Sony Patenkan Kontroler Baru PlayStation untuk Mobile

Setelah PC mulai diramaikan dengan game-game milik PlayStation yang awalnya eksklusif, kelihatannya Sony juga mulai memberikan perhatiannya ke platform mobile.

Sebelumnya, pada April 2021 lalu, Sony kedapatan membuka lowongan untuk Head of Mobile untuk unit bisnis baru di PlayStation Studios. Setelah beberapa bulan tidak ada kabar perkembangan, akhirnya kini ada informasi penting yang menunjukkan bahwa ekspansi mereka ke mobile terus berlangsung.

Dalam paten terbarunya, Sony Interactive Entertainment di Jepang mendaftarkan desain kontroler PlayStation untuk smartphone. Informasi mengenai paten ini awalnya diinformasikan oleh Videogameschronicle (VGC).

Dalam gambar yang disertakan dalam patennya, terlihat sebuah kontroler yang memiliki bentuk mirip dengan kontroler Dualshock 4 milik PS4. Perbedaannya, kontroler ini sangat panjang secara horizontal karena memiliki ruang di tengah-tengahnya untuk tempat meletakkan smartphone.

Sony juga menjelaskan bahwa kontroler ini nantinya akan memiliki sensor yang dapat mendeteksi kemiringan yang dilakukan oleh tangan pemain. Hal ini berarti kontroler ini akan memiliki fitur gyroscope sama seperti yang ada pada Nintendo Switch dan juga smartphone.

Dijelaskan juga bahwa kontroler ini akan tersambung ke smartphone lewat bluetooth sehingga kontroler ini tidak membutuhkan koneksi fisik ke smartphone saat digunakan nanti.

Bila memang Sony menindaklanjuti paten tadi, maka kemungkinan besar kontroler ini akan digunakan para gamer untuk memainkan game-game PlayStation lewat smartphone menggunakan Remote Play atau lewat cloud.

Image Credit: Sony

Sayangnya, masih banyak pertanyaan tentang paten dari kontroler PS Mobile ini. Mulai dari mengapa desainnya masih menggunakan DualShock 4 ketimbang DualShock 5? Bagaimana mekanisme kontroler ini dapat menahan smartphone tersebut ke kontroler? Karena dari gambar yang ditampilkan tidak diperlihatkan mekanisme kuncian atau penahan dari smartphone.

Dan juga, apakah kontroler ini nantinya akan bersifat universal untuk semua smartphone atau hanya untuk smartphone tertentu saja? Mengingat patennya juga tidak menunjukkan bahwa kontroler ini memiliki fleksibilitas untuk diatur panjang-pendeknya.

Sayangnya, semua pertanyaan tersebut mungkin masih harus menunggu lama hingga Sony mau menjawabnya. Namun setidaknya ada tanda-tanda keseriusannya dalam menghadirkan pengalaman PlayStation ke para gamer mobile nantinya.

Lakukan Comeback Dramatis, BOOM Esports Menangi Turnamen Dota 2 Mineski Masters

Satu lagi gelar juara yang berhasil diraih oleh tim Dota 2 BOOM Esports. Kali ini mereka berhasil menjuarai turnamen Mineski Masters. Turnamen yang menjadi ajang pemanasan sebelum bergulirnya DPC musim 2022 tersebut digelar pada 25 hingga 28 November 2021 kemarin dan memperebutkan total hadiah sebesar ₱1.000.000 atau sekitar Rp285 juta. Turnamen Mineski Masters sendiri merupakan turnamen komunitas yang digelar oleh organisasi esports asal Filipina yakni Mineski.

BOOM Esports bersaing dalam Mineski Masters ini dengan 7 tim Dota 2 Asia Tenggara lainnya yang diundang untuk mengikuti turnamen. Tim-tim kuat seperti TNC Predator, OB.Neon, Motivate.Trust Gaming, dan Execration mengikuti turnamen ini. BOOM Esports tampil tanpa celah dan lolos ke partai final dengan 3 kali kemenangan langsung atas InterActive Philippines, OB.Neon, dan UD Vessuwan. Hingga akhirnya Fbz dan kawan-kawan bertemu dengan Motivate.Trust Gaming di final.

