Esports Jadi Salah Satu Cara Konami untuk Populerkan PES

Saat ini, FIFA masih menjadi game sepak bola yang paling dikenal. Meskipun begitu, bukan berarti Konami berdiam diri. Mereka masih berusaha untuk mempopulerkan seri game sepak bola buatan mereka, Pro Evolution Soccer (PES). European PES Brand Manager, Lennart Bobzien mengatakan, salah satu strategi mereka adalah fokus pada competitive gaming alias esports. Tahun ini, Konami bahkan mengubah nama game sepak bolanya menjadi eFootball Pro Evolution Soccer 2020. Kepada Game Industry, Bobzien mengaku, tidak ada yang menduga bahwa Konami akan melakukan rebranding seri PES sehingga fokus pada esports. Namun, dia percaya, ini adalah cara yang bagus untuk menunjukkan rencana Konami ke depan. Pada pertengahan Juli lalu, Konami sempat mengadakan hands-on dari eFootball PES 2020. Ketika itu, dia juga mengundang Rizky Faidan, atlet esports PES Indonesia yang pernah bertanding di PES World Finals 2019.

Saat ini, ada dua kompetisi PES, yaitu PES League yang ditujukan untuk masyarakat umum dan juga eFootball Pro, yang akan mengadu para pemain bola profesional dalam game. Diharapkan, ketika para pemain bola profesional memainkan PES, ini akan dapat membuat lebih banyak orang tertarik untuk memainkan game buatan Konami tersebut. “Kami ingin membuat kompetisi yang realistik,” kata Bobzien, seperti dikutip dari Games Industry. “Kami ingin agar Manchester United menunjukkan permainan seperti ketika bermain sepak bola sebenarnya.”

Esports kini memang terus berkembang. Bobzien mengakui hal ini. “Ketika Anda melihat Dota, League of Legends, jumlah penonton pertandingan game itu sangat banyak. Jumlah penonton kami juga terus naik, dari tahun ke tahun. Jumlah penonton juga tergantung pada lokasi, apakah di Eropa, Amerika Selatan, atau Asia. Di kawasan tertentu, jumlah penonton esports lebih besar. Bagi kami, sangat penting untuk membuat platform esports yang realistik, yang bisa dimengerti oleh penonton yang tidak terlalu paham dengan esports,” ujarnya. Lebih lanjut, dia berkata, “Keuntungan game sepak bola, atau game olahraga apapun yang memiliki esports, adalah hampir semua orang mengenal sepak bola. Mereka mengerti cara bermain sepak bola. Anda harus mengecoh musuh untuk mencetak gol. Jika Anda adalah gamer kasual dan ingin menonton pertandingan League of Legends atau Dota, jika Anda tidak terlalu paham mekanisme game, Anda akan kesulitan memahami jalan pertandingan.”

Meskipun begitu, Bobzien menegaskan bahwa ini bukan berarti Konami akan fokus seratus persen pada esports. Pada akhirnya, game PES tetaplah game sepak bola. Lisensi tim dan pemain sepak bola profesional tetaplah hal yang sangat penting. Selama ini, FIFA mendominasi lisensi untuk pemain dan tim sepak bola, membuat Konami kesulitan untuk mempopulerkan PES. Saat ini, lisensi Liga Premier juga masih ada di FIFA, sehingga Konami tidak bisa menyertakan liga tersebut dalam PES. Untuk mengisi kekosongan itu, Konami membeli lisensi dari beberapa liga sepak bola lain. Tahun lalu, PES membeli tujuh lisensi liga baru. Beberapa di antaranya adalah Liga Skotlandia, Denmark, Belgia, Swiss, dan Rusia. Memang, liga-liga tersebut masih kalah populer jika dibandingkan dengan Liga Inggris, tapi, keputusan Konami untuk menyediakan lebih banyak liga dalam PES terbukti sukses memenangkan hati para fans.

Tidak hanya itu, Konami juga berhasil mendapatkan kerja sama eksklusif denngan Juventus. Dalam 25 tahun, untuk pertama kalinya tim Cristiano Ronaldo itu tidak akan tersedia di FIFA. Selain tim Liga Italia itu, Konami juga mendapatkan lisensi dari klub Manchester United dan Bayern Munich. Walau hal ini tidak mendadak membuat PES menjadi lebih populer dari FIFA, ini cukup untuk membuat gamer tertarik akan game sepak bola buatan Konami.

