Hybrid Cup Tarkam Series PUBG Mobile Dimenangkan oleh Seiryu Esports TZY

Hybrid mengadakan Hybrid Cup Tarkam Series PUBG Mobile pada Sabtu, 8 Mei 2021. Turnamen tersebut menawarkan hadiah sebesar Rp500 ribu untuk tim yang berhasik keluar sebagai juara. Hybrid Cup Tarkam Series diikuti oleh 12 tim. Kedua belas tim tersebut harus bertanding dalam tiga matches di tiga peta yang berbeda. Peta yang dipilih untuk turnamen kali ini adalah Erangel pada pertandingan pertama, Miramar di babak kedua, dan Sanhok di pertandingan terakhir.

Di Hybrid Cup Tarkam Series, Seiryu Esports TZY keluar sebagai juara setelah mengalahkan 11 tim lain yang berpartisipasi. Berikut daftar anggota dari tim Seiryu Esports TZY

1. Alvin Ferianto alias RYUx1stTzy
2. Marcelino Suhendrawan alias RYUxLeveTzy
3. Stefanus Michael Lie alias RYUxMichTzy
4. Steven Lie alias RYUxVennTzy
5. Fernando Chesar Matius alias RYUxDooTzy

Dalam pertandingan pertama, Seiryu Esports TZY hanya bisa meraih peringkat tiga dengan tiga kill points. Sementara chicken dinner diambil oleh tim Seiryu lainnya, yaitu Seiryu Flower City. Selain mendapatkan posisi pertama, tim Seiryu Flower City juga berhasil mengumpulkan 5 kill points di babak pertama. Di pertandingan kedua, Alvin dan kawan-kawan memberikan performa yang lebih baik dan berhasil mendapatkan chicken dinner. Tak hanya itu, mereka juga dapat mengumpulkan 7 kill points.

Pada pertandingan ketiga, Seiryu Esports TZY berhasil mempertahankan momentumnya dan kembali mendapatkan chicken dinner. Pada akhir pertandingan di peta Sanhok, mereka sempat terkepung oleh tim-tim lain. Namun, gameplay yang solid memungkinkan mereka untuk tidak hanya meraih chicken dinner, tapi juga mendapatkan delapain kill points.

Secara keseluruhan, pada akhir pertandingan, tim Seiryu Esports TZY mengantongi 58 poin. Dengan begitu, mereka berhak untuk membawa pulang hadiah sebesar Rp500 ribu. Sementara itu, posisi kedua ditempati oleh tim Seiryu lainnya, yaitu Flower City. Total poin yang mereka dapatkan adalah 40 poin. Dan peringkat ketiga ditempati oleh Seiryu Hydra yang berhasil mengumpulkan 29 poin.

Perwakilan Baru dari Tim Seiryu di Jakarta

Untuk mengenal tim Seiryu Esports TZY lebih jauh, saya lalu mewawancara salah satu anggotanya, yaitu Alvin Ferianto. Dia bercerita, dia mulai bermain game PUBG Mobile sejak Season 2. Namun, ketika itu, dia tidak berniat serius menekuni PUBG Mobile.

“Awalnya sih cuma untuk have fun ya,” kata Alvin, ketika dihubungi melalui pesan singkat. “Karena dulu, device juga hanya ada seadanya.” Dia mengungkap, dia bahkan sempat berhenti bermain selama tiga musim. Dia kembali bermain pada awal Season 12. “Terus mulai kompetitif buat serius itu pada Season 14,” ujarnya. Alasan dia untuk menekuni game PUBG Mobile sederhana, dan sangat pragmatis, yaitu karena ikut serta dalam pertandingan esports bisa menghasilkan uang.

Alvin mengatakan, dia belum lama masuk di tim Seiryu. “Baru banget masuk pada awal Februari 2021,” katanya. Ketika ditanya bagaimana dia bisa menjadi bagian dari tim tersebut, dia menjawab, “Dimasukin sama teman. Karena kebetulan banget, temanku memang brand ambassador-nya.” Dia menjelaskan, Seiryu sendiri sebenarnya merupakan tim asal Kalimantan. Namun, mereka memutuskan untuk melebarkan sayap ke kawasan lain. Tim Alvin, Seiryu Esports TZY, merupakan tim Seiryu baru yang fokus di kawasan Jakarta.

Hasil dari match ketiga di peta Sanhok.

Jika dibandingkan dengan ketika dia bermain untuk bersenang-senang, Alvin mengaku bahwa pengalaman bermain di bawah naungan tim profesional memang sangat berbeda. Salah satunya adalah tentang gaya bermain. “Gameplay pasti ada proses, apalagi sudah masuk ke ranah tim profesional. Jadi, bukan waktunya lagi untuk main-main, karena ada tanggung jawab yang harus dipenuhi,” ungkapnya.

Kabar baiknya, saat Alvin memutuskan untuk menggeluti dunia esports, dia mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. Dia mengatakan, selama dia melakukan sesuatu yang berdampak positif dan tidak merugikan orang lain, maka keluarganya tidak akan keberatan. Menariknya, dia bercerita, banyak teman-temannya yang ingin bisa menjadi seperti dirinya. “Aku hanya bisa memberikan support buat teman-teman sih, biar bisa sama-sama memperbaiki gameplay,” akunya.

Sebagai anggota tim profesional, Alvin mengatakan, salah satu keuntungan yang dia dapat adalah adanya gaji tetap. Selain itu, dia juga mendapatkan bonus setiap mengikuti turnamen. “Terus, gameplay yang terlatih dan tidak sembarangan bermain,” ceritanya ketika ditanya soal suka-duka menjadi bagian dari tim esports profesional. “Nggak enaknya, ya kadang-kadang harus membagi waktu.” Pasalnya, dia juga punya bisnis sendiri. Alhasil, dia harus bisa membagi waktunya dengan kegiatannya di tim Seiryu.

Alvin mengaku senang karena bisa memenangkan Hybrid Cup Tarkam Series PUBG Mobile. Pasalnya, mereka sempat merasa kehilangan harapan karena jadwal tidak sesuai dengan jadwal anggota tim. Memang, pada pertandingan pertama, tim Seiryu Esports TZY bertanding hanya dengan tiga orang. Kabar baiknya, mereka bisa bertanding dengan full team sejak babak kedua.

Selamat untuk tim Seiryu Esports TZY yang berhasil membawa pulang gelar juara Hybrid Cup Tarkam Series PUBG Mobile. Semoga terus bisa menjadi lebih baik di masa depan. Ke depan, Hybrid juga masih akan terus mengadakan Hybrid Cup Tarkan Series. Karena itu, agar bisa mengikuti informasi terkait seputar esports atau turnamen Tarkam Series berikutnya, ikuti media sosial Hybrid Dojo dan laman Hybrid.co.id.

Hybrid Cup Tarkam Series VALORANT Season 2 Dimenangkan Oleh Horyzone Hydra

Menindaklanjuti Hybrid Cup Tarkam Series VALORANT yang berjalan sukses bulan lalu, Hybrid.co.id pun kembali melangsungkan turnamen tersebut ke musim keduanya bulan ini. Hybrid Cup Tarkam Series telah selesai diselenggarakan pada tanggal 19-20 Maret 2021 kemarin. Bulan lalu ada tim Reckless Lads yang keluar sebagai pemenang. Bulan ini, kami mencoba melakukan sedikit perubahan dengan menerapkan peraturan maksimum rank di tingkat Diamond 1. Jadi seperti apa pertandingan Hybrid Cup Tarkam Series di bulan ini?

