Epic Games Berhenti Kembangkan Seri Infinity Blade

Epic Games sedang di atas angin. Game buatannya, Fortnite, bisa dianggap sebagai fenomena global sekaligus mesin pencetak uang bagi mereka. Baru-baru ini, mereka bahkan tidak segan menantang Steam dengan meluncurkan platform distribusi digitalnya sendiri, Epic Games Store, yang sukses memikat hati banyak developer dalam waktu singkat.

Namun di balik kisah sukses itu, ada kabar duka yang tidak disangka. Infinity Blade, game garapannya yang selama bertahun-tahun selalu dijadikan sampel oleh Apple untuk mendemonstrasikan performa perangkat iOS baru, harus pamit setelah tiga seri saja.

Lewat blog-nya, Epic menjelaskan bahwa timnya sudah tidak sanggup lagi mendukung pengembangan seri Infinity Blade sesuai dengan standar yang mereka tetapkan sendiri. Dari kacamata sederhana, mungkin mereka sudah kelewat sibuk untuk meluangkan waktu buat Infinity Blade, dan lebih memilih berfokus ke properti yang lebih menjanjikan, semisal Fortnite itu tadi, maupun proyek baru seperti Spyjinx.

Infinity Blade

Infinity Blade sendiri memang sudah bisa dibilang vakum cukup lama. Seri terakhirnya, Infinity Blade III, dirilis pada tahun 2013 bersamaan dengan peluncuran iPhone 5S. Meski sudah berumur, trilogi Infinity Blade tetap terkesan memukau perihal kualitas grafis, dan gameplay yang unik ala Fruit Ninja pun tetap menjadi kenangan tersendiri bagi saya yang sempat memainkan ketiga serinya.

Namun keputusan Epic sudah bulat. Per tanggal 10 Desember 2018 kemarin, tiga game Infinity Blade sudah tak bisa lagi dibeli dari App Store. Mereka yang sudah pernah membelinya masih tetap bisa memainkannya di perangkat masing-masing, akan tetapi Epic telah menghapus opsi in-app purchase sepenuhnya.

Sumber: Epic Games dan Touch Arcade.

Setelah Muncul di iPad, Civilization VI Kini Sapa Pengguna iPhone

Akhir tahun lalu, penggemar game strategi diberi kejutan dalam bentuk Civilization VI versi iPad. Menariknya, game itu tidak seperti port versi mobile biasanya, yang umumnya lebih minim fitur dan disederhanakan gameplay-nya. Aspyr Media selaku pengembang versi iPad-nya kala itu menjanjikan pengalaman bermain yang serupa dengan Civilization VI versi PC.

Janji tersebut tidak mereka ingkari. Bulan Mei kemarin, Aspyr merilis dua DLC (downloadable content) untuk Civilization VI versi iPad. Salah satunya adalah Indonesia Civilization & Scenario Pack, dengan Ratu Dyah Gitarja sebagai pemimpinnya, menggantikan Gajah Mada di Civilization seri sebelumnya.

Juga menarik adalah model bisnis yang diterapkan Aspyr; Civilization VI dapat diunduh secara cuma-cuma oleh pengguna iPad, tapi sebatas untuk mencoba saja. Setelah 60 turn alias giliran, pemain harus menebus sekitar Rp 875 ribu untuk lanjut bermain (tidak termasuk DLC).

Banderol tersebut memang sangat mahal untuk ukuran game mobile, akan tetapi sekali lagi ini bukan port versi mobile pada umumnya. Tidak punya iPad? Jangan khawatir, Aspyr baru saja merilis versi iPhone-nya.

Civilization VI for iPhone

Bersamaan dengan perilisan Civilization VI sebagai aplikasi iOS universal (kompatibel dengan iPhone sekaligus iPad), Aspyr turut menyediakan potongan harga sebesar 60%; full game-nya bisa dibeli seharga Rp 349 ribu saja sekarang sampai tanggal 16 Oktober 2018 nanti.

