Daftar Startup Indonesia di Bidang Pencarian Kerja

Selain bidang kesehatan, layanan informasi dan sistem pencarian kerja juga menjadi salah satu bidang yang banyak diminati startup Indonesia untuk berkarya. Terbukti hingga saat ini sudah ada lebih dari 10 startup yang mengusung layanan di bidang yang sama dengan berbagai variasi layanan.

Berikut ini adalah beberapa startup yang menyajikan layanan informasi pencarian kerja yang berhasil dihimpun oleh DailySocial:

Zelos

Zelos merupakan platform pencocokan pekerjaan yang mampu mempertemukan pelajar dan lulusan yang prospektif ke pada para pemilik bisnis dan perusahaan berdasarkan minat dan keahlian. Para pengguna (mahasiswa atau pemilik pekerjaan) dapat mencari dan menawarkan pekerjaan purnawaktu, paruh waktu dan juga kesempatan magang. Zelos didirikan dan dipimpin oleh Markus L. Rahardja. Latar belakang pendirian Zelos didasarkan pada fakta bahwa upaya pencarian staff yang cocok sesuai passion dan keahlian tidaklah selalu mudah.

KapanKerja

Telah mengudara dan tersedia sejak akhir bulan Desember 2015 silam, KapanKerja dibentuk guna mewadahi pelaku usaha dan pencari kerja mengikuti era transformasi digital saat ini. Dengan mengambil perhatian lebih besar pada pemain UMKM.

Startup bentukan William Salim ini dibentuk atas dasar keprihatinan atas tingginya tingkat pengangguran di Indonesia, namun di satu sisi banyak sekali pelaku usaha yang kesulitan mencari karyawan. Oleh karena itu dengan menyediakan platform lapangan pekerjaan yang gratis bagi pemasang iklan lowongan pekerjaan, maupun user.

Kerjabilitas

Kerjabilitas merupakan sebuah platform pencari kerja yang dikhususkan bagi masyarakat berkebutuhan khusus (difabel). Sedikit berbeda dengan platform pencari kerja pada umumnya, Kerjabilitas mendesain layanan yang ada menyesuaikan dengan calon penggunanya. Misalnya dengan menambahkan kompatibilitas screen reader untuk penyandang tuna netra dan memasangkan simbol-simbol tertentu untuk mudah dipahami oleh penyandang tuna rungu. Selain itu lowongan pekerjaan yang ditawarkan juga langsung menyasar kepada perusahaan penyedia kerja inklusi.

Kerjabilitas digagas oleh Rubby Emir pada September 2015. Rubby dan teman-teman melihat sebuah kesenjangan di masyarakat, orang dengan kebutuhan khusus cenderung dianaktirikan oleh lapangan kerja, ketenagakerjaan di Indonesia belum ramah disabilitas. Dari masalah tersebut muncul sebuah ide untuk menjembatani kebutuhan lapangan kerja penyandang disabilitas dengan lapangan pekerjaan yang mau menerima.

Application Information Will Show Up Here

 

Student Job Indonesia

Student Job Indonesia mencoba melakukan pendekatan yang berbeda untuk layanan job marketplace. Didirikan oleh Annisa Purbandari yang merupakan lulusan Founder Institute, ia mencoba menyasar kalangan fresh graduate dan mahasiswa yang belum memiliki banyak pengalaman kerja. Dengan mengusung tema “Start Your Journey”, Student Job mengajak anak muda berusia 17 hingga 24 tahun untuk mulai berkarier sejak dini.

Student Job memiliki visi menjadi portal kerja pertama dan terpopuler bagi pelajar dan mahasiswa di Indonesia. Selain memberikan informasi lowongan kerja paruh waktu dan magang untuk fresh graduate, Student Job juga memberikan tips seputar dunia pendidikan dan pekerjaan, pelatihan / seminar, Student Coach, dan StuDi (Student Discussion).

JobSmart

JobSmart merupakan startup berbasis di Jakarta yang didirikan oleh Tiffany Effendy dan Peter Wijaya. Latar belakang pengembangan platform ini karena dari pengalaman sering kali perusahaan dikecewakan ketika mengiklankan lowongan pekerjaan dari sisi masukan lamaran. Perusahaan menerima banyak CV yang tidak cukup memenuhi persyaratan dari perusahaan. Hal tersebut yang menjadi perhatian JobSmart dalam menyuguhkan layanannya.

