ISR Esports, Pusat Pelatihan Esports untuk Lansia

Pada 2 Juli 2020, sebuah pusat pelatihan esports bernama ISR Esports akan dibuka di Kobe, Jepang. Satu hal yang membuat ISR Esports unik jika dibandingkan dengan pusat pelatihan esports lainnya adalah karena ia menargetkan orang-orang lanjut usia sebagai pelanggannya dan bukan generasi muda. Secara khusus, ISR Esports menargetkan orang-orang berumur 60 tahun ke atas. Di pusat pelatihan ini, juga terdapat staf yang siap untuk membantu para lansia yang tidak pernah bermain game.

Di Jepang, arcade memang menjadi salah satu tempat bagi orang-orang lanjut usia untuk berkumpul. Dan hal ini membantu game center untuk tidak bangkrut. Menurut laporan Kotaku, ada beberapa alasan mengapa orang-orang lanjut usia senang untuk pergi ke arcade.

Salah satunya adalah karena mereka berkumpul dan mengobrol dengan sesama lansia di sana. Alasan lainnya adalah karena mereka bisa melatih koordinasi tangan dan mata dengan bermain game di arcade. Mengingat tingkat kelahiran di Jepang rendah, sulit bagi pemilik game center untuk menargetkan anak-anak dan remaja. Jadi, ketertarikan lansia untuk bermain game di arcade disambut dengan baik.

esports lansia
ISR Esports secara khusus menargetkan orang-orang lanjut usia. | Sumber: Kotaku

Di ISR Esports, para lansia yang tidak memiliki pengalaman bermain akan diperkenalkan pada game-game untuk pemula. Setelah itu, mereka baru akan diajak untuk bermain game-game esports yang terkenal kompetitif

Mengingat ISR Esports dibuka sebelum pandemi virus corona reda, pihak manajemen menegaskan bahwa mereka akan melaksanakan semua protokol kesehatan yang telah ditetapkan, lapor Kotaku. Dengan begitu, mereka berharap bahwa mereka akan memberikan pengalaman bermain yang memuaskan tanpa membahayakan kesehatan lansia yang menjadi pengunjung mereka.

Memang, esports sering diidentikkan dengan orang-orang muda. Tidak sedikit atlet esports yang pensiun ketika mereka masih berumur 20-an, sementara fans esports biasanya merupakan generasi milenial atau gen Z. Meskipun begitu, hal ini tidak menghentikan orang-orang lanjut usia untuk bermain atau bahkan membentuk tim esports sendiri. Salah satu contohnya adalah Silver Snipers, tim Counter-Strike: Global Offensive yang semua pemainnya berada di rentang umur 60-80 tahunan.

Sumber header: Lenovo Silver Snipers

Konami Bangun Pusat Esports di Jantung Kota Tokyo, Persiapan Olimpiade 2020?

Ketika publisher Jepang seperti Bandai Namco dan Capcom tengah sibuk dengan game-game blockbuster-nya, arahan berbeda diambil Konami dalam merawat franchise serta komunitas pemain. Mereka sekarang tampak sedang fokus pada esports. Di bulan ini, Konami meresmikan kolaborasinya bersama Liga Sepak Bola Jepang untuk meluncurkan turnamen Winning Eleven, setelah sebelumnya melepas versi gratis Pro Evolution Soccer 2019 demi merangkul lebih banyak pemain.

Dan demi memegang komitmen mereka terhadap ranah gaming kelas profesional, perusahaan asal Tokyo itu membangun pusat esports di ibu kota. Saat ini status esports center milik Konami masih berada dalam tahap pembangunan, dan rencananya akan rampung pada bulan November 2019. Jika semuanya berjalan lancar, fasilitas tersebut akan siap digunakan ketika Olimpiade Tokyo dilaksanakan di tahun 2020 nanti.

Pusat esports Konami sengaja dirancang agar lebih lengkap dan megah dibanding fasilitas sejenis yang pernah didirikan. Bangunan didesain untuk berdiri setinggi 12 lantai serta dilengkapi area bawah tanah, berlokasi di distrik Ginza. Di dalamnya akan ada arena turnamen berskala raksasa, gerai penjualan hardware, serta ruang-ruang khusus pendidikan esports. Sesi pelatihan akan dipandu oleh staf ahli, dimaksudkan buat menyaring talenta esports sedini mungkin.

Proyek tersebut diharapkan bisa mendorong pengembangan ranah esports di Jepang. Proses pembangunan gedung mulai dilakukan beberapa bulan sesudah pembentukan Japan Esports Union (JESU) pada akhir tahun lalu. Badan ini rencananya akan memiliki kantor cabang di 11 prefektur di Jepang, disiapkan sebagai sarana latihan dan dilangsungkannya kompetisi. Di esports center, kegiatan itu dapat dilakukan secara lebih masif.

Dalam acara seremoni peletakan batu pertama, presiden Konami Kimihiko Higashio berharap bahwa di masa depan nanti, mereka yang berpartisipasi di esports akan berdiri berdampingan dengan para atlet olahraga ‘sesungguhnya’ atau bahkan melampaui pencapaian mereka. Meski demikian, Higashio juga mengakui, Jepang masih tertinggal jauh di belakang wilayah-wilayah pionir esports seperti Amerika dan Eropa. Tapi melihat dari sudut pandang ini, menurutnya Jepang masih memiliki potensi besar untuk berkembang.

“Saya ingin menunjukkan pada dunia bahwa dari Ginza ini, daya tarik esports tidak akan kalah dari olahraga fisik,” tutur Higashio.

Sejauh ini, belum diketahui apakah pengunjung diperkenankan untuk melakukan tur di dalam esports center Konami setelah pengerjaannya rampung dan gedung mulai beroperasi nanti. Selain itu, belum dikonfirmasi pula status esports di perhelatan olahraga terbesar di dunia tersebut…

Via GamesIndustry. Tambahan: Variety.