Perkembangan Sistem Operasi Tizen

Tizen merupakan sebuah sistem operasi terbuka (open source) yang dikembangkan untuk menjadi fondasi berbagai perangkat bergerak (mobile devices). Dikembangkan dengan landasan kernel Linux dan GNU C Library, Tizen berusaha memfasilitasi kebutuhan berbagai perangkat “smart” yang kini kian ramai di pasaran. Diusung oleh komunitas, sistem operasi terbuka ini juga mendapatkan dukungan dari vendor perangkat terkemuka, seperti Samsung dan Intel.

Samsung menjadi salah satu vendor yang paling percaya diri dengan Tizen. Pada bulan Oktober 2013 Samsung meluncurkan sebuah kamera pintar NX300M yang menjadi produk konsumen pertama berbasis Tizen yang dijual di pasaran. Setelah itu bulan April 2014 Samsung merilis sebuah jam tangan pintar Samsung Gear 2 menggunakan landasan platform Tizen. Tidak berhenti di situ saja, bulan Januari 2015 di pasar India, Samsung menghadirkan Samsung Z1, smartphone komersial berbasis Tizen. Diikuti oleh Samsung Z3 pada bulan Oktober 2015.

Samsung juga memperkenalkan Tizen pada Samsung Connect Auto, sebuah perangkat pintar yang siap membuat kendaraan mampu terhubung dengan konektivitas nirkabel dan berbagai layanan aplikasi. Tepatnya pada 21 Februari 2016 lalu. Hal ini membawa keyakinan terhadap eksosistem Tizen yang kian meningkat dan luas. Inovasi Tizen juga terus berkembang di berbagai perangkat yang dekat dengan pengguna, awal Juni ini Samsung Gear Fit 2 diluncurkan ke publik.

Pada versi awal, dari perspektif pengembang, Tizen menyediakan aplikasi pengembangan berdasarkan library JavaScript dan jQuery. Namun sejak versi 2.0, Tizen telah dibekali dukungan kerangka pengembangan native C++ yang kian mempermudah pengembang untuk membuat aplikasi berbasis Tizen. Seiring dengan makin majunya perkembangan aplikasi berbasis web, Software Development Kit (SDK) yang saat ini ada bahkan telah memungkinkan pengembang menggunakan HTML5 dan teknologi web modern untuk mengembangkan aplikasi di platform Tizen.

Dari perspektif pengusung, pada mulanya Samsung berkolaborasi dengan EFL Project (Enlightenment Foundation Libraries) mengembangkan sebuah sistem operasi yang dikenal dengan LiMo. Nama Tizen muncul ketika Intel bergabung bersama proyek tersebut pada September 2011, meninggalkan proyek MeeGo yang sebelumnya diinisiasi. Kehadiran Intel menumbuhan spekulasi bahwa Tizen merupakan kelanjutan dari MeeGo, namun pada faktanya keduanya dikembangkan menggunakan basis yang berbeda.

Di Januari 2012, LiMo Foundation berubah nama menjadi Tizen Association, yang mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, di antaranya Samsung, Intel, Huawei, Fujitsu, NEC, Panasonic, KT Corporation, Sprint Corporation, SK Telecom, Orange, NTT DoCoMo, dan Vodafone. Kolaborasi tersebut berhasil merilis Tizen v1.0 pada 30 April 2012 dengan code-name Larkspur.

Kemunculan versi pertama kian membuat para perusahaan terkait tertarik bergabung, Sprint Corporation salah satunya. Bersama Linux Foundation, platform open source tersebut terus dikembangkan. Hingga pada 25 September 2012, Tizen merilis versi keduanya dengan code-name Magnolia. Menambahkan kemampuan framework dengan fitur yang lebih baik, dengan dukungan HTML5/W3C API yang lebih mendalam, termasuk sistem keamanan yang ada di dalamnya.