Di layanan JobSmart terdapat sebuah sistem dinamakan Smart Hunter yang secara otomatis mencocokkan apa yang diinginkan perusahaan dengan calon pekerja. Fitur ini dinilai akan efisien dan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mendapatkan filtering secara otomatis dari sistem. Informasi yang diberikan bukan hanya informasi dasar, seperti tingkat pendidikan atau pengalaman kerja dan minat, melainkan hingga tipe kepribadian dan juga karakteristik dari kandidat. Smart Hunter dikembangkan menggunakan algoritma yang memungkinkan JobSmart untuk memahami rincian calon dan mampu menyaring jutaan kandidat.

Urbanhire

Benson Kawengian, Hengki Sihombing, dan Jepri Sinaga adalah tiga orang di balik lahirnya Urbanhire. Ketiganya bertemu akhir tahun lalu dalam sebuah gelaran hackathon di Jakarta, selanjutnya karena kesamaan visi mengenai solusi untuk memecahkan permasalahan menemukan talenta terbaik bagi perusahaan akhirnya ketiganya sepakat mendirikan Urbanhire.

Secara sederhana solusi Urbanhire ingin mengubah pola rekrutmen tradisional yang akrab dengan email, dokumen spreadsheet dan lain sebagainya menjadi satu dashboard yang mengontrol semuanya. Perusahaan akan dimudahkan untuk membuat halaman lowongan pekerjaan dan membagikannya ke beberapa media sosial dan situs pencari kerja lain seperti CareerJet, Karejo, dan lainnya. Selain itu terdapat juga fitur analisis untuk membantu perusahaan melihat bagaimana proses rekrutmen mereka selama ini.

Karir.com

Karir.com merupakan sebuah situs pencarian kerja yang tidak hanya berfokus menampilkan informasi lowongan saja, melainkan juga pengembangan profesi calon pekerja. Salah satu fitur yang ditawarkan untuk pengembangan diri tersebut adalah MT Academy, sebuah portal belajar yang siap memberikan pengetahuan seputar pengembangan bakat dan tips mencari kerja yang sesuai dengan minat.

Qerja

Qerja merupakan “Glassdoor versi Indonesia” yang memberikan informasi gaji dan tempat kerja berbagai perusahaan di Indonesia. Qerja juga pernah menelurkan layanan Jobs.id yang fokus di situs lowongan pekerjaan. Qerja resmi diluncurkan tanggal 8 Maret 2014 dan didirikan oleh Veronika Linardi dan Rinaldo Augusta.

Ide membuat  situs ini berawal dari sebuah  hasil lembaga riset Gallup yang mengeluarkan fakta bahwa hanya delapan persen orang Indonesia yang benar-benar puas dengan pekerjaannya. Riset lain yang menguatkan, menurutnya lagi adalah dari Accenture yang melakukan riset di lebih 30 negara.

Menurut riset itu, karyawan Indonesia justru yang paling tidak bahagia. Hanya 18 persen yang puas. Alasan utama ketidakpuasan dari hasil riset tersebut dirangkum  antara lain, kompensasi, work-life balance, dan kesempatan untuk mengembangkan karier.

Rekruta

Didirikan oleh Silvia Pratama dan Yanuar Wibisono, layanan ini diklaim sebagai startup pertama di bidang SaaS untuk human resources applicant tracking system di Indonesia. Solusi yang ditawarkan Rekruta dianggap dapat meringankan pekerjaan perusahaan untuk mempercepat proses perekrutan SDM dan membuat keputusan berdasarkan data yang teragregasi.

Rekruta sendiri diklaim sebagai startup pertama di bidang SaaS untuk human resources applicant tracking system di Indonesia. Secara sederhana, solusi yang ditawarkan Rekruta merupakan solusi yang dapat meringankan pekerjaan perusahaan yang mempunyai banyak pelamar kerja untuk dapat mempercepat proses perekrutan SDM dan membuat keputusan berdasarkan data yang teragregasi melalui satu set alat dan otomatisasi yang disediakan Rekruta.

Karirpad

Layanan ini didirikan agar perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak lagi melakukan proses manual dalam perekrutan. Ia menawarkan RMS, sebuah piranti lunak yang diklaim bisa memenuhi kebutuhan perusahaan saat mencari kandidat.

