CupSlice, Aplikasi Lokal Untuk Edit Foto di Android

Berkaca dari kesuksesan PicMix, aplikasi lokal untuk mengedit foto yang sukses mendunia dan mendapatkan banyak pengguna, Cupslice hadir di segmen yang sama untuk platform Android. Cupslice yang telah menginjak versi 1.2 di Google Play Store ini telah diunduh sebanyak lebih dari 5000 kali memiliki berbagai filter dan fitur-fitur menarik secara gratis, meskipun kestabilannya harus diperbaiki lagi.

Situs CupSlice sendiri minim informasi, meskipun tampilan vintage-nya menarik dan memberikan tautan menuju halaman Google Play Store. Tak ada salahnya pengembang CupSlice mulai mempertimbangkan adanya sedikit previewaplikasi pada situsnya, seperti yang sudah dilakukan oleh PicMix. Setidaknya pengguna dapat memiliki gambaran mengenai CupSlice sebelum mengunduhnya.

Layaknya aplikasi untuk mengedit foto, pengguna tinggal memilih foto yang telah tersimpan atau menggunakan kamera untuk mengambil sebuah foto sebelum mengeditnya. Meski sudah versi terbarunya dan bug force close yang sempat ada telah diperbaiki, namun ketika saya mencoba mengambil gambar menggunakan kamera sebelum di-edit menggunakan CupSlice, aplikasinya sempat terhenti. Hal seperti ini bisa mengurangi kenyamanan menggunakan aplikasinya, terlebih bila foto yang diambil sulit untuk diulang.

Seperti aplikasi sejenis, CupSlice menyediakan filter yang bisa diaplikasikan pada foto. Pengguna tinggal memilih filter yang telah disediakan oleh CupSlice. Sayangnya belum terdapat fitur untuk mengatur kekuatan filter yang diaplikasikan oleh pengguna. CupSlice saat ini belum melakukan monetisasi terhadap penambahan filter yang dapat dibeli oleh penggunanya (in-app purchase) seperti yang banyak dilakukan oleh aplikasi sejenis.

Selain itu filter, CupSlice juga menyediakan fitur Adjust untuk bisa mengatur warna, kecerahan, hue, saturasi hingga membuat foto menjadi hitam putih. Tak ketinggalan pula bermacam bingkai dan Badge hadir melengkapi CupSlice. Badge sendiri berisi sekumpulan kutipan-kutipan yang dapat ditambahkan ke dalam foto yang sedang di-edit. Badge yang dipilih dapat diatur posisi dan ukurannya dengan mudah, meskipun pengguna masih belum bisa memilih lebih dari satu badge secara bersamaan.

CupSlice memonetisasi aplikasinya melalui iklan yang ditampilkan. Selain iklan yang muncul saat aplikasi pertama kali dibuka, iklan juga hadir di bagian bawah aplikasi ketika pengguna sedang mengedit foto. Meskipun mungkin belum bisa menjadi ultimate one-stop photo app, CupSlice bisa menjadi alternatif solusi yang menarik untuk mengubah tampilan foto. Secara keseluruhan, optimasi aplikasi mutlak diperlukan CupSlice terutama memastikan kestabilan aplikasinya.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Aditya Daniel. Ada perubahan judul dari artikel asli tanpa mengubah maksud dan isi tulisan. 

Berbagi Pesan Sambil Nikmati Streaming dengan Aplikasi Smiles Messenger

Geliat aplikasi mobile messaging buatan lokal terus bergulir. Walau saat ini kondisi pasar Indonesia tengah didominasi oleh banyak aplikasi yang berasal dari pemain global, rupanya tak menyurutkan semangat para pengembang lokal untuk mengembangkan aplikasi messenger yang tak hanya menawarkan fungsi berkirim pesan singkat, namun juga sarat dengan fungsi interaktif lainnya.

Kami menemukan salah satu aplikasi messenger yang “mungkin” baru hadir bernama Smiles Messenger. Jika pada beberapa waktu lalu kami sempat membahas Atme yang mengandalkan fitur-fitur komunikasi konvensional untuk menggoda minat pasar, Smiles Messenger punya cara yang unik, yaitu dengan menawarkan fitur streaming.

