Ketika Balap Sim Racing Diminati Komunitas Pemilik Mobil Mewah Indonesia

Jika melihat ke luar negeri sana, kolaborasi ekosistem esports dan gaming dengan brand otomotif mungkin sudah menjadi hal biasa. Anda pemerhati esports (atau pembaca setia Hybrid) mungkin ingat dengan kolaborasi Audi dengan Astralis, Mercedes-Benz dengan SK Gaming dan ESL, Tesla dengan Peacekeeper Elite (PUBG Mobile Tiongkok), atau Rolls Royce dengan QQ Speed Mobile (Speed Drifter Tiongkok).

Namun demikian, Indonesia sendiri terbilang tidak kalah. Kita sempat melihat Honda Motor dalam gelaran ESL Jagoan Series atau Renault dalam turnamen First Warriors. Namun, selain esports secara umum, balapan sim racing sebenarnya bisa dibilang jadi bagian esports lain yang paling menarik untuk dikolaborasikan dengan brand otomotif. Salah satunya terjadi pada akhir pekan lalu, yaitu kolaborasi dari GT-Sim.ID dengan Prestige Image Motorcars.

Sumber: GT.Sim-ID
Sumber: GT.Sim-ID

Prestige Image Motorcars sendiri sebenarnya bukan brand otomotif, melainkan sebuah bisnis dealer mobil-mobil mewah import dari Eropa yang dibesut oleh Rudi Salim, sosok entrepreneur muda kenamaan. Keterkaitan bisnis tersebut dengan sim racing memang terbilang cukup dekat, maka dari itu pada Sabtu 5 September 2020 lalu, GT-Sim.ID digaet untuk menyelenggarakan sebuah kompetisi Sim-Racing untuk merayakan peluncuran showroom terbaru Prestige Image Motorcars.

“Pekan lalu, GT-Sim.ID bekerja sama dengan Prestige Image Motorcars untuk menyelenggarakan event balap simulator sebagai perayaan launching dealer terbaru Prestige di Pluit. Event tersebut bisa dibilang sebagai gelaran simulator terbanyak yang pernah kami laksanakan. Ada 15 simulator dengan peserta sekitar 90an orang, yang merupakan tamu undangan dari anggota komunitas-komunitas pemilik mobil mewah seperti BMW ///M Series Owner Community Indonesia, Ferrari Owner Community Indonesia, Porsche Owner Community Indonesia, Lamborghini Owner, dan lain sebagainya.” ucap Andika Rama Maulana selaku Co-Founder GT-Sim.ID, tim balap sim racing yang juga merupakan penyedia alat simulasi balap.

“Sebetulnya saya sendiri sempat shock dengan antusiasme para peserta di event kemarin. Kalian mungkin bisa menerka sendiri, harga ‘mainan’ komunitas ini berapa. Walau demikian mereka ternyata masih sangat suka balap dengan menggunakan simulator. Katanya sih karena keseruan serta immersion yang disajikan balap simulator mirip dengan aslinya. Lucunya juga, para anggota komunitas mobil mewah ini justru lebih menyukai set simulator praktis, dibanding set simulator yang lebih canggih, dengan harga sama seperti mobil-mobil mereka. Alasannya karena mereka cukup duduk, gas, dan balap, tanpa harus memikirnya pengaturan ini itu.” Rama Maulana menceritakan lebih lanjut soal antusiasme peserta lomba balap sim racing dalam acara tersebut, yang merupakan anggota komunitas pemilik mobil mewah.

Sumber: GT.Sim-ID
Rudi Salim, pemilik Prestige Image Motorcars, bersama para pemenang balap sim racing yang diselenggarakan di showroom terbarunya pada akhir pekan lalu, 5 September 2020. Sumber: GT.Sim-ID

Kembali melihat fenomena di luar Indonesia, Lamborghini sendiri sudah sempat bekerja sama dengan Assetto Corsa untuk sebuah turnamen sim racing. Sementara pada skena lokal, terakhir kali baru ada Honda Motor yang bekerja sama dengan HM Engineering untuk turnamen Honda Racing Simulator Championship.

“Semoga di masa depan bisa ada lagi acara seperti ini, supaya sim racing bisa diperkenalkan ke lebih banyak orang, dan lebih banyak kalangan lagi.” tutup Rama menyatakan harapannya terhadap skena sim racing lokal.

Memang selama masa pandemi ini esports balapan memang terbilang tumbuh cukup pesat, mengingat banyaknya balapan nyata diganti menjadi balap virtual. Kolaborasi yang dilakukan GT-Sim.ID mungkin bisa dibilang menjadi langkah pembuka bagi ekosistem sim racing lokal. Siapa yang tahu? Mungkin bisa jadi di masa depan nanti, komunitas pemilik mobil mewah tersebut menjadi salah satu penyokong kemajuan skena balap simulasi di skena lokal, atau mungkin esports secara keseluruhan? Siapa yang tahu.

Rangkuman Indonesia Games Championship 2020 – Para Pemenang dan Catatan Jumlah Penonton

Setelah melewati maraton kompetisi antar para gamers terbaik se-Indonesia, turnamen Indonesia Games Championship (IGC) akhirnya telah rampung. Tanggal 27 – 30 Agustus 2020 kemarin, IGC 2020 sudah memahkotai para jawara dari game Free Fire, Arena of Valor, Call of Duty Mobile, dan League of Legends.

Digelar secara online, waktu pelaksanaan Indonesia Games Championship 2020 terbentang dari Mei hingga Agustus. Turnamen dimulai dari fase pendaftaran yang dibuka pada Mei hingga Juni 2020, dilanjut dengan babak kualifikasi di bulan Juli hingga Agustus, sampai menyisakan tim-tim terbaik saja yang bertanding di babak Playoff (24-26 Agustus 2020) dan Grand Final (27-30 Agustus 2020).

Ada dua juara dari masing-masing cabang game yang dipertandingkan (kecuali League of Legends) di IGC 2020, yaitu juara kategori tim laki-laki, dan juara kategori tim perempuan. Dari keseluruhan juara, EVOS Esports bisa dibilang sebagai organisasi esports paling sukses dalam gelaran ini, berkat kemenangan terhadap dua cabang game sekaligus dari kategori tim laki-laki. Lebih lengkapnya, berikut daftar juara-juara dari masing-masing cabang dan kategori di IGC 2020:

Sumber: Telkomsel
Sumber: Rilis Resmi Telkomsel

Kategori tim Laki-Laki

  • Free Fire – EVOS Esports
  • COD Mobile – LOUVRE x One Team
  • Arena of Valor – EVOS Esports
  • League of Legends – Magnus

Kategori tim Perempuan

  • Free Fire – Toxic for Lyfe
  • Call of Duty Mobile – Star8 Celestial
  • Arena of Valor – Hertz Emot

Dampak IGC 2020 Terhadap Ekosistem Esports di Indonesia

Dengan pilihan cabang pertandingan yang beragam, dua kategori yang disajikan, serta durasi turnamen yang panjang, Indonesia Games Championship 2020 memberi dampak yang cukup signifikan terhadap ekosistem esports Indonesia.

