Pentingnya Memahami dan Mematuhi Standar Wajib dalam Kegiatan Ekspor

Ekspor memainkan peran krusial dalam perekonomian global, membuka peluang untuk pertumbuhan dan kerjasama lintas batas. Namun, untuk memastikan keberhasilan dalam perdagangan internasional, pelaku usaha harus memahami dan mematuhi standar wajib yang berlaku.

Standar ini tidak hanya berfungsi sebagai pedoman, tetapi juga sebagai jaminan kualitas, keamanan, dan keberlanjutan produk yang diekspor.

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa standar wajib yang harus dipenuhi dalam kegiatan ekspor.

Mengenal Standar Wajib Ekspor

Standar wajib, yang juga dikenal sebagai standar primer, memegang peranan penting dalam proses ekspor dan merupakan seperangkat persyaratan yang diwajibkan oleh pemerintah melalui regulasi.

Standar ini menjadi fondasi utama yang harus dipersiapkan dengan baik oleh pelaku Usaha yang ingin terlibat dalam kegiatan ekspor. Ini berfokus pada spesifikasi teknis yang diterapkan pada produk yang akan didistribusikan ke pasar internasional.

Fungsi Standar Wajib dalam Ekspor

Menjamin Keamanan dan Keselamatan Produk

Standar wajib dirancang untuk melindungi konsumen dan pemangku kepentingan lainnya dengan memastikan bahwa produk yang diekspor memenuhi standar tertentu terkait dengan aspek keamanan dan keselamatan.

Mencegah Penipuan

Standar ini juga bertujuan untuk mencegah praktik penipuan atau informasi yang menyesatkan terkait dengan produk yang diekspor. Hal ini membantu menciptakan kepercayaan di antara pelaku bisnis internasional.

Menghindari Ketidaksesuaian Produk

Standar wajib membantu dalam menghindari ketidaksesuaian produk dengan regulasi di pasar tujuan. Ini dapat mencakup batasan bahan tertentu, proses produksi, atau karakteristik produk lainnya.

Tingkatan Standar Wajib

Dikutip dari laman UKM Indonesia, standar wajib dapat dibagi menjadi tiga tingkatan level, yaitu:

Level Nasional

Setiap negara memiliki otoritas untuk mengembangkan standar nasional yang berlaku di wilayahnya. Ini biasanya dilakukan melalui lembaga standardisasi nasional atau organisasi pengembangan yang telah diakreditasi.

Level Regional

Beberapa negara di kawasan tertentu, seperti Uni-Eropa dan ASEAN, bekerja sama untuk merumuskan dan menerapkan standar bersama. Ini mendukung terbentuknya pasar tunggal regional dengan standar yang seragam.

Level Internasional

Ada empat lembaga standardisasi internasional utama, yaitu ITU, IEC, ISO, dan CAC, yang mengembangkan standar wajib yang diadopsi secara internasional. Hal ini membantu menciptakan kerangka kerja umum untuk perdagangan internasional.

Standar Wajib untuk Produk Makanan

Produk makanan yang akan diekspor harus mematuhi standar wajib yang berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Dikutip dari Portal Nasional UKM oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI, beberapa komponen penting yang perlu diperhatikan meliputi kontaminasi mikrobiologi, kontaminan, residu pestisida, pengemasan, pelabelan, aditif, enzim, dan perasa.

Kepatuhan terhadap standar ini dapat dibuktikan melalui laporan sertifikat kesehatan dan uji laboratorium. Hal yang tak kalah penting adalah pengemasan dan pelabelan. Tiap jenis makanan memiliki standar pengemasan dan pelabelan tertentu.

Standar Wajib untuk Produk Tekstil

Produk tekstil memiliki beragam standar wajib yang berkaitan dengan keamanan, kandungan bahan kimia, bahan dari hewan atau tanaman liar, pengemasan, dan pelabelan.

Standar paling ketat seringkali terkait dengan kandungan bahan kimia, sehingga produsen tekstil harus memperhatikannya secara cermat. Kepatuhan terhadap standar ini dapat dibuktikan melalui uji laboratorium dan sertifikasi kesehatan.

Mematuhi standar wajib dalam ekspor bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga merupakan langkah kunci untuk membangun reputasi yang baik dan menjaga keberlanjutan bisnis.

Dengan pemahaman yang baik tentang standar-standar ini, perusahaan dapat memastikan bahwa produk mereka dapat bersaing secara global dan memenuhi harapan konsumen di pasar internasional.

Memulai Perjalanan Menuju Pasar Ekspor, Apa yang Dibutuhkan UMKM Indonesia?

Menjadi pelaku bisnis dalam pasar ekspor adalah langkah strategis bagi UMKM untuk memperluas pasar dan meningkatkan pertumbuhan. Namun, seiring dengan peluang yang ada, UMKM juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang perlu diatasi dengan solusi cerdas.

