SoundCloud Perkenalkan Fitur Charts, Permudah Pencarian Lagu-Lagu yang Sedang Hit

Sejak pertama kali diluncurkan, SoundCloud telah menjadi salah satu wadah favorit para musisi indie dalam membagikan karya-karyanya. Hal ini menjadikannya sebagai tempat yang pas untuk menemukan musik-musik baru, khususnya musik-musik yang tidak bisa kita jumpai di layanan streaming konvensional macam Spotify, Guvera, Apple Music, dan lain sebagainya.

Kini SoundCloud sepertinya semakin serius menyikapi begitu luasnya koleksi musik yang dimiliki. Mereka memperkenalkan SoundCloud Charts, memudahkan para pengguna untuk menemukan lagu-lagu paling top selama seminggu terakhir.

SoundCloud Charts

Dalam daftar ini, SoundCloud akan menampilkan total 50 lagu yang paling banyak didengar oleh pengguna. Di sisi kanan, juga akan ditampilkan berapa jumlah play yang berhasil dikumpulkan dalam seminggu, maupun dari awal lagu tersebut diunggah.

Selain 50 lagu paling top, pengguna juga bisa menyortir lagu-lagu yang masih fresh dan sedang naik daun. Tangga lagu ini juga bisa diurutkan berdasarkan genre. Jadi kalau Anda seperti saya, Anda bisa melihat 50 lagu Country yang paling populer selama seminggu terakhir di SoundCloud.

Kehadiran fitur Charts ini tentu saja akan semakin memudahkan pengguna mencari musik-musik baru di SoundCloud. Untuk melihatnya, silakan langsung kunjungi soundcloud.com/charts.

Aplikasi SoundNode

Di sisi lain, kalau Anda lebih sering mengakses SoundCloud lewat laptop atau komputer, Anda bisa menjajal aplikasi SoundNode yang tersedia untuk Windows, Mac dan Linux. Aplikasi ini punya tampilan yang rapi dan mudah dinavigasikan – jauh lebih tertata ketimbang versi web SoundCloud. Namun yang terpenting, aplikasi ini juga sudah mendukung fitur Charts yang baru dirilis.

Sumber: TheNextWeb. Gambar header: SoundCloud via Shutterstock.

Akhir Januari, Apple Pensiunkan iTunes Radio

Apple sudah punya layanan streaming musiknya sendiri, lengkap beserta siaran radio langsung Beats 1. Lalu bagaimana dengan nasib iTunes Radio, layanan yang mereka perkenalkan pertama kali di tahun 2013? Well, mulai tanggal 28 Januari besok, layanan tersebut akan resmi dipensiunkan.

Menurut Apple, alasannya adalah layanan Apple Music sudah punya fitur yang sangat mirip dengan iTunes Radio. Utamanya adalah menyusun playlist berdasarkan genre atau musisi dengan style yang serupa. Dengan demikian, mengapa harus ada iTunes Radio kalau Apple Music sendiri sudah bisa menawarkan segala kelebihannya?

Saya pribadi agak bingung dengan deretan layanan seputar musik yang dimiliki Apple. Kalau ingin mendengarkan program khusus seperti interview eksklusif, saya akan membuka Beats 1. Kalau saya ingin menemukan musik-musik baru, saya tinggal membuka Apple Music. Jika dipikir-pikir, saya hampir tak pernah menggunakan iTunes Radio semenjak Apple Music diluncurkan.

Diberhentikannya iTunes Radio ini jelas akan mengurangi rasa bingung yang melanda pengguna-pengguna seperti saya. Apple Music sebenarnya sudah merupakan layanan streaming musik dengan fitur yang cukup lengkap untuk ukuran Rp 69 ribu per bulan. Dan kalau Anda keberatan membayar, Beats 1 masih bisa diakses tanpa harus berlangganan.

Kendati demikian, kabar ini bakal terdengar kurang mengenakkan buat pelanggan iTunes Match, layanan penyimpanan musik berbasis cloud dari Apple. Selama ini, mereka mendapat bonus akses ke iTunes Radio tanpa ada sisipan iklan sama sekali. Kalau iTunes Radio dihentikan, sama saja mereka kehilangan bonusnya.

Sumber: MacRumors dan Ars Technica.

Layanan Streaming Musik Guvera Kini Bisa Dinikmati Pengguna Speaker Sonos

Tak hanya ramai pengguna, streaming musik juga ramai penyedia. Persaingan yang semakin panas di industri ini membuat salah satu penyedia layanan streaming musik, Guvera, memikirkan cara baru dalam memanjakan para pelanggannya.