Secara umum, dari fungsi messaging, Smiles Messenger bisa dikatakan hanya “melanjutkan” saja apa yang telah dilakukan oleh aplikasi semacam Line, KakaoTalk, WeChat, dan bahkan dari beberapa aplikasi lokal yang telah mengadaptasi fitur serupa. Tak ada hal baru yang ditawarkan dari fitur chat, fitur seperti kirim stiker, group chatrooms, dan sebagainya menjadi hal yang mungkin bagi sebagian pengguna bukan menjadi hal yang menarik lagi, di samping fitur-fitur tersebut sudah sangat lekat pada aplikasi yang telah disebutkan tadi. Walau begitu, Smiles Messenger mungkin bisa menggoda minat pasar lewat fungsi streaming-nya.

Entah apa alasan dari Digital Buana sebagai pengembangnya dalam menyematkan fungsi yang bisa dibilang kurang relevan sebagai sebuah aplikasi messenger, namun setidaknya fungsi ini masih cukup menarik untuk disimak. Fitur streaming-nya hadir dalam aplikasi yang terpisah dari aplikasi messaging, walau bisa diakses melalui aplikasi messenger, namun pengguna sebelumnya diharuskan untuk mengunduh aplikasi terpisahnya yang bernama Smiles Multimedia.

Dalam aplikasi ini tersedia beberapa pilihan konten video streaming menarik yang menampilkan berbagai channel mulai dari stasiun tv lokal seperti Antv, TV One, hingga Kompas TV, sampai terdapat pula pilihan video on demand dan live event streaming. Tak hanya itu saja, Smiles Multimedia juga menyediakan paket streaming yang menawarkan ragam konten video mulai dari video musik, hinggachannel animasi kartun.

Paket streaming yang dimaksud merupakan layanan berbayar yang mematok harga mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 36.000, bisa diasumsikan layanan ini merupakan salah satu model bisnis yang dijalankan Smiles. Dalam halaman unduh di Google Play Store juga disebutkan, Smiles Messenger akan memiliki Smiles Store yang bakal menjual beberapa item in-app purchase seperti wallpaper, dan berbagai downloadable content lainnya, sayang belum ada keterangan lebih lanjut mengenai fitur ini kapan akan dihadirkan.

Dengan memasang strategi konten yang “kurang umum” bagi sebuah aplikasimessenger, peluang Smiles Messenger mungkin akan lebih cerah pada Smiles Multimedia yang mengandalkan fungsi streaming tadi. Jika dilihat dalam profilnya di Google Play Store, Digital Buana sendiri terlihat lebih berpengalaman dalam menyediakan aplikasi streaming pihak ketiga dari beberapa stasiun tv lokal. Saat ini sudah ada empat produk aplikasi khusus streaming yang sudah bisa diunduh.

Smiles Messenger sepertinya cukup serius untuk bisa hadir di tengah persaingan pasar Indonesia yang kian dinamis. Saat ini aplikasinya telah tersedia di platform Android dan iOS, selain itu menurut keterangan yang disampaikan dalam website resminya, Smiles Messenger juga bakal dihadirkan di berbagai platform lain seperti BlackBerry, Windows Phone, dan bahkan Symbian. Kita nantikan saja perkembangan kedepannya, apakah Smiles Messenger akan sukses menggoda pasar, atau malah mungkin akan tenggelam sebelum bisa muncul ke permukaan.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. Ada perubahan judul dari artikel asli tanpa mengubah makna dan maksud tulisan. 

CharityLights Ajak Masyarakat Peduli Berbagi Melalui Kegiatan Unik

Rendahnya tingkat pemerataan pembangunan (dan pendapatan) di Indonesia diiringi dengan sejumlah masalah sosial yang juga turut meningkat, seperti kelaparan, pendidikan yang kurang merata, dan pengangguran. Tantangan untuk melakukan perubahan justru melawan sikap apatis yang kerap muncul di tengah masyarakat. CharityLights hadir sebagai platform yang menjembatani tiga elemen penting dalam aksi penggalangan dana dengan cara yang inovatif.

CharityLights menganggap pemerintah memiliki peran penting untuk membantu memecahkan masalah ini, namun sayangnya transparansi dan citra yang kurang dipercaya oleh masyarakat menjadikan ruang gerak mereka menjadi terbatas. Di satu sisi, pihak swasta menjanjikan pendanaan yang juga tak kalah meyakinkan, hanya saja kepentingan bisnis mereka terkadang dianggap membahayakan lingkungan dan keadilan masyarakat. Sementara itu masyarakat sipil memiliki kekuatan rakyat yang sangat besar dan sanggup menyalurkan bantuan pada mereka yang sangat membutuhkan. Sayangnya selain tidak memiliki materi yang berkecukupan, organisasi masyarakat acap kali terbentur sikap apatis dari sesamanya.

