Teradata Memperkenalkan Jasa Konsultasi Think Big untuk Pasar Indonesia

Selasa (16/8) kemarin Teradata Indonesia secara resmi memperkenalkan jasa konsultasi Think Big untuk pasar Indonesia. Produk ini dirancang untuk memberikan konsultasi analisis dalam pengelolaan data open source yang berada pada data lake untuk mengelola hal-hal terkait Hadoop yang meliputi Big Data Strategy, Data Engineering, Analytics and Data Science, dan Managed Service and Training. Tujuannya yaitu sebagai solusi akan kurangnya jumlah ahli untuk menganalisis data yang bisa membantu perusahaan membangun dan mengelola wawasan baru dalam arsitektur teknologi terkini.

Principal Data Scientist and International Practice Lead Think Big Martin Oberhuber mengatakan, “Hadoop dan proyek-proyek open source […] telah menempati posisi sebagai aset teknologi terbaik tanpa melihat besar dan lokasi organisasi yang menggunakannya. Kami berkomitmen merealisasikan pilihan-pilihan terbaik dari teknologi open source terkini untuk melengkapi dasar-dasar yang sudah ada. Keberadaan para ahli data science, ilmuwan, dan konsultan terpercaya yang kami miliki akan membantu memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif serta menghasilkan ekstrasi data sesegera mungkin.”

Layanan yang coba ditawarkan oleh Think Big dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara menyeluruh berdasarkan portfolio pilihan yang di dalamnya termasuk sebuah kombinasi teknologi open source atau produk perangkat lunak komersil. Beberapa di antaranya adalah Big Data Strategy, Data Engineering, Analytics and Data Science, dan Managed Service and Training.

Teradata Luncurkan layanna konsultasi Think Big di pasar Indonesia untuk membantu perusahaan membangun wawasan baru di teknologi big data / DailySocial
Teradata Luncurkan layanna konsultasi Think Big di pasar Indonesia untuk membantu perusahaan membangun wawasan baru di teknologi big data / DailySocial

Big Data Strategy adalah layanan konsultasi yang menjelaskan kasus penggunaan data yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan strategi untuk merancang arsitektur yang tepat, menilai kemampuan yang ada, dan membangun peta untuk sebuah proyek. Sementara Data Engineering akan memberikan konsultasi berupa solusi desain, teknik, dan koneksi pengiriman dengan tujuan bisnis, termasuk optimalisasi infrastruktur data lake untuk pemerintahan.

Analytics and Data Science sendiri akan memberikan layanan yang mengulas kemampuan analitik yang dikembangkan dari kasus-kasus penggunaan big data dan penerapan jasa data science dengan mengajukan berbagai masukan yang didapatkan dari model data pre-built. Terakhir, Managed Services and Training memberikan layanan manajemen dan optimalisasi sistem big data untuk meningkatkan kinerja dan menghasilkan masukan-masukan baru, termasuk pelatihan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mengadopsi big data dan sistem analitik.

Country President Teradata Indonesia Erwin Achir menyampaikan, “Teradata memiliki ekosistem big data yang lengkap di industrinya dengan mengintegrasikan sistem open source seperti Hadoop, Teradata Aster Analytics, dan data warehouse […] agar dapat memberikan masukan untuk membantu membuat keputusan bisnis. Dengan Think Big, Teradata dapat menyediakan konsultasi terdiversifikasi kepada pelanggan dan membantu menyederhanakan pelaksanaan dan penggunaan sistem analisis big data.”

Sebagi informasi, Think Big sendiri yang kini menjadi bagian dari Teradata adalah perusahaan yang diakusisi oleh Teradata pada tahun 2014 lalu. Akuisisi tersebut bertujuan untuk mengakselerasi pertumbuhan kemampuan Big Data Consulting dan Hadoop dari Teradata sendiri. Think Big pun telah dipercaya beberapa perusahaan internasional seperti Intel, Facebook, NetApp, NASDAQ, Home Depot, American Express, eBay, dan Ancestry dalam pengolahan datanya.

DScussion #50: Regi Wahyu dan Prediksi Tren Big Data Analytics

Masih bersama Founder dan CEO Mediatrac Regi Wahyu, DScussion kali ini mengupas lebih jauh tentang solusi data integration milik Mediatrac dan inovasi terkini yang rencananya akan segera dirilis oleh Mediatrac dalam waktu dekat. Regi Wahyu juga berbagi prediksi mengenai tren big data analytics secara global ke depannya. Simak wawancara lengkapnya berikut ini.