Setelah melalui pertandingan yang panjang dan persaingan yang ketat, ada tim Horyzone Hydra yang keluar sebagai pemenang di musim ini. Ingin kenal lebih dekat dengan tim yang keluar sebagai juara di Hybrid Cup Tarkam Series VALORANT Season 2, saya pun mewawancara Richardo Albert “sokdarth” Wijaya yang merupakan Duelist dari tim Horyzone Hydra.

 

Terjun Dunia Kompetitif Sebagai Penyaluran Hobi ke Arah yang Positif

Sebelum lebih lanjut membahas cerita dari Sokdarth, mari kita berkenalan dulu dengan punggawa tim Horyzone Hydra. Selain Sokdarth, empat anggota tim Horyzone Hydra sendiri adalah Mohammad “HYZO” Zaki sebagai Duelist, Luis Garcias “SilentSamurai27” Unggara sebagai Initiator, Dicky Hartanto “SARS” Wijaya sebagai Smoker, dan Ryan “V1zual” sebagai Sentinel.

Setelah memperkenalkan punggawa timnya, saya lalu menanyakan awal mula terbentuknya tim tersebut. Richardo bercerita bahwa awal terbentuknya tim adalah karena pertemanan dirinya dengan empat anggota lainnya.


View this post on Instagram

A post shared by Hybrid.IDN (@hybrid.dojo)

“Kami memang sudah lama dan sering main bareng. Lama kelamaan kami jadi berpikir ‘kenapa tidak mencoba mencari tim saja? Karena game adalah hobi kami, siapa tahu kami bisa menghasilkan sesuatu apabila mendapatkan tim.’ Akhirnya kami coba ikut seleksi tim Horyzone Esport, diterima, sampai akhirnya berposisi seperti sekarang.” Tutur Richardo menceritakan.

Dari sisi personal, Richardo sendiri menceritakan bahwa dirinya masih berstatus sebagai pelajar SMA. Mengingat usianya yang masih muda, Richardo bercerita bahwa dirinya memang secara aktif menceritakan hobinya kepada sang orang tua agar mendapat dukungan. “Kebetulan hal tersebut memang saya lakukan, supaya mendapat support, dan supaya orang tua dapat memahami hobi kami. Akhirnya sekarang pun orang tua saya mendukung hobi saya ini, pake banget! Tapi di luar dari itu, memang beberapa kawan satu tim saya masih ada yang kurang dapat dukungan dari orang tuanya.”

Richardo juga menjelaskan alasannya mencoba ikut Hybrid Cup Tarkam Series, pengalaman sebelumnya, serta pengalamannya mengikuti turnamen ini. Richardo mengatakan bahwa Hybrid Cup Tarkam Series adalah turnamen ke-6 yang pernah dia ikuti. Menariknya, peraturan pembatasan rank ternyata jadi motivasi Richardo untuk mengikuti Hybrid Cup Tarkam Series. “Kebetulan Rank kami setingkat dengan Rank maksimal yang ditetapkan sebagai syarat turnamen. Karena hal tersebut, kami melihat ada peluang. Selain itu kami juga berpikir turnamen ini bisa menjadi wadah mencari pengalaman.” Tuturnya.

Setelahnya ia pun menceritakan bagiamana perjalanannya di turnamen tersebut.

“Setelah berbagai persiapan, perjalanan kami di Hybrid Cup Tarkam Series dimulai dari hari pertama melawan XNL Ladies. Waktu itu kami puas karena berhasil menyelesaikannya dengan skor 13-1. Lalu setelahnya melawan tim ‘Saya Ayam’ yang menurut saya adalah tim terberat yang kami hadapi di turnamen tersebut. Kami berhasil menyelesaikannya dengan skor 13-11. Lalu lanjut melawan team HH, berhasil menang dengan skor 13-4 yang membawa kami ke babak semi-final yang ditandingkan esok harinya. Esok harinya kami bertanding melawan TMM, ternyata berhasil menang juga. Sampai akhirnya masuk Grand Final melawan TroubleFast dan menang juga, berhasil meraih juara pertama.” Richardo bercerita.

Pertandingan babak final sebenarnya juga tak kalah seru. Richardo dan kawan-kawan Horyzone Hydra sempat ketinggalan di game pertama. Namun mereka berhasil comeback sampai memenangkan game 1. Pada game kedua, kepercayaan diri Horyzone Hydra pun memuncak yang membuat mereka dapat mendapatkan kemenangan secara solid 2-0 dari seri best-of-3.

Terakhir, menutup perbincangan, Richardo atau Sokdarth pun menceritakan pendapatnya soal Hybrid Cup Tarkam Series dan apa yang jadi target mereka. “Kalau soal target, tindakan pastinya adalah kami ingin ikut lebih banyak turnamen lagi supaya bisa mendapat lebih banyak pengalaman. Kalau soal Hybrid Cup Tarkam Series, saya merasa turnamen ini bagus dan sudah dipersiapkan dengan baik. Kalau ada lagi, tentunya kami akan mengikutinya.” tutup Richardo.

 


Selamat untuk Horyzone Hydra yang berhasil menjadi juara Hybrid Cup Tarkam Series VALORANT Season 2. Semoga prestasinya terus melejit di masa depan dan bisa mewakili Indonesia di turnamen-turnamen besar nantinya. Hybrid Cup Tarkam Series sendiri akan kembali hadir di bulan depan. Ikuti media sosial Hybrid Dojo dan laman Hybrid.co.id agar tidak ketinggalan info seputar esports ataupun turnamen Hybrid Cup Tarkam Series berikutnya!

Jadwal Final Hybrid Cup Series: Play on PC Rainbow Six Siege

Setelah gelaran kualifikasi online selesai digelar, akhirnya terpilih 8 tim terbaik yang akan bertanding di babak final Hybrid Cup Series: Play on PC Rainbow Six Siege. Sebelumnya, kualifikasi online dilakukan pada 4 sampai 6 Maret 2020 kemarin. Kualifikasi diikuti oleh 30 tim peserta yang bertanding demi mendapatkan posisi 8 besar, untuk dapat bertanding di laga final.

Kualifikasi berjalan dengan sengit. Bahkan beberapa tim ternama seperti 1z Esports, Obeast, ataupun tim Nite Rusher yang memenangkan Road to Hybrid Cup 2 tidak berhasil lolos ke babak 8 besar. Dengan ini maka berikut tim 8 besar untuk laga final Hybrid Cup Series: Play on PC Rainbow Six Siege beserta bracket dan jadwal final Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege.

  • INSEN
  • BOND Esports
  • Team NRS
  • Selkie Clamor
  • Neuvrion
  • Reckless Lads
  • GBH Esports
  • Team Scrypt

Sebagai gelaran LAN event game esports PC pertama bagi Hybrid, Wiku Baskoro Co-Founder Hybrid.co.id memberikan komentarnya. “Kami sangat excited untuk hal ini! Ini bukan hanya menjadi LAN pertama bagi Hybrid tapi juga merupakan bentuk kekuatan komunitas R6 IDN yang begitu solid, sampai akhirnya meyakinkan kami untuk mengadakan pertandingan secara LAN di Hybrid.” ucapnya.

“Tak disangka juga, Ubisoft ternyata turut mendukung Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege dengan menyediakan hadiah R6 credits untuk para pemenang. Harapannya, semoga turnamen LAN yang diselenggarakan Hybrid menjadi titik balik bagi R6 untuk bisa menjadi game esports yang populer di Indonesia.” perjelas Wiku.

