Canalys: Pasar PC Global Naik 13%, Lenovo Memimpin Pada Q2 2021

Meluasnya sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH) di masa pandemi membuat permintaan PC meningkat. Menurut laporan riset pasar terbaru dari Canalys, pasar PC secara global melanjutkan pertumbuhannya pada kuartal kedua tahun 2021.

Canalys mengatakan bahwa permintaan yang tetap tinggi ini terutama berkat segmen komersial yang masih kuat. Namun urgensi yang didorong oleh pandemi bagi konsumen untuk mendapatkan PC mulai berkurang. Selain itu, isu pasokan komponen tetap menjadi masalah bagi industri, tetapi tingkat kekurangan pesanan dan backlog telah berkurang.

Lebih lanjut, pengiriman PC secara keseluruhan yang mencakup perangkat all-in-one (AIO), tower, notebook, dan workstation, naik sebesar 13% YoY dengan total pengiriman sekitar 82,3 juta unit. Untuk notebook dan mobile workstation naik 15% YoY dengan pengiriman mencapai 66,7 juta unit, sedangkan untuk desktop dan desktop workstation naik sebesar 6% dengan pengiriman 15,6 juta unit.

Lenovo memimpin pada kuartal ini, mereka berhasil mengirimkan 20 juta unit, tumbuh 14,7% dan menguasai pangsa pasar sekitar 24,3%. HP berada di urutan kedua dengan pangsa pasar 22,6%, mengirimkan 18,6 juta unit, dan tumbuh 2,8% YoY.

Dell menempati posisi ketiga dengan pangsa pasar 17% dan mengirimkan 13,9 juta unit. Posisi berikutnya Apple dengan pangsa pasar 7,8%, lalu Acer dengan pangsa pasar 7,3%, dan OEM yang lain menyumbang sekitar 21% dari seluruh pangsa pasar dengan total 17,3 juta unit.

Penggunaan prosesor terbaru seperti Apple M1, Intel Core Tiger Lake, dan AMD Ryzen 5000 series juga menjadi salah satu faktor menguatnya penjualan PC. Belum lagi ditambah pembaruan sistem operasi terbaru seperti macOS dan Windows 11.

Sumber: GSMArena

Kuartal Keempat 2020 Apple Memimpin, Tetapi Tahun 2020 Masih Milik Samsung

Tahun 2020 merupakan tahun yang berat, namun persaingan di industri smartphone tetap sangat sengit dan sekaligus menarik. Dilansir dari GSMArena, saya telah merangkum laporan dari beberapa lembaga riset termasuk IDC, Counterpoint, dan Canalys. Bagaimana kondisi industri smartphone saat ini dan kini siapa yang memegang gelar raja smartphone?

Laporan IDC
Laporan IDC

Mulai dari laporan IDC, pada kuartal keempat 2020 pasar smartphone bangkit kembali dengan total pengiriman 385,9 juta unit. Pasar smartphone mengalami pertumbuhan sebesar 4,3% dibanding kuartal keempat tahun 2019. Hampir semua vendor teratas kecuali Huawei mengakhiri tahun 2020 dengan baik.

Pada kuartal keempat 2020, Apple memimpin diikuti Samsung, Xiaomi, OPPO, dan Huawei di lima besar. Kenaikan penjualan Apple dipicu oleh iPhone 12 series dengan pengiriman 90,1 juta unit dan Samsung berada diurutan kedua dengan pengiriman 73,9 juta unit.

Laporan IDC
Laporan IDC

Meski begitu, pengiriman smartphone untuk sepanjang tahun 2020 – Samsung masih memimpin dengan pengiriman 266,7 juta unit. Posisi kedua Apple 206,1 juta unit, diikuti Huawei 189 juta unit, Xiaomi 147,8 juta unit, dan vivo 111,7 juta unit. Total pengiriman smartphone di tahun 2020 mencapai 1,29 miliar unit atau turun 5,9% dibanding tahun 2019 dengan total pengiriman 1,37 miliar unit.

