Cloud9 Kembali ke Kancah Rainbow Six, Ambil Tim Mantis FPS Asal Korea

Setelah sempat undur diri dari kancah Rainbow 6, Cloud9 kini comeback setelah melihat potensi tim asal Korea Selatan, Mantis FPS. Para pemain Mantis FPS yang kini menjadi bagian Cloud9 tersebut adalah Inyup “Neilyo Lee, Yugeun “h3dy” Kwon, Seongsoo “EnvyTaylor” Kim, Chanyoung “SweetBlack” Han, Sihun “Nova” Lee, beserta sang pelatih dan asisten pelatih Inyeong “SummerRain” Kim dan Hyun “OCN” Park.

Sebelum mengakuisisi Mantis FPS, Cloud9 memang sudah pernah punya tim Rainbow 6 sebelumnya. Ketika itu C9 mengambil tim asal Amerika Serikat, bernama beastcoast. Tim R6 Cloud9 terdahulu cukup ikonik, penyebabnya karena kehadiran pemain perempuan di dalam tim tersebut yang bernama Lauren “Goddess” Williams.

Sumber: Dreamhack Official Media
Roster Cloud9 sebelumnya, yang merupakan punggawa tim beastcoast asal Amerika Serikat. Sumber: Dreamhack Official Media

Ketika itu Cloud9 mencapai hasil yang cukup baik di kancah R6. Salah satu prestasi terbaiknya adalah berhasil memenangkan DreamHack Montreal, kompetisi kelas Major, setelah membantai Rogue Team 2-0. Sayang roster ini tidak bertahan lama bersama dengan Cloud9. Pada 8 Januari 2019, roster ini diambil alih oleh Team Reciprocity, yang akhirnya menaungi Davide “FoxA” Bucci dan kawan-kawan sampai sekarang.

Keputusan Cloud9 untuk mengambil Mantis FPS ini bisa dibilang sebagai keputusan yang baik dari manajemen. Selain soal pemain Korea yang selama ini terkenal sangat berdedikasi dalam kancah esports, sepak terjang tim ini juga sangat baik di kancah R6 Asia Pasifik. Mereka mendominasi kancah Korea Selatan, memenangkan Korea Cup selama 4 bulan berturut-turut.

Terakhir, mereka berhasil memenangkan kompetisi Major lokal Korea, Six Challenge Korea 2019. Mengutip rilis resmi dari Cloud9, Jack Etienne CEO Cloud9, berkomentar: “Kami sangat bersemangat bisa kembali ke kancah R6 dan kami yakin tim ini akan memberikan yang terbaik. Kami tertarik dengan Mantis karena kemampuan mereka yang tidak terbatas hanya menjadi sukses satu kali saja, tapi mempertahankan kesuksesan tersebut selama berbulan-bulan. Selamat datang di Cloud9, kami tentu akan terus menyokong mereka untuk terus mempertahankan kesuksesan tersebut”.

Sang pelatih tim Mantis, SummerRain juga turut memberikan komentarnya tersendiri. “Adalah sebuah kehormatan menjadi bagian dari Cloud9. Kami bekerja keras sejak Brazil YS23 Pro League Finals, Paris Major, dan Six Invitational 2019 demi mendapatkan pengakuan seperti ini. Kami tahu beban kami akan bertambah, namun kami tentunya akan melakukan yang terbaik demi membuat para fans bangga, dan membalas kepercayaan yang sudah diberikan Cloud9 kepada kami.”

Pertandingan perdana Mantis bersama Cloud9 adalah pada kompetisi Season IX APAC Finals pada 13 April 2019 mendatang. Akankah comeback Cloud9 ke kancah R6 memberikan kejutan di dalam jagat kompetitif Rainbow Six internasional?

 

Kualifikasi IGL Pekan 5, Lolosnya Player Sukabumi di antara Nama Besar Kancah FIFA 19

Indonesia Gaming League kini sudah memasuki fase kualifikasi pekan kelima . Pekan ini menjadi pekan kualifikasi yang panas. Pasalnya dua dari tiga peserta yang lolos pada pekan ini merupakan pemain profesional yang sudah tergabung ke dalam organisasi esports ternama.

Dua orang tersebut adalah Ega “Eggsy” Rahaditya dari RRQ, dan Muhammad “Icanbutsky” Ikhsan dari PG.Barracx. Terselip di antara dua nama besar tersebut, ada sosok pemain yang mungkin namanya belum sebegitu berkibar seperti dua pemain lainnya. Dia adalah sosok Rakel Ramadhan pemain FIFA 19 asal Sukabumi.

Berbincang singkat dengan Achmad Fadh selaku Community Manager IGL, ia mengatakan bahwa Rakel merupakan pemain yang sama-sama dari komunitas Sukabumi. “Iya dia memang bukan pemain pro yang tergabung dalam satu organisasi esports profesional, tapi dia satu komunitas dengan finalis Sukabumi lainnya” Fadh mengatakan kepada Hybrid.

Sumber: Instagram @igl.id
Sosok Rakel Ramadhan, pemain yang berhasil lolos di antara pemain dengan nama besar di jakat kompetisi FIFA 19. Sumber: Instagram @igl.id

Sejauh ini kehadiran komunitas FIFA Sukabumi memang terasa sangat kuat selama lima pekan kualifikasi IGL berjalan. Total sudah ada tiga pemain asal Sukabumi yang lolos ke IGL. Ketiga pemain tersebut selain Rakel Ramadhan adalah, Arlan Paranti yang lolos dari kualifikasi pekan kedua, dan Egi Ilyas Fauzi yang lolos dari kualifikasi pertama.

