Canon Indonesia Hadirkan Film Seri Dokumenter, Diambil Menggunakan Canon EOS R6

Sepanjang pandemi covid-19, meski merupakan persoalan kesehatan tetapi dampaknya sangat luas di sektor ekonomi. Untuk menginspirasi masyarakat untuk jangan mudah menyerah dengan keadaan, Canon melalui pt. Datascrip menghadirkan “CARRY ON – STORIES IN THE TIME OF CORONA”.

Serial dokumenter yang terdiri dari enam episode yang menceritakan tentang kisah para sosok pekerja yang berjuang di masa pandemi. Dengan melihat segala ciri khas tokoh di dalamnya, serta pelajaran tentang bagaimana cara mereka untuk tetap bertahan di tengah pandemi.

Tidak mudah mengangkat tema kehidupan ini karena banyak kisah pilu yang diceritakan. Namun, kami melihat kondisi ini justru menjadi satu titik balik bagi semua orang untuk bisa bangkit dari semua keterbatasan, karena pandemi dirasakan oleh semua orang, tidak memandang dari tingkat sosial, gender dan usia. Kami harap film seri dokumenter ini dapat menginspirasi dan menyampaikan pesan kepada penonton di Indonesia untuk tetap bangkit,” ujar Monica Aryasetiawan – Canon Business Unit Director pt. Datascrip.

6 Episode Film Seri Dokumenter dari Canon

Film seri dokumenter ini terdiri dari 6 episode dengan latar belakang profesi dan kisah hidup yang berbeda-beda tiap episodenya. Episode pertamanya berjudul ‘Bulanan jadi Harian’ sudah bisa disaksikan di channel YouTube Canon Indonesia dan judul baru akan tayang setiap minggu.

1. Bulanan Jadi Harian

Menceritakan sosok bernama Hidayat yang merupakan seorang mantan pegawai di perusahaan percetakan yang di-PHK karena omset perusahaannya yang terus merugi. Meski begitu, Hidayat tak patah semangat, ia tetap berjuang dan terus berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya mulai dari bekerja sebagai kuli serabutan hingga supir ojek online.

2. Geladi dari Kamar

Menceritakan seorang aktor teater yang mendadak kehilangan panggung ketika pandemi Covid 19 datang sehingga harus memutar otak untuk mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya. Muhammad Afrizal merasakan hobi dan finansial sama-sama jatuh menggelinding, dikejar dengan sisa tenaga namun setelahnya, hal itu menjadi rutinitas keseharian. Tidak ada katarsis, tidak ada opsi, tidak ada jaminan kapan kehormatan panggung dapat direbut kembali.

3. Guru Selamanya

Mengisahkan tentang seorang guru honorer yang berlokasi di Cikalongkulon bernama Deni yang tak kenal lelah mengajarkan pada muridnya berbagai pelajaran hidup. Kesederhanaan dan ketulusan untuk tetap berjuang di tengah keterbatasan yang ada. Apresiasi kehormatan dari Canon untuk seluruh guru di Indonesia dengan perjuangan tanpa lelah, sekaligus pada setiap murid dan wali murid yang memperjuangkan pendidikan dari keterbatasannya masing-masing.

4. Perawat Sejak Pikiran

Bercerita tentang Minola Rivai atau biasa dipanggil Mimi, seorang ibu dua anak yang berprofesi sebagai perawat untuk pasien rawat rumah (homecare) yang juga melayani pengetesan rapid-antigen. Mimi bercerita tentang bagaimana dirinya berhadapan dengan situasi pandemi Covid-19, mulai dari dilematis memilih antara pengabdian menjadi seorang perawat atau keluarga sendiri, hingga pengalaman unik para pasien positif Covid-19 yang ia rawat untuk sehat kembali.

5. Jadi Ayah Sepenuhnya

Bercerita tentang Muhammad Hamidun atau Dudun yang berprofesi sebagai Wedding Photographer dan baru saja diberkahi seorang anak. Ketika Covid-19 menyerang, seketika ia kehilangan order pekerjaan karena dilarangnya acara resepsi pernikahan, perannya sebagai ayah dipertaruhkan, hingga akhirnya ia beralih menjadi penjual produk makanan demi bisa bertahan hidup dibantu oleh istrinya.

6. Goyang Tulang Punggung

Menceritakan kisah Nia Izzati, seorang biduan dangdut sekaligus ibu dua anak yang harus berjuang seorang diri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mulai dari makan, hingga kebutuhan lainnya tanpa didampingi oleh suami. Namun, keadaan berubah saat pandemi Covid-19 datang dan membuatnya berhenti dari profesi tersebut yang merupakan sumber pendapatan utama karena sepinya permintaan untuk tampil. Demi memenuhi kebutuhan kedua anaknya, Nia pun rela bekerja apa saja, mulai dari supir, pelayan cafe hingga kurir jualan online.

