Apple Kabarnya Berniat Memproduksi Kembali iPhone X

Nasib iPhone X sama seperti iPhone 5; umurnya cuma setahun. Ketika suksesornya muncul, seketika itu juga Apple berhenti memproduksi dan menjualnya. Kalau dipikir-pikir, sungguh malang nasib iPhone X, mengingat ia merupakan salah satu ponsel modern pertama yang harganya menembus angka $1.000.

Keputusan tersebut bisa dimaklumi, sebab iPhone XR yang dibanderol lebih murah mengusung spesifikasi yang lebih superior, minus layar OLED dan kamera belakang ganda. Kendati demikian, masih ada kemungkinan iPhone X bakal dijual kembali, berdasarkan laporan dari Wall Street Journal.

Alasannya? Penjualan iPhone XS dan XS Max kurang memenuhi target, sehingga Apple masih punya kuota pasokan panel OLED yang berlebih dari Samsung. Ketimbang suplai panel OLED-nya sia-sia karena iPhone XS dan XS Max susah laku, Apple memilih menghidupkan kembali iPhone X, kira-kira begitu penjelasan sederhananya.

Berhubung iPhone X sudah berumur satu tahun, ongkos produksi yang dibutuhkannya jelas lebih murah ketimbang duo penerusnya. Sayang belum ada info mengenai banderol harga baru yang akan ditetapkan Apple untuk iPhone X, tapi yang bisa dipastikan, pemasarannya ditujukan untuk pasar internasional, bukan Amerika Serikat.

Ini bukan pertama kalinya Apple mengambil keputusan serupa. Menurut narasumber WSJ, sebelumnya Apple pernah memproduksi perangkat yang sudah berumur untuk pasar tertentu, asalkan demand atas perangkat tersebut masih cukup besar.

Sumber: WSJ via The Verge.

Netflix Demonstrasikan Navigasi Eye Tracking untuk iPhone X

Event hackathon internal Netflix Hack Day yang digelar dua kali setahun sejak 2014 kembali menelurkan kreasi unik yang berpotensi menjadi fitur menarik buat sang layanan streaming itu sendiri. Tahun lalu, salah satu kreasi yang paling unik adalah headband ‘pembaca pikiran’ yang dijuluki Mindflix.

Tahun ini, ada Eye Nav yang lagi-lagi menawarkan cara baru untuk menavigasikan Netflix. Kalau Mindflix membaca gelombang otak, Eye Nav memanfaatkan sistem kamera TrueDepth milik iPhone X untuk membaca pergerakan mata pengguna. Pergerakan tersebut kemudian diterjemahkan menjadi kursor untuk menavigasikan aplikasi Netflix.

Teknologi yang digunakan pada dasarnya sama persis seperti fitur pengenal wajah Face ID maupun Animoji. Engineer Netflix hanya mengimplementasikannya untuk urusan lain, dalam kasus ini sebagai input navigasi tanpa jari, sangat berguna untuk pengguna difabel.

Trio engineer yang menggarapnya bilang bahwa sistem TrueDepth terbukti mampu membaca pergerakan mata secara akurat. Ke mana pun pengguna melihat, kursornya akan mengikuti. Untuk memilih, tatap lebih lama. Lalu untuk kembali ke menu utama, pengguna tinggal menjulurkan lidahnya seperti ketika bermain-main dengan Animoji.

Ketiganya berharap Eye Nav bisa menjadi salah satu bagian dari fitur Accessibility yang ditawarkan Netflix ke depannya. Peluangnya cukup besar menurut saya, meski mungkin gerakan menjulurkan lidah tadi bakal diganti dengan yang lebih elegan, semisal memejamkan mata agak lama.

Sumber: Netflix via Variety.

Berkat HeadGaze, iPhone X Dapat Dioperasikan dengan Pergerakan Kepala

Di saat Apple sibuk mematangkan Face ID pada trio iPhone barunya, seorang developer dengan keterbatasan motorik memikirkan cara untuk memaksimalkan teknologi tersebut sesuai kondisi fisiknya. Beliau adalah Muratcan Cicek, seorang calon doktor (PhD) yang kebetulan tengah magang di eBay.

