BOOM Esports Alami Pekan yang Buruk di ONE Esports Dota 2 SEA League

Akhir pekan lalu menjadi pertandingan pekan ketiga bagi gelaran ONE Esports Dota 2 SEA League. Memperebutkan total hadiah sebesar 100 ribu dollar AS, turnamen ini mempertandingkan 10 tim dengan komposisi 7 tim undangan dan 3 tim dari kualifikasi. BOOM Esports termasuk ke dalam daftar tim undangan untuk kompetisi yang punya format liga ini.

Memiliki format liga, 10 tim tersebut bertanding sebanyak satu kali Round-Robin selama empat pekan sejak 18 Juni 2020 lalu. Kini, pekan ketiga menjadi pekan yang buruk bagi BOOM Esports. Sebelumnya pada pekan kedua BOOM Esports sudah amankan 2 kali seri dan satu kali kemenangan melawan Geek Fam. Sementara pada pekan ketiga liga, BOOM Esports kalah di semua jadwal pertandingan mereka.

ESL Clash of Nations Bangkok 2019 - BOOM Esports
Sumber: ESL

Pekan ini, Dreamocel dan kawan-kawan memiliki tiga jadwal pertandingan. Melawan T1, TNC, dan Adroit. BOOM Esports tidak berhasil amankan satu kali pun kemenangan dari tiga jadwal tersebut, kalah 2-0 melawan semua lawannya. Melawan T1, BOOM Esports terkena kekalahan yang cukup cepat. Walau game pertama mereka memberi perlawanan hingga menit 39, namun di game kedua mereka terkena sapu bersih. Pertandingan selesai dalam 25 menit, dengan skor kill 4-24.

Begitu juga saat Mikoto, Fbz dan kawan-kawan menghadapi salah satu tim kuat asal Filipina, TNC Predator. Ibarat terkena serangan fajar, BOOM Esports kalah dalam 30 menit saja dengan skor 9-25 di game pertama. Sementara itu pada game kedua baru mereka memberi perlawanan berarti, walau akhirnya harus menerima kekalahan kedua dalam 34 menit dengan skor 18-31.

Melawan Adroit, BOOM Esports sebenarnya hampir bisa dapatkan kemenangan di game pertama. Namun, Anti-Mage milik Dreamocel berhasil di bungkam oleh Adroit. Mereka kembali telan kekalahan di game pertama. Masuk Game kedua, BOOM Esports melakukan perlawanan yang lebih keras lagi. Secara line-up, BOOM Esports juga tampil percaya diri, apalagi melihat Mikoto sudah menggunakan Void Spirit. Sayangnya nasib berkata lain. Walau BOOM Esports berhasil mendominasi awal hingga pertengahan permainan, namun Adroit berhasil membalikkan keadaan ketika masuk late-game. Permainan usai di menit 54 dengan skor 25-30.

Meski mengalami pekan yang buruk, mari kita doakan semoga BOOM Esports bisa kembali mendapatkan performa terbaiknya, baik untuk kompetisi ONE Esports SEA League ataupun kompetisi lainnya.

Kalahkan Dominasi BOOM Esports, Geek Fam Juarai BTS Pro Series 2

Organisasi esports asal Malaysia, Geek Fam patut berbangga karena sudah memenangkan BTS Pro Series 2 baru-baru ini. Hal ini seolah dapat menebus kekalahan mereka di seri turnamen sebelumnya.

Gabungan roster asal Filipina dan Indonesia berhasil mengungguli tim lainnya dalam gelaran turnamen BTS Pro Series 2. Draft dan permainan yang tepat adalah kunci dari strategi yang diterapkan tim Geek Fam sepanjang berlangsungnya turnamen.

via: YouTube
via: YouTube

Performa yang cukup baik ditunjukkan tim Geek Fam di fase qualifier. Tercatat tim Geek Fam hanya mengalami 1 kali kekalahan dari tim Fnatic. Selanjutnya secara berurutan, tim Geek Fam menang dan seri sebanyak 4 kali. Finis di posisi 4, perjalanan Geek Fam berlanjut ke upper bracket.

Mengawali upper bracket, kembali tim Geek Fam bertemu dengan tim Fnatic. Melalui aksi saling membalas, tim Fnatic harus gugur setelah game kedua dan ketiga berhasil dimenangkan oleh tim Geek Fam.

Berlanjut ke upper bracket final, tim Geek Fam harus menghadapi tim BOOM Esports. Meskipun sempat kewalahan dan kalah di game pertama, tim Geek Fam kembali berhasil membangun momentum. Tim BOOM Esports tersisih ke lower bracket dengan hasil akhir 2-1 untuk kemenangan tim Geek Fam.

Meskipun sudah turun ke lower brakcet, tim BOOM Esports kembali menantang tim Geek Fam di babak final setelah mengalahkan tim Fnatic. Di atas kertas, sebenarnya tim BOOM Esports diprediksi dapat memenangkan turnamen ini, hanya saja hal itu belum terbukti. Tim Geek Fam berhasil keluar sebagai pemenang, tiga game langsung tanpa balas.

Bermula dari game pertama, tim BOOM Esports seolah sudah kehilangan momentum. Raven dan Karl yang menggunakan Spectre dan Ember Spirit dengan sukses mendominasi tim BOOM Esports. Game pertama usai dengan kemenangan tim Geek Fam.