Lantas bagaimana CharityLights mewadahi tiga elemen tersebut? Menurut CharityLights, sikap apatis merupakan ancaman terbesar bagi orang-orang yang berada di kelas ekonomi menengah. Untuk meningkatkan rasa kepedulian antar sesama, CharityLights mempermudah kegiatan amal dengan memanfaatkan teknologi yang mampu menyediakan mesin pemroses bantuan donasi dari para donatur yang ingin berkolaborasi. Nantinya bantuan tersebut disalurkan bagi mereka yang paling membutuhkan. Dalam prosesnya CharityLights memiliki relawan pengembang aplikasi yang bekerja di belakang layar untuk memastikan segalanya berjalan secara terstruktur dan rapi.

Aplikasi-aplikasi tersebut terintegrasi dengan API buatan CharityLights dan penggunanya dapat memilih sendiri lembaga amal yang mereka prioritaskan atau mereka dapat memberikan bantuan uang tunai untuk mendukung aktivitas lembaga-lembaga tersebut.

Salah satu implementasi aplikasinya adalah PhiRUNthropy. Menggunakan aplikasi ini, pengguna dapat mencatat kegiatan olahraga harian mereka seperti bersepeda, berlari, atau bahkan berjalan kaki. Berikutnya mereka dipersilakan menentukan cause yang dikehendaki untuk dibantu, contohnya Stand Up For Cancer.

Masyarakat yang ingin berpartisipasi membantu memecahkan masalah sosial cukup unduh aplikasi PhiRUNthrophy, kemudian melakukan aktivitas olahraga sambil beramal. Setiap jarak yang ditempuh oleh pengguna dengan berjalan, berlari, atau bersepeda akan dihitung sebagai amal yang nantinya ditujukan sesuai dengan cause pengguna. Dengan berbagi poin hasil latihan pengguna, CharityLights mengharapkan adanya sisi kompetitif dari para pengguna sehingga aksi amal akan menjadi semakin menyenangkan.

Implementasi semacam ini sudah umum di beberapa negara maju. Mengingat cukup besarnya antusiasme masyarakat berolah raga, akan sangat baik jika cause melalui kegiatan olahraga ini, yang dibantu melalui aplikasi buatan CharityLights, semakin didorong pemanfaatannya di masyarakat.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga.

Pantau Gempa Bumi Dengan Aplikasi Gempa Indonesia

Kejadian bencana alam memang tak bisa diprediksi kapan datangnya, tak terkecuali dengan gempa bumi yang sering melanda berbagai kawasan di Indonesia. Dibuat oleh pengembang yang sama dengan yang mengembangkan aplikasi logistik PaketQ, telah hadir aplikasi untuk memantau dan mengetahui gempa bumi secara cepat Gempa Indonesia yang baru tersedia untuk platform iOS.

Aplikasi Gempa Indonesia yang telah memasuki versi 1.2.1 ini telah menghadirkan fitur notifikasi yang tak ada di versi sebelumnya. Dengan adanya fitur ini pengguna dapat dengan cepat mengetahui informasi dari gempa bumi yang terjadi. Tanggal dan waktu kejadian, kekuatan gempa, informasi kedalaman gempa adalah beberapa informasi yang terdapat dalam aplikasi Gempa Indonesia.

Aplikasi Gempa Indonesia juga menyediakan informasi jarak titik pusat gempa dari lokasi pengguna dengan memanfaatkan GPS yang terdapat dalam smartphone. Semua informasi tersebut diambil dari sumber yang terpercaya, yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia. Bakal lebih menarik lagi jika Gempa Indonesia juga mencantumkan sumber lain sebagai pertbandingan, misalnya dari USGS.

Aplikasi Gempa Indonesia langsung dapat digunakan setelah diunduh secara gratis dari App Store. Tanpa pengaturan yang membingungkan, aplikasi Gempa Indonesia hanya meminta izin pengaksesan data lokasi pengguna pada saat pertama kali dibuka. Hal ini diperlukan sebagai bahan perhitungan informasi lokasi pusat gempa yang paling relevan terhadap posisi pengguna.