Dari sisi tingkat partisipasi, IGC 2020 diikuti oleh 34.000 peserta yang tergabung dalam 8.200 tim. Menggunakan format online, IGC 2020 juga berhasil menjangkau 457 kabupaten/kota di Indonesia, dan tiga negara di Asia Tenggara yaitu Malaysia, Singapura, dan Filipina. Dari sisi tayangan, rilis mengatakan bahwa IGC 2020 berhasil menyedot perhatian sampai dengan 10 juta total views, dengan 1,5 juta jam total watch time pada situs DuniaGames dan aplikasi MAXstream.

Sementara itu jika mengutip dari channel YouTube Dunia Games, berikut catatan Hybrid.co.id terhadap jumlah penonton tayangan Grand Final IGC 2020, yang kami catat tanggal 1 September 2020.

League of Legends Grand Final

  • Total durasi siaran – 452 menit 33 detik (7 jam 32 menit 33 detik)
  • Total views10.967 views

Grand Final Arena of Valor (Siaran juga menyertakan gelaran puncak AOV kategori perempuan)

  • Total durasi siaran – 639 menit (10 jam 39 menit)
  • Total views81.078 views

Free Fire Grand Final (Siaran juga menyertakan babak Playoff COD Mobile kategori laki-laki dan perempuan)

  • Total durasi siaran – 649 menit 38 detik (10 jam 49 menit 38 detik)
  • Total views 225.859 views

Free Fire Grand Final part 2 (Siaran juga menyertakan gelaran puncak COD Mobile kategori laki-laki dan perempuan)

  • Total durasi siaran – 697 menit 5 detik (11 jam 37 menit 5 detik)
  • Total views354.925 views

“Kami sangat mengapresiasi atas semakin tumbuhnya antusiasme yang luar biasa dari para penggiat game di seluruh daerah Indonesia terhadap penyelenggaraan IGC 2020. Hal tersebut bisa dilihat dari tingginya penggemar esports yang mengikuti IGC 2020 dengan melalui live streaming. Kami berharap, kompetisi seperti ini bisa terus menjadi oase bagi para penggiat esports tanah air untuk tetap memajukan industri, walaupun sedang berada dalam masa sulit. Melihat animo yang ditunjukkan, kami membuka peluang untuk menyelenggarakan IGC di tahun-tahun berikutnya. Kami juga berharap bisa memberi dampak yang lebih besar dalam mengembangkan serta memperkuat industri esports di Indonesia, melalui cara yang inklusif dan berkelanjutan.” Ucap Setyanto Hantoro, Direktur Utama Telkomsel membahas soal IGC 2020.

Selamat untuk para pemenang! Sejauh ini IGC kerap kali dianggap sebagai salah satu turnamen esports kelas premier di Indonesia. Semoga di masa depan, turnamen ini bisa tetap terselenggara, dan terus memberi dampak positif kepada ekosistem esports di Indonesia.

Cerita Team Aquila Atas Pencapaiannya di FSL Dota 2 Open II

Team Aquila, yang berisikan srikandi esports asal Indonesia, berhasil mendapat pencapaian yang baik dalam gelaran Female Esports League (FSL) Dota 2 Open II. Digelar tanggal 29 – 30 Agustus 2020 lalu, turnamen ini mempertandingkan 16 tim Dota 2 se-Asia Tenggara dengan roster yang berisi pemain perempuan saja.

Dalam turnamen ini, lawan dari Team Aquila juga tidak sembarangan. Salah satu tim bahkan sudah dinaungi oleh organisasi esports asal Filipina yaitu Bren Esports. Turnamen terdiri dari dua babak, babak grup, babak Playoff. Berhasil lolos dari babak grup, Team Aquila akhirnya harus terhenti di babak Semi-Final oleh Bren Esports. Sebelum membahas lebih lanjut cerita Team Aquila di turnamen tersebut, berikut daftar pemain Team Aquilla yang bertanding di gelaran FSL Dota 2 Open II.

  • Lanni Padmanegara (Skymeo) – Kapten
  • Dea Aliya Azhar (Catstreak!!!!!)
  • Felicia Elvina (Kael)
  • Elvarica N. (Evy Ivory)
  • Amadea Rista (Shyshyshy)

Tim redaksi Hybrid mewawancarai Lanni Padmanegara, kapten Team Aquila yang juga dikenal sebagai Skymeo. Lanni menceritakan bahwa dirinya memang sudah terjun dunia kompetitif Dota 2 sejak tahun 2016 lalu, lewat liga FSL. “Dulu pertama kali ikut bareng tim NXA Ladies, dan di sana kami berhasil mendapat prestasi. Kalau ditanya bagaimana ceritanya ikut turnamen FSL, ceritanya mungkin bakal panjang, karena aku selalu ikut bertanding di ajang turnamen khusus perempuan yang diadakan secara tahunan tersebut.”

Lanni Padmanegara atau Skymeo, kapten Team Aquila. Sumber: dokumentasi Lanni
Lanni Padmanegara atau Skymeo, kapten Team Aquila – Sumber: dokumentasi pribadi Lanni.

Lanni lalu menceritakan pengalaman mereka selama bertanding di FSL Dota 2 Open II yang diselenggarakan pada akhir pekan lalu tersebut. “Waktu babak grup, kami kesulitan melawan Pacific Pink. Tim tersebut memang konsisten dan hampir enggak pernah ganti roster, jam terbang mereka juga tinggi. Jadi sulit untuk mengimbangi skill dan mekanik mereka. Tapi akhirnya kami lolos babak grup dengan perolehan menang-kalah 2-1.”

“Babak Playoff juga terasa cukup berat sejak pertandingan pertama karena kami sempat kalah di early. Tapi tim kami punya satu tekad untuk tidak mudah menyerah, sehingga akhirnya kami bisa membalikkan kedudukan. Sayangnya kami harus kalah melawan Bren Esports di babak Semi-Final, lagi-lagi karena perbedaan kemampuan individu.” cerita Lanni.

Farand "Koala" Kowara | Sumber: ggScore
Farand Kowara atau Koala, sosok pemain Dota 2 berpengalaman yang dahulu pernah membela tim Rex Regum Qeon | Sumber: ggScore

Dalam menghadapi turnamen FSL Dota 2 Open II, Team Aquila diasuh oleh salah satu sosok ternama dari dunia kompetitif Dota 2 Indonesia, yaitu Farand Kowara atau Koala. Tim redaksi Hybrid juga menanyakan komentar dari Koala terkait pendapat, serta pengalamannya melatih Team Aquila. “Sejauh yang gue ketahui, pemain Team Aquila kebanyakan cuma main biasa, bukan main secara kompetitif. Tapi menurut gue, beberapa dari mereka ada yang memang punya potensi bagus, walau belum paham seluk beluk gameplay Dota 2 secara lebih dalam.” Farand memberi pendapatnya soal Team Aquila.