Arlan Paranti sempat menceritakan secara singkat soal keadaan komunitas FIFA di Sukabumi kepada Hybrid. “Di Sukabumi lumayan cukup ramai yang main FIFA daripada PES, terutama di rental. Kebetulan kita yang suka main online, memang suka kumpul, dan punya Pro Club bernama Cups FC. Semua yang lolos IGL itu merupakan bagian dari Cups FC.” Arlan bercerita kepada Hybrid.

Bagi Anda yang belum tahu, Pro Club merupakan salah satu mode permainan online di dalam FIFA 19. Dalam mode ini, setiap pemain memegang satu pemain di dalam pertandingan. Jadi dalam satu pertandingan bisa ada sampai dengan 22 pemain, yang mengendalikan masing-masing pemain di dalam tim.

Sumber: Instagram @igl.id
Arlan Paranti, salah satu penggagas Cups FC, komunitas Esports FIFA 19 yang berbasis di Sukabumi. Sumber: Instagram @igl.id

Lebih lanjut cerita soal Cups FC, Arlan mengatakan bahwa ia dan kawan-kawan komunitas memang ingin memajukan esports FIFA di Sukabumi lewat komunitas online yang dibuatnya tersebut. “Kami kepingin suatu saat ada yang mensponsori Cups FC, karena kami yakin kami punya potensi lebih terutama dari pemain-pemain mudanya.”

Saat ini sendiri ada 4 daerah yang tergabung ke dalam Cups FC. Empat daerah tersebut adalah Sukabumi, Surabaya,  Lombok, dan Jakarta. Dengan 9 orang yang menjadi anggota Cups FC, Sukabumi merupakan mayoritas dalam komunitas ini. “Masih akan ada kejutan dari Cups FC untuk kualifikasi IGL pekan selanjutnya. Menurut saya, setidaknya masih ada 2-3 orang lagi dari Sukabumi yang berpotensi lolos kualifikasi IGL.” Kata Arlan menceritakan potensi Cups FC.

Kualifikasi FIFA 19 FUT IGL 2019 kali ini memang lebih keras dibanding pekan-pekan sebelumnya. Fadh mengatakan bahwa hampir semua klub esports profesional Indonesia mengikuti kualifikasi ini, kecuali SFI yang diwakili oleh Kenny Prasetyo. Namun ada 3 bracket di dalam setiap kualifikasi IGL 2019, jadi Rakel memang tidak bertemu dan bertanding dengan Ega ataupun Icanbutsky pada kualifikasi ini.

Icanbutsky, salah satu pemain jagoan di kancah FIFA yang berhasil lolos IGL pekan ini. Sumber: PG.Barrackx Official Media
Icanbutsky, salah satu pemain jagoan di kancah FIFA yang berhasil lolos IGL pekan ini. Sumber: PG.Barrackx Official Media

Masih ada 3 pekan dan 9 slot tersisa untuk menuju ke liga utama IGL 2019 ini. Pekan ini merupakan pekan keenam dari kualifikasi IGL 2019. Bagi Anda yang ingin menjajal kemampuan bermain FIFA 19 FUT dan mengikuti kualifikasi, Anda dapat mendaftarkan diri lewat laman registrasi resmi Indonesia Gaming League. Pendaftaran untuk kualifikasi pekan 6 sendiri masih terbuka sampai 12 April 2019 mendatang.

Selamat untuk Icanbutsky, Eggsy, dan Rakel yang berhasil lolos ke IGL dari kualifikasi pekan 5 ini. Menarik memang melihat dinamika kancah esports lokal FIFA 19, yang punya ragam pemain dari ragam daerah. Akankah muncul kejutan lain pada pekan 6 kualifikasi IGL 2019?

 

Zepetto Umumkan Tempat dan Jadwal Kompetisi Internasional PBWC 2019

Zepetto, pengembang Point Blank, kembali menghadirkan kompetisi Internasional mereka yaitu Point Blank World Challenge (PBWC 2019). Kendati esports Battle Royale sedang digandrungi para gamers, menariknya PB masih bertahan lama dengan kancah esports dan penggemarnya tersendiri.

Tahun ini pertandingan PBWC kembali diadakan di Moskow, Russia, setelah tahun 2017 lalu pertandingan ini juga diadakan di negeri beruang merah tersebut. Tahun 2018 lalu PBWC dimenangkan oleh tim asal Brazil yaitu 2Kill Gaming. Indonesia yang diwakili oleh tim VNG ketika itu gagal mendapatkan hasil memuaskan, harus pasrah di posisi keempat setelah kalah oleh 2Kill Gaming di babak semi-final.

Sumber: PB Ongame
2Kill Gaming, juara PBWC tahun 2018 lalu. Sumber: PB Ongame

PBWC 2019 ini akan diikuti oleh beberapa negara dari berbagai belahan dunia, beberapa di antaranya seperti Thailand, Brazil, Turki, Azerbaijan, Rusia sang tuan rumah, dan tentunya Indonesia. Tahun ini ada total hadiah sebesar US$50 ribu (sekitar Rp707 juta) yang akan diperebutkan oleh para pemain PB terbaik dari berbagai belahan dunia.

Tak lupa, gelaran PBWC juga dilengkapi dengan PBIWC atau Point Blank International Women Championship. Dalam turnamen Point Blank khusus perempuan tersebut, Indonesia akan melawan Rusia dan Thailand untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$9000 atau sekitar Rp127 juta.