Berlanjut ke game kedua, justru tim Geek Fam tertinggal 6 kill lebih dulu. Lewat aksi gank dari Mikoto, tim BOOM Esports banyak mendapatkan kill. Menjelang late game justru BOOM Esports seringkali membuat kesalahan dalam kesempatan gank. Morphling yang sudah terlanjut fat menjadi kekuatan yang tidak terbendung di game kedua dan membawa kemenangan bagi tim Geek Fam.

via: Instagram geekfammy
via: Instagram geekfammy

Game penentuan menjadi game yang tidak kalah sengit. Beberapa kali Roshan pit menjadi tempat berebut Aegis bagi kedua tim. Di sebuah kesempatan, Dreamocel berhasil melakukan Roshan dan Aegis Steal sekalipun harus langsung terbuang percuma di bawah gempuran tim Geek Fam. Setelah beberapa kali high ground push dan menghancurkan barrack, tim BOOM Esports mengakui keunggulan dari tim Geek Fam dan mengetikkan GG.

Dengan memenangkan BTS Pro Series 2 tim Geek Fam membuktikan kemampuan mereka tetap harus diperhitungkan di skena esports di region Asia Tenggara.

BOOM Esports CS:GO Juarai Gamers Club Redragon Challenge

Beberapa waktu yang lalu BOOM Esports baru saja memenangkan turnamen CS:GO bertajuk Gamers Club Redragon Challenge. Gamers Club adalah tournament organizer yang aktif menyelenggarakan turnamen di skena esports Amerika. Sepanjang jalannya turnamen BOOM Esports mampu menampilkan permainan yang mengesankan dan keluar sebagai pemenang.

Sekalipun sempat harus turun ke lower bracket, BOOM Esports mampu kembali menantang tim Isurus di babak final. Jika memang BOOM Esports tidak memiliki mental juara, mereka bisa saja gagal menjuarai turnamen Gamers Club Redragon Challenge.

via: YouTube
via: YouTube

Kisah tim berjulukan hungry beast di skena CS:GO Amerika bermula dari ekspansi BOOM Esports mengakuisisi roster INTZ. Dinamika dan performa BOOM Esports di region Amerika tampaknya seperti luput dari perhatian kita yang ada di Indonesia.

Meskipun begitu, seiring waktu BOOM Esports CS:GO sanggup memberikan performa yang cukup konsisten. Roster INTZ yang diakuisisi oleh BOOM Esports pada Februari 2020 perlahan mencatatkan kemenangan. Performa yang baik dipengaruhi juga dari chemistry tim yang sudah terbangun baik di bawah pimpinan Gustavo “Yel” Knittel.

Mencermati sepak terjang BOOM Esports CS:GO di skena Amerika, pertemuan dengan tim Isurus asal Argentina, seperti menjadi pertemuan musuh bebuyutan. Mereka kerap kali saling berhadapan  partai final skena kompetitif CS:GO di region Amerika.

Lebih jauh tentang jalannya turnamen, mengawali dua hari pertama, perjalanan BOOM Esports dimulai dari kualifikasi grup D. Dengan skor sempurna BOOM Esports mengalahkan tim DETONA dan tim Cream Real Betis Latam. Dominasi di paruh pertama permainan menjadi pola permainan yang dilancarkan BOOM Esports.

Berlanjut ke babak playoff, di upper bracket, laga dimulai dengan pertemuan melawan tim 9z. Tanpa sanggup berbuat banyak tim 9z dikalahkan nyaris tanpa balas. Keesokan harinya tim paiN Gaming bisa merebut kemenangan di map pertama dari BOOM Esports, tetapi 2 map berikutnya dapat dimenangkan oleh BOOM Esports sekalipun harus melalui fase tie breaker.

Lebih jauh ke upper bracket final, BOOM Esports bertemu dengan tim Isurus. Sayangnya, BOOM Esports kalah telak 2-0 secara berturut-turut di map Inferno dan Mirage. Setelah terdegradasi ke lower bracket, sekali lagi BOOM Esports menghadapi tim paiN Gaming dan melibas sekaligus map Train dan Dust 2.

via: Instagram boomesportsid
via: Instagram boomesportsid

Babak final menjadi puncak keseruan karena pemenang harus ditentukan lewat permainan 4 map secara penuh. Keunggulan di babak final langsung dimiliki oleh tim Isurus karena 1 map advantage. Posisi sulit tidak mengendurkan semangat tim BOOM Esports dan membalas 2 map secara beruntun. Agregat menjadi seimbang selepas map ketiga karena tim Isurus keluar sebagai pemenangnya. Map Inferno yang menjadi penentuan berakhir dengan skor ketat 13-16 bagi kemenangan BOOM Esports.

Dengan kemenangan ini BOOM Esports berhak atas 1 seed pada turnaman tier B, Gamers Club Masters V yang direncanakan digelar di bulan Juli mendatang.

Fnatic Adalah Pemenang ESL ONE Birmingham SEA Online League

Akhir pekan lalu menjadi puncak dari pertandingan ESL One Birmingham – SEA Online League. Diikuti oleh 6 tim Dota 2 dari Asia Tenggara, puncak pertandingan ini mempertemukan salah satu rivalitas yang cukup keras di skena Dota 2 Asia Tenggara, Fnatic dengan BOOM Esports.

