Dukung Pertumbuhan eSport di Indonesia, Bigo Luncurkan Cube TV

Setelah hadir dengan layanan video live streaming yang bisa digunakan semua orang untuk berbagi konten kreatif, aplikasi live streaming Bigo meluncurkan Cube TV. Fitur terbaru ini merupakan mobile gaming live streaming, arena eSport, dan sebuah pusat perbelanjaan game untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan gamer di Indonesia.

“Di Indonesia sendiri saat ini makin banyak para gamer profesional yang mahir memainkan mobile games. Dengan aplikasi ini diharapkan bisa menambah pilihan serta memperluas jaringan komunitas gamer di Indonesia,” kata Head Marketing Cube TV Aswin Atonie.

Empat fitur unggulan Cube TV

Platform yang disajikan khusus untuk komunitas gamers ini, memiliki empat fitur menarik bisa dinikmati di aplikasi. Di antaranya adalah fitur Live streaming yang bisa dinikmati oleh semua pengguna untuk menyaksikan PC games, console games juga mobile games secara live.

Fitur lainnya adalah Video yang merangkum ribuan live games menarik. Tersedia juga Shopping Mall, yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna untuk mendapatkan penghasilan dan membeli Gift Card hanya dengan menyaksikan tayangan live video games. Dan yang terakhir adalah fitur eSport Center, yang manyajikan live streaming eSport.

“Melihat pertumbuhan yang positif eSport saat ini, Bigo juga ingin mendukung pertumbuhan eSport di Indonesia,” kata Aswin.

Memiliki rencana untuk melakukan ekspansi secara global, fokus dari Cube TV saat ini adalah Asia Tenggara. Secara keseluruhan Cube TV mengklaim telah memiliki sekitar dua juta pengguna aktif setiap bulannya, sebelum peluncuran resminya di wilayah Asia Tenggara, Timur Tengah, Amerika Selatan, dan Rusia.

Kolaborasi dengan Mobile Legends

Selain menerapkan teknologi AI, Cube TV juga memungkinkan real-time video streaming berkualitas tinggi dengan latensi yang sangat singkat. Cube TV juga memungkinkan para penggunanya untuk menonton live stream dan video dalam kualitas Blu-Ray.

Sementara itu, strategi monetisasi yang dilancarkan oleh Cube TV tidak jauh berbeda dengan Bigo Live, yaitu menyediakan pilihan pembelian energi untuk pengguna saat memanfaatkan fitur Cube TV.

Disinggung berapa investasi yang digelontorkan Bigo untuk aplikasi Cube TV ini, Aswin enggan menyebutkan. Dengan peluang yang ada, investasi yang besar akan dimanfaatkan Cube TV untuk menambah jumlah pengguna hingga menambah komunitas mobile games secara global dan menambah jumlah partner dari brand ternama.

Salah satu kerja sama strategis yang dilancarkan Cube TV adalah menggandeng permainan populer saat ini di Indonesia, yaitu Mobile Legends. Direktur Operasional Mobile Legends Caya Yan menyebutkan, kerja sama yang sudah terjalin dengan Cube TV sangat penting bagi Mobile Legends.

“Sejauh ini kami telah berkolaborasi dalam banyak hal dan kami berharap untuk dapat berkolaborasi dengan Cube TV dalam mengadakan pertandingan-pertandingan eSport serta promosi hadiah. Mobile Legends akan meningkatkan fokus dan sumber dayanya untuk mendorong pasar gaming Indonesia dan terus menjalin kerja sama yang lebih erat dengan Cube TV untuk mendatangkan lebih banyak keuntungan bagi kedua perusahaan.”

Application Information Will Show Up Here

Cara Mengganti Foto Profil di Bigo Live

Selain tampilan dalam video siaran langsung, foto profil Anda juga menjadi salah satu bagian lain yang menjadi pusat perhatian. Seperti halnya video, foto yang dipajang juga hendaknya yang paling menarik. Foto ini tidak hanya nampang di panel profil, tapi juga di banyak tempat di mana akun Anda disematkan oleh sistem.

