Gotomalls Akan Manfaatkan “User-Generated Content” untuk Dorong Basis Pengguna di Indonesia

Gotomalls hadir dengan misi mendorong masyarakat untuk mengunjungi pusat perbelanjaan fisik. Dengan menyediakan referensi pusat perbelanjaan dan ragam promosinya, cara ini dinilai dapat kembali memperkuat industri ritel di Indonesia.

Dalam dua tahun belakangan, Gotomalls fokus terhadap peningkatan jumlah pengguna. Data per Juli 2016 hingga Desember 2016 mencatat Gotomalls telah memiliki 66 juta unique visitor di Indonesia. Namun, baru ada satu juta yang menjadi pelanggan.

Untuk memperkuat basis pengguna di Indonesia, Gotomalls akan memanfaatkan user-generated content (UGC) pada tahun ini. Startup penyedia platform direktor dan promosi ini juga melakukan pembaruan fitur demi peningkatan pengalaman pengguna.

Ditemui di konferensi Future Commerce Indonesia, Marketing and Business Development Director Gotomalls, Kelly Oktavian mengungkapkan pihaknya akan mengakselerasi sejumlah fitur di platform-nya dengan melibatkan pengguna existing Gotomalls.

Ia mencontohkan bagaimana Tripadvisor mengandalkan UGC untuk memperkuat basis penggunanya di seluruh dunia sehingga dapat mendatangkan lebih banyak trafik dan aktivasi, baik online maupun offline. 

Menurutnya, strategi UGC juga dianggap dapat menutup gap informasi yang tidak semuanya didapatkan oleh konsumen. Ulasan dalam bentuk tulisan dan foto dinilai akan membantu konsumen baru untuk mendapatkan informasi yang tidak disediakan brand.

“Dua tahun pertama, kami memang fokus terhadap penambahan user. Nah, yang akan menjadi fokus kami ke depan adalah user-generated content. Lihat saja Tripadvisor, mereka perkuat konten selama bertahun-tahun, setelah itu mereka hadirkan fitur pemesanan [dengan basis pengguna yang sudah besar],” ungkapnya.

Gotomalls merupakan startup teknologi ritel yang dikembangkan Dominos Pte Ltd, sebuah perusahaan asal Singapura. Startup ini menyediakan platform direktori dan promosi pusat perbelanjaan. Gotomalls telah bermitra dengan lebih dari 300 mal dan lebih dari 5.000 brand di Indonesia.

Tanpa meninggalkan titelnya sebagai startup teknologi ritel, Gotomalls juga akan meningkatkan pengalaman pengunjung dengan dukungan teknologi. Terkini, perusahaan baru saja inovasi terbarunya, yakni 360° Virtual Reality Store Experience yang mungkinkan konsumen untuk menikmati gambaran suasana toko secara online sebelum mengunjunginya.

Saat ini, fitur 360° Virtual Reality Store Experience sudah hadir di setiap laman brand dan mal yang telah bekerja sama dengan Gotomalls. Pengguna dapat mengintip suasana toko di kanal YouTube. Namun, fitur ini baru bisa dinikmati untuk lima brand saja.

“Ada beberapa brand yang punya kualitas sangat bagus, tetapi harganya terjangkau. Nah, konsumen tidak tahu itu karena mereka tidak berani masuk dan berpikir produknya mahal. Dengan fitur ini, konsumen dapat mencari tahu lebih dulu seperti apa isi tokonya,” tutur Kelly.

Selain teknologi Virtual Reality (VR), lanjutnya, perusahaan juga berencana memboyong chatbot ke platform Gotomalls tahun ini. Sebelumnya, fitur chatbot baru bisa digunakan untuk pengguna LINE Messenger saja.

Memahami Pelanggan untuk Menjaga Loyalitas Melalui Pendekatan Data

Industri ritel mengalami banyak perubahan di era digital. Salah satu di antaranya adalah loyalitas pelanggan. Jika dulu loyalitas banyak dijaga dan dipertahankan dengan cara-cara lama seperti diskon dan kupon, di era sekarang dua cara itu harus lebih disempurnakan dan dilengkapi data-data.

Loyalitas ini menjadi bagian penting dalam industri ritel. Seperti peran fanbase pada sebuah musik atau artis-artis lain, loyalitas pelanggan ini memegang peran penting untuk turut menyumbang pendapatan dan pertumbuhan. Program-program seperti diskon dan kupon harus mulai berevolusi untuk tetap relevan dengan pelanggan. Untuk itu bagian penting dari menjaga loyalitas pelanggan adalah memahami kebutuhan pelanggan. Data.

Sangat penting untuk mengetahui dengan pasti data pelanggan, secara menyeluruh. Membangun loyalitas pelanggan membutuhkan peningkatan pengalaman pengguna yang lebih baik. Itu artinya butuh memahami, butuh mengenal lebih jauh dan butuh data. Salah satu pengalaman pengguna yang ditingkatkan di era sekarang adalah personalisasi. Brand dan hampir semua industri memanfaatkan personalisasi pelanggan sebagai salah satu cara baru memperlakukan pelanggan. Berbeda dan dengan harapan bisa lebih baik.

Personalisasi sering dijadikan menjadi acuan untuk menawarkan produk kepada pelanggan. Bagi industri ritel salah satu cara paling mudah untuk bisa meningkatkan loyalitas pelanggan adalah masuk ke dalam dunia online, menghadirkan layanan e-commerce. Ini menjadi langkah utama sebelum memahami dan menggali lebih jauh mengenai pelanggan.

Menggali data-data pelanggan ini bisa datang dari banyak sumber, misalnya e-mail, riwayat pembelian, media sosial, nomor telepon, dan lain sebaiknya. Selain itu data-data pelanggan ini juga bisa didapatkan dari sumber-sumber pihak ketiga. Biasanya untuk yang satu ini bersifat umum. Misalnya dari survei atau analisis yang sedang ramai di media sosial secara keseluruhan.

Kepekaan industri ritel terhadap perubahan kebutuhan pelanggan menjadi penting. Sama pentingnya dengan kepekaan terhadap kebutuhan teknologi untuk membangun sistemnya. Pengusaha ritel yang bisa membaca perubahan dan bisa menyesuaikannya lah yang bisa menuai hasilnya. Menyesuaikan arus tren pelanggan untuk tetap menjaga loyalitas mereka.

Disclosure: DailySocial bekerja sama dengan Bigdata-madesimple.com untuk seri penulisan artikel tentang big data.