Farmaku Healthtech Acquires Information Portal DokterSehat

The healthtech startup Farmaku announced the acquisition of DokterSehat, which was held last November for an undisclosed amount. Post-acquisition, both platforms can still be accessed as per usual. DokterSehat’s CEO Indra Adam Darmawan is appointed as Farmaku’s CMO.

Farmaku is a platform that provides drug purchase services, while DokterSehat focuses on health information portals. Both have been operating for at least 4 years.

“Farmaku has previously collaborated with DokterSehat, therefore, this strategic merger is expected to provide more comprehensive health services to the Indonesian people,” Farmaku’s CEO Iswandi Simardjo said.

Indra added, “This acquisition is expected to complement the wider ecosystem in terms of transactional and providing health information in Indonesia.”

The healthtech sector is one of the sectors that experience massive acceleration due to pandemic. In Indonesia, there are two startups that have reached the centaur level (valuation above $100 million), Halodoc and Alodokter.

Apart from health information portals and drug delivery, startups in this segment have been moving towards developing smart clinics and biotech startups.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Startup Healthtech Farmaku Akuisisi Portal Informasi DokterSehat

Startup healthtech Farmaku mengumumkan akuisisi, yang telah dilakukan bulan November lalu, terhadap DokterSehat dengan nilai yang tak disebutkan. Pasca akuisisi, kedua platform dapat tetap diakses seperti sebelumnya. CEO DokterSehat Indra Adam Darmawan kini menjabat sebagai CMO Farmaku.

Farmaku adalah platform yang menyediakan layanan pembelian obat-obatan, sementara DokterSehat fokus sebagai portal informasi kesehatan. Keduanya sudah berdiri selama setidaknya 4 tahun.

“Farmaku sebelumnya sudah bekerja sama dengan DokterSehat, sehingga penggabungan strategis ini diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Indonesia dengan lebih lengkap,” ujar CEO Farmaku Iswandi Simardjo.

Indra menambahkan, “Harapan dari akuisisi ini yaitu bisa melengkapi ekosistem yang lebih luas dalam hal transaksional dan pemberian informasi kesehatan di Indonesia.”

Sektor healthtech merupakan salah satu sektor yang mendapat akselerasi masif sebagai dampak pandemi. Di Indonesia sendiri dua startup saat ini sudah mencapai level centaur (valuasi di atas $100 juta), yaitu Halodoc dan Alodokter.

Selain portal informasi kesehatan dan pengantaran obat, startup di segmen ini telah berkembang ke arah pengembangan klinik pintar dan startup-startup bioteknologi.

Application Information Will Show Up Here

Tiga Tahun Berjalan, Farmaku Ingin Terus Kembangkan Solusi Kesehatan

Farmaku merupakan layanan apotek online yang berdiri sejak tahun 2017 silam. Di tahun 2020 ini Farmaku tengah menyiapkan sejumlah langkah untuk bertransformasi sebagai layanan kesehatan yang lebih lengkap. Di dalamnya termasuk rencana merangkul lebih banyak apotek untuk bergabung ke dalam sistemnya.

Selama tiga tahun perjalanannya, pihak Farmaku mengaku terus mengalami pertumbuhan. Pengguna aktif ber bulan di Farmaku sekarang sudah mencapai angka 160.000 dengan transaksi harian mencapai 500 transaksi. Saat ini mereka sudah memiliki fitur pengiriman instan, bundling produk dan penawaran menarik, dan beberapa fitur lainnya yang masih terus dikembangkan.

“Demografi pengguna Farmaku kebanyakan masih daerah Jabodetabek, tapi sudah ada beberapa customer di luar daerah, bahkan luar pulau seperti Surabaya, Bali, dan Makassar yang telah melakukan transaksi. [Yang paling laris] tentunya produk-produk kesehatan dan vitamin yang sifatnya preventif dan obat rutin untuk penderita penyakit hipertensi dan diabetes. Juga termasuk produk-produk kecantikan/skincare,” terang tim Farmaku kepada DailySocial.

Peluang di industri teknologi kesehatan memang masih terbuka lebar, terutama untuk segmen apotek online. Masyarakat semakin nyaman untuk membeli obat dari rumah. Beberapa pemain lain yang berada di segmen yang sama antara lain Halodoc, GoApotik, dan Lifepack

Besarnya peluang industri apotek online dibarengi dengan tantangan. Selain kepercayaan pelanggan yang harus tetap dijaga melalui pelayanan prima, ada juga tantangan untuk tetap patuh pada aturan kesehatan yang berlaku. Misalnya pembelian obat yang dibatasi dengan resep atau dibatasi dengan jumlah tertentu untuk mencegah penyalahgunaan. Dua permasalahan mendasar ini bisa diatasi seiring dengan pendewasaan pengguna dan regulasi yang kian mapan.