“Melatih mereka sih bisa dibilang gampang-gampang-susah, kurang lebih mirip-mirip seperti melatih pemain pro. Cuma menurut gue, karena mereka bukan pemain dengan jam terbang tinggi, mereka cenderung lebih mudah menerima masukan, sehingga bisa lebih mudah untuk dibentuk. Pada pertandingan kemarin, gue juga merasa mereka kalah dari Bren Esports cuma karena beda jam terbang aja kok.” Cerita Farand melatih Team Aquila

Lanni lalu menceritakan sedikit pengalamannya bertanding di FSL. “Pengalaman selama bertahun-tahun main di FSL sih banyak sekali suka dan duka. Tapi aku senang sekali jadi punya banyak teman dari sana, terutama sesama perempuan yang ternyata suka kompetisi juga. Dari sana aku juga ketemu sama Dea Aliya Adzar, yang sudah jadi berteman selama 5 tahun, dan selalu satu tim denganku.

Menutup perbincangan, Lanni mengutarakan harapannya. “Pengennya sih terus bertanding di dunia kompetitif Dota kalau memang masih ada kesempatan. Keinginan kompetisi tersebut mungkin jadi semacam ambisi pribadi, soalnya aku masih penasaran ingin mencicipi rasanya jadi juara satu… Hihi. Selain itu aku juga berharap cerita dan pencapaianku bisa menjadi inspirasi untuk female gamers lain, terutama yang punya ambisi di dunia kompetitif. Satu hal yang pasti, jangan cepat menyerah ya!”

Sekali lagi selamat untuk Team Aquilla atas pencapaian yang berhasil diraih dalam turnamen FSL Dota 2 Open II!

Langkah Awal Indonesia Football e-League Jadi Liga Sepak Bola Virtual Berlisensi di Indonesia

Selama situasi pandemi, banyak pertandingan olahraga terpaksa ditunda atau dibatalkan. Dampak dari hal ini adalah, turnamen esports game olahraga menjadi salah satu pilihan alternatif utama bagi ekosistem olahraga. Skena sim racing misalnya, yang menjadi alternatif utama dari beberapa ekosistem balap, mulai dari Formula 1, NASCAR, sampai MotoGP.

Sepak bola juga jadi ekosistem olahraga lain yang turut menjadikan game bola sebagai alternatif utama selama masa pandemi. Beberapa liga sepak bola di beberapa negara sudah melakukan ini, mulai dari Bundesliga Jerman, Premier League Inggris, MLS Amerika Serikat, bahkan sampai liga Finlandia, Singapura, dan Malaysia. Saking banyaknya pertandingan esports game sepak bola, bulan April lalu Hybrid sampai membuat daftar kompetisi sepak bola virtual yang berjalan selama masa pandemi – yang mungkin bisa membuat Anda kaget sendiri ketika melihat betapa panjangnya daftar tersebut.

Sumber: Twitter @premierleague
ePremier League, liga sepak bola virtual yang diikuti oleh pemain sepakbola dari klub terkait, yang digagas oleh EA Sports, pengembang dan penerbit FIFA 20. Sumber: Twitter @premierleague

Indonesia sepertinya juga tak ingin ketinggalan. Awal tahun 2020, Indonesia Gaming League meluncurkan musim keduanya. Mengutip dari antaranews.com, IGL mempertandingkan dua game sepak bola, FIFA 20 dan eFootball Pro Evolution Soccer. Walau mempertandingkan game sepak bola, ada satu hal yang dirasa kurang dari liga tersebut, yaitu tidak adanya keterlibatan dari klub sepak bola lokal. Kekosongan tersebut akhirnya mencoba dimanfaatkan oleh sebuah brand liga sepak bola virtual terbaru yang bernama Indonesia Football e-League, disingkat IFeL.

Sejak awal kemunculannya, IFeL berhasil membangun animo masyarakat secara positif, karena hadirnya beberapa klub sepak bola ternama di tanah air. Satu pengumuman yang cukup mengejutkan (dan mungkin ditunggu oleh beberapa pelaku esports domisili Jakarta), adalah pengumuman “PERSIJA Esports”. Tak lama beberapa klub sepak bola lain mulai menyusul, mengumumkan keikutsertaannya ke dalam IFeL.

Anda mungkin penasaran, apa itu IFeL, siapa mereka, dan apa tujuannya. Maka untuk membahas ini, beberapa waktu lalu saya pun mewawancara Putra Sutopo selaku Head of Indonesia Football e-League. Tanpa berlama-lama lagi, mari simak hasil wawancara saya berikut ini membahas soal IFeL.

 

Sebuah Cita-Cita Membuat Liga Sepak Bola Indonesia Dalam Bentuk Virtual Lewat Indonesia Football e-League

Sumber: Dokumentasi resmi IFeL
Putra Sutopo, co-founder dan president Zeus Gaming yang juga mempelopori, serta menjadi Head of Indonesia Football e-League. Sumber: Dokumentasi resmi IFeL.

Anda yang berkomunitas dengan sesama pecinta game Pro Evolution Soccer mungkin sudah tidak asing dengan nama Putra Sutopo ataupun Zeus Gaming. Putra Sutopo adalah sosok Co-Founder dan juga President dari Zeus Gaming, “Zeus Gaming bisa dibilang sebagai bisnis esports yang memiliki tiga bidang yaitu event organizer, esports team, dan talent management, yang fokusnya di skena virtual football. Awalnya kami memulai perkembangan dari komunitas FIFA, lalu bercabang juga ke PES, tetapi seiring waktu akhirnya kami lebih fokus mengembangkan komunitas PES karena punya struktur kompetisi yang lebih rapih.” Ucap Putra Sutopo menjelaskan soal Zeus Gaming secara singkat.

Selain itu, Zeus Gaming juga merupakan penyelenggara di balik gelaran Indonesia Football e-League tersebut. Lebih lanjut, Putra lalu juga menjelaskan soal apa itu IFeL. “Kompetisi IFeL ini bisa dibilang sebagai Liga 1 (sepak bola sungguhan) versi virtual. Dalam IFeL, kami melibatkan klub-klub dari Liga 1 Indonesia untuk bertanding dalam kompetisi sepak bola virtual, yang akan diwakili oleh para pemain pemain game sepak bola profesional, dan akan bertanding selama 2 sampai 3 bulan.” Lanjut Putra menjelaskan soal IFeL.

Sumber: Instagram @ifel.id
Sumber: Instagram @ifel.id.

Nantinya akan ada 11 klub sepak bola yang berasal dari Liga 1 Indonesia turut bertanding di dalam IFeL. Mayoritas klub akan diwakili oleh para pemain PES profesional Indonesia dan beberapa akan diwakili oleh pemain yang datang dari kualifikasi.

“Musim ini kita mengadakan babak kualifikasi terbuka, dengan 2 slot tersedia untuk masyarakat umum yang ingin dapat bertanding di tingkat profesional dan mewakili klub kesayangannya. Sembilan sisanya akan diwakili oleh pemain-pemain PES profesional Indonesia. Beberapa klub sepak bola mengambil pemain PES profesional yang dahulu bertanding di Thai e-League. Tapi ada juga beberapa yang memang sudah punya wakil pemain PES profesional sendiri, contohnya PERSIKABO Kabupaten Bogor yang sudah diwakili oleh Sakti Aulia.” Putra Sutopo menjelaskan sambil memberi sedikit cuplikan, siapa saja pemain PES profesional yang turut bertanding di dalam IFeL, dan klub apa yang diwakili.