Sumber: Konami
Sumber: Konami

“Kami tahu bahwa tiga lisensi itu memiliki dampak besar, tapi pengaruhnya tidak akan langsung terlihat,” kata Bobzien. “Kami ingin menunjukkan pada para pengguna bahwa kami akan terus berusaha mendapatkan lisensi baru. Kami telah mendapatkan lisensi Serie A, yang kami tak miliki selama waktu cukup lama, dan kami juga kembali mendapatkan lisensi Euro 2020,” kata Bobzien. Menurut Bobzien, keberadaan Euro 2020 di eFootball PES 2020 tidak hanya menjadi kompetisi yang menarik untuk dimainkan, tapi juga bukti bahwa Konami memiliki hubungan yang baik dengan UEFA.

Jika dibandingkan dengan FIFA, ada satu hal yang hanya dimiliki oleh PES, yaitu game mobile. Sejauh ini, versi mobile dari PES telah diunduh sebanyak 250 juta kali. Tidak heran jika game itu populer, mengingat ia bisa dimainkan dengan gratis. Menurut Bobzien, game mobile PES berfungsi untuk mengenalkan masyarakat dengan seri PES. Diharapkan, para pemain PES di mobile akan beralih dan mulai memainkan game tersebut di konsol. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Para pemain konsol malah tertarik untuk memainkan versi mobile dari PES.

“Kombinasi antara konsol dan mobile memiliki pengaruh sangat baik dan ini membantu kami untuk maju di masa depan. Itu juga membantu kami untuk mengajukan lisensi, mengembangkan fitur baru, seperti Match Day untuk membuat Master League menjadi lebih menarik. Tentu saja ada tekanan setiap tahunnya, mengingat persaingan yang sangat ketat, tapi dengan PES, kami ada di posisi yang cukup baik sekarang ini,” ujar Bobzien.

MoAuba Jadi Juara FIFA eWorld Cup Pertama dari Jerman

Mohammed “MoAuba” Harkous memenangkan Fifa eWorld Cup 2019. Dia menjadi juara setelah mengalahkan Mosaad “Msdossary” Aldossary yang merupakan juara pada tahun lalu.

Pada babak final, MoAuba menang dengan nilai 3-2. Awalnya, dia mendapatkan hasil seri 1-1 saat bertanding dengan Xbox One. Dia kemudian keluar sebagai pemenang setelah memenangkan pertandingan di PlayStation 4 dengan nilai 2-1.

“Saya tidak memperkirakan ini,” kata MoAuba, seperti yang dikutip dari FIFA.com. “Saya pikir, saya hanya akan mencapai kuarter final atau semi final. Di FIFA, Anda harus bisa bermain bagus pada hari pertandingan, tidak peduli seberapa bagus permainan Anda sebelumnya.”

MoAuba adalah pemain Jerman pertama yang memenangkan FIFA eWorld Cup. MsDossary merupakan warga negara Arab Saudi.

“Saya pikir Jerman tidak akan menang karena ada tiga pemain — “Tekkz”, “Nicolas99fc”, dan “MsDossary” — yang ada pada level yang sama sekali berbeda. Mereka ada di level lebih tinggi karena performa mereka sangat stabil. Untuk mengalahkan mereka, Anda juga harus memiliki performa yang baik dan beruntung.”

Sebagai pemenang, MoAuba mendapatkan hadiah sebesar US$250 ribu. Selain itu, dia juga berhak atas kunjungan eksklusif ke The Best FIFA Football Awards. Sementara MsDossary mendapatkan US$100 ribu.

“Tentu saja saya kecewa, tapi Mo pantas menang,” kata MsDossary, menurut laporan FIFA.com. “Selamat untuknya. Saya akan mendapatkan eWorld Cup tahun depan atau tahun depannya lagi.”

fifa 02

Ada 32 orang yang bertanding dalam eWorld Cup tahun ini, dengan 16 orang bertanding di Xbox One dan 16 sisanya di PlayStation 4. Tiga puluh dua orang ini dibagi ke dalam empat grup. Empat peserta terbaik dari masing-masing grup akan saling beradu dalam babak knockout.