Di halaman utama aplikasi hanya terdapat daftar gempa bumi yang telah terjadi. Pengguna dapat mengetahui letak pusat gempa dengan memilih dari daftar yang ada. Pengguna juga dapat membagikan informasi tersebut ke media sosial (seperti Twitter), email, atau pesan singkat dengan tombol yang ada di sisi kanan atas.

Meskipun cukup sederhana, Aplikasi Gempa Indonesia memiliki tampilan menarik dan potensinya menjanjikan, terlebih jika tim pengembangnya dapat menambahkan informasi lain yang saat ini belum ada misalnya nomor kontak darurat saat terjadi gempa bumi atau tips-tips yang bisa dilakukan dalam keadaan darurat. Ketersediaan kontak darurat, seperti polisi, ambulan, dan pemadam kebakaran, akan memberikan manfaat yang lebih banyak bagi konsumen aplikasi ini jika hal yang tidak diinginkan dialami sendiri oleh penggunanya.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Aditya Dainel. Ada perubahan pada judul tanpa mengubah maksud dan isi tulisan asli.

Jejak Kaki, Aplikasi Anti Kesasar

Bagi yang ingin melacak langkah kaki ke manapun kita pergi, kegiatan sekarang bisa dilakukan menggunakan aplikasi Android Jejak Kaki. Menggunakan aplikasi ini, pengguna dapat mencatat titik koordinat GPS lokasi-lokasi yang telah mereka lewati. Aplikasi ini cukup berguna untuk membandingkan rute tersingkat menuju suatu tujuan. Pengguna juga dapat memanfaatkan aplikasi ini sebagai pengingat agar pengguna tak tersasar.

Titik-titik koordinat lokasi pengguna akan ditampilkan sebagai visualisasi yang ada di tampilan peta online (Google Maps). Nantinya pengguna dapat menelusuri kembali lokasi atau lintasan yang telah dilalui di bagian Riwayat Lintasan.

Aplikasi Jejak Kaki yang dibesut oleh tim pengembang Gulajava Ministudio ini baru saja dirilis bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-69 pada tanggal 17 Agustus 2014 kemarin. Pengguna yang melakukan perpindahan lokasi akan dicatat titik koordinat latitude dan longitude-nya. Secara default sistem akan melakukan penyimpanan pelacakan setiap 10 detik, namun opsi ini bisa diganti sesuai keinginan pengguna pada pengaturan. Urutan titik koordinat disusun berdasarkan lokasi yang paling awal hingga lokasi paling akhir.

Pengurutan titik koordinat ini sendiri nampaknya disusun dengan tujuan memudahkan pengguna yang menerima kiriman daftar koordinat dapat melacak rekan pengguna lain yang mengirimkan melalui bantuan peta online.

Konsumen bisa memulai pencatatan menggunakan opsi Mulai Catat di halaman utama. Selanjutnya isikan nama lintasan, dan pilih centang jika ingin memilih pencatatan lokasi tersebut menggunakan tampilan Google Maps. Check boxyang disediakan masih belum teratur posisinya, sehingga sedikit sulit terlihat.

Langkah selanjutnya adalah memastikan koneksi dan GPS yang digunakan telah aktif dengan melihat indikator yang menyala hijau. Jika telah demikian, pengguna bisa mulai melakukan pencatatan lintasan. Untuk mengakhiri, silakan pilih opsi dengan ikon disket di pojok kanan atas layar.

Untuk mengakses kembali lintasan yang telah tersimpan, pilih Riwayat Lintasan di halaman utama. Pengguna dapat melihat daftar lintasan yang pernah dicatat sebelumnya diurutkan dari yang terbaru. Tap untuk melihat detail lintasan tersebut. Pada bagian ini, pengguna dapat memilih tampilan yang tersedia, seperti menggunakan Google Maps atau Google Earth. Lintasan dapat ditampilkan dengan garis atau titik-titik sederhana yang saling terhubung. Pengguna juga dapat membagikan lintasan yang telah mereka simpan ke jejaring sosial lainnya.

Dengan segala fitur tersebut, aplikasi ini membutuhkan koneksi Internet dan GPS yang terus menerus aktif. Jika pengguna memulai pencatatan lokasi lantas lupa untuk mengakhirinya, aplikasi ini bisa menjadi salah satu aplikasi yang membunuh daya baterai smartphone Anda. Aplikasi juga bakal tidak efektif bila koneksinya tidak mumpuni, padahal salah satu pemanfaatan yang menarik adalah penggunaannya untuk tracking rute perjalanan di pegunungan ataupun wisata alam lainnya.

