Tepati Janji, Rockstar Mulai Perbaiki Sederet Problem di GTA Trilogy Definitive Edition

Grand Theft Auto: The Trilogy – The Definitive Edition yang dirilis pada 11 November 2021 kemarin benar-benar dilanda segudang masalah. Saking parahnya, Rockstar sampai memutuskan untuk meminta maaf secara terbuka, dan mereka berjanji untuk memperbaiki versi remastered dari tiga game legendaris tersebut secara bertahap.

Kabar baiknya, janji tersebut sudah mulai ditepati oleh Rockstar. Mereka baru saja merilis update anyar (versi 1.03) untuk GTA Trilogy Definitive Edition yang membenahi banyak problem sekaligus; dari yang paling mengganggu seperti efek hujan yang super-jelek dan bermasalah, sampai yang sepele seperti typo pada beberapa objek yang memiliki teks di dalam game.

Versi 1.03 ini juga mengembalikan efek kabut yang tampak di kejauhan. Seperti diketahui, salah satu penyempurnaan visual yang ditawarkan versi remastered ini adalah peningkatan draw distance sehingga pemain bisa melihat lebih banyak di kejauhan. Masalahnya, hal ini justru membuat dunia di dalam ketiga game jadi terasa begitu kecil (karena bagian ujungnya bisa kelihatan dengan jelas dari kejauhan).

Tampilan kabut di kejauhan pada GTA: San Andreas pasca update versi 1.03 / Sumber: GTA Forums

Pada versi orisinalnya di PlayStation 2, efek kabut ini diterapkan demi mengakali keterbatasan performa hardware terkait draw distance, tapi di saat yang sama itu juga memberikan efek artistik yang membuat dunia di dalam game jadi terasa masif.

Salah satu keluhan terbesar lain dari para pemain GTA Trilogy Definitive Edition adalah terkait penampilan sejumlah karakter yang jadi sangat berbeda dari versi aslinya. Rockstar diam-diam rupanya mendengarkan masukan-masukan semacam itu, terbukti dari kembalinya penampilan asli seorang karakter minor di GTA: San Andreas bernama Old Reece. Saat versi remastered-nya pertama dirilis, wajah karakter tersebut tampak jauh berbeda dari yang ada di versi aslinya.

Update versi 1.03 untuk GTA Trilogy Definitive Edition juga mengembalikan penampilan karakter Old Reece sesuai versi orisinalnya / Sumber: Twitter

Tak hanya problem yang terlihat secara kasatmata, Rockstar rupanya juga memperbaiki isu-isu lain yang mungkin tidak begitu mengganggu buat para pemain yang baru pertama kali menikmati trilogi GTA ini, seperti misalnya perkara sound effect saat mengakses menu.

Saat pertama diluncurkan, ketiga game dari GTA Trilogy Definitive Edition menggunakan sound effect yang sama yang diambil dari GTA: San Andreas. Berkat update baru ini, tiap game kini telah dilengkapi sound effect-nya masing-masing seperti versi orisinalnya. Sepele, tapi krusial bagi mereka yang sempat menikmati versi aslinya dua dekade silam.

PR yang harus dikerjakan Rockstar memang masih banyak, dan kondisi GTA Trilogy Definitive Edition pasca update versi 1.03 pun masih jauh dari apa yang diharapkan banyak penggemarnya. Kendati demikian, ini tetap merupakan awal yang baik sekaligus menunjukkan komitmen Rockstar dalam menepati janjinya.

Saya sendiri masih akan terus menunggu sampai game-nya benar-benar dalam kondisi ‘sehat’ sebelum membelinya, sama halnya seperti saya menunggu expansion pack Cyberpunk 2077 sebelum memainkannya kembali. Kalau ingin tahu daftar lengkap problem yang diperbaiki di versi 1.03 ini, silakan langsung berkunjung ke laman support Rockstar.

Sumber: Game Informer dan IGN.

Apresiasi Komunitas GTA V Roleplay, Nimo TV Adakan Event Kompetisi Server

Grand Theft Auto (GTA) adalah game yang identik dengan kekacauan. Di GTA Online misalnya, saya lebih sering menjumpai cheater dan tukang bully ketimbang interaksi yang menyenangkan di antara para pemain.

Namun lain halnya dengan GTA V Roleplay. Modifikasi (mod) GTA V ini tidak akan eksis tanpa dedikasi tinggi dari komunitas pemainnya. Pasalnya, di GTA V Roleplay, pemain akan memainkan karakter sesuai dengan peran tertentu, dan masing-masing dari mereka wajib mematuhi beragam peraturan yang ada demi kelancaran permainan, terutama saat berinteraksi dengan pemain lain.

Mod ini terbukti cukup populer jika melihat banyaknya komunitas dan server GTA V Roleplay, termasuk halnya komunitas-komunitas lokal. Salah satu daya tarik utama GTA V Roleplay adalah bagaimana pemain didorong untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi. Alhasil, di masa pandemi seperti sekarang, GTA V Roleplay pun juga bisa jadi ‘obat kangen’ bagi yang rindu berkomunikasi dengan dunia luar.