Sebelumnya pada babak grup BOOM Esports sebenarnya tampil mendominasi, dengan catatan menang-kalah 4-1. Sementara Fnatic mengintil di peringkat 2 dengan catatan menang-kalah 3-2. Namun ketika masuk babak Playoff, BOOM Esports tersandung pada pertemuan pertamanya melawan Fnatic di Winners Round 1, kalah 2-0.

Karena itu, Dreamocel dan kawan-kawan harus merangkak dari lower-bracket, mengalahkan Geek Fam 2-0 terlebih dahulu untuk bisa membalaskan dendamnya terhadap Fnatic. Daryl Koh (Iceiceice) dan kawan-kawan terbilang tampil mendominasi dalam seri pertandingan best-of-5 melawan BOOM Esports.

Game pertama, Fnatic sudah memegang jalannya pertempuran sejak 15 menit pertama pertandingan. Dengan skor kill 12 – 4 untuk Fnatic di menit 16, BOOM Esports jadi kewalahan menghadapi tempo permainan yang ada. Keunggulan tersebut terus menjadi momentum bagi Fnatic sampai memaksa Rafli Fathur Rahman (Mikoto) mengetik GG untuk BOOM Esports di menit 32.

BOOM Esports sempat membalas di game kedua. Mikoto dengan hero andalannya, Void Spirit, berhasil membuat Fnatic jadi kalang kabut menghadapinya. Kill demi kill didapat membuat momentum positif bagi BOOM Esports. Fnatic melawan dengan perlawanan terbaiknya, tetapi BOOM Esports terlalu kuat, hingga Ancient milik Nuengnara Teeramahanon (23Savage) dan kawan-kawan akhirnya pecah di menit 42.

Walau kalah pada game sebelumnya, Fnatic membuktikan mental juaranya di game keempat dan lima. Sempat terseok di awal game empat, namun Fnatic bangkit lagi dan berhasil memenangkannya. Ini membuat jalan menjadi semakin mulus bagi Fnatic, sampai mereka menjadi juara ESL One Birmingham – SEA Online League setelah menangkan game kelima.

“Menurut gue, hasil melawan Fnatic bisa berdampak baik bagi kami, walaupun hasilnya adalah kekalahan. Baik karena bisa menjadi motivasi tambahan bagi kami. ” Tukas Brizio Adi Putra (Hyde).

Hyde lalu menjelaskan soal alasan, kenapa BOOM Esports bisa menang melawan Fnatic saat Group Stage, namun kalah di babak final. “Mungkin mereka lebih siap saat Playoff. Mungkin juga mereka riset lebih banyak soal cara main BOOM Esports sebelum bertanding di babak final.” Ucapnya.

Kemenangan ini memberikan Fnatic hadiah sebesar US$15.000 (sekitar Rp216 juta), sementara BOOM Esports menerima US$10.000 (sekitar Rp144,6 juta) sebagai runner-up dari pertandingan ini. Melihat dari catatan Gosugamers, pertemuan antara Fnatic dengan BOOM Esports sampai saat ini masih dikuasai oleh Fnatic dengan catatan 5 kali menang, satu kali seri, dan dua kali kalah.

Pertandingan berikutnya bagi BOOM Esports adalah Huya E-Sports Legendary League dan ONE Esports Dota 2 SEA League. Semoga BOOM Esports bisa semakin baik lagi, dan mendapatkan hasil yang memuaskan di pertandingan berikutnya.

Jersey BOOM Esports Mendunia Lewat Kerja Sama dengan WayUp.GG

Pada 19 Mei 2020 lalu, BOOM Esports mengumumkan kerja sama terbarunya. Lewat sebuah video, mereka mengumumkan kerja samanya dengan WayUp.GG untuk distribusi merchandise milik BOOM Esports. Dalam video tersebut, BOOM Esports menunjukkan bahwa merchandise seperti jersey dan kaos BOOM Esports tersedia dalam platform dan dijual dengan mata uang Brazil Real.

WayUp.GG merupakan platform penjualan berbagai merchandise esports asal Brazil. Melihat dari laman resminya, WayUp.GG terlihat fokus kepada distribusi merchandise beberapa organisasi esports lokal asal Brazil. BOOM Esports mungkin bisa dibilang menjadi salah satu organisasi esports internasional yang pertama selain Steelseries, yang mendistribusikan jersey mereka pada platform lokal ini.

Sumber: BOOM Esports
Sumber: BOOM Esports

Membahas kerja sama ini, kami berbincang singkat dengan Gary Ongko, CEO BOOM Esports. Gary Ongko menjelaskan bahwa kerja sama ini dilakukan dalam bentuk partnership antara BOOM Esports dengan WayUp.GG. “Jadi penjualan merchandise kami di Brazil akan hadir secara eksklusif hadir di WayUp.GG. Bukan cuma distribusi, tapi mereka juga akan menjadi rekan produksi berbagai merchandise BOOM Esports di Brazil.”

Lebih lanjut, BOOM Esports menjelaskan, partnership dengan WayUp.GG ini merupakan tindak lanjut dari akuisisi roster ex-INTZ untuk masuk ke dalam skena CS:GO internasional, yang mereka lakukan pada 25 Februari 2020 kemarin.