Secara keseluruhan, konten yang ditampilkan tersedia dalam user interface yang flat dan warna yang sangat nyaman dipandang. Beberapa hal kecil mungkin perlu ditambahkan seperti garis lintasan agar dibuat lebih menarik lagi atau fitur sosial untuk mengintip lintasan teman-teman sesama pengguna tanpa harus menunggu mereka membagikannya. Aplikasi Jejak Kaki bisa diunduh di Google Play Store.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh  Michael Erlangga. Perubahan judul dilakukan atas judul artikel asli. 

Harmoni Karaoke, Aplikasi Bernyanyi Untuk Anak

Musik telah lama diketahui memengaruhi pengembangan kognitif anak, membantu kemampuan berbahasanya, meningkatkan kemampuan belajar, dan perkembangan emosi. Hal yang paling menyenangkan adalah pemanfaatan musik dan lagu sebagai cara yang menyenangkan dalam mendidik anak. Aplikasi Harmoni Karaoke yang sudah tersedia untuk platform iOS dan Android bisa jadi pilihan untuk mengenalkan dan mendekatkan anak kepada lagu-lagu yang sesuai dengan umurnya.

Seperti halnya dongeng anak, lirik lagu anak mengandung nilai-nilai pembelajaran, konsep kejujuran, dan berbagai norma kebaikan. Konsep tersebut bisa ditanamkan dengan cara menyanyi bersama. Ambil saja contoh “Bangun Tidur” lagu anak-anak yang melegenda, punya nilai keseharian dan mengajarkan sebuah rutnitas, kebersihan diri, dan disiplin.

Artoncode berusaha mengakomodasi pembelajaran ini dengan teknologi melalui aplikasi Harmoni Karaoke. Aplikasi ini membantu anak-anak menyanyikan lagu-lagu favoritnya dengan lagu-lagu abadi yang melegenda. CEO Artoncode Indra Gunawan kepada Liputan 6 menyebutkan, ”Aplikasi buatan Indonesia untuk anak-anak yang digarap dengan serius sangat jarang. Harmoni Karaoke mengisi kekosongan itu.”

Aplikasi ini sebenarnya sudah dirilis akhir tahun 2013 lalu dengan nama Melodi, namun sempat ditarik oleh App Store di bulan Maret 2014 tanpa alasan yang jelas. Adapun lagu Indonesia yang disediakan di aplikasi ini antara lain Heli, Balonku, Naik-Naik ke Puncak Gunung, Lihat Kebunku, Naik Delman Istimewa, Naik Kereta Api, Anak Gembala, Bintang Kecil, Bangun Tidur, Nina Bobo, Burung Kakaktua, dan Tik Tik Tik Bunyi Hujan.

Harmoni Karaoke juga memuat sejumlah lagu berbahasa Inggris, seperti ABC, Baa Baa Black Sheep, London Bridge, Row, Row, Row Your Boat. Hal ini merupakan bagian usahanya untuk mencoba membawa aplikasi Harmoni Karaoke ke kancah global.

Tersedia fitur video recorder yang memudahkan pengguna untuk merekam sang buah hati yang sedang menyanyi dan membagi hasil rekamannya ke Facebook.

Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis melalui Google Play dan Apple Store.  Harmoni Karaoke, memberikan tiga buah lagu gratis, Heli, Bangun Tidur, dan Naik Kereta Api. Fitur-fitur lagu lain yang diwakilkan gambar lucu yang digembok. Bila di-tap, akan keluar pilihan untuk membeli lagunya. Mata uang yang dipakai untuk membeli lagunya adalah koin.

Item virtual yang bisa dibeli secara in-app purchase ini merupakan model bisnis Harmoni Karaoke. Untuk membeli satu satu lagu yang dipatok seharga 100 koin, konsumen bisa membayar dengan biaya $0.99 (sekitar Rp 11 ribuan). Artoncode sendiri pertengahan tahun ini baru saja mengumumkan perolehan pendanaan dari raksasa media Emtek.

[Ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi. Perubahan judul dilakukan atas judul artikel asli tanpa mengubah makna dan maksud tulisan. 

