membuat Anda tidak bisa mengambil semua pilihan tersebut. Sehingga, Anda harus memilih satu pilihan terbaik di antara beberapa pilihan tersebut.

Jenis-Jenis Biaya Peluang

Setelah memahami definisi dari biaya peluang, selanjutnya akan dibahas mengenai jenis-jenis dari biaya peluang itu sendiri.

Biaya peluang atau opportunity cost terbagi menjadi dua jenis, yakni biaya peluang implisit dan biaya peluang eksplisit. Apa perbedaan di antara keduanya? Berikut adalah penjelasannya untuk Anda.

Biaya Peluang Implisit

Jenis biaya peluang implisit adalah biaya yang dibayarkan, namun bukan dalam bentuk angka. Dalam bisnis, bentuk biaya yang dikeluarkan bisa berupa sumber daya, kebahagiaan, waktu, tingkat kepuasan, keuntungan di masa depan, dan lain-lain.

Biaya Peluang Eksplisit

Berbeda dengan jenis sebelumnya, biaya peluang eksplisit adalah biaya yang bisa dihitung dan ditampilkan dalam bentuk angka. Contohnya adalah uang, jumlah barang, laba, aset, dan lain sebagainya.

Cara Menghitung Biaya Peluang

 

cara menghitung biaya peluang

 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, biaya peluang ini ada akibat adanya keterbatasan sumber daya dan pilihan. Untuk menghitung nilai biaya peluang, selalu ingat dua ketentuan ini:

  • Biaya peluang adalah selisih dari biaya pilihan yang tidak Anda pilih dengan yang Anda pilih (jika ada dua pilihan).
  • Biaya peluang adalah pilihan yang kamu korbankan dan memiliki nilai terbesar (jika terdapat lebih dari dua pilihan).

Sebagai contoh, pada kasus sebelumnya, misalnya Anda memutuskan untuk pergi ke bioskop alih-alih ke taman hiburan. Maka nilai biaya peluangnya adalah selisih antara biaya pilihan yang Anda korbankan dengan biaya pilihan yang Anda ambil, yakni Rp.50.000 dikurang Rp.45.000. Maka, biaya peluangnya adalah Rp.5.000.

Contoh lainnya adalah jika Anda memiliki uang sebesar Rp. 3.000.000 dan bimbang antara ingin menggunakannya untuk membuka bisnis atau menonton konser. Jika Anda memilih membuka bisnis, maka Anda bisa menghasilkan uang kembali. Tapi, menonton konser memberikan Anda kesenangan.

Lalu, akhirnya Anda memutuskan untuk membuka bisnis. Kesenangan dari menonton konser adalah biaya peluang yang harus Anda bayar.

Nah, itu dia penjelasan mengenai jenis-jenis, contoh, dan cara menghitung nilai biaya peluang. Dalam bisnis, menghitung biaya peluang sangat penting karena Anda sebagai owner tentu akan dihadapkan dengan banyak pilihan, namun harus bijak dalam menggunakan sumber daya yang ada.

Header by Pixabay.

3 Cara Menghitung Break Even Point Bisnis Anda

Setelah mengetahui apa itu Break Even Point dan manfaatnya dalam dunia bisnis, selanjutnya Anda perlu mempelajari cara menghitung Break Even Point pada bisnis Anda. Terdapat tiga cara untuk menghitung nilai BEP, yakni menghitung BEP per unit, per penjualan, dan per biaya.

Tapi, sebelum masuk ke rumus menghitug BEP, simak terlebih dahulu elemen-elemen yang ada pada Break Even Point.

Elemen-Elemen dalam Cara Menghitung Break Even Point (BEP)

Dalam menghitung break even point, ada beberapa elemen yang perlu Anda ketahui. Berikut ini adalah elemen-elemen dalam BEP:

  • Biaya tetap (fixed cost). Biaya tetap merupakan biaya yang secara rutin dikeluarkan oleh perusahaan atau bisnis meskipun sedang tidak ada kegiatan produksi. Contoh biaya tetap atau fixed cost adalah biaya sewa gedung dan biaya maintenance peralatan atau kendaraan.
  • Biaya variabel (variable cost). Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel adalah biaya yang keluar mengikuti kegiatan produksi yang dilakukan. Dengan kata lain, biaya variabel merupakan biaya produksi. Di antaranya seperti biaya bahan baku, upah pekerja harian, dan bahan bakar.
  • Biaya campuran (mixed cost). Seperti namanya, biaya ini merupakan campuran dari biaya tetap dan biaya variabel. Dalam kata lain, biaya ini merupakan biaya yang rutin dibayarkan meskipun tidak ada produksi. Namun, ketika sedang ada produksi, biaya yang harus dibayarkan menjadi lebih tinggi. Contoh dari biaya campuran antara lain biaya internet, biaya listrik, dan biaya air.
  • Harga pokok penjualan (HPP). Harga ini adalah harga murni dimana laba berada pada angka 0, sama halnya seperti BEP.
  • Pendapatan (revenue). Revenue atau pendapatan adalah total uang yang didapatkan dari hasil penjualan.
  • Laba (profit). Laba bisa Anda ketahui dengan mengurangi total penghasilan dengan fixed cost dan variable cost.
  • Margin Laba. Margin laba adalah nominal yang bisa Anda tambahkan pada harga produk ketika Anda telah mengetahui nilai BEP untuk memperoleh laba itu sendiri.

Cara Menghitung Break Even Point

Seperti yang telah disampaikan di atas, terdapat tiga cara dalam menghitung nilai BEP. Di antaranya adalah menghitung nilai BEP per unit, per penjualan, dan per biaya. Ketiga cara tersebut memiliki rumus dan tujuan yang berbeda. Simak informasi selengkapnya di bawah ini.