Babak final eWorld Cup ini diadakan di O2 Arena, London, Inggris. Diperkirakan, ada 1.500 orang yang hadir ke stadium untuk menonton kompetisi esport tersebut. Turnamen ini juga disiarkan secara online dengan komentar dalam enam bahasa, Arab, China, Inggris, Jerman, dan Spanyol. Diperkirakan, ada 32 juta orang yang menonton pertandingan akhir eWorld Cup.

Kepada Reuters, Director of efootball and gaming, FIFA, Christian Volk mengungkap bahwa dia berharap, turnamen eWorld Cup ini akan bisa diadakan secara terus menerus. “Kami ingin membuat olahraga yang profesional, sehat, dan berkelanjutan,” kata Volk.

“Kami punya hubungan selama 25 tahun dengan EA Sports yang sukses. EA Sports telah mengembangkan simulasi olahraga paling sukses di dunia dan kami merupakan organisasi yang membawahi olahraga terbesar di dunia. Bersama, kami akan bisa membawa hal-hal yang tidak banyak ada pada turnamen esports. Ini adalah ekosistem yang dinamis.”

Volk mengatakan, pemain game sepak bola biasanya mengerti taktik dengan lebih baik. Sebagian dari mereka juga mau mencoba taktik yang mereka kenali dari game ke dunia nyata.

“Khususnya di usia muda. Mereka pertama kali mengenal sepak bola dari game dan dari game, mereka mengerti apa itu sepak bola,” kata Volk. “Ada studi di Denmark. Dari studi itu, Anda bisa melihat bahwa anak-anak muda yang bermain game dan mengerti taktik, sebagian dari mereka mencoba untuk melakukan hal yang sama di dunia nnyata. Bagi kami, ini adalah pertanda baik.”

Meskipun begitu, FIFA tidak tertarik untuk mencampuradukkan game sepak bola dengan olahraga sepakbola di dunia nyata.

Sumber: FIFA, Reuters, BBC

Sumber gambar: FIFA

EA Sports Tunjukkan Mode Baru FIFA 20 Bertajuk VOLTA Football

Satu pekan ke depan mungkin akan menjadi hari-hari yang ditunggu oleh komunitas gamers. Pasalnya 8 Juni sampai 13 Juni 2019 mendatang menjadi rangkaian panjang dari gelaran Electronic Entertainment Expo (E3) 2019. Sudah menjadi tradisi, gelaran E3 selalu menjadi tempat bagi para pengembang dan penerbit game internasional untuk mengumumkan judul game terbaru mereka yang bisa bisa membuat Anda jadi terbelalak.

Dari rangkaian tersebut, salah satu yang menarik untuk disorot adalah pada tanggal 8 Juni 2019 kemarin, ketika Electronic Arts (EA) menjadi daya sorot utama dari gelaran ini. Dalam presentasinya, EA lewat sub-divisi EA Sports mengumumkan lanjutan dari seri game sepakbola besutan mereka, yaitu FIFA 20. Secara gameplay umum, perubahan dari FIFA 19 ke FIFA 20 mungkin tidak terlalu banyak, tapi satu yang menarik adalah ketika EA mengumumkan mode VOLTA Football.

Sumber: FIFA Official Documentation
Sedikit cuplikan art dari FIFA 20 VOLTA Football. Sumber: FIFA Official Documentation

Mode ini merupakan mode permainan bergaya FIFA Street atau sepakbola jalanan, dengan sebagian gameplay bersifat single-player, sebagian bersifat multiplayer, punya story mode, punya team play, bahkan punya fitur league play dengan promosi serta relegasi di dalamnya.

Berhubung mode ini adalah mode sepakbola jalanan, ada macam-macam peraturan di dalam permainan VOLTA Football. Ada peraturan 3-on-3 dan 4-on-4 namun tanpa kiper, 4-on-4 dan 5-on-5 dengan kiper, bahkan Volta Football punya mode futsal, yang mana pemain bermain 5-on-5 dengan peraturan futsal profesional. Mengiringi peraturan yang bermacam-macam, besar, dan bentuk lapangan juga beragam.

“From an underpass in Amsterdam, to a neighborhood cage in London, or a Tokyo rooftop, experience a new side of The World’s Game with VOLTA Football,” mengutip EA soal ragam bentuk lapangan dari laman resmi FIFA 20.