Dalam konteks ini, Yuwono Wicaksono, CEO Goorita, sebuah agregator ekspor di Indonesia, memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana UMKM dapat menghadapi tantangan dan meraih sukses dalam kegiatan ekspor.

Persiapan Produk untuk Ekspor

Dalam melangkah ke pasar ekspor, persiapan produk atau layanan bukanlah sekadar langkah awal, melainkan strategi kunci dasar yang memerlukan perhatian khusus. Memahami esensi persiapan tersebut, Yuwono menyoroti pentingnya langkah-langkah strategis dalam konteks ekspor.

Menurutnya, beberapa langkah kunci yang perlu diadopsi meliputi kurasi database UMKM, pelatihan dan pendampingan, branding dan pengemasan, legalitas, dan sertifikasi. Langkah kunci tersebut tidak hanya akan membantu UMKM memasuki pasar ekspor, tetapi juga memastikan keberlanjutan pertumbuhan UMKM di pasar internasional.

“Goorita akan melakukan riset pasar terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui produk apa yang dibutuhkan dan diminati oleh konsumen di negara tujuan ekspor,” ungkap Yuwono. Konsistensi produk juga menjadi unsur kunci, dengan fokus pada kualitas, bentuk, rasa, dan penampilan untuk memenuhi standar ekspor.

Tantangan dan Peran Agregator dalam Kegiatan Ekspor

Dalam menghadapi persiapan produk untuk ekspor, sejumlah tantangan dapat menjadi hambatan yang perlu diatasi.

Menurut Yuwono, beberapa tantangan yang kerap dihadapi UMKM dalam proses ekspor termasuk kurangnya pemahaman terhadap regulasi dan standar internasional, keterbatasan pengetahuan dan kapasitas untuk ekspor, serta kurangnya pembiayaan ekspor. Karenanya, agregator memiliki peran vital dalam membantu UMKM menghadapi tantangan tersebut.

Yuwono menjelaskan bahwa agregator seperti Goorita dapat membantu UMKM dengan pelatihan, market testing, dan menjangkau konsumen melalui platform online yang memiliki traffic tinggi. Hal ini bisa memberikan keuntungan berupa visibilitas tinggi bagi produk atau layanan UMKM.

Kerjasama antara UMKM dan agregator ekspor juga bisa menciptakan sinergi yang saling menguntungkan, memberikan akses ke pasar yang lebih luas, bantuan dalam promosi, pemasaran, logistik, dan pengiriman yang memudahkan UMKM untuk memasuki pasar ekspor.

Hal Penting dalam Ekspor

Dalam meningkatkan daya saing, peran teknologi dan inovasi sangat penting. Yuwono menekankan bahwa teknologi membantu memperluas jangkauan pasar, meningkatkan kualitas produk, dan efisiensi produksi. “Penggunaan teknologi digital dapat membantu UMKM untuk menghemat waktu dan tenaga dalam proses produksi,” katanya.

Penting pula untuk memahami dan memenuhi regulasi serta standar internasional. Tidak hanya sebagai kewajiban hukum, mematuhi regulasi internasional memiliki dampak positif dalam berbagai aspek.

Selain menjamin kepatuhan hukum dan peraturan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pelanggan, membuka akses ke pasar yang lebih luas, dan memudahkan proses ekspor. Agregator ekspor, sebagai pendamping, dapat membantu UMKM dalam mengurus kebutuhan dokumen yang sesuai dengan regulasi.

“Goorita bisa membantu pendampingan UMKM juga mengurus beberapa syarat dokumen untuk UMKM bisa masuk ke negara tujuan sesuai regulasi yang ada,” tegas Yuwono.

Tips untuk Mengoptimalkan Peluang Pasar Ekspor

Untuk dapat mengoptimalkan peluang pasar ekspor secara optimal, UMKM dapat memanfaatkan jasa agregator seperti Goorita melalui UMKM Halal Hub. Kemudian, UMKM dapat melakukan beberapa tips berikut:

  • Fokus pada produk atau layanan yang memiliki daya saing.
  • Lakukan riset pasar, bangun jaringan, dan akses pasar yang sesuai.
  • Memahami legalitas, sertifikasi, dan regulasi internasional yang diperlukan.
  • Memanfaatkan teknologi dan digitalisasi untuk meningkatkan kompetensi produk.
  • Manfaatkan dukungan pemerintah yang ada untuk mempermudah kegiatan ekspor.

Dengan persiapan yang matang, pemanfaatan teknologi, dan pemahaman mendalam terhadap pasar internasional, UMKM memiliki peluang besar untuk berhasil dan tumbuh di pasar global.

Selain itu, melalui kerjasama dengan agregator seperti Goorita, UMKM dapat menembus pasar internasional dengan lebih efektif.

Komponen Penghitungan Biaya dan Harga dalam Bisnis Ekspor

Dalam era globalisasi ini, aktivitas ekspor menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi suatu negara. Bagi pelaku bisnis yang terlibat dalam kegiatan ekspor, menghitung biaya dan harga produk yang akan diekspor menjadi hal yang krusial. Proses ini melibatkan berbagai aspek, termasuk biaya produksi, distribusi, dan berbagai pungutan yang dapat memengaruhi profitabilitas.