Pada pertandingan final ini BOOM Esports dibuat kewalahan. Tim asal Thailand tersebut berhasil mengungguli BOOM Esports di 2 game awal dan hanya membutuhkan 1 kali kemenangan lagi untuk menjadi juara. Untungnya, BOOM Esports mampu bangkit dari ketertinggalan dan memaksa Motivate.Trust Gaming terkena “reverse sweep” alias “comeback”. BOOM Esports memenangkan 3 game selanjutnya dan mengakhiri pertandingan dengan skor akhir 3-2.

Kemenangan yang diraih oleh BOOM Esports dalam Mineski Masters ini menjadi modal berharga bagi tim dalam memulai musim baru DPC 2021/22. Squad baru BOOM Esports yang kini didominasi oleh pemain asal Filipina berhasil menjuarai 3 turnamen dari 4 turnamen yang mereka ikuti. Ketiga turnamen tersebut antara lain Mineski Master, BTS Pro Series Season 9: Southeast Asia, dan BTS Pro Series Season 8: Southeast Asia.

BOOM Esports sendiri saat ini tergabung dalam DPC SEA 2021/22 Tour 1: Division I bersama tim-tim kuat Dota 2 Asia Tenggara lainnya. DPC SEA 2021/22 Tour 1: Division I sendiri baru akan dimulai pada 1 Desember 2021 hingga 22 Januari 2022 dan memperebutkan total hadiah sebesar US$205.000 atau sekitar Rp3 miliar dan 3 slot menuju turnamen Major Dota 2.

PUBG New State Raih Untung $2,6 Juta, Roblox Tuntut Seorang Youtuber

PUBG: New State berhasil lewati 20 juta unduhan hanya dalam minggu pertamanya

Krafton akhirnya resmi merilis PUBG: New State yang dibuat untuk menyaingi PUBG Mobile. Hanya dua minggu pasca dirilis, PUBG: New State dikabarkan telah diunduh lebih dari 23 juta kali.

Dilansir dari Gameindustry.biz, dengan jumlah unduhan yang masif tersebut badan riset teknologi Sensor Tower mengestimasi bahwa PUBG: New State telah mendulang keuntungan dari Android maupun iOS sekitar $2,6 juta atau sekitar Rp37,4 miliar. Tiga negara penyumbang terbesarnya adalah Amerika Serikat, Jepang, dan Turki.

India menjadi negara dengan jumlah pemain terbanyak yaitu sekitar 7 juta pemain yang mengisi 30 persen dari total jumlah pemain. Amerika Serikat menduduki peringkat kedua, sedangkan Korea Selatan menduduki peringkat ketiga.

Sebagai perbandingan, PUBG Mobile original berhasil mencapai 28 juta unduhan saat diluncurkan pada 2018 lalu. Namun perbedaannya, sebelum peluncurannya secara global PUBG Mobile telah dirilis di Tiongkok terlebih dahulu. Sedangkan PUBG: New State dirilis global secara bersamaan di 200 negara.

Roblox tuntut Youtuber $1,6 juta karena meneror para pemain lain

Image Credit: Roblox

Cukup langka untuk melihat sebuah perusahaan game menuntut pemainnya sendiri hingga ke meja hijau. Namun itulah yang dilakukan oleh Roblox Corporation yang dikabarkan tengah menuntut YouTuber dan content creator Benjamin Robert Simon.

Pemain yang dikenal dengan nama Ruben Sim ini kedapatan melakukan aksi teror di dalam Roblox. Aksi yang dilakukan oleh timnya yang disebut cybermob tersebut antara lain melecehkan pemain lain, menggunakan hinaan rasis dan homopobik, hingga mengunggah foto Adolf Hitler ke dalam game.