GTA V Roleplay / Sumber: Garuda RP

Untuk mengapresiasi penggemar dan komunitas GTA V Roleplay di Indonesia, platform live streaming game Nimo TV menggelar sebuah event bertajuk GTA V Super Star Server Indonesia. Di event yang berlangsung pada 20-27 September 2021 ini, pemain bisa mendukung server GTA V Roleplay favoritnya untuk memperoleh ranking tertinggi melalui proses voting.

Dalam rangka memeriahkan event-nya, Nimo TV bekerja sama dengan deretan server GTA V Roleplay yang populer sebagai berikut:

  1. Exodus Prime
  2. Morp
  3. Vector
  4. Thrive
  5. Hopefully
  6. Garuda
  7. BTS
  8. Alterflife
  9. Kampung Roleplay Indonesia (KRI)
  10. State of Indonesia (SOI)

Kecuali SOI, semua server di atas adalah partner eksklusif resmi dari Nimo TV.

Event GTA V Super Star Server Indonesia ini menyuguhkan dua macam aktivitas, yakni Vote Ranking dan Popularitas Ranking. Di akhir periode event, semua server akan mendapatkan hadiah dengan total sekitar 50 juta rupiah berdasarkan ranking yang didapat pada masing-masing aktivitas. Berikut rincian hadiahnya:

  • Top 1: Rp10.000.000
  • Top 2: Rp5.000.000
  • Top 3: Rp3.000.000
  • Top 4-10: Rp650.000

Pada Vote Ranking, setiap server akan membuat satu akun dengan menggunakan nama server. Selama masa event, setiap pemain memiliki 3 kali kesempatan vote per hari. 3 kali vote tersebut bebas digunakan untuk mendukung server yang sama ataupun tiga server yang berbeda. Di akhir event, setiap server akan mendapatkan hadiah sesuai dengan ranking berdasarkan jumlah vote yang didapat.

Pada Popularitas Ranking, setiap server mempunyai satu kesempatan selama 2 jam untuk melakukan live streaming dengan menggunakan akun server-nya. Setiap server boleh menentukan sendiri hari dan jam yang diinginkan, dan server juga diperbolehkan untuk menggerakkan sebanyak mungkin streamer Nimo TV maupun non-Nimo TV selama durasi 2 jam tersebut, sebab jumlah streamer yang bisa live di channel itu tidak dibatasi.

Popularitas akan dihitung berdasarkan pencapaian pada ruang live server, sebab tujuan dari aktivitas ini adalah mencapai popularitas setinggi-tingginya selama 2 jam. Nantinya, Nimo TV juga akan menyediakan promosi pada sesi live selama 2 jam tersebut untuk membantu setiap server GTA V Roleplay yang berpartisipasi.

Seperti halnya GTA V Roleplay itu sendiri, event ini sangat bergantung terhadap partisipasi komunitas. Informasi lebih detail mengenai peraturan dan jadwal acara bisa dipantau langsung di tautan berikut.

Take-Two Mulai Matikan Banyak Mod GTA

Seri Grand Theft Auto atau GTA tentu menjadi salah satu game yang dicintai oleh para gamer karena kehadiran berbagai macam mod yang dibuat oleh komunitasnya. Dan para modder tersebut tidak hanya memodifikasi satu game saja tetapi hampir semua seri-nya mulai GTA III hingga GTA V.

Sang pengembang Rockstar memang tidak terlalu mempermasalahkan para modder selama mereka tidak mempengaruhi GTA Online. Namun hal tersebut sepertinya berbeda dengan induk perusahaan mereka yaitu Take-Two Interactive.

Dalam beberapa hari ini, banyak modder yang melaporkan bahwa karya mereka mendapat “DMCA take-down” dari Take-Two. Mayoritas yang terkena penghapusan masal ini adalah mod untuk GTA San Andreas dan Vice City yang notabene sudah cukup lama. Salah satu mod paling besar yang terkena adalah GTA Underground.

Mod ambisius yang menggabungkan semua map dari game Rockstar di era 3D mulai GTA III, Vice City, San Andreas, Manhunt, dan juga Bully ini dihapus dari ModDB setelah mendapat peringatan dari Take-Two.

Sang modder yang menggunakan nama Silent mengutarakan rasa frustasi dan kekecewaannya lewat cuitan di akun Twitter-nya. Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2014 para modder mendapat apresiasi dengan muncul di Newswire milik Rockstar. Namun di 2021 para modder kini ketakuan bila mod yang telah mereka kerjakan dihapus begitu saja.

Take-Two memang tidak memberikan penjelasan mengapa mereka tiba-tiba melakukan perburuan terhadap mod-mod dari seri GTA ini. Apalagi take down yang dilakukan juga bersifat acak dan menarget mod-mod yang sudah lama dirilis.