Sedikit membahas akuisisi tim yang mereka lakukan, BOOM Esports mungkin bisa dibilang menjadi salah satu organisasi esports Indonesia pertama yang terjun ke dalam salah skena esports kasta atas internasional.

Setelah bertahun-tahun menjalankan tim CS:GO dengan menggunakan roster lokal Indonesia, BOOM Esports melakukan lompatan berani dengan mengambil roster kelas satu berisikan talenta muda berbakat asal Brazil. Tidak tanggung-tanggung, mereka langsung mengambil pemain bintang salah satunya ada Joao Vasconcellos (Felps) dan Ricardo Prass (boltz).

“Karena pemain CS:GO kami memang merupakan pemain bintang di skena Brazil, maka dari itu demand jersey BOOM Esports jadi meningkat di sana. Maka dari itu, kerja sama dengan WayUp.GG ini akan membantu BOOM Esports melancarkan bisnis merchandise kami. Seperti tadi disebut, WayUp.GG akan melakukan distribusi, produksi, juga membantu melakukan marketing produk merchandise kami di Brazil.” Gary menjelaskan.

“Kami bangga bisa bekerja sama dengan WayUp.GG, yang bisa dibilang sebagai salah satu platform e-commerce esports merchandise terbesar di Brazil.” Tukas Gary menutup pembahasan soal kerja sama terbarunya ini.

Berkat kerja sama ini, jersey BOOM Esports untuk pasar Brazil akan tersedia pada laman wayup.gg/boomesports. Menjadi menarik melihat sepak terjang BOOM Esports. Di bawah pengelolaan tangan dingin Gary Ongko, brand esports lokal Indonesia ini kini jadi berkembang hingga melampaui pasar esports lokal Indonesia.

Mengawali BTS Pro Series, BOOM Esports Libas TNC Predator 2-0

Setelah pada ESL One Los Angeles Online League divisi Dota 2 BOOM Esports berhasil mendapat peringkat ketiga, kali ini BTS Pro Series menjadi pertandingan lainnya yang diikuti oleh Dreamocel dan kawan-kawan. BTS Pro Series merupakan liga online yang memperebutkan total hadiah sebesar US$50.000 (sekitar Rp787 juta) yang diselenggarakan oleh salah satu penyelenggara ternama di skena Dota 2, Beyond the Summit.

Dalam liga ini, BOOM Esports bertanding dengan 7 tim lainnya dari Asia Tenggara, yaitu Fnatic, TNC Predator, Team Adroit, Geek Fam, CR, T1, dan Reality Rift. Dua laga perdana mereka adalah melawan Reality Rift dan juga TNC Predator.

Melawan Reality Rift yang berisikan Drew, AlaCrity, kYxY, Hustla dan Nutz, BOOM Esports malah keteteran. Bertanding dalam seri best-of-3 mereka harus mengaku kalah 2-0.

Sumber: VP ESports
Sumber: VP ESports

Pertandingan selanjutnya BOOM Esports bertemu dengan musuh bebuyutan mereka, TNC Predator. Sejauh ini, BOOM Esports kerap kali gagal menundukkan tim asal FIlipina tersebut.

Namun kali ini BOOM Esports tampil ganas, dan segera libas mereka dua kali berturut-turut. Pada game pertama, BOOM Esports sebenarnya sudah sempat hampir kalah, karena Barrack atas sudah berhasil dihancurkan.

Namun mereka membalikkan keadaan setelah dapat momentum di menit 24, dan itu menjadi keunggulan yang terus menggelinding bagai bola salju sampai Ancient TNC Predator hancur di menit 31.

Game kedua BOOM Esports tampil dengan lebih percaya diri, apalagi Mikoto mendapatkan Ember Spirit, salah satu hero yang berhasil menjadi sorotan pada gelaran sebelumnya, ESL One Los Angeles Online League.

Benar saja, BOOM Esports mengendalikan jalannya pertandingan sampai menit 20 dengan perolehan kill 16-3. Ini membuat TNC Predator tak berdaya, kembali memaksa kYxY dan kawan-kawan ketik GG, menyerah kalah di menit 31.

Brando Oloan, manajer tim Dota 2 BOOM Esports memberi komentarnya seputar semangat tim menghadapi jadwal The International yang terombang-ambil karena dampak wabah COVID-19, juga dalam menghadapi laga ini.

“Anak-anak di sini masih punya semangat yang sama, yang penting terus berkembang sambil menunggu The Internasional karena target kita adalah masuk TI. Kami fokus untuk terus jadi lebih baik dari hari sebelumnya dan optimis bisa masuk final dalam BTS Pro Series ini.” Ucap Brando kepada Hybrid.

Laga selanjutnya mereka akan mereka menghadapi Fnatic, yang diselenggarakan pada tanggal 16 April 2020 mendatang. Fnatic selama ini juga kerap menjadi batu sandungan besar bagi BOOM Esports. Akankah mereka bisa mengulang kesuksesan seperti melawan TNC Predator?