Roblox sebenarnya tidak tinggal diam mengenai perilaku negatif Simon dan bahkan telah menghukum akun milik Simon hingga beberapa tahun. Namun sayangnya Simon dapat kembali ke Roblox menggunakan akun yang dibuat oleh orang lain.

Lebih parahnya, Simon juga mengunggah perbuatannya tersebut sebagai konten di YouTube dan kanal Patreon miliknya. Dan yang terbaru adalah saat Roblox Developer Conference dilaksanakan di San Francisco bulan lalu. Simon membuat berita hoax bahwa polisi tengah mencari “teroris” yang akan ada dalam event tersebut.

Semua kekacauan yang dilakukan oleh Simon ini akhirnya membuat para developer Roblox gerah dan akhirnya melayangkan tuntutan sebesar $1,6 juta atau sekitar Rp23 miliar kepada Simon. Sayangnya belum ada informasi lanjutan mengenai jalannya tuntutan tersebut.

Harga Monitor di Indonesia Naik Hingga 50%, Imbas Kelangkaan Chip di Tengah Pandemi?

Memiliki tanggung jawab untuk menampilkan semua hal yang diproses oleh PC secara visual, monitor menjadi salah satu komponen yang harus ada di suatu setup PC. Monitor dibedakan menjadi beberapa klasifikasi sesuai dengan kegunaannya, seperti monitor kantoran, gamingdan professional.

Image Credit: Samsung

Sayangnya, ternyata monitor juga ikut terkena imbas kelangkaan chip yang sedang berlangsung saat ini. Lebih besarnya permintaan pasar dari persediaan serta langkanya panel IPS juga membantu menaikkan harga monitor yang kini lebih mahal hingga 50% jika dibandingkan dengan awal tahun 2021 lalu.

Image Credit: Tokopedia

Sebagai contoh, salah satu monitor budget terlaris di pasaran, Samsung SR35, dapat Anda bawa pulang dengan harga hanya Rp1.6 jutaan di awal tahun 2021 lalu. Kini, jika Anda melihat marketplace, monitor dari Samsung ini dibanderol dengan harga Rp2.4 jutaan. Artinya, monitor 1080p berukuran 24 inch dengan refresh rate 75Hz ini naik hingga 50% dari harga sebelumnya.

Image Credit: LG

Tidak hanya monitor dari Samsung, brand LG juga mengalami kenaikan harga. Salah satunya adalah LG 24MK600 yang pada awal tahun ini memiliki label harga Rp1.8 jutaan. Sekarang, monitor ini dibanderol dengan harga Rp2.4 jutaan yang artinya harganya naik sekitar 35%. Selain itu, harga monitor dari AOC, Philips, ASUS, serta berbagai brand monitor lainnya juga melimbung.

Anehnya, monitor-monitor yang harganya naik drastis kebanyakan berada di segmen ukuran 24 inch dengan refresh rate 60Hz hingga 75Hz. Dengan kata lain, harga monitor di kelas bawah naik lebih tinggi ketimbang kelas atasnya.

Image Credit: LG

Sebagai contoh, monitor gaming LG 24GN600 dibanderol dengan harga Rp2.7 juta di awal bulan 2021. Kini, harganya hanya naik sekitar Rp100 ribuan menjadi Rp2.8 jutaan. Padahal, monitor dengan refresh rate 144Hz dari LG ini terbilang sangat worth it dari segi harga dan kualitasnya.

Yak… Awalnya GPU dan RAM naik harga, sekarang monitor malah ikutan. Semoga tidak ada komponen PC lainnya yang memutuskan untuk ikutan naik harga deh.

Ternyata, pasar PC gaming sudah banyak peminatnya bahkan sebelum mulainya pandemi. Menurut para analis IDC, pandemi hanya mempercepat pertumbuhan dari pasar PC gaming. Lebih lengkapnya, Anda dapat membacanya di sini.