Untuk mengganti foto profil Bigo Live, cukup mudah.

  • Jalankan aplikasi Bigo Live di perangkat Anda, kemudian tap ikon bundar berwarna biru di sebelah kiri atas aplikasi.

Screenshot_2017-05-09-11-50-46

  • Kemudian klik ikon di kanan atas panel profil atau ikon bulat dengan label level seperti di gambar ini.

Screenshot_2017-05-09-12-00-03

  • Selanjutnya tap tombol ikon di kanan atas lagi atau inisial Anda.

Screenshot_2017-05-09-12-00-13

  • Lalu tap lagi ikon inisial Anda atau kepingan di sebelahnya yang bertanda plus (+).

Screenshot_2017-05-09-12-00-20

  • Silahkan pilih, mengunggah foto dari galeri atau menjepret foto baru.

Screenshot_2017-05-09-12-00-32

  • Sesuaikan potongan foto, jika sudah klik tombol Save.

Screenshot_2017-05-09-12-01-50

  • Selesai, foto profil sudah berhasil diganti dengan yang baru.

Screenshot_2017-05-09-12-01-55

Selanjutnya, Anda tinggal bikin siaran langsung tentang aktivitas harian Anda. Jika ingin menambahkan profil lainnya, tinggal mengulangi cara di atas.

[Panduan Pemula] Cara Bikin Siaran Langsung (Live Streaming) dengan Bigo Live Android

Sobat tentu sudah mengenal dengan baik aplikasi siaran langsung, Bigo Live yang mulai marak digunakan di Indonesia sejak pertengahan tahun 2016 lalu. Terlepas dari kontroversi yang menyertai, Bigo Live memendam potensi besar untuk berkembang.

Nah, jika sobat sudah mengenal tapi belum mencoba layanannya. Tutorial ini bisa membantu Anda bagaimana caranya bikin siaran langsung (live streaming) sendiri dan jadi selebritis di sana.

  • Jalankan Bigo Live di smartphone Anda, atau unduh Bigo Live dari Play Store jika belum punya. Saat pertama dijalankan, Anda harus mendaftarkan akun terlebih dahulu. Ada tiga pilihan, via Facebook, Google atau nomor ponsel.

Screenshot_2017-05-08-14-40-41

  • Begitu sudah login, Anda bisa langsung membuat siaran langsung dengan men-tap tombol bundar di bagian tengah.

Screenshot_2017-05-08-14-42-40

  • Bikin dulu judul dan tag, kemuidan ubah ikon jika perlu. Setelah itu, tap tombol Go Live untuk memulai siaran.

Screenshot_2017-05-08-14-45-07

  • Sembari live, Anda juga bisa melakukan beberapa hal secara bersamaan. Misalnya membuat screenshot, menambahkan stiker, mengirim pesan dan mengamati siapa saja yang berkomentar atau memberi tanda hati. Penonton siaran Anda akan ditampilkan di bagian atas, sedangkan tool-tool pelengkap diletakkan di bagian bawah.

Screenshot_2017-05-08-14-45-45

  • Untuk membalas komentar, tap tombol menu kedua dari kiri Anda. Perhatikan ikon masing-masing untuk mengetahui apa fungsi sebenarnya.

Screenshot_2017-05-08-14-46-53

  • Untuk mengakhiri siaran langsung, tap tombol Back (kembali) lalu tap Confirm.

Screenshot_2017-05-08-15-03-05

  • Setelah siaran langsung ditutup, Anda akan memperoleh rincian lengkapnya seperti informasi jumlah penonton, jumlah hati, durasi, fans dan lain-lain.