Seperti sebelum-sebelumnya, troopers Indonesia akan melewati beberapa pertandingan terlebih dahulu untuk bisa lolos dan ikut bertanding di PBWC 2019. Untuk perwakilan, Indonesia akan diwakilkan oleh juara PBNC 2019. Nantinya, sudah ada kurang lebih sekitar 22 tim yang akan bertanding di gelaran grand final PBNC 2019.

Akan digelar pada 27-28 April 2019 mendatang, kurang lebih ada 18 tim peserta dari grand final PBNC yang terdiri dari: 2 tim PBJC, 15 tim dari kualifikasi PBNC, dan tentunya sang juara bertahan yaitu RRQ Endeavour. Lalu 4 tim sisanya adalah para ladies trooper peserta Point Blank Ladies Competition, yang juaranya akan mewakili Indonesia di kompetisi PBIWC 2019.

Sumber:
RRQ Endeavour masih merupakan salah satu tim PB terkuat di Indonesia. Akankah mereka kembali mempertahankan gelar juara nasional di tahun 2019 ini? Sumber: Youtube Point Blank e-Sports

Tidak hanya itu, Zepetto Indonesia juga akan memberangkatkan dua Troopers beruntung untuk ikut merasakan meriahnya PBWC langsung secara gratis! Nantinya Biaya akomodasi serta tiket pesawat Russia akan ditanggung oleh Zepetto. Untuk info lebih lanjut mengenai event ini dapat dilihat di: http://bit.ly/pbidluckyroulette.

Kira-kira siapakah yang akan mewakili Indonesia di gelaran PBWC 2019 mendatang? Akankah RRQ.Endeavour kembali menjadi juara di PBNC 2019 mendatang?

 

Tak Terkalahkan, Bigetron Menjadi Juara PUBG Mobile Club Open 2019 Indonesia Finals

Hari Jumat, 5 April 2019 kemarin, telah selesai digelar PUBG Mobile Club Open 2019. Dalam kompetisi ini, Bigetron ternyata masih tetap jadi tim yang terkuat di Indonesia. Tim yang dipunggawai oleh si kembar Zuxxy-Luxxy ini keluar sebagai juara setelah mengumpulkan 175 poin dari 6 ronde pertandingan.

Pagelaran final PMCO kemarin merupakan konklusi dari kualifikasi yang diadakan pada 22-23  Maret 2019 kemarin. Setelah kualifikasi yang diadakan, terpilih sudah 12 tim terbaik untuk bertanding dengan 4 tim undangan. Empat tim yang diundang tersebut adalah tim Bigetron Esports, RRQ, EVOS ESPORTS, dan PG Barracx.

Membawa tema “Be the One, There is a Number One if All Of Us” PMCO mencoba memberi kesempatan yang sama antara tim pro dan semi-pro untuk berkompetisi. Memperebutkan hadiah total sebesar US$ 2,5 juta atau sekitar Rp35 miliar, gelaran final kemarin juga memperebutkan 5 slot untuk bertanding di kompetisi Internasional.

Sumber: Facebook @PUBGMobile
Sumber: Facebook @PUBGMOBILE.ID.OFFICIAL

Babak lanjutan dari PMCO Indonesia Finals adalah PMCO Spring Split Global Finals, yang akan diadakan pada bulan Juli 2019 mendatang di Shanghai China. Setelah 6 ronde pertandingan, empat tim lain yang berhasil lolos mendampingi Bigetron adalah, Victim ESPORTS dengan perolehan 134 poin, EVOS ESPORTS dengan perolehan 118 poin, WAW Esports dengan perolehan 117 poin, dan ONIC dengan perolehan 95 poin.

Selama pertandingan PMCO, Bigetron memang tidak bisa dibilang sepenuhnya mendominasi. Dari 6 ronde pertandingan, tercatat mereka hanya dua kali dapat chicken dinner saja. Tetapi kunci kemenangan Bigetron sebenarnya datang dari konsistensi permainan mereka.

Walau tidak dapat chicken dinner, mereka ternyata masih bisa amankan posisi top 5 dan perolehan kill yang relatif banyak. Pada ronde 5 saat map TPP Erangel, Bigetron tetap mengamankan posisi kedua dengan perolehan 10 kill. Lalu ada lagi saat ronde 3, ketika tim WAW mendapat chicken dinner, Bigetron masih bisa mendapat posisi 3 dengan perolehan 10 kill.

Sumber: Press Release PUBGm Official
Sumber: Press Release PUBG Mobile Official

Apalagi sistem poin esports PUBG sekarang cenderung lebih menguntungkan permainan agresif. Maka tak heran, walau Bigetron tidak mendapat chicken dinner, perolehan kill dan placement top 5 berhasil membuat mereka bertahan di peringkat 1 klasemen PMCO 2019.

Sebagai juara PMCO 2019 Indonesia Finals, tim Bigetron berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp56 juta dan tiket untuk berangkat ke PMCO 2019 Spring Split Global Finals di Shanghai, China. Nantinya Bigetron dan empat tim lainnya dari Indonesia akan bertarung dengan 8 regional lainnya untuk memperebutkan total hadiah US$ 2,5 juta.

Selamat untuk tim Bigetron! Semoga bisa tetap konsisten, merebut gelar juara, dan membanggakan nama Indonesia di jagat kompetitif PUBG Mobile internasional.

