OCBC NISP Gelar Kompetisi Inovasi Mahasiswa IdeatiON 2019

Untuk kedua kalinya kompetisi bagi mahasiswa untuk menyuarakan ide dan gagasan seputar inovasi perbankan yang diinisiasi Bank OCBC NISP, IdeatiON, digelar. Berbeda dengan tema tahun sebelumnya yang hanya fokus ke inovasi perbankan digital, tahun ini IdeatiON mulai mengembangkan kategori ide di luar perbankan, namun dinilai relevan dan memiliki hubungan dengan layanan perbankan.

Dalam acara peresmiannya hari ini, (17/01), Head of Human Capital OCBC NISP Julie Anwar mengungkapkan, dipilihnya mahasiswa untuk menjadi peserta, karena kebanyakan dari mereka masih memiliki ide segar.

“Mungkin kalau mereka yang sudah berkecimpung di dunia startup agak sulit untuk menerima konsep baru. Berbeda dengan program akselerasi dan inkubator, IdeatiON lebih fokus kepada pengembangan ide dan manajemen di awal,” kata Julie.

Fokus ke proses validasi

Untuk memastikan ide yang sudah didaftarkan peserta nantinya bisa diimplementasikan, IdeatiON akan berkolaborasi dengan Wilanto Consulting yang sudah memiliki pengalaman di bidang perbankan. Pendaftaran IdeatiON sudah bisa dilakukan melalui situs IdeatiON 2019. Nantinya akan dipilih 10 finalis yang bakal dibagi menjadi 3-4 orang per tim. Hadiah yang diberikan kepada pemenang berkisar antara Rp10 juta hingga Rp25 juta.

“Bukan hanya uang, kami juga memastikan ide tersebut bisa dikembangkan setelah proses validasi dilakukan. Jika memang cukup relevan dengan OCBC NISP, bisa jadi akan kita kembangkan ke dalam bisnis OCBC NISP,” kata Julie.

Disinggung apakah nantinya IdeatiON akan berkolaborasi dengan perusahaan teknologi asing, venture capital, atau startup, Julie menyebutkan karena saat ini fokus adalah tahapan awal, IdeatiON tidak memiliki rencana untuk memperluas kemitraan. Untuk konsultan sendiri tidak hanya dari sektor perbankan, tetapi juga dari konsultan teknologi.

CEO DailySocial Rama Mamuaya yang turut hadir dalam acara tersebut menyambut kegiatan IdeatiON yang diinisiasi OCBC NISP ini. Mengacu pada pengalaman yang kerap dialami pendiri startup baru, tantangan terbesar yang dialami saat mendirikan startup adalah mengembangkan dan memvalidasi ide menjadi produk yang bisa dijual.

“Saat ini sekitar 95% startup terpaksa harus tutup ketika usia [perusahaan] masih di bawah 2 tahun. Fakta tersebut membuktikan proses awal terbilang cukup berat yang harus dilalui oleh semua pendiri startup. Untuk itu saya melihat kegiatan seperti ini bisa membantu mereka mengembangkan ide menjadi produk yang bisa digunakan oleh target pengguna,” kata Rama.

Tips Startup dalam Menyikapi Persaingan

Persaingan dalam bisnis adalah hal biasa. Dengan persaingan kita menjadi tahu bahwa ada potensi di ceruk atau segmen bisnis kita. Persaingan bisa disikapi dengan lebih bijaksana untuk menghadirkan sebuah manfaat dari bisnis. Terus berbenah dan berinovasi salah satunya. Berikut beberapa tips bagaimana menyikapi persaingan dengan baik.

Memetakan persaingan sejak dini

Hal pertama untuk langkah tepat menyikapi persaingan adalah mengenali dengan pasti dengan siapa kita bersaing dan seperti apa mereka. Bahkan sebelum produk diluncurkan. Ini semacam melakukan analisis kekuatan, peluang, ancaman dan kelemahan. Dengan menganalisis kondisi pesaing setidaknya informasi mengenai nilai tambah dan kekurangan pesaing bisa ditinjau dan diantisipasi.

Seperti si A unggul karena X, si B unggul karena Y, dan mereka kurang Z dan lain sebagainya. Dan tentu setelah melihat keunggulan dan kekurangan masing-masing setidaknya terbantu untuk tahu tahu di mana titik inovasi atau pembeda bisa ditempatkan. Itulah mengapa sangat penting memetakan persaingan sejak awal.

Mencari tahu perbedaan dengan kompetitor adalah hal penting yang harus dilakukan setelah tahu kekuatan dari kompetitor. Jangan biarkan informasi mengenai kompetitor hanya menguap sia-sia.

Perhatikan jika tidak ada kompetitor

Tidak selamanya menjadi pelopor atau yang pertama itu baik. Bisa jadi menjadi yang pertama akan membuka peluang dan potensi pasar baru tapi yang lebih dikhawatirkan adalah jika menjadi yang pertama karena memang di sana tidak ada potensi. Selalu pastikan jika ceruk atau segmen terlihat sepi dari persaingan. Karena ada dua kemungkinan, potensi yang belum digali atau memang tidak berpotensi.

Jeli melihat kompetitor

Kompetitor tidak selamanya mereka yang sudah berada di dalam pasar dan sudah beroperasi jauh sebelumnya. Kompetitor juga bukan berasal dari produk-produk sukses yang sudah ada. Tidak menutup kemungkinan bahwa kompetitor berasal dari perusahaan-perusahaan baru, perusahaan-perusahaan rintisan. Pun dengan produk atau idenya. Bisa jadi produk-produk baru atau produk sukses sebelumnya, atau mungkin produk atau ide yang dulu sempat dikesampingkan. Selalu ingat bahwa pasar terus berkembang, kebutuhan pelanggan pun dinamis. Jadi pastikan selalu jeli melihat potensi kompetitor.

Tetap pantau siapa pun yang berpotensi menjadi kompetitor, namun abaikan suara “bising” dari mereka. Pastikan kita bisa belajar dan mempelajari mereka untuk langkah ke depannya.

Membangun hubungan dengan kompetitor

Mungkin ini terdengar buruk. Bagaimana mungkin kita membangun hubungan dengan kompetitor atau pesaing kita. Kalau untuk saling bertukar informasi rahasia atau ide mungkin iya, tapi kalau hubungan tersebut bisa menjaga dan meningkatkan potensi pasar mengapa tidak?

Terutama bagi startup, dengan solusi baru dan pasar yang mungkin membutuhkan edukasi, kolaborasi dan hubungan dengan kompetitor ini bisa berimbas positif. Tentu setelahnya masalah akuisisi pengguna tetap menjadi sebuah persaingan.