Putra juga sempat mengungkap jadwal dan format IFeL secara cukup lengkap. “IFeL memiliki dua fase. Fase pertama disebut sebagai Regular League, berlangsung dari 12 September sampai 1 November 2020 mendatang. Pada fase tersebut, 11 pemain ini akan bertanding secara round-robin, dengan total pertandingan sekitar 18 sampai 20 match. Delapan pemain teratas di klasemen nantinya akan melaju ke babak selanjutnya, yaitu Grand Final, yang akan diadakan pada 14-15 November 2020 mendatang.”

 

Maju Bersama Klub Sepak Bola Liga 1 Indonesia

Sejak awal pengumuman, IFeL berusaha menarik perhatian para penggemar sepak bola dengan menggandeng klub sepak bola Liga 1 Indonesia. Seperti saya sebut tadi di awal, PERSIJA Jakarta, jadi tim pertama yang diumumkan menjadi bagian liga IFeL. Seiring waktu, klub Liga 1 lain mulai diumumkan, ada PSS Sleman, PERSIK Kediri, dan PERSITA Tangerang sebagai klub sepak bola Liga 1 terbaru yang gabung ke dalam IFeL.

Bukan cuma itu, IFeL juga membuat penggemar esports turut penasaran dengan banyaknya pemain bintang dari skena kompetisi PES, turut bertanding untuk mewakili masing-masing klub sepak bola tersebut. PERSIJA diwakili oleh Rizal Danyarta (Ivander), pemain PES Indonesia yang bisa dibilang sebagai salah satu yang pertama yang berkiprah di Thai e-League Pro. PSS Sleman diwakili oleh Rizky Faidan, PERSIK Kediri diwakili oleh Lucky Maarif, dua pemain yang mewakili Indonesia dalam gelaran PES League 2019 Finals, dan berhasil menjadi runner-up dalam kategori co-op. Terakhir ada Elul Wibowo, yang juga sempat bertanding di Thai e-League, dan akan membela PERSITA Tangerang di IFeL 2020.

Tetapi IFeL sebenarnya bukan yang pertama dalam urusan liga esports game sepak bola. Sebelumnya kita sudah sempat melihat beberapa nama seperti Liga1PES, Indonesia Gaming League, ataupun IVPL yang mencoba menyelenggarakan liga esports game sepak bola, dan mencoba menarik perhatian para penggemar sepak bola di tanah air. Indonesia Gaming League mungkin bisa dibilang sebagai salah satu yang paling getol dalam menggelar kompetisi esports game sepak bola di kancah lokal.

Indonesia Gaming League (IGL) sudah memulai inisiatifnya sejak Mei 2019 lalu, dengan mempertandingkan FIFA 19 FUT, 24 pemain, sebelas pekan pertandingan, dan total hadiah sebesar 250 juta rupiah. Liga esports game sepak bola tersebut ternyata berhasil menarik cukup banyak perhatian, sehingga kini IGL berlanjut ke musim kedua dengan cakupan yang lebih besar, yaitu FIFA 20 FUT, FIFA 20 Kick-Off (menggunakan tim default game FIFA), dan PES 2020.

Melihat peserta yang bertanding, IFeL terbilang punya resep yang berbeda. IGL sejauh ini hanya mempertandingkan pemain esports game sepak bola saja. Sementara IFeL mencoba menghadirkan kombinasi antara bintang esports PES dengan klub sepak bola lokal yang terkenal punya fans fanatik.

Mungkinkah resep ini berhasil menarik perhatian lebih banyak orang? “Ternyata antusiasme masyarakat terhadap IFeL sejauh ini cukup besar juga. Dari apa yang saya lihat, ketika para pemain esports PES mengumumkan klub sepak bola yang mereka wakili, mereka (para fans sepak bola) nge-tag klub sepak bola kesayangan masing-masing yang belum berpartisipasi. Saya cukup senang melihat ini, karena ternyata pengumuman tersebut juga jadi kejutan bagi mereka (para fans sepak bola).” Cerita Putra Sutopo melihat antusiasme masyarakat terhadap IFeL sampai sejauh ini.

Putra Sutopo lalu menjelaskan strategi lain yang akan membuat IFeL beda dan lebih menarik daripada liga esports game sepak bola yang sudah ada. Salah satunya adalah patch khusus IFeL, yang artinya, klub sepak bola peserta IFeL akan hadir secara digital dalam game Pro Evolution Soccer. “Kita akan menggunakan patch khusus berisikan klub-klub Liga 1. Jadi sebagai contoh misalnya Ivander mewakili PERSIJA, maka selama bertanding di IFeL, dia akan menggunakan klub PERSIJA di dalam game Pro Evolution Soccer.” Ucap Putra.

Terkait patch, Putra menjelaskan lebih lanjut lagi, bahwa dalam liga IFeL, bukan cuma tim dan pemain saja yang tampil secara digital di Pro Evolution Soccer. “Selain itu nantinya juga akan ada stadion kustom, seperti Gelora Bung Karno dan lain sebagainya, warna suporter di dalam game yang menyesuaikan dengan warna tim, chants atau sorak sorai penonton juga sama seperti sorak sorai dari penggemar klub sepak bola terkait, dan juga banner sponsor khusus di dalam game. Kalau terkait stats pemain, kami cuma bisa bilang akan memastikan stats antara tim satu dengan tim lain seimbang, demi menjaga integritas kompetisi.” ucapnya.

Penggunaan patch ini memunculkan tanda tanya tersendiri, apakah ini resmi dari Konami, atau buatan komunitas? Putra lalu mengatakan bahwa patch ini merupakan khusus yang dibuat oleh IFeL, namun belum official dari Konami. “Untuk saat ini kami menggunakan patch khusus. Namun nantinya di masa depan kami tentunya kami akan mencoba menggandeng Konami, untuk menghadirkan Liga 1 Indonesia ke dalam game.”

Bicara soal legalitas penggunaan patch atau custom mod, Putra menjelaskan bahwa sampai sejauh ini, Konami tidak memberlakukan larangan keras terkait modifikasi terhadap game ataupun penggunaan modifikasi tersebut untuk sebuah turnamen. “Maka dari itu di sini kami menggandeng klub sepak bola terkait, yang merupakan usaha formal kami dalam mendapatkan izin menggunakan patch yang berisi nama, jersey kit, dan pemain dari klub terkait di dalam game.” Putra menjelaskan.

Selain penggunaan patch, Putra juga mengatakan bahwa keterlibatan suporter sepak bola menjadi hal lain yang ingin dicapai IFeL nantinya. “Untuk musim awal ini kami membuka kesempatan ini lewat 2 slot kualifikasi yang diberikan. Namun mayoritas peserta memang masih pemain profesional, dan hanya mempertandingkan cabang single saja, agar tayangan pertandingan IFeL dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat. Di masa depan, kami ingin membuka kesempatan lebih besar lagi kepada para suporter, yang ingin menjadi bagian dari klub sepak bola kesayangan dengan menjadi pemain esports Pro Evolution Soccer di liga IFeL, juga kemungkinan untuk membuka cabang pertandingan co-op.” Jawabnya.