Bersama tim computer vision eBay, beliau mengembangkan teknologi bernama HeadGaze. HeadGaze memanfaatkan sistem kamera depan TrueDepth milik iPhone X beserta platform ARKit guna mewujudkan metode pengoperasian tanpa tangan. Sederhananya, yang dibaca oleh perangkat bukanlah sentuhan jari, melainkan gerakan kepala pengguna.

Gerakan kepala ini mewakili pergerakan kursor yang tampil pada layar. Untuk menginisiasi sebuah “klik”, kursornya harus berada di suatu titik selama beberapa detik. Jadi semisal pengguna hendak menekan tombol “Beli” pada aplikasi eBay, mereka tinggal memandu kursor dengan gerakan kepalanya ke tombol tersebut lalu membiarkannya, dan klik pun akan terjadi secara otomatis.

Seperti yang saya bilang di awal, HeadGaze bakal sangat membantu konsumen yang memiliki keterbatasan motorik, sulit menggerakkan jarinya di atas layar secara presisi misalnya. Namun tim pengembangnya melihat ada potensi yang lebih luas buat HeadGaze.

Si kandidat PhD tadi memberikan beberapa contoh skenario penggunaan HeadGaze di luar konteks konsumen difabel: kesulitan mengusap layar ponsel (scrolling) untuk melihat resep ketika memasak, kesulitan mengikuti panduan di layar ponsel saat kedua tangan sedang disibukkan oleh mesin mobil, atau sekadar kesulitan mengoperasikan ponsel karena sedang menggunakan sarung tangan (dan kondisi cuaca kelewat dingin untuk melepasnya).

Melihat potensinya, eBay memutuskan untuk menjadikan HeadGaze yang masih berupa prototipe awal ini open-source, sehingga developer lain juga dapat memanfaatkan teknologinya di aplikasi lain. Kalau sudah benar-benar matang nanti, target selanjutnya adalah mengembangkan teknologi serupa tapi untuk mata (eye tracking) yang lebih memudahkan lagi.

Sumber: VentureBeat dan eBay.

5 Smartphone Android dengan Sentuhan Notch dan AI di Indonesia

Ketika pertama kalinya dirilis, salah satu keunikan iPhone X ialah desain layar poni atau ber-notch. Saya masih ingat betul, notch tersebut memicu perdebatan sengit dan menuai banyak hujatan sana-sini.

Tetapi sekarang, desain notch menjadi daya tarik tersendiri. Banyak pabrikan ponsel Android yang mengadopsi sentuhan notch. Selain notch, smartphone keluaran tahun 2018 ini juga sudah didukung kecerdasan buatan atau AI.

Berikut ada lima smartphone Android dengan notch yang menempel di pucuk display dan fitur-fitur berbasis AI yang sudah hadir di Indonesia.

1. LG G7+ ThinQ – Rp11,5 Juta

LG-G7-Plus-ThinQ

Ya, smartphone flagship teranyar dari LG ini telah dihiasi notch yang mereka sebut ‘new second screen‘. Uniknya, kita bisa memilih untuk tampil kekinian dengan notch atau menyembunyikannya untuk tampilan yang lebih elegan dengan FullVision display.

Smartphone Android 8.0 Oreo ini sangat cocok untuk para audiophile dan para penghobi fotografi. Dari sisi audio, LG membenamkan fitur Hi-Fi Quad DAC, DTS-X sound, dan Boombox speaker.

Sementara dari sisi kamera, LG membekali fitur AI Cam – aplikasi kameranya telah didukung kecerdasan buatan yang mampu mendeteksi banyak objek yang dipotret dan merekomendasikan setting-an yang tepat. Tak lupa, ada mode wide-angle untuk foto landscape dan mode portrait untuk bidikan ala professional dengan latar belakang out of focus.

Berikut spesifikasi singkat LG G7+ ThinQ.