Cerita Manajer BOOM.ID Mempersiapkan divisi Dota 2 Menghadapi OGA Dota PIT Minor 2019

BOOM.ID kembali lolos ke dalam Dota Pro Circuit Minor. Kali ini adalah kompetisi OGA Dota PIT Minor yang akan dihadapi oleh salah satu tim Dota terkuat di Indonesia ini. Kompetisi minor ini akan diselenggarakan pada 22 April 2019 mendatang dengan format yang kurang lebih sama seperti Minor sebelumnya; memperebutkan US$300 ribu (sekitar Rp4,2 miliar) dan 500 Pro Circuit Points.

Ini adalah DPC Minor ketiga bagi tim BOOM.ID. Dua Minor sebelumnya yang diikuti oleh Randy “Dreamocel” Saputra dan kawan-kawan adalah, StarLadder Imba TV Dota 2 Minor dan Bucharest Minor. Hasil yang didapat BOOM.ID pada dua Minor sebelumnya bisa dibilang belum sebegitu memuaskan.

BOOM Minor 3 #1
Sumber: Twitter @dotasltv

Berturut-turut, mereka masih belum bisa menantang keras tim-tim internasional yang dihadapi dalam kompetisi Minor. Menghadapi Minor ketiga, dengan semua mata penikmat esports Dota menyoroti tim dengan jargon #HungryBeast ini, tekanan yang dihadapi bisa jadi bakal semakin berat. Bagaimana persiapan BOOM.ID menghadapi OGA Dota PIT Minor yang akan diadakan di Kroasia ini? Saya berbincang dengan Brando Oloan, manajer divisi Dota BOOM.ID, seputar persiapan, tantangan, dan ekspektasi tim terhadap kompetisi ini.

Mari bicara soal persiapan terlebih dahulu. Kita sebagai penonton kadang hanya bisa menilai hasil yang didapatkan BOOM.ID, tanpa menilai persiapan keras yang mereka lakukan di belakangnya. Brando bercerita, dalam Minor ini, BOOM.ID sebenarnya tak melakukan sesuatu persiapan khusus atau berbeda.

“Kita latihan seperti biasa, latih tanding, nonton replay dan mempelajari tim-tim lain yang akan dihadapi dalam kompetisi ini” jawab Brando. Tapi, walau hanya latihan seperti biasa, pemain BOOM.ID berdedikasi tinggi demi mendapat hasil terbaik dalam turnamen ini. “Kita latihan sehari 2 x BO2 atau 4 game sehari, 5 hari per pekan. Untuk menghadapi Minor, weekend kita malah latihan juga, sambil mengurus masalah dokumen visa, paspor, dan lain-lain, di hari biasa”.

Menghadapi kompetisi Internasional memang bukan hal yang mudah bagi tim-tim Indonesia. Salah satu tantangan terbesarnya mungkin datang dari soal pengalaman. Untuk kompetisi kelas Minor saja, BOOM.ID harus menghadapi pemain-pemain dengan pengalaman dan jam terbang yang beda jauh jika dibandingkan dengan mereka sendiri.

BOOM Minor 3 #2
Sumber: Twitter @boomesportsid

Dalam kompetisi OGA Dota PIT Minor ini saja, mereka harus menghadapi pemain-pemain ahli strategi kelas kakap seperti: Peter “PPD” Dager dari tim Forward Gaming, ataupun Zhang “LaNm” Zhicheng dari tim Royal Never Give Up. Bagaimana BOOM.ID menghadapi lawan-lawan seperti ini?

Kuncinya mungkin adalah permainan lepas tanpa beban yang ditekankan ke dalam tim. Bahkan setelah dua kali Minor mendapat hasil yang belum memuaskan, Brando mengakui tidak ada tekanan berarti bagi dia dan para punggawa BOOM.ID. “Kita malah lebih tertekan sama perjalanannya, karena memang melelahkan. Durasinya lama banget, hampir seharian penuh atau sekitar 22 jam.” cerita Brando sambil sedikit curhat.

Menghadapi pemain-pemain tersebut, Brando juga bercerita bahwa tak ada strategi khusus tertentu yang dipersiapkan. Ia mencoba lebih realistis, dan memfokuskan tim kepada perkembangan personal saja. “Kita lebih fokus sama tim sendiri aja. Fokus mencari kekurangan tim dan memperbaikinya, mencari kelebihan tim dan memantapkan hal tersebut”.

Sedikit flashback sebelum lolos ke OGA Dota PIT Minor, BOOM.ID juga mendapat kehormatan diundang ke dalam closed qualifier MDL Disneyland Major. Sayang dalam kompetisi tersebut, BOOM.ID gagal lolos setelah kalah lawan Mineski. Ini juga menjadi satu hal yang saya penasaran dengan jawabannya. BOOM.ID kini bisa dibilang sudah menjadi salah satu big team di SEA. Namun entah kenapa tim seperti TNC, Mineski, dan Fnatic masih menjadi batu sandungan terbesar bagi mereka.

BOOM Minor 3 #3
Sumber: Twitter @dotasltv

Menjawab hal ini, Brando kembali mengakui bahwa semua ini lebih ke soal pengalaman. “Faktor pentingnya ada di soal pengalaman. Permainan para tim SEA sekarang makin naik level. Kita sendiri banyak belajar waktu latihan di Eropa, dan menyadari gaya permainannya itu sangat beda dengan SEA. Tapi tentu saja, belajar tidak bisa langsung diaplikasikan. Tetapi lagi-lagi, hal tersebut sedang dalam proses, kita belajar lagi, adaptasi lagi, agar bisa terus jadi lebih baik”.