Screenshot_2017-05-08-15-03-19

Selain membuat siaran langsung, di Bigo Live Anda juga bisa bertindak sebagai penonton dan menyaksikan video-video siaran dari pengguna lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Soal Bigo: Pemblokiran, Pembatasan Konten Negatif, dan Penambahan Konten Positif

Konten digital di Indonesia semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan kecepatan internet dan adopsi perangkat mobile oleh masyarakat. Tak hanya menikmati konten video secara streaming masyarakat kini juga sudah terbiasa dengan konten live streaming yang mulai tumbuh bersama dengan banyaknya layanan live streaming seperti Periscope, Cliponyu, Bigo, dan beberapa lainnya.

Dari segi konsep beberapa layanan banyak ditujukan untuk kegiatan hiburan seperti halnya Bigo. Sayangnya konsep awal yang diusung Bigo sebagai live stream untuk fashion dan hiburan justru banyak dimanfaatkan untuk konten negatif berbau pornografi. Pada akhirnya maraknya konten negatif di Bigo memaksa pemerintah melakukan “pembatasan” (yang mengarah ke pemblokiran) terhadap layanan live stream asal Singapura tersebut.

[Baca juga: Ketika Konten Platform Live Video Mulai Menjurus Ke Arah Negatif]

Bigo sebenarnya punya konsep yang positif. Bigo mencoba memberikan kesempatan penggunanya untuk menunjukkan bakat mereka mulai dari menyanyi hingga bakat dalam memilih mode pakaian. Sayangnya konsep positif dari Bigo “diselewengkan” para penggunanya. Bigo digunakan sebagai ajang untuk memproduksi konten negatif yang erat dengan pornografi. Image Bigo yang terlanjur sebagai layanan live stream negatif membuat pemerintah akhirnya mulai menutupi akses DNS Bigo.

Aksi blokir pemerintah ini memang bukan hal baru. Sudah banyak layanan yang kena blokir dikarenakan oleh konten-konten yang ada di dalamnya. Untuk kasus Bigo sendiri pemerintah disebutkan sudah memberikan surat kepada kantor pusat Bigo di Singapura. Karena tidak kunjung ada balasan, akhirnya pemerintah memutuskan untuk melakukan aksi.

Konten negatif memperburuk citra Bigo

Sama seperti layanan user generate lainnya, Bigo sebenarnya sudah menerapkan kebijakan melarang penggunanya, terutama broadcaster untuk menayangkan konten-konten negatif. “Polisi” Bigo pun tidak segan untuk melakukan blokir permanen terhadap akun yang terbukti melanggar. Sayangnya hal ini tidak begitu efektif dalam memberikan efek jera terhadap penggunanya. Malahan citra Bigo semakin buruk akibat dipublikasikannya konten Bigo di platform video lain dengan embel-embel yang menjurus ke arah negatif.

Bigo, sama seperti layanan live stream lainnya, sebenarnya menyimpan potensi untuk digunakan dalam berbagai hal positif. Contohnya seperti menyiarkan seminar, sosialisasi program, iklan, atau hal positif lainnya.

[Baca juga: Apakah Pemblokiran Efektif Memerangi Pembajakan?]

Sangat susah sebenarnya menghapus konten negatif di sebuah platform. Media sosial populer seperti Twitter, Facebook, dan YouTube pun sebenarnya tidak lepas dari konten-konten negatif.

Executive Director Indonesia ICT Institure Haru Sutadi menilai bahwa kontrol terhadap konten negatif memang tidak mudah. Tanggung jawab pembersihan konten ini merupakan tanggung jawab penyedia platform dan juga pengguna pengisi konten.

“Sepanjang transparan, akuntabel dan nondiskrimintif, jika ada pelanggaran UU ITE, pemblokiran sah saja. Namun, sebenarnya kan yang juga tak kalah penting dilakukan adalah, pertama, sosialisasi aturan kepada penyedia platform maupun masyarakat. Kedua, menjalin koordinasi khususnya dengan penyedia platform untuk misal men-delete konten yang dilarang UU, seperti pornografi. Memang masalahnya, kadang penyedia platform susah diajak koordinasi atau bahkan cuek saja kalau layanan mereka diblokir di sini karena mungkin Indonesia bukan pasar utama,” terang Heru.