Laporan Counterpoint
Laporan Counterpoint

Beralih ke laporan Counterpoint, menegaskan bahwa Apple berada di paling depan pada kuartal keempat 2020 dengan pengiriman tercatat 81,9 juta unit. Disusul Samsung di tempat kedua dengan 62,5 juta unit, Xiaomi 43 juta unit, OPPO 34 juta unit, dan Vivo 33 juta unit. Huawei terlempar dari lima besar dan berada di posisi keenam dengan pengiriman 33 juta unit.

Laporan Counterpoint
Laporan Counterpoint

Sementara, untuk total pengiriman di tahun 2020 – Samsung masih berada di peringkat pertama dengan pengiriman 255,7 juta uni. Lima besar lainnya ialah Apple dengan 201,1 juta unit, Huawei 187,7 juta unit, Xiaomi 145,8 juta unit, dan vivo 108,5 juta unit. Jumlah pengiriman semuanya di tahun 2020 1,33 miliar unit.

Catatan yang menarik ialah Realme, di mana pada kuartal keempat 2020 menempati urutan ketujuh dengan pengiriman 14 juta unit. Namun Realme berhasil mengalami pertumbuhan 65% di tahun 2020 dari 2019. Sementara, Huawei mengalami penurunan -21% dari tahun 2019 ke 2020. Salah satu penyebabnya karena Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pembatasan perdagangan terhadap Huawei.

Laporan Canalys
Laporan Canalys
Laporan Canalys
Laporan Canalys

Lanjut ke laporan Canalys, faktanya Apple memang memimpin pada kuartal keempat 2020 dengan pengiriman 81,8 juta unit. Diikuti oleh Samsung, Xiaomi, OPPO, dan Vivo, tercatat Huawei keluar dari limat besar.

Laporan Canalys
Laporan Canalys

Meski begitu, seluruh tahun 2020 masih milik Samsung dengan pengiriman 255,6 juta unit. Apple berada di posisi kedua dengan 207,1 juta unit, diikuti Huawei (Honor masih termasuk) 188,5 juta unit, Xiaomi 149,6 juta unit, dan OPPO 115,1 juta unit. Total semua pengiriman smartphone di tahun 2020 menurut Canalys 1,26 miliar unit atau turun -7% dibanding tahun lalu dengan 1,37 miliar unit.

Sumber: GSMArena 1, 2, 3

OPPO Terus Kuasai Penjualan Smartphone Tanah Air Sampai Kuartal Ketiga 2019

Empat bulan lalu, Canalys merilis data yang cukup mengejutkan terkait pangsa pasar smartphone di tanah air. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, OPPO berhasil menguasai pangsa pasar ponsel di Indonesia, merebut posisi nomor satu yang selama ini dipegang oleh Samsung.

Lebih mengejutkan lagi, hasil temuan Canalys itu ternyata berbeda jauh dari hasil riset Counterpoint untuk periode yang sama, yang masih mencatatkan Samsung sebagai penguasa pasar smartphone di Indonesia. Lalu mana yang lebih bisa kita percaya? Daripada membahas yang sudah lewat, lebih baik kita meninjau hasil riset untuk kuartal ketiga, dan kebetulan kali ini sumber datanya bertambah satu, yakni IDC.

Indonesia smartphone market share Q3 2019 - IDC

Seperti yang bisa kita lihat pada gambar, lima pabrikan smartphone dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia versi IDC adalah, sesuai urutannya: OPPO, Vivo, Samsung, Realme, dan Xiaomi. Sebagian besar dari angka 26,2% yang dicatatkan OPPO berasal dari penjualan di segmen low-end dan mid-range.

Samsung di urutan ketiga dinilai kehilangan banyak pangsa pasar akibat deretan ponsel seri Galaxy A baru yang datang terlalu cepat, hanya terpaut beberapa bulan dari masing-masing pendahulunya. Juga menarik adalah Xiaomi, yang disebut penjualannya menurun akibat perangkat yang didistribusikan melalui jalur non-resmi.

Indonesia smartphone market share Q3 2019 - Canalys

Data estimasi versi IDC ini cukup mirip dengan versi Canalys, yang juga mencatatkan OPPO di posisi pertama. Bedanya, Canalys menempatkan Xiaomi di peringkat kedua, dan saya menduga mereka mengikutsertakan penjualan unit-unit Xiaomi non-resmi, sehingga persentasenya pun berbeda jauh dari yang dicatatkan IDC.