Terakhir soal ekspektasi, Brando mengaku saat ini untuk lebih fokus kepada perkembangan personal para pemain. “Prediksi saya BOOM.ID bakal juara di Minor ini! Haha” jawab Brando sembari setengah bercanda. Tapi lebih lanjut ia mengatakan ia harapannya untuk Minor kali ini adalah, BOOM.ID akan mendapatkan hasil yang lebih baik daripada Minor sebelumnya.

BOOM.ID akan berangkat ke Kroasia pada 19 April 2019 mendatang untuk bertanding dalam kompetisi OGA Dota Pit Minor 2019. Mari kita doakan semoga BOOM.ID bisa mendapatkan hasil terbaik di dalam gelaran ini, dan mengharumkan nama Indonesia di jagat kompetitif Dota Internasional.

Porsche Kerjasama dengan iRacing, Gelar Kompetisi Esports Supercup

Salah satu produsen mobil mewah asal Jerman, Porsche, mengungkap kompetisi esports terbarunya, Porsche Esports Supercup. Kompetisi ini merupakan sebuah ajang adu balap para pembalap simulasi dari berbagai belahan dunia. Demi melancarkan turnamen ini, Porsche bekerjasama dengan game racing simulator berbasis langganan, iRacing.

Porsche Esports Supercup akan diselenggarakan pada 13 April 2019 mendatang di Barber Motorsport Park, Alabama, Amerika Serikat. Para pembalap yang bertanding adalah mereka yang sudah tersaring melalui kualifikasi global yang diselenggarakan secara online oleh iRacing.

Sumber: Esports Insider
Sumber: Esports Insider

Baik pada gelaran kualifikasi ataupun dalam kompetisi utama Porsche Esports Supercup nanti, para pembalap saling berkompetisi dengan menggunakan mobil Porsche 911 GT3. Mobil ini sudah dirancang sedemikian rupa di dalam game iRacing, agar memiliki mekanik cara kerja yang mirip dengan Porsche 911 GT3 di dunia nyata. Mobil Porsche 911 GT3 yang digunakan sendiri memiliki format yang sama seperti dengan GT3 Cup Challenge, sebuah kompetisi balapan yang diselenggarakan di berbagai belahan dunia.

Salah satu kunci alasan kenapa Porsche mau turut terjun ke dalam dunia esports Simracing, adalah karena kemiripan kondisi antara balapan di dunia nyata dengan balapan sim racing. Mengutip Esports Insider, Fritz Enzingner, Head of Porsche Motorsport, lalu memberikan komentar lebih lanjutnya.

“Penambahan esports sim racing ke dalam kompetisi one-make cup kami, bisa dibilang sebagai usaha untuk melebarkan sayap kami dalam dunia kompetisi motorsport. Kehadiran kompetisi ini akan menjadi kesempatan para pembalap simulator untuk bergabung dengan keluarga besar Porsche Motorsport secara internasional”. Jawab Fritz kepada Esports Insider.

Porsche Esports Supercup bisa dibilang sebagai kompetisi balapan virtual dengan format one-make pertama di dunia. Istilah one-make cup atau one-make racing sendiri merupakan sebuah format balapan. Dalam kompetisi one-make cup, para pembalap diberikan satu jenis kendaraan yang identik atau sangat mirip antara pembalap satu dengan yang lain.

Terdapat 40 spot yang akan diperebutkan oleh pembalap simulator dari berbagai belahan dunia. Nantinya pada gelaran final, para pembalap simulator akan beradu kemampuan berkendara mereka di dalam sirkuit yang punya sejara tersendiri, Autodromo Nazionale Monza di italia.

Sumber: Porsche Newsroom
Sumber: Porsche Newsroom

Para pembalap simulator akan adu kemampuan balap untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$100.000 atau sekitar Rp1,4 milyar. Nantinya, juara Esports Supercup akan diundang sebagai tamu terhormat di dalam acara tahunan Porsche Night of Champions gala.

Kehadiran esports memang bisa dibilang memberikan cara baru bagi para brand di berbagai untuk memasarkan produk mereka. Tetapi menarik melihat bagaimana Porsche ingin menguatkan brand mereka kepada komunitas gaming yang lebih spesifik, yaitu kepada komunitas pembalap simulator atau sim racers. Akankah dengan ini, sim racing akan menjadi masa depan bagi kompetisi motorsport?

 

Red Dragon dan SPiCa Naik Divisi dari R6 Star League Division Takedown 2-3

R6 Star League Division Takedown untuk divisi 2 dan 3 telah selesai diselenggarakan akhir pekan lalu, tepatnya pada 30 Maret 2019. Dua tim sekaligus berhasil naik divisi ke divisi 2. Kedua tim tersebut adalah Red Dragon dan Spica.

Red Dragon dan Spica berhasil naik divisi setelah mengalahkan Team CAPCRN dan OperationTrolol. Spica sendiri harus menghadapi Team CAPCRN, sementara Red Dragon menghadapi OperationTrolol.

Team CAPCRN sendiri sebenarnya tidak bisa dibilang sebagai tim yang sembarangan, namun menariknya Spica berhasil melibas mereka 2-0 dengan cukup mudah. Begitupun dari sisi tim Red Dragon, yang menghadapi OperationTrolol, berhasil bantai mereka dan langsung lolos ke final.

