Cloud9 Gandeng Uconnect Esports untuk Kembangkan Ekosistem Esports Mahasiswa

Dalam industri esports, regenerasi pemain profesional masih menjadi masalah. Untungnya, sekarang, semakin banyak pihak yang tertarik untuk mengadakan turnamen esports di tingkat SMA atau universitas. Di Amerika Serikat, Ubisoft mengumumkan bahwa mereka akan mengadakan Rainbow Six Collegiate. Sementara itu, di Indonesia, juga ada beberapa turnamen khusus mahasiswa, seperti Mobile Legends Campus Championship dan PUBG Mobile Campus Championship.

Sekarang, Cloud9 baru saja mengumumkan kerja samanya dengan Uconnect Esports. Melalui kerja sama ini, keduanya akan berusaha untuk mengembangkan ekosistem esports mahasiswa sepanjang 2020. Dalam semester ganjil 2020, Cloud9 akan mengadakan berbagai kegiatan online bersama komunitas. Tujuannya adalah untuk mendukung organisasi esports tingkat universitas selama pandemi COVID-19. Cloud9 juga telah memulai kegiatan pertama mereka. Acara tersebut diikuti oleh 16 komunitas esports dan gaming mahasiswa di Amerika Utara.

cloud9 gandeng uconnect
Bersama dengan Uconnect, Cloud9 akan membuat berbagai kegiatan esports tingkat mahasiswa. | Sumber: Dot Esports

Esports tingkat mahasiswa kini tengah berkembang pesat,” kata CEO dan Co-founder Cloud9, Jack Etienne, menurut laporan Esports Insider. “Kami di Cloud9 menyadari potensi itu. Dan kami ingin mendukung para mahasiswa dengan memberikan mereka kesempatan untuk masuk ke dunia esports. Kami senang melihat perkembangan dari generasi muda pelaku esports.”

Cloud9 adalah salah satu organisasi esports terpopuler asal Amerika Utara. Sementara Uconnect Esports merupakan marketplace yang mempertemukan perusahaan sponsor dengan organisasi esports. Dalam jaringan mereka, terdapat lebih dari 150 organisasi esports dan gaming mahasiswa di Amerika Utara. Cloud9 menjadi organisasi esports pertama yang bekerja smaa dengan Uconnect Esports. Selain itu, Cloud9 juga merupakan salah satu organisasi esports besar pertama yang meluncurkan program esports untuk mahasiswa.

“Tim Uconnect sangat senang dapat bekerja sama dengan salah satu organisasi paling populer dan paling bergengsi di dunia esports,” kata CEO dan Pendiri Uconnect Esports, Dylan Liu, menurut laporan InvenGlobal. “Dalam beberapa minggu belakangan, beragai organisasi esports mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi akan kerja sama kami dengan Cloud9. Kami akan terus mencari cara baru dan inovatif untuk bisa bekerja sama dengan organisasi esports besar demi mengembangkan ekosistem esports mahasiswa.”

Sponsor Liga Sepak Bola Inggris kini Sponsori Esports untuk Mahasiswa

Semakin besarnya esports membuat banyak pihak jadi percaya bahwa industri ini akan meraih kesuksesan di masa depan. Newzoo, salah satu lembaga riset pasar gaming dan esports ternama memprediksi, bahwa nilai industri ini akan mencapai angka Rp15,4 triliun pada tahun 2020. Melihat ini jadi tidak heran banyak ibrand, entah itu endemik atau non-endemik, ingin terjun dan mensponsori perkembangan ekosistem esports.

Setelah ada Pringles yang jalin kerja sama dengan ESL, atau Mastercard yang menjalin kerja sama untuk banner in-game di dalam kompetisi League of Legends, kali ini ada Barclays yang mensponsori esports untuk mahasiswa di Inggris. Nama Barclays mungkin sudah tidak asing bagi Anda pecinta sepak bola. Merupakan bank investasi multinasional asal Inggris, perusahaan ini merupakan title sponsor dari liga sepak bola kasta utama di Inggris.

Sumber: Esports Insider
Game Technology Frenzy, kerja sama pertama NSE dengan Barclays. Sumber: Esports Insider

Barclays mensponsori National Student Esports (NSE) selama tahun akademik 2020/21, yang digunakan untuk mensponsori British University Esports Championship dan membuat inisiatif esports bagi para mahasiswa di masa depan nanti. Mengutip dari Esports Insider, kerja sama ini merupakan lanjutan dari gelaran Barclays Game Technology Frenzy yang diadakan pada bulan Januari 2020 lalu.