Bagi yang sebelumnya sudah terlanjur membeli full game-nya di iPad, Aspyr punya kejutan lain: versi iPhone-nya dapat Anda mainkan tanpa dipungut biaya tambahan lagi. Sayangnya, menurut Macworld, tidak ada fitur sinkronisasi antar perangkat (cloud save), akan tetapi pemain masih bisa memindah save file di antara kedua perangkat secara manual.

Satu catatan terakhir yang perlu diperhatikan adalah, untuk bisa memainkan Civilization VI, minimal Anda harus punya iPhone 7, iPad (2017), iPad Air 2, atau iPad Pro. Game-nya mahal, tapi ternyata perangkat yang dibutuhkan juga tidak kalah mahal.

Kalau tertarik, silakan unduh Civilization VI langsung dari App Store.

Sumber: Aspyr Media via Touch Arcade.

Baru Sebulan Dirilis, Fortnite Mobile Sudah Meraup Pemasukan Sebesar $15 Juta

Fortnite Battle Royale sedang di atas angin. Model free-to-play yang diterapkannya terbukti tak hanya mampu mengalahkan popularitas PUBG saja, tapi juga menghasilkan pemasukan yang lebih besar. Lebih mengejutkan lagi, kesuksesannya ini terus berlanjut sampai ke ranah mobile.

Baru satu bulan dirilis, Fortnite versi mobile sudah meraup lebih dari $15 juta berdasarkan data dari tim periset Sensor Tower. Dari semua penghasilan yang didapat melalui konten in-app purchase itu, sekitar $10,5 juta masuk ke kantong Epic Games selaku pengembangnya.

Jujur pencapaian ini terbilang sinting, dalam artian yang positif. Pasalnya, hingga kini Fortnite versi mobile baru tersedia di platform iOS saja. Begitu versi Android-nya dirilis nanti, angkanya jelas akan melambung lebih tinggi lagi.

Fortnite Mobile

Menurut prediksi Sensor Tower, versi Android-nya berpotensi melipatgandakan jumlah pemain Fortnite Mobile, yang sejauh ini sudah diunduh 11 juta kali di iOS. Mereka juga bilang bahwa bukan tidak mungkin Fortnite Mobile bisa secara konsisten meraup pemasukan di atas $1 juta per harinya sewaktu versi Android-nya sudah keluar nanti.

Sebagai perspektif, Sensor Tower mencoba membandingkan Fortnite dengan game ‘penghasil uang’ lain seperti Candy Crush Saga, Clash of Clans dan Pokemon Go. Dalam satu minggu terakhir di Amerika Serikat, Fortnite berhasil meraup $6,4 juta, Candy Crush $5,8 juta, CoC $4,1 juta dan Pokemon Go $2,7 juta.

Di beberapa negara, Fortnite sebenarnya masih kalah populer dari PUBG Mobile, termasuk di tanah air. Kendati demikian, PUBG Mobile masih kalah soal pendapatan, sebab pengembangnya sampai sekarang masih belum menerapkan sistem in-app purchase.

Sumber: VentureBeat dan Sensor Tower.

Game Alto’s Odyssey Bawa Anda Menikmati Indahnya Gurun Pasir

Anda yang gemar memainkan gamegame kasual di smartphone kemungkinan besar pernah mendengar Alto’s Adventure, game endless runner yang mengisahkan seorang snowboarder yang berambisi mengeksplorasi lingkungan di sekitar rumahnya, menelusuri pegunungan bersalju selama petualangannya. Kurang lebih tiga tahun setelah game tersebut pertama dirilis, sekuelnya akhirnya siap melenggang.

Dalam sekuelnya yang berjudul Alto’s Odyssey ini, pemain tak lagi disambut oleh hamparan salju. Setting lokasinya kini berada di gurun pasir dengan tiga habitat yang berbeda. Namun jangan bayangkan pemandangan di gurun ini terlihat suram dan monoton.