Mod lain milik Kadakash yang hanya menaikkan resolusi tekstur dari game GTA San Andreas juga dihapus. Padahal mod-nya hanya memoles grafis original game-nya tanpa mengubah hal lain. Secara teori mod yang dibuat tersebut tidak melanggar aturan apapun sehingga harusnya aman bagi para pemain.

Sayangnya, Take-Two maupun Rockstar tidak memberikan penjelasan terkait take-down besar-besaran yang mereka lakukan ini. Bahkan Take-Two memperingatkan para modder untuk berhati-hati dan tidak membuat masalah karena ke depannya akan lebih banyak peringatan DMCA akan dikeluarkan untuk mod-mod lama GTA.

Take-Two Akan Rilis 62 Game Hingga 2024 Mendatang

Take-Two Interactive, yang merupakan induk perusahaan banyak pengembang game besar seperti Rockstar dan 2K, baru saja mengadakan rapat tutup tahun fiskal 2021 nya. Dalam rapat tersebut terungkap beberapa informasi, termasuk bagaimana rencana Take-Two untuk game-game mereka ke depannya.

Pertama, dalam laporannya yang diunggah ke BusinessWire, Take-Two berhasil memperoleh keuntungan sebesar US$3,37 miliar pada tahun ini. Dengan game-game yang mendatangkan keuntungan paling besar adalah Grand Theft Auto Online, diikuti dengan NBA 2K dan juga Red Dead Redemption 2 – Red Dead Online.

Take-Two juga mengumumkan bahwa mereka telah memiliki rencana untuk merilis banyak game hingga 4 tahun ke depan. Tidak tanggung-tanggung untuk setahun ke depan saja Take-Two berencana untuk merilis total 21 game yang terbagi ke beberapa kategori seperti immersive core, independent, mobile, dan juga new iterations of previously released title.

Rencana Take-Two Interactive 3 tahun ke depan (image credit: wccftech)

Sedangkan untuk tahun 2023-2024 Take-Two berencana untuk menggandakan jumlah produksi game-nya hingga 2 kali lipat, yaitu sebanyak 41 game. Dengan penambahan paling tinggi ada di game immersive core mereka dan juga tambahan game mid-core.

Sehingga Take-Two nantinya akan memproduksi total 62 game hingga Maret 2024 mendatang. Hal ini tentunya membuat para fans di seluruh dunia mulai menebak-nebak game apa saja yang akan dirilis oleh Take-Two selama 3 tahun ke depan. Dan yang terpenting, kapan Take-Two akan menyuruh Rockstar untuk merilis game selanjutnya dari Grand Theft Auto.

Sayangnya, dari beberapa tebakan dan hipotesa, game GTA selanjutnya kemungkinan besar akan muncul pada tahun fiskal 2023/2024. Karena untuk tahun ini Take-Two hanya akan memproduksi 4 game immersive core yang kemungkinan besar 2 slot-nya telah diisi oleh WWE 2K22 dan NBA 2K22.

GTA Online (image credit: Rockstar Games)

Sedangkan 2 game lainnya kemungkinan besar adalah game strategi baru dari pengembang Firaxis (Civilization series dan Xcom series), dan juga game misterius baru dari pengembang Ghost Story Games (Bioshock series).

Apalagi Rockstar sudah mengumumkan bahwa mereka akan mengisi tahun ini dengan peluncuran ekspansi khusus GTA V/GTA Online untuk konsol next-gen yang disebut ‘Expanded & Enhanced’ pada bulan November mendatang. Sehingga semakin kecil kemungkinan bahwa Rockstar juga akan mengumumkan GTA selanjutnya tahun ini.

Take-Two sendiri memberikan catatan bahwa laporan perencanaan yang mereka kemukakan tersebut hanya untuk memberikan gambaran game apa saja yang tengah mereka saat ini. Take-Two juga dengan terbuka mengatakan bahwa masih ada kemungkinan game-game yang direncanakan tersebut ditunda.

Rockstar Games Sedang Mencari Game Tester untuk Game Terbaru Mereka

Tidak banyak gembar-gembor sebelum semua siap mungkin adalah motto dari Rockstar yang diterapkan pada game-game yang sedang mereka dikerjakan.

Bagaimana tidak, pasca perilisan Red Dead Redemption 2 pada 2018 lalu Rockstar seakan diam dalam kesibukannya tanpa ada informasi apapun mengenai apa game selanjutnya.

Namun setelah kurang lebih satu tahun diam, akhirnya muncul sedikit informasi yang mengindikasikan bahwa pengembang yang satu ini memang tengah merampungkan sebuah game baru.

Kantor Rockstar Edinburgh atau yang dikenal sebagai Rockstar North (Image credit: Sebastian Roderic)

Info ini sendiri muncul dari The National yang mengabarkan bahwa pengembang satu ini kini tengah mencari seorang game tester berbakat yang memiliki passion, antusias, dan mampu memotivasi diri sendiri.

