Indivara Luncurkan Platform Mobile Terpadu Bagi E-commerce

Kemarin (28/3) PT Indivara Sejahtera Sukses Makmur (Indivara Group) memperkenalkan layanan berbasis cloud barunya bernama Sapphire Lifestyle Paltform. Platform tersebut diluncurkan guna mendukung perkembangan industri e-commerce Indonesia yang sudah menjamur dengan teknologi mobile. Sebelumnya, Indivara juga telah meluncurkan sistem pembayaran online untuk pelaku UKM bernama VioletPay.

Sebagai negara berkembang, Indonesia adalah salah satu negara dengan penetrasi mobile tertinggi. Berdasarkan laporan IPSOS Asiabus yang diungkap Tiket, 85 persen dari 88,1 juta pengguna internet di Indonesia mengakses internet lewat perangkat mobile dengan smartphone menjadi perangkat paling umum digunakan. Sementara itu, hasil riset Google menyebutkan bahwa 66 persen orang Indonesia akan meriset produk secara online melalui smatphone terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membelinya.

Dengan perkembangan yang mengarah ke mobile ini, masuk akal bila pemain e-commerce mengoptimalkan seluruh kanal penjualan mereka, termasuk di perangkat mobile. Namun, menurut Indivara, masih banyak para pelaku e-commerce yang tidak memiliki situs yang teroptimasi untuk perangkat mobile dan kurangnya pengetahuan akan aplikasi mobile untuk mendukung bisnis mereka.

Hal ini coba dijawab Indivara melalui peluncuran Sapphire Lifestyle Platform yang merupakan produk white label Indivara berbasis cloud.

VP Product Indivara Group Khristianto Herwahyudi dalam keterangannya menjelaskan, “Sapphire adalah platform white label berbasis cloud yang dikembangkan khusus untuk mengadopsi tren yang berkembang di industri e-commerce [mobile based] baik saat ini maupun masa depan. Fokusnya [adalah] untuk membangun keterikatan antara pelanggan dengan bisnis.”

Empat fungsi yang diunggulkan Sapphire

Sapphire Lifestyle Ecosystem / Indivara Sapphire

Dijelaskan oleh Marketing Communication dan PR Manager Indivara Group Ketut Adi Yogiswara, target pasar dari Sapphire adalah para pelaku bisnis dengan model bisnis B2C. Baik itu yang berskala kecil seperti UKM, maupun yang sudah besar sekelas pusat perbelanjaan. Sapphire sendiri saat ini direncanakan untuk menjalankan pilot dengan salah satu pengembang shopping mall di Indonesia.

Ketut juga menjelaskan, klien yang ingin menggunakan Sapphire perlu mengirimkan informasi kebutuhannya terlebih dahulu ke pihak Indivara melalui email. Nantinya, pihak Indivara akan menindaklanjuti melalui tim sales dan Indivara akan mengumpulkan data-data terkait yang ingin ditamplikan melalui platform, siapa target market, dan lainnya.

“Platform ini sangat fleksibel untuk dikustomisasi. […] Kustomisasi bisa menyesuaikan dengan keinginan klien, misalnya klien ingin antarmukanya mirip dengan nuansa dari corporate indentity-nya, maka kami akan akomodir itu. Atau klien ingin nuansanya sesuai dengan generalisasi target pasarnya juga memungkinkan,” ujar Ketut.

Pada dasarnya, ada empat fungsi dalam ekosistem Sapphire yang menjadi keunggulan. Keempat fungsi tersebut adalah Interaksi, E-commerce, Loyalty, dan Analytics.

Melalui fungsi Interaksi, retailer dapat melakukan personalisasi aplikasi sesuai dengan target pasar yang dibidik untuk menciptakan keterikatan secara emosional. Sedangkan melalui fungsi E-commerce yang di dalamnya ada platform Etalaze, retailer bisa memasarkan produk dengan konten yang mudah untuk dipersonalisasi, sekaligus juga meningkatkan interaksi dengan pelanggan/pengguna aplikasi dengan fasilitas Fast Checkout.

Dalam fungsi Loyalty, retailer diberikan kemampuan untuk membuat program-program yang menarik sebagai strategi pemasaran guna meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap produk ataupun layanan. Terakhir, Indivara mengadopsi teknologi big data dalam fungsi Analytics untuk menyajikan laporan perilaku pelanggan yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk menentukan langkah strategi klien ke depannya.