Alto's Odyssey

Pada kenyataannya, grafis poligonal yang begitu indah, dipadu dengan alunan musik yang terkadang bisa membuat bulu kuduk berdiri tetap menjadi andalan di sini. Banyak yang mengaitkan art style-nya dengan seri Monument Valley. Sepintas keduanya memang terlihat mirip, akan tetapi masing-masing punya daya tarik tersendiri yang membuat kita sulit memilih di antaranya.

Dalam Alto’s Odyssey, Anda bakal disuguhi variasi pemandangan yang begitu indah di sepanjang permainan. Kesan indah ini semakin diperkuat dengan adanya sistem pencahayaan yang dinamis serta efek cuaca yang beragam. Contohnya, ketika badai pasir melanda, grafis permainan bakal didominasi siluet.

Alto's Odyssey

Total ada enam karakter yang berbeda yang bisa dibuka di Odyssey, masing-masing dengan atribut dan kemampuannya tersendiri. Mekanisme permainannya masih sama, akan tetapi sang lakon punya sejumlah trik baru, seperti misalnya meluncur di sisi tembok atau melompat di atas balon udara.

Alto’s Odyssey dijadwalkan tiba di App Store pada tanggal 22 Februari nanti, dengan banderol Rp 75 ribu. Mereka yang sudah tidak sabar bisa melakukan pre-order, akan tetapi fitur ini hanya berlaku untuk perangkat yang menjalankan minimum iOS versi 11.2. Sejauh ini belum ada informasi kapan versi Android-nya akan tiba, semoga saja tidak selama Monument Valley 2.

Sumber: Team Alto.

Final Fantasy XV: Pocket Edition Resmi Dirilis 9 Februari 2018

6 Maret nanti, Square Enix akan merilis Final Fantasy XV versi PC secara resmi, dengan kualitas grafik yang lebih superior ketimbang versi aslinya di console. Namun sebelum itu, pengguna perangkat mobile akan lebih dulu dimanjakan dengan Final Fantasy XV: Pocket Edition, yang dijadwalkan datang pada tanggal 9 Februari, berdasarkan informasi yang tertera di App Store.

Terlepas dari penundaannya (sebelumnya dijadwalkan hadir di kuartal ketiga 2017), versi mobile-nya ini menarik karena konten yang ditawarkan pada dasarnya sama, hanya saja penyajiannya yang berbeda, yakni dengan karakter bergaya chibi yang imut-imut. Kontrolnya tentu saja sudah dioptimalkan untuk layar sentuh.

Bagi pengguna perangkat iOS, mereka bisa melakukan pre-order FFXV:PO sekarang juga, lalu memainkan Chapter 1-nya di hari perilisan tanpa dipungut biaya. Selanjutnya, Chapter 2 dan Chapter 3 harus dibeli (in-app purchase) masing-masing seharga $1, sedangkan Chapter 4 sampai Chapter 10 masing-masing dihargai $4. Opsi yang lebih hemat adalah membeli bundel Chapter 2 sampai 10 seharga $20.

Final Fantasy XV: Pocket Edition

Sebelum melakukan pre-order, pastikan perangkat Anda sudah menjalankan iOS 11.2 atau yang lebih baru terlebih dulu, sesuai dengan persyaratan yang tercantum di App Store. Tipe perangkat yang kompatibel selengkapnya bisa dilihat di situs resmi FFXV:PO.

Untuk versi Android-nya, jadwal perilisannya kemungkinan besar tidak akan jauh-jauh dari tanggal 9 Februari mengingat Google Play telah menerima pre-registration FFXV:PO sejak November lalu. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah, perangkat Anda harus menyisihkan penyimpanan minimal sebesar 5 GB (8 GB untuk versi high-res-nya) – setidaknya bukan 170 GB seperti yang dibutuhkan versi PC-nya.

Sumber: TouchArcade.