Lowongan ini sendiri disebar oleh Rockstar bersama dengan 48 lowongan kerja lainnya di saentaro Inggris. Namun uniknya, hanya kantor Rockstar Edinburgh atau yang dikenal sebagai Rockstar North saja yang memiliki lowongan game tester itu.

Dalam deskripsinya, game tester yang nantinya diterima akan memiliki beberapa kewajiban yaitu antara lain:

  • Memastikan kualitas produk yang dirilis Rockstar sesuai dengan standar industri terdepan
  • Membuat dan menjalankan rencana pengujian komprehensif untuk memastikan semuanya berfungsi dengan benar
  • Menulis laporan bug yang ringkas dan memberikan semua informasi pendukung yang relevan seperti tangkapan layar, video, dan log permainan
Ilustrasi game tester (Image credit: Getty Images)

Tentunya pekerjaan game tester ini bukanlah pekerjaan yang main-main. Mengingat mereka akan bertanggung jawab sebagai bagian yang mengontrol kualitas game-nya sebelum nantinya diumumkan dan dirilis. Sehingga, game tester ini sendiri wajib memiliki kompetensi dan kemampuan bermain game serta memiliki keteraikan kepada industri video game.

Gaji yang ditawarkan Rockstar sendiri juga tidak main-main untuk posisi ini. Game tester ini akan mendapatkan gaji sebesar €14.221 – €23.275 per tahunnya. Atau bila dikurskan ke dalam Rupiah akan berkisar antara Rp20 juta – Rp30 juta per bulannya.

Lowongan inilah yang membuat banyak fans yang mulai berspekulasi bahwa Rockstar tengah menguji coba game mereka berikutnya yang diduga adalah seri selanjutnya dari Grand Theft Auto atau GTA. Ada juga fans yang menduga bahwa game yang akan dites tersebut adalah Bully 2.

Namun, semuanya kembali masih sebagai spekulasi-spekulasi dari para fans. Karena kemungkinan terburuk pun masih tetap ada yaitu Rockstar tengah menguji coba versi porting dari GTA V untuk Playstation 5 yang memang seharusnya akan dirilis pada tahun ini.

Setelah Sekian Lama, Waktu Loading GTA Online Akhirnya Bakal Dipersingkat

Di akun Steam saya, tercatat saya telah menghabiskan sekitar 275 jam bermain Grand Theft Auto V sejak tahun 2015. 99% dari total waktu bermain itu saya habiskan untuk mode single player-nya, sebab saya hanya sempat memainkan mode multiplayer-nya, GTA Online, selama sekitar tiga jam sebelum akhirnya kapok dan tidak pernah menyentuhnya lagi.

Salah satu alasan yang membuat saya kapok adalah waktu loading yang luar biasa lama di GTA Online. Sudah lama, sering pula. Awalnya saya mengira ini perkara spesifikasi PC atau koneksi internet, tapi nyatanya pemain-pemain lain yang punya PC dengan spesifikasi yang lebih tinggi sekaligus koneksi internet yang lebih cepat dari saya pun juga tidak luput dari problem ini.

Usut punya usut, yang salah ternyata adalah game-nya itu sendiri. Belum lama ini, seorang pemain GTA Online yang juga coder bernama t0st menemukan cara untuk mengatasi problem tersebut. Lewat sebuah blog post yang sangat teknis dan mendetail, ia menjabarkan akar permasalahannya. Ia menemukan bahwa GTA Online hanya menggunakan CPU saja ketika loading berlangsung, dan lebih parahnya lagi, cuma satu thread saja yang diperkerjakan.

Sudah menunggu lama tapi ujung-ujungnya error adalah pemandangan biasa di GTA Online / Reddit
Sudah menunggu lama tapi ujung-ujungnya error adalah pemandangan biasa di GTA Online / Reddit

Selain menemukan penyebabnya, t0st rupanya juga berhasil menciptakan solusi sederhana yang sangat efektif. Dengan hanya menambahkan sejumlah kode yang menggantikan kode-kode asli di dalam game, ia berhasil memangkas waktu loading GTA Online hingga nyaris 70%. Saking sederhananya solusi yang diperlukan, t0st mengklaim seorang programmer Rockstar semestinya tidak butuh lebih dari satu hari untuk membenahinya.

Kabar baiknya, Rockstar cukup cepat merespon. Kepada PC Gamer, Rockstar mengonfirmasi bahwa apa yang t0st temukan itu akurat, dan mereka sedang menyiapkan bug fix yang akan dirilis bersamaan dengan update selanjutnya. Kapan update tersebut bakal tersedia masih tanda tanya, tapi semestinya Rockstar tidak akan menunda-nunda terlalu lama untuk perbaikan yang sangat vital semacam ini.