Dirangkum dari laman UKM Indonesia, berikut beberapa biaya yang perlu diperhitungkan dalam ekspor:

Biaya HPP (Harga Pokok Produksi)

Biaya produksi melibatkan semua elemen yang diperlukan untuk menghasilkan produk, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik. Penghitungan yang akurat dari HPP memberikan dasar untuk penetapan harga yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan pasar.

Biaya Pengemasan Produk

Biaya ini mencakup semua aspek pengemasan produk, termasuk bahan kemasan dan proses pengemasan. Kemasan yang baik tidak hanya melindungi produk tetapi juga menciptakan kesan positif pada konsumen dan menjadi identitas produk Anda.

Biaya Pembayaran Bank (Bank Charge)

Terjadi saat menggunakan layanan bank untuk transaksi ekspor. Biaya ini melibatkan penggunaan metode pembayaran seperti T/T, L/C, dan CAD, yang dapat membawa biaya tambahan tergantung pada layanan yang diberikan oleh bank.

Biaya Transportasi dari Gudang ke Pelabuhan (Trucking)

Trucking mencakup biaya pengiriman barang dari gudang produksi menuju pelabuhan pengiriman. Ini termasuk biaya bahan bakar, ongkos pengemudi, dan biaya terkait lainnya.

Biaya Forwarder

Jika menggunakan jasa forwarder, biaya ini mencakup pengurusan transportasi dari gudang hingga pelabuhan, pengurusan dokumen ekspor, dan koordinasi pengiriman barang.

Biaya Pengurusan Dokumen Ekspor

Biaya ini berkaitan dengan persiapan dan pengurusan dokumen yang diperlukan untuk proses ekspor sesuai dengan persyaratan negara tujuan.

Terminal Handling Charge (THC)

THC adalah biaya yang dibayarkan ke otoritas pelabuhan untuk penanganan barang di pelabuhan. Ini meliputi kegiatan seperti bongkar muat barang dari kapal.

Biaya Bea Keluar

Dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Bea Keluar adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang kepabeanan yang dikenakan pada barang ekspor tertentu. Diperlukan pemahaman mendalam mengenai regulasi dan jenis barang yang terkena bea keluar.

Biaya Komisi Agen Penjualan (Broker)

Biaya ini muncul jika Anda menggunakan jasa agen penjualan atau broker untuk membantu dalam menjual produk ke pasar internasional. Ini bisa berupa komisi atau honorarium.

Biaya Pengiriman (Freight)

Biaya freight mencakup biaya pengiriman produk dari pelabuhan di Indonesia ke pelabuhan di negara tujuan. Ini tergantung pada jarak dan cara pengiriman barang.

Biaya Asuransi

Melibatkan asuransi pengiriman dan pembayaran yang mencakup risiko selama pengiriman produk dan risiko terkait pembayaran transaksi.

Biaya Pergudangan

Penghitungan ini melibatkan biaya sewa gudang atau biaya penyusutan gudang, tergantung pada apakah gudang disewa atau dimiliki.

Biaya Operasional Lainnya

Biaya-biaya lain yang mencakup sewa kantor, listrik, telepon, internet, gaji karyawan, dan biaya operasional lainnya yang diperlukan dalam proses ekspor.

Biaya Bunga dan Pajak

Biaya ini terkait dengan bunga dan pajak yang harus dibayarkan jika terdapat tanggungan hutang dari pinjaman bisnis yang digunakan untuk mendukung operasional ekspor.

Pentingnya menguasai penghitungan harga dan biaya untuk ekspor tak hanya sebatas manajemen operasional, tetapi juga menjadi dasar yang kokoh untuk mengelola risiko finansial. Penghitungan biaya yang akurat membantu mencegah kerugian finansial dan menjaga stabilitas perusahaan di pasar internasional.

Mengenal HS Code dalam Bisnis Ekspor-Impor

Dalam era globalisasi ini, perdagangan internasional menjadi salah satu pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Untuk menyelaraskan dan memfasilitasi alur perdagangan yang semakin kompleks, Harmonized System Code (HS Code) muncul sebagai sistem klasifikasi universal untuk barang perdagangan di seluruh dunia.

Indonesia, sebagai salah satu pemain kunci dalam arena perdagangan global, mengadopsi HS Code sebagai dasar pengklasifikasian produk ekspor-impor.

Mengenal HS Code

Sistem HS Code, singkatan dari Harmonized System Code, telah menjadi pilar utama dalam pengklasifikasian barang perdagangan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Fungsi utama HS Code adalah menciptakan keseragaman dalam klasifikasi produk ekspor-impor secara sistematis. Dengan menggunakan kode ini, setiap negara dapat dengan mudah menetapkan tarif, mencatat transaksi perdagangan, mengontrol transportasi, dan menyusun laporan statistik perdagangan.

