Tempuh 640km Sekali Charge, Mobil Elektrik Futuristis Fisker EMotion Siap Jegal Tesla

Hampir 10 tahun silam Henrik Fisker menggandeng Quantum Technologies untuk meluncurkan Fisker Automotive. Visi sang desainer Aston Martin DB9 itu sederhana: menciptakan mobil elektrik yang anggun serta menyenangkan dikendarai. Sayang kiprah mereka harus terhenti prematur. Perusahaan itu bangkrut di 2013, dan asetnya dibeli Wanxiang. Di September 2015, Fisker Automotive berubah jadi Karma Automotive.

Beralihnya kepemilikan aset tentu memengaruhi produk mereka, termasuk Fisker Karma. Mobil sedan sport premium range-extended elektrik pertama itu harus berganti nama jadi Karma Rovero. Tapi Henrik Fisker tidak mau menyerahkan mimpinya begitu saja. Di bulan Oktober 2016 ia kembali mendirikan perusahaan mobil elektrik, bernama Fisker Inc, dan segera menyingkap ‘penerus spiritual’ Fisker Karma: Fisker EMotion.

EMotion 1

Sebelum sejumlah gambar EMotion diunggah lewat Twitter milik Fisker, Business Insider sempat menyebut mobil baru itu sebagai ‘jagal bagi Tesla’. Kabarnya, EMotion tidak lagi ditenagai baterai lithium-ion biasa, ia memanfaatkan supercapacitor graphene. Graphene ialah material tertipis dan terkuat di Bumi, lalu selain mampu menyimpan energi, supercapacitor membutuhkan waktu pengisian yang jauh lebih singkat dibanding li-ion. Berbekal teknologi ini, EMotion diklaim mampu membawa penumpangnya berkendara sejauh 640km sekali charge.

Ketika Fisker Karma mengusung penampilan ala mobil sport mewah – kesan ini diperkuat oleh grille depan serta garis-garis mirip Aston Martin – Fisker EMotion terlihat lebih futuristis. Ia tidak lagi mempunyai grille, lalu lekukan-lekukan, spoiler terintegrasi dan hoodline rendah membuatnya seperti anggota Decepticon. Tentu saja rancangan tersebut bukan sekedar diusung agar mobil tampil menarik, tapi juga membantu performa dari sisi aerodinamika.

EMotion 2

EMotion akan memanfaatkan kombinasi struktur bingkat dari serat karbon dengan tubuh aluminium sehingga bobotnya minimal. Dari gambar, kendaraan ini memiliki cermin spion yang hampir pipih dan tidak membutuhkan handle untuk membuka pintu butterfly-nya. Buat pencahayaan, EMotion menggunakan jenis lampu LED adaptive.

Henrik Fisker memang belum mengungkap spesifikasi resminya, namun di atas kertas, mesin elektrik EMotion kabarnya sanggup melesat hingga kecepatan maksimal 260-kilometer per jam berkat dukungan baterai graphene, diproduksi oleh Fisker Nanotech, sebuah joint venture antara Fisker dan Nanotech Energy. Jika menghitung dari angka, jarak tempuh serta kecepatan tertinggi EMotion memang berada di atas Tesla Model S – yaitu 506km dengan top speed 250km/j.

Rencananya, tim Fisker Inc. akan segera mengumumkan info mengenai kapan distribusi dilakukan setelah EMotion dipamerkan secara resmi ke publik pada pertengahan tahun 2017.

Via Engadget & Jalopnik.

Benteng Pertahanan Diri dari Rasa Iri Terhadap Kesuksesan Orang Lain

Berita tentang kesuksesan seorang kawan lama bisa menimbulkan sedikit perasaan ‘aneh’ dalam diri. Tentu saja Anda ikut bangga dan bahagia untuknya, namun tetap saja hal tersebut bisa membuat Anda tiba-tiba menjadi sulit berpikir. Semuanya terasa campur aduk. Ada yang aneh di dalam sana, tetapi Anda tidak menemukan apa itu. Itulah perasaan iri. Perasaan yang tidak menyenangkan, bukan?

Mengenali rasa iri yang diam-diam menyelinap

Sebenarnya, iri merupakan emosi otomatis dalam diri. Kita tidak bisa menghentikan iri diam-diam menyelinap dalam benak. Namun, ada cara untuk mengubah emosi ini menjadi tindakan yang lebih konkret.