Dalam menjalani misi tersebut, Guvera pun memutuskan untuk menggandeng salah satu nama besar di bidang perangkat audio, Sonos. Terhitung mulai tanggal 12 Januari 2016 kemarin, seluruh pelanggan Guvera Platinum di Singapura, Malaysia, Filipina, Hong Kong, Thailand dan tentu saja Indonesia, bisa mengakses semua playlist favoritnya dari lini speaker Sonos yang dimiliki.

Kerja sama ini sejatinya juga menjadi bukti komitmen Guvera dalam memberikan pengalaman streaming musik seapik mungkin di dalam rumah. Berdasarkan data yang diberikan Guvera mendekati penghujung tahun kemarin, mayoritas pelanggan mengakses layanannya lewat perangkat mobile ketika sedang dalam perjalanan di hari-hari kerja.

Dengan tersedianya layanan Guvera di lini speaker besutan Sonos, kemungkinan besar mereka berharap agar para pelanggan juga mengakses layanannya saat sedang bersantai di rumah, ditemani oleh secangkir kopi dan buku misalnya.

Buat Sonos sendiri, ini bukan pertama kalinya mereka berkolaborasi dengan penyedia layanan streaming musik. Sebelumnya, Sonos telah menghadirkan integrasi Apple Music ke semua lini produknya. Dan bagi para pengguna speaker Sonos, semakin banyak pilihan layanan streaming yang tersedia berarti semakin lengkap konten yang bisa mereka nikmati.

Tren Streaming Musik di Indonesia Sepanjang 2015 Menurut Guvera

Ada cukup banyak layanan streaming musik yang bisa dinikmati konsumen tanah air, tapi salah satu yang termasuk paling populer adalah Guvera. Kini dalam rangka menutup tahun, Guvera ingin memberikan ulasannya terkait tren streaming musik di Indonesia sepanjang tahun 2015.

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Guvera, lagu dengan genre pop dan rock adalah yang paling digemari oleh konsumen Indonesia. Di sisi lain, hashtag #Happy, #Love dan #Mood rupanya juga cukup digemari oleh para pendengar. Tidak terlalu mengherankan, mengingat mayoritas pengguna Guvera di Indonesia adalah para muda-mudi dengan usia di bawah 24 tahun (57 persen).

Dari situ bisa kita ketahui kalau lagu-lagu terpopulernya mencakup nama seperti Ellie Goulding dengan “Love Me Like You Do”, atau Jessie J dengan “Flashlight”. Kendati demikian, saat membicarakan soal playlist, rupanya “100% Indonesia” menjadi yang paling sering didengar sepanjang tahun 2015.

Gelar musisi wanita terpopuler pun juga jatuh pada ‘produk’ lokal yaitu Raisa, disusul oleh Tulus sebagai musisi pria terpopuler. Soal band, Maroon 5 rupanya masih menjadi yang paling digemari oleh para pendengar, namun nama-nama lokal seperti Sheila On 7, RAN dan Ungu pun juga masuk dalam daftar 5 besar band terpopuler di Guvera.

Guvera Year in Review 2015

Jadi sebenarnya bisa disimpulkan bahwa konsumen Indonesia cukup antusias dan bangga dengan karya-karya lokal. Tren ini serupa dengan yang ada di daftar video YouTube terpopuler untuk kategori musik. Singkat cerita, musisi lokal dan musisi internasional bersaing ketat merebut puncak tangga lagu di layanan streaming.

Di sisi lain, tahun 2015 ternyata juga memegang peran penting bagi industri musik. Hal ini ditandai dengan bergesernya cara konsumen Indonesia mendapatkan dan menikmati lagu favoritnya. Tadinya mayoritas diperoleh dengan cara mengunduh secara ilegal, tapi kini sudah beralih ke layanan streaming musik.

Sebagai bukti otentik, total pengguna Guvera yang terdaftar di Indonesia sudah melewati angka 1,15 juta per bulan Desember 2015 ini. Mayoritas mengaksesnya lewat perangkat mobile, khususnya saat sedang berada dalam perjalanan di hari-hari kerja.

Kalau Anda ingin tahu daftar lagu paling top sepanjang tahun 2015, Guvera telah menyiapkan playlist-nya yang bisa Anda nikmati langsung di sini.