Di Indonesia, HS Code diintegrasikan ke dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI), yang memberikan penjelasan mengenai tarif untuk setiap produk. Tujuan utama dari HS Code adalah memudahkan pengumpulan data dan laporan statistik ekspor-impor.

Dengan memiliki sistem klasifikasi yang seragam, pemerintah dapat secara efisien memonitor dan menganalisis tren perdagangan, yang menjadi dasar kebijakan ekonomi.

Lebih dari sekadar alat administratif, HS Code juga memberikan sistem yang resmi secara internasional dalam memberikan kode, penjelasan, dan klasifikasi untuk masing-masing produk perdagangan ekspor-impor. Hal ini memfasilitasi kerjasama internasional, memastikan informasi yang terkandung dalam transaksi perdagangan dapat dipahami dan diterima oleh berbagai negara.

Cara Mengetahui HS Code

Dikutip dari Portal Informasi Indonesia, terdapat 2 cara untuk mengetahui HS Code suatu barang, yaitu melalui INSW dan Kemendag. Berikut adalah panduan untuk mengetahui HS Code suatu barang melalui portal INSW.

  • Akses portal INSW melalui http://eservice.insw.go.id/
  • Pilih menu INDONESIA NTR di Toolbar, kemudian pilih HS CODE INFORMATION.
  • Di bagian parameter, pilih BTBMI – Description in Indonesian.
  • Masukkan kata kunci dalam Bahasa Indonesia pada bagian Key words.
  • Akan muncul berbagai jenis HS Code yang terkait dengan kata kunci yang dicari.
  • Cari HS Code yang sesuai, biasanya terdiri dari delapan digit.
  • Scroll ke bawah untuk melihat informasi penting, seperti besarnya Bea Masuk, PPN, PPH, dan Larangan atau Pembatasan (Lartas).

Dengan semakin kompleksnya perdagangan internasional, HS Code telah membuktikan diri sebagai pilar utama dalam mengklasifikasikan barang dan memfasilitasi alur perdagangan.

5 Agregator Ekspor Indonesia yang Membuka Peluang Bisnis Internasional

Pada era globalisasi ini, ekspor memiliki peran yang sangat vital dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Banyak pelaku usaha yang ingin menggali pasar internasional untuk meningkatkan daya saing dan meraih keuntungan yang lebih besar.

Namun, seringkali, tantangan utama yang dihadapi oleh pelaku usaha adalah aksesibilitas informasi dan konektivitas dengan pasar luar negeri. Di sinilah peran agregator ekspor menjadi sangat penting.

Mengenal Agregator Ekspor

Agregator ekspor adalah suatu perusahaan yang mengumpulkan, mengorganisir, dan menyediakan informasi terkait ekspor ke pasar internasional. Secara sederhana, agregator ekspor berfungsi sebagai perantara antara produsen dan pasar global.

Dengan menggunakan teknologi dan konektivitas digital, agregator ekspor memfasilitasi pelaku usaha untuk mengeksplorasi peluang ekspor dengan lebih efisien.

Keuntungan Menggunakan Agregator Ekspor

Akses ke Pasar Global

Agregator ekspor membuka pintu bagi perusahaan untuk masuk ke pasar global tanpa harus menghadapi hambatan logistik dan distribusi yang rumit. Ini memungkinkan perusahaan kecil dan menengah untuk bersaing dengan perusahaan besar di pasar internasional.

Efisiensi Biaya

Bekerja sama dengan agregator ekspor memberikan sejumlah keuntungan, terutama dalam mengurangi beban biaya yang mungkin timbul ketika melakukan aktivitas ekspor secara individu.

Beberapa aspek biaya yang dapat dipangkas melibatkan proses ekspor termasuk biaya bea cukai, pengangkutan, rush handling (pengiriman cepat melalui pesawat udara), biaya layanan kapal, biaya kartu ekspor, biaya pengemasan, termasuk biaya sewa kontainer, dan biaya logistik lainnya.

Efisiensi Proses

Agregator ekspor memiliki potensi untuk menyederhanakan proses birokrasi yang seringkali dianggap rumit. Persyaratan seperti memiliki badan hukum, diakui sebagai eksportir terdaftar, serta memperoleh izin dari berbagai instansi seperti Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian, dan instansi lainnya dapat menjadi lebih mudah dan efisien dengan bergabung dalam kemitraan dengan agregator ekspor.

Contoh Agregator Ekspor

Aspenku

Aspenku adalah marketplace PT. Aplikasi Penunjang Ekonomi Nasional yang menyatukan produsen, eksportir, dan pembeli produk Indonesia berkualitas tinggi.

Exporthub.id

Exporthub.id, ekosistem ekspor pertama di Indonesia, memfasilitasi UMKM masuk perdagangan global dari hulu hingga hilir. Juga, dirancang berdasarkan pengalaman lapangan untuk relevansi dengan standar perdagangan global.