Karirpad mengklaim sebagai satu-satunya e-recruitment lokal
Karirpad mengklaim sebagai satu-satunya e-recruitment lokal

Semua proses perekrutan disebutkan akan berlangsung melalui sistem RMS, tanpa harus melakukan konfirmasi melalui telepon. Pihak HR akan mendapat dashboard yang berisi berbagai informasi, misalnya berapa jumlah kandidat yang sudah mendaftar. Laporannya nanti bisa diunduh dalam bentuk berkas Excel.

RMS memungkinkan setiap lowongan yang dipasang di situs perusahaan secara otomatis juga dipublikasi di situs Karirpad. Fitur export dan import yang tersedia memudahkan perpindahan data dari RMS ke sistem HRIS (Human Resource Information System) yang dimiliki masing-masing perusahaan.

Karirpad mengklaim sebagai, mungkin satu-satunya, penyedia layanan e-recruitment lokal, dengan pesaing berbasis di luar negeri. Hal ini memudahkan Karirpad melakukan pelatihan dan troubleshooting bagi para kliennya.

Jobs.id

Jobs.id ditelurkan oleh tim Qerja, dan CEO Jobs.id Veronika Linardi juga adalah Co-Founder Qerja. Jobs.id memiliki visi untuk menjadi platform penyedia lowongan kerja yang dapat diandalkan dan berharga dengan menyederhanakan proses perekrutan, baik itu untuk memperkerjakan atau mendapatkan kerja. Misinya adalah mewujudkan pemenuhan bakat di industri dan spesialisasi.

KerjaDulu

KerjaDulu merupakan startup media sosial karier dan platform pencarian kerja yang menghadirkan layanan integrasi layaknya situs media sosial lainnya. KerjaDulu menghadirkan pengalaman layaknya berjejaring sosial untuk kalangan profesional. Pengguna dapat menemukan keunggulan seperti berbagi dengan sesama rekan kerja, menjalin koneksi bisnis dan profesional, dan juga menemukan peluang karier yang berguna bagi siapa saja yang ingin mengembangkan karier di bidang profesional.

Platform yang dikembangkan oleh Johan Ng tersebut sebenarnya mirip dengan layanan yang ditawarkan LinkedIn namun dengan cita rasa lokal yang sangat kental. Indonesia yang dipandang sebagai salah satu negara dengan pengguna situs media sosial populer terbanyak di dunia, dianggap merupakan negara yang memiliki “lahan empuk” bagi perkembangan situs-situs media sosial yang tak hanya berasal dari luar negeri namun juga situs-situs buatan lokal.

Produk Enam Startup Ini Dapat Dimaksimalkan untuk Kembangkan Sektor Publik Nasional

Startu-startup ini dirilis pada tahun 2015. Meskipun masih tergolong sangat baru, namun visi dan produk yang diusung dinilai mampu dimaksimalkan untuk menciptakan terobosan baru di sektor publik. Mulai dari sektor pertanian, energi terbarukan, kesehatan, transportasi dan sosial, inovasi digital yang disuguhkan memberikan warna baru, yang tentunya mempermudah masyarakat dalam mendapatkan akses layanan.

Berikut ini adalah 6 startup yang berpotensi dimaksimalkan untuk melahirkan layanan publik yang nyaman:

Cara baru iGrow memasyarakatkan investasi di sektor pertanian

Dianugerahi sebuah lahan yang subur, dengan dukungan iklim dan cuaca, jika mengatakan pertanian adalah passion Indonesia sepertinya bukan sesuatu yang berlebihan. Mirisnya industri pertanian dianggap kurang menarik sebagai lini bisnis dan investasi, khususnya bagi kalangan muda. Melihat kecenderungan tersebut, bermodalkan sentuhan digital Startup Center dan Badr Interactive menginsiasi iGrow untuk melunturkan stigma tersebut.

Gambaran paling mudah dari sistem iGrow adalah permainan Farmville. Ya, iGrow memiliki konsep yang sama dengan permainan tersebut. iGrow memungkinkan penggunanya untuk bercocok tanam secara digital. Pengguna mengelola dan berinvestasi lahan serta tanaman secara digital, mengelola secara digital, namun pertanian tersebut nyata adanya. Dasbor iGrow menjadi perantara antara pengguna dengan penggarap lahan. Konsep yang segar dan cukup menarik.