BEP per Unit

Menghitung BEP per unit cocok untuk Anda yang ingin tahu kontribusi produk per unit dalam mencapai laba. Berikut ini adalah rumus BEP per unit:

 

Cara menghitung Break even point

 

BEP per Penjualan / BEP Nominal

Break Even Point (BEP) penjualan adalah nilai BEP yang dihasilkan dari pembagian biaya tetap dengan selisih harga jual dan perbandingan biaya variabel dengan harga, atau seperti dalam rumus di bawah ini.

 

Cara menghitung Break even point

 

BEP per Biaya

Cara menghitung nilai BEP selanjutnya adalah dengan perhitungan berdasarkan biaya pokok atau harga jual. Perhitungan nilai BEP satu ini merupakan yang paling mudah dan sering digunakan. Berikut ini rumus BEP per biaya:

 

Cara menghitung Break even point

 

Adapun cara menghitung total biaya variabel (total variable cost) adalah sebagai berikut:

 

Cara menghitung Break even point

 

Demikian informasi mengenai elemen dalam BEP hingga tiga rumus cara menghitung Break Even Point bisnis Anda. Anda bisa memilih salah satu rumus menghitung BEP yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

Menghitung Biaya dan Anggaran Otomatis di Jurnal by Mekari

Menghitung biaya dan anggaran menggunakan software akuntansi Jurnal by Mekari adalah salah satu cara mudah yang bisa Anda terapkan untuk bisnis Anda. Mengapa? Karena biaya bisnis pada aplikasi Jurnal terhitung secara otomatis.

Hal yang perlu Anda lakukan hanyalah mencatat setiap biaya yang terjadi pada menu ‘Biaya’ di dashboard Jurnal.id

Cara Mencatat Biaya di Jurnal.id

Terdapat dua cara untuk mencatat biaya baru di Jurnal. Pertama adalah mencatat biaya yang telah dibayar lunas. Kedua adalah mencatat biaya yang belum dibayar atau belum lunas (hutang). Di bawah ini merupakan cara mencatat masing-masing biaya.

Cara mencatat biaya lunas:

  • Akses dan login di dashboard Jurnal.id.
  • Masuk ke menu Biaya.
  • Klik tombol Buat Biaya Baru untuk mencatat biaya baru.

 

menghitung biaya dan anggaran

 

  • Pilih akun yang akan membayar biaya tersebut pada kolom Bayar Dari.

 

menghitung biaya dan anggaran

 

  • Lalu, pilih atau masukkan nama penerima.
  • Selanjutnya, pilih tanggal pembayaran.

 

menghitung biaya dan anggaran

 

  • Kemudian, masukkan nomor pembayaran atau transaksi jika ada.

 

menghitung biaya dan anggaran

 

  • Berikutnya, pilih kembali akun biaya di kolom bagian bawah.

 

menghitung biaya dan anggaran

 

  • Lalu, masukkan nominal biaya.

 

menghitung biaya dan anggaran

 

  • Isi memo dan unggah lampiran jika ada. Lampiran bisa berupa foto struk/kwitansi/bukti transaksi lainnya.
  • Jika sudah, klik tombol Buat Biaya Baru berwarna hijau di kanan bawah.

 

menghitung biaya dan anggaran

 

Cara mencatat biaya yang belum lunas:

  • Masuk ke menu Biaya pada dashboard Jurnal.id.
  • Klik tombol Buat Biaya Baru di kanan atas halaman.
  • Kemudian, pada halaman Buat Biaya Baru, centang kotak pada opsi Bayar Nanti yang ada di samping kolom Bayar Dari.

 

menghitung biaya dan anggaran

 

  • Setelah itu, lanjutkan dengan mengisi formulir mulai dari memilih akun untuk membayar di kolom Bayar Dari.
  • Lalu, pilih atau masukkan nama penerima biaya.

 

menghitung biaya dan anggaran

 

  • Selanjutnya, pilih tanggal transaksi, tanggal jatuh tempo pembayaran, dan syarat pembayaran.

 

menghitung biaya dan anggaran

 

  • Setelah itu, lengkapi kolom akun biaya di bagian bawah, isi deskripsi (opsional), dan masukkan nominal biaya.

 

menghitung biaya dan anggaran

 

  • Kemudian, isi memo dan lampiran jika perlu.
  • Pastikan semua data yang Anda isi telah benar. Lalu, klik Buat Biaya Baru untuk menyimpan.

Video Cara Mencatat Biaya Baru di Jurnal.id

Menghitung Biaya dan Anggaran di Jurnal

Seperti yang telah disebutkan di awal, perhitungan biaya dan anggaran di Jurnal.id dilakukan secara otomatis setelah Anda mencatat biaya. Untuk melihat perhitungan biaya otomatis tersebut, Anda bisa masuk ke dashboard Jurnal.id dan buka menu Biaya.

 

menghitung biaya dan anggaran

 

Kemudian, Anda akan melihat informasi mengenai total biaya bulan ini, total biaya 30 hari terakhir, dan total biaya belum dibayar. Untuk mendapatkan rincian transaksi atau melakukan pembayaran biaya hutang, Anda bisa klik langsung pada tampilan nominal biaya.

Itu dia informasi mengenai perhitungan biaya dan anggaran bisnis di software akuntansi Jurnal by Mekari. Fitur perhitungan biaya otomatis dari Jurnal ini tentu akan sangat membantu Anda sebagai pemilik bisnis. Jika ingin melihat video singkat penggunaan fitur Biaya di aplikasi Jurnal, Anda bisa simak video di bawah ini.

Video Cara Menggunakan Fitur Biaya Jurnal.id