Out of Asia (OOT)

PT Out of Asia, melalui merek Out of Asia (OOT), adalah produsen dan pengekspor aksesoris dekoratif, peralatan makan, peralatan dapur, aksesori kamar mandi, dan produk penyimpanan buatan Indonesia.

Goorita

Goorita, berdiri tahun 2020, mendukung ekspansi dan ekspor produk lokal Indonesia ke pasar global, serta menyediakan solusi mudah untuk pemasaran dan pengiriman global.

Una Brands

Una Brands, sebagai pembeli berbagai brand top di kategorinya, fokus pada merek-merek dengan rekam jejak yang kuat, kualitas produk tinggi, dan ulasan pelanggan yang baik.

Agregator ekspor bisa menjadi opsi bagi perusahaan yang ingin mengoptimalkan kegiatan ekspor mereka. Dengan menyatukan sumber daya, menyederhanakan proses, dan memberikan keunggulan dalam pemasaran global, agregator ekspor menjadi mitra berharga dalam menjembatani antara pelaku bisnis lokal dengan pasar internasional.

Syarat-syarat Penting dalam Proses Ekspor

Ekspor bukan hanya dapat dilakukan perusahaan besar, namun juga menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Meskipun skala bisnis UMKM lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan besar, tetapi dengan kemajuan teknologi dan dukungan kebijakan, UMKM dapat memanfaatkan peluang ekspor untuk memperluas pangsa pasar dan meningkatkan pertumbuhan bisnis.

Namun, proses ekspor tidak hanya melibatkan penjualan produk, tetapi juga membutuhkan pemahaman mendalam tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi. Agar kegiatan ekspor berjalan lancar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, eksportir perlu mematuhi sejumlah persyaratan tertentu. Apa saja persyaratan tersebut? Simak lebih lengkap pada artikel ini, ya!

Pentingnya Memahami Syarat-syarat Menjadi Eksportir

Memahami dan memenuhi syarat-syarat untuk menjadi eksportir adalah pondasi utama bagi perusahaan yang ingin merambah pasar internasional. Lebih dari sekadar mematuhi regulasi pemerintah, pemahaman ini mencerminkan kesiapan dan kredibilitas perusahaan dalam menghadapi persaingan di tingkat global.

Salah satu syarat menjadi eksportir adalah aspek hukum. Aspek hukum menjadi titik sentral dalam pemahaman terhadap syarat-syarat menjadi eksportir. Badan hukum yang sah memberikan dasar legalitas yang kuat, memastikan bahwa setiap langkah yang diambil oleh perusahaan sesuai dengan hukum yang berlaku di tingkat nasional dan internasional. Dengan memahami dan mematuhi aspek hukum ini, perusahaan dapat menghindari konsekuensi negatif yang mungkin timbul akibat pelanggaran aturan.

Syarat Menjadi Eksportir

Syarat ini umumnya meliputi aspek legal, administratif, dan kepatuhan terhadap regulasi ekspor. Berikut adalah beberapa syarat utama:

  • Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP): Pengusaha harus memiliki NPWP yang merupakan identifikasi pajak di Indonesia.
  • Nomor Induk Berusaha (NIB): NIB berfungsi sebagai tanda pengenal importir atau eksportir dan merupakan syarat wajib untuk melakukan kegiatan ekspor.
  • Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP): SIUP adalah izin yang diperlukan untuk menjalankan usaha di bidang perdagangan, termasuk ekspor.
  • Angka Pengenal Importir Ekspor (API): Khusus untuk ekspor, diperlukan API yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan.
  • Laporan Surveyor: Untuk beberapa jenis barang, seperti mineral dan batubara, diperlukan laporan surveyor yang mengesahkan kualitas dan kuantitas barang.
  • Pendaftaran Barang: Beberapa jenis barang mungkin memerlukan pendaftaran atau mendapatkan persetujuan khusus tergantung pada regulasi negara tujuan ekspor.
  • Pemenuhan Standar dan Sertifikasi: Barang yang diekspor harus memenuhi standar kualitas dan keamanan, baik yang ditetapkan oleh Indonesia maupun negara tujuan ekspor. Ini bisa termasuk sertifikasi seperti ISO, halal, SNI, dll.
  • Dokumen Ekspor: Ini termasuk Invoice, Packing List, Bill of Lading (B/L) atau Air Waybill (AWB), dan dokumen lain sesuai jenis barang dan persyaratan negara tujuan.
  • Pembayaran Pajak dan Bea Keluar: Pastikan bahwa semua kewajiban pajak dan bea keluar telah dipenuhi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
  • Perizinan Khusus untuk Barang Tertentu: Untuk barang-barang tertentu seperti produk pertanian, ikan, dan barang-barang yang diatur atau dilindungi, mungkin diperlukan izin khusus dari instansi terkait.
  • Asuransi Pengiriman: Terutama untuk barang-barang bernilai tinggi, asuransi pengiriman sering kali menjadi syarat untuk melindungi dari risiko selama proses pengiriman.
  • Pemahaman tentang Incoterms: Incoterms mengatur tanggung jawab pengirim dan penerima dalam proses pengiriman barang ekspor.
  • Kesesuaian dengan Regulasi Negara Tujuan: Penting untuk memahami dan memenuhi semua persyaratan yang diberlakukan oleh negara tujuan ekspor, termasuk label, kemasan, dan batasan impor.
  • Akses ke Portal Indonesia National Single Window (INSW): Untuk proses administrasi ekspor, pengusaha harus memiliki akses ke portal INSW yang memudahkan proses perizinan ekspor.