DScussion #49: Mediatrac dan Industri Big Data Analytics di Indonesia

Big data dan big data analytics adalah dua hal yang menjadi hype dalam tren teknologi korporasi beberapa tahun terakhir ini. Kami berbincang dengan Regi Wahyu, CEO Mediatrac, sebuah layanan big data analytics,: tentang bagaimana industri big data analytics di Indonesia saat ini, bagaimana data ini diperoleh, dan sektor apa saja yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap teknologi.

Berikut ini adalah perbincangan DScussion dengan Regi.

GM Data Insight Sales Telkomsel Stevy Kosasih Ungkap Fokus Telkomsel MSight Tahun Depan (UPDATED)

Implementasi big data dalam berbagai sektor industri di Indonesia saat ini mulai semakin terlihat. Telkomsel adalah salah satu pemain dari sektor telekomunikasi yang menunjukkan dirinya tahun lalu dengan meluncurkan layanan big data bernama MSight. Setahun beroperasi, Telkomsel mengklaim bahwa MSight telah tumbuh secara signifikan. Tahun depan, MSight fokus untuk meningkatkan data quality, merekrut talenta yang sesuai, dan menjalin kemitraan strategis di dalam grup Telkom.

MSight merupakan bagian layanan digital advertising Telkomsel yang memanfaatkan penggunaan teknologi Big Data Analytics. Melalui layanan ini, Telkomsel mampu memberikan berbagai insight informasi konsumen. Insight tersebut di antaranya monitoring perubahan dan penambahan jumlah trafik konsumen, segmentasi konsumen berdasarkan profil demografi dan psikografi tertentu, perilaku digital konsumen, pola pergerakan konsumen antar lokasi, dan perilaku konsumen terhadap produk dan servis.

Lahirnya MSight sendiri merupakan hal yang alami dan tak lepas dari perkembangan tren big data yang kian tampak manfaatnya. Di usianya yang tepat berumur satu tahun ini, Kami berkesempatan berbincang dengang GM Data Insight Sales Telkomsel Stevy Kosasih untuk membahas sudah sejauh apa Telkomsel MSight berkembang selama satu tahun beroperasi.

Perjalanan satu tahun MSight dan bisnisnya

Ditemui di Telkomsel Smart Office, Jakarta Selatan, Stevy menceritakan bahwa untuk sampai ke usia satu tahun ini MSight sebenarnya telah melalui tiga fase awal. Fase pertama adalah tentang kesiapan Telkomsel, baik dari sisi SDM maupun teknis. Fase kedua adalah tentang studi kelayakan untuk “Go to Market”. Fase ketiga adalah fase peluncuran komersial perdana hingga saat ini.

Stevy mengatakan, “Di fase pertama, kami libatkan beberapa data scientist, [baik dari tim] internal maupun eksternal, [tujuannya] untuk bantu buat model yang kami butuhkan dalam bisnis mobile consumer insight ini. Termasuk di dalamnya kami juga membekali diri lah, belajar juga nih dari ilmu-ilmu yang sudah ada di luar.”

“Fase kedua, […] intinya kami ingin [melanjutkan] memonetisasi kepada klien-klien eksternal [dengan memberi solusi yang sesuai]. Di fase terakhir kami launching di bulan November kemarin [tahun lalu -Ed]. Fasenya sekarang adalah fase awareness, [and] we’re trying to penetrate the market. Beberapa konsumen sudah menerima services kami dan kami coba increase value kami terus,” lanjutnya.

Selama satu tahun beroperasi, diakui Stevy bahwa kini sudah ada beberapa industri yang menggunakan layanan MSight, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mulai dari Fast Moving Consumer Goods (FMCG), Cigarette (tiga pemain atas), Banking dan Financial Institution, serta Retailer. Meski paling banyak klien datang dari sektor FMCG, tetapi Stevy juga yakin bahwa Banking dan Cigarette memiliki potensi yang bagus juga ke depannya.

Upaya monetisasi Big Data MSight

Produk utama MSight adalah sebuah insight dari perilaku konsumen. Namun, menurut Stevy, itu masih bisa di-breakdown kembali menjadi dua hal, yaitu dukungan terhadap media berkampanye dan consumer insight provider yang dapat dimanfaatkan untuk meramu strategi perusahaan.