 

Mimpi Besar Putra Sutopo Menjadikan Indonesia Sebagai Kiblat Esports PES Internasional

Sumber: Dokumentasi resmi IFeL
Sumber: Dokumentasi resmi IFeL

Putra Sutopo juga mengakui, bahwa IFeL bukan sekadar untuk melengkapi atau menyaingi liga sepak bola virtual yang sudah ada saja, tetapi juga menjadi wadah untuk mencapai mimpi-mimpi yang ia miliki sendiri. Salah satu yang ingin ia buktikan adalah antusiasme pasar esports ataupun fans sepak bola lokal atas liga sepak bola virtual.

“Salah satu ambisi saya sih ingin membuktikan bahwa IFeL nggak kalah dari Toyota e-League (liga sepak bola virtual Thailand).” Ucapnya membuka pembahasan. “Kalau dilihat lagi, market sepak bola di Indonesia itu besar dan pemain PES asal Indonesia juga diperhitungkan. Maka dari itu lewat IFeL, saya sendiri punya ambisi ingin menunjukkan bahwa Indonesia juga bisa membuat liga sepak bola virtual serupa, karena antusiasme masyarakat Indonesia enggak kalah, karena kebanyakan suporter bola Indonesia yang fanatik. IFeL juga ingin dapat membuktikan ke Konami bahwa market PES di Indonesia itu besar. Lewat IFeL, saya juga berharap Liga 1 nantinya bisa mendapat lisensi resmi dari Konami.”

Menutup pembahasan kami berdua soal IFeL, Putra Sutopo juga menyatakan keinginannya untuk membuat Indonesia menjadi kiblat esports PES dunia. “Melalui IFeL saya ingin membuat Indonesia menjadi yang terbaik di bidang esports sepak bola virtual. Indonesia sudah menjadi nomor 1 di kancah Mobile Legends dan PUBG Mobile. Pencapaian terbaik bagi komunitas Pro Evolution Soccer Indonesia sejauh ini adalah peringkat 2. Melihat ini tentunya Indonesia punya kemungkinan besar untuk menjadi nomor 1. Maka dari itu, saya ingin membawa esports sepak bola virtual Indonesia menjadi nomor 1 di segala aspek. Saya juga mengajak semua masyarakat untuk berkontribusi. Enggak harus menjadi pemain profesional, dengan menonton, menyebarkan informasi seputar IFeL, sudah cukup untuk membantu membuktikan bahwa liga sepak bola virtual Indonesia tidak kalah dari liga Thailand ataupun liga-liga lainnya.” Tutup Putra sembari menyampaikan pesannya kepada para pegiat esports di Indonesia.

Indonesia Football e-League akan kick-off pada tanggal 12 September 2020 mendatang. Konsep baru yang dihadirkan oleh IFeL tentu diharapkan bisa menjadi penyegar atas liga sepak bola virtual yang sudah ada sejauh ini atau, seperti yang dikatakan Putra, yaitu pengobat rindu atas Liga 1 yang absen selama situasi pandemi ini.

Apakah Anda sudah siap melihat jagoan PES Indonesia berlaga di bawah bendera klub sepak bola papan atas Indonesia?

Ligagame dan Cyberathlete Kerja Sama Untuk Turnamen VALORANT Antar Kampus se-Asia Tenggara

Beberapa waktu lalu Ligagame mengumumkan kompetisi VALORANT antar mahasiswa. Kompetisi tersebut bertajuk VALORANT Collegiate Invitational 2020, yang diselenggarakan bekerja sama dengan Cyberathlete Pte. Ltd, penyelenggara turnamen esports asal Dallas, Texas, Amerika Serikat.

Mengutip rilis resmi dari Cyberathlete Ligagame akan menjadi “commercial partner” atas gelaran Cyberathlete VALORANT Collegiate Invitational (CVCI). Dijelaskan bahwa Ligagames akan membantu Cyberathlete dalam hal menjangkau komunitas esports tingkat universitas di Indonesia, serta memperkuat kerja sama dengan badan pemerintah sebagai fondasi bagi sistem kompetisi antar-sekolah di masa depan nantinya.

VALORANT Collegiate Invitational nantinya akan mempertandingkan 16 tim Universitas yang datang dari 7 negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Taiwan, Hong Kong, Thailand, dan Filipina. Kualifikasi tingkat lokal Indonesia akan diselenggarakan tanggal 10-13 September 2020 mendatang, dengan masa pendaftaran terbuka hingga 6 September 2020 mendatang. Nantinya 4 tim terbaik dari kualifikasi Indonesia akan mendapatkan kesempatan untuk bertanding di gelaran utama.

Dari kiri ke kanan: Eddy Lim (IeSPA), Helen Sarita (KOI), Harry Kartono (Nvidia).
Dari kiri ke kanan: Eddy Lim (IeSPA), Helen Sarita (KOI), Harry Kartono (Nvidia).

“Ligagame telah memiliki banyak kesempatan dan pengalaman dalam mengembangkan organisasi serta komunitas esports lokal, baik untuk level profesional maupun amatir. Kami menyambut kesempatan kerja sama ini dengan sangat semangat, mengingat Ligagame dan Cyberathelte berbagi value serta passion yang mirip dalam mendorong perkembangan esports di kawasan kami.” Ucap Eddy Lim selaku Co-Founder Ligagame.

Tom Leong Chief Business Development Officer Cyberathlete Pte. Ltd. menambahkan terkait penyelenggaraan turnamen CVCI. “Komitmen kami adalah untuk menyajikan sebuah turnamen antar universitas terbaik, sambil membantu para gamers mendapatkan hubungan personal dengan tim universitas, yang merupakan fokus besar bagi kru CVCI. Jika esports ingin berkembang ke fase berikutnya, kami harus mengokohkan sturktur serta peraturan bagi esports level universitas menjadi layaknya olahraga di level universitas. Lewat kerja sama kami dengan Riot Games Southeast Asia, Kami berharap Cyberathlete bisa menjadi bagian dalam proses tersebut.”

Sumber: Ligagame Official Page
Sumber: Ligagame Official Page

CVCI memperebutkan total hadiah sebesar 25 ribu dollar AS. Untuk tingkat lokal, ada total hadiah sebesar 7 juta rupiah dan kesempatan untuk tim kampus terbaik Indonesia bertanding di tingkat Asia Tenggara. Selain Ligagame, Cyberathlete juga sudah mengumumkan beberapa rekannya untuk kualifikasi di negara-negara yang disebutkan di atas, seperti SGEA untuk kualifikasi Singapura, CTESA untuk kualifikasi di Taiwan, dan NESFP untuk kualifikasi di Filipina.

Bagaimana? Apa Anda sudah mempersiapkan kampus Anda untuk bertanding di dalam turnamen VALORANT antar universitas ini?