Untuk Samsung, raksasa Korea Selatan itu sama-sama menduduki posisi ketiga baik di data versi IDC maupun Canalys. Juga menarik untuk disorot adalah pertumbuhan tahun demi tahun (YoY growth) Vivo yang cukup signifikan di angka 74%. Kemungkinan besar kontributor utamanya adalah Vivo Z1 Pro, yang boleh dibilang berhasil menaikkan kelas Vivo ke segmen mid-range.

Indonesia smartphone market share Q3 2019 - Counterpoint

Terakhir, ada riset periode yang sama dari Counterpoint. Estimasi mereka rupanya berbeda sendiri, dengan Samsung yang masih menduduki posisi pertama, dan OPPO di posisi ketiga. Seperti yang bisa kita lihat pada tabel di atas, selisih angkanya memang tidak terlalu jauh antara Samsung, Xiaomi dan OPPO selaku tiga besar versi Counterpoint.

Terlepas dari itu, yang tidak bisa diragukan atau didebatkan adalah fakta bahwa brand asal Tiongkok benar-benar semakin mendominasi penjualan smartphone di tanah air. Kalau tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin tahun depan ketiga pusat riset ini menyimpulkan hal yang sama, bahwa Samsung bukan lagi pabrikan ponsel nomor satu di Indonesia.

 

OPPO Kuasai Pangsa Pasar Smartphone Tanah Air Berdasarkan Hasil Riset Canalys

Selama beberapa tahun berturut-turut, Samsung menguasai pangsa pasar smartphone di Indonesia. Namun berdasarkan data terbaru yang dirilis Canalys, untuk pertama kalinya posisi pertama itu direbut oleh OPPO.

Estimasi data ini adalah untuk periode kuartal kedua tahun 2019. Samsung tercatat menguasai 24% pangsa pasar, sedangkan OPPO berhasil membalap dengan 26% pangsa pasar. Dilihat dari sisi pertumbuhan tahun ke tahun, OPPO mencatatkan angka 54%.

Canalys top smartphone brands in Indonesia Q2 2019

Melalui siaran pers, Aryo Meidianto selaku PR Manager OPPO Indonesia menjelaskan bahwa pencapaian ini bisa terwujud berkat strategi kuat mereka di ranah penjualan offline. Dari data internal OPPO sendiri, model-model yang tercatat memberikan kontribusi terbesar mencakup OPPO A1k, A5s, F11, F11 Special Online Edition, dan F11 Pro.

Namun yang lebih menarik adalah bagaimana upaya riset Canalys ini membuahkan hasil yang berbeda dengan yang dilakukan oleh Counterpoint, yang baru-baru ini juga sempat saya bahas. Versi Counterpoint menunjukkan bahwa Samsung masih berdiri kokoh di urutan pertama dengan 27% pangsa pasar, sedangkan OPPO malah di posisi ketiga dengan 17% pangsa pasar setelah Xiaomi (21%).

Counterpoint top smartphone brands in Indonesia Q2 2019

Kemungkinan besar perbedaan hasil ini disebabkan oleh cara pengambilan data yang berbeda pula antara Canalys dan Counterpoint. Perbedaan spesifiknya juga cukup jauh; pada versi Canalys, OPPO mencatatkan pertumbuhan tahun ke tahun sebesar 54%, sedangkan pada versi Counterpoint angkanya cuma 6%.

Terlepas dari itu, hasil riset kedua firma ini menunjukkan tren yang sama; bahwa brand smartphone asal Tiongkok sudah hampir mendominasi pasar lokal. Sama seperti hasil riset Counterpoint, versi Canalys juga mencatatkan empat brand Tiongkok yang menduduki posisi lima besar, dengan posisi terakhir diisi oleh brand debutan yang sama pula, yaitu Realme.