Layanan Media Sosial Buatan Anak Negeri Sebangsa Hadir Untuk Perangkat iOS

Kesuksesan Facebook dan Twitter sebagai platform media sosial memicu lahirnya sebuah layanan serupa buatan anak negeri. Layanan media sosial Sebangsa yang berasal dari Yogyakarta hadir meramaikan pilihan di segmen ini. Coba untuk menggabungkan Facebook dan Twitter, Sebangsa mengusung konsep launcher untuk urusan navigasi aplikasinya. Saat ini Sebangsa hadir untuk platform iOS dengan janji ketersediaan di platform Android di masa mendatang.

Hadir dengan tampilan antar muka flat ala iOS 7, pengguna disuguhi dengan berbagai macam launcher di halaman utama aplikasinya. Sesama pengguna Sebangsa dapat membuat grup tanpa batasan jumlah anggota yang lengkap dengan bulletin board, kegiatan/event dan room untuk berdiskusi. Aplikasi Sebangsa sempat crash beberapa kali saat saya mencoba menjelajahi bulletin board salah satu grup.

Sebangsa juga menghadirkan Linimasa yang memungkinkan pengguna untuk saling bertukar informasi dan memasang status terbarunya. Sayangnya aplikasi ini terus menerus crash ketika saya mencoba mengakses fitur ini. Hal ini jelas bisa mengurangi kenyamanan pengguna karena Linimasa seharusnya menjadi tempat utama untuk berkomunikasi sebagai media sosial.

Berikutnya Sebangsa menyediakan fitur Sebangsa911 yang berguna sebagai sarana informasi dan pelaporan jika ada kejadian darurat. Di Sebangsa911, pengguna bisa memantau kejadian yang terjadi di sekitarnya. Sebangsa911 menyediakan informasi kontak berbagai instansi seperti Basarnas, PLN, dan Pemadam Kebakaran. Loading aplikasi yang cukup lama untuk memuat daftar kontak darurat  menimbulkan ketidaknyamanan karena informasi ini seharusnya didesain untuk mudah diakses ketika dibutuhkan. Selain informasi kontak darurat, konsumen Sebangsa juga mampu mengirimkan pesan suara lewat pesan panik yang tersedia kepada lima rekan terdekatnya.

Sebangsa1800 hadir melengkapi aplikasi Sebangsa sebagai portal pengaduan keluhan bagi konsumen. Konsumen tak hanya dapat melakukan pengaduan, tapi juga mampu menyampaikan saran, pertanyaan, atau diberi kesempatan mengulas sebuah produk atau layanan. Kelemahan fitur ini adalah tidak adanya informasi yang jelas tentang bagaimana aduan yang dilakukan melalui Sebangsa1800 dapat ditindaklanjuti oleh penyedai jasa/produk. Seperti pengalaman di fitur sebelumnya, aplikasi ini kembali crash saat saya mencoba menjelajahi Sebangsa1800.

Konsep yang menarik dan layanan yang luas membuat Sebangsa menjadi pilihan alternatif yang menarik ketika bersosialisasi di dunia maya. Kestabilan aplikasi harus menjadi perhatian utama para pengembangnya untuk memastikan konsumen bisa memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia secara optimal.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Aditya Daniel. 

Apps Foundry Luncurkan TokoBuku by Scoop untuk Pembelian Buku Cetak

Penyedia layanan e-book Apps Foundry tanggal 12/08 resmi meluncurkan toko buku online TokoBuku by Scoop (selanjutnya disebut TokoBuku). Layanan ini menawarkan buku cetak pilihan yang belum rilis (pre-order) maupun yang sudah dirilis dari penerbit internasional maupun lokal. Scoop yang selama ini melayani pembelian produk digital kini dilengkapi oleh Tokobuku yang berusaha merangkul penggemar buku cetak.

Untuk menghadirkan koleksi bukunya TokoBuku bekerja sama dengan dua penerbit besar Gramedia dan Mizan. Buku yang ditawarkan  memiliki kategori yang beragam, mulai dari buku-buku agama, fiksi, non fiksi, komik, gaya hidup, hobi, fotografi, kesehatan, science, politik, rumah, dan masih banyak lagi. Seperti toko buku online lainnya, pengguna dapat mencari buku incaran berdasarkan kategori, judul, dan nama pengarang.

Saat ini metode pembayaran yang disediakan hanya melalui transfer ATM di dua bank besar Indonesia: BCA dan Mandiri. Kelebihan yang ditawarkan adalah harganya yang bersaing dengan kebanyakan harganya di bawah harga buku yang dijual di pasaran. Menariknya, pengunjung dapat memesan buku-buku pre order di situs ini — yang sebagian besar buku-buku fiksi.