Pekan Pertama PMPL ID 2020 Season 2, Debut Eksplosif ION Esports

PUBG Mobile Pro League Indonesia 2020 kini sudah memasuki musim kedua! Akhir pekan lalu, 14 sampai 16 Agustus 2020, menjadi pekan perdana dari liga PUBG Mobile kasta satu Indonesia. Liga ini mempertandingkan 24 tim terbaik di Indonesia. 16 tim terbaik dari PMPL ID 2020 Season 1 mendapat undangan langsung untuk bertanding di PMPL ID 2020 Season 2. Sementara 8 slot sisanya diperebutkan melalui kualifikasi yang dilakukan lewat gelaran PINC 2020 kemarin.

Beberapa tim yang datang dari kualifikasi sendiri merupakan nama-nama baru, seperti ION Esports (dulu Bigetron ION), Enam Sembilan Esports, VOIN 2K, Siren Esports, dan 21 Esports. Menariknya, tim yang datang dari kualifikasi justru bermain cenderung lebih galak dibanding yang lain. Salah satu penantang paling galak mungkin adalah ION Esports.

Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id
Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id

Format yang digunakan PMPL ID 2020 Season 2 masih cukup mirip dengan musim kemarin. 24 tim tersebut dibagi ke dalam 3 grup, yang nantinya akan saling bertemu dalam 3 hari Matchday. ION Esports sendiri berada di dalam grup B, bersama dengan beberapa nama seperti EVOS Esports dan Louvre Kings.

Pada pertandingan pekan perdananya, ION Esports segera melesat. Pada hari pertama, dalam pertandingan grup A vs grup B, ION Esports yang berisikan RedFaceN dan kawan-kawan, langsung mendapat peringkat 1. Memang pada hari itu mereka berhasil mendapatkan 75 poin setelah berhasil dua kali mendapatkan Chicken Dinner, dan satu kali peringkat 3, dari enam ronde pertarungan.

Lanjut pada hari kedua, ION Esports melorot jadi hanya mendapat peringkat kedua saja. Wajar saja, pada pertandingan grup B melawan grup C, ION Esports harus bertemu Bigetron RA, sang juara dunia. Secara peringkat, Bigetron RA mungkin bisa dibilang tidak sebegitu. Walau dapat dua kali Chicken Dinner, namun pada pertandingan sisanya mereka sempat harus tersungkur di awal-awal. Namun perolehan Kill yang mereka dapat memang cukup menakjubkan. Salah satunya ada pada ronde 1 pertandingan, ketika mereka finish di peringkat 6 namun berhasil mendapatkan 10 kill.

Sementara pada sisi lain, ION Esports terbilang terus berusaha menempel Bigetron RA. Hijrah dan kawan-kawan berhasil mengamankan satu kali Chicken Dinner saja di hari kedua, namun mereka berhasil mempertahankan peringkat mereka di posisi 4 besar pada ronde-ronde setelahnya.

Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id
Ilustrasi dari Instagram PUBG Mobile Esports Indonesia yang menggambarkan ketangguhan The Prime SLAYER menyapu hampir setengah dari total pemain dalam satu pertandingan. Sumber: Instagram @pubgmobile.esports.id

Hari terakhir, grup C melawan grup A, Bigetron RA kali ini didesak oleh The Pillars SLAYER. Berada di grup A, The Pillars SLAYER sebenarnya cukup underperform saat hari pertama. Namun entah kenapa, Boboho, Kental, dan kawan-kawan berhasil bangkit di hari ketiga. Memang mereka cuma dapat satu kali Chicken Dinner saja. Namun mereka mendapatkan Chicken Dinner yang begitu gemilang dengan total 22 Kill yang mereka dapatkan. Walau demikian, pertandingan hari ketiga tetap dirajai oleh Bigetron RA, dengan The Prime SLAYER menempel di peringkat kedua.

Dari pertandingan pekan perdana, Bigetron RA, ION Esports, AURA Esports, dan Geek Fam menjadi top 4 di PMPL Indonesia 2020 Season 2. Babak Regular Season PMPL ID 2020 Season 2 akan berlangsung selama 6 pekan ke depan, untuk mencari 16 tim terbaik yang akan berlaga di babak Final. Mengutip dari Liquidpedia, babak Final PMPL ID 2020 Season 2 sendiri akan dilaksanakan tanggal 25 hingga 27 September 2020 mendatang.

Kira-kira, siapakah tim Indonesia yang dapat menumbangkan dominasi Bigetron RA nantinya?

Saudara e-Sports Menjuarai Lokapala Melon Minor Tournament Season 2

Pada Melon Minor Tournament Season 1 kita melihat MORPH Team keluar sebagai juara, dengan kemenangan telak 3-0 melawan Nirvana ft Siam. Kini pada Lokapala Melon Minor Tournament Season 2 ada tim Saudara e-Sports, yang berhasil menjadi juara setelah bertarung dengan cukup sengit dengan ZERO Esports.

Diikuti oleh 64 tim, Lokapala Melon Minor Tournament Season 2 berlangsung selama 3 hari (24 – 26 Juli 2020). Perjalanan Saudara e-Sports terbilang cukup mulus menuju babak final. Sepanjang perjalanannya, Saudara e-Sports bermain solid dan berhasil mendapatkan kemenangan tanpa balas.

Saat pertandingan memasuki babak Semi-Final, Saudara e-Sports juga menang mulus, libas PKxERORR 2-0 dari seri best of 3. Pada sisi lain, Zero Esports sebagai penantang Saudara e-Sports sedikit terseok di babak Semi-Final. Mereka berhasil ditahan satu kali oleh ARCHANGEL. Namun Zero Esports bangkit lagi, melaju ke babak Final setelah menang 2-1 dalam seri best of 3 di Semi-Final.

Masuk babak Final Saudara e-Sports dan Zero Esport saling adu otot dengan keras, sehingga skor menjadi satu sama. Pada game 3, Saudara e-Sports mendapat angin segar setelah semua tower bagian luar tim Zero Esports hancur. Meski tinggal menembus menghancurkan bangunan Core, namun Zero Esports berhasil menahan dengan sekuat tenaga. Zero Esports memaksa permainan sampai Golem muncul di menit 25. Zero Esports yang kalah secara net-worth jadi kesulitan menghasilkan damage, sehingga Saudara e-Sports dengan mudah hancurkan golem musuh, dan amankan game ketiga.

Masuk game 4, Saudara e-Sports kembali mendapat momentum positif sejak awal permainan. Memiliki keunggulan net-worth dan skor kill, Saudara e-Sports segera memanfaatkan keadaan untuk terus menekan posisi Zero Esports. Tower atas dan tengah hancur sampai dalam, kini Saudara e-Sports tinggal mencari cara untuk menjebol bangunan Core.

Saudara e-Sports menggunakan taktik yang cukup brilian untuk mengamankan kemenangan. Memanfaatkan empat pemain saja, Saudara e-Sports memaksa pertarungan dan membuat kericuhan di mid lane. Sementara pemain-pemain Zero Esports teralih, ARCSTAR dengan Vijaya menyelinap ke arah base, menyerang bangunan Core sampai akhirnya hancur, dan memberi kemenangan kepada Saudara e-Sports.