Pemblokiran sebenarnya bukan langkah bagus untuk menghentikan konten negatif. Toh selama ini pemblokiran masih belum efektif meringkus konten tersebut. Yang ada konten-konten negatif muncul dengan cara lain dan bentuk lain. Yang harusnya dilakukan untuk memerangi konten negatif adalah menambah lebih banyak konten positif sehingga menjadi highlight utama yang dicari masyarakat kita.

Ketika Konten Platform Live Video Mulai Menjurus Ke Arah Negatif

Video streaming merupakan layanan yang makin populer terutama dikalangan millenial. Youtube sebagai salah satu pionir video streaming saat ini telah bertransformasi menjadi konten video kreatif yang kerap digunakan kalangan millenial untuk berbagi konten video menarik dan kreatif, sementara pemilik perusahaan hingga brand mulai banyak menggunakan YouTube sebagai media promosi dan branding.

Ketika Youtube sudah semakin mainstream, makin banyak layanan lain yang mencoba untuk bermain di layanan serupa, di antaranya adalah Periscope dan Meerkat yang mengedepankan layanan chatting dengan konten video dan disiarkan secara streaming. Kedua produk tersebut sempat menikmati masa kejayaannya dan sempat menjadi aplikasi yang paling trendy dan terkini.

Namun demikian layanan chatting yang dilengkapi dengan konten video yang saat ini makin populer tentu saja adalah Snapchat. Aplikasi buatan Evan Spiegel ini awalnya sempat mengalami kesulitan untuk menjadi aplikasi favorit, namun seiring berjalannya waktu, Snapchat saat ini makin digemari oleh kalangan millenial dengan ragam filter dan kemudahan yang ditawarkan. Tidak heran jika selanjutnya Instagram mencoba untuk menerapkan layanan hampir mirip dengan nama Instagram Stories.

Konten live video menjurus ke arah “vulgar”

Di Indonesia sendiri saat ini mulai banyak bermunculan layanan chatting dengan memanfaatkan platform live video yang dipandu host atau pengguna. Aplikasi yang kebanyakan buatan produk asing ini mencoba untuk menyasar kalangan millenial yang merupakan target pasar paling ideal. Sebut saja seperti Zeemi, Nonolive, CliponYu, atau Bigo Live.

Lantas apa yang membedakan layanan chatting dan video streaming ini dengan produk serupa yang telah populer secara global sebelumnya? Adalah fungsi dan pendekatan promosi serta penggunaan yang kemudian cukup menjadi perhatian dan tentunya perbedaan yang tampak jelas terlihat. Sekilas layanan Nonolive dan CliponYu tidak berbeda dengan layanan lainnya, namun foto profil yang ditampilkan (kebanyakan perempuan muda dengan foto seksi) cukup ampuh untuk mengundang perhatian pengguna (terutama kaum pria).

Saya pun kemudian tertarik untuk melihat lebih jauh, apa konten video dari layanan ini. Ternyata cukup mengejutkan, video yang dipandu oleh host (pengguna yang kebanyakan perempuan) menjurus kepada sikap dan perilaku yang sedikit ‘mengundang’ dan bersifat negatif. Meskipun ada juga pesan yang berisikan nada ramah dan sopan, namun kebanyakan host di layanan ini justru lebih mengedepankan kepada pendekatan yang vulgar.

Yang menjadi perhatian saya selanjutnya adalah kebebasan yang saat ini banyak diberikan orang tua yang telah memberikan smartphone kepada anak-anaknya. Hal ini bisa menjadi peluang, bagi anak-anak di bawah umur, untuk kemudian mengakses aplikasi dan situs layanan live video ini. Hanya dengan mengetik alamat situs atau mengklik tautan yang ada, pengguna sudah bisa langsung melihat tampilan video yang dipandu host seksi.

Jargon “sex sale” merupakan peluang yang kemudian dicoba untuk diambil oleh kedua layanan chatting dan live video tersebut, apalagi dengan menargetkan kalangan millenial yang memang sedang dalam masa “pematangan diri” menuju kedewasaan dan getol mengkonsumsi tayangan berbasis video.