Proses Produksi

Film seri dokumenter ini digarap oleh salah satu EOS Creator Indonesia, Reyhan Aliy, seorang fotografer dan videografer profesional sekaligus founder of Carito Films Creative House. Produksi seluruhnya menggunakan kamera Canon EOS R6, dengan lensa prime Canon RF 35mm F1.8 IS STM Macro dan Canon RF 50mm F1.8 STM.

Canon EOS R6 memang merupakan kamera mirrorless full frame terbaru Canon yang video-centric, ia mengusung sensor 20MP dan dapat merekam video 4K UHD ataupun DCI hingga frame rate 60 fps. Meski film diedit pada resolusi 1080p, Reyhan Aliy mengambil footage b-roll pada resolusi 4K untuk mendapatkan fleksibilitas crop dan refarming komposisi pada post processing.

Fitur lain yang sangat membantu ialah mekanisme layar yang fully articulating, sistem Dual Pixel AF II yang andal, baterai baru Canon LP-E6NH yang tahan lama, dan tentu saja in-body image stabilization. Berkat dukungan frame rate tinggi, IBIS, dan IS di lensa, hal itu memungkinkan hampir 90% pengambilan gambar dilakukan secara handheld.

Itulah kenapa ia memilih menggunakan lensa prime untuk mendapatkan setup kamera seringkas mungkin. Menurutnya Canon RF 35mm F1.8 IS STM Macro adalah lensa yang serbaguna, karena tetap dapat menangkap gambar cukup luas bila mundur beberapa langkah dan dapat mengambil bidikan closeup.

Anggota timnya hanya terdiri dari tiga orang, termasuk dirinya, satu untuk assist dan satu lagi untuk mengambil BTS. Bukan tidak ingi menambah orang, karena proses produksi dilakukan secara pandemi.

Film Dokumenter Between the Battlegrounds Luncurkan Episode Pertama, Tampilkan Bigetron RA

Saat ini gelaran turnamen global PUBG Mobile World League Season Zero masih bergulir dan sudah memasuki pekan kedua. Sebagai bagian dari gelaran turnamen PMWL Season Zero, PUBG Mobile merilis sebuah film dokumenter yang menceritakan sisi lain dari pro player PUBG Mobile.

Pada gelaran turnamen PMCO Global Finals 2019, PUBG Mobile juga sudah pernah merilis sebuah film dokumenter. Sama seperti di kawasan Asia tenggara, PUBG Mobile juga menjadi fenomena di tingkat nasional di India. Di waktu yang lalu PUBG Mobile mengisahkan tentang 3 pro player India yaitu Naman “Mortal Mathur, Tanmay “Sc0ut” Singh, dan Gopal “Carry” Sanda. Ketiga nama itu menjadi pemain yang menjadi sorotan di tengah kompetisi PUBG Mobile di region Asia Selatan.

Pada episode perdana film dokumenter bertajuk Between the Battlegrounds, PUBG Mobile menampilkan beberapa anggota dari tim Bigetron Red Aliens asal Indonesia. Tidak terlewat juga pemain bintang asal Thailand, MARTIN dari tim Valdus Esports yang menceritakan kisahnya berkenalan dengan PUBG Mobile yang mengubah jalan hidupnya.

Lebih jauh tentang film dokumenter yang dibuat, kita dapat melihat lebih dekat kehidupan keseharian dari seorang pro player PUBG Mobile. Konten berupa sebuah film dokumenter sebelumnya juga sudah pernah dibuat oleh Valve dengan menyajikan merekam sepak terjang tim profesional yang dinilai berprestasi di kancah Dota 2.

Terlepas dari pandangan negatif mengenai esports, namun nyatanya kian hari esports bisa diterima menjadi bagian kehidupan masyarakat. Meskipun mungkin jumlahnya sedikit,  game dan esports seolah bisa memberikan tujuan hidup yang baru bagi seorang pro player yang akhirnya bisa bersinar di kancah dunia.

Secara sekilas film dokumenter yang dirilis oleh PUBG Mobile bisa memberikan beberapa perspektif akan pribadi dan tim esports yang ditampilkan. Tidak hanya berfokus kepada pro player, bagian lain dari esports seperti shoutcaster memberikan komentarnya akan fenomena PUBG Mobile serta tim yang ditampilkan dalam film.

Film dokumenter yang dirilis barulah satu bagian delapan episode dokumenter yang akan dirilis sepanjang tahun. Mari kita nantikan episode selanjutnya !