  • Android 8.0 Oreo
  • Layar IPS 6,1 inci 1440×3120 piksel (564 ppi), rasio 19.5:9
  • Qualcomm SDM845 Snapdragon 845
  • 128 GB, 6 GB RAM

2. Asus Zenfone 5z – Rp6,5 Juta

Asus Zenfone 5Z

Smartphone flagship dengan sentuhan notch atau takik berikutnya ialah Asus Zenfone 5z. Smartphone dengan bertenaga chipset Snapdragon 845 paling terjangkau di Indonesia yakni Rp6,5 juta untuk versi RAM 6GB dan ROM 128GB.

Yang lebih menarik lagi, versi RAM 8GB dan ROM 256GB bisa didapat dengan harga Rp7,5 juta. Tak ketinggalan, Asus  juga mengimplementasikan AI dan bukan hanya di kamera tapi juga di berbagai aspek ZenFone 5z.

Berikut spesifikasi Asus Zenfone 5z:

  • Android 8.0 Oreo
  • Layar IPS 6,2 inci 1080×2246 piksel (402 ppi), aspek rasio 18.7:9
  • Qualcomm SDM845 Snapdragon 845
  • 128 GB, 6 GB RAM/256 GB, 8 GB

3. Asus Zenfone 5 – Rp4,3 Juta

Asus Zenfone 5

Masih dari Asus, Zenfone 5 merupakan smartphone mid-range dengan notch yang tampil prima dari beragam aspek – desain, fitur, teknologi hingga performa.

Zenfone 5 ditenagai chipset Snapdragon 636, RAM 4GB, dan fitur berbasis kecerdasan buatan. Dari mulai kamera yang mampu mengenal objek atau skenario foto berbeda atau menggenjot performa hardware saat bermain game.

Berikut spesifikasi Asus Zenfone 5:

  • Android 8.0 Oreo
  • Layar IPS 6,2 inci 1080×2246 piksel (402 ppi), aspek rasio 18.7:9
  • Qualcomm SDM636 Snapdragon 636
  • 64 GB, 4 GB RAM

4. Oppo F7 – Rp4,2 Juta

oppo-f7

Smartphone spesialis selfie berkamera depan 25MP dengan teknologi AI dari Oppo ini juga sudah mengadopsi layar poni.

Uniknya, sistem kecerdasan buatan pada Oppo F7 sudah ditopang secara hardware melalui chipset MediaTek Helio P60. SoC ini memiliki AI processing unit atau neural processing unit mandiri.

Adanya fitur ‘game acceleration‘, akan menyesuaikan secara cerdas sumber daya sistem untuk menyuguhkan pengalaman game yang lebih smooth.

Berikut spesifikasi singkat Oppo F7:

  • Android 8.1 Oreo
  • Layar IPS 6,23 inci 1080×2280 piksel (405), aspek rasio 19:9
  • Mediatek MT6771 Helio P60
  • 64 GB, 4 GB RAM or 128 GB, 6 GB RAM

5. Vivo V9 – Rp4 Juta

Vivo-V9

Vivo V9 merupakan smartphone notch Android pertama yang meluncur di Indonesia. FullView display 6,3 inci Full HD+ dengan notch, dual camera belakang, dan teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi fitur unggulannya.

Sederet fitur kamera yang mengatasnamakan AI telah dibenamkan, mulai dari AI Bokeh, AI HDR, AI Scene Recognition, AI Face Beauty, AI Selfie Lighting, hingga AR Sticker.

Sayangnya, penggunaan chipset Snapdragon 450 terbilang kurang bertenaga di kelasnya. Bagi yang suka gaming, Vivo V9 kurang kuat untuk mengakomodasi aktivitas gaming Anda.

 

  • Android 8.1 Oreo
  • Layar IPS 6,3 inci 1080×2280 piksel (400 ppi), aspek rasio 19:9
  • Qualcomm Snapdragon 450
  • 64 GB, 4 GB RAM

Olloclip Luncurkan Set Lensa Clip-On Khusus untuk iPhone X

iPhone X membawa perubahan desain yang paling signifikan sejak iPhone 6. Maka dari itu, wajar apabila hampir semua aksesorinya pun baru, tidak terkecuali lensa clip-on dari sang pionir Olloclip. Pabrikan yang mengawali kiprahnya di Kickstarter itu belum lama ini memperkenalkan set lensa clip-on baru untuk iPhone X.