Selalu pastikan untuk memperbarui informasi terkini terkait regulasi ekspor karena peraturan dapat berubah dari waktu ke waktu. Juga, mendapatkan bantuan dari konsultan ekspor atau agen pengapalan yang berpengalaman bisa sangat membantu dalam memperlancar proses ekspor.

Menjadi eksportir bukanlah proses yang sederhana, namun dengan memenuhi semua syarat yang telah ditetapkan, perusahaan dapat membuka peluang besar untuk tumbuh di pasar global. Penting untuk selalu memahami regulasi dan perizinan yang berlaku agar proses ekspor berjalan dengan lancar.

Apa itu Letter of Credit? Manfaat dan Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pembuatannya

Saat ini transaksi pembayaran tidak hanya dilakukan dengan uang fisik, perbankan telah mengeluarkan metode pembayaran jenis cek, bilyet, giro maupun transfer. Pembayaran transaksi yang membutuhkan jumlah uang besar membutuhkan perbankan sebagai pihak yang merealisasikan.

Salah satunya seperti transaksi yang dilakukan dalam skala internasional, perbankan bertugas mengeluarkan letter of credit untuk merealisasikan transaksi yang melibatkan dua pihak beda negara. Lalu sebenarnya apa itu LC (letter of credit) dan apa manfaatnya dalam perdagangan internasional? untuk mengetahui pengertian letter of credit, berikut ini penjelasan selengkapnya!

Apa itu LC (letter of credit) ?

LC (letter of credit) adalah dokumen penting berupa surat yang berisi mengenai transaksi perjanjian perdagangan dalam skala internasional; Letter of credit adalah surat yang biasa digunakan pada saat seseorang sebagai syarat untuk menjamin pembayaran yang dilakukan antar pihak dalam skala internasional.

LC (letter of credit) merupakan sebuah metode pembayaran dimana terjadi pemisahan antara perjanjian jual beli dengan perjanjian yang tercantum di letter of credit, sehingga setiap pihak memiliki kontrak perjanjiannya masing-masing. Letter of credit merupakan sistem transaksi yang cukup unik, karena bisa jadi para pihak penjual dan pembeli dalam transaksi perdagangan ini masih tidak mengenal satu sama lain.

Seringkali letter of credit digunakan juga untuk menghindari terjadinya risiko kerugian pada saat transaksi perdagangan berlangsung. Letter of credit juga memiliki jangka waktu yang telah ditentukan oleh penjual dan pembeli untuk menyerahkan dokumen agar proses transaksi dapat berlangsung.

Manfaat Letter of Credit

Letter of credit tidak hanya digunakan sebagai dokumen syarat transaksi perdagangan internasional, tetapi LC (letter of credit) juga memiliki beragam manfaat lainnya yang dapat memberikan keuntungan. Berikut ini beberapa manfaat dari letter of credit:

  • Metode pembayaran yang lebih aman untuk eksportir dan importir

LC (letter of credit) digunakan untuk menjamin bahwa barang yang dikirimkan dan pembayaran yang diterima telah sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati. Jika tidak ada letter of credit maka transaksi perdagangan internasional bisa jadi batal, sebagai contoh jika barang yang dikirim tidak sesuai dengan perjanjian sebelumnya maka importir dapat meminta ganti rugi atas barang tersebut.

  • Transaksi pembayaran dilakukan dengan dasar dokumen

LC (letter of credit) juga bermanfaat bagi eksportir maupun importir, karena segala bentuk penerimaan dan pembayaran barang disesuaikan dengan ketentuan pada dokumen. Transaksi dilakukan sesuai dengan waktu yang telah disepakati, sebagai contoh jika eksportir tidak mengirimkan barang yang telah dijanjikan maka ia tidak akan mendapatkan pembayaran. Disisi lain jika importir tidak membayar sesuai kesepakatan maka eksportir dapat melaporkannya.

  • Tersedia banyak alternatif LC 

Transaksi perdagangan dengan letter of credit juga memudahkan terjadinya perdagangan internasional, karena tersedianya beragam alternatif LC yang dapat dipilih. Hal ini untuk menyesuaikan kemampuan dan syarat-syarat yang menguntungkan eksportir maupun importir.

  • Kredit dari bank devisa

LC (letter of credit) bermanfaat dalam mengamankan proses transaksi yang dilakukan oleh importir dan eksportir. Semisal eksportir tidak memenuhi persyaratan kredit dalam perdagangan, maka pihak bank tidak akan mengirimkan pembayaran uang kepada eksportir.

