Nintendo Ungkap 10 Game Indie Terlaris di Console Switch

Dengan meluncurkan Switch, Nintendo akhirnya tak hanya mempersilakan studio-studio third-party papan atas untuk melelepas karya mereka di platform tersebut, tapi juga merangkul developer-developer independen secara lebih antusias. Perhatian perusahaan pada game indie turut diperlihatkan lewat diadakannya acara Nindies Showcase yang terpisah dari presentasi Nintendo Direct.

Dan di ajang Game Developers Conference 2018 minggu ini, perusahaan pemilik franchise Mario, The Legend of Zelda, serta Pokémon itu mengungkapkan sepuluh permainan independen terlaris di console hybrid anyar mereka. Urutannya dinilai dari jumlah kopi yang terjual, dan bukan dari angka pemasukan yang mereka peroleh. Ini dia daftarnya:

 

1. Celeste (Matt Makes Games)

 

2. Enter the Gungeon (Dodge Roll)

 

3. Fast RMX (Shin’en Multimedia)

 

4. Golf Story (Sidebar Games)

 

5. Kamiko (Skipmore)

 

6. NBA Playgrounds (Saber Interactive)

 

7. Overcooked Special Edition (Ghost Town Games)

 

8. Shovel Knight: Treasure Trove (Yacht Club Games)

 

9. Stardew Valley (Chucklefish)

 

10. SteamWorld Dig 2 (Image and Form)

Di kesempatan yang sama, Damon Baker selaku Senior Manager of Publisher & Developer Relations Nintendo America menjabarkan karakteristik para penikmat permainan indie di Switch. Mereka ini merupakan orang-orang yang gemar bernostalgia, dan kebanyakan adalah fans setia franchise-franchise lawas.

Selain itu, dukungan mode multiplayer turut menjadi faktor pendorong utama penjualan. Dengan tersedianya mode ini, para gamer Switch mendapatkan sensasi bermain bersama teman seperti saat menikmati game di PC, hanya saja pengalaman tersebut bisa diakses sewaktu dalam perjalanan. Jenis gamer-nya juga sangat beragam, dari mulai anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

Dan selain game-game indie yang Nintendo pamerkan di acara Nindies Showcase Spring 2018 beberapa hari lalu, Baker mengonfirmasi bahwa ada tiga judul lagi yang akan hadir di Switch, yaitu Hyper Light Drifter, Nidhogg 2, serta Crashlands.

Di antara 10 permainan indie terlaris di Nintendo Switch ini, tiga merupakan favorit saya, namun saya baru sempat memainkannya di PC. Mereka adalah SteamWorld Dig 2, Stardew Valley dan Celeste.

Via Kotaku dan Games Industry.

Headset VR Standalone HTC Vive Focus Akan Tersedia Secara Global Tahun Ini

Kompetisi di ranah yang didominasi HTC dan Oculus kembali memanas ketika sejumlah rakasa teknologi mulai mengadopsi konsep untether. Sejak paruh kedua 2017, para produsen mulai melepas dan memperkenalkan headset-headset VR standalone. Dari pengamaan saya, penyingkapan HMD VR ‘referenceSnapdragon 845 mendorong para pemain lama untuk mengeksekusi strategi baru.

Di acara Game Developers Conference 2018 yang tengah berlangsung sekarang, HTC mengumumkan rencana buat menghadirkan headset VR standalone Vive Focus secara global di tahun ini. Vive Focus disingkap perdana di Google I/O bulan Juli 2017, namun waktu itu, perangkat baru difokuskan ke wilayah Tiongkok saja. Efeknya, detail terkait spesifikasi dan teknologi Vive Focus agak sulit diketahui.

Pengumuman ini juga menandai agenda HTC buat menyediakan Vive Focus secara komersial untuk konsumen biasa. HTC menjanjikan pemakaian yang fleksibel serta responsif berkat sistem 6DoF tanpa sensor eksternal tambahan, memungkinkannya membaca gerakan atas/bawah, kiri/kanan, maju/mundur, serta yaw, pitch dan roll. Dan berbeda dari headset Vive standar, Vive Focus mengusung platform Vive Wave.

Vive Wave adalah platform VR terbuka garapan HTC yang diungkap bulan November kemarin. Software ini didesain agar kompatibel dengan aplikasi-aplikasi berbasis Viveport, dan bukan Steam. HTC merasa yakin bahwa kombinasi hardware serta software tersebut membuat Vive Focus bisa digunakan oleh segala jenis kalangan, dari mulai konsumen biasa hingga segmen enterprise yang bermaksud menyajikan konten virtual reality via headset portable.

