Microsoft Ink to Code Ubah Coretan-Coretan Tangan Jadi Aplikasi

Dewasa ini Anda mungkin sudah tidak lagi takjub melihat aplikasi yang dapat mendeteksi sketsa dan tulisan tangan kita, lalu mengubahnya menjadi lebih rapi. Namun pada kenyataannya, teknologi semacam ini masih bisa dikembangkan lebih lanjut untuk membuat Anda kembali takjub, seperti yang dilakukan tim Microsoft Garage baru-baru ini.

Salah satu proyek terbarunya, Ink to Code, dirancang untuk memudahkan proses brainstorming para pengembang aplikasi. Pada umumnya, sesi brainstorming dimulai dengan coretan-coretan di atas kertas, sebelum akhirnya diterjemahkan menjadi baris demi baris kode yang menjadi prototipe awal suatu aplikasi.

Dengan Ink to Code, pengembang dapat membuat sketsa UI (user interface) aplikasi menggunakan stylus, lalu membiarkan program ini menuliskan barisan-barisan kode dengan sendirinya. Jadi sketsa yang dibuat tak cuma dirapikan saja, tapi juga dibuatkan kode-kode pemrogramannya.

Namun ini bukan berarti Ink to Code bisa membuatkan aplikasi yang fungsional hanya dari coretan-coretan pengembang saja. Yang dibuat sebenarnya hanyalah fondasi aplikasinya saja, namun setidaknya langkah ini saja sudah sangat membantu menghemat waktu dalam tahap pengembangan suatu aplikasi.

Untuk sekarang, Ink to Code sendiri masih berupa prototipe dan belum benar-benar matang. Namun situasinya sebenarnya juga sama persis untuk proyek-proyek Microsoft Garage lainnya, contohnya aplikasi Microsoft Launcher, yang pada awalnya juga tidak lebih dari prototipe sekaligus proyek sampingan.

Sumber: Ars Technica dan Microsoft.

Lima Tips Mengerucutkan Ide Setelah Brainstorming

Mendapatkan ide untuk pengembangan bisnis, tidak selalu datang dari diri Anda sendiri. Bisa saja datang setelah brainstorming bersama tim bisnis, sebab pada dasarnya ide itu datang kapan saja.

Akan tetapi untuk skenario brainstorming, cara untuk memancing ide datang adalah dengan mengambil langkah mundur. Anda perlu meluangkan waktu untuk mengevaluasi ulang seluruh ide yang ada dengan mengerucutkannya sesuai angle yang dibidik.

Dalam artikel ini akan dibahas lebih detail yang mungkin akan berguna bagi tim Anda, setelah melakukan brainstorming. Berikut rangkumannya:

Gunakan sticky notes untuk mengurutkan ide

Tuliskan semua ide terbaik dalam sticky notes dan mulailah memberi peringkat dalam catatan tersebut. Misalnya ada 25 gagasan, mulailah memberi peringkat masing-masing gagasan dari yang terbaik sampai yang terburuk dalam tumpukan masing-masing lima kertas.

Setelah itu ambil 10 besar dan mulai persempit lagi. Ulangi terus sampai tersisa beberapa ide yang Anda butuhkan saja. Anda bisa memakai platform Trello yang berbentuk seperti papan kanban, jika Anda dan tim tidak berada di ruangan yang sama.

Mengombinasikan sejumlah ide

Untuk melakukan hal ini, Anda bisa membagi-bagi ide menjadi beberapa kategori. Kemudian menggabungkan ide dan ciptakanlah dari sana. Periksa persamaan dan lihat mana yang paling sesuai dengan model bisnis Anda bila diterapkan.

Dengan menggabungkan gagasan, lalu mendekonstruksi, dan merekonstruksi ide akan menghasilkan ide yang terbaik. Ini mencerminkan kerja sama tim dan bisa dipastikan seluruh anggota tim Anda akan menyukai hasilnya.

Ambil rehat sejenak

Menghasilkan berbagai ide baru setiap hari dan berusaha untuk mewujudkannya. Kemudian bangun di esok harinya dan melakukan hal yang sama. Anda perlu mengambil rehat sejenak dengan meluangkan waktu sebentar untuk peninjauan ulang dari catatan lama. Kegiatan seperti ini akan memicu timbulnya pikiran yang lebih segar dan perspektif yang lebih obyektif.

Bergantung pada tingkat urgensi

Bekerja di perusahaan startup, memaksa Anda untuk bekerja secara cepat. Proses pengambilan keputusan pun, harus cepat dan tepat sesuai kebutuhan perusahaan. Untuk menentukan ide mana yang harus Anda ambil, sebaiknya pertimbangkan unsur urgensi sebagai sesuatu yang paling diutamakan.

Bila Anda belum terbiasa untuk memahami definisi dari apa itu ‘penting’ dan ‘mendesak’. Anda bisa memanfaatkan bagan Gantt, untuk menentukan di mana sumber daya yang tersedia dan kapan waktu alokasinya.

Prioritaskan berdasarkan dampak, keyakinan, dan kemudahan

Gunakan kerangka I.C.E untuk menentukan gagasan dengan pengaruh tertinggi. Hal-hal apa saja yang paling berpengaruh? Apa yang paling Anda percayai? Seberapa mudah melakukannya? Lalu jawab pertanyaan tersebut dengan buat skor untuk setiap ide.

Dari situ, Anda akan memiliki daftar prioritas. Kemudian wujudkan ide tersebut secara satu persatu sesuai dengan sumber daya yang Anda miliki. Akan tetapi, ketika Anda menemukan sebuah ide tidak realistis untuk diwujudkan meski sudah di tengah jalan, sebaiknya tetap lanjutkan sampai selesai.