Dengan ini, berikut pengisi peringkat 4 besar dari gelaran Lokapala Melon Minor Tournament Season 2.

Sumber: Anantarupa Studios
Sumber: Anantarupa Studios
  • CHAMPION – SAUDARA ESPORTS – Rp5.000.000,-
  • Peringkat 2 – ZERO ESPORTS – Rp3.750.000,-
  • Peringkat 3 – ARCHANGEL – Rp2.500.000,-
  • Peringkat 4 – PK X ERROR – Rp1.250.000,-

Selamat untuk para pemenang! Rangkaian turnamen Melon Minor Tournament belum berhenti sampai sini. Turnamen Melon Minor Tournament dikabarkan akan berlanjut pada Season 3, namun belum ada informasi lebih lanjut seputar jadwal.

Xorgee direkrut MORPH Team Untuk Mengisi Divisi VALORANT

MORPH Team kini memiliki divisi VALORANT setelah merekrut tim Xorgee, pemenang kualifikasi Indonesia untuk VALORANT Pacific Open 2020. Pengumuman ini memang dilakukan secara tidak resmi, namun kemarin (16 Juli 2020) Ahmad Priyadi selaku Chief Operating Officer (COO) MORPH Team, mengumumkan secara tidak langsung lewat media sosial terhadap hal tersebut.

Dalam postingannya, Ahmad Priyadi mengatakan “Morph Team bakal wakilin Indonesia di game VALORANT bulan Agustus nanti.” Serangkaian informasi tersebut tentu mengarah ke tim Xorgee, yang memang akan mewakili Indonesia dalam gelaran VALORANT Pacific Open 2020 pada tanggal 17 Agustus 2020 mendatang.

Redaksi Hybrid lalu mengkonfirmasi lebih lanjut terkait hal tersebut kepada Ahmad. “Memang benar adanya, MORPH Team mengakuisisi Xorgee yang akan bertanding di gelaran Pacific Open 2020.” jawabnya. Lebih lanjut Ahmad Priyadi lalu menjelaskan bagaimana proses akuisisi terjadi antara MORPH Team dengan tim Xorgee.

Sumber: Ahmad
Sumber: Foto Pribadi Ahmad Priyadi

“Awalnya mereka mengajukan diri kepada manajemen kami kemarin lusa (15 Juli 2020). Melihat iktikad mereka, kami lalu mencoba menganalisa tim ini. Kami coba lakukan crosscheck terhadap personality, juga kemampuan, mekanik, serta gameplay mereka di turnamen-turnamen sebelumnya. Setelah satu dua hari melakukan negosiasi, akhirnya kami mencapai kata sepakat, sehingga Xorgee nantinya akan mewakili MORPH Team dalam gelaran VALORANT Pacific Open 2020.” perjelas Ahmad.

MORPH Team mungkin bisa dibilang menjadi tim kedua yang mengumumkan kepemilikan tim VALORANT mereka setelah BOOM Esports mengumumkan ambil BoysWithLove jadi bagian organisasi pada 16 Juli 2020. “Kami melihat skena VALORANT sudah mulai bagus, jadi kami ikut ambil andil di dalamnya. Selain prospek game-nya terlihat menjanjikan, Reza ‘Arap” selaku CEO dan founder juga ingin bisa memajukan ekosistem esports PC. Supaya ekosistem esports di Indonesia tidak hanya mobile saja.” lanjutnya menjelaskan alasan perekrutan ini.

Sampai saat ini Xorgee dan BoysWithLove mungkin bisa dibilang adalah dua dari beberapa tim VALORANT yang kuat di skena lokal. Terakhir kali, BoysWithLove kebetulan tidak mengikuti kualifikasi Indonesia VALORANT Pacific Open, sehingga Xorgee muncul ke permukaan sebagai wakil Indonesia di gelaran yang menjadi bagian dari Ignition Series tersebut.

Sumber: Instagram @mineskiesports.id
Sumber: Instagram @mineskiesports.id

Terkait hal ini Ahmad memberi pendapatnya. “Semoga bisa jadi rivalitas yang menarik antara kedua tim ini. Harapannya rivalitas ini bisa memicu pemain-pemain lain untuk menyaingi, dan nantinya bisa memicu kehadiran tim-tim VALORANT baru di Indonesia.”

Terkait soal durasi kontrak Ahmad menjelaskan bahwa Xorgee akan melalui masa percobaan terlebih dahulu selama 3 sampai 6 bulan bersama MORPH Team, sebelum menjadi tim permanen nantinya.

Mari kita doakan semoga Xorgee bersama MORPH Team bisa memberikan yang terbaik di gelaran VALORANT Pacific Open 2020, dan membanggakan Indonesia di skena VALORANT kawasan Asia Pasifik.

Federasi Esports Indonesia Hadir Mencoba Menjawab Permasalahan Para Pelaku Industri Esports

Siang ini (Selasa, 08 Oktober 2019), Federasi Esports Indonesia (FEI) telah resmi diumumkan. Bertempatkan di AYANA, Midplaza, Jakarta, Federasi Esports Indonesia mengungkap, bahwa mereka hadir untuk menjawab permasalahan yang dihadapi para pelaku industri esports.

Ini menjadi perkumpulan esports kedua yang terbentuk pada tahun ini. Sebelumnya ada Asosiasi Olahraga Video Games Indonesia (AVGI), yang diumumkan dan diresmikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (MENKOMINFO), Rudiantara, pada 16 Juli 2019 lalu.

Dengan ini, total sudah ada 3 perkumpulan esports di Indonesia, Indonesia Esports Association (IESPA), AVGI, dan FEI sebagai yang termuda . Dalam gelaran konfrensi pers, Andrian Pauline Husen, CEO RRQ yang menjabat sebagai Ketua Umum FEI, menjabarkan apa yang menjadi visi serta alasan membentuk satu perkumpulan esports baru lagi.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

FEI digagas oleh beberapa elemen pelaku Industri esports, termasuk event organizerstalent, dan para pemilik tim atau klub esports di Indonesia. Bersama dengan elemen pelaku industri esports lainnya, AP, sapaan akrab Andrian Pauline, mengatakan bahwa FEI berdiri dengan karena ingin menjawab permasalahan para pelaku esports.

“Federasi Esports Indonesia hadir menjawab permasalahan para pelaku esports khususnya di level paling bawah, yaitu player, caster, media. Mereka sejauh ini belum ada yang menaungi. Selama ini mungkin mereka perlu ada perbaikan tapi mau ke mana mereka meminta bantuan? Mau dibantu seperti apa? Hal ini yang menurut saya yang perlu dibenahi dan yang menjadi peran utama FEI.” AP menjawab soal alasan pembentukan FEI.

Satu yang juga cukup menggelitik mungkin adalah soal dualisme peran seorang Andrian Pauline di dalam perkumpulan ini, yang mana ia adalah CEO tim RRQ, yang juga menjadi Ketua Umum Federasi Esports Indonesia. Menanggapi hal ini, AP juga menjawab.