Konsep baru di sektor pertanian dapat terus digalakkan untuk mengembalikan swasembada di sektor pertanian. Inovasi dinilai akan mampu membuat sektor pertanian terlihat mentereng, terutama memudahkan jalur investasi. Faktanya di lapangan petani membutuhkan banyak sokongan untuk memaksimalkan budidayanya. Kendati tidak terlibat secara langsung di lapangan, antusias dan keikutsertaan masyarakat dengan model yang ditawarkan iGrow mampu memberikan penghidupan layak bagi para petani.

Janaloka ajak masyarakat terbiasa dengan teknologi terbarukan

Lulusan Founder Institute 2015 bernama Gretiano Wasian (Neno) melihat sebuah isu di masyarkat, terutama di luar kota-kota besar, terkait dengan ketersediaan listrik. Tak seperti di perkotaan, kebutuhan (yang bisa dikategorikan) primer tersebut seringkali masih mengalami keterbatasan dalam memenuhi ketersediaan. Memanfaatkan potensi dan tenaga yang mudah dijumpai, Neno melahirkan Janaloka, sebuah portal online (yang juga bergerak secara offline) untuk mengedukasi masyarakat seputar teknologi terbarukan.

Janaloka memulai kiprahnya dengan memperkenalkan implementasi panel surya untuk memenuhi pasokan listrik rumahan. Dipahami untuk melakukannya memang tak mudah, baik secara teknis maupun non-teknis. Secara teknis Janaloka mengajarkan berbagai konsep pemasangan panel surya, termasuk perhitungan daya listrik yang dihasilkan dari teknologi tersebut. Dari sisi non-teknis Janaloka memforkuskan pada sosialisasi teknologi terbarukan menjadi sebuah investasi yang akan banyak menguntungkan masyarakat dalam jangka panjang.

Memiliki visi untuk menciptakan ekosistem eco/green lifestyle, Janaloka ingin mulai membiasakan masyarakat untuk tidak hanya terpaku terbiasa dengan energi fosil yang tidak dapat diperbarui (atau bisa namun dengan jangka waktu yang sangat panjang). Solusi ini dinilai efektif, terlebih sudah ada kebijakan pemerintah yang memperbolehkan adanya sumber pembangkit lain untuk kebutuhan personal di luar jaringan PLN. Terkait dengan ROI, dari perhitungan yang dibuat Janaloka implementasi panel surya akan dirasakan keuntungannya setelah berjalan 7 tahun. Panel suryanya sendiri akan tahan selama 25 tahun penggunaan.

WeCare ajak masyarakat sehatkan Indonesia dan teknologi berbasis aplikasi bernama MetSApp

Permasalahan paling umum terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia terkait dengan biaya. Pemberlakuan jaminan kesehatan yang masih belum merata seringkali memaksa kalangan masyarakat bawah untuk pasrah atas penyakit yang diderita. Cerita tersebut menginisiasi sebuah startup bernama WeCare untuk menghadirkan sebuah platform crowdfunding yang dikhususkan untuk penyaluran dana kesehatan. Dengan biaya yang cukup, WeCare ingin memastikan masyarakat kalangan bawah mendapatkan pengobatan maskimal atas penyakit yang dideritanya.

Startup pengembang teknologi machine learning Elitics Technology juga memiliki keprihatinan yang sama atas isu kesehatan. Setelah menginsiasi platform kesehatan berbasis big data, September lalu startup ini meluncurkan MetSApp (Metabolic Syndrome Application). Aplikasi ini difokuskan pada pencegahan sindrom metabolik, sebagai penyebab diabetes dan kolesterol. Dengan mencatat, mengamati, dan memberikan rekomendasi secara berkesinambungan (berbekal kelincahan machine learning) kepada pengguna tentang pola makan dan aktivitas, aplikasi ini siap menjadi asisten sehat masyarakat Indonesia.

Qlue Transit manfaatkan media sosial untuk kebutuhan informasi transportasi publik

Di kota sepadat Ibukota Jakarta, layanan tranportasi menjadi salah satu kebutuhan penting untuk aktivitas keseharian masyarakatnya. Isu kemacetan dan lalu lintas lainnya memaksa berbagai pihak untuk lebih bijak menggunakan fasilitas umum. Namun terkadang untuk menggunakan fasilitas umum seperti moda transportasi bus kota kenyamanan menjadi hal yang selalu dipertanyakan. Tidak hanya seputar kenyamanan di dalam bus, termasuk juga sistem informasi yang mengorganisir jadwal pemberangkatan.