Sumber: Facebook Page R6 IDN
Sumber: Facebook Page R6 IDN
Sumber: Facebook R6 IDN
Sumber: Facebook R6 IDN

Lolos ke babak final, berarti otomatis Spica dan Red Dragon naik ke divisi 2, namun mereka harus tetap bertarung untuk membuktikan siapa yang terbaik. Bertanding dalam seri best-of-3 Spica terbilang tidak bisa memberikan perlawanan terbaiknya kepada tim Red Dragon. Akhirnya Red Dragon pun berhasil menang 2-0 melawan Spica di final Division Takedown.

Memang, walaupun Red Dragon bertanding dalam divisi 3 R6 Star League, namun mereka merupakan salah satu tim yang potensial. Ajie “Whitelotus” Zata selaku salah satu shoutcaster R6 Star League sempat mengutarakan pendapatnya soal tim Red Dragon.

“Red Dragon sebenarnya bisa dibilang sebagai tim underdog, tapi yang gue salut teamwork mereka cukup solid” Ajie menjawab. “Mekanik aim tim ini bisa dibilang sama rata, cuma karena teamwork-nya solid, jadinya mereka bisa muncul ke permukaan seperti sekarang”.

 

Selain teamwork yang menjadi andalan dari tim Red Dragon, ada juga salah satu pemain mereka yang wajib diwaspadai. Dia adalah Rizky “riyman” Firmansyah, pemain asal Bali, fragger tim Red Dragon, yang bisa dibilang menjadi salah satu ujung tombak dari tim tersebut.

Sumber: Dokumentasi Pribadi - Ajie Zata
Sumber: Dokumentasi Pribadi Ajie Zata

Pada pekan sebelumnya, 16 Maret 2019, juga ada R6 Division Takedown untuk divisi 1-2. Dalam pertarungan degradasi-relegasi tersebut, tim LIMITLESS Gaming berhasil memperjuangkan posisinya dan naik ke divisi 1 R6 Star League. Ketika itu mereka berhasil melibas Team Tobat 2-0 dan membuat mereka terkena degradasi, turun ke divisi 2. Pada babak final, LIMITLESS Gaming kembali memberi kejutan dan bantai iNation eSports 2-0 dari seri best-of-3.

R6 Star League sendiri merupakan kompetisi jangka panjang yang digagas sendiri oleh komunitas Rainbow 6 Indonesia yaitu R6 IDN. Visi dari kompetisi ini adalah memberikan pengalaman bertanding layaknya ESL R6 Pro League, kepada komunitas pemain Rainbow 6 di Indonesia. Selesainya R6 Star League Division Takedown 2-3 ini juga berarti menjadi penutup dari R6 Star League.

Sumber: IGDB
Sumber: IGDB

Kompetisi selanjutnya dari komunitas R6 IDN sendiri adalah Indonesia Series League Season 5 yang akan diselenggarakan Mei nanti. R6 IDN juga sedang mempersiapkan Major Event, yang akan diselenggarakan secara LAN pada sekitar akhir Juni atau awal Juli nanti.

Selamat kepada tim Red Dragon dan SPICA yang berhasil naik divisi! Semoga momen ini bisa menjadi momentum semangat bagi kedua tim dan momentum persiapan tim untuk menghadapi tantangan yang lebih berat di divisi 2 R6 Star League.

PG.Barracx.Icanbutski Menjadi Juara IGL FIFA Offline Competition KAI Millennial Travel Fair

Berada di antara riuh rendah kompetisi Piala Presiden Esports dan ESL Clash of Nation, terselip gelaran IGL FIFA Offline Competition KAI Millenial Travel Fair pada akhir pekan kemarin. Dari gelaran kompetisi yang diselenggarakan selama 2 hari (30-31 Maret 2019), Muhammad “PG.Barracx.Icanbutski” Ikhsan akhirnya berhasil keluar sebagai pemenang.

Memperebutkan total hadiah sebesar Rp6.000.000, sebanyak 86 peserta bertarung sengit demi bisa merebut gelar juara. Selain Icanbutski yang menjadi juara, ada Fahmi sebagai peringkat 2, lalu Marvin Recca yang menjadi peringkat 3.

Kompetisi FIFA ini sendiri merupakan bagian dari gelaran KAI Millennial Travel Fair. Acara tersebut merupakan acara yang diselenggarakan oleh PT. KAI untuk memuaskan kebutuhan pecinta pelesir, khususnya kalangan anak muda.

Sumber: IGL Official Page
Sumber: IGL Official Page

Gelaran turnamen FIFA offline dalam KAI Millennial Travel Fair ini sendiri digarap oleh Indonesia Gaming League. Bagi Anda yang mungkin belum tahu, IGL adalah lembaga esports yang menghadirkan liga kasta utama FIFA 19 FUT tingkat nasional. Namun selain itu, IGL juga menjadi salah satu perpanjangan tangan komunitas FIFA.

Melihat itikad BUMN seperti PT.KAI untuk melirik esports FIFA, Ahmad Fadh selaku Ketua Indonesia FIFA Community pun turut berkomentar. “Jelas senang sekali, FIFA atau game sepakbola bisa dilirik oleh BUMN” jawab Fadh. “Apalagi kita juga tahu bahwa PT KAI kini memang sedang melirik esports sebagai target pasarnya”.

Memang sekarang esports bisa dibilang salah satu cara terbaik untuk menjangkau anak-anak muda. Hal ini mengingat fenomena gaming yang kini menyerebak, dan membuat gaming menjadi salah satu hobi yang umum di kalangan anak muda.

Untuk kerjasama lebih lanjut, Fadh mengatakan bahwa belum ada kepastian, namun kemungkinan akan ada event lanjutan. “Sekarang IGL sedang fokus dengan liganya dan nanti kita juga bakal mengurus event skala regional Asia Tenggara” Fadh menambahkan.