Sepak Terjang BOOM Esports di ESL One Los Angeles

Sebagai salah satu kompetisi Dota Major, ESL One Los Angeles kemarin sempat dibatalkan karena isu pandemi COVID-19 yang menyarankan isolasi diri dan melarang adanya perkumpulan. Meski demikian gelaran ini akhirnya tetap berlangsung namun kini menjadi berganti format.

Kini berlangsung secara online gelaran ESL One Los Angeles berubah menjadi format liga untuk masing-masing regional. Untuk regional SEA sendiri terdapat empat tim, yaitu Fnatic, Team Adroit, Geek Fam, dan tentunya tim kebanggaan komunitas Dota Indonesia, BOOM Esports.

Diselenggarakan sejak 28 Maret 2020 lalu sampai 5 April 2020 mendatang, perjuangan BOOM Esports menjadi sangat dramatis di sini, terutama pada dua pertandingan terakhir.

Menang Dramatis Melawan Fnatic

Lawan pertama mereka pada babak grup adalah Fnatic. Tim ini bukan sembarangan, dan berisikan roster dengan nama-nama paling potensial di skena Asia Tenggara, yaitu 23savage, Moon, iceiceice, DJ, dan Jabz. Meski demikian pada akhirnya BOOM Esports tetap bisa menundukkan mereka meski harus melalui perjuangan yang berat.

https://twitter.com/ESLDota2/status/1244247986965635078?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1244247986965635078&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fnews%2Fboom-esports-reverse-sweep-fnatic-at-esl-one-la-online

Fnatic sempat unggul di game pertama, bahkan durasi pertandingan tidak mencapai setengah jam. Namun setelahnya BOOM Esports seakan mengamuk, dengan penampilan cemerlang dari salah satu pemain yang baru mencapai 10k MMR, yaitu Rafli Fathur Rahman (Mikoto). Bermain Ember Spirit, ia membuat Fnatic kewalahan dan bahkan mendapatkan 12 kill di dalam satu pertandingan. Akhirnya BOOM Esports membalikkan keadaan dan memenangkan seri pertandingan best-of-3 dengan skor 2-1.

Melakukan Reverse Sweep Melawan Geek Fam

Lawan mereka berikutnya adalah Geek Fam. Walau tim tersebut berasal dari Malaysia, namun pertandingan ini mungkin hampir bisa dibilang sebagai perang saudara karena kehadiran Xepher dan Whitemon yang juga berasal dari Indonesia. Dalam pertandingan ini, BOOM Esports sebenarnya mendapatkan keunggulan di awal permainan yang sudah cukup solid.

https://twitter.com/ESLDota2/status/1244601416431202305?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1244601416431202305&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.vpesports.com%2Fdota2%2Fnews%2Fboom-esports-survive-a-brutal-series-to-reverse-sweep-geek-fam

Namun demikian Geek Fam bermain dengan sangat tenang, sebisa mungkin meminimalisir korban sambil terus berjuang mendapatkan item yang dibutuhkan bagi hero-hero mereka agar siap untuk bertarung. Game satu diamankan oleh Geek Fam, namun bencana bersiap mendatangi mereka pada game selanjutnya.

Sempat unggul di awal game, Geek Fam berakhir ditundukkan pada pertandingan game kedua. Sampai akhirnya game ketiga menjadi sangat kacau dengan pertempuran tiada akhir yang terjadi bagi Geek Fam dan BOOM Esports. Kedua tim tidak mau mengambil risiko, membuat durasi pertandingan terulur hingga menjadi satu jam lamanya.

Akhirnya setelah mendapat kesempatan, BOOM Esports memenangkan pertandingan dengan Sven Dreamocel yang sudah menggunakan Divine Rapier. Akhirnya kemenangan reverse sweep kembali didapatkan BOOM Esports, 2-1.

Saat ini BOOM Esports sedang merajai klasemen ESL One Los Angeles Online League Regional SEA dengan perolehan menang-kalah sebesar 4-2. Jika tren performa positif ini terus terjadi, maka BOOM Esports akan mendapatkan posisi yang enak pada saat pertandingan babak Playoff yang akan diselenggarakan 2 April 2020 mendatang. Mari dukung terus BOOM Esports agar bisa mendapatkan prestasi terbaik dan membanggakan komunitas Dota 2 di Indonesia.

Semua yang Perlu Anda Tahu tentang StarLadder ImbaTV Dota 2 Minor Season 3

Dimulai pada tanggal 5 Maret 2020 di Kyiv, StarLadder ImbaTV Dota 2 Minor Season 3 diikuti oleh total delapan tim yang telah terkualifikasi dari masing-masing region. Mereka adalah Gambit Esports, forZe eSports, Business Associates, Fighting PandaS, Alliance, Team Aster, BOOM Esports, dan NoPing e-sports. Para tim tersebut bertanding untuk memperebutkan total hadiah US$300 ribu, poin DPC dan 1 slot di ESL Los Angeles Major.

Group stage dari Starladder Minor ini berjalan menggunakan format GSL. Delapan tim peserta dibagi menjadi 2 grup. Setiap pertandingan yang ada di group stage dijalankan dengan format best- of-three. Dua tim teratas di setiap grup akan lolos ke babak playoffs. Sementara, dua tim terbawah di grup akan tereliminasi. Babak playoffs menggunakan sistem double elimination bracket. Semua pertandingan di playoff menggunakan format best-of-three kecuali babak final (best-of-five). 