Delapan tim tersebut akan bertanding secara LAN di Hybrid HQ, Kemang, Jakarta Selatan pada akhir pekan ini (14-15 Maret 2020). Memperebutkan total hadiah sebesar Rp10 juta. Laga final Hybrid Cup Series: Play on PC Rainbow Six Siege sendiri akan diadakan secara LAN di Hybrid HQ, pada tanggal 14-15 Maret 2020 mendatang.

Jangan lupa juga untuk menyaksikan laga final Hybrid Cup Series: Play on PC Rainbow Six Siege. Pertandingan akan disiarkan secara langsung pada Official Facebook Page dan Youtube Hybrid IDN.

Hybrid Cup Series – Play on PC terselenggara berkat dukungan sponsor, AMD dan Corsair, serta partner yaitu AerocoolThunderX3TecwareRapooVPROViewSonic, dan ASRock. Setelah sempat mempertandingkan FIFA 20Tekken 7 secara beregu, dan beberapa cabang Fighting Game sekaligus, Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege ini menjadi puncak sekaligus akhir dari Hybrid Cup Series: Play on PC. Walau demikian, ini bukan berarti menjadi akhir bagi Hybrid Cup terakhir untuk game PC, karena nantinya tentu akan ada Hybrid Cup yang akan mempertandingkan game PC lainnya.

Jangan lupa untuk memantau situs Hybrid.co.id dan follow akun media sosial Hybrid di TwitterFacebookInstagram, dan YouTube untuk informasi lanjutan seputar Hybrid Cup.

SIF x Hybrid Cup Selesai Digelar, ITS | NETZ_Yadix Jadi Juaranya

Pada tanggal 8 Maret 2020 kemarin, SIF x Hybrid Cup akhirnya telah selesai diselenggarakan. Gelaran ini merupakan gelaran Hybrid Cup kedua yang diselenggarakan di luar kota Jakarta. Sebelumnya Hybrid Cup juga sempat berkolaborasi dengan Drop the Cap untuk turnamen di Surabaya. Ketika itu salah satu pemain berpengalaman di skena Jawa Timur, M45T4Z berhasil menjadi juaranya. Kali ini berkolaborasi dengan Sulut Iron Fist, Hybrid Cup hadir di Kota Manado.

Diadakan di luar kota Jakarta, antusiasme para petarung digital tetap terlihat dalam gelaran SIF x Hybrid Cup ini. Diikuti oleh 22 peserta, turnamen ini pada akhirnya berhasil dimenangkan oleh salah satu pemain yang sudah cukup ternama di komunitas Tekken Sulut, yaitu ITS | NETZ_Yadix. Pertandingan SIF x Hybrid Cup juga menghadirkan beberapa kejutan yang tidak diduga sebelumnya oleh komunitas.

Sumber: Sulut Iron Fist Official Page
Sumber: Sulut Iron Fist Official Page

Salah satunya adalah pemain seperti Ochobot. Vincentius Vinky Fransiscus Ong Ketua Komunitas Sulut Iron Fist, mengatakan bahwa Ochobot merupakan pemain yang tergolong baru di dalam komunitas Tekken Sulut. Meski begitu, ia tampil dengan luar biasa, bahkan berhasil mengamankan peringkat 3.

Babak Grand Final, Grigori bertemu dengan ITS | NETZ_Yadix. Keduanya adalah pemain berpengalaman di komunitas Tekken Sulut. Pertandingan berjalan dengan sengit. Grigori datang dari Lower Bracket menunjukkan performa konsisten di awal permainan. Setelah berhasil melakukan reset, sayangnya performa Grigori malah sedikit terseok. Membalikkan keadaan di detik-detik terakhir, ITS | NETZ_Yadix akhirnya memanfaatkan momen tersebut untuk mencuri kemenangan dari Grigori, untuk menjuarai gelaran SIF x Hybrid Cup.

“Secara keseluruhan, event ini sangat seru, dan yang bikin saya senang adalah para peserta sangat antusias terhadap event kali ini, mengingat ini adalah Hybrid Cup pertama di Manado. Saya berterima kasih atas kerja sama dengan Hybrid.IDN. Saya merasa kerjasama seperti ini bisa membuat skena kompetitif FGC di Indonesia jadi semakin berkembang, terutama untuk di daerah luar Jabodetabek.” Ucap Vincent.

Sumber: Sulut Iron Fist Official Page
Sumber: Sulut Iron Fist Official Page

Wiku Baskoro, Co-Founder Hybrid juga memberikan komentarnya terkait gelaran SIF x Hybrid Cup. “Seru melihat komunitas FG aktif terutama di luar kota. Lihat beberapa posting di grup Tekken sekarang jadi terasa semakin banyak yang aktif. Semoga Hybrid bisa memberi dukungan secara berlanjut agar FGC semakin berkembang. Terima kasih untuk Sulut Iron Fist yang telah mengadakan acara SIF x Hybrid Cup kemarin.”

Lebih lanjut, Wiku juga membeberkan sedikit rencananya untuk mengembangkan komunitas Tekken luar Jabodetabek. “Hybrid sedang mempersiapkan turnamen antar kota untuk game Tekken 7. Semoga bisa berjalan dalam waktu dekat dan bisa ikut memberi andil untuk menemukan jagoan2 baru Tekken di tanah air.” Ucapnya.

Selamat untuk para juara! Semoga kehadiran Hybrid Cup bisa memotivasi komunitas Tekken di luar Jabodetabek untuk terus berkembang dan terus berkegiatan.

Untuk lanjutan informasi seputar gelaran Hybrid Cup, pantau terus situs Hybrid.co.id serta akun media sosial Hybrid di InstagramTwitterFacebook, dan YouTube.

 

Jadwal Kualifikasi Online Hybrid Cup Series: Play on PC Rainbow Six Siege

Setelah rangkaian panjang Hybrid Cup Rainbow Six Siege, kini akhirnya pertandingan sudah mencapai puncaknya. Pada Pada Road to Hybrid Cup 1 ada Team Scrypt yang menjadi juara, lalu Road to Hybrid Cup 2 dimenangkan oleh Nite Rusher secara tidak diduga.

Kini tersisa gelaran puncak dari seluruh rangkaian tersebut. Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege mempertandingkan 30 tim Rainbow Six Siege dari berbagai daerah, untuk memperebutkan total hadiah sebesar Rp10 juta. Rabu ini (4 Maret 2020), Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege dibuka dengan pertandingan fase kualifikasi yang diselenggarakan secara online sampai 6 Maret 2020 mendatang.

Mereka akan bertanding untuk memperebutkan peringkat 8 besar, agar dapat bertanding di gelaran final Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege, yang akan diselenggarakan di Hybrid HQ pada 14-15 Maret 2020 mendatang. Siapakah tim yang dapat merebut juara pertama dalam pertandingan ini? Berikut 30 tim peserta kualifikasi Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege:

  • 1z eSports
  • 5Wolves
  • aNp
  • Bintaro City Breachers
  • BOS Esports
  • BURUH
  • Cynical.gg
  • Evolution Trail
  • HunterTrace
  • INSEN
  • Insomniac Donkey Team (IDT)
  • Java Empire
  • Lawak Geming (LG)
  • Neuvrion.Limitless
  • Obeast
  • RealRanger BLUE
  • Real Rangers RED
  • ReckLess Lads
  • Selkie Clamor
  • Skuy
  • Spica ReXus
  • TEAM GAIN
  • Team Noir
  • Team NRS
  • Team Scrypt
  • Team Tobat
  • The Mafias
  • UBAYA
  • WIF
  • YaBoi

Pada daftar ini kita kembali melihat nama-nama besar di skena kompetitif Rainbow Six Indonesia, seperti Team Spica, 1z Esports, ataupun Team Tobat yang sempat jadi juara R6 IDN Community Cup 14. “Ada beberapa pertandingan yang menarik untuk disaksikan pada kualifikasi online Hybrid Cup Rainbow Six Siege. Day 1 ada Scrypt vs 1z pada ronde kedua, lalu ada Nite Rusher vs Reckless Lads kalau mereka berhasil lolos day 1, lalu ada juga Team Scrypt vs INSEN kalau di day 2 kalau mereka lolos day 1.” Ucap Ajie Zata (Wildlotus) shoutcaster dari komunitas R6 IDN.