Simulator Klasik RollerCoaster Tycoon Kini Bereinkarnasi Menjadi Game iOS dan Android

Dunia mungkin sedang dilanda demam Super Mario Run, akan tetapi ada game lain yang sampai membuat saya mencak-mencak kegirangan. Game tersebut adalah RollerCoaster Tycoon Classic, simulator klasik yang kini telah bereinkarnasi menjadi game iOS sekaligus Android.

Game ini berbeda dari RollerCoaster Tycoon 4 Mobile, sebab ia merupakan gabungan antara RollerCoaster Tycoon orisinil dan RollerCoaster Tycoon 2 yang dirilis untuk PC belasan tahun silam. Dikembangkan oleh Origin8 Technologies, RollerCoaster Tycoon Classic masih menerima supervisi dari kreator aslinya, Chris Sawyer.

Secara grafik, game ini mungkin terlihat kuno dan pixelated, tapi justru itulah yang memberikan karisma tersendiri padanya. Grafik 2D dengan tampilan isometrik dan musik orisinilnya membuat jiwa kanak-kanak saya aktif kembali, mengingat saya masih duduk di bangku SD ketika memainkan game aslinya di PC.

Dalam RollerCoaster Tycoon Classic, Anda harus rajin mendengarkan masukan dan permintaan dari para pengunjung / Atari
Dalam RollerCoaster Tycoon Classic, Anda harus rajin mendengarkan masukan dan permintaan dari para pengunjung / Atari

Mengusung genre simulator, game ini menawarkan lebih dari sekadar membangun taman hiburan dengan wahana roller coaster yang ekstrem. Anda juga dituntut untuk memiliki skill manajemen yang baik, mulai dari mengatur keuangan, kinerja karyawan sampai mendengarkan masukan dan permintaan dari para pengunjung taman.

Total ada 95 skenario yang bisa dimainkan dalam game ini, yang semuanya diambil dari RollerCoaster Tycoon orisinil beserta sekuelnya. Gameplay-nya dipastikan tidak berubah, namun tentu saja tampilannya telah dioptimalkan untuk perangkat berlayar sentuh.

Anda juga dituntut untuk mengatur keuangan beserta kinerja karyawan dengan baik / Atari
Anda juga dituntut untuk mengatur keuangan beserta kinerja karyawan dengan baik / Atari

Lebih menarik lagi, game ini tidak dibanjiri oleh microtransaction seperti RollerCoaster Tycoon 4 Mobile. Total hanya ada 3 in-app purchase yang bisa dibeli, yang masing-masing merupakan expansion pack berisikan puluhan map baru sekaligus level designer. Tidak ada yang namanya koin ekstra untuk ini-itu seperti yang kerap kita jumpai pada mayoritas game freemium.

RollerCoaster Tycoon Classic saat ini sudah tersedia seharga Rp 89 ribu di iOS dan Rp 81 ribu di Android. Ya, sepertinya saya akan dibuat sibuk oleh game ini selama liburan akhir tahun tidak lama lagi.

Sumber: Atari.

Application Information Will Show Up Here

Kesan Pertama Memainkan Super Mario Run

Usai tiga bulan dunia menanti, Super Mario Run akhirnya dirilis secara resmi di App Store pada tanggal 15 Desember kemarin. Total ada 151 negara yang kebagian jatah, beruntung Indonesia termasuk salah satunya.

Hype yang timbul atas game ini begitu besar karena dua alasan. Yang pertama, well, ini merupakan game dengan tokoh Mario, yang bisa dibilang sebagai franchise terpopuler di sepanjang sejarah video game. Kedua, ini merupakan game pertama yang dibuat oleh Nintendo untuk perangkat mobile.

Mempertimbangkan semua itu, wajar apabila saya tertarik untuk mencobanya. Berikut adalah sejumlah kesan pertama saya setelah memainkan Super Mario Run menggunakan iPhone.