Group A

Sumber: VPesports
Sumber: VPesports

StarLadder ImbaTV Dota 2 Minor Season 3 adalah turnamen Minor ketiga yang pernah diikuti oleh BOOM Esports. Dengan susunan pemain saat ini, mereka terlihat sangat meyakinkan. Pasalnya, BOOM Esports memperlihatkan performa gemilang di babak kualifikasi Asia Tenggaranya dengan mengalahkan TNC Predator. BOOM Esports berhadapan dengan Business Associates, forZe Esports, dan Team Aster. Melihat grup A, BOOM Esports memiliki kesempatan besar untuk melaju ke playoffs. Pasalnya, lawan terberat mereka hanyalah Team Aster yang berisikan pemain bintang seperti Song “Sccc” Chun, Ye “BoBoKa” Zhibiao, dan Pan “Fade” Yi.

Business Associates yang terdiri dari para veteran Dota 2 Amerika Serikat memang memiliki pengalaman yang banyak. Tetapi Business Associates belum memperlihatkan prestasi yang luar biasa di ranah kompetitif Dota 2. Memang, hal ini karena tim tersebut baru saja dibentuk di awal Februari lalu. ForZe Esports seperti tidak begitu diperhitungkan di StarLadder Minor ini. Karena, mereka juga baru terbentuk dan hanya berisikan pemain-pemain tier 2 dari Rusia.

Grup B

Sumber: VPesports
Sumber: VPesports

Dibandingkan dengan tim lainnya di grup B, Alliance memiliki performa yang paling terlihat di Dota Pro Circuit 2019/2020. Mereka berhasil menjadi juara di DreamLeague Season 12 pada bulan Oktober lalu. Gambit Esports juga tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, mereka berhasil duduk di puncak klasemen grup pada gelaran Bukovel Minor kemarin. Sangat menarik untuk menyaksikan pertandingan antara Alliance dan Gambit Esports bermain di grup B ini.

Tim Fighting PandaS yang baru saja ditinggalkan Jacky “EternaLEnVy” Mao dan Jingjun “Sneyking” Wu belum memperlihatkan kemampuan mereka yang sebenarnya. Pasalnya, Maurice “KheZu” Gutmann baru saja masuk ke dalam tim untuk mengisi posisi offlane. Saya sendiri tidak berani untuk mengatakan mereka tidak menjanjikan. Karena Fighting PandaS berisikan pemain-pemain berpengalaman juga. Dengan demikian, StarLadder Minor 2020 ini akan menjadi ajang pembuktian bagi mereka.

Sumber: Liquipedia
Sumber: Liquipedia

NoPing Esports berisikan mantan pemain SG-Esports dan PaiN Gaming. Mereka saat ini merajai ranah kompetitif Amerika Selatan. Pasalnya, NoPing Esports berhasil mengalahakan FURIA Esports di babak final kualifikasi StarLadder ImbaTV Dota 2 Minor Season 3. Guilherme “Costabile” Silva Costábile adalah mantan pemain Demon Slayer yang berhasil menjadi runner-up di DreamLeague Season 12. Intinya adalah, NoPing juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka adalah pemain veteran dari Amerika Selatan yang bisa bersaing dengan tim tier 1.

4 Tim Peserta Kualifikasi Regional ONE Esports Dota 2 Jakarta Invitational

Belakangan, geliat Dota 2 di Indonesia dan Asia Tenggara semakin kentara. Hal tersebut terlihat lewat perubahan Dota Pro Circuit menjadi Liga Regional, hadirnya ESL SEA Championship, dan juga gencarnya ONE Esports dalam menggelar turnamen Dota 2 di Asia Tenggara seperti Singapore Major.

Tak hanya itu, ONE Esports Jakarta Invitational juga sudah siap digelar, yang akan mempertandingkan 4 tim terbaik di Asia Tenggara. Sebelumnya menuju ke babak kualifikasi regional di Jakarta, ONE Esports Jakarta Invitational sendiri telah menyelenggarakan kualifikasi online yang dilakukan secara berkolaborasi dengan Battlefy.

Kualifikasi diikuti oleh enam negara di kawasan Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Setelah melalui kompetisi sengit, kini tersisa empat tim yang akan mengikuti kualifikasi regional yang akan diselenggarakan di Mall Taman Anggrek, Jakarta.

Empat tim tersebut adalah T1, Tyrants Upraising (Singapura), dan Oracle Team (Malaysia), yang datang dari babak kualifikasi, serta BOOM Esports yang merupakan tim undangan. Meski berbasis di Korea Selatan, namun T1 masih bisa dibilang sebagai tim Indonesia karena dua pemain yang berasal dari Indonesia, yaitu Tri Kuncoro (Jhocam) dan Muhammad Rizky (InYourDream).

Carlos Alimurung CEO ONE Esports mengatakan, “ONE Esports diciptakan untuk berbagi dan merayakan kisah-kisah tim serta pemain esports kelas dunia. Selain itu, untuk memberdayakan anggota komunitas agar bangkit pada kesempatan tersebut dan membuktikan bahwa mereka pantas mendapatkan kesempatan untuk bersaing di kancah dunia.”