 

Canalys: Pebble Puncaki Pangsa Pasar Perangkat Smart Wearable

Pasar perangkat wearable belakangan ini semakin berkembang. Berdasarkan data terbaru dari Canalys, tak kurang dari 2,7 juta unit perangkat wearable dikirimkan ke seluruh dunia pada kuartal pertama 2014 lalu. Masih dari data yang sama, jam tangan pintar Pebble berhasil memuncaki pangsa pasar perangkat berkategori smart wearable.

Secara umum Canalys membagi pasar perangkat wearable menjadi dua kategori yakni perangkat basic wearable dan smart wearable. Kategori basic wearable merupakan kategori untuk perangkat-perangkat yang bisa digunakan untuk fungsi-fungsi tertentu yang terbatas dan berperan sebagai aksesoris tambahan bagi perangkat pintar lainnya tanpa kemampuan untuk menjalankan aplikasi yang dibuat oleh pihak ketiga. Kategori ini didominasi oleh Fitbit yang menguasai hingga 50% pangsa pasar perangkat basic wearable.

Canalys

Persaingan yang lebih ketat terjadi di kategori smart wearable. Kategori ini merupakan kategori untuk perangkat-perangkat yang multi fungsi dan dapat menjalankan aplikasi yang dibuat oleh pihak ketiga. Di kategori ini Pebble yang sudah merilis Pebble Steel dan Pebble appstore berhasil meraih 35% pangsa pasar. Sony dan Samsung menyusul di tempat kedua dan ketiga dengan persentase masing-masing sebesar 29% dan 23%.

Pasar perangkat wearable memang saat ini masih terlihat kecil jika dibandingkan dengan pasar ponsel pintar, misalnya. Analis dari Canalys, Joe Kempton, berkomentar, “beberapa pengamat industri bertanya-tanya apakah pasar perangkat wearable merupakan pasar yang gagal, Canalys percaya bahwa alih-alih gagal, kondisi pasar saat ini justru merefleksikan dinamisnya perubahan di pasar perangkat wearable“. Dengan beberapa perangkat seperti Moto 360 dan LG G Watch yang sedang dipersiapkan untuk dirilis pada tahun ini, besar kemungkinan pasar perangkat wearable akan semakin tumbuh besar.

 

Sumber: Canalys.

Canalys Report: Hampir Setengah Dari Daftar Aplikasi Teratas Untuk iPad Tidak Dioptimalkan dan Bahkan Tidak Tersedia Untuk Tablet Android

Canalys, sebuah lembaga analisa independen yang berkecimpung di industri digital, Kamis (14/8) kemarin merilis sebuah laporan yang mungkin akan membuat penggemar perangkat tablet Android agak sedikit “panas”. Mengapa hal tersebut mungkin dapat terjadi? Pasalnya, laporan terbaru dari Canalys tersebut menyebutkan sekitar setengah dari 50 aplikasi teratas baik yang berbayar maupun gratis yang tersedia di App Store (dalam hal ini berbasis di regional US) tidak dioptimalisasi atau bahkan tidak tersedia pada perangkat tablet Android.

(null)

Canalys: Pasar Komputer Personal Akan Capai Setengah Miliar Unit pada Tahun 2013

Lembaga analisis pasar Canalys baru-baru ini merilis laporan mengenai perkembangan pasar komputer personal selama 2013 dan prediksinya hingga 2017. Dalam laporan tersebut, Canalys memperkirakan bahwa tidak kurang dari setengah milyar unit komputer personal akan terjual hingga akhir tahun 2013 nanti.

Sebelum kita bahas lebih lanjut, perlu diingat bahwa definisi Canalys mengenai “komputer personal” sedikit berbeda dari lembaga analisis lain yang juga sering kami ulas di Trenologi yakni IDC. Pada analisis IDC, terminologi “komputer personal” digunakan untuk mendeskripsikan produk-produk komputer portabel (notebook) dan komputer meja (desktop). Sementara, pada analisis Canalys, komputer personal juga mencakup tidak hanya notebook dan desktop tetapi juga tablet.

