Report From Beijing : What Indonesian Startups Can Learn from China

Reporting from Beijing for Global Mobile and Internet Conference VIP Welcome Dinner, where a few of China’s experts on mobile and internet took the stage and share on how foreign tech companies succeed in China.

As we know, China is famous for its market loyalty where huge multinational companies like Yahoo, Microsoft and Google have been given a hard time penetrating the market. In fact, none of these tech multinational companies are #1 on their categories in China. All categories, be it e-commerce, social network, search engines, etc are lead by a local product. Baidu beats Google, QQ beats Facebook, Ushi.cn beats LinkedIn, Alibaba beats eBay and the list go on.

Continue reading Report From Beijing : What Indonesian Startups Can Learn from China

Pendekatan Baru Google Untuk China

Setelah perdebatan panjang serta kesepakatan yang tak kunjung terjadi, akhirnya Google resmi untuk ‘keluar’ dari China.

Tapi sebenarnya Google tidak benar-benar hengkang dari China atau setidaknya belum, dari pengumuman resmi di blog mereka, Google memberitahukan bahwa mereka tetap mempertahankan R&D mereka di China dan untuk sales team juga masih dipertahankan tetapi tergantung dari kemampuan user di China daratan dalam mengakses situs Google.com.hk.

Continue reading Pendekatan Baru Google Untuk China

User Internet di China Lebih Sosial dari UK

Ditengah kabar tentang Google yang kemungkinan akan hengkang dari China bulan April ini, China masih tetap merupakan pangsa pasar internet yang sangat besar dan bisa jadi yang menjadi salah satu alasan kenapa Google tidak mau melepaskan begitu saja cengkeramannya di China.

Pangsa pasar yang begitu besar juga diperkuat oleh salah satu artikel di Telegraph yang merilis hasil study yang dilakukan oleh twentysix yang merupakan sebuah agensi di bidang digital marketing yang membandingkan user internet di China dengan di UK.

Continue reading User Internet di China Lebih Sosial dari UK

Baidu dan Rakuten Akan Luncurkan Mall Online Terbesar di China

baidu-rakutenChina menjadi salah satu negara yang membuat gempar, bukan hanya di dunia politik tetapi juga di dunai teknologi termasuk Internet.  Urusan antara Google dan China masih terus hangat, dan tidak sedikit yang bilang bahwa China tidak butuh Google, kenapa, karena mereka memiliki Baidu, si penguasa pasar untuk search engine di China.

Baru-baru ini Baidu sebagai penguasa pasar di China mengumumkan kerjasama yang, mungkin saja akan kembali membuat gempar. Baidu akan bekerjasama dengan e-commerce terbesar dari Jepang, Rakuten. Kesepakatan ini bertujuan untuk membangun sebuah shopping mall online besar untuk user internet di China.

Continue reading Baidu dan Rakuten Akan Luncurkan Mall Online Terbesar di China

Google Ancam Tinggalkan Cina

BlockedInChinaCina memang sudah terkenal dengan ketertutupannya dengan dunia luar, tentu saja tidak di semua bidang namun terutama di bidang komunikasi seperti julukan yang disandangnya : The Great Firewall of China. Sebutan itu tentu bukan hasil dari keisengan belaka, alasan dibelakangnya sangat kuat mendukung sebutan yang telah mendunia itu.

Dengan alasan keamanan negara, akses komunikasi via internet terus dipantau oleh pemerintahnya. Bahkan raksasa internet Google-pun terkena imbasnya. Kenapa? Karena pemerintah Cina saking paranoid-nya mensensor hasil-hasil pencarian dari Google yang dirasa “berbahaya” bagi masyarakatnya. Itu hanya satu sebab, alasan lainnya adalah datangnya serangan bertubi-tubi ke server Google yang berasal dari Cina. Perang dingin cyber antar US – Cina ini memang telah berlangsung lama, sejak tahun 2001 tepatnya ketika hacker asal Cina dengan sukses melenggang leluasa di server FBI, NASA dan CIA.

Continue reading Google Ancam Tinggalkan Cina

AT&T Blokir 4Chan. Era Sensor Telah Tiba.