Pihak Pembuat Letter of Credit

Letter of credit (LC) melibatkan sejumlah pihak yang terlibat dalam proses pembuatannya, berikut ini pihak-pihak yang terlibat pembuat surat letter of credit:

  • Importir

Importir adalah pihak yang membeli barang dan terlibat dalam pembuatan letter of credit. Dimana pihak importir bertugas untuk meminta pembukaan letter of credit untuk melakukan transaksi perdagangan internasional.

  • Eksportir

Eksportir adalah pihak penjual atau penyedia barang dan menerima dokumen letter of credit  dari importir. Hal ini berarti menjelaskan bahwa eksportir merupakan pihak penerima keuntungan pada saat kredit yang berada di bank telah memenuhi syarat.

  • Opening Bank

Pihak lainnya yang terlibat dalam pembuatan letter of credit adalah opening bank, yaitu pihak yang membantu untuk membuka pembuatan letter of credit. Opening bank bisa melakukan dapat membuka letter of credit atas permintaan importir atau berdasarkan kepentingan yang dibutuhkan oleh bank terkait.

  • Bank Koresponden

Bank koresponden juga terlibat dalam pembuatan letter of credit, dimana pihak bank ini akan meneruskan proses pembukaan yang telah dilakukan opening bank. Pihak bank bertugas untuk melakukan pembayaran pada kantor cabang dimana eksportir berada.

Itu dia penjelasan seputar letter of credit yang biasa digunakan untuk transaksi perdagangan internasional. Pembuatan letter of credit membutuhkan proses yang cukup lama karena perlu adanya verifikasi dan persetujuan dari pihak bank, oleh karena itu jika kalian ingin melakukan transaksi impor dan ekspor pastikan berkas-berkas yang dibutuhkan telah tersedia. Semoga informasi yang telah disampaikan dapat bermanfaat!

Ekspor Adalah: Pengertian, Manfaat dan Proses Pelaksanaanya di Indonesia

Ekspor adalah kegiatan dalam perdagangan internasional dimana negara mengirimkan barang produksinya ke luar negeri atas permintaan yang diberikan.

Kegiatan ekspor banyak diketahui sebagai pengiriman produk-produk lokal ke luar negeri, banyak manfaat yang muncul akibat ekspor. Simak penjelasan dibawah ini!

Pengertian Ekspor

Ekspor adalah kegiatan mengirimkan barang ke luar negeri, kegiatan ekspor ini berlangsung karena adanya penawaran dari pihak lain terhadap suatu produk yang terjadi antara pihak eksportir dan importir.

Proses terjadinya ekspor biasanya membutuhkan metode Letter of Credit atau non-L/C, hal ini ditentukan oleh kesepakatan eksportir dan importir mengenai risiko dan keuntungan yang dapat diperoleh kedua pihak.

Manfaat Ekspor

Sebagaimana impor memberikan manfaat pada suatu negara, maka ekspor juga memiliki manfaatnya tersendiri. Kegiatan ekspor bisa dimanfaatkan oleh suatu negara, lembaga atau bahkan perorangan yang berkaitan dengan kesepakatan bisnis antara dua pihak yaitu eksportir dan importir.

Beberapa hal yang menjadi manfaat utama dengan adanya ekspor dalam suatu negara, diantaranya meliputi hal berikut:

  • Meningkatkan Pendapatan Milik Negara

Salah satu hal yang diraih dengan adanya ekspor adalah pendapatan negara yang semakin meningkat. Semakin banyak permintaan yang dibutuhkan oleh pihak importir, maka negara sebagai pihak eksportir akan mendapatkan keuntungan dalam hal pendapatan.

Metode pembayaran ekspor dilakukan dengan devisa negara, yaitu alat pembayaran luar negeri yang diakui sehingga dapat ditukarkan ke dalam uang luar negeri. Tanpa menggunakan metode devisa maka tidak akan terjadi proses pertukaran jual-beli.

  • Meningkatkan ekspansi bisnis di luar negeri

Ekspor juga memiliki potensi untuk meningkatkan ekspansi bisnis lokal berkembang di luar negeri. Melalui ekspor maka para pedagang di negara Indonesia memiliki kesempatan untuk memperkenalkan produk mereka, untuk menarik lebih banyak konsumen dari luar negeri.

Meningkatkan ekspansi bisnis di luar negeri juga akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan industri dalam bidang terkait produk tersebut.

  • Memperkenalkan Brand Lokal dan Kualitas Suatu Negeri Secara Internasional

Kualitas produk suatu negara juga akan diukur melalui produk ekspor tersebut, jika produk yang dikirimkan sesuai dengan kebutuhan konsumen tidak menutup kemungkinan bahwa produk-produk lokal pun akan semakin dilirik dengan penilaian kualitas yang bagus.