Set lensa ini benar-benar dirancang secara spesifik untuk iPhone X, dan juga hanya kompatibel dengan ponsel berponi itu. Pastinya ada alasan mengapa Olloclip butuh waktu sekitar enam bulan untuk merancangnya sejak iPhone X pertama diumumkan, dan itu dapat tersirat dari desain dudukan lensa (mount) yang benar-benar baru.

Olloclip Connect X Lens System

Connect X Lens System, demikianlah nama lengkapnya. Dibandingkan versi untuk iPhone 7, dudukan lensanya kelihatan lebih besar, namun ini perlu agar kamera depan iPhone X juga dapat terakomodasi. Sayangnya, menurut The Verge yang sudah mencoba, pengguna harus melepas dudukan lensanya kalau mau menggunakan Face ID.

Terlepas dari itu, pengguna setidaknya tidak memerlukan casing khusus untuk bisa memasangkan Connect X ke iPhone X, dan Olloclip pun sudah mendesainnya agar kompatibel dengan perangkat yang dipasangi anti-gores sampai setebal 0,5 mm. Di belakang, lensanya bebas diposisikan di atas, atau di bawah menggantikan lensa telefoto iPhone X.

Olloclip Connect X Lens System

Dalam starter kit-nya yang dijual seharga $100, konsumen akan mendapatkan tiga lensa sekaligus: Super-Wide (120°), Fisheye (180°) dan Macro 15x – Fisheye dan Macro ini dikemas dalam satu unit. Selebihnya, ada empat lensa lain yang bisa dibeli secara terpisah, yakni Ultra-Wide (155°), Telephoto, Macro 14x + 7x, dan Macro 21x.

Perlu dicatat, lensa Olloclip sebelumnya tidak ada yang kompatibel dengan sistem baru ini. Dalam paket penjualannya, Olloclip juga menyertakan sebuah stand mini yang bisa digunakan sebagai tripod. Kalau mau, konsumen juga bisa membeli casing buatan Olloclip seharga $30, yang tentu saja kompatibel dengan sistem lensa clip-on ini.

Sumber: PR Newswire dan The Verge.

Pakai App Ini, iPhone X Anda Bisa Mengambil Foto Selfie dalam Wujud 3D

Secanggih apa sistem kamera TrueDepth milik iPhone X sampai-sampai harus mengambil porsi yang cukup besar di bagian atas perangkat? Kalau kata startup bernama Bellus3D, cukup canggih untuk menyaingi kinerja kamera pemindai wajah 3D-nya yang dihargai $500.

Sebagai buktinya, mereka merilis aplikasi bernama FaceApp, yang memungkinkan pengguna iPhone X untuk mengambil foto selfie dalam bentuk model 3D. Hasil scan-nya ini bisa dilihat dari segala arah, dengan detail yang cukup tinggi dan efek pencahayaan yang realistis.

Proses scanning-nya hanya membutuhkan waktu sekitar 10 detik selagi pengguna melihat ke arah kamera depan iPhone X dan menoleh ke kiri serta kanan. Selama prosesnya, lebih dari 250 ribu titik data 3D akan diambil guna membuat rekonstruksi wajah pengguna secara tiga dimensi.

Kalau dibandingkan kamera bikinan Bellus3D sendiri, detailnya memang masih kalah, mengingat kamera itu bisa mengambil dua kali lipat lebih banyak titik data 3D dari wajah pengguna. Kendati demikian, capaian ini cukup mengesankan mengingat iPhone X yang bersangkutan sama sekali tidak memerlukan bantuan hardware tambahan.

Selesai di-scan, hasilnya bisa dibagikan ke Facebook. Selebihnya, kegunaannya masih perlu dipertanyakan, meski Bellus3D melihat potensi penerapannya di bidang AR, VR maupun ranah lain seperti ranah medis.

Bagi yang tertarik, FaceApp sekarang masih berstatus beta, dan Anda harus lebih dulu mendaftar di situsnya kalau mau mencoba. Perilisan publiknya bakal menyusul dalam beberapa bulan mendatang.