Bracket Hybrid Cup Series: Play on PC Rainbow Six Siege
Klik/Tap gambar untuk lebih besar. Sumber: Toornament

“1z Esports vs Team Scrypt bakal sangat menarik karena mereka udah sering banget ketemu pada match sebelumnya, termasuk Road to Hybrid Cup 1. Nite Rusher vs Reckless Lads sempat ketemu di Semi Final Road to Hybrid Cup 2 ketika Nite Rusher akhirnya muncul menjadi pemenang. Terakhir ada Team Scrypt vs INSEN yang bakal menyuguhkan pertandingan menarik karena berisikan pemain-pemain dari ESL Rainbow Six Siege Pro League.” Ajie menjelaskan.

Pertandingan pertama Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege akan diselenggarakan hari Rabu 4 Maret 2020 mendatang, mulai pukul 19:00 WIB, di Facebook dan Youtube. Berikut tautan untuk menonton Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege.

Hybrid Cup Series – Play on PC terselenggara berkat dukungan sponsor, AMD dan Corsair, serta para partner yaitu ASUS ROGAerocoolThunderX3TecwareRapooVPROAOC, dan ASRock. Setelah sempat mempertandingkan FIFA 20Tekken 7 secara beregu, dan beberapa cabang Fighting Game sekaligus, Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege ini menjadi puncak sekaligus akhir dari Hybrid Cup Series: Play on PC. Walau demikian, ini bukan berarti menjadi akhir bagi Hybrid Cup terakhir untuk game PC, karena nantinya tentu akan ada Hybrid Cup yang akan mempertandingkan game PC lainnya.

Sudah siap untuk menyaksikan pertandingan berkualitas berkemampuan tinggi di Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege?

Gelaran Puncak Hybrid Cup Series: Play on PC Rainbow Six Siege Segera Dimulai!

Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege akan segera dimulai! Gelaran ini merupakan puncak dari rentetan Hybrid Cup Series: Rainbow Six Siege. Sebelumnya, telah selesai digelar Road to Hybrid Cup 1 pada 18-20 Desember 2019 lalu, dan Road to Hybrid Cup 2 yang diselenggarakan pada 22 – 24 Januari 2020 lalu.

Pada Road to Hybrid Cup 1 ada Team Scrypt yang muncul sebagai juara, lalu dilanjut dengan Nite Rusher yang menjuarai Road to Hybrid Cup 2. Kemenangan bagi kedua tim tersebut segera memberi mereka kesempatan untuk langsung bertanding dalam gelaran Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege.

Pertandingan Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege ini akan dibagi menjadi dua fase. Fase pertama adalah kualifikasi yang diselenggarakan tanggal 4-6 Maret 2020 mendatang. Kualifikasi akan diselenggarakan secara online, untuk mencari 8 tim terbaik. Nantinya, 8 tim terbaik berhak untuk bertanding langsung di gelaran offline yang akan diselenggarakan di Hybrid HQ pada tanggal 14-15 Maret 2020 mendatang.

Sumber: Instagram @hybrid.dojo
Sumber: Instagram @hybrid.dojo

Bagi Anda yang ingin mendaftar dan mengikuti kualifikasi online Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege, hari ini (2 Maret 2020) adalah hari pendaftaran terakhir. Pendaftaran ditutup pukul 18:00, dan Anda dapat mendaftar pada tautan berikut: bit.ly/hybridcuplan

Gelaran ini bisa dibilang menjadi gelaran LAN Event game esports PC pertama bagi Hybrid. Terkait hal tersebut Wiku Baskoro Co-Founder Hybrid.co.id memberikan komentarnya. “Kami sangat excited untuk hal ini! Ini bukan hanya menjadi LAN pertama bagi Hybrid tapi juga merupakan bentuk kekuatan komunitas R6 IDN yang begitu solid, sampai akhirnya meyakinkan kami untuk mengadakan pertandingan secara LAN di Hybrid. Tak disangka juga, Ubisoft ternyata juga turut mendukung Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege dengan menyediakan hadiah R6 credits untuk para pemenang. Harapannya, semoga turnamen LAN yang diselenggarakan Hybrid menjadi titik balik bagi R6 untuk bisa menjadi game esports yang populer di Indonesia.”

Hybrid Cup Series – Play on PC terselenggara berkat dukungan sponsor, AMD dan Corsair, serta para partner yaitu AerocoolThunderX3TecwareRapooVPROViewSonic, dan ASRock. Setelah sempat mempertandingkan FIFA 20, Tekken 7 secara beregu, dan beberapa cabang Fighting Game sekaligus, Hybrid Cup Series: Play on PC – Rainbow Six Siege ini menjadi puncak sekaligus akhir dari Hybrid Cup Series: Play on PC. Walau demikian, ini bukan berarti menjadi akhir bagi Hybrid Cup terakhir untuk game PC, karena nantinya tentu akan ada Hybrid Cup yang akan mempertandingkan game PC lainnya.

Jangan lupa untuk memantau situs Hybrid.co.id dan follow akun media sosial Hybrid di TwitterFacebook, Instagram, dan YouTube untuk informasi lanjutan seputar Hybrid Cup.

Kolaborasi dengan Sulut Iron Fist, Hybrid Cup Hadir di Manado

Selama perjalanannya, Hybrid Cup berhasil menjadi salah satu brand kompetisi ternama di kalangan komunitas Fighting Game. Satu puncaknya adalah pada akhir pekan minggu lalu (8 Februari 2020), ketika gelaran Hybrid Cup Fighting Game Tournament berhasil membuat Hybrid Dojo jadi penuh sesak dan berhasil mencetak rekor jumlah peserta. Tidak berhenti sampai situ, Hybrid Cup kini juga mulai melebarkan sayap ke berbagai daerah lewat kerja sama dengan rekan komunitas lokal.

Setelah hadir di komunitas Surabaya lewat kerja sama dengan komunitas Drop the Cap, kali ini Hybrid Cup akan hadir di Sulawesi Utara, Kota Manado, lewat komunitas Sulut Iron Fist (SIF)! Gelaran SIF x Hybrid Cup menjadi turnamen pertama dari Hybrid yang hadir di luar pulau jawa, sekaligus menjadi penanda usaha Hybrid untuk mengembangkan komunitas Fighting Game di luar Jakarta.

Sumber: SIF Official Page
Sumber: SIF Official Page

Komunitas Sulut Iron Fist sendiri berdiri sejak 28 Januari 2018 lalu. Mengawali perjalanan dengan nama Tekken Center Sulut, komunitas ini hadir untuk memajukkan skena Tekken 7, terutama untuk daerah Sulawesi Utara dan sekitarnya.