Dari Esports Insider, Jonathin Tilbury, Managing Director NSE mengatakan. “Sejak awal, kami terkejut dengan semangat dari tim di Barclays terhadap esports. Kami sangat semangat sekali untuk melanjutkan kerja sama ini dengan brand yang berkomitmen untuk membuat masa depan esports bagi mahasiswa jadi lebih positif.”

Ben Davey, CEO Barclays Venture menambahkan. “Kami sangat senang untuk bekerja sama dengan NSE. Kami melihat betapa pentingnya peran mereka dalam membangun esports akar-rumput di Inggris. Terlebih NSE tak sekadar menyatukan para siswa di penjuru negeri untuk bermain dan berkompetisi bersama, tetapi mereka juga membuat program seperti FutureGen, yang memberi kesempatan bagi para individu untuk berkembang menjadi lebih baik.

Sumber: Esports Insider
Sumber: Esports Insider

Ini sebenarnya bukan kali pertama bagi Barclays terlibat di dalam esports. Sebelumnya mereka juga mensponsori liga LoL lokal Inggris dan Irlandia, United Kingdom League Championship (UKLC) Summer Split, yang akan dimulai pada 14 Juni 2020 mendatang.

Melihat bagaimana liga sepak bola Inggris berkembang pesat, salah satunya berkat sokongan Barclays, semoga saja dukungan Barclays juga bisa membuat esports semakin berkembang baik lokal di Inggris atau internasional.

Menilik Kiprah Universitas Dalam Ekosistem Esports

Seiring dengan berkembangnya ekosistem esports, hal ini ternyata tidak hanya menarik perhatian para pelaku bisnis saja, tetapi juga dari institusi pendidikan. Dengan proyeksi nilai industri mencapai US$3 miliar pada tahun 2022, tak heran jika berbagai pihak ingin mendapatkan bagian dari kue besar tersebut.

Maka dari itu baru-baru ini Kansas University mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan varsity team divisi League of Legends pada tahun 2020 nanti. Tim ini masih dengan nama Kansas Jayhawks, merupakan branding tim varsity sports milik Kansas University. Bagi Anda yang mungkin masih awam, Varsity merupakan istilah untuk menyebut klub (biasanya olahraga) intra kampus yang sudah didanai oleh kampus untuk bertanding mewakili nama universitas.

Mengutip ESPN, dalam pembentukan roster ini, KU akan mengandalkan organisasi mahasiswa internal, KU Gaming Community. Mereka akan melakukan uji coba mulai dari tanggal 17 November 2019 mendatang, dan nantinya tim mereka akan tergabung ke dalam National Association of Collegiate Esports (NACE).

Sumber: ESPN
Jayhawks, maskot tim varsity sports milik Kansas University. Tak hanya olahraga, mereka juga akan punya tim esports. Sumber: ESPN

“Ini adalah kesempatan untuk menambahkan esports ke dalam salah satu program milik Kansas University (KU) akan. Dengan ini maka KU nantinya akan memberikan para siswa program latihan resmi, yang tak hanya untuk mendukung minat bakat para siswa, tapi juga memperluas kesempatan bagi generasi mendatang.” Ucap Michelle Compton-Munoz, pelatih esports Kansas Jayhawks

Perkembangan varsity esports di Amerika Serikat terbilang cukup pesat. Beberapa tahun belakangan sudah ada beberapa kampus mencetuskan program esports internal, seperti Ohio State, Missouri, Utah, Boise State, Akron, dan University of California Irvine (UCI). Kalau Indonesia punya SMA 1 PSKD sebagai pionir program esports untuk siswaAmerika Serikat punya UCI yang menjadi pionir program esports untuk universitas.

Universitas di Ekosistem Esports Indonesia

Dari kancah esports Indonesia, Universitas sudah mulai dilirik karena bisa menjadi ladang pemain-pemain potensial. Sebagai fondasi dari ekosistem esports kampus, terakhir kali ada IEL University Series, sebuah liga esports Universitas besutan Indonesia Esports Association (IESPA).