Peluncuran TokoBuku menambah alternatif pembelian buku cetak secara online bagi pecinta buku yang tidak sempat mengunjungi toko fisiknya.  CEO Apps Foundry Willson Cuaca menerangkan dalam rilisnya bahwa peluncuran TokoBuku merupakan langkah untuk meraih pengguna Scoop yang masih tetap membeli buku cetak.

Wilson mengatakan meski meski pertumbuhan e-book cukup baik di Indonesia, tidak bisa dipungkiri bahwa buku fisik tetap menjadi primadona di negeri ini. Kontroversi e-book atau buku (secara fisik) bukan lagi menjadi bahan perbincangan yang hangat.

Hasil riset internal Scoop terhadap pelanggannya membuktikan bahwa 88 persen pengguna Scoop (pembaca e-book) tetap membeli buku dalam bentuk fisik. Scoop sendiri saat ini memiliki koleksi lebih dari 50.000 SKUs, menjangkau publikasi dari 10 negara dan lebih dari 600 publisher partner, serta melayani lebih dari 100.000 transaksi per bulan. Apps Foundry tentu berharap penjualan melalui TokoBuku dapat menjadi penyeimbang bagi penjualan Scoop dalam waktu dekat.

Dengan diluncurkannya produk baru ini, Scoop juga akan segera mengintegrasikan penjualan buku digital dengan buku cetak sehingga pengguna memiliki lebih banyak pilihan format sesuai dengan selera pengguna,” ujar Willson dalam rilisnya.

Menanggapi kerja sama dengan Scoop dengan positif, Marketing & Promotion Head Mizan Digital Publishing Muhammad Ridwan mengatakan,“Kami mengapresiasi Apps Foundry atas hadirnya TokoBuku untuk ikut berperan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan buku serta berharap dapat semakin meningkatkan minat membaca masyarakat. serta semoga dengan adanya Tokobuku ini diharapkan dapat memberikan warna tersendiri di pasar buku Indonesia.”

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan tulis oleh Hesti Pratiwi. 

Lacak dan Organisir Paket yang Dikirim Melalui PaketQ

Bagi yang gemar belanja maupun mempunyai bisnis online, urusan mengirim dan menerima paket barang adalah hal yang akrab dilakukan di keseharian. Kecepatan, ketepatan dan keamanan barang yang dikirim menjadi hal yang semakin diperhatikan oleh para pengguna jasa pengiriman. Kini melacak  status paket kiriman pun semakin mudah dengan adanya aplikasi PaketQ yang baru tersedia untuk platform iOS.

PaketQ merupakan aplikasi mobile untuk melacak status pengiriman paket melalui Tiki, JNE, dan Pos Indonesia. Selain tiga layanan besar tersebut, PaketQ berencana untuk menambah data jasa pengiriman pada aplikasinya di masa mendatang. PaketQ dapat diunduh secara gratis di App Store. tetapi jika ingin menghilangkan iklan di bagian bawah aplikasi pengguna dapat membayar 23 ribu Rupiah melalui skema in-app purchase.

Penggunaan aplikasi PaketQ cukup mudah. Tekan saja tanda + yang terdapat pada pojok kanan aplikasi untuk menambah data baru. Pengguna kemudian mengisi data nomor resi pengiriman, jasa pengiriman yang digunakan, dan keterangan barang kiriman. Bagi yang sering berkirim barang, PaketQ juga menyediakan fitur pemindaian barcode untuk mempermudah pengisian nomor resi. Tak adanya penunjuk penempatan area barcode saat memindai bisa menjadi hal yang membingungkan ketika menggunakan fitur ini pertama kali. Saya harus mengulang beberapa kali sebelum akhirnya berhasil menggunakan fitur ini.

PaketQ juga disertai fitur pengingat. Kita bisa mengatur jam dan hari yang diinginkan agar PaketQ memberikan notifikasi pengingat untuk mengecek paket yang sudah didaftarkan. PaketQ sendiri memilah daftar paket kiriman menjadi dua, yaitu Waiting dan Received. Paket yang sudah diterima dapat langsung dipindah ke daftar Received hanya dengan swipe ke kanan. Menghapusnya sebuah entry yang “salah input” dapat dilakukan dengan swipe ke kanan dari daftar yang ada.