“Dulu kita terbentuk karena sering main Tekken bareng aja. Terus akhirnya muncul inisiatif untuk membuat komunitas karena kita punya hobi yang sama. Awalnya ini berjalan hanya untuk have fun saja. Mulai 208 kita mulai lebih aktif dan serius di komunitas ini, sampai akhirnya berubah nama menjadi Sulut Iron Fist di pertengahan tahun 2019.” Cerita Vincentius Vinky Fransiscus Ong Ketua Komunitas Sulut Iron Fist.

“Antusiasme Fighting Game di Sulut terbilang cukup tinggi dan memang pemainnya paling banyak adalah Tekken 7. Sejauh pengalaman saya mengadakan beberapa turnamen, antusiasme FGC di Sulut terbilang cukup lumayan dengan jumlah peserta di kisaran 11 sampai 20 orang.” Lanjut Vincent.

Memperebutkan total hadiah sebesar Rp2.000.000, SIF x Hybrid Cup akan diselenggarakan pada tanggal 8 Maret 2020 mendatang. Kompetisi akan diadakan di IT Center Lt.5, Sparta Rental, kota Manado. Untuk mendaftar, Anda bisa melaju ke tautan di bawah ini, dengan biaya registrasi sebesar Rp50.000.

Link Pendaftaran: bit.ly/sifhybrid

Sumber: SIF Official Page
Sumber: SIF Official Page

“Terkait kerja sama ini, kami sangat senang sekali, dan komunitas menyambut dengan baik, karena ini adalah pertama kalinya Hybrid Cup ada di Sulut. Alhasil banyak pemain hebat di Sulut yang turut mendaftarkan diri, salah satunya adalah Umaumalele pemenang SIF TWT Dojo Tournament tahun lalu. Harapannya ini bisa memperkuat hubungan kerja sama antara SIF dengan Hybrid, dan dengan kerja sama ini bisa membuat skena kompetitif Tekken 7 semakin maju terutama untuk di daera luar Jabodetabek.” tutup Vincent.

Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat mengunjungi official Facebook Page Sulut Iron Fist atau memantau situs Hybrid.co.id serta akun media sosial Hybrid di InstagramTwitterFacebook, dan YouTube.

Hybrid Cup Series Play on PC Fighting Game Tournament Cetak Rekor Jumlah Peserta!

Gelaran Hybrid Cup Series – Play on PC Fighting Game Tournament telah selesai di gelar. Kompetisi ini mungkin bisa dibilang menjadi gelaran Hybrid Cup yang memecahkan rekor, dengan jumlah peserta mencapai sekitar 170 peserta. Pertandingan berlangsung dengan meriah, terutama dari sisi Tekken 7 Rookie yang diikuti oleh sekitar 122 peserta.

Tak hanya diikuti oleh banyak peserta, Hybrid Cup kali ini bahkan kedatangan peserta dari luar daerah, seperti Semarang, Bandung, bahkan juga ada yang dari Batam. Dengan jumlah peserta sebanyak itu, pertandingan pada cabang Tekken 7 Rookie dibagi menjadi 4 pool bracket untuk fase awal.

Setelah persaingan ketat dari 122 peserta, babak top 8 menyisakan Sansan_san, DRivals X | Grizz, DRivals X | Zwei, OFNIR, DRivals X | RipeDog, MYTH | Z-BLAY, UwU | dipicu.ikan, dan DRivals | Downfall. Pada akhinrya, babak Grand Final mempertemukan OFNIR dengan MYTH | Z-BLAY.

Sumber: Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Hybrid – Akbar Priono

Babak final bikin penonton jadi geregetan, karena OFNIR yang menggunakan Marduk harus melawan karakter musuh bersama pemain Tekken, yaitu Leroy yang digunakan oleh MYTH | Z-BLAY. Setelah poin kemenangan jadi 2-1, pertarungan jadi makin sengit. Memaksa pertandingan ke-4 mencapai ronde 5, untungnya Marduk dari OFNIR masih cukup tajam dan berhasil mengalahkan MYTH | Z-BLAY.

Cabang Soulcalibur V juga tak kalah seru. Pertandingan antara Wahon dengan Sinarkimigasuki jadi sangat ketat. Kedunya saling mencuri poin sampai keadaan menjadi 2-1. Ketika itu Wahon dengan Siegfried sudah memaksa pertarungan mencapai ronde 5 di pertandingan ke-4. Sayangnya permainan Mitsurugi dari Sinarkimigasuki masih terlalu solid, membuat ia jadi pemenang dari cabang Soulcalibur V.

Terakhir dari cabang Street Fighter V: Arcade Edition. Babak final mempertemukan arONEMANroe yang menggunakan Zeku dengan Shamwow yang menggunakan Chun-Li. Hampir seperti dua cabang lainnya, pertarungan berjalan begitu sengit di cabang ini. Sama-sama menggunakan seri best-of-5, Shamwow dan arONEMANroe bahkan bertanding mencapai pertandingan ke-5.

Shamwow sudah tinggal satu langkah lagi menuju bracket reset, namun arONEMANroe menunjukkan ketenangan di dalam permainannya. Pada babak penentuan, keduanya bermain dengan sangat hati-hati, Shamwow berhasil menjaga jarak yang membuat arONEMANroe ragu untuk mendekat. Momentumn muncul ketika Zeku menemukan celah untuk mendekat ke arah Chun-Li. arONEMANroe pun tidak ragu memanfaatkan momen tersebut, segera membanting dan melakukan satu low-kick untuk menutup pertandingan. Dengan ini, berikut daftar pemenang Hybrid Cup Series – Play on PC Fighting Game Tournament.

Tekken 7 Rookie

Sumber: Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Hybrid – Akbar Priono
  • 1st Place – OFNIR
  • 2nd Place – MYTH | Z-BLAY
  • 3rd Place – DRivals X | Grizz

Soul Calibur VI

Sumber: Hybrid - Akbar Priono
Para pemenang bersama komunitas Soul Calibur VI. Sumber: Hybrid – Akbar Priono
  • 1st Place – Sinarkimigasuki
  • 2nd Place – Wahon
  • 3rd Place – Illusion

Street Fighter V: Arcade Edition

Sumber: Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Hybrid – Akbar Priono
  • 1st Place – arONEMANroe
  • 2nd Place – Shamwow
  • 3rd Place – KapitanWibu

“Ini adalah salah satu Hybrid Cup terseru yang pernah diadakan oleh Hybrid.” Ucap Wiku Baskoro Co-Founder Hybrid.co.id. “Antusias peminat FH memang tidak lagi diragukan untuk ranah lokal. Semoga Hybrid Cup bisa menjadi salah satu ‘rumah’ bagi komunitas FG untuk mengasah kemampuan dan tempat berkumpul komunitas. Terima kasih Advanced Guard sebagai rekan acara, para sponsor, dan terutama semua peserta yang telah berpartisipasi.”

Terkait dengan gelaran ini, Bram Arman Co-Founder Advanced Guard selaku rekan Hybrid dalam menyelenggarakan Hybrid Cup Fighting Game Tournament juga memberikan komentarnya. “Saya senang sekali melihat gelaran ini. Ada sedikit kendala cuaca yang menghambat peserta, tapi pada akhirnya acara berjalan dengan meriah dan sangat ramai. Bahkan pemain non-rookie juga mampir demi mendukung teman dan rekan satu timnya. Saya akui masih banyak yang bisa diperbaiki dari acara ini, namun kebanyakan peserta memberikan feedback positif. Kebanyakan mereka merasa enjoy, happy, dan sangat mengapresiasi acara ini. Berkat itu juga, keletihan saya jadi terlupakan sejenak, pokoknya, FGC is the best!”