Feel-nya masih sangat Mario

Gameplay simpel dan musiknya menjadikan game ini sangat adiktif / Screenshot
Gameplay simpel dan musiknya menjadikan game ini sangat adiktif / Screenshot

Nintendo memang menjanjikan pengalaman bermain yang sama persis seperti seri Super Mario klasik di console NES maupun Super Mario Bros U yang paling baru. Pun demikian, genre Super Mario Run kini bukan cuma side-scrolling platformer, tapi dengan tambahan bumbu endless runner.

Saya katakan “bumbu” karena Super Mario Run bukan endless runner murni seperti Jetpack Joyride atau Temple Run. Setiap level ada garis finish-nya, dimana Mario akan melompat ke tiang bendera seperti yang kita kenal selama ini.

Bicara soal level, desain level-nya sangat variatif dan banyak mengingatkan terhadap seri-seri Mario lawas. Akan tetapi setelah menghabiskan beberapa menit, game ini ternyata lebih susah dari yang saya bayangkan. Bukan karena level-nya menyulitkan – meski terkadang memang ada koin spesial yang diposisikan menjebak – tetapi lebih dikarenakan perubahan mekanik.

Dalam Super Mario Run, Mario akan otomatis melompati musuh-musuh kecil. Berhubung saya dulu sempat memainkan seri Super Mario klasik, saya pun reflek melompat setiap kali ada musuh lewat. Alhasil, deretan koin yang tadinya ada di depan mata jadi tidak terambil, padahal saya sebenarnya tidak perlu melakukan apa-apa untuk mendapatkannya.

Super Mario Run juga memperkenalkan sistem nyawa, dimana pemain diberi kesempatan tiga kali untuk menyelesaikan tiap level. Di sepanjang level juga terdapat sejumlah “pause block” yang akan menghentikan gerakan Mario saat ia berdiri di atasnya, berguna untuk sejenak memikirkan strategi selanjutnya; lewat atas atau bawah misalnya.

Freemium, tapi cukup bayar satu kali

Total ada 24 level, tapi semuanya baru bisa dinikmati setelah membeli in-app purchase senilai Rp 150 ribu / Screenshot
Total ada 24 level, tapi semuanya baru bisa dinikmati setelah membeli in-app purchase senilai Rp 150 ribu / Screenshot

Super Mario Run dapat diunduh secara cuma-cuma, tapi untuk menikmati seluruh kontennya, Anda perlu menebus biaya sebesar Rp 150 ribu. Saya akui banderol ini tergolong mahal, setara game yang dijajakan di Steam. Untungnya, Anda hanya perlu membayar satu kali saja dan dipastikan tidak ada biaya tambahan lagi untuk mempercepat progress atau iming-iming lainnya.

In-app purchase itu akan membuka semua level dalam Super Mario Run – total ada 24 level – plus bonus 3.000 koin. Koin ini bisa dipakai untuk membangun kembali Mushroom Kingdom setelah Princess Peach diculik oleh Bowser.

Mode Build ini awalnya saya kira cuma sekadar gimmick, tapi ternyata ada sejumlah bangunan yang memiliki efek spesial. Salah satu contohnya, ada bangunan yang membuka akses mini game, dimana Anda bisa mengumpulkan koin ekstra setiap 8 jam sekali.

Musiknya istimewa

Tidak bisa dipungkiri, theme song Super Mario Bros dari console NES adalah salah satu musik video game yang paling catchy. Legendanya terus dibawa sampai ke Super Mario Run, namun kini semuanya terdengar jauh lebih modern.

Sound effect saat melompat, menyundul batu atau menendang musuh juga tidak jauh-jauh dari versi klasiknya. Bahkan musik saat tiga nyawanya sudah habis sama persis seperti di seri Mario lawas. Saya sarankan Anda mencoba mendengarkannya sendiri untuk bisa mengapresiasinya.