Pada kuartal pertama 2013 lalu, pasar desktop mengalami penurunan sebesar 10,3% dan pasar notebook mengalami penurunan sebesar 13,1%. Kontras dengan kedua kategori tadi, pasar tablet justru mengalami peningkatan pangsa pasar hingga 106,1%. Sebanyak 41,9 juta unit tablet diperkirakan telah terjual selama kuartal pertama 2013 saja. Diprediksi, pada akhir 2013 sebanyak 105 juta unit desktop, 205,6 juta unit notebook dan 182 ,5 juta unit tablet akan terjual. Detil estimasi penjualan komputer personal pada 2013 dan 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Dengan melihat penjualan per kategori tadi, dapat dilihat bahwa sebenarnya laporan Canalys ini cukup senada dengan laporan terakhir dari IDC yang menyatakan bahwa penjualan tablet akan melewati penjualan notebook pada akhir tahun ini. Meskipun, estimasi Canalys masih menempatkan penjualan notebook di atas penjualan tablet, perlu diingat bahwa selisih angka yang hanya 23,1 juta antara angka penjualan notebook dan tablet merupakan selisih yang cukup tipis jika kita pertimbangkan kemungkinan margin error dari analisis-analisis semacam ini.

Analisis lengkap dari Canalys bisa dilihat di tautan ini.

 

[gambar via]

Canalys: Pasar Mobile App Raih Total Pendapatan $2,2 Miliar dari 13,4 Miliar Unduhan

Berdasarkan laporan terbaru dari Canalys’ App Integrator, jumlah total pendapatan mobile app dari empat app store terbesar (Apple App Store, Google Play Store, Windows Phone Store, dan BlackBerry World) mencapai angka $2,2 miliar di kuartal pertama 2013 ini. Dari segi total unduhan, pasar mobile app sudah menembus angka 13,4 miliar unduhan.

Jika dibandingkan dengan kuartal keempat 2012, angka jumlah unduhan meningkat sebesar 11% dan angka total pendapatan meningkat sebesar 9%. “Ini adalah pasar bernilai miliaran dolar yang terus berkembang, dengan semakin banyak konsumen di seluruh dunia yang semakin terbiasa mencari, mengunduh, dan melakukan pembelian aplikasi,” kata Adam Daum, Chief Analyst Canalys dalam rilis pers di situs resmi Canalys.

App Store milik Apple menguasai total pendapatan pasar mobile app. Sebanyak 74% total pendapatan pasar mobile app berasal dari aplikasi-aplikasi yang ada di App Store. Sementara Google Play Store mendominasi angka total unduhan. Lebih dari separuh (tepatnya 51%) total unduhan mobile app berasal dari Google Play Store.

Sementara berdasarkan wilayah, negara-negara berkembang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Bersama dengan Brazil dan Afrika Selatan, Indonesia disebut-sebut oleh Canalys sebagai negara berkembang dengan pertumbuhan pasar mobile app yang pesat. Sayangnya tidak disebutkan berapa tepatnya angka pertumbuhan tersebut.

Meskipun demikian, negara-negara maju tetap mendominasi jumlah unduhan dan total pendapatan mobile app. Amerika Utara mengalami laju pertumbuhan jumlah unduhan dan total pendapatan mobile app masing-masing sebesar 6% dan 8%. Sementara Eropa Barat mengalami laju pertumbuhan 10% dan 8%.

Melihat laporan ini, terlihat bahwa duopoli ekosistem mobile app masih dipegang oleh iOS dan Android. Baik Windows Phone maupun BlackBerry harus berusaha lebih keras untuk bisa memberi alternatif ekosistem ketiga yang bisa mengimbangi kedua raksasa pasar mobile tersebut.

Canalys: Sony di Posisi Tiga Pasar Smartphone Dunia

Canalys merilis informasi tentang perkembangan pasar smartphone di dunia kuartal ketiga 2012. Seperti laporan-laporan lainnya, Samsung dan Apple mendominasi pangsa pasar ini dengan secara total menguasai hampir separuh peredaran smartphone di dunia. Yang mengejutkan, Sony yang telah bercerai dengan Ericsson awal tahun ini melompat drastis di posisi tiga setelah fokus dengan penjualan Android-nya.

Continue reading Canalys: Sony di Posisi Tiga Pasar Smartphone Dunia