Babak final kompetisi tersebut mempertemukan PG.Barracx.Icanbutski dengan Fahmi, seorang pendatang baru di jagat kompetisi FIFA. Pertandingan berakhir dengan skor 2-2 yang dilanjutkan dengan extra time. Sayang extra time masih belum bisa menemukan konklusi pertarungan antara Ican dengan Fahmi Hussain. Pertandingan akhirnya dilanjut dengan penalty shootout yang dimenangkan oleh Ican.

“Passingnya sabar, terus dia build-up play-nya rapih. Lalu ditambah permainan defend Fahmi juga sangat kuat” Icanbutski bercerita kepada saya soal pertandingannya melawan Fahmi. Lebih lanjut soal kompetisi tersebut, Ican mengaku kegiatan ini sangat berarti bagi komunitas FIFA. “Apalagi kompetisinya free registrasi lalu hadiahnya besar. Melihat KAI berani menyelenggarakan event FIFA, saya optimis scene FIFA akan lebih berkembang lagi ke depannya.” Jawab Icanbutski.

Sumber: PG.Barracx Official Documentation - Edit Hybrid (Akbar Priono)
Sumber: PG.Barracx Official Documentation – Edit Hybrid (Akbar Priono)

Bicara soal target lanjutan, Icanbutski mengatakan bahwa IGL merupakan jadi kompetisi yang ia kejar berikutnya. “Next target saya IGL FIFA 19 FUT Competition yang punya totoal hadiah Rp250 juta. Semoga saya bisa perform bagus dan menjadi juara.” Ican menjawab, menutup obrolan singkat kami.

PG.Barracx.Icanbutski selaku juara kompetisi ini berhak menerima hadiah sebesar Rp3 Juta. Dilanjut dengan peringkat kedua yaitu, Fahmi Hussain, menerima hadiah sebesar Rp2 juta, dan Marvin Recca sebagai peringkat ketiga menerima hadiah sebesar Rp1 juta.

Selain dari kompetisi ini, kualifikasi online IGL FIFA 19 FUT sendiri masih berlanjut sampai 27 April 2019 mendatang. Saat ini kualifikasi sudah memasuki pekan ke-5 untuk mencari sisa 16 pemain FIFA terbaik se-Indonesia lainnya. Semoga dengan semakin banyaknya kompetisi, komunitas FIFA bisa semakin berkembang pesat di antara hingar-bingar esports MOBA dan Battle Royale.

RRQ.Eggsy jadi Runner-Up Virtual Bundesliga International Series Regional SEA

Kualifikasi regional Asia Tenggara untuk Virtual Bundesliga International Series (VBL International Series) akhirnya selesai digelar. Setelah dua pekan pertandingan, Wisuwat asal Thailand akhirnya keluar sebagai juara pertama, setelah kalahkan wakil Indonesia, Ega “RRQ.Eggsy” Rahmaditya.

Selain Eggsy ada juga Kenny “SFI.Rainesual” Prasetyo turut mewakili Indonesia, dan bertanding dengan 10 regional lainnya. Sepuluh regional yang bertanding dalam VBL International series ini sendiri adalah Malaysia, Timor-Leste, Brunei, Singapura, Kamboja, Vietnam, Filipina, Myanmar, Laos, dan Thailand.

Sumber: PlayStation League Asia
Ega “Eggsy” Rahaditya saat bertanding di gelaran PlayStation League Asia 2018. Sumber: PlayStation League Asia

Menariknya, Ega ternyata sempat harus menghentikan saudara seperjuangannya sendiri, saat menuju babak final. Ia bertemu Kenny di babak semi-final, namun Kenny harus rela tersingkir setelah dikalahkan oleh Ega. Sampai di babak final, Wisuwat yang menjadi lawan Eggsy, ternyata memberikan perlawanan yang sangat tangguh.

Dari pertandingan seri best-of-3, Ega terpaksa kalah 2-0 dengan skor 1-2 pada game pertama dan 0-1 pada game kedua. Lebih lanjut soal melawan Wisuwat, Ega menceritakan pengalamannya secara singkat kepada saya. Menurutnya ada dua faktor ketika itu, pertama adalah break yang tidak sama antara dirinya dengan Wisuwat. “Setelah semifinal saya cuma dapat break 5 menit, sementara Wisuwat sudah dapat break sekitar 1 jam. Terasa kurang fair memang, but it is what it is.” Ega menjelaskan.

Faktor kedua, Wisuwat yang memang punya kualitasnya tersendiri sebagai pemain. “Dia mainnya memang lebih bagus. Dia punya composure lebih, ketenangan lebih dan dia mainnya sabar banget. At the end of the day, he’s the better man, very deserved champ!” jawab Ega dengan menjunjung tinggi sportivitas.

Setelah VBL, kompetisi apa lagi yang dikejar oleh RRQ.Eggsy? Ia menjelaskan bahwa dirinya lolos ke dalam kompetisi EChampionsLeague yang akan diadakan akhir April nanti di Manchester, Inggris. “Lebih spesifiknya fokus latihan FUT” tambah Ega.

Lalu target lain yang juga dikejar adalah Live Qualifying Event dan Indonesia Gaming League, karena Ega belum lolos dari kualifikasi liga FIFA 19 FUT lokal Indonesia tersebut. “Minggu ini sih baru ikut IGL lagi, dicoba dulu, siapa tahu lolos, hehe” Ega menjawab.

