Dokumen FCC Singkap Info Mengenai Headset VR Standalone Lenovo, Mirage Solo

Perjalanan mencari perangkat penyaji konten virtual reality yang ideal terus berlangsung dan kini, headset standalone jadi fokus para produsen elektronik. Tak lama selepas penyingkapan resmi HTC Vive Focus di Vive Developer Conference di Beijing, kali ini giliran Lenovo yang ketahuan sedang menggarap HMD pendukung platform Google Daydream.

Upaya pengembangan headset immersive reality Lenovo mulai menarik perhatian saat mereka mengumumkan kolaborasi bersama Disney buat menyajikan konten hiburan interaktif bertajuk Star Wars: Jedi Challenges. Lalu di ajang IFA Berling 2017 September kemarin, sang raksasa teknologi asal Tiongkok itu akhirnya memamerkan head-mounted display AR bernama Mirage tersebut.

Mengacu pada informasi dari Google di acara I/O 2017 bulan Mei silam, proyek pengerjaan HMD AR/VR standalone Lenovo tentu tidak berhenti sampai di sana, meski sejauh ini produsen belum memberikan update secara resmi. Dan belum lama, kabar ini kembali dipertegas oleh kemunculan dokumen FCC yang menyebutkan perangkat bernama ‘Lenovo Mirage Solo’ dengan nomor model VR-1541F dan Google Daydream.

Dokumen FCC

Namun berbeda dari headset Daydream View, Lenovo Mirage Solo dapat bekerja mandiri tanpa memerlukan smartphone. Berdasarkan dokumen FCC, HMD tersebut dilengkapi baterai Li-Ion 4.000mAh dan konektivitas Bluetooth 5.0. Dokumen tidak menyebutkan jenis chip yang jadi otaknya, tapi kita boleh berasumsi bahwa komponen ini disediakan oleh Qualcomm. Sebagai acuan, Vive Focus memanfaatkan Snapdragon 835.

Buat menunjang penggunaan, Mirage Solo turut dibekali unit kendali motion, dinamai ‘Lenovo Daydream controller’ (dengan nomor model DG1CA), komponen earphone wired, serta kabel USB sepanjang 1-meter – kemungkinan berfungsi untuk mengisi ulang baterai. Menakar penyajiannya itu, Lenovo sepertinya bermaksud buat memberikan pengguna satu solusi lengkap.

Dengan disetujuinya Lenovo Mirage Solo oleh Komisi Komunikasi Federal Amerika Serikat (FCC), kita boleh berasumsi agenda pengungkapannya dilakukan dalam waktu dekat. Ada cukup besar kemungkinan Lenovo akan mengumumkan Mirage Solo di acara CES 2018, digelar pada tanggal 9 sampai 12 Januari 2018 di Las Vegas.

Mirage sendiri bisa jadi merupakan keluarga produk penunjang konten immersive reality, bukan hanya terdiri dari HMD saja. Bulan lalu, situs LetsGoDigital sempat menemukan device bernama VR180 Mirage Camera dalam database Eurasian Customs Union, yaitu kamera 180 derajat yang dioptimalkan untuk menciptakan video YouTube.

Dokumen mengenai Lenovo Mirage Solo bisa Anda baca lebih lengkap melalui tautan ini.

Via Android Central. Sumber: LetsGoDigital. Header: 9to5Google.

[Rumor] Gear Sport Berpeluang Untuk Jadi Wearable Terunik Buatan Samsung

Samsung bukan lagi pemain baru di segmen wearable. Keluarga Gear yang pertama kali diperkenalkan di bulan September 2013 sebagai spin-off telah melahirkan banyak smartwatch dan berekspansi dengan menciptakan smart neck band, headset VR, earphone hingga kamera 360 derajat. Kini konsumen sedang menunggu pengumuman resmi dari smartwatch anyar mereka.

Menariknya, ada kemungkinan bahwa ‘Gear S4‘ bukanlah satu-satunya perangkat wearable yang sedang digarap raksasa elektronik asal Korea Selatan itu. Di bulan Agustus ini, sebuah device dengan nomor seri SM-R600 tercatat masuk di database  FCC (Federal Communications Commission). Kemunculannya disertai ilustrasi dan nama ‘Samsung Gear Sport’. Ia dideskripsikan sebagai ‘perangkat pergelangan tangan’ yang memiliki konektivitas Bluetooth dan Wi-Fi.

Samsung Gear Sport

Berdasarkan gambar tersebut, Gear Sport mempunyai tubuh kotak membulat, dan boleh jadi merupakan perangkat yang sempat Samsung bahas di survei SmartLab Plus awal tahun ini. Jika memang benar, maka lewat Gear Sport, Samsung mencoba memadukan teknologi tracking dan penampilan stylish familier ala smartwatch Gear. Dengan begini, Anda bisa mengenakannya baik saat meeting serta sewaktu berolahraga di gym.

Produsen bilang, Gear Sport memiliki ukuran tubuh dan strap lebih kecil dibanding Gear S3 serta Gear Fit 2, dengan watch face bundar. Ia didesain agar memberikan kenyamanan maksimal, mengusung tubuh berstruktur modular, serta tahan air ke titik dapat dipakai berenang agar fungsi fitness tracker-nya bekerja sempurna. Konsep modular memang terdengar menjanjikan, tapi belum diketahui sampai sejauh mana kustomisasi dapat dilakukan.

