Canon Dirumorkan Sudah Menyetop Pengembangan Seri DSLR EOS 5D

Oktober tahun lalu, beredar kabar bahwa Canon sedang mengerjakan penerus dari EOS 5D Mark IV. Sekarang, situs yang sama (Canon Rumors) malah memberitakan bahwa seri EOS 5D bakal menyusul jejak seri EOS 7D, alias sudah di-discontinue.

Singkat cerita, kita tidak akan melihat EOS 5D Mark V dan seterusnya. Kalau merujuk pada kejadian yang menimpa seri EOS 7D sebelumnya, penyebabnya tidak lain dari tren kamera mirrorless. Kala itu, Canon lebih memilih untuk berfokus pada seri kamera mirrorless EOS R ketimbang mengerjakan penerus EOS 7D Mark II.

Seperti yang kita tahu, Canon baru saja meluncurkan EOS R5 dan R6. R5 sendiri sebenarnya bisa dibilang pantas menggantikan 5D Mark IV yang sudah berusia hampir empat tahun, apalagi mengingat R5 banyak mewarisi kemampuan fotografi EOS 1D X Mark III. Terkait videografi, R5 juga merupakan salah satu model yang paling superior di luar lini kamera sinema Canon (EOS C) saat ini.

Juga perlu diingat adalah, rumor tentang EOS 5D Mark V itu pertama muncul di bulan Oktober 2019, jauh sebelum pandemi COVID-19 melanda. Jadi selain karena tren mirrorless yang memang semakin naik, kemungkinan besar pandemi dan imbasnya terhadap industri turut menjadi salah satu faktor pertimbangan di balik keputusan Canon memberhentikan seri EOS 5D ini.

Dengan segala kelebihannya, EOS R5 sudah pantas dianggap sebagai suksesor 5D Mark IV / Canon
Dengan segala kelebihannya, EOS R5 sudah pantas dianggap sebagai suksesor 5D Mark IV / Canon

Satu catatan penting, diberhentikannya seri EOS 5D bukan berarti Canon sudah menyerah mengembangkan DSLR dan sepenuhnya beralih ke mirrorless. Canon mungkin masih akan mengerjakan DSLR baru ke depannya, tapi kemungkinan besar bukan dari seri 5D.

Konsumen DSLR boleh terus menurun setiap tahunnya, akan tetapi saya yakin di luar sana masih banyak yang lebih nyaman menggunakan DSLR ketimbang mirrorless, apalagi yang koleksi lensanya sudah begitu banyak. Baru-baru ini, Pentax bahkan mengumumkan visinya bahwa mereka masih akan terus mengembangkan kamera DSLR ke depannya, dengan optical viewfinder sebagai salah satu nilai jual utamanya.

Di industri kamera, seri EOS 5D sendiri bisa dilihat sebagai salah satu DSLR yang paling berpengaruh sejak generasi pertamanya dirilis 15 tahun lalu sebagai kamera full-frame pertama dengan ukuran bodi standar, bukan yang ekstra bongsor (double-grip) seperti seri EOS 1D. Tiga tahun setelahnya, EOS 5D Mark II datang membawa kapabilitas perekaman video, menjadikannya populer di kalangan videografer.

Lanjut ke tahun 2012, EOS 5D Mark III hadir mengemas upgrade yang sangat signifikan terhadap kinerja autofocus-nya dengan meminjam sistem autofocus milik EOS 1D X. Terakhir, EOS 5D Mark IV yang dirilis di tahun 2016 tentu saja menjadi yang paling modern dengan fitur-fitur seperti touchscreen maupun Dual Pixel CMOS AF.

Sumber: Canon Rumors dan PetaPixel. Gambar header: ShareGrid via Unsplash.

Canon EOS R5 Sanggup Hasilkan Video Slow-Motion dalam Resolusi 4K

Meski belum diperkenalkan secara resmi, Canon EOS R5 sudah bisa mencuri perhatian di segmen kamera mirrorless. Bagaimana tidak, kamera ini menjanjikan sejumlah inovasi yang terbilang revolusioner, seperti misalnya perekaman video 8K 30 fps tanpa crop factor.

Andai kamera ini masuk lini EOS C yang memang diprioritaskan untuk video, mungkin hype-nya tidak akan setinggi sekarang. Namun kenyataannya tidak demikian, EOS R5 adalah kamera still yang kebetulan sangat kapabel untuk merekam video, menjadikannya pantas untuk disebut sebagai penerus spiritual 5D Mark II.

Baru-baru ini, Canon kembali mengonfirmasi sejumlah keunggulan yang bakal dihadirkan EOS R5. Di samping perekaman video 8K dalam format RAW, perangkat juga siap dipakai untuk merekam video 8K dalam format HDR maupun C-Log dengan warna 10-bit 4:2:2. Semuanya menggunakan seluruh penampang sensor dan disimpan langsung ke memory card.

Canon EOS R5

Alternatifnya, EOS R5 sanggup merekam video 4K 120 fps secara internal, juga dalam format HDR ataupun C-Log. 120 fps berarti pada dasarnya kamera ini bisa menciptakan video slow-motion dalam resolusi 4K. Lebih lanjut, semua mode perekaman 8K maupun 4K-nya bisa dilangsungkan dengan fitur Dual Pixel AF menyala.

Hal lain yang dibanggakan oleh EOS R5 adalah perkara image stabilization. Sistem image stabilization 5-axis yang terdapat pada kamera ini dapat ditandemkan dengan stabilization bawaan lensa demi menghasilkan video yang lebih mulus lagi.