Feat image credit: Xiaomi

Tencent Dilaporkan Dilarang Luncurkan Aplikasi Baru Ataupun Memberikan Update

Raksasa teknologi Tencent kini tengah terkena sanksi oleh pemerintah Tiongkok. Sanksi yang dikeluarkan oleh Kementrian Industri dan Teknologi Informasi Tiongkok tersebut berupa larangan bagi Tencent untuk meluncurkan aplikasi baru ataupun memberikan update pada aplikasi-aplikasi mereka yang telah ada.

Dilaporkan oleh Chinastarmarket.cn (via South China Morning Post), pemberlakukan sanksi ini merupakan bagian dari “Bimbingan Administratif Sementara” terhadap Tencent. Sanksi ini dijatuhkan karena Pemerintah Tiongkok menyebut beberapa aplikasi milik Tencent telah melanggar aturan proteksi data di beberapa kesempatan selama tahun 2021 ini.

Dalam pelaksanaannya, Kementrian Industri dan Teknologi Informasi Tiongkok telah memberikan arahan kepada platform dan app stores untuk mengimplementasikan pembatasan terhadap aplikasi-aplikasi milik Tencent.

Image Credit: South China Morning Post

Ke depannya, pemerintah Tiongkok harus melakukan pengecekan terhadap aplikasi baru ataupun update terhadap aplikasi-aplikasi milik Tencent sebelum dapat diluncurkan. Proses persetujuan tersebut disebut membutuhkan waktu kurang lebih tujuh hari.

“Kami terus berupaya meningkatkan fitur perlindungan pengguna dalam aplikasi kami, dan juga menjalin kerja sama rutin dengan lembaga pemerintah terkait untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan. Aplikasi kami tetap berfungsi dan tersedia untuk diunduh,” ungkap juru bicara Tencent dalam keterangan resminya.

Ada lebih dari 70 aplikasi dan juga lebih dari 100 game mobile yang telah dipublikasikan oleh Tencent termasuk yang paling populer adalah aplikasi WeChat dan juga PUBG Mobile. Sayangnya, tidak ada informasi apakah sanksi yang disebutkan sebelumnya hanya diberlakukan pada aplikasi-aplikasi yang terbukti melakukan pelanggaran, atau pada semua aplikasi yang dimiliki oleh Tencent.

Image Credit: Tencent

Pemerintah Tiongkok kini memang tengah memperketat aturan mereka terhadap video game dan aplikasi lain. Mulai dari pembatasan waktu bermain bagi anak di bawah umur, hingga ke arahan agar para publisher game mengurangi fokus mereka untuk mencari keuntungan.

Berbagai macam keputusan tersebut diambil oleh Pemerintah Tiongkok untuk menanggulangi dampak negatif yang disebabkan oleh aplikasi dan game. Sanksi terhadap Tencent kelihatannya juga termasuk bagian dari program milik Pemerintah Tiongkok tersebut.

Di sisi lain Tencent memang sempat menjadi target pengawasan dari Pemerintah Tiongkok karena beragam keputusan perusahaannya yang tidak sesuai dengan arahan dari pemerintah. Sebelumnya, Tencent juga telah dijatuhi denda sebesar 500 ribu Yuan atau sekitar Rp1 miliar. Dan sekarang pergerakan perusahaannya benar-benar dibatasi hingga waktu yang belum ditentukan.

Kreator Pokemon GO Berhasil Kumpulkan $300 Juta untuk Wujudkan Metaverse

Perusahaan di balik game mobile augmented reality (AR) Pokémon GO, Niantic kini punya rencana ambisius baru. Setelah cukup sukses membawa para Pokémon ke dunia nyata lewat AR, sekarang Niantic dikabarkan ingin mewujudkan metaverse ke dalam dunia nyata.