Setelah gelaran Hybrid Cup Series Play on PC Fighting Game Tournament, pertanyaan berikutnya mungkin adalah soal rencana Hybrid berikutnya dalam usahanya untuk terus membantu mengembangkan FGC di Indonesia. “Ada beberapa rencana yang sedang disusun Hybrid dan rekan. Setelah percobaan Tekken Rookie kemarin berhasil, semoga nanti konsep Hybrid Cup Tekken Series yang lebih seru bisa terwujud di Hybrid Dojo.” ucap Wiku.

Hybrid Cup Series – Play on PC disponsori oleh AMD dan Corsair, dengan dukungan dari AerocoolThunderX3TecwareRapooVPROViewSonic, dan ASRock.

Terima kasih atas partisipasi para peserta di dalam gelaran Hybrid Cup Series – Play on PC Fighting Game Tournament! Jangan lupa untuk memantau situs Hybrid.co.id dan follow akun media sosial Hybrid di TwitterFacebook, dan YouTube.

Pentingnya Standar Pada Turnamen Fighting Game Indonesia

Seiring dengan perkembangan esports secara umum di Indonesia, komunitas fighting game atau Fighting Game Community (FGC) ternyata juga turut “kecipratan” perkembangannya. Salah satu alasan terbesarnya mungkin datang dari SEA Games 2019, yang turut mempertandingkan Tekken 7, membuat fighting game (FG) mendapat perhatian yang lebih besar. Dampaknya? Turnamen fighting game kini jadi semakin marak.

Sepanjang tahun 2019, setidaknya ada 6 turnamen figthing game di Jabodetabek. Ini saja kita baru menghitung turnamen yang diadakan oleh salah satu tournament organizer tertua di skena FGC Indonesia yaitu Advanced Guard. Belum lagi turnamen-turnamen lainnya seperti Hybrid Cup Tekken 7 Team Fight, atau mungkin turnamen di luar Jabodetabek yang diselenggarakan oleh komunitas seperti Drop the Cap.

Namun demikian, banyaknya turnamen fighting game memunculkan beberapa dampak. Salah satunya adalah penerapan rules yang tidak standar antar kompetisi satu dengan yang lain. Karena perkembangan skena fighting game sudah cukup terasa, saya jadi berpikir bahwa kini sudah saatnya turnamen fighting game, apapun itu menggunakan peraturan standar kompetitif yang berlaku. Mengapa demikian? Ada beberapa alasan terkait hal ini.

Belajar dari EVO 2008

Anda pecinta FG mungkin sudah tidak asing dengan gelaran Evolution Championship Series atau yang lebih dikenal dengan nama EVO. Berjalan sejak tahun 1996 lalu, EVO selama ini dianggap sebagai turnamen paling bergengsi di kalangan Fighting Game Community (FGC). Selama ini posisi EVO berhasil mempertahankan tradisi kompetisi pada zaman arcade, sampai sekarang menjadi sebuah fenomena global.

Menjadi satu gelaran yang sangat berkaitan erat dengan komunitas pemain fighting game, tak heran jika gelaran ini sangat dihormati oleh komunitas. Tak heran agar EVO bisa mempertahankan nama baiknya, ia harus menggunakan peraturan sesuai standar pada setiap cabang game yang dipertandingkan.

Tapi bukan berarti EVO selalu tanpa celah. Pada EVO 2008, mereka sempat melakukan satu kesalahan yang cukup penting. Kesalahan ini memperuncing pertikaian antara komunitas FG secara umum dengan komunitas Smash. Masalah ini muncul pada saat EVO mengikutsertakan Super Smash Bros. Brawl (Wii) sebagai bagian dari kompetisi EVO 2008.

Dalam pertandingan tersebut, EVO menggunakan satu ruleset yang tidak sesuai standar, yaitu memperkenankan Items di dalam pertandingan. Items dalam Brawl merupakan sebuah benda yang muncul dalam waktu, bentuk, serta efek yang acak. Penambahan ruleset ini mengakibatkan jalannya pertandingan jadi semakin sulit untuk diduga, karena menambah faktor keberuntungan dari kemenangan seorang pemain.

Mengutip dari Red Bull Esports, dikatakan bahwa setelah kejadian tersebut Brawl segera menjadi bahan tertawaan oleh peserta cabang game lain EVO. Penerapan ruleset tersebut berdampak kepada cara pandang FGC terhadap Brawl. Memperuncing hubungan antara FGC dengan komunitas penggemar seri Super Smash Bros (SSB). SSB dianggap bukan bagian dari fighting game oleh komunitas karena anggapan bahwa memenangkan kompetisi SSB tidak selamanya karena jago, tapi bisa jadi karena keberuntungan.

Beberapa tahun berlalu, hubungan antara FGC dengan SSB sudah membaik. EVO Japan 2020 kembali melibatkan komunitas SSB lewat seri terbarunya, Super Smash Bros. Ultimate. Walau sempat menjadi kontroversi karena kompetisinya hanya berhadiah sebuah kontroler saja, namun kemenangan Shutton di sana tetap dihormati oleh komunitas karena kemampuan yang ia tunjukkan.

Sumber: EVO
Sumber: EVO

Kasus EVO 2008 sebenarnya bisa menjadi pelajaran berarti bagi penyelenggara turnamen fighting game di Indonesia. Mengingat fighting game bersifat individual, usaha penyelenggara untuk menjunjung tinggi sportivitas pastinya akan sangat diharapkan. Demi kompetisi yang dianggap adil ataupun demi gengsi yang didapatkan sang juara setelah memenangkan kompetisi tersebut.

Tanpa peraturan yang sesuai standar, mereka yang kalah kompetisi mungkin bisa saja nyinyir, menganggap kompetisi tersebut tidak adil karena peraturannya tidak sesuai standar. Buntut panjangnya, mungkin turnamen tersebut bisa menjadi dipandang buruk oleh komunitas.

Kata Komunitas Fighting Game Indonesia

Seakan tak lengkap jika kita membicarakan hal ini tanpa melibatkan Bram Arman co-founder Advanced Guard, ke dalam perbincangan. Bram mungkin bisa dibilang sebagai dedengkot komunitas fighting game di Indonesia yang menurut saya patut untuk dihormati. Salah satu alasan saya pribadi adalah, karena usahanya untuk terus mengasuh komunitas fighting game di Indonesia yang sudah ia lakukan sejak dari tahun 2012 lalu.

Ia mengatakan, permasalahan ini memang punya pro dan kontra tersendiri, apalagi mengingat jumlah massa FGC di Indonesia tidak sebesar di luar negeri. “Semua pasti ada sisi pro and cons, termasuk jika kita bicara soal turnamen fighting game yang semakin banyak, namun memiliki peraturan yang tidak sesuai standar. Melihat hal ini, pro-nya adalah, exposure buat FGC jadi tambah banyak, terutama Tekken yang belakangan memang marak turnamen. Cons-nya kalau menurut pendapat saya personal, saya merasa miris melihat kejadian seperti ini. Apalagi saya sendiri merasa sudah meluangkan banyak waktu untuk membuat turnamen fighting game sesuai standar dan dengan kualitas yang memadai.” Ucap Bram.

Bram Arman (kiri). Source: Advance Guard
Bram Arman (kiri). Source: Advance Guard

Terkait soal hal tersebut, kami juga menanyai komunitas Cross Gathering, salah satu komunitas fighting game yang berdomisili di Surabaya, Jawa Timur. Komunitas ini kerap kali membuat turnamen berbagai macam fighting game untuk para penggemarnya yang berada di domisili Jawa Timur dan sekitarnya. Saya pun menanyai pendapat Eko Gunawan sebagai seseorang yang bisa dibilang sebagai salah satu tetua dari komunitas Cross Gathering.