Terkait soal ini, Achmad Fadh selaku community manager Indonesia Gaming League, yang juga merupakan salah satu dedengkot esports FIFA Indonesia turut memberikan komentarnya. “Menurut saya ini langkah terbaik EA untuk FIFA 20, apalagi mengingat ini adalah FIFA terakhir sebelum berganti engine di konsol next-gen PlayStation 5. Mode ini sebenarnya sudah cukup ditunggu-tunggu para fans FIFA, dan harapan saya gameplay Volta Football bisa sesuai ekspektasi.”

“Saya sih berharap gameplay VOLTA Football tidak banyak berubah dibanding dengan versi lapangan besar. Saya berharap Volta Football juga memberikan sesuatu yang berbeda dibanding dengan seri FIFA Street sebelumnya.” Fadh menjelaskan lebih lanjut soal komentarnya seputar VOLTA Football.

FIFA 20 akan diluncurkan pada 27 September 2019 mendatang untuk konsol PlayStation 4, Windows PC, dan Xbox One. Bagi Anda yang sudah tidak tahan ingin memiliki game ini, Anda sudah bisa pre-order FIFA 20 sejak dari 8 Juni kemarin untuk ketiga platform tersebut.

Star Wars Jedi: Fallen Order Jadi Andalan EA di E3 2019

Beberapa hari sebelum publisher game raksasa melangsungkan ritual tahunan di ajang E3, Google lebih dulu memulai kehebohan lewat penyingkapan detail terkini terkait layanan game stream Stadia. Singkat cerita, platform cloud gaming ini akan meluncur di bulan November 2019 dan dapat diakses via browser Chrome, dongle Chromecast Ultra TV serta smartphone Pixel 3.

Dari semua itu, hal paling istimewa dari Stadia ialah dukungan game dan developer. Sudah ada 21 publisher mengonfirmasi siap berpartisipasi di sana. Dan sampai saat ini, ada 31 permainan blockbuster masuk dalam daftarnya – salah satunya adalah sekuel RPG legendaris, Baldur’s Gate 3. Berdasarkan sentimen pribadi, mungkin tidak ada game yang bisa membuat saya lebih bersemangat dari Baldur’s Gate 3, tapi saya yakin ada banyak di antara Anda menjerit girang ketika EA Play E3 2019 dilangsungkan.

EA tidak mengumumkan banyak game baru di Electronic Entertainment Expo kali ini, namun memang ada satu judul yang begitu dinanti gamer karena waktu rilis yang pelan-pelan datang menghampiri: Star Wars Jedi: Fallen Order. Selain itu, Electronic Arts mengungkap update Apex Legends, Battlefield V, The Sims 4, Madden NFL 20 dan FIFA 20.

 

Star Wars Jedi: Fallen Order

Banyak orang merasa skeptisnya pada Jedi: Fallen Order, tetapi gameplay trailer sepanjang 13 menit persembahan Respawn Entertainment di E3 lebih baik dari harapan saya. Banyak hal memang perlu dicerna, namun ada beberapa aspek penting yang bisa dicatat. Pertama, seperti dugaan sebelumnya, Jedi: Fallen Order mengedepankan aksi pertempuran jarak dekat yang diintegrasikan pada gameplay petualangan.

Mengacu pada video tersebut, Jedi: Fallen Order mengusung gameplay linier yang dititikberatkan pada narasi dan elemen-elemen sinematik, mungkin akan mengingatkan Anda pada Uncharted atau trilogi Tomb Raide. Game merupakan bagian dari kisah canon Star Wars, dan Anda akan bertemu dengan tokoh-tokoh baru serta karakter yang ada di film – misalnya Saw Gerrera (diperankan oleh Forest Whitaker). Dalam petualangannya, sang protagonis Cal Kestis ditemani oleh robot BD-1. Ia akan membantu Kestis menyelesaikan puzzle sembari mengekspos detail pada dunia permainan.

Hal unik kedua adalah sistem pertempuran Jedi: Fallen Order. Game memang tidak meneruskan gaya bertarung lightsaber khas seri Jedi Knight, namun ada elemen menarik yang Respawn angkat di sana. Taktik, strategi dan eksekusi serangan sangat penting dalam menghadapi jenis lawan tertentu, seperti ketika Anda bermain Bloodborne atau Sekiro: Shadows Die Twice.