Buat t0st, riset yang bermula dari rasa penasaran ini pada akhirnya membuahkan berkah yang tidak terduga. Sebagai ucapan terima kasih, Rockstar menghadiahinya dengan uang sebesar $10.000 melalui program Bug Bounty. Program ini umumnya hanya melibatkan temuan-temuan seputar masalah keamanan atau privasi, tapi dalam kasus ini Rockstar memutuskan bahwa t0st berhak menjadi pengecualian.

Kalau update-nya sudah tersedia, mungkin itu bisa jadi alasan kuat bagi saya untuk menjajal kembali GTA Online.

Sumber: PC Gamer.

Rockstar Games dan GTA: Sejarah Singkat dan Keunikannya

Setiap developer game biasanya memiliki keahlian masing-masing. Misalnya, Riot Games sukses dengan League of Legends, sebuah MOBA. Karena itu, untuk membuat Ruined King, yang bergenre RPG, mereka menggandeng developer lain. Sebaliknya, Obsidian dikenal berkat game-game single-player mereka, seperti The Outer World dan Pillars of Eternity. Menariknya, Rockstar Games berhasil membuat game single-player dan multiplayer yang populer dengan Grand Theft Auto V .

 

Sejarah Rockstar Games

Rockstar Games didirikan pada Desember 1998 sebagai bagian dari Take-Two Interactive. Untuk mendirikan Rockstar, Take-Two menggunakan aset dari BMG Interactive, yang mereka akuisisi pada Maret 1998. Melalui akuisisi ini, Take-two mendapatkan dua intellectual property dari BMG, yaitu Grand Theft Auto dan Space Station Silicon Valley.

Setelah akuisisi BMG oleh Take-Two, tiga eksekutif BMG pindah ke New York untuk bekerja di bawah Take-Two. Ketiga orang itu adalah Jamie King dan bersaudara Houser: Sam dan Dan. Terry Donnovan, yang sempat bekerja di bawah perusahaan label rekaman BMG Entertainment, juga mengikuti jejak ketiganya. Keempat pria ini dianggap sebagai co-founders dari Rockstar.

DMA Design merupakan developer dari GTA pertama.
DMA Design merupakan developer dari GTA pertama.| Sumber: YouTube

Selain BMG Interactive, Take-Two juga membeli DMA Design, developer dari Grand Theft Auto, pada September 1999. DMA Design didirikan pada 1987 oleh David Jones. Pada awal berdirinya, DMA mendapatkan dukungan dari publisher Psygnosis. Ketika itu, fokus DMA adalah membuat game untuk tiga PC, yaitu Amiga, Commodore 64, dan Atari ST.

DMA Design berhasil membuat sejumlah game populer, seperti Menace dan Blood Money. Pada 1991, mereka meluncurkan Lemmings, game puzzle-platformer yang menjadi hit di pasar internasional. Menurut laporan Opium Pulses, Lemmings terjual sebanyak 15 juta unit. Tak hanya itu, dalam periode 1991-2000, Lemmings mendapatkan 5 sekuel dan 2 expansion. Kesuksesan DMA dengan Lemmings memungkinkan mereka untuk membuat game yang lebih ambisius. Salah satunya adalah Grand Theft Auto.

Grand Theft Auto pertama diluncurkan pada Oktober 1997. Tak lama setelah itu, DMA Design dibeli oleh Gremlin Interactive seharga GBP4,2 juta. Di bawah Gremlin, DMA merilis beberapa game baru, seperti Body Harvest, Space Station Silicon Valley, Tanktics, dan Wild Metal Country. Namun, Gremlin kemudian diakuisisi oleh Infogrames seharga GBP24 juta dan aset dari DMA Design dijual ke Take-Two Interactive.

Pada 1999, Take-Two mengakuisisi DMA Design. Ketika itu, mereka tengah mengembangkan GTA3D dan Grand Theft Auto: Crime World. Meski pengembangan Crime World akhirnya tidak dilanjutkan, DMA tetap membuat GTA3D, yang namanya kemudian diubah menjadi Grand Theft Auto III. Pada Oktober 2001, GTA III diluncurkan untuk PlayStation 2. Beberapa bulan setelah itu, pada Maret 2002, DMA Design diintegrasi dengan Rockstar Games. Nama studio itu pun diubah menjadi Rockstar North per Mei 2002.

 

Sekilas tentang GTA

Setelah beroperasi selama lebih dari dua dekade, Rockstar Games memiliki beberapa franchise populer, seperti Red Dead, Max Payne, dan Manhunt. Namun, tak bisa dipungkiri, Grand Theft Auto adalah franchise mereka yang paling populer.

Grand Theft Auto pertama mulai dikembangkan pada April 1995. Ketika itu, game tersebut memiliki judul Race’n’Chase. Memang, pada awalnya, GTA dibuat dengan konsep game racing multiplayer yang memungkinkan pemainnya untuk saling menabrakkan mobil mereka dengan satu sama lain. Namun, konsep dari game itu lalu berubah menjadi action adventure.