Ketut mengatakan, “Data yang dapat diolah Sapphire adalah data atau informasi masuk melalui perangkat mobile atau sistem Poin of Sales (POS). Data dari sana yang nantinya di tangkap oleh Sapphire untuk kemudian diolah dan kemudian disajikan ke klien dalam bentuk analisis.”

“Tetapi platform ini tidak harus sekaligus diimplementasi setiap modulnya. Jika klien belum merasakan ada kebutuhan ataupun masih belum cocok dengan harga, bisa diimplementasikakan parsial. Misalnya, E-commerce lebih dahulu atau Loyalty lebih dahulu,” tambah Ketut.

Violet Pay Hadirkan Sistem Pembayaran Online untuk Pelaku UKM

Mudah, cepat dan aman. Tiga hal itulah yang ditawarkan oleh Violet Pay, sebuah metode pembayaran terbaru yang dimiliki oleh Indivara Sejahtera Sukses Makmur (Indivara Group) yang memfokuskan bisnisnya pada pengembangan Digital Platform dan IT Consulting and Services.

Violet Pay merupakan smart payment system yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi mikro menggunakan smartphone. Berbeda dengan mobile payment milik operator seluler, Violet Pay mencoba untuk memberikan layanan mudah untuk komunitas melalui online payment system.

“Violet Pay adalah Platform Micropayment yang di-develop oleh PT. Indivara Sejahtera Sukses Makmur. Sedangkan DMSUM (PT. Dinamika Mitra Sukses Makmur) adalah anak perusahaan dari Indivara. Produk dari DMSUM adalah aplikasi “mentimun pasar rakyat” yang di dalamnya ada beberapa platform produksi Indivara termasuk Violet,” ungkap VP Product Indivara Group Khristianto Herwahyudi.

Violet adalah platform micropayment, bukan aplikasi yang bisa diunduh langsung di Google Play. Violet Pay merupakan produk B2B white label. Platform Violet Pay yang digunakan oleh DMSUM di aplikasi “Mentimun Pasar Rakyat” memiliki nama “Mentimun Pay”.

Menyasar kalangan UKM, koperasi, dan komunitas, Violet Pay dibangun untuk menjawab kebutuhan dan kesulitan dalam melakukan transaksi mikro, terutama untuk bisnis yang bersifat community-based. Diharapkan metode pembayaran sederhana Violet Pay dapat menjangkau kalangan masyarakat yang hingga kini masih belum memiliki rekening dan tabungan di bank.

“Dengan Violet Pay pelanggan tidak perlu mengisi data perbankan mereka. Cukup dengan login dan password di smartphone pelanggan sudah bisa berbelanja dimana pun dan kapan pun,” kata Khristianto.

UKM, Koperasi, dan komunitas lainnya, dapat membuka kontak dengan tim di Indivara Group. Langkah selanjutnya, cukup membuka rekening Bank sebagai rekening utama Violet Pay. Kemudian Indivara Group akan melakukan implementasi sampai sistem siap digunakan. Harga paket berkisar antara 150-200 juta Rupiah, tergantung lingkup fitur yang akan digunakan. Indivara Group juga menawarkan model pembayaran beli putus atau sewa bulanan.

“Untuk saat ini, aplikasi baru berjalan di platform Android, yaitu platform yang banyak digunakan oleh pengguna smartphone secara luas seluruh indonesia,” kata Khristianto.

Dengan menerapkan pre-deposit funds bank, Violet Pay bisa digunakan untuk menjalankan Laku Pandai, UKM, koperasi serta komunitas lainnya bisa memanfaatkan layanan ini sebagai sistem pembayaran.

“Melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi, Violet Pay merupakan sarana teknologi informasi yang dapat digunakan untuk menjalankan Laku Pandai,” kata Khristianto.

Violet Pay saat ini sudah digunakan oleh beberapa perusahaan e-commerce, ritel online dan perusahaan logistik ternama di Indonesia. Violet Pay dapat digunakan oleh pebisnis, seperti UKM, yang memiliki komunitasatau anggota. Violet Pay digunakan sebagai media pembayaran dalam komunitas tersebut. Setiap anggota dapat memiliki virtual wallet, yang nantinya dapat digunakan untuk melakukan transaksi mikro di dalam UKM tersebut.

“Indivara Group akan memperkaya lagi fitur dari Violet Pay agar semakin membantu pengguna di dalam melakukan transaksi mikro. Pengembangan tahun ini mencakup layanan kredit atau pembiayaan,” tuntas Khristianto.