Dikabarkan oleh Techcrunh, Niantic disebut telah berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar US$300 juta atau sekitar Rp4,3 triliun dari para investornya. Dana investasi masif tersebut membuat valuasi perusahaan Ninatic kini menjadi US$9 miliar atau sekitar Rp 128 triliun.

Pembicaraan soal metaverse ini juga telah dimulai oleh pendiri dan CEO Niantic, John Hanke, pada bulan Agustus lalu. Hanke mengutarakan bahwa mereka memiliki pemahaman konsep yang cukup berbeda terhadap metaverse. Bila perusahaan lain membangun dunia virtual yang nantinya dapat diakses menggunakan perangkat virtual reality (VR), maka Niantic berusaha sebaliknya.

Image credit: knowledia

Dunia metaverse milik Niantic nantinya akan berusaha untuk membawa orang-orang untuk lebih dekat ke dunia luar. Mereka percaya bahwa metaverse juga dapat dibangun lewat augmented reality yang akan diakses di dunia nyata.

“Di Niantic, kami percaya bahwa manusia akan sangat bahagia saat dunia virtual dapat membawa mereka ke dunia nyata,” ungkap Hanke. “Berbeda dengan metaverse fiksi-ilmiah, metaverse dunia nyata akan menggunakan teknologi untuk meng-upgrade pengalaman kita di dunia seperti yang telah kita kenal selama ribuan tahun.”

Untuk mewujudkan hal tersebut, perusahaan yang berbasis di San Francisco ini telah mengumumkan alat untuk membantu mengembangkan game berbasis AR yang diberi nama Lightship AR Developer Kit atau ARDK. Berita baiknya, Niantic menggratiskan dev-kit ini bagi siapapun selama memiliki pengetahuan dasar terhadap game engine Unity.

Dana triliunan yang telah disebutkan sebelumnya juga akan digunakan untuk membantu Niantic memperluas ARDK. Selain itu, Niantic juga menggandeng banyak perusahaan lain seperti Universal Pictures, Warner Mucis Group, Historic Royal Palaces, hingga festival musik dan seni Coachella untuk merealisasikan metaverse mereka tersebut.

Metaverse memang menjadi topik yang cukup hangat diperbincangkan terutama setelah bos Epic Games, Tim Sweeney telah melemparkan topik ini beberapa bulan lalu. Metaverse juga semakin populer saat CEO dan pendiri Facebook (sekarang bernama Meta), Mark Zuckenberg juga mengangkat topik ini.

Namun pendekatan multiverse yang dilakukan oleh Niantic terbilang lebih terjangkau dan masuk akal untuk diterapkan. Pasalnya, penggunaan AR lewat smartphone lebih memungkinkan daripada harus memaksa para pengguna untuk membeli headset VR baru yang belum terlalu populer sekarang.

Jika Anda tertarik untuk tahu lebih jauh soal metaverse, kami pernah menuliskan tentang serba-serbi metaverse lengkap sebelumnya dari mulai definisi, relevansi, sampai potensinya. Selain itu, kami juga sempat membahas lebih dalam tentang hal-hal apa saja yang membuat teknologi VR sepertinya kesulitan untuk lepas landas.

Keanu Reeves Tidak Ingin Karakter Filmnya Muncul di Mortal Kombat

Seri Mortal Kombat memang menjadi salah satu game fighting dengan pertarungan dan juga karakter-karakter yang ikonik. Pertarungan brutal yang tidak segan memperlihatkan adegan sadis dengan berbagai karakter unik dengan jurusnya masing-masing memang memiliki basis fans yang besar.

Tidak mengherankan bila pada akhirnya Mortal Kombat berhasil mendatangkan berbagai karakter dari semesta lain, termasuk film layar lebar seperti Terminator, Robocop, hingga Rambo. Hal ini tentu membuka kemungkinan karakter dari film lain untuk mampir ke dalam game ini.

Salah satu yang sempat disebutkan oleh sang kreator, Ed Boon, adalah karakter John Wick meskipun pada akhirnya dirinya mengakui bahwa pernyataannya pada tahun 2019 tersebut hanyalah candaan belaka.

