Fujifilm XF10 Usung Sensor APS-C dalam Bodi Sekelas Kamera Saku

Fujifilm kembali meluncurkan kamera baru. Bukan mirrorless kali ini, melainkan yang masuk ke kategori kamera saku premium. Produk terakhir dari Fujifilm di segmen ini adalah Fujifilm X70, yang umurnya sekarang sudah dua tahun lebih.

Dinamai Fujifilm XF10, ia lebih pantas dianggap sebagai versi lebih simpel dari X70 ketimbang penerusnya. Desain keduanya cukup mirip, hanya saja XF10 tak lagi kelihatan retro seperti X70. Kendati demikian, premis utamanya masih sama: bodi kecil, sensor besar, dan dilengkapi lensa prime.

Fujifilm XF10

XF10 memiliki dimensi 113 x 64 x 41 mm, akan tetapi di dalamnya bernaung sensor APS-C 24 megapixel – sebagai perbandingan, Sony RX100 VI mengemas sensor 1 inci dalam bodi sebesar 102 x 58 x 43 mm. Resolusinya lebih tinggi dibanding sensor milik X70, akan tetapi yang dipakai oleh XF10 bukanlah sensor X-Trans, melainkan yang mengemas filter warna Bayer standar.

Menemani sensor tersebut adalah lensa fixed 18,5mm f/2.8 (setara lensa 28mm pada kamera full-frame). Focal length seperti ini jelas sangat menarik di mata street photographer – salah satu target pasar X70 – sayangnya XF10 tak lagi dilengkapi tuas untuk mengubah mode fokus dan tilting LCD seperti X70 dulu. Juga berubah adalah kenop shutter speed yang telah digantikan oleh mode dial

Sektor video rupanya juga bukan spesialisasi XF10. Ia memang bisa merekam dalam resolusi 4K, akan tetapi hanya pada kecepatan 15 fps saja. 15 fps menurut saya sangat tidak watchable dan lebih mirip deretan foto yang diputar dalam mode slideshow secara cepat. 1080p 60 fps adalah opsi yang lebih bijak bagi konsumen XF10.

Fujifilm XF10

Satu peningkatan yang dibawa XF10 dibanding X70 adalah joystick mini di bagian belakang, yang sangat praktis digunakan untuk mengubah titik fokus. XF10 juga mengusung layar sentuh, dan lewat layar ini pengguna juga dapat mengaktifkan Square Mode, alias pemotretan dalam aspect ratio 1:1 ala Instagram (pertama kalinya di lini Fuji X-Series).

Berita baiknya, XF10 tidak semahal X70 ketika pertama dirilis. Fujifilm mematok harga $500 untuk XF10, dan pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai Agustus mendatang di Amerika Serikat.

Sumber: DPReview.

Canon PowerShot G1 X Mark III Adalah Kamera Saku Premium dengan Jeroan DSLR

Setelah disibukkan dengan segmen mirrorless dan DSLR, Canon kembali memusatkan perhatiannya ke segmen kamera saku premium. Buah pemikirannya adalah Canon PowerShot G1 X Mark III. Namun jangan tertipu oleh label “Mark III” yang diusungnya, sebab pembaruan yang dibawanya sangatlah signifikan dibanding generasi sebelumnya.

Desainnya telah dirombak total, kini mengadopsi gaya DSLR seperti seri G5 X, lengkap dengan sederet kenop di panel atasnya. Bobotnya tergolong ringkas di angka 400 gram, tapi di saat yang sama Canon berhasil menjejalkan sensor yang jauh lebih besar.

Canon PowerShot G1 X Mark III

Sensor itu bukan lagi sensor berukuran 1,5 inci, melainkan sensor APS-C 24 megapixel seperti yang terdapat pada DSLR EOS 77D. Dipadukan dengan prosesor DIGIC 7 dan teknologi Dual Pixel AF, G1 X Mark III sejatinya merupakan EOS M5 dengan lensa permanen. Namun jangan khawatir, lensa ini masih menawarkan optical zoom sejauh 3x (24-72mm), dengan aperture f/2.8-5.6.

Sensor APS-C pastinya dapat membawa G1 X Mark III menjadi raja low-light di kategori kamera saku premium. ISO-nya dapat diatur dari 100 – 25600, sedangkan pemotretan tanpa henti dapat ia lakukan di kecepatan 9 fps, atau 7 fps dengan continuous AF. Canon pun tak lupa menyematkan sistem image stabilization yang diklaim mampu mengompensasi getaran hingga 4 stop.

Canon PowerShot G1 X Mark III

Di belakang, pengguna bakal disambut oleh viewfinder OLED beresolusi 2,36 juta dot, plus layar sentuh 3 inci yang dapat dimanipulasi posisinya sesuka hati. Konektivitas Wi-Fi, NFC maupun Bluetooth telah tersedia untuk memudahkan proses transfer gambar ataupun kendali dari jauh.

Satu-satunya kekurangan G1 X Mark III di atas kertas adalah opsi perekaman video yang terbatas pada resolusi maksimum 1080p 60 fps, apalagi di saat sudah banyak ponsel yang mampu merekam video 4K. Terlepas dari itu, ini merupakan upgrade yang sangat signifikan dari pendahulunya. Canon bakal memasarkannya mulai November mendatang seharga $1.299.

Sumber: DPReview.