Tidak semua orang bisa dengan terbuka mengakui, “Saya iri!”. Atau bahkan tidak semua orang bisa mengenali emosi ini dengan jelas. Namun rasa iri yang samar dan tidak jelas tersebut sebenarnya sedang mendongengkan benak Anda tentang tiga isu besar.

Seorang profesor, Leigh Thompson dari  Kellogg School of Management, menjabarkan tiga cerita tersebut.

Pertama, “Hidup ini tidak adil. Saya tidak tahu mengapa orang ini mendapatkan perhatian dan penghargaan.” Kedua, “Saya yang harusnya berhak mendapatkan!” Kemudian, ketiga, “Apa pun perhatian atau prestasi orang ini tidak patut didapatkannya.”

Dorongan perasaan ini kemudian akan menjelma menjadi keinginan untuk bergosip, serta usaha kritik menjatuhkan tentang segala hal untuk membuka mata sekitar, bahwa orang tersebut tidak layak mendapatkan kesuksesan tersebut.

Meski merupakan emosi alami, rasa iri merugikan bagi diri sendiri. Oleh karena itu, rasa ini ini harus mampu Anda kontrol dan kendalikan, sehingga berbalik menjadi sesuatu yang positif bagi Anda.

Perasaan iri membunuh proses pembelajaran

Rasa iri akan terasa lebih akut ketika orang itu adalah orang yang dekat dengan Anda. Misalnya, seseorang yang bekerja bersama dengan Anda dalam satu kantor atau bahkan satu tim, namun jenjang kariernya melesat melebihi Anda. Dalam bisnis, orang dekat itu biasanya adalah teman seperjuangan dalam merintis bisnis, namun ia lebih sukses sedangkan Anda masih berkutat dengan problem yang sama.

Akan ada ketakutan bahwa orang-orang membuat perbandingan antara dia dan Anda. Akibatnya, rasa iri ini, adalah bibit kematian dari proses belajar Anda. Alih-alih berusaha untuk mendengarkan, menelisik, serta memikirkan solusi bersama, otak Anda sudah menutup semua itu. Anda lebih sering meremehkan pendapatnya, dan lebih mendengarkan bahkan mendukung ide yang lain selain darinya.

Dalam satu studi, Thompson dan rekan menemukan bahwa orang-orang lebih bersedia untuk mengadopsi ide-ide, dan bersedia membayar lebih untuk memperoleh ide-ide, dari pihak eksternal dibanding dari orang internal yang dianggap sebagai rival.

Mengolah iri menjadi petunjuk arah ambisi Anda

Untungnya, sangat mungkin untuk meminimalkan efek dari rasa iri yang Anda rasakan. Bahkan, jika ditangani dengan benar, Anda bisa mendapatkan beberapa pengetahuan.

Perasaan iri menawarkan wawasan yang penting tentang  diri Anda. Jika promosi seseorang menimbulkan percikan cemburu, jangan jadikan ini sebagai alasan untuk ‘patah arang’, tetapi sebagai motivasi. Anda bisa lebih membuka diri untuk mencari peran dan tanggung jawab baru, untuk dapat menonjol.

Terkait keadaan psikologis, Thompson dan rekan menemukan bahwa ketika orang melakukan latihan penguatan diri sederhana, mereka akan bisa mengatasi rasa iri dengan baik dan justru termotivasi untuk belajar dari sukses saingannya. Untuk memulai latihan ini, buatlah daftar singkat dari prestasi yang membanggakan Anda.

Jika Anda dapat melihat semua hal bagus yang telah Anda capai selama ini maka, Anda tidak lagi akan merasa terguncang dengan prestasi orang lain. Pikirkan saja satu atau tiga hal, setelah itu Anda dapat fokus kepada diri Anda dan kehidupan Anda, dibanding membuat perbandingan dengan orang lain.

Seperti semua emosi dalam diri, perasaan iri bukan sesuatu yang bisa Anda hindari. Tetapi biar bagaimana pun Anda bisa mengatur reaksi Anda jika perasaan itu mulai bebas bergerilya. Jangan biarkan hal ini lama-lama menggerogoti rasa percaya diri Anda.

Dalam hidup (bisnis), kadang rasa percaya diri hadir akibat dari keberhasilan-keberhasilan yang telah diraih. Namun, percaya diri juga berarti jika Anda kerap gagal, namun Anda bisa menerimanya tanpa menderita berkepanjangan.