Sumber: The Verge dan Bellus3D.

iOS 11.3 Siap Dirilis pada Akhir Maret, Janjikan Pengalaman AR yang Lebih Sempurna

Apple sedang bersiap merilis iOS 11.3, yang dijadwalkan bakal tersedia pada musim semi mendatang (kurang lebih sekitar akhir bulan Maret). Selagi menunggu, konsumen dipersilakan melihat fitur-fitur baru apa saja yang dibawa iOS versi anyar tersebut.

Yang menurut saya paling menarik adalah penyempurnaan atas ARKit. Versi barunya, ARKit 1.5, dapat mendeteksi dan menempatkan objek virtual di atas permukaan vertikal seperti tembok atau pintu. Sebelumnya, pengalaman augmented reality di iOS hanya terbatas pada permukaan horizontal seperti meja dan lantai saja.

Pengaruh yang dibawa ARKit 1.5 pastinya cukup signifikan. Contoh sederhana: sebuah bioskop bisa memasang poster film yang dilengkapi penanda khusus, yang bakal menjadi ‘hidup’ ketika dilihat dari balik layar perangkat iOS. Di samping itu, ARKit 1.5 kini juga bisa memanfaatkan fitur autofocus milik kamera perangkat, serta mengemas resolusi 50 persen lebih tajam.

Tampilan fitur Business Chat di iOS 11.3 / Apple
Tampilan fitur Business Chat di iOS 11.3 / Apple

iOS 11.3 juga akan memperkenalkan fitur bernama Business Chat. Fitur yang masih berstatus Beta ini pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan perwakilan perusahaan atau penyedia layanan langsung via iMessage. Namun yang lebih penting, Business Chat tidak akan membagikan informasi kontak pengguna kepada perwakilan perusahaan yang menjadi lawan bicara.

Masih seputar iMessage, Animoji yang menjadi salah satu fitur eksklusif iPhone X turut mendapat pembaruan. Sepele sih memang, hanya empat karakter Animoji baru, yakni singa, naga, beruang dan tengkorak, tapi setidaknya bisa memberikan nuansa baru pada tren Animoji Karaoke yang sempat membeludak di YouTube.

Salah satu dari empat karakter Animoji baru di iOS 11.3 / Apple
Salah satu dari empat karakter Animoji baru di iOS 11.3 / Apple

Fitur baru lainnya mencakup Health Records di aplikasi Health, yang pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk menyimpan dan mengakses segala data seputar kesehatan, termasuk yang berasal dari beragam institusi medis.

Beralih ke Apple Music, pelanggan nantinya juga dapat menikmati video klip di samping lagu. Selain itu, konten video nantinya juga akan mendapatkan rumah tersendiri di aplikasi Apple News.

Terakhir, iOS 11.3 bakal menyajikan informasi seputar ‘kesehatan’ baterai perangkat yang lebih komprehensif, dan bahkan memberikan saran ketika sudah waktunya baterai untuk diganti. Pembaruan ini sejatinya merujuk pada kontroversi yang ramai dibicarakan sebelum pergantian tahun kemarin.

Sumber: Apple.

10 (+1) Smartphone Terbaik Tahun 2017 di Indonesia

Perkembangan smartphone memang sangat menarik untuk diikuti, dan tahun 2017 ini kita melihat tren rasio layar baru 18:9 dan bezel yang makin tipis. Serta, tak ketinggalan teknologi kamera ganda.

Ya, sepanjang tahun 2017 ini ada banyak sekali smartphone yang dirilis dan ada banyak sekali kejutan yang kita terima. Dalam artikel ini, DailySocial telah memilih 10 smartphone terbaik edisi tahun 2017 dari berbagai rentang harga yang telah bisa dibeli di Indonesia. Kata telah bisa dibeli bisa menjadi garis bawah, karena mungkin smartphone favorit Anda tidak masuk dalam daftar ini karena belum atau tidak resmi hadir di pasar Indonesia.