Rdio Resmi Berhenti Secara Total 22 Desember 2015

Tidak lama lagi, kita harus mengucapkan selamat jalan selamanya kepada Rdio. Tepat tanggal 22 Desember 2015 mendatang, layanan streaming musik tersebut akan berhenti beroperasi secara total setelah sebulan sebelumnya dilaporkan bakal diakuisisi oleh Pandora dan menghentikan layanan berlangganannya.

Untuk memberikan ending yang manis, Rdio ingin memberikan satu persembahan terakhir yang istimewa bagi para pengguna setianya. Mereka meluncurkan situs khusus untuk berpamit kepada jagat internet dan menampilkan seluruh kenangan yang dijalani bersama masing-masing pengguna.

Di situs tersebut, pengguna Rdio bisa masuk menggunakan akunnya masing-masing, lalu melihat perjalanan mereka bersama Rdio, mulai dari lagu pertama yang diputar, playlist pertama yang dibuat, sampai lagu dan album terfavorit yang paling sering didengarkan, dan ditutup oleh durasi total Anda menggunakan Rdio.

rdio-farewell

Di saat yang sama, Rdio juga ingin membantu para pengguna dalam mencari rumah baru bagi seluruh lagu maupun playlist kesukaannya. Pengguna bisa meng-export data berisikan daftar lagu dan playlist favoritnya untuk di-import ke layanan lain, seperti misalnya Spotify yang juga baru saja meluncurkan tool bernama Rdio Importer untuk mempermudah segala prosesnya.

Kalau Anda merupakan pengguna Rdio, silakan kunjungi situs farewell-nya untuk menyimpan kenangan, lalu berpisah untuk selamanya. Selamat jalan, Rdio…

Sumber: TheNextWeb dan Engadget. Gambar header: Farewell via Shutterstock.

Apple Music Bakal Suguhkan Album Konser Taylor Swift Secara Eksklusif

Hubungan Apple dan Taylor Swift sempat ‘retak’ tak lama setelah layanan streaming Apple Music diumumkan di bulan Juni kemarin. Pada saat itu, pelantun tembang “Shake It Off” tersebut menuliskan surat komplain terhadap Apple.

Lewat surat tersebut, Taylor menjelaskan alasan mengapa album terbarunya, 1989, tidak bakal mampir ke Apple Music. Intinya, ia kecewa karena Apple memutuskan untuk tidak membayar para produser maupun musisi selama 3 bulan masa percobaan gratis Apple Music.

Sehari setelah itu, Apple langsung mengambil tindakan. Lewat Twitter, salah satu petinggi Apple, Eddy Cue menyatakan bahwa mereka telah menerima keluhan dari Taylor Swift dan memastikan bahwa seluruh musisi yang karyanya tersedia di Apple Music bakal dibayar selama masa percobaan.

Dari situ hubungan keduanya kembali harmonis. Bahkan baru-baru ini Taylor Swift mengumumkan bahwa album konser terbarunya, 1989 World Tour Live, akan tersedia secara eksklusif melalui Apple Music saja.

Jadi mulai tanggal 20 Desember mendatang, album ini bisa di-stream oleh seluruh pelanggan Apple Music, termasuk yang masih berada dalam periode percobaan gratis selama 3 bulan. Keputusan ini tentu saja akan berdampak pada banjir pengguna baru buat Apple Music, apalagi mengingat aplikasinya sudah tersedia untuk pengguna Android.

Album 1989 World Tour Live ini sendiri direkam saat Taylor Swift manggung di ANZ Stadium di Sydney, Australia pada tanggal 28 November kemarin. Album tersebut mencakup berbagai konten ekstra seperti rekaman di balik panggung maupun sesi latihan bersama musisi-musisi tamu yang ikut hadir.

Kalau Anda merupakan salah satu penggemar setia Taylor Swift, ini merupakan saat yang tepat untuk menjajal Apple Music.

Via: TheNextWeb.

Layanan Streaming Songza Siap Dilebur ke Google Play Music Awal Tahun Depan

Setelah setahun lebih, Google akhirnya memutuskan untuk memensiunkan Songza pada tanggal 31 Januari 2016 mendatang. Sekedar informasi, Songza adalah layanan streaming musik yang diakuisisi oleh Google pada bulan Juli 2014. Songza sendiri sudah beroperasi sejak tahun 2007, menawarkan playlist terkurasi berdasarkan mood maupun aktivitas pengguna.