Image credit: Reddit

Namun pernyataan “candaan” tersebut kini ditanyakan langsung kepada sang aktor, Keanu Reeves oleh Esquire Magazine. Dalam video seri berjudul “Explain This”, Reeves menerima pertanyaan apa pendapat sang aktor bila John Wick, Neo (dari seri The Matrix), atau bahkan kedunya untuk masuk ke dalam semesta Mortal Kombat. Apakah dirinya memperbolehkannya?

Sayangnya, Reeves ternyata tidak merestui dua karakter film ikoniknya tersebut untuk muncul di dalam Mortal Kombat.

“Jika itu terserah saya? Maka tidak. Mortal Kombat adalah game yang luar biasa dalam banyak hal, tapi kupikir… kalian tahu, Neo, John Wick, mereka bisa melakukan halnya masing-masing. Begitu juga dengan Mortal Kombat.” Ujar aktor berumur 57 tahun tersebut.

Image credit: Epic Games

Karakter John Wick sendiri sebenarnya telah muncul dalam beberapa game sebelumnya. Yang pertama adalah dalam Payday 2, meskipun wajah yang digunakan dalam game-nya tidak menyerupai Keanu Reeves. Yang kedua adalah sebagai skin di dalam Fortnite yang merupakan kolaborasi dengan filmnya. Dan yang terakhir adalah game strategi resminya yang berjudul John Wick Hex.

Sedangkan untuk karakter Neo sebenarnya juga telah muncul dalam tiga game adaptasi resmi dari film The Matrix. Namun sebenarnya Neo lebih berkesempatan untuk muncul ke dalam Mortal Kombat karena baik Mortal Kombat ataupun The Matrix sama-sama berada di bawah naungan Warner Bros.

Keanu Reeves kelihatannya lebih ingin bahwa dua karakter yang ia mainkan tersebut tetap berada di mediumnya masing-masing. Namun dengan kehadiran film terbaru baik John Wick dan The Matrix, kemungkinan untuk kolaborasi dengan beragam game masih tetap terbuka.

Dibuka untuk Umum, Inilah Harga Tiket Turnamen M3 World Championship 2021

Turnamen akbar Mobile Legends: Bang Bang akan segera dimulai. Turnamen bertajuk M3 World Championship 2021 tersebut nantinya akan digelar di Singapura pada tanggal 6 hingga 18 Desember 2021 mendatang.

Moonton selaku sang publisher game Mobile Legends: Bang Bang menungkapkan bahwa turnamen M3 kali ini akan dibuka untuk umum. Artinya, penonton yang ingin menyaksikan secara langsung keseruan gelaran tahunan terbesar Mobile Legends: Bang Bang dapat datang ke Singapura.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by MPL Singapore (@mpl.sg.official)

Selain itu, Moonton juga merilis daftar harga tiket bagi penonton yang tertarik untuk menyaksikan M3 World Championship 2021. Melalui postingan Instagram, MPL SG mengungkapkan bahwa tiket yang dijual untuk umum hanya pada babak playoff saja yakni pada tanggal 17 hingga 19 Desember 2021.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by MPL Singapore (@mpl.sg.official)

Harga tiket M3 World Championship 2021 bervariasi tergantung babak pertandingan playoff yang ingin disaksikan. Pada tanggal 17 dan 18 Desember harga tiket dipatok sebesar S$20 atau sekitar Rp210 rb untuk single dan S$35 atau sekitar Rp370 rb untuk pair. Sedangkan untuk babak playoff final pada 19 Desember harga tiket yang dipatok sebesar S$25 atau sekitar Rp260 rb untuk single dan S$45 atau sekitar Rp470 rb untuk pair.