Best High End Smartphone 

1. Apple iPhone X 

Salah satu smartphone terbaik di segmen high end adalah iPhone eksklusif yang menandai 10 tahun kiprah Apple di industri smartphone, iPhone X yang sudah tersedia di Indonesia pada 22 Desember lalu.

Dengan harga Rp17.999.000 untuk versi 64 GB dan versi 256 GB Rp20.799.000 yang bisa dibeli di outlet iBox dan Erafone. Fitur unggulan iPhone X diantaranya Face ID, perekaman video 4K 60fps, animoji, dan banyak lagi.

2. Samsung Galaxy Note 8

Berikutnya smartphone paling canggih dari Samsung, Galaxy Note 8 yang dilengkapi stylus S Pen multi fungsi dan kemampuan fotografi lebih baik dengan teknologi kamera ganda 12-megapixel (wide dan tele), dual pixel, dan dual OIS (optical image stabilizer).

Galaxy Note 8 mengusung desain bezel-less dengan Infinity Display Super AMOLED 6,3 inci dan rasio layar 18.5:9. Di Indonesia, kita kebagian versi chipset Exynos 8895, RAM 6GB, dan memori internal 64GB dengan harga Rp12.999.000.

3. LG V30+

Berlanjut ke LG V30+, smartphone pertama dengan chipset Snapdragon 835 yang hadir di Indonesia dan merupakan penerus dari V20. Varian tertinggi dari V30 ini dijual Rp10 jutaan.

V30+ diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang haus akan multimedia. Fitur unggulannya meliputi layar OLED FullVision 6 inci QHD+ dengan rasio 18:9, bisa edit video 4K, dilengkapi preset video berupa color grading atau filter warna, Hi-Fi Quad DAC, mampu merekam dalam format HDR, sertifikasi IP68, dan standar militer MIL-STD 810G.

Best Mid to High Smartphone

1.  Samsung Galaxy J7+


Galaxy J7+ menjadi jagoan Samsung di kelas menengah yang mengunggulkan kamera ganda di bagian belakangnya. Masing-masing berukuran 13-megapixel (F/1.7) dan 5-megapixel (F/1.9).

Ada fitur Live Focus, di mana Anda dapat mengatur tingkat bokeh pada foto yang diambilnya. Untuk selfie, Samsung menyematkan kamera berukuran 16-megapixel dengan aperture F/1.9 dan LED Screen Flash. Smartphone dengan layar Super AMOLED 5,5 inci Full HD ini dibanderol Rp4.999.000.

2. Huawei Nova 2i


Di rentang harga Rp4 jutaan, ada Huawei Nova 2i, Oppo F5, dan Vivo V7. Nova 2i tampil stylish dengan desain nyaris tanpa bingkai, layar aspek rasio 18:9 dan empat kamera sekaligus. Huawei Nova 2i mengusung layar IPS dengan teknologi FullView Display 5,9 inci resolusi 2160×1080 piksel.

Huawei Nova 2i juga membawa standar baru fotografi mobile yang mampu menghasilkan foto dengan efek bokeh. Pada bagian depan, Huawei menyematkan kamera 13MP bukaan f/2.0 untuk image rendering dan 2MP dengan 1,75um untuk dept of field. Sedangkan untuk kamera belakang, pabrikan asal Tiongkok ini membenamkan lensa 16MP bukaan f/2.2 dan 2MP.

Soal performa, Huawei menggunakan chipset Kirin 659 15nm yang dipadukan dengan RAM 4GB, penyimpanan internal 64GB, dan baterai 3340 mAh. Harga Huawei Nova 2i adalah Rp3.999.000.

3. Oppo F5


Oppo F5 yang dijual Rp3.999.000 merupakan smartphone spesialis selfie, Oppo memasukkan kamera depan resolusi 20MP, lengkap dengan A.I Beauty Recognition Technology.

Selain selfie, Oppo F5 juga nyaman untuk gaming dengan layar penuh 6 inci Full HD+, rasio 18:9, dan ditenagai chipset MediaTek Helio P23, ditopang RAM 4GB. Menariknya berkat fitur game acceleration, Oppo F5 bisa memainkan game Arena of Valor hingga frame rate 60fps.