Kini keunikan tersebut sudah diwariskan ke Google Play Music. Pada kenyataannya, selama ini Google cukup sibuk mengintegrasikan fitur-fitur milik Songza ke dalam layanan streaming musiknya sendiri. Prosesnya memang memakan waktu, tapi pada akhirnya Songza pun bisa melebur dengan Play Music secara sempurna.

Namun para penggemar Songza tak perlu khawatir, karena mereka akan diberi kesempatan untuk memindahkan akunnya ke Google Play Music. Dengan demikian, semua history maupun playlist yang telah dicantumkan sebagai favorit juga akan muncul di Google Play Music.

Google juga memastikan bahwa seluruh fitur Songza bisa dinikmati secara cuma-cuma di Google Play Music. Biaya berlangganan cuma diperlukan kalau pengguna hendak mengakses katalog lagu secara on-demand dan mengunggah koleksi lagu pribadinya ke cloud.

Bicara soal biaya berlangganan, Google juga berencana meluncurkan family plan dalam waktu dekat, yang mencakup enam anggota keluarga sekaligus seharga $15 per bulan – mirip seperti yang ditawarkan oleh Apple Music.

Yang disayangkan, Google Play Music tak kunjung tersedia di tanah air sampai saat ini. Dalam email yang dikirim ke seluruh pengguna Songza, dikatakan bahwa Google akan terus mengekspansi Play Music ke negara-negara lainnya. Namun tidak ada kepastian mengenai kapan Indonesia kebagian jatah.

Mungkin saja Google selama ini masih fokus mewariskan fitur-fitur Songza ke Play Music, memperkuat posisinya terlebih dahulu dalam kompetisi layanan streaming musik. Kini semuanya sudah siap dan mereka pun bisa berfokus pada ekspansi internasional yang lebih agresif lagi. Semoga saya tidak salah…

Sumber: TechCrunch. Gambar header: YouTube.

WeTransfer Ikut Buat Layanan Streaming Musik, Tapi dengan Konsep yang Berbeda

Layanan cloud storage asal Belanda, WeTransfer, belum lama ini mengemukakan keputusan yang sedikit tidak umum: mereka tertarik menghadirkan layanan streaming musik. Jadi selain bersaing dengan Dropbox, WeTransfer juga bakal bersaing dengan Spotify, Apple Music dan rekan-rekan sejawatnya. Benarkah begitu?

Tidak. WeTransfer secara terang-terangan menegaskan bahwa mereka tidak berminat menyaingi kesuksesan Spotify. Layanan streaming musik milik WeTransfer ini dirancang sebagai pelengkap dari layanan lain yang sudah berdiri sejak lama. Hal ini dimungkinkan berkat konsep unik yang diusung WeTransfer.

Biasanya, penyedia layanan streaming musik harus menyiapkan dana yang cukup besar untuk membayar lisensi musik yang hendak dimasukkan ke dalam katalog. Dalam kasus ini, WeTransfer menerapkan strategi yang berbeda. Mereka akan bekerja sama langsung dengan para musisi dan label masing-masing.

Hasilnya, para musisi akan memilih sendiri apa saja konten buatannya yang hendak dimasukkan ke dalam katalog milik WeTransfer – mereka juga bebas memutuskan apakah musik gubahannya cuma bisa di-stream atau sekaligus bisa diunduh. Jadi pada dasarnya, layanan streaming musik ini lebih mengarah sebagai alat bantu pemasaran buat para musisi, apalagi mengingat jumlah pengguna WeTransfer yang mencapai 85 juta per bulannya.

WeTransfer Music Player Preview

Hal ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan kalau melihat kiprah WeTransfer selama 6 tahun ini, dimana mereka memang sudah menjadi bagian dari workflow sejumlah musisi. Melihat perannya yang cukup besar buat para musisi, WeTransfer pun tertarik menghadirkan sesuatu yang lebih bermanfaat lagi, sekaligus bisa menyenangkan hati penggunanya.

WeTransfer turut menjelaskan bahwa mereka tidak tertarik mencari keuntungan lewat layanan streaming musik ini. Pemasukan mereka yang berasal dari biaya berlangganan akun Plus dan iklan dinilai sudah cukup stabil.

Jadi begitulah, layanan streaming musik milik WeTransfer ini pada dasarnya ditujukan buat mengakomodasi kebutuhan marketing para musisi dan label. Namun di saat yang sama juga merupakan bonus buat pengguna WeTransfer, dimana mereka akan disuguhi konten-konten terkurasi yang hendak dipromosikan oleh sang musisi.