Sumber: FIFA Games News
Sumber: FIFA Games News

Sayang, perwakilan SEA untuk VBL di Jerman sendiri hanya satu orang saja. Jadi Ega tak lolos ke Grand Final VBL, hanya Wisuwat sang juara satu yang berhasil lolos. Ega selaku peringkat kedua berhak menerima hadiah sebesar 2000 Ringgit Malaysia (sekitar Rp6,9 juta). Lalu Kenny sebagai semi-finalis berhak menerima hadiah sebesar 1000 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp3,4 juta.

Cukup disayangkan Ega dan Kenny masih belum berhasil lolos dalam kompetisi VBL International Series. Namun, kita tentu harus tetap memberi selamat atas prestasi yang berhasil ditorehkan oleh Ega dan Kenny. Tetap semangat bagi Ega dan Kenny, semoga komunitas FIFA 19 bisa terus menorehkan prestasi dalam kompetisi tingkat regional ataupun internasional.

Bungkam Louvre.JG, Onic Esports Jadi Juara Piala Presiden Esports 2019.

Bungkam Louvre.JG 3-0 dalam seri pertandingan best-of-5, Onic Esports menjadi juara Piala Presiden Esports 2019. Onic Esports bisa dibilang sebagai tim Mobile Legends terkuat di musim kompetisi tahun 2019 ini. Tercatat mereka sudah beberapa kali mendapatkan gelar juara belakangan ini. Mereka sempat memengankan Indonesia Esports Games yang selesai digelar pada awal Januari kemarin. Mereka juga kini sedang menduduki posisi pertama di klasemen liga kasta utama, Mobile Legends Professional League.

Kendati demikian, Louvre.JG sempat memberi perlawanan yang berarti saat game pertama melawan Onic Esports. Sayang setelah kekalahan pada game pertama tersebut, permainan Louvre.JG selanjutnya jadi terlihat lebih berantakan, dan momentum tersebut dimanfaatkan oleh Onic Esports.

Sumber
Onic Esports Juara 1 Piala Presiden Esports 2019 bersama dengan Menkominfo, Rudiantara, SC Piala Presiden Esports, Giring Ganesha, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf. Sumber: Press Release Piala Presiden Esports 2019
Piala presiden esports 2019 #2
Louvre.JG peringkat 2 Piala Presiden Esports 2019. Sumber: Press Release Piala Presiden Esports 2019
Piala presiden esports 2019 #3
PSG.RRQ, peringkat 3 Piala Presiden Esports 2019. Sumber: Press Release Piala Presiden Esports 2019

Onic Esports sebagai juara pertama berhak menerima hadiah uang tunai sebesar Rp400 juta. Selanjutnya peringkat kedua ada Louvre.JG yang berhak menerima hadiah uang tunai sebesar Rp200 juta, dan PSG.RRQ sebagai peringkat ketiga berhak menerima hadiah uang tunai sebesar Rp100 juta.

Kemenangan di Piala Presiden Esports 2019 bukan menjadi akhir perjuangan mereka. Seperti apa yang dikatakan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrowi, dalam sambutan acara bootcamp Piala Presiden Esports pada 26 Maret 2019, ketiga tim tersebut akan dimasukkan ke dalam Pelatnas untuk persiapan SEA Games 2019 di Filipina.

Namun dalam menghadapi SEA Games, Onic Esports memiliki tantangan tersendiri. Penyebabnya adalah karena salah satu pemain mereka, Lu “Sasa” Khai Bean, berasal dari Malaysia. Walaupun perwakilan Indonesia untuk esports Mobile Legends di SEA Games masih dipilih lagi dari Pelatnas, namun jika tim Onic Esports yang terpilih, kehilangan Sasa tentu akan membebani mereka.

Menjawab soal ini saat konfrensi pers juara Piala Presiden Esports 2019, kawan-kawan Onic Esports ternyata sepakat bahwa Muhammad “Lemon” Ikhsan dan Supriandi “Watt” Dwi Putra adalah kandidat terbaik pengganti Sasa. Lemon merupakan salah satu pemain bintang dari tim RRQ, yang sampai saat ini masih disegani di jagat kompetitif Mobile Legends Indonesia. Sementara Watt dulu sempat berjuang bersama Afrindo “G” Valentino menumbangkan nama-nama besar seperti EVOS, RRQ, dan BTR, saat MPL Season 1.

Piala Presiden Esports #4
Sasa, pemain asal Malaysia yang bermain dengan tim Onic Esports, kemungkinan tidak akan masuk Pelatnas cabang Esports Indonesia untuk SEA Games karena kewarganegaraannya. Sumber: Dokumentasi Onic Esports

Masih soal menghadapi SEA Games 2019, Hybrid sempat menanyakan soal siapa negara yang jadi lawan terberat. Ternyata tim seperti Capcorn, PSG.RRQ, dan Onic Esports sendiri sepakat bahwa negara Filipina kemungkinan akan jadi lawan berat mereka di SEA Games 2019.

Hal ini wajar adanya, mengingat Filipina memang punya dua tim kuat yaitu Aether Main dan Digital Devils. Kedua tim tersebut berhasil menyingkirkan wakil-wakil Indonesia dalam gelaran MSC 2018 kemarin, sampai akhirnya kedua tim tersebut bertemu di final, yang pertandingannya oleh dimenangkan Aether Main.

Mari kita doakan yang terbaik bagi Onic Esports, Louvre.JG, dan PSG.RRQ. Semoga mereka bisa memberikan yang terbaik, saat mewakili Indonesia dalam gelaran SEA Games 2019 mendatang!