Sejumlah rencana ke depan

Sebagai startup yang mencoba untuk terus berkembang, Farmaku meletakkan perhatian lebih pada akuisisi lebih banyak pengguna sambil terus memanjakan mereka dengan fitur-fitur yang terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

Ketika ditanya mengenai ekspansi, tim Farmaku menjawab singkat, “Tidak, kita lebih memilih untuk mengajak apotek-apotek lain bekerja sama.”

Saat ini mereka sedang menyiapkan diri bertransformasi menjadi health assistance. Menjadi lebih baik dan lebih lengkap dalam hal menyediakan layanan kesehatan, termasuk memudahkan pengguna untuk mendapatkan kebutuhan medical, baik yang bersifat curative maupun preventive.

“Untuk fitur sekarang masih dalam tahap pengembangan. Untuk saat ini kami mengunggulkan kecepatan pengiriman dan tebus resep online jika dibanding dengan kompetitor lainnya,” ujar tim Farmaku.

Startup Kesehatan Farmaku Layani Konsumen Secara Online dan Offline

Obat-obatan adalah salah satu barang yang sensitif dalam transaksi online. Statusnya yang berkaitan dengan kesehatan dan penyalahgunaannya membuatnya menjadi salah satu barang yang harus diperhatikan betul kualitasnya. Salah satu yang mencoba untuk menghadirkan layanan e-commerce di segmen ini adalah Farmaku.

Farmaku mencoba menghadirkan kebijakan-kebijakan yang mengatur kualitas layanannya. Melalui pelarangan penjualan obat keras tanpa disertai resep dokter Farmaku berusaha meminimalkan penyalahgunaan obat keras. Farmaku juga tidak melayani penjualan obat golongan Opiat, Hipnotik, Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif.

Salah satu poin penting layanan e-commerce yang menjual obat ada pada bagaimana mereka memenuhi regulasi. Tantangan Farmaku yang baru beroperasi pada Februari 2017 ini tak hanya soal persaingan, tetapi juga mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Menurut mereka, kualitas layanan dan perlindungan konsumen menjadi sangat penting.

Sebagai bentuk komitmen kepada penggunanya, Farmaku hanya menjual obat yang telah mengantongi izin resmi dari BPOM dan juga menghadirkan toko fisik sebagai syarat legalitas. Bangunan fisik Apotek Farmaku sendiri bisa dijumpai di Ruko Paramount 7CS Blok DF2 No. 18, Curug Sangereng, Kelapa Dua, Tangerang.

Digital Marketing Manager PT. Solusi Sarana Sehat (pengelola Farmaku) Argo Tri Utomo kepada DailySocial menjelaskan dalam rangka menjamin kualitas dan kepuasan pelanggan pihaknya sudah menyiapkan apoteker yang siap untuk melayani pemesanan secara online. Jika terjadi pemesanan obat yang mencurigakan dan tidak sesuai dengan etika kedokteran dan kesehatan, apoteker Farmaku berhak membatalkan dan tidak melanjutkan transaksi dengan pelanggan tersebut.

“[Kami memiliki] 3000 produk kesehatan, terdiri di antaranya adalah obat jenis OTC (bebas jual), obat Ethical (wajib melampirkan resep dokter). Kami sudah menyediakan fitur upload resep dokter untuk pelanggan. Suplemen kesehatan dan kecantikan, produk perawatan kecantikan, produk ibu dan anak juga ikut serta melengkapi produk yang terdapat di Farmaku.com,” terang Argo.

Menurut Argo, pihaknya tengah dalam proses menjalin kerja sama dengan klinik dan rumah sakit. Jika berjalan sesuai rencana, di akhir tahun 2017 ini mereka sudah menjalin kerja sama dengan rumah sakit, klinik, bahkan membuka cabang untuk toko fisik.

Dihadapkan dengan persaingan

Farmaku masuk ke persaingan layanan apotek online dengan status pendatang baru. Layanan mereka yang belum genap berusia satu tahun mengharuskan Farmaku bekerja keras untuk mengenalkan layanan dan membangun kepercayaan pelanggan.

Di segmen yang sama, layanan seperti Go-Med, GoApotik, atau K24Klik sudah lebih dulu ada dengan kelebihan masing-masing.

Menanggapi persaingan ini, Arga menyebutkan pihaknya optimis dengan bisa bersaing. Farmaku, dari penjelasan Arga, juga menyediakan layanan konsultasi langsung dengan dokter di hari-hari tertentu. Hal ini yang coba dipublikasikan secara maksimal untuk meningkatkan tingkat kepercayaan pelanggan.

Dari segi pengiriman saat ini Farmaku masih mempercayakan jasa pengiriman logistik seperti JNE. Untuk alternatifnya Farmaku berencana menggandeng ojek online.

“[Proses] pengirimannya sama, kami kirim dari office center kita untuk saat ini. Namun, jika sudah ada cabang lain dibuka, maka akan dikirimkan di cabang terdekat sesuai alamat customer,” sebut Arga.