Star Wars Jedi: Fallen Order akan meluncur di PC, Xbox One dan PlayStation 4 pada tanggal 15 November. Permainan difokuskan pada pengalaman single-player dan Respawn juga menjamin ketiadaan microtransaction dalam bentuk apapun.

 

Apex Legends

Akan ada banyak konten yang dibawa oleh update Season 2 dari game shooter battle royale populer EA ini, di antaranya ada karakter, skin, dan senjata-senjata baru. Season 2 mengangkat judul Battle Charge dan sesuai namanya, ia akan menyodorkan sejumlah tantangan dan aktivitas (baik mingguan maupun harian) yang bisa Anda lakukan. Penyajiannya tak jauh berbeda dari Fortnite.

Lewat video animasi, EA memperkenalkan tokoh bernama Natalie ‘Wattson’ Paquette, seorang pakar teknologi dan insinyur listrik. Kemampuan-kemampuan yang dimilikinya berpotensi mengubah struktur gameplay Apex Legends karena spesialisasinya ialah bertahan dan membangun pertahanan.

Selain itu, EA dan Respawn akan menghadirkan mode Ranked yang terdiri dari enam level (Bronze sampai Apex Predator), menambahkan skin legend untuk Caustic dan Octane serta beberapa senjata (Spitfire dan R-301), dan memperkenalkan senjata baru, yaitu L-Star dari Titanfall 2. Senjata ini mematikan, tapi hanya bisa diperoleh dari air drop dan amunisinya terbatas. Kemudian, developer tak lupa ‘memperbaiki’ tingkat efektivitas Mozambique, yang selama ini jadi cemoohan pemain.

Season 2 Apex Legends akan dimulai pada tanggal 2 Juli 2019.

 

Battlefield V

Di tahun ini, EA dan tim DICE akan terus fokus memperkaya konten Battlefield V. Potongan terbesarnya terbesarnya adalah penambahan medan tempur Pasifik di game FPS berskala raksasa tersebut, yang meerupakan bagian dari update Chapter 5. Di sana akan ada medan tempur berlatar belakang daerah Iwo Jima, kendaraan-kendaraan perang amfibi dari Amerika dan Jepang, serta senjata baru: M1 Garand yang legendaris.

Seluruh konten ini tentu saja terhidang secara gratis, kabarnya siap mendarat di bulan November 2019.

 

The Sims 4

Permainan simulasi buatan Maxis yang dirilis di tahun 2014 ini akan mendapatkan konten baru bertema kehidupan pantai melalui expansion pack berjudul Island Living. Add-on tersebut membawa Anda ke sebuah pulau bernama Sulani, di mana ‘Sim’ bisa bersantai di pinggir laut, membantu membersihkan lautan, bermain dengan lumba-lumba, membuat kastil dari pasir, hingga menjadi penjaga pantai.

The Sims 4 Island Living dapat dinikmati lebih dulu di PC pada tanggal 21 Juni, lalu akan menyusul di Xbox One dan PS4 pada tanggal 16 Juli.

 

FIFA 20

Sebelum E3 dimulai, memang sudah ada desas-desus mengenai agenda diumumkannya FIFA 20. Kini setelah game resmi disingkap, diketahui pula bahwa ada sejumlah aspek yang EA perbarui, misalnya pada mekanisme menendang bola serta penyesuaian pada reaksi penjaga gawang – yang selama ini dianggap terlalu cepat. Developer juga berniat untuk membubuhkan mode game ala FIFA Street, bernama Volta, difokuskan pada pertandingan berskala kecil.

FIFA 20 dijadwalkan buat meluncur pada tanggal 27 September.

 

Madden NFL 20

Madden memang bukan seri game olahraga terpopuler di Indonesia, tetapi ia merupakan salah satu franchise andalan EA. Di judul teranyar ini, developer mencantumkan mode campaign bertajuk Longshot, memberikan keleluasaan bagi pemain buat memodifikasi gameplay, serta menambahkan skenario-skenario tantangan demi membuka konten. Madden NFL 20 juga sengaja dirancang agar lebih bersahabat bagi pemula.

Sebelum meluncur di tanggal 2 Agustus nanti, EA akan melangsungkan uji coba beta tertutup pada tanggal 14 sampai 16 Juni.