Eko juga punya pandangannya sendiri terkait permasalahan ini. “Menurut saya pribadi, mempertandingkan suatu game dengan peraturan internasional itu banyak untungnya kok bagi penyelenggara. Karena jadinya komunitas tidak ada yang protes, panitia juga harusnya jadi tidak terlalu direpotkan. Mengapa jadi tidak direpotkan? Karena peraturan internasional pasti sudah melalui pertimbangan serta persetujuan dari developer ataupun komunitas. Jadi penyelenggara tinggal pakai saja.” Ucapnya.

Sumber: Drop the Cap
Eko Gunawan (kedua dari kanan) yang juga menjadi runner up di dalam gelaran Hybrid Cup Sumber: Drop the Cap

Memang apa saja yang membuat turnamen fighting game bisa dikatakan sesuai standar? Menurut saya yang paling minimal adalah turnamen tersebut menggunakan game versi terbaru, pemainnya dibebaskan menggunakan controller apapun, dan menggunakan format best-of-3.

Pertama-tama soal versi game yang digunakan. Sebagai perwakilan pemain, saya menanyai pendapat Jovian (Cobus) dari DRivals. Cobus yang merupakan seorang pemain Tekken 7, merasa kehadiran peraturan atau sistem permainan yang tidak standar sedikit-banyak mempengaruhi mentalitas pemain.

“Kalau ditanya pendapat, pasti kecewa kalau peraturannya tidak sesuai standar. Satu yang paling fatal dan beberapa kali gue temukan adalah penggunaan Tekken 7 versi lama untuk kompetisi. Walau ini tidak mempengaruhi level kompetitif dalam turnamen tersebut, tapi gue merasa hal ini mempengaruhi level kompetitif pemain Tekken Indonesia secara keseluruhan. Menurut saya ini membuat pemain Tekken Indonesia tidak terbiasa melatih mental dan skill untuk tingkat lebih tinggi, terutama untuk kompetisi yang menggunakan peraturan standar internasional.” Cobus mengatakan.

Lalu bagaimana kalau bicara soal controller? Bram lalu mengutarakan pendapatnya. “Kalau bicara dalam lingkup FGC, controller itu sangat fatal. Sejak awal, FGC tidak pernah menyamaratakan controller yang harus digunakan dalam sebuah turnamen. Setiap pemain diperkenankan menggunakan controller-nya masing-masing, entah itu Joystick, Arcade Stick, Mixbox, ataupun Keyboard. Kalau sampai dipaksa menggunakan satu jenis controller saja, menurut saya turnamen tersebut malah jadi kurang sportif.”

Sumber: Geek Buying
Sumber: Geek Buying

Jika bicara controller, saya juga setuju dengan pendapat bram. Pemilihan controller ibarat seperti pemilihan sepatu pada pemain bola. Anda tidak bisa mengharuskan semua pemain menggunakan satu jenis sepatu di dalam pertandingan sepak bola. Karena masing-masing pemain punya karakteristik permainannya sendiri, misalnya pemain sayap butuh sepatu yang optimal untuk gerak lincah, sementara pemain tengah butuh sepatu yang optimal untuk mengontrol serta mengumpan bola dengan tepat sasaran.

Kembali membahas fighting game, kenyamanan dan kebiasaan adalah alasan utama dalam pemilihan controller pesertanya. Pemain yang pakai Arcade Stick biasanya sudah mengenal fighting game sejak masih ada di Arcade, jadi mereka tidak bisa dipaksa harus menggunakan Joystick, begitupun sebaliknya. Jadi adil dalam pemilihan controller di fighting game adalah dengan dibebaskan menggunakan apapun. Toh, perbedaan controller tidak mempengaruhi kemampuan Anda bertarung di dalam pertandingan fighting game. Pada EVO saja, banyak juga kok pemain Tekken atau Street Fighter yang masih menggunakan Joystick untuk bertanding di tingkat dunia.

Terakhir adalah soal format best-of-3. Ini juga menjadi penting dalam sebuah pertandingan fighting game. Bram punya pendapatnya sendiri terkait hal ini. “Memang best-of-3 itu menurut saya wajib di dalam fighting game. Kenapa? Karena best-of-1 rentan memunculkan faktor keberuntungan. Kalau skill gap antara pemain satu dengan yang lain sangat jauh, mungkin best-of-1 masih tidak masalah. Tapi bagaimana jika sama-sama jago? Di sini yang tadi saya sebut, rentan memunculkan faktor keberuntungan.” ucap Bram.

Apa yang Harus Komunitas Lakukan

Menghadapi masalah yang kian terasa ini, apa yang sebetulnya harus dilakukan oleh FGC Indonesia? Tidak, saya tentunya tidak akan menyuruh komunitas untuk “memboikot” turnamen yang peraturannya kurang jelas. Karena saya merasa pasti ada solusi yang lebih bijak atas masalah tersebut.

Saya lalu kembali mengutip pendapat Eko dari Crossgathering untuk membahas ini. Eko juga sedikit cerita, bahwa fenomena seperti ini juga beberapa kali terjadi di Surabaya. “Kalau bicara turnamen FG, seperti di Jakarta, paling banyak tetap Tekken. Walau pesertanya mungkin lebih sedikit dibanding Jakarta, namun turnamen Tekken pasti minimal memiliki 32 peserta. Soal turnamen dengan peraturan yang tidak standar? Sudah pasti ada juga di Surabaya.” ucapnya.

Eko lalu melanjutkan apa yang biasa ia lakukan menghadapi masalah tersebut. “Kalau saya sebagai perwakilan komunitas yang peduli dengan game-nya, biasanya akan menghubungi panitia, lalu menawarkan bantuan serta saran agar turnamen bisa berjalan dengan lancar. Beberapa ada yang terbuka, beberapa ada yang tidak mau menerima. Kalau tidak terbuka, biasanya mereka juga yang kerepotan. Akhirnya peserta banyak yang protes karena panitia tidak berpengalaman. Belum lagi kalau turnamen tersebut dibahas secara buruk oleh komunitas, tentunya pihak penyelenggara juga yang rugi.” Tukasnya.

Sumber: Drop the Cap
Antusiasme pemain fighting game di Surabaya yang sama besarnya seperti di Jakarta dan sekitarnya. Sumber: Drop the Cap

Namun demikian Eko juga merasa bahwa masalah tersebut nyatanya di luar kendali komunitas. “Jika kita bicara soal organizer besar yang menyelenggarakan turnamen fighting game dengan hadiah besar tapi peraturannya tidak mengikuti standar, saya merasa itu kembali lagi menjadi hak mereka. Tapi hal ini tentu sangat disayangkan. Kalau saja mereka mau merangkul dan menerima bantuan komunitas, jalannya turnamen tentu akan jadi lebih mulus. Kenapa? Komunitas sudah pasti paham dengan FG yang dipertandingkan serta perangkat mereka juga lebih update. Jadi pada akhirnya jika mau bekerja sama, ini menjadi simbiosis mutualisme kok antara penyelenggara dengan komunitas.” ucap Eko.