4. Vivo V7 Mobile Legends Limited Edition

Kalau Oppo menggaet Arena of Valor, Vivo dengan Mobile Legends dengan meluncurkan V7 Mobile Legends Limited Edition. Yang ditawarkan dengan berbagai hadiah tambahan menarik dan fitur game mode dengan Customized Optimization, sehingga bisa bermain tanpa gangguan.

Bedanya dengan versi biasa, Vivo V7 Mobile Legends Limited Edition ini hadir warna black matte yang berdesain ekslusif dengan ukiran logo Mobile Legends yang memiliki aksen emas. Harganya juga sama, Rp3.799.000.

Best Middle Smartphone 

1. Xiaomi Mi A1

Xiaomi Mi A1 adalah smartphone berbasis Android One yang dijual Rp3.099.000 dan baru-baru ini tersedia dalam warna merah. Selain Android One, fitur menonjol lainnya ialah kamera ganda 12MP. Anda dapat memotret foto lanskap (wide-angle) ataupun foto portrait dengan efek bokeh (tele).

Menariknya, Anda dapat melakukan optical zoom sampai 2 kali tanpa mengurangi kualitas. Sementara, digital zoom-nya bisa sampai 10 kali. Kemampuan perekaman videonya sudah mencapai 4K@30fps atau 720p@120fps.

2. Motorola Moto G5S Plus 


Jika kurang sreg dengan Xiaomi Mi A1, alternatif terbaiknya ialah Motorola Moto G5S Plus yang juga mengandalkan teknologi kamera ganda. Tapi dengan sistem yang berbeda, Motorola menggabungkan sensor RGB dan monokrom. Keduanya punya resolusi 13MP dan lensa bukaan F/2.0. Sehingga Anda dapat memotret dengan kedalaman detail dan warna yang cukup akurat.

Ada fitur mode selective focus, memudahkan Anda menambahkan efek bokeh dengan background blur. Atau memadukan foto hitam putih dengan warna dan mengganti background foto. Selain itu, Moto G5S Plus juga sudah mampu perekaman video format 4K@30fps. Harga Motorola Moto G5S saat ini dijual dikisaran Rp3 jutaan.

Best Entry Level Smartphone 

1. Nokia 3

Saya sangat senang, Nokia bisa kembali berkiprah di industri smartphone. Walaupun kali ini mereka bersama HMD Global. Mereka pun telah merilis 3 smartpone di Indonesia, yakni Nokia 3, Nokia 5, dan Nokia 6.

Nokia 3 dibanderol Rp1.899.000, dengan layar 5 inci 720p, kamera 8MP depan dan belakang. Bagaimana pun Nokia tetap Nokia, mereka menawarkan body smartphone yang diklaim tahan lama.

2. Xiaomi Redmi 5A

Di rentang harga Rp1 juta sampai Rp2 juta sebenarnya banyak sekali pilihan yang tersedia. Tapi kalau di harga Rp1 juta pas, pilihan terbaik adalah Xiaomi Redmi 5A.

Dijual dengan Rp999.000 yang super miring, Redmi 5A sudah mengusung layar 5 inci 720p, kamera 13-megapixel dengan PDAF, chipset Snapdragon 425, RAM 2GB, memori internal 16GB, dan baterai 3.000 mAh. Dengan spesifikasi tersebut di harga Rp1,5 juta itu biasa saja, tapi diharga Rp1 juta itu ‘luar biasa’.

Tak Mau Kalah dari Apple, Huawei Pamerkan Teknologi Face ID Versinya Sendiri

Sudah bukan rahasia apabila iPhone kerap menjadi benchmark di kategori smartphone. iPhone memang tidak selalu menjadi yang pertama dalam menghadirkan suatu fitur baru, akan tetapi pengaruh besar Apple-lah yang berhasil menetapkan fitur tersebut sebagai standar baru di industri smartphone.

Contoh yang paling gampang adalah Touch ID. Apple bukan yang pertama menerapkan teknologi pemindai sidik jari pada smartphone, tapi debut Touch ID di iPhone 5S pada akhirnya memicu pabrikan-pabrikan lain untuk mengejar ketertinggalan dan menawarkan versinya sendiri yang tidak kalah mumpuni, hingga akhirnya sekarang hampir semua smartphone memiliki sensor sidik jarinya sendiri.