Sebelumnya pada ONE Esports juga sudah menyelenggarakan ONE Esports Singapore Invitational. Diselenggarakan 20-22 Desember 2019 lalu, tim Vici Gaming berhasil keluar sebagai juara. Gelaran ini jadi menarik untuk disimak ketika itu, salah satunya karena statistik pemilihan hero para tim peserta yang cukup dinamis.

Tim Peserta Kualifikasi Regional Jakarta ONE Esports Dota 2 Jakarta Invitational
Sumber: ONE Esports

Kualifikasi Regional Jakarta akan diselenggarakan 14-15 Maret 2020 mendatang di Mall Taman Anggrek. Pertandingan tersebut menjadi perebutan bagi keempat tim agar dapat menuju ke gelaran puncak ONE Esports Dota 2 Jakarta Internasional. Pada Main Event ONE Esports Dota 2 Jakarta Invitational, tim Dota 2 terbaik se-Asia Tenggara akan bertanding di Indonesia Convention Exhibition BSD pada 18-19 April 2020 mendatang, memperebutkan total hadiah sebesar US$500.000 (sekitar Rp7 miliar).

Dijuluki sebagai “jagoan mall” akankah BOOM Esports dapat memenangkan gelaran Kualifikasi Regional Jakarta ONE Esports Dota Jakarta Invitational 2020?

Sumber header: ONE Esports

CEO BOOM Esports Bicara Soal Rencana Ekspansi Internasional

Kemarin (25 Februari 2020), khalayak esports Indonesia cukup dibuat tercengang oleh keputusan ekspansi dari salah satu organisasi esports besar di Indonesia. Setelah sempat menjadi spekulasi sebelumnya, BOOM Esports akhirnya mengeluarkan pengumuman yang menggemparkan, yaitu melakukan ekspansi ke skena kompetisi CS:GO barat dengan mengakuisisi roster ex-INTZ.

Ini sebenarnya bukan kali pertama bagi BOOM Esports melakukan ekspansi ke luar negeri. Sebelumnya, tepatnya tanggal 23 Februari 2020 lalu, mereka juga mengumumkan tim terbarunya yang bernama BOOM EXP, tim Free Fire asal Thailand. Namun demikian, akuisisi INTZ jadi menarik untuk dibahas karena posisi BOOM Esports, yang mungkin bisa dibilang, sebagai organisasi esports Indonesia pertama yang melakukan ekspansi ke barat. Maka dari itu, terkait soal ini, Hybrid mencoba berbincang singkat membahas soal keputusan ini bersama Gary Ongko Putera, Founder dan CEO BOOM Esports.

Sumber: Dokumentasi Hybrid
Gary Ongko Putera (Kiri) Founder dan CEO BOOM Esports. Sumber: Dokumentasi Hybrid

Mungkin salah satu yang kerap dipertanyakan khalayak esports Indonesia adalah alasan BOOM Esports mengambil tim luar negeri, dan secara lebih spesifik, mengambil roster CS:GO sekelas INTZ yang sudah termahsyur, dan berlokasi jauh sekali dari Indonesia. Menjawab ini, Gary kembali mengulang pernyataan seperti yang tertuang dalam rilis BOOM Esports.

“Impian saya adalah membuat BOOM menjadi tim nomor satu di dunia. Toh, saya juga merasa bahwa BOOM bisa memberi lebih banyak jika dibanding dengan organisasi esports negara lain, untuk membimbing dan memberi kesempatan kepada bibit-bibit pemain di luar Indonesia”. ucap Gary kepada Hybrid.

Ketika mengganti jenama BOOM ID menjadi BOOM Esports, pendapat serupa sudah sempat disuarakan oleh Marzarian Sahita (Ojan) General Manager BOOM Esports. Ketika itu ia mengatakan, “Perubahan nama ini dilakukan sebagai usaha untuk menyelaraskan brand dengan visi dan tujuan kami, yaitu menjadi tim nomor 1 di Indonesia dan tingkat dunia.”.

Lebih lanjut, Gary lalu mengatakan alasannya mengincar menjadikan pemain-pemain Brazil sebagai bagian dari keluarga Hungry Beast. “Alasan tim Brazil sih karena kami entah kenapa klop sama mereka. Mereka juga fair dalam urusan hak dan kewajiban, negosiasi juga enak, dan mereka sepertinya memang punya visi yang sama dengan kita, yaitu untuk membuktikan diri.”

“Selain itu secara line-up pemain, saya juga merasa mereka sangat potensial. Ada bibit muda CS:GO Brazil di sana, yang dilengkapi dengan Felps serta Boltz yang menyeimbangkan dari sisi pengalaman. Terlebih saya juga merasa fanbase Brazil bisa dibilang sama passionate seperti fanbase Indonesia. Dukungan mereka pun sangat luar biasa overwhelming di Twitter kami semenjak pertama kali melakukan announcement.” Gary membahas beberapa alasan mengambil roster asal Brazil tersebut.

Lalu, hal lain yang juga membuat kita penasaran adalah soal nasib roster CS:GO Indonesia BOOM Esports? Akankah BOOM Esports tetap berusaha membawa idealisme Indo Pride untuk membawa roster Indonesia ke kancah dunia? Kalau soal Indo Pride, Gary mengatakan “Saya tetap memegang idealisme Indo Pride dan mencoba untuk membuat juara dunia dari talenta lokal.”