Konsep awal GTA adalah multiplayer racing. | Sumber: GameSpot
Konsep awal GTA adalah multiplayer racing. | Sumber: GameSpot

David Jones, pendiri DMA Design yang juga merupakan Producer dari GTA, mengungkap, Pac-Man merupakan salah satu game yang menginspirasi GTA. Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana Pac-Man bisa menjadi inspirasi untuk GTA? Dalam Pac-Man, Anda harus memakan semua titik yang ada dan menghindari para Ghosts. Sementara di GTA, Anda bisa menabrak pejalan kaki dengan mobil, walau hal itu berarti Anda harus siap dikejar polisi.

Selain Pac-Man, game lain yang menginspirasi GTA adalah Elite, ungkap Gary Penn, yang ketika itu menjabat sebagai Creative Director dari DMA. Elite, yang diluncurkan pada 1984, merupakan game tentang space trading dan combat simulation. Pada masanya, game ini dianggap sebagai game revolusioner karena menggunakan grafik 3D dan sistem open-world.

Pengembangan Grand Theft Auto sendiri tidak berjalan mulus. Berulang kali, game tersebut hendak dibatalkan. Namun, para developer di DMA bersikukuh untuk menyelesaikan game itu.

 

Kontroversi Terkait GTA

Grand Theft Auto memang merupakan franchise terpopuler milik Rockstar Games. Sejauh ini, terdapat tujuh game GTA, empat game spin-off, dan empat expansion. Grand Theft Auto V, yang diluncurkan pada 2013, telah terjual sebanyak 135 juta unit. Dengan begitu, GTA V menjadi game dengan angka penjualan terbesar kedua di dunia. Dengan penghasilan total mencapai US$60 miliar, GTA V juga menjadi salah satu game paling menguntungkan.

Meskipun begitu, tak bisa dipungkiri bahwa game-game GTA juga menuai kritik dan kontroversi. Kekerasan eksplisit merupakan salah satu alasan mengapa Grand Theft Auto mendapatkan kritik. Misalnya, pada GTA III, para pemain bisa menyewa Pekerja Seks Komersil (PSK) dan membunuhnya sehingga dia tidak perlu membayar. Alasan lain mengapa GTA sering mendapatkan protes adalah keberadaan konten seksual. Minigame Hot Coffee dalam GTA: San Andreas menjadi salah satu kontroversi terbesar yang melibatkan GTA. Pasalnya, minigame itu menampilkan adegan seks antara sang tokoh utama dengan kekasihnya.

GTA: San Andreas
GTA: San Andreas

Rockstar sebenarnya telah menonaktifkan minigame itu sebelum mereka merilis San Andreas. Namun, seperti yang disebutkan oleh Screen Rant, hal ini tidak menghentikan para modders untuk mengaktifkan kode dari Hot Coffee agar mereka bisa mengakses konten minigame tersebut. Pada akhirnya, Rockstar memutuskan untuk menghapus kode dari Hot Coffee dari San Andreas sehingga konten itu tak lagi bisa diakses.

Selain kekerasan dan konten seksual, Rockstar juga mendapatkan protes karena tak segan memasukkan konten sensitif terkait politik, khususnya bagi warga Amerika Serikat. Contohnya, dalam GTA: Vice City, terdapat dialog yang menyerukan dukungan untuk membunuh imigran asal Haiti. Hal ini mendapatkan protes dari komunitas Haiti-Amerika.

 

Single-Player vs Multiplayer

Pada 2013, salah satu topik hangat yang dibicarakan di industri game adalah apakah game single-player masih diminati di tengah maraknya game-game online. Menariknya, ketika itu, Rockstar meluncurkan Grand Theft Auto V, yang fokus pada elemen single-player, dan juga GTA Online, yang masih menjadi bagian dari GTA V dan merupakan game multiplayer. Ketika itu, pada Polygon, Dan Houser, salah satu pendiri Rockstar, mengaku bahwa dia percaya, game single-player masih diminati banyak orang.

“Saya rasa, game multiplayer yang dieksekusi dengan baik memang menarik minat banyak orang, tapi audiens dari game multiplayer tidak akan sebanyak game single-player,” kata Houser, seperti dikutip dari Polygon. “Game multiplayer belum dapat melakukan hal itu sekarang.” Houser mengungkap, kebanyakan game online, seperti Call of Duty, tetap punya elemen single-player, walau tentu saja, tetap ada beberapa game online yang menjadi pengecualian, seperti World of Warcraft.

“Bahkan pemain Call of Duty sekalipun tidak selalu bermain mode multiplayer,” ujar Houser. “Masih ada banyak gamer yang suka memainkan game adventure single-player. Dan saya rasa, game-game seperti itulah yang kami buat. Game-game action adventure kami punya mekanisme dan komponen petualangan yang kuat. Memang, game kami bukan RPG. Namun, perbedaan antara game action adventure buatan kami dengan RPG semakin tipis.”