Saat mengecek paket dari daftar yang sudah dibuat, PaketQ menampilkan informasi yang diambil langsung dari situs jasa pengiriman. Hasil yang ditampilkan tergolong cukup cepat, meskipun relatif tetap bergantung terhadap koneksi yang digunakan. Kini pengguna jasa pengiriman tak perlu lagi repot-repot membuka berbagai situs untuk mengecek status pengiriman barang yang dilakukannya.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Aditya Daniel. 

Aplikasi Moco Telah Hadir di Platform iOS

Setelah hadir untuk platform Android, aplikasi mobile social reading Moco besutan Aksaramaya kini telah hadir di platform iOS. Dengan perkembangan ini, layanan social reading khusus buku-buku Indonesia itu berharap menjangkau lebih banyak pengguna, sekaligus menjadi aplikasi e-reader yang mengkhususkan menampilkan buku-buku Indonesia secara digital.

Selain sebagai tempat membaca, Moco juga berfungsi sebagai media sosial bagi penggemar buku. Pengguna dapat berekspresi di halaman profil dan bisa saling follow. Sebagai media sosial, Moco dirancang untuk menarik minat baca dengan mengumpulkan orang-orang yang suka membaca, untuk saling berbagi pengalamannya. Pengguna dapat mengunggah buku yang dibacanya melalui media sosial mereka, seperti Facebook dan Twitter.

Setelah mengunduh aplikasi, pengguna mendapatkan tiga pilihan log in dengan menggunakan Facebook, Twitter atau email. Setelah itu, pengguna dapat membuat halaman profil, dan mendapatkan 10 poin, dengan sistem poin menjadi “mata uang” keanggotaan. Di dalam aplikasinya tersedia buku-buku yang dapat dibaca secara gratis di bagian Books, yang mencantumkan label Featured Book dan Recommended.

Berdasarkan penelusuran, DailySocial melihat buku-buku di bagian ini cukup beragam, mulai dari fiksi dan non fiksi, serta tersedia buku metode penelitian sosial kualitatif, cocok bagi mahasiswa. Tak ketinggalan buku-buku agama juga tersedia. Pengguna tinggal memilih buku yang diinginkan dan langsung mengunduhnya, meskipun memang saat ini koleksinya belum terlalu banyak.

e-Pustaka dan Sistem Poin

Layanan Moco ini juga mempunyai fasilitas E-pustaka, yang menghadirkan koleksi dari  ACT (Aksi Cepat Tanggap), Bina Darma, Ethos, Invida Kreasi, Jentera Pustaka, Kauny, Magfirah Pustaka, HB Jassin, Pustaka Iqra, Poltek Kediri, Pusat Perbukuan Kemendiknas, Republika, Pustaka Maya, Republika Penerbit, Wahid Institute, UMRI (Universitas Muhamadiyah Riau), dan masih banyak lagi.

Dengan modal sepuluh poin saat pendaftaran, pengguna dapat bergabung menjadi member Pustaka Maya. Pustaka Maya adalah kumpulan buku yang diterbitkan oleh Aksaramaya yang menyediakan 64 buku. Biaya keanggotaan hanya satu poin, dengan keanggotaan selama 365 hari. Setiap penggunaan poin, pengguna akan dimintai password berupa kode unik yang diperoleh setelah mengirim email ke admin[at]aksaramaya.com.

Bila ingin menambahkan poin yang dimiliki, konsumen bisa melakukan pembelianin-app purchase, dengan kembali ke halaman profil dan menuju kolom point. Harga top up 50 poin adalah Rp 79.000, 100 poin Rp 169.000, 200 poin Rp 339.000, dan untuk 500 poin seharga Rp 949.000. Keuntungan member adalah dapat membaca semua buku yang terdapat di e-Pustaka tersebut.

Setelah bergabung, poin pengguna akan berkurang. Tidak seperti keanggotaan di Pustaka Maya yang memiliki batas waktu, tidak dijelaskan keanggotaan PDS HB. Jassin berlaku hingga kapan. Di koleksi PDS HB Jassin, buku-buku karya sastra langka yang tersedia sudah sebanyak 98 buku. Pengguna bisa membaca karya-karya dalam ejaan bahasa Indonesia pada zamannya., termasuk novel-novel dari Marah Rusli, Nina Pane Budiarto, Ramadhan KH, Abdul Moeis, dan masih banyak lagi. Tersedia pula karya-karya puisi W.S Rendra dan Emha Ainun Nadjib. Semua itu adalah kekayaan sastra milik negeri yang berharga. Selamat membaca.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Hesti Pratiwi.