Simpel dan adiktif

Mode Build bukan sekadar gimmick, tapi terkadang bisa memberikan bonus round / Screenshot
Mode Build bukan sekadar gimmick, tapi terkadang bisa memberikan bonus round / Screenshot

Plot yang diangkat Super Mario Run sangatlah simpel, bahkan hampir tidak ada perannya kalau menurut saya. Game ini lebih menonjolkan aspek replayability, dimana pemain akan merasa tertantang untuk menguasai masing-masing level dan mencatatkan perolehan koin terbanyak.

Tanpa obsesi semacam itu, saya kira game ini bisa dengan mudah ditamatkan dalam waktu kurang dari satu jam. Namun sekali lagi, Nintendo nampaknya ingin kita terus mengulangi level demi level hingga benar-benar menguasainya seperti di seri Mario klasik dulu, serta beradu skor dengan pemain lain lewat mode Toad Rally.

Secara teknis, game ini berjalan lancar dan tanpa masalah sedikitpun di iPhone 5 saya yang sudah berusia hampir empat tahun, padahal setting grafik dan rendering yang terpilih adalah “High”.

Gameplay-nya yang simpel dan dalam orientasi portrait – sehingga bisa dimainkan dengan satu tangan – menjadikan Super Mario Run sangat ideal untuk membunuh waktu di tempat-tempat umum, seperti saat berada di dalam bus kota misalnya. Namun perlu diingat, game ini memerlukan koneksi internet, sehingga pada akhirnya skenario bus kota tadi jadi kurang relevan.

Microsoft Luncurkan Game Solitaire untuk Android dan iOS

Kalau Anda pernah punya PC atau laptop, saya yakin betul Anda kenal dengan yang namanya Solitaire. Game kartu sederhana ini telah setia mendampingi tiap-tiap versi Windows selama lebih dari 25 tahun, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah, ia keluar dari zona nyamannya merambah dua platform mobile terpopuler, yaitu Android dan iOS.

Populasi game Solitaire sendiri sebenarnya sudah cukup besar baik di Google Play maupun App Store, tapi yang ini merupakan garapan resmi Microsoft, sehingga di dalamnya telah tersedia integrasi Xbox Live dimana Anda bisa bermain dengan teman dan menyelesaikan berbagai achievement.

Microsoft Solitaire Collection untuk Android dan iOS mengemas sejumlah mini game sekaligus yang mencakup Klondike, Spider Solitaire, FreeCell, Pyramid dan Tripeaks, sama seperti versi Windows-nya. Kehadirannya di platform mobile tentu akan semakin mendongkrak jumlah pemainnya, yang sekarang saja diperkirakan sudah mencapai angka 119 juta hanya untuk platform Windows 8 dan Windows 10.

Kabar baiknya, semua ini bisa dinikmati secara cuma-cuma di perangkat Android maupun iOS, akan tetapi Microsoft juga menawarkan versi premium-nya seharga $2 per bulan. Bagi yang bersedia membayar, game bisa dinikmati tanpa iklan, serta hadiah koin untuk tiap-tiap tantangan bakal digandakan.

Sumber: The Verge.

Application Information Will Show Up Here

Mendapat Sambutan Positif di iOS, Number Rumble Merambah Android

Beberapa minggu yang lalu, Game5Mobile, yang adalah game developer asal Surabaya, mendapatkan respon yang sangat baik pada peluncuran game buatan mereka, Number Rumble di Apple App Store.

Karya Game5Mobile mendapat kesempatan untuk di-featured oleh Apple di halaman depan Apple App Store di berbagai negara. Sebuah momen yang cukup langka, game lokal bisa mendapatkan sorotan pada hari rilis game mereka di berbagai negara seperti Inggris, Korea, Amerika, dan negara lainnya.

Bagi yang belum pernah mencoba memainkan Number Rumble, bisa baca review-nya di sini.

unnamed-23

Apresiasi yang diberikan oleh Apple menunjukan bahwa Number Rumble memiliki potensi yang besar. Hal ini tidak disia-siakan begitu saja oleh Game5Mobile.