Fondasi tersebut ternyata cukup berhasil menumbuhkan bibit-bibit komunitas esports di Universitas. Salah satunya ada Universitas Ciputra Surabaya, yang komunitasnya kini sudah naik tingkat jadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) resmi yang dinamai Universitas Ciputra Esports (UC Esports). Membahas soal ini, saya bicara dengan Angeline Vivian, General Manager Dranix Esports, yang menjadi founder dan kini jadi pembina UKM UC Esports.

Angeline "Toska" Vivian, General Manager Dranix Esports yang dahulu turut merintis UKM Esports di Universitas Ciputra Surabaya. Sumber: Foto Pribadi Angeline Vivian
Angeline “Toska” Vivian, General Manager Dranix Esports yang dahulu turut merintis UKM Esports di Universitas Ciputra Surabaya. Sumber: Foto Pribadi Angeline Vivian

Toska, sapaan akrab Angeline Vivian di antara komunitas gamers, bercerita suka dukanya demi membuat esports menjadi bagian dari salah satu program kampus. “Awal-awal pembentukan, jujur kita banyak mendapat penolakan. Wajar, mungkin karena banyak petinggi kampus yang belum terpapar oleh esports. Hal terberatnya adalah menghilangkan pandangan bahwa esports itu sekadar main game, karena instansi pendidikan harus bisa tanggung jawab kepada orang tua murid juga.” Toska memulai ceritanya.

“Tapi berhubung dengan jalannya waktu, atasan kampus mulai melihat dan menyaksikan esports, yang sedikit demi sedikit memudarkan pandangan ‘sekadar main game’ di esports. Salah satu petinggi kampus malah sempat mengatakan, bahwa esports punya banyak aspek yang bagus untuk dipelajari mahasiswa, seperti: teamwork, public speaking, commitment, communication, dan lain sebagainya.”

Berkat IEL University Series juga, UC Esports berhasil mendapatkan pengakuan dari kampus, setelah tim Dota 2 mereka mendapatkan peringkat 3 dari kompetisi tersebut. “Sekarang UC Esports sudah menjadi UKM Eksklusif. Maksudnya eksklusif adalah, mahasiswa harus melewati proses seleksi untuk bisa masuk UKM ini, agar UC Esports dianggap serius. Seleksi sendiri termasuk screening pertama dari sisi statistik di dalam game, lalu dilanjut dengan uji coba, baru setelahnya mahasiswa tersebut bisa masuk UC Esports.”

Selain dari itu, satu yang menarik adalah integrasi UC Esports terhadap sistem kurikulum di Universitas Ciputra Surabaya. Untuk dapat melakukan sidang kelulusan, Universitas Ciputra mewajibkan mahasiswa mengumpulkan 100 poin keaktifan mahasiswa, yang bisa didapatkan dari mengikuti kegiatan kampus; UC Esports salah satunya.

Dokumentasi Hybrid - Novarurozaq Nur
Agar ekosistem esports kampus dapat berkembang, perlu fondasi berupa kompetisi khusus universitas seperti IEL University Series. Dokumentasi Hybrid – Novarurozaq Nur

Jadi, jika mereka bertanding membawa nama kampus, maka sang mahasiswa mendapat benefit seperti: dispensasi kelas yang memungkinkan siswa ikut bertanding tanpa kehilangan absensi, dan mendapat poin keaktifan mahasiswa tadi. Ini tentunya menjadi satu keuntungan tersendiri bagi para mahasiswa yang ingin mencicipi berkarir di dunia esports mulai dari kegiatan UKM. Karena selain bisa mencurahkan minat dan bakatnya, sang mahasiswa juga mendapatkan keuntungan dari sisi akademis.

Toska juga bercerita, bahwa kini pihak kampus juga memberikan fasilitas berupa bootcamp. “Kampus sekarang memberikan kita fasilitas bootcamp yang hanya bisa diakses oleh manajemen dan pemain. Juga kalau semisal kita ikut kompetisi, kampus akan menanggung biaya registrasinya. Jadi sekarang ini kampus betul-betul mendorong kita untuk terus aktif berkegiatan.”

Ekosistem esports universitas menjadi satu hal yang menurut saya juga perlu dikembangkan di Indonesia. Selain bisa menjadi sarana mahasiswa menyalurkan minat dan bakatnya, ekosistem esports universitas juga bisa menjadi ladang bagi ekosistem esports profesional untuk menemukan bakat-bakat baru di dunia kompetitif esports.