Sampai saat ini Tizen sudah memasuki versi 2.4, dan masih terus dikembangkan untuk berbagai perangkat. Beberapa inisiatif pengembangan dan peningkatan ekosistem juga sudah dilaksanakan sejak versi 2.1. Salah satunya adanya Tizen App Challenge oleh Samsung yang menawarkan hadiah hingga USD $ 4 Juta. Dan beberapa waktu ke depan, Indonesia Next App 3.0, sebuah sesi hackathon pengembangan perangkat lunak mobile yang diadakan Samsung bersama DailySocial juga akan menantang pengembang lokal untuk mengembangkan aplikasi di atas platform Tizen.

Keyakinan ini setidaknya telah meyakinkan bahwa Tizen merupakan sebuah sistem yang telah matang, dan kini tengah menyusun ekosistemnya untuk menjadi besar di pasaran. Bagi pengembang, menjadi sebuah kesempatan juga untuk berlabuh, menjadi bagian dari pembesar ekosistem sistem operasi multi-platform tersebut.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0.

 

Ekosistem Perangkat Berplatform Tizen

Tizen merupakan sebuah sistem operasi baru yang dapat dioptimalkan di berbagai jenis perangkat. Mulai dari smartphone, wearable device, smart TV dan berbagai perangkat lainnya yang sudah mulai dibubuhi label “smart“, semua akan kompatibel dengan sistem operasi Tizen. Untuk menciptakan lingkungan yang saling terhubung, Tizen juga dibekali kemampuan untuk melandasi sebuah sistem berbasis IoT (Internet of Things). Lalu bagaimana dengan ekosistem perangkat Tizen sendiri sampai saat ini?

Sebagai pemimpin di pangsa pasar mobile, Samsung yang juga sebagai pengusung lahirnya Tizen sudah memulai langkahnya dengan meluncurkan berbagai perangkat yang dilandasi sistem operasi Tizen. Yang gencar dibincangkan ialah dari seri Samsung Z, dengan model terakhir yang dipasarkan untuk pasar India yakni Samsung Z3. Untuk platform Tizen, Samsung menghadirkan varian smartphone dari lini bawah dan menengah untuk menjangkau lebih banyak pengguna, terutama untuk negara-negara dengan penetrasi mobile besar.

Belum lama ini Samsung juga merilis Gear Fit2 dan Gear IconX, sebuah fitness wearable dengan sistem operasi Tizen. Di produk TV pun Samsung sudah menelurkan seri SUHD TV KS9800, sebuah TV pintar dengan perangkat lunak Tizen di dalamnya. Produk-produk berbasis Tizen tersebut setidaknya menjadi awal dari keyakinan Samsung terhadap sistem operasi yang dirilisnya tersebut. Bahkan juga akan menjadi sebuah landasan KNOX, sistem keamanan mobile besutan Samsung.

“Tizen menjadi lebih penting bagi kita. Menjadi kekuatan TV, wearable dan IoT kami. Bahkan kekuatan solusi keamanan kami, KNOX. Kami sangat serius tentang Tizen. Ini adalah sistem operasi yang luar biasa,” ujar Mihai Pohontu selaku Vice President of Emerging Platforms Samsung.

Dari kabar yang beredar, smartphone berbasis Tizen pun tidak lama lagi akan hadir di Indonesia. Tentunya ini menjadi kabar baik bagi pengembang, karena berarti ekosistem pengguna dalam waktu dekat pun akan segera terbangun, untuk siap mengonsumsi aplikasi yang dikembangkan.

Dari perspektif pengembang aplikasi, ini menjadi sebuah momentum untuk menjadi early-innovator yang mengadaptasi aplikasinya ke dalam platform baru ini. Tentu saja aplikasi bercita rasa lokal akan menambah nilai, karena diperkirakan Tizen akan menjadi salah satu opsi perangkat pintar untuk keseharian masyarakat Indonesia. Selain itu, Tizen juga memberikan banyak opsi yang mempermudah pengembang aplikasi dalam berkreasi.

Artikel ini adalah kolaborasi antara DailySocial dengan program Indonesia Next Apps 3.0. Kompetisi inovasi aplikasi pengembang lokal yang diselenggarakan oleh Samsung dan didukung oleh DailySocial. Ikuti DailySocial untuk informasi selanjutnya terkait Indonesia Next Apps 3.0.