Lalu bagaimana jika dari sisi pemain? Apa yang bisa dilakukan oleh para pemain? Seperti tadi yang sudah saya bilang pada awal, “memboikot” rasanya bukan cara yang bijak untuk dilakukan. Perkembangan komunitas mungkin malah terhambat, jika misalnya tindakan tersebut dilakukan. Skenario terburuknya, memboikot mungkin akan menyebabkan perpecahan. Muncul perbedaan kubu antara pemain pro peraturan standar dengan pemain yang tidak terlalu peduli dengan peraturan standar. Akhirnya FGC Indonesia yang belum sempat menjadi lebih besar, malah terpecah belah terlebih dahulu.

Jovian lalu menyatakan pendapatnya. “Menurut saya, satu-satunya langkah yang patut dicoba memang adalah dengan edukasi kepada panitia tersebut setiap kali turnamen. Supaya ke depannya mereka bisa membuat turnamen yang punya peraturan sesuai standar. Karena kalau dari sisi pemain, jujur saja, kami tentunya ingin bisa mendapat kemenangan, ingin mendapat sesuatu dari hasil latihan yang kami lakukan. Jadi mau tidak mau, banyak turnamen juga menjadi keuntungan tersendiri bagi pemain kompetitif seperti saya dan kawan-kawan DRivals.” ucapnya.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Para peserta di dalam gelaran Hybrid Cup Tekken 7 Team Fight. Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Bicara soal turnamen, Hybrid juga selalu mencoba menunjukkan bahwa turnamen fighting game harus sesuai dengan standar yang ada. Hybrid Cup, sudah hadir beberapa kali dengan mempertandingkan beberapa macam fighting game, dan selalu menggunakan peraturan sesuai dengan standar kompetitif masing-masing game. Hasilnya adalah komunitas mempercayai turnamen yang diadakan oleh Hybrid, dan puncaknya adalah gelaran Hybrid Cup Series – Play on PC: Fighting Game Tournament yang diikuti oleh hampir 200 peserta.

Bicara soal apa yang harus dilakukan komunitas, Bram memiliki pendapat yang kurang lebih serupa dengan Eko. Menurutnya, kehadiran banyak turnamen dengan rules yang bervariasi ini memang sudah tidak bisa dibendung lagi. “Nyatanya, turnamen seperti ini juga tidak akan sepi.” kata Bram.

“Pemain-pemain fighting game sudah pasti haus kompetisi. Jadi, pemain juga pasti realistis saja, mengapa tidak untuk ikut turnamen seperti ini? Walau peraturannya mungkin tidak nyaman bagi pemain, tetapi mereka pasti punya sisi oportunis, ingin mengejar hadiah, ingin mendapatkan pengakuan, atau sesederhana ikut karena dekat dengan lokasi acara dan ingin jajal kemampuan. Menurut saya hal itu juga tidak salah, karena motivasi masing-masing pemain tentunya berbeda-beda.” Bram menyatakan pendapatnya.

“Pada dasarnya, turnamen fighting game yang merebak memang menguntungkan player. Kalaupun mereka ikut, para player dari komunitas biasanya sharing tips kepada sang penyelenggara, karena mereka sebenarnya juga punya kepedulian yang sama. Cuma, jika bicara dari sudut pandang saya sebagai Tournament Organizer, saya cuma bisa bilang saya berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi komunitas.”

“Maka dari itu saya sejujurnya sangat bersyukur terhadap beberapa pihak yang masih percaya dengan saya, karena kepercayaan tersebut menjadi kesempatan bagi saya dan FGC Indonesia untuk unjuk gigi community effort yang sesungguhnya. Pada akhirnya, passion komunitas bisa berjalan bersamaan kok dengan keinginan pihak-pihak terkait.” Bram memberi pendapatnya seraya menutup perbincangan kami soal standar turnamen fighting game.

Turnamen yang tidak sesuai standar memang kerap kali menjadi masalah bagi komunitas game, tak terkecuali komunitas fighting game. Saya sendiri setuju dengan pendapat para narasumber yang telah membantu saya melengkapi artikel ini, yaitu edukasi tanpa henti dan terus memberi saran kepada penyelenggara yang sudah membuat turnamen fighting game untuk komunitas.

Sumber header: Esports Edition

M45T4Z Jadi Juara Hybrid Cup x Drop The Cap Tekken 7

Hybrid Cup x Drop the Cap telah selesai dilaksanakan. Bertanding pada tanggal 2 Februari 2020 kemarin, Hybrid Cup pertama di Surabaya ini hadir dengan rivalitas yang keras. Seperti sebelumnya disebutkan, tahun 2020 memang jadi momentum Hybrid melebarkan sayap. Gelaran ini pun dilaksanakan sebagai uji coba Hybrid untuk menjangkau FGC di luar Jabodetabek.

Hybrid Cup x Drop the Cap sendiri mempertandingkan dua cabang game, yaitu Tekken 7 dan Samurai Showdown. Rivalitas dalam pertandingan ini sangat terasa, karena kehadiran pemain-pemain ternama di dalamnya seperti SbyRazor, M45T5Z, dan Suntouch.

Sumber: Drop the Cap
Sumber: Drop the Cap

Babak Grand Final dari Tekken 7 berlangsung dengan sangat tidak terduga. Pertama-tama SbyRazor datang dari upper bracket menghadapi M45T4Z sang penantang dari lower bracket. Pada sesi reset bracket, SbyRazor berhasil merebut satu poin, namun demikian M45T4Z tampil lebih konsisten. Akhirnya M45T4Z menang 3-1 dan melaju ke fase Grand Final Reset.

Pada Grand Final Reset, jika ingin menang, SbyRazor harus tampil lebih konsisten lagi. Namun demikian M45T4Z ternyata masih tetap tajam, walau harus melalui pertarungan yang panjang. Akhirnya SbyRazor ditekuk 3-1 dalam seri best-of-5 oleh M45T4Z.

Sementara itu pertandingan dari cabang Samurai Showdown juga tidak kalah seru. Pertandingan mempertemukan USH dari upper bracket melawan penantangnya dari lower bracket yaitu CupuiCG. Pada pertandingan babak final, CupuiCG sepertinya kalah kelas dengan USH. Akhirnya USH melenggang mulus menuju kemenangan dengan skor 3-0.

Dengan ini, maka berikut daftar pemenang gelaran Hybrid Cup x Drop the Cap:

Sumber: Drop the Cap
Sumber: Drop the Cap

Tekken 7

  • 1st Place – Darmawan Sie (M45T4Z)
  • 2nd Place – Sean Wijaya (SbyRazor)
  • 3rd Place – Dimas Elang (Suntouch)

Samurai Showdown

  • 1st Place – Unggul Seno Handaru (USH)
  • 2nd Place – Eko Gunawan Wahyono (Cupui)
  • 3rd Place – Alvin Franklin (borgar)

Menindaklanjuti Hybrid Cup x Drop the Cup, akankah ada Hybrid Cup berikutnya yang diadakan di luar Jabodetabek. Terkait ini, Wiku Baskoro Co-Founder Hybrid.co.id memberikan komentarnya. “Hybrid memang ada rencana untuk membuat turnamen di luar kota. Kalau soal kota mana, masih dalam rencana. Yang pasti jika sesuai rencana, kami akan tetap akan mengajak komunitas di kota masing-masing.”

M45T4Z lagi-lagi berhasil menunjukkan diri sebagai salah satu jago Tekken 7 di daerah Jawa Timur. Apalagi setelah penampilannya berhasil memenangkan pertandingan lewat reset-bracket, membuat pemain yang satu ini jadi semakin disegani. Selamat bagi para pemenang! Sampai berjumpa lagi di dalam gelaran Hybrid Cup lainnya!