Untuk terus membangun momentum, Game5Mobile mempersiapkan banyak langkah. Salah satunya adalah dengan merilis versi global di Google Play untuk Android. Tidak hanya menghadirkan Number Rumble di lebih banyak platform, Game5Mobile juga menambahkan mini game di versi terbarunya.

Number Rumble rencananya akan terus menghadirkan fitur baru, penambahan mini game secara berkala merupakan salah satu rencana tersebut. Tak hanya itu, game ini juga sedang dipersiapkan untuk juga hadir di platform baru milik Facebook yang bernama Facebook Gameroom.

CEO dari Game5Mobile, Steve Lie, berharap agar para pengguna bisa menikmati karya mereka. “Semoga (para pemain) bisa enjoy bermain Number Rumble sambil mengasah otak juga. Kalau menemukan problem atau ada unek-unek, bisa langsung kontak kami di [email protected].”

unnamed-24

Komitmen untuk terus menjaga komunikasi dengan para pemainnya dan terus memberikan fitur baru di dalam game mereka menjadi salah satu poin positif yang perlu ditiru oleh para pengembang game lokal.

“Fokus saja bikin produk sebaik mungkin dan banyak-banyak dengerin feedback user,” pesan Steve kepada para developer lokal.

Semoga Number Rumble juga bisa mendapat sambutan yang positif di Google Play. Silahkan unduh game-nya di Google Play dan App Store.

Application Information Will Show Up Here

Bermain Merangkai Kata Dalam Game Balified – Word Game of the Gods

Berangkat dari ketertarikan terhadap word game, Dragon Game Studio meluncurkan sebuah game berjudul Balified – Word Game of the Gods. Game ini diangkat dari sebuah board game klasik yang juga bernama Bali. Dan merupakan sebuah kebetulan yang unik mengingat Dragon Game Studio berbasis di pulau Bali.

Balified – Word Game of the Gods merupakan game menggabungkan permainan huruf yang ada dalam game Scrabble dengan mekanik seperti bermain kartu. Tujuan utama di dalam game ini adalah untuk mendapatkan poin sebanyak-banyaknya dengan membuat kata yang berasal dari kartu-kartu berisikan huruf. Anda juga bisa bermain secara online dengan pemain lainnya di dalam game ini.

5324572_orig

Cara bermainnya adalah Anda akan diberikan kartu yang berisikan huruf dan poin yang bisa didapatkan dari kartu tersebut. Lawan Anda juga akan mendapatkan kartu dengan jumlah yang sama. Tugas Anda adalah membuat tumpukan kartu yang membentuk sebuah kata. Yang menarik, Anda juga bisa mengambil kartu huruf milik lawan dan menjadikan tumpukan kartu milik Anda.

Selain itu Anda bisa menjadikan tumpukan kartu tersebut poin, atau Anda bisa menundanya untuk mendapatkan poin lebih tinggi. Namun Anda harus hati-hati jika menunda karena bisa saja diambil oleh musuh.

Untuk menambah seru permainan, dalam Balified – Word Game of the Gods juga terdapat beberapa power up yang bisa digunakan di dalam game. Ada empat power up yang bisa digunakan di dalam game ini untuk membantu Anda mendapatkan poin tertinggi.

Beberapa contohnya adalah power up untuk mengetahui sisa kartu yang tersedia dan power up untuk mencari kata dengan poin tertinggi dari kartu-kartu yang ada.

7202607_orig

Di dalam game Balified – Word Game of the Gods pemain tidak hanya bermain kata, tapi juga mengatur strategi dan menggunakan power up dengan bijak. Selain itu, fitur bertanding secara online turn based di dalam game ini juga membuat permainan menjadi lebih menantang.

Jika Anda pecinta word game, Balified – Word Game of the Gods merupakan salah satu game yang wajib untuk Anda mainkan. Unduh sekarang juga di Apple App Store.