Singapura dipilih untuk menjadi tuan rumah ajang M3 World Championship 2021 karena diyakini negara ini mampu menggelar event tingkat internasional ini. Selain tempatnya yang strategis di Asia Tenggara dengan banyaknya peminat Mobile Legends: Bang Bang di sana, lokasi turnamen yakni Suntec Singapore International Convention juga diyakini memliliki fitur dan kapasitas yang siap dan mumpuni.

Ini merupakan kali kedua Singapura ditunjuk menjadi tuan rumah. Sebelumnya gelaran M2 World Championship 2020 yang digelar awal tahun ini juga bertempat di Singapura. Hal ini karena Singapura diyakini sudah memiliki protokol kesehatan yang ketat dan memiliki kapasitas untuk sukses menggelar event.

M3 World Championship 2021 sendiri nantinya akan diikuti oleh 16 tim Mobile Legends: Bang Bang terbaik dari seluruh dunia. Turnamen ini akan memperebutkan total hadiah sebesar US$800.000 atau sekitar Rp11,4 miliar. M3 World Championship 2021 menjadi turnamen Mobile Legends: Bang Bang dengan hadiah terbesar di dunia.

Omega Esports Tersandung Kasus Match Fixing, BOOM Esports Kembali ke Upper Division

Ada kejutan di ranah esports Dota 2 SEA karena Omega Esports atau Smart Omega resmi didiskualifikasi dari Regional DPC SEA. Kasus ini menjadi buah bibir mengingat akan dimulainya rangkaian turnamen DPC musim 2021-2022.

Tim esports asal Filipina tersebut tersandung kasus match-fixing dan mendapatkan hukuman dari Valve dengan kehilangan slot Upper Division di DPC SEA.

Selain turun dan didiskualifikasi, Valve juga akan melarang Omega Esports untuk bertanding di seluruh rangkain turnamen resmi miliknya.

Hal ini mengejutkan mengingat kedatangan 3 pemain baru ke tim Omega seperti Ramzi “Ramz” Bayhaki, Lee “Forev” Sang-don, and Liew “Eren” Jun Jie. Hukuman yang jatuh kepada Omega juga membuat beberapa pemain yang baru bergabung kecewa, salah satunya Forev yang mengumumkan terbuka dengna tawaran dari tim lain baik sebagai pelatih ataupun pemain.

Turnamen DPC yang digelar oleh Beyond The Summit juga mengumumkan nama para pemain yang terlibat dalam match-fixing. Ada 6 pemain yang dianggap terlibat dan mendapatkan hukuman larangan bermain di ajang resmi Valve, antara lain:

  1. Dave Hioro Miyata
  2. Prince Daculan
  3. Patt “Piolz” Piolo Dela Cruz
  4. Van Jerico Manalaysay
  5. Ryniel “Zenki” Keit Calvez
  6. Chris “CTY” Ian Francis Maldo

Team Execration yang baru saja menarik Van Jerico sebagai offlaner diizinkan untuk mencari pemain baru agar dapat kembali bertanding di fase kualifikasi Regional League DPC SEA.

BOOM Esports Kembali ke Upper Division DPC SEA

Sumber: BOOM Esports

Meski memang pihak Omega sangat dirugikan, namun ada juga pihak yang diuntungkan atas kasus ini salah satunya adalah BOOM Esports. Tim yang beranggotakan kombinasi pemain Filipina, Indonesia, dan Malaysia tersebut kembali ke Upper Division di Regional League DPC SEA Season 2.

BOOM Esports sebelumnya gagal menjaga posisinya di Upper Division Season 1 dan harus puas menempati posisi ketujuh. Pasalnya, dalam sistem Regional League DPC SEA, tim yang diurutan 7 dan 8 akan bermain di Lower Division di musim selanjutnya.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by BOOM Esports (@boomesportsid)

Hasil ini menjadi angin segar bagi BOOM Esports yang belakangan ini menghasilkan performa memukau. Bahkan, Tims dkk. mampu menjuarai turnamen BTS Pro Series Season 8 dan Season 9 setelah mengalahkan Team SMG dan Polaris di partai grand final.