Apakah nantinya layanan ini akan bertransformasi untuk melakukan filtering atau kurasi demi meminimalisir konten video yang bersifat vulgar? Tentunya hal ini  akan menarik untuk dicermati. Sementara itu, sebagai orang tua, ada baiknya untuk memonitor kegiatan yang dilakukan putra-putri Anda, terutama yang di bawah umur, untuk meminimalisir dampak buruk yang mungkin terjadi.

Layanan Streaming Bigo Live Mulai Ramai Digunakan di Indonesia

Layanan video beberapa tahun terakhir terus berkembang pesat. Hal ini tidak lepas dari kualitas internet di beberapa negara berkembang terus mengalami peningkatan, termasuk Indonesia. Kini terobosan layanan video sudah menyentuh tahap video streaming, layanan seperti Periscope, Facebook Live, dan lain sebagainya mulai dimanfaatkan sebagian orang untuk berkreasi. Salah satu layanan streaming video yang sedang ramai dibicarakan adalah Bigo Live.

Aplikasi ini dari segi konsep sebenarnya tidak jauh berbeda dengan layanan streaming milik Periscope atau Facebook Live. Bedanya aplikasi ini memungkinkan para pemirsa tayangan streaming untuk memberikan hadiah virtual kepada penyiar atau yang disebut dengan broadcaster seperti pada layanan Cliponyu.

Bigo Live sendiri berasal dari Singapura, di bawah naungan perusahaan Bigo yang juga mempunyai produk lain seperti Bigo Call. Mungkin karena konsepnya yang bisa disebut menggabungkan antara layanan Periscope dan Cliponyu yang memungkinkan setiap orang memiliki siaran streaming-nya sendiri, Bigo Live lantas laris manis di Thailand, Singapura, dan Indonesia. Hal ini bisa dilihat di beranda Facebook maupun timeline Twitter Bigo Live yang mempromosikan layanan mereka dengan berbagai macam bahasa selain bahasa Inggris.

Banyaknya official broadcaster (pengguna yang bekerja sama dengan Bigo Live untuk melakukan siaran) dari masing-masing negara menjadi salah satu tanda Bigo Live mendapat sambutan baik di negara-negara tersebut. Bigo Live pada awalnya didesain untuk mengakomodir para pengguna internet yang memiliki bakat seperti menyanyi, menari, memasak, dan lain sebagainya untuk bisa lebih dikenal melalui tayangan live berkembang begitu pesat di kawasan Asia Tenggara. Dari catatan unduhan di Google Play saja, Bigo Live mendapat unduhan dengan total lebih dari 5 juta.

Sambutan yang luas dari konsumennya di Indonesia membuat Bigo Live antusias untuk membuka kantor operasional di Indonesia. Country BD Manager Bigo Live Kelly Zhang kepada Okezone menyebutkan pihaknya sudah menjajaki pembukaan kantor di sini, termasuk mengontak pihak Kementerian Kominfo. Mereka juga berminat merekrut karyawan lokal dan meletakkan konten di server Indonesia.

Meskipun antusiasme konsumen lokal tinggi, potensi penyalahgunaannya tidak kalah besar. Sama seperti layanan media sosial yang lain, Bigo Live menyimpan potensi besar untuk hal-hal yang berbau seks dan pornografi. Beberapa rekaman siaran Bigo Live yang diunggah di YouTube dan beberapa situs lain tercatat memiliki konten yang menyerempet topik tersebut.

Seharusnya jika ingin bisa lebih berkembang dan aman untuk digunakan segala usia, Bigo Live harus menyematkan fitur kontrol usia atau fitur sejenisnya dan proaktif memberikan teguran untuk broadcaster yang menyiarkan siaran yang tidak pantas. Setidaknya hingga kini pemerintah Indonesia yang terkenal reaktif terhadap konten negatif belum melarang Bigo Live untuk mengudara di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here