WeTransfer berencana untuk mulai mengoperasikan layanan streaming musiknya pada kuartal pertama tahun 2016. Mereka juga telah menggandeng sejumlah nama besar seperti Madonna dan Justin Bieber untuk ‘menyisihkan’ konten eksklusif di layanannya.

Sumber: Billboard. Gambar header: Flickr.

Sonos Segera Hadirkan Integrasi Apple Music ke Produknya

Selain fitur multi-room, speaker besutan Sonos selama ini dikenal akan kemampuannya memutar musik dari berbagai sumber. Bisa dari smartphone, tablet ataupun laptop, baik secara nirkabel maupun dengan bantuan kabel audio 3,5 mm. Tidak cuma itu, speaker Sonos juga punya akses ke berbagai layanan streaming musik seperti Spotify, Google Play Music dan Tidal.

Hmm, sepertinya ada yang kurang dari daftar layanan streaming musik tersebut. Yup, ke mana dukungan atas Apple Music? Well, mulai 15 Desember mendatang, Apple Music bakal tersedia untuk speaker Sonos dalam wujud beta. Para penggemar memang sudah menunggu cukup lama, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Apa artinya integrasi Apple Music pada speaker besutan Sonos ini? Artinya pengguna bisa menikmati berbagai fitur Apple Music tanpa terkecuali – dan tanpa harus menyambungkan kabel apa-apa. Fitur-fitur seperti For You dan radio Beats 1 nantinya dapat di-stream oleh speaker Sonos.

Apple Music untuk Sonos

Integrasi ini bahkan juga mendukung fitur family account, dimana pengguna bisa menyambungkan hingga sebanyak enam akun sekaligus. Untuk mengontrol semuanya, pengguna bisa memanfaatkan aplikasi pendamping Sonos yang tersedia di berbagai platform, mulai dari iOS dan Android sampai PC dan Mac.

Menyambut perilisannya, Sonos mengajak semua pengguna untuk ikut berpartisipasi dalam tahap beta testing ini. Untuk mendaftar, Anda tinggal membuka aplikasi Sonos, lalu pilih opsi Beta Program di dalam menu pengaturan. Ketersediaannya untuk publik sendiri dijadwalkan hadir pada awal tahun 2016.

Sumber: Sonos Blog dan Digital Trends.

Layanan Berlangganan Rdio Dihentikan, Rdio Free Masih Lanjut

Minggu kemarin, kita sudah mendengar kabar bahwa Rdio menyatakan pailit. Diumumkan bahwa kiprah salah satu pelopor layanan streaming tersebut tidak akan dilanjutkan. Sebagai gantinya, aset-aset yang dimiliki Rdio akan dibeli oleh Pandora.

Nasib aset Rdio sudah jelas, yang belum adalah nasib para pelanggan setianya. Beruntung, Rdio baru saja mengeluarkan pengumuman baru terkait hal ini.

Lewat laman bantuan resmi, Rdio menjelaskan bahwa program langganannya bakal dihentikan pada hari renewal selanjutnya. Keputusan ini efektif diberlakukan sejak tanggal 23 November 2015 ini.

Jadi kalau Anda punya subscription Rdio, langganannya akan otomatis diputus setelah yang terakhir ini habis. Lebih jelasnya, kalau tanggal 22 November kemarin subscription Anda baru saja diperpanjang, maka Anda masih bisa menikmati layanan sampai sekitar 21 Desember mendatang. Lewat tanggal tersebut, kita harus benar-benar mengucapkan selamat tinggal pada layanan berlangganan dari Rdio.

Namun hal ini bukan berarti Rdio bakal ‘dikubur’ dalam waktu dekat. Dalam artikel sebelumnya, dijelaskan juga bahwa transaksi antara Rdio dan Pandora baru akan dipenuhi paling cepat pada akhir tahun 2016.

Nah, selama jangka waktu tersebut, Rdio masih akan menawarkan layanan gratisnya, Rdio Free. Di sini, pengguna masih bisa menikmati musik on-demand lewat web atau pilihan stasiun di mobile. Tentu saja, karena gratis, bakal ada sejumlah iklan yang diselipkan.

Ke depannya, Rdio berjanji untuk menyampaikan informasi lebih merinci via email terkait waktu pasti dari berhentinya Rdio secara total, sekaligus bagaimana cara meng-export data pengguna yang mencakup playlist dan favorite.

Sumber: Digital Trends.