Tetapi lebih lanjut soal mempertahankan roster CS:GO Indonesia, Gary menceritakan. “Untuk saat ini, saya menegaskan bahwa BOOM Esports tidak memiliki roster CS:GO Indonesia. Saya sudah mencoba susah payah selama 3 tahun, tapi sepertinya memang masih sulit untuk mencapai tingkat dunia dengan roster lokal. Ada banyak faktor sebetulnya, salah satunya karena memang scene lokal dan region SEA itu kurang.”

“Ada ucapan yang mengatakan ‘You are only as good as your opponnents’ dan menurut saya ini sangat terlihat di Asia. Kita bisa lihat sendiri contohnya seperti BnTeT yang akhirnya keluar dari Tyloo dan masuk scene Amerika Serikat demi meningkatkan kemampuannya. Namun kalau bicara idealisme Indo Pride, BOOM Esports  masih mempertahankan Jason Susanto (f0rsakeN). Saya merasa dia punya potensi jadi pemain terbaik dunia, tapi untuk sekarang masih harus menyelesaikan studinya dan menunggu dia mencapai usia 16 tahun agar dapat mengikuti kompetisi di luar negeri.” tukas Gary.

Alasan Gary sebenarnya cukup masuk akal. Apalagi mengingat skena kompetitif CS:GO di Indonesia dan Asia Tenggara terbilang sangat minim. Saya jadi teringat apa yang dikatakan salah satu caster CS:GO ternama Indonesia, Antonius Wilson (Wooswa), saat berbincang dalam salah satu episode Hybrid Talk. Ia mengatakan bahwa memang jalur menuju internasional dari regional SEA itu sangat sulit. Menurutnya ada dua hal yang menyebabkan hal tersebut.

Pertama karena Indonesia tidak punya lawan bermain yang mumpuni untuk mengembangkan kemampuan, kita hanya bisa berlatih tanding melawan Thailand ataupun Filipina. Ditambah lagi, Alpha Red sebagai tim terbaik SEA sekalipun, kesulitan ketika harus berhadapan dengan tim kelas dua di eropa, Grayhound. Faktor kedua yang juga penting adalah, karena memang kesempatan menuju panggung CS:GO dunia dari regional SEA lebih sempit jika dibandingkan dengan regional lainnya.

Setelah pengumuman ini, pertanyaan yang jadi menggelitik bagi kita mungkin adalah, apa langkah berikutnya BOOM Esports? Terutama jika bicara ekspansi scene luar negeri. Satu yang menarik dan mungkin cukup ditunggu adalah ekspansi BOOM Esports ke dalam skena kompetitif Rainbow Six: Siege.

Ini mengingat Rainbow Six sedang mendapatkan momentum positif belakangan ini, baik dari sisi game itu sendiri ataupun dari sisi esports. Dari sisi game, pada 25 Februari lalu Rainbow Six Siege berhasil memecahkan rekor jumlah pemain, dengan jumlah concurrent player sebesar 180.463 pemain. Secara esports, Six Invitational juga mengalami peningkatan jumlah penonton dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 58.509 orang.

“Jujur, kami sebetulnya malah lebih dulu tertarik sama Rainbow Six daripada mengambil roster CS:GO Brazil.” Gary mengatakan. “Karena waktu itu INTZ belom available, dan nggak ada opsi lain yang lebih baik. Akhirnya sempat terpikir mau mengambil tim R6, tapi ternyata cost-nya sangat luar biasa. Biaya buyout atau membeli tim R6 kurang lebih setara dengan 2 slot MPL (sekitar Rp30 miliar) ketika itu. Karena nggak cost effective, jadi saya mengurungkan niat lebih dahulu. Tapi R6 definitely in my sight, tinggal cari opportunity aja, karena saya personal mengikuti perkembangan scene game tersebut.” ucap Gary.

Six Invitational 2019 - G2 Esports
Rainbow Six jadi salah satu game dan esports yang sedang bertumbuh positif belakangan ini. Sumber: Ubisoft

Gary lalu membahas lebih lanjut soal rencananya masuk ke dalam skena kompetitif R6. “Karena kita punya tim di Brazil sekarang, mungkin akan sekalian ambil tim R6 atau bahkan mungkin Free Fire juga dari sana. Karena scene di Brazil itu besar, bahkan tim kelas satu R6 juga beberapa asal Brazil seperti Ninja in Pyjamas, FaZE Clan, atau Team Liquid.”

“Dari apa yang saya pelajari lewat mengembangkan tim CS:GO Indonesia, ekspansi besar seperti ini butuh tim yang sudah terkenal. Untuk scene lokal, masih tidak apa-apa kalau ambil pemain bibit. Tapi untuk game seperti R6, rasanya harus mengambil tim yang bisa langsung kompetitif.” ucap Gary Ongko menutup pembahasan.

Jadi dari pembahasan ini kita mungkin sudah bisa menebak, ke arah mana ekspansi internasional berikutnya yang akan dilakukan oleh BOOM Esports. Bagaimanapun, walau memainkan roster pemain asing, namun saya merasa apa yang dilakukan BOOM Esports tetap membanggakan Indonesia karena membawa brand organisasi esports lokal kepada penonton internasional.