Lalu saat Apple memperkenalkan iPhone X yang mengusung teknologi Face ID, banyak yang berpendapat bahwa kita tinggal menunggu waktu untuk mendapati teknologi serupa pada smartphone lain. Benar saja, sebab baru-baru ini Huawei sempat memamerkan Face ID versinya sendiri bersamaan dengan peluncuran Honor V10.

Huawei Face ID

Namun Huawei tidak mau sekadar mencontek. Mereka mengklaim teknologinya bahkan lebih baik ketimbang Face ID besutan Apple. Komponen-komponen yang digunakan cukup mirip, mencakup sejumlah kamera, termasuk kamera inframerah dan proyektor, untuk menciptakan pemetaan tiga dimensi dari wajah penggunanya.

Kendati demikian, sistem rancangan Huawei ini diyakini dapat menangkap 300.000 titik yang diproyeksikan ke wajah, atau 10x lebih banyak ketimbang Face ID milik iPhone X. Secara teori, sistem ini mampu menghasilkan model wajah 3D yang lebih presisi, dan Huawei pun tidak lupa memamerkan fitur yang juga sangat mirip seperti Animoji.

Huawei Animoji

Tidak seperti fitur Face Unlock pada OnePlus 5T yang hanya bisa dipakai untuk membuka kunci layar, Huawei bilang bahwa teknologi rancangannya cukup aman untuk digunakan sebagai metode autentikasi pembayaran. Kecepatannya pun juga diyakini tidak kalah dibanding sensor sidik jari di angka 400 milidetik.

Sayang sejauh ini belum ada informasi kapan teknologi ini bakal meluncur ke smartphone besutan Huawei. Bisa jadi Huawei menunggu sampai tahun depan, tepatnya saat mereka mengunggap model flagship baru. Sekarang kita tinggal menanti pabrikan mana lagi yang bakal menyusul jejak Huawei.

Sumber: Engadget.

Versi Baru Clips Hadirkan Fitur Selfie 360 Derajat Khusus untuk iPhone X

Sebagai iPhone tercanggih Apple saat ini, wajar apabila iPhone X menyimpan sejumlah fitur eksklusif, macam Animoji misalnya. Ini dimungkinkan berkat sistem kamera depan baru yang sanggup menangkap informasi tiga dimensi, dan kini aplikasi pembuat video Clips pun juga tidak ikut memaksimalkan kapabilitas ini lewat versi terbarunya.

Khusus untuk pengguna iPhone X, Clips menghadirkan fitur Selfie Scenes, yang pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk mengambil selfie dengan latar belakang animasi 360 derajat, mulai dari pemandangan pusat kota, lukisan abstrak sampai kabin pesawat Millennium Falcon dari franchise Star Wars.

Fitur ini sejatinya bisa dianggap sebagai green screen virtual yang bekerja secara real-time. Dengan memanfaatkan informasi kedalaman yang ditangkap sistem kamera depan iPhone X, Clips akan memotong subjek secara otomatis dan menghapus latar belakangnya, lalu menggantinya dengan pilihan pengguna yang bisa dinavigasikan secara 360 derajat.

Clips 2.0

Selebihnya, semua pengguna Clips sekarang bisa berkreasi secara lebih leluasa dengan 16 sticker dan 21 soundtrack baru. Penggunaan soundtrack pada Clips ini cukup unik, karena aplikasi akan menyesuaikannya secara otomatis dengan durasi video secara menyeluruh.

Tampilan Clips juga telah disempurnakan agar lebih mudah dinavigasikan. Pembaruan lain yang tak kalah menarik adalah dukungan sinkronisasi via iCloud, sehingga pengguna dapat mulai membuat video di iPhone, lalu menyelesaikannya di layar besar iPad.

Clips versi 2.0 saat ini sudah tersedia di App Store. Pengguna diwajibkan menjalankan iOS 11.1 atau yang lebih baru pada perangkatnya.

Sumber: Apple.