Lebih lanjut, dia berkata, “Saya rasa, game single-player tetap punya masalah sendiri. Namun, game adventure single-player tetap bisa menjual jika ia memang berkualitas. Sama seperti game multiplayer yang bisa menjadi populer jika ia memang menarik.”

Rockstar Bakal Jejalkan Lebih Banyak Elemen Single-Player ke GTA Online

Berbeda dari Grand Theft Auto IV yang punya dua expansion pack memukau, Grand Theft Auto V sama sekali tidak dibekali konten single-player ekstra. Sebagai gantinya, Rockstar justru memilih untuk berfokus mengembangkan konten demi konten buat GTA Online, yang sampai kini pun terbukti masih menjadi mesin uang bagi mereka.

Menariknya, fokus terhadap GTA Online itu bukan berarti Rockstar sudah benar-benar mengesampingkan pengalaman bermain single-player. Dalam update terbarunya, Cayo Perico Heist, para pemain GTA Online tak hanya bisa mengeksplorasi satu pulau baru bersama rekan-rekan satu gengnya saja, tapi juga menjalani misi perampokan (heist) sendirian jika memang diperlukan.

Ini merupakan pertama kalinya misi heist dapat dijalani seorang diri di GTA Online, sebab sebelumnya para pemain perlu terlebih dulu mengatur kru yang terdiri dari pemain-pemain lain. Buat yang masih rutin bermain GTA Online di saat teman-temannya sudah sibuk dengan Valorant atau Phasmophobia, ini jelas merupakan kabar yang menggembirakan.

Lebih istimewa lagi, arahan baru ini juga bakal terus dipertahankan oleh Rockstar. Berbicara kepada GQ Magazine, perwakilan Rockstar menyampaikan bahwa mereka sebenarnya sudah merencanakan soal ini sejak lama berdasarkan permintaan dari komunitas, dan mereka berniat untuk terus memberikan opsi bermain GTA Online secara solo ataupun co-op ke depannya.

Menurut Rockstar, masing-masing metode (solo atau co-op) punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kalau memutuskan untuk bermain sendiri, berarti total uang yang didapat dari misi sepenuhnya masuk ke kantong sang pemain, plus sejumlah aksi stealth juga bakal lebih mudah dilangsungkan. Kalau mengajak kru, reward misinya memang harus dibagi, akan tetapi di saat yang sama para pemain juga dapat mengejar objektif ekstra dan memperoleh bonus uang.

Singkat cerita, Rockstar ke depannya bakal menjejalkan lebih banyak lagi elemen single-player ke dalam GTA Online. Apakah ini berarti tidak akan ada GTA VI di masa yang akan datang? Semoga saja tidak, dan kalau melihat kiprah Rockstar selama ini, mereka tidak pernah bosan memberikan kejutan dari waktu ke waktu.

Sumber: PC Gamer.

Rockstar Luncurkan Software Launcher Game-nya Sembari Bagi-Bagi GTA: San Andreas Gratis

Sebagai platform gaming ‘terbuka’, suka tak suka gamer PC mesti mau menggunakan layanan serta software berbeda untuk menikmati beragam permainan, dari mulai Steam, Origin, Uplay, GOG, belum lagi Epic Store dengan judul-judul eksklusifnya. Beberapa waktu lalu, GOG memperkenalkan Galaxy 2.0 demi menggabungkan library dan para pemain di sejumlah platform dalam satu wadah.

Namun GOG mungkin akan sedikit kesulitan dalam menunaikan misi mulianya karena ada satu lagi publisher raksasa yang kembali meluncurkan software client-nya sendiri. Mereka adalah pemegang franchise Grand Theft Auto dan Red Dead Redemption, yaitu Rockstar Games. Perusahaan game asal Kota New York itu resmi mengumumkan Rockstar Games Launcher dan siapapun yang mengunduhnya sekarang berhak mendapatkan Grand Theft Auto: San Andreas secara cuma-cuma.

Rockstar Games Launcher disediakan khusus untuk PC ber-OS Windows, dan ke depannya ia akan menjadi portal utama dalam menikmati kreasi digital milik Rockstar. Anda membutuhkannya buat menjalankan game dan ia merupakan tempat pembelian mata uang in-game premium Grand Theft Auto V (Shark Cards). Dari pengamatan saya secara personal, software launcher ini merupakan ekspansi dari layanan komunikasi sekaligus DRM, Rockstar Games Social Club.

Rockstar Games Launcher.

Melihat dari fitur-fitur yang ditawarkannya, Rockstar Games Launcher punya banyak kemiripan dengan Uplay. Software ini dibekali fitur penyimpanan cloud dan akan mendistribusikan update secara otomatis. Lalu apapun versi game yang Anda beli, fisik ataupun digital (termasuk dari platform lain), Rockstar Games Launcher tetap diperlukan agar permainan bisa dijalankan. Kondisi ini serupa ketika menginstal game Ubisoft dari Steam di mana Anda tetap diwajibkan log-in di Uplay.