Bermitra dengan pihak TransJakarta, pengembang aplikasi smartcity TerralogiQ mengembangan Qlue Transit. Aplikasi berlatform Android ini memungkinkan pengguna untuk dapat memonitor posisi bus TransJakarta hingga keramaian haltenya. Solusi semacam ini begitu penting dihadirkan di masyarakat, tidak hanya di Jakarta, namun harus direpliaksi di seluruh kota. Kenyamanan dan keramahan transportasi umum akan membiasakan masyarakat untuk memilih moa transportasi ini dalam kesehariannya, sehingga berpotensi besar mengurai kemacetan di jalan raya.

shutterstock_255844921

Penyandang disabilitas diberikan akses ke kanal pekerjaan inklusi melalui Kerjabilitas

Kendati sudah dituangkan dalam perundang-undangan porsi untuk ruang kerja inklusi, nyatanya penyandang disabilitas di Indonesia masih kesulitan untuk mendapatkan kesempatan kerja yang pas untuknya. Menanggapi isu ini, sebuah LSM asal Yogyakarta mengembangkan platform Kerjabilitas, sebuah situs dan aplikasi online yang dapat digunakan penyandang keterbatasan fisik untuk mendapatkan informasi dan layanan seputar kesempatan kerja.

Berbagai pendekatan diimplementasikan dalam pengembangan desain Kerjabilitas, termasuk dengan mempelajari bagaimana pola kalangan difabel bersosialisasi. Kerjabilitas bahkan mendapatkan apresiasi terpilih ke dalam Google Launchpad Accelerator batch 1 yang akan diberangkatkan ke Mountain View untuk diinkubasi Januari mendatang. Memiliki visi untuk menjadi sebuah gerakan nasional, Kerjabilitas turut memberikan edukasi kepada perusahaan dan bisnis atas penerimaannya terhadap kalangan difabel.

Kerjabilitas Jembatani Kebutuhan Karir Penyandang Disabilitas

Kerjabilitas merupakan sebuah platform (mobile dan web) pencari kerja yang dikhususkan bagi masyarakat berkebutuhan khusus (difabel). Sedikit berbeda dengan platform perncari kerja pada umumnya, Kerjabilitas mendesain layanan yang ada menyesukaikan dengan calon penggunanya. Misalnya dengan menambahkan kompatibilitas screen reader untuk penyandang tuna netra dan memasangkan simbol-simbol tertentu untuk mudah dipahami oleh penyandang tuna rungu. Selain itu lowongan pekerjaan yang ditawarkan juga langsung menyasar kepada perusahaan penyedia kerja inklusi.

Kepada DailySocial Rubby Emir selaku Direktur Saujana, lembaga penggagas Kerjabilitas, menjelaskan proyek ini berawal tahun lalu, tepatnya di bulan September. Rubby dan teman-teman melihat sebuah kesenjangan di masyarakat, orang dengan kebutuhan khusus cenderung dianak tirikan oleh lapangan kerja, ketenagakerjaan di Indonesia belum ramah disabilitas. Dari masalah tersebut muncul sebuah ide untuk menjembatani kebutuhan lapangan kerja penyandang disabilias dengan lapangan pekerjaan yang mau menerima.

Pendekatan mobile dipilih karena memiliki aksesibilitas tinggi untuk kaum difabel

Kendati tersedia juga dalam platform web, namun pengembang Kerjabilitas mengatakan bahwa pihaknya akan banyak memfokuskan inovasi produk di platform mobile. Terdapat dua alasan, pertama bagi kaum difabel perangkat mobile lebih mudah diakses dari pada komputer. Kedua, perangkat mobile memungkinkan layanan Kerjabilitas untuk bisa lebih mudah melakukan ekspansi ke seluruh wilayah Indonesia. Kendati saat ini baru difokuskan di kota-kota besar di Jawa, ke depan visi Kerjabilitas ingin merangkul seluruh pengguna di Indonesia.

Untuk menggunakan layanan ini, pengguna perlu mendaftarkan diri dan mengisi profil resume mereka. Tidak seperti layanan pencari kerja pada umumnya, pengguna akan lebih banyak diminta mengisi data diri terkait dengan kemampuan dan keahlian khusus yang mereka miliki. Tim Kerjabilitas merasa jika format resume disamakan dengan yang digunakan masyarakat pada umumnya akan terlihat kosong.