Melalui ekspor masyarakat memiliki kesempatan untuk dapat memperkenalkan produk atas nama brand lokal mereka sendiri.

  • Mengembangkan Lapangan Pekerjaan

Jika bisnis ekspor suatu negara mengalami peningkatan dan tanggapan positif, maka akan muncul lebih banyak permintaan. Semakin banyak permintaan maka akan banyak juga tenaga kerja yang diperlukan untuk mencapai target permintaan.

Proses Pelaksanaannya

Berdasarkan peraturan yang disampaikan oleh kementerian perdagangan di Indonesia, maka proses pelaksanaan ekspor membutuhkan beberapa tahapan proses, sebagai berikut:

1.Sales Contract Process

Merupakan surat persetujuan antara pihak penjual dan pembeli untuk tindak lanjut pembelian. Surat ini berisi mengenai persyaratan pembayaran barang meliputi, harga, jumlah, cara pengangkutan produk, pembayaran asuransi dan lainnya.

2.L/C Opening Process

Letter of Credit (L/C) adalah jaminan bagi importir dan eksportir yang berasal dari bank penerbit mengenai pembayaran dan jangka waktu atas penyerahan dokumen yang diminta importir.

Proses ini cukup panjang karena melibatkan proses opening bank untuk melakukan pembayaran sesuai dengan sales contract, dilanjut dengan proses confirmation dari opening bank kepada advising bank dan jika dokumen telah dinyatakan keabsahannya maka eksportir berhak menerima dokumen sebagai surat pengantar.

3.Cargo Shipment Process

Proses yang dilakukan eksportir untuk menunjukan bahwa barang telah dikirimkan dan dibuktikan melalui dokumen pengapalan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

4.Shipping Document Negotiation Process

Proses dalam ekspor yang bertujuan untuk melakukan klaim atau hak milik atas barang yang telah dibayar oleh importir.

Demikian informasi seputar pengertian, manfaat dan proses kegiatan eksportir berlangsung. Semoga membantu untuk memahami lebih dalam mengenai tahapan bagaimana produk kita terkirim ke luar negeri!

BukaGlobal Feature Allows Overseas Consumers Shop in Bukalapak

Bukalapak’s Youtube channel this week has uploaded a video promoting BukaGlobal, a service that allows overseas consumers to shop in Bukalapak. The latest breakthough provides opportunities for Indonesian products to be accessed by overseas customers. BukaGlobal is set to launch next Monday (5/20) in Singapore.

In the promotion video on Bukalapak, they proclaim as the first Indonesian e-commerce to be accessible by overseas customers.

As quoted in the news on BukaReview, the Bukalapak’s new feature is going to penetrate some countries, such as Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam, Hong Kong, and Taiwan. Meanwhile, the sellers are limited to selected ones in Jakarta and Tangerang area.

The same source leaked, BukaGlobal is using one way shipping or export. In terms of payment, it’s available using credit card, debit, collection point from local remittance agent, all in Rupiah.

BukaGlobal is to be the new innovation series by Bukalapak in 2019 after launching same day delivery service in collaboration with Paxel, Buka Asuransi, and the R&D center. Earlier this year, they also secured 706 billion Rupiah from Mirae Asset and Naver Corp.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Fitur BukaGlobal Mungkinkan Konsumen Luar Negeri Belanja di Bukalapak

Minggu ini kanal Youtube Bukalapak menggunggah sebuah video yang mempromosikan BukaGlobal, sebuah layanan yang memungkinkan pengguna luar negeri untuk berbelanja di Bukalapak. Ini merupakan terobosan baru karena membuka kesempatan barang-barang dari Indonesia diakses para pembeli dari luar negeri. Kabarnya BukaGlobal akan diresmikan Senin (20/5) pekan depan di Singapura.

Dalam video promosi yang diunggah akun Bukalapak, mereka mengklaim sebagai bisnis e-commerce Indonesia pertama yang bisa dinikmati oleh pengguna luar negeri.

Dikutip dari sebuah tulisan yang dimuat di BukaReview, fitur baru Bukalapak ini tampaknya akan mulai melayani beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hongkong dan Taiwan. Sedangan untuk penjual masih terbatas, hanya untuk pelapak terpilih yang berada di area Jakarta dan Tangerang.

Masih dari sumber yang sama, bentuk pengiriman yang berlaku di BukaGlobal hanya berlaku satu arah atau ekspor. Sementara untuk pembayarannya menggunakan kartu kredit, kartu debit, collection point yang disediakan oleh local remittance agent dan menggunakan kurs rupiah.

BukaGlobal akan menjadi rangkaian inovasi baru dari Bukalapak di tahun 2019 setelah sebelumnya mereka meresmikan layanan “same day delivery” bekerja sama dengan Paxel, BukaAsuransi, dan meresmikan kantor riset dan inovasi. Awal tahun ini juga Bukalapak membukukan pendanaan 706 miliar dari Mirae Asset dan Naver Corp.

Application Information Will Show Up Here