 

Dampak Pandemi, Netflix Gratiskan Lusinan Film Dokumenter via YouTube

Tidak bisa dipungkiri, Netflix mempunyai koleksi konten yang begitu masif. Namun di tengah-tengah deretan film dan serial itu, terdapat pula lusinan film dokumenter yang cocok dijadikan materi pendidikan.

Selama bertahun-tahun, Netflix mempersilakan kalangan guru untuk memutar koleksi dokumenternya di kelas mereka masing-masing. Ini jelas tak lagi bisa dilakukan selama pandemi. Untuk itu, Netflix memutuskan untuk mengunggahnya ke YouTube.

Ya, total ada 34 film dokumenter yang dapat kita tonton secara gratis di channel YouTube Netflix. Agar lebih memudahkan, Netflix bahkan telah menyiapkan satu playlist khusus untuk jenis konten edukatif tersebut.

Semuanya memang disajikan dalam bahasa Inggris, akan tetapi tiap-tiap film dokumenter turut dilengkapi subtitle. Sayang tidak ada subtitle berbahasa Indonesia, namun fitur Auto Translate bawaan YouTube rupanya dapat menerjemahkan secara cukup akurat, bahkan untuk dokumenter yang mengangkat topik politik sekalipun.

Upaya ini tentu bakal sangat membantu para orang tua yang tengah mencarikan aktivitas buat anak-anaknya selama akses ke sekolah masih tidak diperbolehkan. Kalangan guru pun pastinya juga akan merasa terbantu, apalagi mengingat tiap-tiap film dokumenter turut disertai materi pembelajarannya masing-masing.

Netflix bahkan sudah punya rencana untuk mengadakan sesi tanya-jawab dengan sejumlah kreator film dokumenter sehingga para murid bisa mendapatkan jawaban langsung dari tangan pertama.

Sumber: Deadline dan Netflix.

Berkolaborasi dengan Vice, Apple Music Sajikan Serial Dokumenter Seputar Perkembangan Musik di Berbagai Lokasi

Menghadapi persaingan industri streaming musik yang semakin panas, Apple rupanya sudah menyiapkan konten spesial bagi para pelanggan Apple Music. Bekerja sama dengan Vice, mereka tengah menyiapkan serial dokumenter berjudul The Score yang akan mengangkat kisah menarik seputar dunia musik di berbagai belahan dunia.

Serial ini dibagi menjadi enam episode. Episode pertama yang berjudul “Reservation Rap” mengangkat kisah tentang perkembangan musik hip-hop di kalangan suku Ojibwe (salah satu bagian dari penduduk Amerika asli) di kawasan Minnesota. Sedangkan episode-episode berikutnya akan menyusul dan mengangkat tema musik lain di berbagai lokasi seperti Brazil, Vietnam dan Islandia.

Melengkapi setiap episode video dokumenter tersebut adalah playlist istimewa yang diracik berdasarkan tema musik yang diangkat. Jadi untuk episode yang pertama ini, playlist-nya tentu saja banyak mencakup lagu hip-hop dari nama-nama legendaris seperti Tupac dan Notorious B.I.G.

Episode yang pertama sudah bisa dinikmati langsung lewat Apple Music oleh para pelanggan tanpa perlu mengeluarkan biaya ekstra. Kalau Anda penasaran seperti apa kira-kira dokumenternya, silakan tonton trailer episode pertamanya di bawah ini.

Sumber: Engadget. Gambar header: Apple Music via Pixabay.

Kisah Gamer League of Legends Tanpa Tangan Ini Sangat Menginspirasi

Apa definisi gamer sejati? Mereka yang bermain game papan atas dan kompetitif dalam beberapa jam sehari, menggunakan console atau PC berspesifikasi tinggi? Saya ingin mengajak Anda menyaksikan film dokumenter singkat mengenai seorang gamer bernama Massimiliano Sechi. Dan mungkin video itu akan mengubah pemahaman kita tentang hobi ini. Continue reading Kisah Gamer League of Legends Tanpa Tangan Ini Sangat Menginspirasi

Diggin’ In The Carts, Seri Dokumenter Yang Membahas Musik Video Game di Jepang

Anda suka video game? Pernah memainkan game klasik PacMan, Contra, Sonic, atau game fenomenal Street Fighter II? Atau seri awal Final Fantasy? Jika pernah, taukah Anda siapa dibalik musik pada video game monumental tersebut? Jawabannya ada di seri dokumenter video berikut ini.

Continue reading Diggin’ In The Carts, Seri Dokumenter Yang Membahas Musik Video Game di Jepang