Dengan mendaftarkan diri di layanan Kerjabilitas, antar pengguna juga dapat saling berinteraksi dengan platform sosial yang menjadi bagian dari layanan. Dari pengamatan tim Kerjabilitas, rekan-rekan difabel cenderung aktif di media online. Kebanyakan dari mereka sering berkomunikasi melalui media sosial ala Facebook.

Mendorong perusahaan terhadap pentingnya memberikan porsi untuk pekerjaan inklusi

Tim Kerjabilitas bekerja tidak hanya mengembangkan sebuah platform teknologi. Banyak kegiatan lapangan yang turut dilakukan untuk memaksimalkan pencapaian Kerjabilitas. Salah satunya dengan banyak melakukan konsolidasi dengan perusahaan-perusahaan untuk mau menerima tenaga kerja berkebutuhan khusus.

Tim Kerjabilitas banyak memberikan pemahaman langsung kepada perusahaan bahwa terdapat banyak aspek yang bisa diberikan kesempatannya kepada kaum difabel. Contohnya pekerjaan-pekerjaan yang tidak membutuhkan kemampuan komunikasi atau mobilitas tinggi. Karena secara pendidikan, tak sedikit orang dengan kebutuhan khusus mengenyam pendidikan tinggi.

Sepuluh bulan bekerja, Kerjabilitas saat ini sudah menjangkau lebih dari 700 pengguna, dan menghubungkannya ke lebih dari 100 penyedia lapangan kerja.

Permintaan pekerjaan tinggi, namun kesempatan masih kurang

Tantangan utama yang saat ini masih terus mencoba dipecahkan ialah mencari sebanyak mungkin kesempatan kerja untuk jumlah pencari kerja yang banyak. Di luar Jawa kesempatan yang ada bahkan jauh lebih minim. Kendati sudah ada peraturan standar PBB tentang Persamaan Kesempatan bagi Para Penyandang Cacat (2013), yang mengisyaratkan perusahaan setidaknya memberikan 1% untuk kaum difabel, nyatanya realisasi masih jarang ditemui.

Dari aspek pencari kerja tantangan terbesar bukan pada memotivasi atau mendorong mereka untuk percaya diri di lingkungan pekerjaan, namun lebih kepada cara-cara untuk menjangkau mereka. Kerjabilitas sudah mencoba beberapa cara, salah satunya menggunakan fasilitas online berbayar, misalnya di Facebook, dari total populasi yang ditemui biasanya hanya valid beberapa persen saja. Belum bisa menjangkau keseluruhan secara langsung. Untuk mensiasatinya, strategi yang saat ini digencarkan ialah dengan mendatangi langsung berbagai kegiatan sosial atau yang diselenggarakan khusus untuk kaum difabel.

Menjadi sebuah gerakan sosial, namun harus tetap mencari cara untuk mempertahankan operasional layanan

Saat ini Kerjabilitas sudah mendapatkan beberpa grant dari beberapa pihak, seperti dari Microsoft, Google dan beberapa rekanan lain. Namun tim menyadari bahwa tidak selamanya Kerjabilitas akan terus bertahan dengan sokongan dari pihak lain. Proses bisnis pun sudah disiapkan, karena Kerjabilitas juga memiliki visi ke depan untuk terus berkembang dan bertahan.

Ketika sudah mencapai jumlah pengguna yang banyak, proses bisnis akan dijalankan. Salah satunya dengan menyediakan iklan premium. Selain itu juga akan dibuat konten premium dan layanan pembinaan karir. Bagi perusahaan juga menyediakan jasa konsultasi dan pendampingan untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah untuk orang berkebutuhan khusus.

Saat ini tim Kerjabilitas baru terdiri dari 7 orang. Terbagi atas 3 pengembang, 2 tim administrasi dan sisanya fokus pada konten. Dua di antara anggota tim tersebut juga penyandang disabilitas.

Kerjabilitas memiliki visi besar ke depan, untuk membawa layanan yang ada menjadi sebuah gerakan nasional yang mampu menjangkau seluruh Tanah Air. Berbagai upaya terus dilakukan. Dan dalam beberapa waktu ke depan, tim Kerjabilitas juga akan mengikuti proses inkubasi oleh Google Launchpad Accelerator di Mountain View untuk mematangkan produk. Pihaknya juga berusaha terus menjalin kemitraan dengan rekanan yang memungkinkan membawa Kerjabilitas berkembang.