Survei SmartLab Plus juga menyingkap bagaimana sisi software turut menjadi perhatian utama Samsung. Fungsi Gear Sport kabarnya difokuskan untuk memudahkan kita mengelola kalori dan berat badan, melacak aktivitas, menakar kualitas olahraga, serta dibekali pula oleh fitur pelatihan. Selanjutnya, Gear Sport turut dibekali user interface baru. Samsung mendesainnya agar notifikasi serta widget lebih mudah dibaca.

Produsen tampaknya punya agenda buat membekali Gear Sport dengan fitur Smart Inactivity yang ada di device wearable Samsung sebelumnya. Smart Inactivity memberikan kemampuan bagi perangkat untuk mengingatkan pengguna saat sudah waktunya mereka buat beristirahat sejenak dari pekerjaan dan menggerakkan tubuh.

Waktu rilis Gear Sport masih belum diketahui jelas. Menurut Digital Trends, waktu pengajuan di FCC mengindikasikan bahwa pengumuman resmi perangkat ini akan dilakukan di waktu dekat. Ada probabilitas cukup besar Samsung berencana mengungkapnya di IFA Berlin 2017 yang dilangsungkan pada tanggal 1 sampai 6 September besok.

Via Forbes.

Benarkah Microsoft Sedang Garap Versi Baru Xbox One?

Terkait Sony yang dirumorkan sedang sibuk menggodok versi baru PlayStation 4, ingatkah Anda saat Phil Spencer bilang bahwa ia bukanlah ‘penggemar angka satu setengah’? Pernyataan ini boleh jadi benar, namun tak ada halangan bagi Microsoft untuk berusaha menandingi rival besarnya itu dengan segala cara, dan khalayak memang ingin mengetahui apa strategi mereka selanjutnya.

Setelah muncul bocoran informasi komprehensif mengenai PlayStation ‘4.5’, ber-codename Neo, kali ini Microsoft dikabarkan akan turut meng-upgrade Xbox One mereka. Sumber berita tersebut adalah anggota forum NeoGAF. Belum lama seorang user menemukan sejumlah pengajuan di Federal Communications Commission yang menunjukkan bahwa Microsoft sedang menguji coba chip wireless baru Xbox One dengan nomor model baru pula.

Persetujuan FCC dibutuhkan sebelum produsen memasarkan perangkat elektronik yang memiliki kemampuan komunikasi. Dalam skenario ini, badan independen AS itu berupaya menjaga kerahasiaan melalui non-disclosure agreement, tapi periodenya tak begitu lama, NDA antara Microsoft dan FCC akan berakhir pada tanggal 25 Juni – tepatnya 12 hari selepas jadwal konferensi pers E3 2016 Microsoft.

Menariknya lagi, info serupa juga muncul di Anatel, yaitu badan telekomunikasi nasional setara FCC dari Brazil. Dan Anatel ternyata tidak seketat FCC dalam menjaga NDA. Di sana muncul sebuah foto chipset wireless Xbox One, lengkap dengan nomor model, serta tulisan unit ‘prototype‘ milik ‘Microsoft Corp.’ Data tersebut perkuat lagi oleh The Verge. Informan mereka menyampaikan, memang benar Microsoft sedang melakukan tes terhadap sejumlah varian purwarupa Xbox, di antaranya mengusung hardware anyar.

Di artikelnya, Tweak Town sendiri cukup yakin bahwa apa yang kita lihat ini merupakan tipe refresh Xbox One, kemungkinan Xbox One ‘slim‘. Nomor model 1682 yang tertera cocok dengan pengajuan FCC, diidentifikasi sebagai wireless LAN dual-band 802.11a/b/g/n/ac Xbox One.

Gosip tentang versi mungil console current-gen Microsoft sebetulnya sudah beredar sejak tahun lalu. Saat itu dikatakan bahwa Xbox One ‘mini’ dedesain agar berukuran hanya sepertiga model standar. Lalu optical disk drive drive dihilangkan, sehingga unit sepenuhnya bersandar pada sistem distribusi digital, dan tentu saja ada potongan pada harganya. Terlepas dari ketiadaan ODD, ia tetap mendukung fitur backward compatibility.

Selain varian slim, probabilitas lain ialah Microsoft sedang meramu versi Xbox buat menangani headset virtual reality. Tak seperti Sony, mereka tidak mempunyai device VR sendiri. Untuk menyajikan konten, console harus kompatibel dengan Rift atau Vive.

Memang banyak tanda tanya. Semoga semuanya terjawab di E3 2016.

Via Forbes.

Isu “Net Neutrality” dan Pengaruhnya untuk Internet di Indonesia

Beberapa minggu terakhir ini di berbagai penerbitan teknologi yang bermarkas di Amerika Serikat (AS), pemberitaan mengenai perundang-undangan yang mengatur “Net Neutrality” (netralitas Internet) sedang banyak dibahas. Pemberitaan ini umumnya berkaitan dengan akan ditetapkannya sebuah undang-undang di AS yang akan mengatur tentang Net Neutrality yang diusulkan oleh FCC (Federal Communications Commision), yaitu badan yang mengatur mengenai administrasi telekomunikasi di AS.

Continue reading Isu “Net Neutrality” dan Pengaruhnya untuk Internet di Indonesia