Semua itu tanpa melupakan kapabilitas fotografinya. Berbekal sensor full-frame dan kemampuan menjepret tanpa henti dalam kecepatan 12 fps menggunakan shutter mekanis, Canon EOS R5 semestinya bakal menjadi rival berat terhadap Sony a7 atau bahkan a9.

Sayang sampai saat ini Canon masih belum mengungkap jadwal peluncuran EOS R5. Semoga saja ini merupakan teaser terakhir sebelum ia dirilis secara resmi.

Sumber: PetaPixel.

Canon EOS R5 Bakal Tawarkan Perekaman Video 8K 30 fps Tanpa Crop Factor

Bulan lalu, Canon mengumumkan bahwa mereka tengah menggarap kamera mirrorless full-frame baru, yakni EOS R5. Tidak banyak yang dibeberkan ketika itu, dan ini mendorong publik untuk berspekulasi terkait kapabilitas EOS R5, terutama mengenai kemampuannya merekam video.

Mungkin agak geregetan mendengar rumor yang simpang siur, Canon memutuskan untuk sedikit menguak EOS R5 lebih jauh sebelum peluncuran resminya. Lewat sebuah siaran pers, Canon mengonfirmasi dua fitur yang bakal diunggulkan kamera barunya tersebut: perekaman video 8K dan “Advanced Animal AF”.

Bukan sembarang 8K, EOS R5 siap melakukannya dengan memanfaatkan seluruh penampang sensor, alias tanpa sedikitpun crop factor. Video beresolusi 7680 x 4320 pixel 30 fps itu dapat direkam dan disimpan langsung ke memory card tanpa perlu mengandalkan bantuan external recorder.

Lebih istimewa lagi, Canon mengklaim fitur Dual Pixel AF tetap bisa dipakai selama merekam video dalam resolusi 8K. Singkat cerita, EOS R5 menawarkan kapabilitas video yang nyaris tanpa kompromi, dan ini merupakan sesuatu yang cukup langka di luar lini kamera sinema Canon.

Canon EOS R5

Mungkin Canon akhirnya sadar betapa besar pengaruh lini kamera mirrorless Sony a7 di bidang videografi dalam beberapa tahun terakhir, dan mereka memutuskan sudah waktunya bagi mereka untuk ikut menyeriusi bidang ini lewat lini kamera mirrorless-nya.

Fitur unggulan yang kedua sebenarnya juga tidak kalah menarik. Berkat Advanced Animal AF, Canon mengklaim EOS R5 mampu mengenali beragam jenis hewan (anjing, kucing, dan burung). Secara default yang dideteksi adalah matanya, tapi Canon bilang EOS R5 juga mampu mengenali wajah dan tubuh binatang di situasi-situasi tertentu, semisal ketika matanya tidak kelihatan.

Lalu kapan Canon EOS R5 akan hadir? Sayangnya itu belum diketahui. Kemungkinan kita masih harus bersabar menunggu lebih lama lagi jika melihat kondisi terkini terkait penyebaran virus corona yang telah ‘melumpuhkan’ banyak industri.

Sumber: DPReview.

Canon Sedang Kerjakan EOS R5, Mirrorless Full-Frame dengan Kemampuan Merekam Video 8K

Dua kelemahan terbesar Canon EOS R, kalau menurut rekan saya Lukman, adalah kemampuan perekaman videonya, serta absennya in-body image stabilization (IBIS). Dua hal itu sepertinya bakal dibenahi oleh penerusnya, EOS R5, yang sedang Canon garap saat ini.

Ya, Canon belum lama ini mengumumkan bahwa mereka tengah sibuk mengembangkan EOS R5. Bersamaan dengan pengumuman tersebut, Canon juga mengungkap sejumlah detail yang menarik. Berikut adalah rangkumannya.

Canon EOS R5 bakal mengusung sensor CMOS dan prosesor baru. Berdasarkan rumor yang beredar, sensor full-frame ini dikabarkan mengemas resolusi 45 megapixel dan sanggup merekam video 4K 120 fps. Canon masih enggan mengonfirmasinya, akan tetapi mereka menyebut EOS R5 bahkan mampu merekam video 8K.

Juga telah dikonfirmasi adalah, EOS R5 bakal menjadi kamera pertama Canon yang dilengkapi IBIS. Performanya pun tak kalah dari kamera DSLR, mampu menjepret tanpa henti dalam kecepatan 20 fps menggunakan shutter elektronik, atau 12 fps menggunakan shutter mekanik. Melengkapi semua itu adalah sepasang slot memory card.

Canon EOS R5

Tidak bisa dipungkiri, perekaman video 8K bakal menjadi nilai jual utama kamera ini. Namun berhubung 8K masih jauh dari kata mainstream, Canon melihat manfaat praktisnya saat ini adalah untuk menghasilkan video 4K yang berkualitas tinggi (oversampled), dan untuk mengekstrak foto beresolusi tinggi (minimal 33 megapixel) dari hasil rekamannya.

Aspek lain yang juga akan disempurnakan adalah ergonomi. Dari gambar di atas, tampak bahwa EOS R5 bakal mengemas kontrol yang lebih lengkap dan lebih menyerupai DSLR. Satu yang paling saya suka adalah joystick mini di sebelah kanan viewfinder, yang absen pada EOS R.

Bersamaan dengan EOS R5, Canon juga mengumumkan pengembangan tujuh lensa RF baru dan dua extender. Salah satu lensa yang dikerjakan rupanya cukup ekstrem, yakni RF 100-500mm f/4.5-7.1 L IS USM.

Sumber: PetaPixel dan DPReview.