Berita yang cukup menghebohkan bagi banyak pengguna AT&T hari ini adalah mengenai pemblokiran situs 4chan yang sangat kontroversional. 4Chan adalah situs forum berbasis gambar yang memang tidak henti-hentinya menjadi bahan pembicaraan karena aksi-aksi kontroversional, ilegal, bahkan beberapa waktu lalu 4Chan sempat masuk (secara ilegal) ke daftar 100 Time.

Kegiatan-kegiatan ilegal seperti itulah yang sepertinya membuat AT&T gerah dan memutuskan untuk memblokir 4Chan. Para pelanggan-pun mulai khawatir dengan langkah AT&T dan takut ini hanyalah permulaan dari aksi blokir besar-besar yang akan dilakukan AT&T terhadap situs-situs dengan konten ilegal.

Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat pelanggan AT&T sangat besar di AS, dan hampir semuanya kecewa dengan langkah ini. Di Indonesia-pun sempat terjadi hal serupa dimana Telkom Speedy memblokir akses ke beberapa situs dengan konten ilegal termasuk situs pornografi bahkan situs proxy. Saya-pun mengucapkan selamat tinggal kepada Speedy dan menyayangkan langkah ini.

Dunia internet adalah dunia bebas dimana semua informasi bisa anda dapatkan dengan sangat cepat, baik itu informasi legal maupun ilegal. Semuanya kembali kepada kedewasaan masyarakat dan tidak bisa dibebankan kepada ISP untuk mengambil keputusan sepihak dan justru seperti membatasi akses. Kita memang masih bisa dibilang beruntung, China bahkan cenderung sangat ekstrim dalam membatasi akses internet para warganya.

Bagaimana pendapat anda? Layaknya sebuah ISP memblokir akses internet ke situs manapun? Etis-kah ini?

China Ucapkan Selamat Tinggal Untuk Twitter

Sebuah berita yang menghebohkan muncul kemarin mengenai Twitter. Mashable menulis bahwa ada beberapa pengguna asal China yang tidak bisa mengakses Twitter dan menyatakan bahwa akses ke Twitter diblok. Fenomena ini rupanya dialami oleh semua pengguna yang berasal dari China beberapa hari menjelang peringatan 20 tahun tragedi Tianmen. Lucunya, beberapa pengguna yang menggunakan client seperti Tweetdeck masih mampu mengakses Twitter sedangkan beberapa pengguna yang menggunakan Twhirl tidak bisa.

Di Twitter sendiri berita ini langsung menyebar menyebabkan banyak orang yang bertanya-tanya mengenai alasan dibalik pemblokiran ini.

Kasus ini sebenarnya bukan yang pertama kali, beberapa bulan lalu China juga memblokir akses ke situs microblogging / social networking, Plurk. Bahkan staf Plurk sampai membuat sebuah post di blog mereka yang meminta kejelasan mengenai alasan diblokirnya akses ke Plurk untuk para pengguna dari China.

China sendiri memang salah satu negara dimana hak pengguna internet sangatlah dibatasi, mulai dari filtering /scanning email pribadi hingga pemblokiran situs-situs luar negeri. China pun mendapat julukan “The Great Firewall of China”, sebuah pelesetan dari “Great Wall of China” yang mengsinyalirkan China sangat protektif ataupun defensif dalam hal akses internet.

Meskipun begitu, China sebenarnya masih berhutang budi kepada Twitter terutama ketika tragedi gempa bumi di Propinsi Sichuan dimana Twitter membantu menyebarkan informasi real-time mengenai tragedi tersebut. Pemerintah China sendiri belom bersedia berkomentar mengenai pemblokiran akses ke Twitter dan juga beberapa situs lain seperti YouTube dan Flickr. Memang sih ada kemungkinan pihak China ingin menutup sementara akses ke situs-situs tersebut menjelang hari-hari penting, mengingat situs-situs tersebut juga bisa dijadikan senjata untuk para teroris.

Yah, semoga saja hipotesis saya ini benar dan akses ke Twitter akan dibuka kembali dalam waktu dekat. Cross my finger for you China.