Belum diketahui pasti akan seperti apa dampak kehadiran Rockstar Games Launcher terhadap permainan-permaianan Rockstar di Steam. Apakah publisher akan tetap menjajakan kreasi mereka di platform distribusi terbesar di dunia itu, atau malah pelan-pelan menarik game-nya agar hanya bisa diakses via launcher secara eksklusif? Lalu apakah pelepasan Rockstar Games Launcher menandai agenda peluncuran judul besar baru di PC – seperti Red Dead Redemption 2?

Belakangan ini, beberapa pemain di industri gaming memang tampak menjauhi Steam. Ada banyak game menarik yang kini cuma dapat dibeli di Epic Store (Control, Borderlands 3, Metro Exodus, Detroit: Become Human) lalu judul seperti Call of Duty: Black Ops 4 di PC hanya bisa dinikmati via software Battle.net.

Uniknya, langkah berbeda malah diambil oleh Microsoft. Biasanya menjual game mereka di Microsoft/Xbox Store, Gears 5 malah dihidangkan di Steam dan penawarannya dipermanis dengan potongan (penyesuaian) harga yang sangat atraktif khusus bagi konsumen di Indonesia.

Via GameSpot.

[Game Playlist] GTA Online Rayakan Natal Dengan Salju, Berbagai Gift dan Mode Baru

Terlepas dari update konten yang tiada habisnya, alasan saya meninggalkan Grand Theft Auto Online ialah penanggulangan setengah-setengah Rockstar terkait masalah cheater dan kendala koneksi. Tapi setelah perilisan add-on  Export/Import pada pertengahan Desember kemarin, rasa penasaran saya muncul kembali. Saya ingin tahu, upgrade apa saja yang sudah developer terapkan pada permainan.

GTA Online Playlist 18

GTA Online Playlist 2

Dalam perayaan hari Natal dan libur tahun baru 2017, seluruh area Los Santos dan Blaine County tertutup oleh salju. Sederetan notifikasi juga muncul, mengingatkan saya bahwa Rockstar telah membagi-bagikan beragam gift, menambah koleksi item kosmetik karakter, modifikasi mobil, serta persenjataan (dari mulai roket kembang api hingga penambahan kapasitas amunisi).

GTA Online Playlist 4

GTA Online Playlist 15

Salju di sana juga bukan sekedar pemandangan. Anda dapat mengambil (hingga sembilan buah) bola salju dan melemparnya – ke sesama teman bermain, pejalan kaki, kendaraan yang melintas, atau mungkin ke polisi jika Anda menginginkan sedikit tantangan. Selama event ini berlangsung, Rockstar turut memberikan bonus profit 50 persen atas segala aktivitas jual beli serta pengiriman kendaraan ilegal yang Anda lakukan.

GTA Online Playlist 12

GTA Online Playlist 13

Developer juga memperkenalkan mode Adversary baru bertajuk Juggernaut, bisa segara Anda akses dari menu utama. Juggernaut adalah mode player versus player, mengadu dua tim berisi pasukan bersenjata dan seorang dengan kostum anti-peluru – dua player di masing-masing regu itulah sang Juggernaut-nya. Tugas pemain cukup sederhana: berlomba-lomba menjatuhkan Juggernaut lawan.

GTA Online Playlist 16

GTA Online Playlist 9

Jika kedua Juggernaut masih hidup saat waktu match habis, mode Sudden death segera dimulai, mengubah semua orang jadi Juggernaut. Pemain yang pertama kali tewas akan membuat timnya kalah. Tanpa adanya koordinasi, mode  ini sangat sulit karena masing-masing pemain secara insting ingin mengapit posisi musuh dan peluru beterbangan di mana-mana. Di beberapa sesi match, umumnya para gamer yang mulai putus asa akhirnya saling melempar granat.

GTA Online Playlist 6

GTA Online Playlist 14

Sayang sekali Rockstar tidak banyak menerapkan pembaruan di sisi teknis. Menggunakan setting grafis very high di PC, efek pencahayaan versi PC GTA Online memang mengesankan – salah satunya adalah saat sinar matahari pagi menyentuh ujung rerumputan – namun detail karakternya tak jauh berbeda dari penampilan game dua tahun silam. Lalu yang mengecewakan ialah, waktu loading serta perpindahan antar sesi permainan masih lambat, untung saja saya sudah tidak lagi menemui cheater.

GTA Online Playlist 8

GTA Online Playlist 7

Seluruh konten baru GTA Online tersaji gratis via update otomatis untuk seluruh versi game.

GTA Online Playlist 17

GTA Online Playlist 3

Game Playlist adalah artikel gaming kolaborasi MSI dengan DailySocial.

Game dimainkan dari unit notebook MSI GS40 6QE Phantom, ditenagai prosesor Intel Core i7-6700HQ, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 970M, RAM 16GB, serta penyimpanan berbasis SSD 128GB dan HDD 1TB.