Meski Sea Masih Catat Kerugian, Shopee Cetak Rekor Pendapatan Tertinggi di Q1 2024

Kabar baik datang dari Shopee, yang mencetak pendapatan kuartal tertinggi, yang sukses menarik perhatian dan pujian dari para investor. Walaupun, Sea sendiri mencatat kerugian bersih sebesar $23 juta untuk kuartal pertamanya.

Merujuk laporan keuangan yang dirilis, pendapatan Sea tumbuh sebesar 22,8% menjadi $3,7 miliar, dengan kontribusi sebesar $2,7 miliar berasal dari segmen e-commerce. Pencapaian ini mencerminkan kinerja yang melebihi ekspektasi analis, dengan EBITDA yang disesuaikan mencapai $401,1 juta, jauh di atas perkiraan analis sebesar $221,8 juta.

Keberhasilan Shopee dalam mengukir pendapatan rekor ini didukung oleh nilai GMV yang naik 36,3% mencapai $23,6 miliar. Menurut CEO Sea Forrest Li, pengembangan kapabilitas live streaming dan peningkatan layanan logistik SPX Express telah menjadi kunci utama pertumbuhan yang signifikan ini. SPX Express, yang menangani lebih dari setengah pesanan Shopee di Asia dan sekitar 70% di Brazil, kini dapat mengirimkan pesanan dalam waktu tiga hari.

Meskipun Shopee mencatat pertumbuhan pendapatan yang mengesankan, segmen ini masih mengalami kerugian EBITDA sebesar $21,7 juta, sebuah pembalikan dari laba EBITDA tahun lalu yang sebesar $207,7 juta. Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan biaya penjualan dan pemasaran yang hampir dua kali lipat menjadi $675,9 juta selama kuartal.

Sementara itu, segmen hiburan digital Sea, yang termasuk unit game Garena, mengalami penurunan pendapatan sebesar 15,1% menjadi $458,1 juta. Namun, Garena masih mencatat peningkatan jumlah pengguna berbayar sebesar 29,8% menjadi 48,9 juta. Li tetap optimis terhadap potensi Free Fire, salah satu game populer Garena, yang diharapkan dapat terus menjadi motor pertumbuhan perusahaan.

Sea juga melaporkan perkembangan positif dalam layanan keuangan digitalnya, dengan pendapatan yang meningkat 21% menjadi $499,4 juta dan EBITDA yang disesuaikan naik 50,3% menjadi $148,7 juta. Perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan dalam pemberian pinjaman kepada konsumen dan UKM, dengan jumlah pinjaman yang mencapai $3,3 miliar per 31 Maret.

Dengan melalui masa sulit penuh tantangan ekonomi makro, Li menyatakan bahwa Sea kini berada pada jalur pertumbuhan yang stabil dan lebih efisien, yang akan memperkuat posisi perusahaan dalam jangka panjang.

Application Information Will Show Up Here
Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Sea Lakukan Efisiensi Bisnis, Shopee Indonesia Rumahkan Sebagian Karyawan

Induk perusahaan marketplace Shopee, Sea Ltd., segera merumahkan sekitar 3% dari karyawannya di Indonesia sebagai bagian dari efisiensi perusahaan secara regional untuk memangkas kerugian dan memperbaiki reputasi di mata investor.

Dalam laporan tahunan Sea di tahun 2021, perusahaan tercatat memiliki lebih dari 63 ribu karyawan secara keseluruhan. Per kuartal I-2022, jumlah karyawan Shopee Indonesia tercatat sebanyak 6.232 orang. Hal ini berarti sekitar 180-an dari mereka terancam terkena PHK mulai dari head of department hingga posisi entry level atau junior staff.

Dilansir dari Bloomberg, perusahaan yang berbasis di Singapura ini menginformasikan para staf yang terkena dampak mulai dari hari Senin (19/9). Menurut memo yang beredar, perubahan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dari perusahaan untuk mengoptimalkan efisiensi operasi untuk  mempertahankan keutuhan seluruh bisnis.

Perusahaan turut mengungkapkan bahwa hal ini merupakan keputusan yang sangat sulit untuk dibuat. Tanpa menjelaskan lebih lanjut, pihak manajemen mencoba menawarkan ganti rugi yang sesuai dalam memo yang disebarkan hari itu, “Secara umum, kami akan menawarkan paket yang adil bagi karyawan yang berpisah dengan kami dan memberikan bantuan jika diperlukan.”

Co-Founder Sea Group Forrest Li juga sempat mengumumkan dalam memo internal bahwa jajaran direksi tidak akan menerima gaji serta memperketat kebijakan pengeluaran perusahaan. Perusahaan, yang dikenal dengan Tencent Holdings Ltd. sebagai investor terbesarnya, tengah mencoba melindungi diri dari perlambatan ekonomi.

Sea disebut telah kehilangan sekitar $170 miliar nilai pasar sejak Oktober. Angka ini menjadi yang tertinggi serta memperbanyak pertanyaan tentang strategi monetisasi perusahaan di era kenaikan suku bunga dan mempertajam persaingan dari Alibaba Group Holding Ltd. di kawasan Asia.

Meskipun pendapatan Sea Group atau induk perusahaan Shopee pada kuartal II 2022 naik 29% year on year, hal ini tidak membebaskan mereka dari efisiensi. Melansir dari situs resminya, dalam laporan keuangan milik Sea Group, tercatat pendapatan perusahaan itu mencapai $2,94 miliar pada kuartal dua 2022.

Perjalanan Shopee di Indonesia

Shopee merupakan salah satu dari dua bisnis terbesar Sea di Indonesia. Perusahaan mengawali bisnis digitalnya di bidang hiburan dengan platform Garena yang mempopulerkan game “Free Fire”. Sea Group meluncurkan platform e-commerce Shopee di Asia Tenggara dan Taiwan pada bulan Juni dan awal Juli 2015, dan di Brasil pada kuartal keempat tahun 2019.

Pada tahun 2021, perusahaan sempat memperluas bisnis ke pasar baru di Amerika Latin seperti Meksiko, Chili dan Kolombia, dan ke Polandia dan Spanyol. Namun, informasi terakhir menunjukkan bahwa Shopee telah menarik timnya dari pasar di Eropa dan Amerika Latin. Polemik lain juga terjadi di India karena meningkatnya ketegangan dengan perusahaan China.

Di samping e-commerce, perusahaan juga memperluas lini bisnis ke platform layanan keuangan digital di Vietnam dan di Thailand di tahun 2014. Di akhir tahun 2019, SeaMoney resmi diperkenalkan sebagai merek keseluruhan untuk bisnis layanan keuangan digital perusahaan. Kemudian di tahun lalu, perusahaan semakin memperluas penawaran layanan keuangan digital di seluruh kredit, insurtech dan layanan bank digital, termasuk meluncurkan SeaBank di Indonesia.

Bisnis e-commerce memang menjadi salah satu penggerak penting ekonomi digital. Di Indonesia persaingan bisnis ini cukup ketat. Menurut data iPrice, didasarkan pada sejumlah analisis terhadap trafik dan engagement di media sosial, Shopee berada di peringkat kedua setelah Tokopedia. Namun demikian, peringkat ini cukup fluktuatif, di beberapa periode sebelumnya Shopee sempat memimpin di peringkat teratas.

E-commerce di Indonesia / iPrice
E-commerce di Indonesia / iPrice
Application Information Will Show Up Here