Stevy menjamin bahwa MSight akan tetap menghormati privasi pelanggan dalam proses pengumpulan dan penyajian data dalam bentuk perilaku kolektif.

Saat ini pelanggan Telkomsel sudah mencapai 149 juta. Data dari 149 juta pelanggan tersebut lah yang akan dikelola secara anonim, agregat, dan kolektif menjadi insight konsumen, serta diperbarui secara berkala. Informasi yang diberikan biasanya digunakan dalam proses pengambilan keputusan strategis yang dapat digabungkan dengan informasi atau insight lain yang sudah dimiliki klien.

Terkait monetisasi layanan, Stevy mengungkap bahwa hingga saat ini masih belum dapat berbicara harga tertentu. Pun demikian, ada beberapa variabel yang menjadi pertimbangan.

Stevy menjelaskan, “Kami belum bicara harga tertentu karena masih di fase yang sangat awal. […] Sifatnya customize kalau bicara harga, tergantung dari berapa lokasinya, berapa variable-nya, atau analisis [apa saja] yang dibutuhkan.[…] Kami bisa bantu dari sisi mereka punya rencana strategis kah, atau bantu dari sisi tactical. Yang kita tawarkan adalah solusi [Big Data Analytics].”

Rencana dan fokus MSight di tahun depan

Sebagai upaya agar dapat kompetitif dalam ranah big data di pasar Indonesia, diungkap Stevy bahwa dua hal yang menjadi fokus utama. Pertama, meningkatkan kualitas data. Kedua, melakukan strategic partnership dengan layanan OTT dan beberapa partner lainnya di industri.

Stevy menjelaskan, “Investasi yang ditanamkan oleh perusahaan harus bisa menghasilkan return yang sesuai untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Bagaimana kita melakukan itu? Pertama, memastikan data quality kami bagus. Caranya, kita undang data scientist,internal atau external, untuk bikin script atau model yang bisa [men-]capture demografi atau psychographic mereka secara aktual [sesuai dengan kebutuhan pasar].”

“Kedua, lakukan partnership dengan beberapa OTT [dan beberapa partner lainnya]. Kami tidak berkompetisi lah dengan yang lain. Kami tahu kami masih baru di industri ini. […] Jadi, OTT punya data, kami punya data, kami gabungkan. Semakin lebar data, semakin kaya data, harga juga bisa kompetitif,” ujar Stevy.

Bicara mengenai target, Stevy ingin MSight menjadi besar dari sisi atribut data, jumlah klien, maupun dari sisi jumlah timnya sendiri. Maka dari itu, Stevy mengungkapkan fokus MSight tahun depan adalah strategic partnership, merekrut talenta, dan meningkatkan kualitas data.

“Dari sisi timnya sendiri, kami coba rekrut talenta. Kami mau double dari sekarang yang [jumlahnya] masih di bawah sepuluh.[…]. Jadi, [strategic] partnership, merekrut talenta, dan [meningkatkan] data quality adalah fokus MSight tahun depan,” tandas Stevy.

Keputusan Telkomsel memasuki bisnis big data adalah hal yang alami bagi perusahaan telekomunikasi. Redwing sendiri dalam artikelnya setahun yang lalu menjelaskan panjang lebar tentang bagaimana monetisasi big data terhadap insight pelanggan seluler dapat menjadi tambang emas bagi operator.

Thomas Davenport Bicara Mengenai Ekosistem Big Data Indonesia

Kiri ke Kanan - CEO Mediatrac Regi Wahyu, Professor of  IT and Management at Babson College Thomas Hayes Davenport, CTO Mediatrac Imron Zuhri

Teknologi Big Data Analytics dewasa ini sedang menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi tersebut, informasi yang dihasilkan dari mengolah data-data yang ada dapat dijadikan bahan rujukan dalam mengambil kebijakan dan strategi ke depan. Tapi, pertanyaannya adalah siapa saja yang berperan dalam mengembangkan ekosistem Big Data Analytics ini? Kami berbincang dengan President’s Distinguished Professor in Information Technology and Management at Babson College Thomas Hayes Davenport untuk meminta pendapatnya mengenai hal ini.

Continue reading Thomas Davenport Bicara Mengenai Ekosistem Big Data Indonesia