Headset VR standalone seperti Vive Focus merupakan ‘makhluk’ berbeda dari HMD Vive standar (atau Vive Pro) serta perangkat ala Samsung Gear VR. Ia dapat bekerja mandiri, bisa beroperasi tanpa tersambung ke PC ataupun mengandalkan smartphone. Di dalam, Vive Focus menyimpan system-on-chip yang dikhususkan buat menjalankan konten-konten VR. Di versi yang sempat dipasarkan, HMD kabarnya dipersenjatai chip Qualcomm Snapdragon 835, namun ada kemungkinan kita juga akan memperoleh model baru bertenaga Snapdragon 845.

Tentu saja konten menjadi hal penting penentu sukses atau tidaknya produk. Untuk sekarang, baru tersedia 50 aplikasi buat Vive Focus, dan HTC tengah berusaha menambah jumlahnya lagi – salah satunya dengan mengadakan Viveport Developer Awards di GDC 2018.

Buat saya, penentuan harga juga merupakan faktor krusial. HTC memang belum mengabarkan harga retail global Vive Port, tapi di Tiongkok, produk ini dibanderol US$ 600. Meskipun lebih rendah dari modal yang dibutuhkan buat membeli HTC Vive plus PC VR ready, di mata konsumen awam, US$ 600 mungkin terasa mahal untuk sebuah device dengan fungsi terspesialisasi.

Tambahan: CNET.

Desainer The Sims Kembali Selami Ranah Pengembangan Game, Kali Ini Garap Permainan Mobile Unik

Electronic Arts mungkin tak akan sepopuler dan sebesar sekarang jika tidak ada Will Wright. Pria kelahiran Atlanta ini adalah desainer game legendaris yang menghasilkan karya-karya seperti SimCity dan The Sims. Itu alasannya para fans kaget saat mendengar rencana Wright meninggalkan Maxis tak lama setelah Spore dirilis untuk menjalankan perusahaan ‘think tank‘ hiburan bernama Stupid Fan Club.

Namun kepergian Will Wright dari bisnis ini sama-sama mengejutkan dengan rencananya untuk kembali membuat game. Sesudah absen selama hampir sembilan tahun dari ranah pengembangan permainan video, co-founder Maxis itu muncul di panggung presentasi Unity di Game Developers Conference 2018 San Francisco. Di sana, Wright memperkenalkan kreasi baru yang tengah ia kerjakan, sebuah permainan mobile berjudul Proxi.

Will Wright menjelaskan konsep game barunya tersebut lewat sebuah video. Proxi dibangun dengan mengacu pada gagasan ‘menemukan jati diri’, mengambil latar belakang di dalam pikiran bawah sadar manusia, di mana pemain di suguhkan diorama-diorama berisi kejadian berbeda. Gamer ditugaskan untuk ‘merealisasikan’ adegan tersebut sehingga kita bisa berinteraksi dengannya. Selanjutnya, Anda dapat bermain-main dan mempelajari isi diorama tersebut.

Bagian terunik dari Proxi adalah indikasi kemampuannya memahami gamer, seperti yang sempat disinggung oleh Wright. Dengan begitu, ada kemungkinan aspek gameplay Proxi dapat berubah bergantung dari cara kita memainkannya. Pada akhirnya, Proxi dijanjikan bisa membantu kita menguak ‘kepribadian diri yang tersembunyi’. Will Wright menjelaskan bagaimana kepribadian kita saat ini sangat dipengaruhi oleh memori, terutama hal-hal unik yang terjadi di masa lalu.

Proxi dikerjakan secara kolaboratif oleh Will Wright dan studio Gallium Artists. Saat ini proses penggarapannya sedang berlangsung, tapi tim juga tengah mencari seorang seniman yang bisa menghidupkan ide Wright secara visual dan interaktif. Untuk menemukannya, developer melangsungkan kontes buat menemukan talenta yang tepat melalui platform Unity Connect.

Proxi.

Will Wright adalah seorang visioner di bidang gaming. Memang tak semua karya-karyanya laris di kalangan konsumen, namun mayoritas dari mereka menyuguhkan elemen gameplay sangat revolusioner. Ia mendapatkan penghargaan Lifetime Achievement Award di GDC 2001, dan menjadi orang kelima yang masuk di Academy of Interactive Arts and Sciences Hall of Fame tahun 2002. Selain itu, Wright juga merupakan desainer game pertama yang menerima penghormatan dari BAFTA.

Sumber: Games Industry.