“Memang beberapa tahun terakhir ini, muncul kesadaran di antara para owner tim esports, bahwa kami (tim-tim esports di Indonesia) nggak bisa begini terus. Maka dari itu kita mengawali dengan komitmen untuk mengatur kita sendiri lewat FEI ini, supaya bisa memberi contoh kepada yang lain.” AP mengatakan dalam sesi pemaparan.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Lebih lanjut soal ini, AP juga menjelaskan soal langkah terdekat yang akan dilakukan FEI. “Langkah terdekat yang akan dilakukan FEI adalah melakukan standarisasi kontrak pekerja esports, baik itu pemain, ataupun talent.”

Bertambahnya perkumpulan esports, tentunya juga menambah kompleksitas baru. Bagaimana nantinya Federasi Esports Indonesia dapat bersinergi dengan dua asosiasi lainnya? AP juga menjawab perihal ini.

“Saya hanya bisa bilang bahwa FEI hadir untuk mewadahi permasalahan yang ada di bawah, di level para pelaku industri esports. Kalau bicara sinergi, Pak Eddy Lim (IESPA) dan Pak Angki (AVGI) juga hadir dalam acara ini yang menjadi bukti keterbukaan kami. Kami (FEI) mengedepankan asas inklusifitas, kami selalu terbuka, jadi kalau kami diminta bantuan oleh asosiasi lain, tentunya kami akan membantu sesuai dengan kapasitas kami.” AP mengatakan kepada redaksi Hybrid.

Semakin besar ekosistem esports di Indonesia, semakin banyak dan beragam juga masalah yang dihadapi. Semoga perkumpulan baru ini bisa menjawab permasalahan tersebut dan dapat bekerja secara bersinergi tanpa terjadi tumpang tindih kebijakan antar perkumpulan.

Pemerintah Ingin Kembangkan Industri Esports dan Game untuk Serap Tenaga Kerja

Disrupsi oleh teknologi telah menjadi pembicaraan eksekutif perusahaan dunia sejak 2015. Sementara di Indonesia, pemerintah menyebutkan bahwa mereka akan bersiap untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 pada tahun lalu. Dalam era industri 4.0, salah satu tren yang muncul adalah otomatisasi untuk membuat proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Penggunaan teknologi seperti artificial intelligence, machine learning, dan Internet of Things akan memengaruhi hidup para pekerja. Pada 2016, startup Sorabel, yang ketika itu bernama Sale Stock, memecat lebih dari 200 karyawan di bidang customer services karena mereka mulai menggunakan chatbot. Namun, itu bukan berarti disrupsi teknologi hanya memiliki dampak buruk. Disrupsi teknologi juga akan membuka ladang lapangan kerja baru. Esports menjadi salah satu industri yang pemerintah harapkan bisa menyediakan lapangan pekerjaan baru di era digital.

Esports adalah barang baru bagi kami,” aku Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, Abraham Wirotomo saat ditemui dalam acara Indonesia Lokadata Conference (ILOC) yang diadakan di Hotel Kempinski, 29 Agustus 2019. “Idenya muncul dari pak presiden, yang mengatakan bahwa esports harus diperhatikan. Secara garis besar, ada dua, yaitu ekonomi dan sosial.” Menurutnya, lowongan pekerjaan di industri konvensional seperti pertambangan akan berkurang. Karena itu, pemerintah perlu mengembangkan sektor baru untuk menyerap tenaga kerja. Salah satu sektor pilihan pemerintah adalah gaming dan esports.

Saat ini, esports memang tengah menjadi pembicaraan hangat. Salah satu alasannya karena jumlah hadiah turnamen esports yang semakin fantastis, seperti Fortnite World Cup yang menawarkan total hadiah US$30 juta dan The International yang menawarkan total hadiah US$34 juta. Namun, menurut Abraham, turnamen esports tidak mencerminkan bisnis esports secara keseluruhan. “Ada bisnis dari tim esports, bisnis dari iklan, dan fanbase,” katanya. Meskipun begitu, saat ini tidak ada regulasi terkait esports sama sekali. “Ketika kami mendorong regulasi esports, kami bukan mempromosikan turnamen esports, yang mau kita dorong adalah pertumbuhan industri esports.”

Satu panggung dengan Abraham, Presiden Indonesia Esports Premier League (IESPL), Giring Ganesha membahas tentang besarnya pasar gaming di Indonesia. Mengutip laporan The Indonesia Gamer dari Newzoo, dia menyebutkan bahwa jumlah gamer di Indonesia telah mencapai 43,7 juta orang sementara pendapatan di industri ini mencapai US$879,7 juta. Satu hal yang harus diingat, laporan tersebut dibuat pada 2017 dan didasarkan pada data dari warga yang tinggal di kawasan perkotaan.

Pasar gaming Indonesia pada 2017 | Sumber: Newzoo
Pasar gaming Indonesia pada 2017 | Sumber: Newzoo

Dalam pengembangan industri esports, Abraham mengatakan, ada tiga hal yang menjadi fokus pemerintah. Salah satunya adalah perlindungan anak. “Karena kami yakin, meskipun industri esports besar, secara keuangan bagus, tapi jika orangtua takut akan esports, industri esports tidak akan berkembang. Jika ingin industri esports tumbuh pesat dan bisa sustain, perlindungan anak harus ada,” ujar Abraham. Contoh perlindungan anak yang dia berikan adalah instrumen untuk menjerat predator seksual anak yang memanfaatkan game untuk mencari korbannya.

Fokus kedua pemerintah adalah pengembangan industri gaming. Abraham berkata, pemerintah ingin mendukung developer game lokal. Salah satu caranya dengan mendorong perusahana asing untuk investasi ke developer lokal. Pada akhirnya, jika developer lokal berkembang, hal ini diharapkan akan dapat menyerap lapangan pekerjaan, khususnya talenta digital. Setelah industri game tumbuh, rencana pemerintah berikutnya adalah mengembangkan esports sebagai ekosistem. “Kalau industri game sudah tumbuh, kita beri ekosistem, adakan turnamen agar game-nya dikenal masyarakat, kita tonjolkan atlet-atletnya,” katanya.

Tugas kerja di bidang konvensional seperti perbankan tentunya berbeda dengan bekerja di industri baru seperti esports. Ketika ditanya apa yang pemerintah lakukan untuk menyiapkan masyarakat untuk dapat bekerja di bidang baru tersebut, Abraham mengaku bahwa pemerintah tidak akan secara khusus menyiapkan kurikulum atau pelatihan. Pemerintah hanya berusaha untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia secara umum. Misalnya dengan menekan angka gizi buruk dan mengusahakan pemerataan kualitas sekolah dengan sistem zonasi.

Dengan kata lain, pemerintah ingin mengembangkan esports dan gaming sebagai salah satu industri alternatif yang menyediakan lapangan kerja baru di era ekonomi digital. Meskipun begitu, mereka tidak akan secara aktif mendorong generasi muda untuk bekerja di bidang ini. Apakah Anda ingin bekerja di bidang ini atau tidak, keputusan itu ada di tangan Anda sendiri.